Anda di halaman 1dari 4

Topik 5 Aksi Nyata Filosofi Pendidikan

“Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dan Memerdekakan Peserta Didik dalam
Pendidikan abad ke-21”

Bagaimana pendidikan yang berpihak pada peserta didik?


Peserta didik bergerak dinamis sesuai dengan kodrat alam dan zaman, sebagai pendidik harus
menyadari bahwa pendidik adalah pamong yang bertugas menuntun peserta didik untuk dapat
belajar sesuai dengan potensi dalam diri peserta didik serta mengikuti perkembangan
lingkungan dan zamannya, sehingga pendidikan haruslah berpihak serta menghargai dari
berbagai keragaman yang dimiliki peserta didik.
Pendidikan yang berpihak pada peserta didik
Pembelajaran yang berpihak pada peserta didik seperti memberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapat serta memberi kebebasan peserta didik untuk berkreasi.
Pendidikan yang berpihak pada peserta didik
Pembelajaran akan lebih bermakna karena sesuai dengan kebutuhan peserta didik
Pembelajaran sesuia dengan potensi yang ada pada peserta didik
Peserta didik dapat belajar dengan efektif dan bahagia
Memberikan ruang kepada peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya, misalnya dalam
bidang seni dsb
Meluangkan waktu untuk belajar dan bermain dengan peserta didik, menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan
Mengakormodir keterampilan abad 21 dengan tetap menambah karakter pelajar pancasila

Pendidikan yang memerdekakan


Memerdekakan peserta didik artinya menentukan metode belajar yang akan diajarkan kepada
peserta didik disesuaikan dengan karakteristik masing – masing dan gaya belajarnya.
Pendidikan yang memerdekakan adalah proses pendidikan yang menuntutn peserta didik
ketika merea mengembangkan potensi – potensi positif yang ada, yang dilandasi dari
kebebasan didalam mengeksplorasi potensi – potensi tersebut, bebas dari berbagai tekanan
baik dari faktor internal maupun eksternal, meskipun dmekian pendidikan yang
memerdekakan ini harusla dilandasi dari prinsip among.

Pendidikan yang memerdekakan menurut KHD adalah suatu proses pendidikan yang
meletakkan unsur kebebasan anak didik untuk mengatur dirinya sendiri, bertumbuh dan
berkembang menurut kodratnya secara lahir dan batin.
Prinsip pendidikan yang emmerdekakan
1. Sebuah pemahaman yang diaplikasikan melalui pemikiran yang merdeka.
2. Pemikiran seorang pendidik yang ebbas tidak terbelenggu.
3. Pemikiran bahwa kita harus menuntun peserta didik dalam proses pembelajaran.
4. Menjadi pribadi yang baik dan sukses.
Praktik pembelajaran tersebut yaitu praktik pembelajaran yang memantik guru untuk selalu
berefleksi sehingga muncul ide atau inisial guru untuk memperbaiki kegagalan dalam proses
pembelajaran. Memebrikan kebebasan peserta didik untk berpartisipasi aktid dan kebebasan
dalam mengambil keputusan.

Tantangan dalam penerapan praktik pembelajaran yang memerdekakan


Pendidik merasa bahwa melakukan hal hal yang baru terkait pengajaran itu sangat
memberatkan peserta didik tidak terbiasa mandiri dalam proses pembelajaran
Kurangnya pemahaman masyarakat dan orangtua tentang tujuan pendidikan nasional

Contoh implementasi pendidikan yang memerdekakan dan berpihak pada peserta didik
Sekolah Kembang
Sekolah yang berkomitmen untuk membentuk pusat pendidikan usia dini dengan lingkungan
belajar yang kondusif, agar anak tumbuh menjadi seseorang yang suka belajar dengan rasa
senang dan antusias.
Sekolah Erudio
Sekolah berbasis proyek dan pembelajarn demokratis yang diperuntukkan bagi anak yang
memiliki ketertarikan dibidang senin dan sains.
Sanggar Anak Akar
Organisasi yang erfokus pada pendidikan dan perlindungan anak yang mengambil model
pendidikan sekolah dengan pembelajaran mandiri berbasis komunitas sebagai model praktis
pendidikan humanstik
RUANG KOLABORASI LITERASI DASAR TOPIK 5
Setelah memeplajari mata kuliah ini saya dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan
konsep 5T + 1Aa yaitu : (1) time ( waktu yang tepat, kapan dan berapa lama ) pembelajaran
literasi diberikan, (2) task (tugas apa saja yang sesuai dengan kbeutuhan, minat, latar
belakang dan usia peserta didik, (3) text (pemilihan text), (4) teaching strategy (strategi yang
digunakan dalam pembelajaran literasi yang efektif, (5) talk (pembelajaran keterampilan
berbahasa lisan), dan (6) asesment (jenis penilaian yang sesuai dengan kebutuhan, minat,
latar belakang dan usia peserta didik).

Setelah memeplajari mata kuliah ini saya akan menerapkan dalam kehidupan sehari – hari
saya dan sebagai calon guru saya juga akan menerapkan kepada peserta didik, sehingga
pembelajaran literasi dapat tercapai dengan baik dan juga peserta didik dapat
mengembangkan minat dan keterampilan yang dimilikinya, dan waktu yang digunakan dapat
saya berikan sesuai dengan ebutuhan, minat, latar belakang dan usia peserta didik.

Setelah mempelajari mata kuliah ini saya merasa kurang mengetahui mengenai lietrasi yang
saya miliki, awalnya saya hanya mengetahui bahwa literasi itu hanya berupa membaca dan
menulis. Ternyata literasi itu bukan hanya sekedar membaca dan menulis saja melainkan
lebih dari berupa kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ilmu pengetahuan atau
keterampilan.
Setelah mempelajari mata kuliah ini saya mampu mengembangkan pemahaman terkait 5T +
1A dengan beberapa langkah seperti dibawah ini:
1. Memahami konsep, sebelum menjalankan program terlebih dahulu kita mengetahui
dan bagimana mekanisme jalannya kegiatan literasi.
2. Setelah memahami konsep, selanjutnya menerapkan dalam pembelajaran.
3. Mengavaluasi kegiatan yang sedang dijalankan
4. Asesmen yang dilakukan dapat memberikan jenis penilaian yang sesuai dengan bakat,
minat, keterampilan.

Koneksi antar materi topik 5 literasi dasar

KONEKSI ANTARA KERANGKA ORIM DENGAN PERAN GURU

KERANGKA ORIM

Opprtunity (Kesempatan)
Guru perlu memberikan agar literasi menjadi praktik dan berkembang menjadi
kemampuan

Recognition (Pengakuan)
guru perlu memberikan pengakuan terhadap keberhasilan peserta didik
Interaction (Interaksi)
Guru menyediakan waktu bersama peserta didik melalui kegiatan membaca bersama.

Modelling (Keteladanan)
Guru mampu menjadi rol model peserta didik, sebagai panutan yang dapat digugu dan
ditiru.

Pengajar
Guru mampu menyampaikan mata pelajaran dengan baik agar dimenegrti dan
dipahami anak didik.
 Opportunity: memberikan kesempatakan kepada peserta didik untuk belajar
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
 Recognition:guru memberikan reward ketika peserta didik mampu memahami
pembelajaran dengan baik.
 Interaction: guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran
 Modelling: guru selalu memberikan contoh yang baik ketika mengajar baik
dikelas maupun diluar kelas.
Katalisator
Guru mampu mengidentifikasi, menggali dan mengoptimalkan potensi anak didik.
 Opportunity: guru melaksanakan diagnostik awal untuk membantu peserta
didik dalam mengetahui minat, bakat, dan potensi oleh peserta didik
 Recognition: guru menyesuaikan metode pembelajaran dengan
karaketristik peserta didik
 Interaction: guru melibatkan peserta diidk secara aktif
 Modelling: guru selalu memberikan contoh yang baik ketika mengajar.
Penjaga gawang
Guru memabntu peserta didik untuk menyaring informasi yang mereka terima.
 Opportunity: guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mencari informasi terpercaya
 Recognition: guru dapat memberikan sumber bacaan peserta didik ke
perpustakaan
 Interaction: guru bersama peserta didik mendiskusikan informasi yang
didapat.
 Modelling: guru selalu memberikan contoh yang baik dan mmeberikan
sikap yag tidak terpengaruh budaya negarif.

Anda mungkin juga menyukai