Anda di halaman 1dari 4

Kepribadian

Kepribadian terbentuk melalui sosialisasi sejak individu itu lahir. Kepribadian


nampak pada pengaturan sikap seseorang untuk berbuat dan berpikir saat
berhubungan dengan orang lain. Hubungan antara nilai dan norma, kepribadian
dan perilaku digambar seperti di bawah ini.
1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah ciri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas
seseorang yang ditunjukkan dalam pola perilaku, sikap, kebiasaan, dan sifat seseorang
saat berhubungan dengan orang lain.m Selain pengertian di atas ada beberapa ahli yang mengutarakan
definisi tentangn kepribadian antara lain sebagai berikut.
Koentjaraningrat, seorang ahli antropologi budaya Indonesia, menyatakan bahwa kepribadian sebagai
suatu susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku
atau tindakan seorang individu atau yang berada pada setiap individu.
Theodore M. Newcomb, seorang sosiolog berkebangsaan Amerika Serikat, menyatakan bahwa
kepribadian adalah organisasi dari sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar
belakang perilakunya. Berarti bahwa kepribadian menunjuk para organisasi dari sikap-sikap seorang
individu untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus apabila ia
berhubungan dengan orang lain atau ketika ia menanggapi suatu
masalah atau keadaan.
Roucek dan Warren dalam buku mereka yang berjudul “Sociology an Introduction”
mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis, psikologi,
dan sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu. Faktor-faktor biologis itu
meliputi keadaan fisik, sistem syaraf, watak seksual, proses pendewasaan individu
yang bersangkutan, dan kelainan-kelainan biologis lainnya, sedangkan faktor
psikologis dapat meliputi unsur temperamen, perasaan, keterampilan, kemampuan
belajar, keinginan, dan sebagainya. Faktor sosiologis yang mendasari atau
memengaruhi kepribadian seorang individu dapat berupa proses sosialisasi yang ia
peroleh sejak kecil.
Cuber mengatakan bahwa kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari ciriciri
atau sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat pada seseorang. Sedangkan Allport
menyatakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem psikofisik (jiwa
raga) dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2. Faktor Pembentukan Kepribadian
Soerjono Soekanto secara sosiologis menyatakan proses terbentuknya kepribadian seorang individu
diperoleh melalui proses sosialisasi. Proses tersebut dimulai sejak individu dilahirkan hingga akhir
hayatnya. Melalui proses sosialisasi,individu mendapatkan pembentukan sikap dan perilaku yang sesuai
dengan perilaku kelompoknya atau masyarakatnya. Koentjaraningrat menyatakan bahwa pembentukan
kepribadian seorang individu dapat dipengaruhi oleh faktorfaktor sebagai berikut:

a. Unsur pengetahuan, yaitu unsur yang bersumber dari pola pikir yang rasional. Bentuknya dapat
berupam, gambaran atau pandangan diri (persepsi) seorang individu
tentang sesuatu hal atau pengamatan terhadap suatu hal secara intensif dan terfokus, serta kreativitas
untuk mengemukakan pendapat (konsep). Keseluruhan persepsi, pengamatan dan
konsep tersebut merupakan unsur-unsur pengetahuan yang dapat memengaruhi kepribadian seorang
individu.
b. Unsur perasaan, baik yang bersifat positif maupun negatif terhadap suatu hal atau keadaan yang terjadi.
Contohnya, bila terjadi penurunan produksi hasil pertanian maka bagi para penimbun atau para spekulan
dianggap sebagai pertanda baik (positif) untuk mencari keuntungan. Sedangkan bagi para konsumen
dianggap sebagai pertanda buruk (negatif) karena akan menimbulkan kenaikan harga produk-produk
pertanian.
c. Unsur naluri atau dorongan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup baik
yang bersifat rohaniah maupun jasmaniah. Naluri tidak semata-mata bersumber
dari pengetahuan atau akal pikiran seorang individu, namun sudah terkandung
secara kodrati. Contohnya, naluri untuk memenuhi kebutuhan pokok makan
dan minum.

Media Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian


Media sosialisasi merupakan tempat bagi seorang individu untuk mengembangkan keberadaannya
sebagai makhluk sosial. Media sosialisasi memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan
kepribadian seorang individu. Media sosialisasi meliputi keluarga, kelompok bermain sekolah,
lingkungan kerja, serta
media massa.
.
a. Keluarga
Keluarga merupakan media awalmdan paling utama dari suatu proses sosialisasi sehingga sering disebut
media sosialisasi primer. Begitu seorang bayi dilahirkan, ia sudah berhubungan dengan kedua orang
tuanya dan saudara-saudara dekatnya yang lain. Ia sangat tergantung pada perlindungan dan bantuan
anggota keluarganya. Proses sosialisasi awal yang dilakukan anak dimulai dengan proses belajar
menyesuaikan diri dan mengikuti setiap apa yang diajarkan oleh orang-orang di sekitar, belajar makan,
berjalan hingga belajar berperilaku dan bertindak. Melalui lingkungan keluarga itulah anak mulai
mengenal dunia sekitarnya dan memahami pola pergaulan hidup seharihari di sekitarnya. Agar si anak
memiliki kepribadian yang baik, maka peran orang tua dan anggota keluarga yang lain sangat
menentukan. Orang tua hendaknya mencurahkan perhatian penuh untuk mendidik anak agar anak tersebut
memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik melalui penanaman disiplin. Selain
itu, orang tua juga memberikan pengawasan dan pengendalian terhadap perilaku anak, mendorong agar
anak dapat membedakan antara benar dan salah, pantas dan tidak pantas, baik dan buruk, dan sebagainya.
Kelompok Bermain
Kelompok bermain mempunyai peran juga pada proses sosialisasi dalam pembentukan kepribadian.
Kelompok bermain berlangsung setelah anak berusia sekitar 4-5 tahun, di mana ia mulai berusaha
mengenal orang-orang yang tinggal di sekitar tempat tinggalnya dan ingin belajar bermain bersama.
Dalam kelompok bermain ini, anak harus mematuhi aturan-aturan yang berlaku jika ingin diterima
kelompoknya. Pada usia remaja kelompok sepermainan itu berkembang menjadi kelompok persahabatan
yang lebih luas. Perkembangan itu antara lain disebabkan oleh remaja bertambah luas ruang lingkup
pergaulannya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Persahabatan merupakan pengelompokan sosial
yang melibatkan orang-orang yang berhubungan relative akrab satu sama lain karena seringnya bertemu,
adanya kesamaan minat serta kepentingan dan bukan atas dasar hubungan darah, ketetanggaan serta
bukan pula atas dasar percintaan. Kelompok persahabatan memiliki peranan positif bagi perkembangan
kepribadian anak adalah sebagai berikut. peran positif bagi perkembangan kepribadian

1) Rasa aman dan dianggap penting dalam kelompok sangat berguna bagi
perkembangan jiwa.
2) Perkembangan kemandirian remaja tumbuh dengan baik dalam kelompok
persahabatan.
3) Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut,
khawatir, gembira dan sebagainya yang mungkin tidak didapatkan di rumah.
4) Melalui interaksi dalam kelompok, remaja dapat mengembangkan keterampilan
sosial yang berguna bagi kehidupan kelak.
5) Pada umumnya kelompok persahabatan ini mempunyai pola perilaku dan
kaidah-kaidah tertentu yang mendorong remaja untuk bersikap lebih dewasa.

c. Sekolah
Sekolah merupakan media sosialisasi sekunder. Pada pendidikan tingkat dasar, peran guru sangat besar
dan bahkan dominan untuk memengaruhi dan membentuk pola perilaku anak didik. Peran guru dalam
memberi motivasi keberhasilan studi anak sangat besar, sehingga berpengaruh pada tahap pendidikan
selanjutnya. Setelah anak memasuki usia remaja peran guru terutama adalah membimbing agar siswa
mempunyai motivasi yang besar untuk menyelesaikan studinya dengan baik. Pada jenjang remaja sudah
mempunyain sikap tertentu, kepribadian mulai terbentuk menuju kemandirian. Sebagai wakil orang tua,
guru tidak hanya bertugas memberikan pengajaran namun, juga bimbingan karier kepada anak didiknya.
Siswa dibimbing agar dapat menentukan sendiri pilihan ke masa depan sesuai bakat, kemampuan serta
cita-citanya.

d. Lingkungan Kerja
Warga masyarakat yang sudah memasuki lingkungan kerja umumnya sudah berada pada tahap
kedewasaan sehingga ia dapat bertanggung jawab terhadap pola perilaku yang dilaksanakannya. Individu
bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri, bahkan kemungkinan ia harus bertanggung
jawab terhadap kebutuhan anggota keluarganya. Lingkungan kerja juga memengaruhi pembentukan
kepribadian seseorang erutama bagi individu yang bekerja di lingkungan formal, misalnya di instansi atau
lembaga tertentu di mana jenjang karier sangat ditentukan oleh kualitas serta prestasi kerja. Individu akan
berusaha secara maksimal untuk bekerja sebaik-baiknya dengan harapan jenjang karier serta
kepangkatannya akan cepat naik.
e. Media Massa
Media massa adalah sarana atau alat penyampaian informasi atau berita dari satu pihak kepada pihak yang
lain dalam lingkungan masyarakat. Media massa terdiri atas media cetak yang berupa surat kabar, buku,
majalah, dan buletin serta media elektronik yang berwujud radio, televisi, dan internet.
Komunikasi merupakan kebutuhan pokok manusia di masa kini. Media massa merupakan alat komunikasi
yang dapat menjangkau masyarakat secara luas sehingga dapat diidentifikasi sebagai media sosialisasi
yang dapat berpengaruh terhadap pola perilaku serta kepribadian warga masyarakat.
Berita serta pesan yang ditayangkan media massa terutama media elektronik dapat mengarahkan warga
masyarakat ke arah perilaku prososial maupun antisocial atau perilaku positif maupun negatif. Media
televisi dapat merangsang eksperimen dan pertumbuhan mental serta sosial anak dan memperluas
wawasan pengetahuan mereka serta dapat merangsang interaksi meskipun tidak secara langsung
penayangan film-film dan sinetron yang menonjolkan adegan kekerasan misalnya, penganiayaan,
pembunuhan serta bentukbentuk kekerasan lainnya sangat memengaruhi perilaku anak-anak yang
melihatnya. Demikian juga penayangan adegan
yang berbau pornografi misalnya pelecehan seksual dan pemerkosaan sering
dikaitkan dengan perubahan moralitas serta peningkatan pelanggaran susila dalam
masyarakat. Untuk menghindari serta menekan asusila pengaruh-pengaruh negatif dari
tayangan media elektronik, orang tua hendaknya memerhatikan dan ikut
memberikan bimbingan serta pengarahan terhadap keinginan anak untuk menonton

Anda mungkin juga menyukai