Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/373979474

Strategi Pemerintah DKI Jakarta Dalam Mengatasi Fenomena Siklus Hidrologi


Dalam Penanganan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung

Article · September 2023

CITATIONS READS

0 756

5 authors, including:

Bintang Ramadhan
Pancasila University
5 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Bintang Ramadhan on 17 September 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE)
Vol. 99, No. 1, Month 2099, pp. 1~1x
ISSN: 2252-8822, DOI: 10.11591/ijere.v99i1.paperID 
1

Strategi Pemerintah DKI Jakarta Dalam Mengatasi Fenomena


Siklus Hidrologi Dalam Penanganan Daerah Aliran Sungai
(DAS) Ciliwung

Bintang Ramadhan1
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila, Jakarta, Indonesia

Article Info ABSTRAK


Jumlah penduduk yang yang tinggi serta daerah resapan yang hilang
Article history:
turut menjadi penyebab utama kebutuhan air bersih yang semakin
Received 09 17, 2023 tinggi di suatu wilayah. Hal ini biasanya terjadi pada kawasan
Revised mm dd, yyyy perkotaan metropolitan yang jumlah penduduknya besar dan kualitas
Accepted mm dd, yyyy lingkungan yang buruk seperti Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini
melihat bagaimana strategi pemerintah dalam meningkatkan
penyediaan air bersih berdasarkan aspek Hidrologi. Ilmu hidrologi
Keywords: didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari pergerakan air di muka
Kebutuhan air bersih bumi baik kualitas dan kuantitas dalam ruang dan waktu. Fenomena
Strategi pemerintah banjir dan kekeringan merupakan fenomena siklus hidrologi.
Penyediaan air bersih Pergerakan air dalam ruang & waktu selayaknya diteliti dengan
Ilmu Hidrologi kaidah-kaidah hidrologi tunduk pada hukum kekekalan masa dan
Banjir dan kekeringan momentum. Hal ini mengantar para ahli manajemen air & konservasi
pada visi & misi pembangunan infrastruktur sumber daya air
berkelanjutan.

This is an open access article under the CC BY-SA license.

Corresponding Author:
Bintang Ramadhan
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila, Indonesia
Jalan Lenteng Agung Raya No.56, Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta,
Indonesia
Email: bintang9223008@univpancasila.ac.id

I. PENDAHULUAN

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup terutama
manusia. Tanpa air makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Manusia dapat hidup beberapa hari tanpa adanya
makanan namun manusia tidak akan bertahan jika tidak minum karena 73% zat pembentuk tubuh manusia
adalah air. Hal tersebut menggambarkan betapa pentingnya air bagi keberlangsungan hidup makhluk hidup
terutama manusia.

Air yang relatif bersih merupakan kebutuhan pokok manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari,
untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain
sebagainya.

Journal homepage: http://ijere.iaescore.com


2  ISSN: 2252-8822

Air bersih merupakan hak masyarakat yang harus dipenuhi oleh negara. Namun tidak semua
masyarakat mendapatkan akses terhadap air bersih contohnya seperti di Asia Tenggara. Hanya sebagian besar
masyarakat di Asia Tenggara yang termasuk ke dalam kelompok pengguna air bersih. Berikut adalah data
pengguna air bersih di Asia Tenggara sampai dengan tahun 2011 (dalam persentase):

Tabel 1.1 Jumlah Pengguna Air Bersih di Asia Tenggara

Jika dilihat dari data yang diperoleh, pengguna air bersih di Asia Tenggara meningkat dari tahun ke
tahun begitu pula di Indonesia. Meskipun begitu, Indonesia masih mengalami kelangkaan air bersih,
terutama di kota-kota besar seperti DKI Jakarta.
Kota Metropolitan (Jakarta, Semarang dan Bandung) yang memiliki tingkat populasi di atas 1(satu)
juta jiwa dan mobilitas yang tinggi. Secara geografis terletak pada Siklus Hidrologi hujan zona tipe
Monsoon, dimana curah hujan terpusat pada musim monsoon barat sedangkan curah hujan rata rata pada
monsoon timur relatif di bawah 100 mm/bulan. Pengaruh perubahan iklim terhadap hujan, konversi lahan
mewarnai perubahan watak aliran air menuju ekstrim (Q), hal ini mengancam infrastruktur sumber daya air
(Gambar 1.2 Banjir Jakarta 2002, Bencana Situ Gintung 2009).
Polemik tentang banjir dan reklamasi Pantura di pesisir Jakarta terjadi pada masyarakat
luas/akademik: Pernyataan Kementrian KLH “Penataan ruang berbasis permintaan pasar mengancam
keberlanjutan sumber air” (Kuliah Studium Generale di ITB ,2003), Pernyataan Menteri KIMPRASWIL
“Reklamasi menyebabkan pembuangan air dari darat ke laut semakin sulit,”. (Kompas, 2003) dan
pernyataan Dirjen CK Kementrian PU Budi Yuwono (capita selekta Infrastruktur FTSL-ITB ,2012).:
kebijakan masa lampau membuang air secepat ke sungai & laut berpengaruh semakin parahnya muka air
tanah di Metropolitan Indonesia.
Ditambah dengan adanya fakta kerusakan lingkungan di Pesisir Pantura Jakarta yang semakin parah
: meluasnya banjir, rob, turunnya muka tanah dan fenomena amblesnya Jalan Martadinata Jakarta.

Gambar 1.1 Degradasi infrastruktur sumber daya air

Dari overlay peta upaya pemberdayaan lahan di pesisir pantai utara Jakarta, diketahui bahwa laju
penambahan daratan di pantura Jakarta antara tahun 2003 – 2007 bertambah 458,6 Ha dan rencana Reklamasi
Pantura RTRW 2015 dengan luas total reklamasi 2700 ha lebar 2-2,5 km ke arah laut.

Naiknya muka laut rata-rata dipengaruhi oleh perubahan iklim akibat fenomena pemanasan global yang
memberikan dampak cukup serius bagi iklim dunia. Salah satu dari dampak pemanasan global adalah

Int J Eval & Res Educ, Vol. 99, No. 1, Month 2099: 1-1x
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822  3

mencairnya lempeng es di Antartika, Greenland dan gletser di benua. Pencairan es ini menyebabkan kenaikan
muka laut. Peningkatan muka laut (sea level rise/SLR) di Teluk Jakarta diketahui sebesar 0,575 cm/thn.

Semakin ekstrimnya debit air dari hulu sungai – sungai yang bermuara di Teluk Jakarta pengaruh
perubahan iklim terhadap intensitas hujan ,Kurva banjir dari hulu sungai dan naiknya muka air laut dan
diperburuk dengan subsidence muka tanah ( Gambar 1.2) dan diperburuk konversi lahan dari forested land
cover ke urbanized land cover , pemberdayaan lahan pesisir Jakarta 1991, 2003, 2007, 2010 dan konversi lahan
di hulu Sungai , maka ancaman banjir semakin meluas di Jakarta (lihat Gambar 1.4).

Gambar 1.2 Land Subsidence from leveling di Pantura Jakarta (Hasnuddin Z. Abidin, 2006)

Apabila muka laut terus naik, hujan semakin ekstrim akibat perubahan iklim, laju reklamasi pantai terus
berjalan, eksploitasi air tanah terus berlangsung dan konversi lahan berjalan terus di hulu sungai–sungai
bermuara di Teluk Jakarta, maka semua hal tersebut akan mengancam kawasan pesisir lama Jakarta: rentan
terhadap banjir pada musim ekstrim basah dan rob pada musim kemarau, pada pasut tinggi di Teluk Jakarta
menyebabkan degradasi fungsi utilitas infrastuktur sumber daya air (sistem drainase makro/mikro) di Pantura
jakarta dan diprediksi akan tenggelam dalam 2 dekade mendatang.

Gambar 1.3 Genangan Banjir 1996, 2002

Gambar 1.4 Fenomena Genangan Banjir di Jakarta 2002, 2007, 2010 (Nicco Plamonia,2010)

Paper’s should be the fewest possible that accurately describe … (First Author)
4  ISSN: 2252-8822

II. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Lokasi Penelitian


Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai utama yang bermuara ke Teluk Jakarta dengan
total luas daerah aliran seluas 347 km2 dan panjang sungai utama 117 km. Estimasi debit banjir 2-tahunan
menurut Nedeco-PBJR (1973) adalah 100 m3 /s dan debit banjir 25-tahunan sebesar 200 m3 /s, dan
nampaknya nilai estimasi ini telah berubah sejalan dengan perubahan penggunaan lahan yang telah terjadi
dalam tiga dasawarsa terakhir ini. Di sebelah barat dibatasi oleh DAS Cisadane dan di timur dibatasi oleh
DAS Citrarum. Secara hidrologi DAS Ciliwung dapat dibagi menurut zonasi toposekuensnya, yaitu:
bagian hulu yang merupakan pegunungan antara 300 m sampai 3000 m; bagian tengah yang merupakan
daerah bergelombang dan berbukit-bukit dengan variasi ketinggian antara 100 m sampai 300 m; dan
bagian hilir, merupakan dataran rendah dengan topografi landai antara 0 m sampai 100 m.

Kawasan penelitian adalah DAS Ciliwung & DKI Jakarta merupakan zona hujan tipe Monsoon,
membedakan ketiga tipe hujan tsb: distribusi hujan sepanjang tahun (lihat Gambar 2.1). Zona tipe
Monsoon adalah curah hujan yang terkonsentrasi pada musim basah dan pada musim kemarau relatif di
bawah 100 mm/bulan. Sedangkan zona tipe equatorial relatif hujan sepanjang tahun dimana curah hujan
pada musim kemarau di atas 100 mm/bulan.

Gambar 2.1 Zona Penelitian DAS Ciliwung - Bopuncur dan Urban Metropolitan Jakarta

Lokasi tempat pengolahan air minum harus di suatu lahan yang luas, tidak terlalu jauh dari
Kawasan sungai, dan tidak terkena banjir agar tidak mengganggu proses filtrasi air siap minum. Agar
tidak terkena banjir, disekitar pengolahan air minum dibangun drainase atau saluran air yang dapat
meminimalisir terjadinya banjir.

2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi oleh punggung-punggung gunung
dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan
dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama. Ukuran besar dan kecilnya daerah tangkapan hujan
yang memberi kontribusi terhadap aliran sungai di dalam DAS berpengaruh langsung terhadap total
volume aliran yang keluar dari DAS.

2.2.1 Kondisi Iklim DAS Ciliwung

DAS Ciliwung Bagian Hulu mempunyai curah hujan rata-rata antara 2.929– 4.956 mm/ tahun.
Perbedaan bulan basah dan kering sangat menyolok yaitu 10,9 Bulan basah per tahun dan hanya 0,6 Bulan
kering per tahun. Tipe iklim DAS Ciliwung Bagian Hulu menurut sistem klasifikasi Smith dan Ferguson
(1951) yang didasarkan pada besarnya curah hujan, yaitu Bulan Basah (> 200 mm) dan Bulan Kering (<
100 mm) adalah termasuk kedalam Type A.

Int J Eval & Res Educ, Vol. 99, No. 1, Month 2099: 1-1x
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822  5

Sedangkan wilayah DAS Ciliwung bagian tengah yang secara wilayah administrasi berada di
Kabupaten Bogor bagian Utara dan Kota Depok yang berbatasan dengan DKI Jakarta. Wilayah Bogor
bagian Utara ini memiliki curah hujan rata-rata 197,3 mm/bulan, dengan curah hujan maksimum 449,0
pada bulan Nopember dan curah hujan minimum 32,0 pada bulan Juli. Selain hal tersebut juga dapat
dijelaskan bahwa Kota Bogor merupakan dataran tinggi dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya
adalah 26oC dengan kelembaban udara + 70 % dan suhu udara terndah adalah 21o C serta suhu udara
tertinggi 30 oC.

Banyaknya curah hujan setiap tahunnya rata-rata berkisar 3.500 mm sampai 4.000 mm dan curah
hujan terbesar adalah pada bulan April. Sedangkan berdasarkan data pemeriksaan hujan di Stasiun Depok,
Pancoran Mas, banyaknya curah hujan antara 1– 591 mm, dan banyaknya hari hujan antara 10 s/d 23 hari,
yang terjadi pada bulan Oktober dan Desember. Curah hujan rata-rata sekitar 327 mm.

2.2.2 Tataguna Lahan DAS Ciliwung

Penggunaan lahan berupa hutan di DAS Ciliwung Bagian Hulu masih sekitar 5.075,49 Ha atau
sekitar 34,13 % dari keseluruhan luas wilayah DAS bagian hulu. Penggunaan lahan dibagian hulu terdiri
untuk lahan perkebunan, pertanian lahan kering, sawah dan pemukiman. Di segmen tengah DAS
Ciliwung penggunaan lahan dari mulai pertanian/sawah, tegalan, pemukiman dan industri. Sedangkan
disegmen bagian hilir yang secara administrasi sudah masuk DKI Jakarta sebagian besar merupakan
kawasan pemukiman yang sangat padat. Beban ekologi kawasan hilir DAS Ciliwung semakin berat
terutama aspek kualitas airnya dikarenakan dampak industrialisasi kawasan tengah dan pemukiman
padat terutama di Depok dan DKI Jakarta.

2.2.3 Kondisi Kualitas Air DAS Ciliwung

Pemantauan kualitas air secara spasial dimaksudkan untuk menganalisis perubahan atau
dinamika kualitas air berdasarkan sebaran spasial mulai dari hulu Sungai Ciliwung yaitu lokasi
pemantauan Masjid At-Ta’awun hingga hilir yaitu lokasi pemantauan Pantai Indah Kapuk. Pemantauan
dilakukan pada 16 titik pemantauan yang tersebar pada segmen hulu sebanyak 6 titik yaitu : Masjid At-
Ta'awun, Cisampai, Leuwi Malang, Jembatan Gadog, Pasir Angin, dan Katulampa. Pada segmen tengah
meliputi 3 titik sampling yaitu Kebun Raya, Pasir Jambu, dan Pondok Rajek, sedangkan pada segmen
hilir meliputi 7 titik sampling yaitu Jembatan Panus, Jembatan Kelapa Dua, Condet, Manggarai,
Kwitang, Gunung Sahari, dan Pantai Indah Kapuk (PIK). Parameter yang dipantau merujuk kepada
Master Plan pemulihan kualitas air Sungai Ciliwung yang terdiri dari parameter parameter : fisik (pH,
TSS), parameter kimia (BOD, COD, DO, Phosphat, dan Nitrogen Total), serta parameter biologi (Fecal
Coli dan Coliform).

Gambar 2.2 Kondisi bantaran Sungai Ciliwung Hulu di Kawasan Puncak, nampak telah berubah fungsi
alaminya menjadi kawasan pemukiman

Paper’s should be the fewest possible that accurately describe … (First Author)
6  ISSN: 2252-8822

Pemantauan dilakukan untuk melihat keterkaitan antara dinamika ekosistem perairan Sungai
Ciliwung dengan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) yang merupakan tempat berbagai aktivitas
penduduk seperti permukiman, perkotaan, industri, pertanian, perkebunan, pariwisata, dan lain-lain.
Sungai Ciliwung saat ini menjadi perhatian penting karena merupakan salah satu sungai yang
memberikan kontribusi besar bagi masyarakat yang tinggal di wialyah DAS-nya. Kontribusi tersebut
baik bersifat positif seperti sumber air minum, MCK, irigasi pertanian, perkebunan, perikanan,
industri, maupun bersifat negativ yaitu banjir. Oleh karena itu hasil pemantauan ini sangat diperlukan
bagi masukan dalam membuat rencana dan tindakan pemulihan kualitas air Sungai Ciliwung secara
keseluruhan.

Analisis hasil pemantauan didasarkan pada peruntukan air sungai dan standar Baku Mutu
Air (BMA) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air (Tabel 2.1).

Tabel 2.1 Baku Mutu Air (BMA) Sesuai dengan Kelas Peruntukan Sungai

Hasil pemantauan kualitas air Sungai Ciliwung pada periode September 2007, disajikan pada
Tabel Lampiran 1. DariTabel tersebut untuk parameter pH nilainya berada pada skala BMA pada
berbagai peruntukan air sungai yaitu berkisar antara 6,6-7,6. Parameter BOD, diseluruh titik
pengamatan memiliki nilai yang melebihi BMA yaitu pada kisaran antara 5,65 mg/L sampai dengan
60 mg/L. Parameter COD secara umum memiliki nilai aman pada BMA untuk kelas air sungai III dan
IV, hanya beberapa titik di hulu sungai yang masuk pada BMA kelas air II. Parameter DO untuk
segmen hulu dan tengah memiliki nilai yang aman pada berbagai kelas peruntukan air, namun untuk
segmen hilir memiliki nilai yang rendah dan hanya cocok untuk peruntukkan kelas IV. Parameter
biologi fecal coli dan total coliform memiliki nilai yang sangat tinggi jauh dari BMA pada berbagai
kelas bahkan kelas terendah sekalipun, hal ini menunjukkan kondisi sungai Ciliwung yang sudah
tercemar berat oleh limbah kotoran manusia. Untuk parameter P dan N memiliki nilai yang masih
berada di bawah ambang batas BMA.

2.3 Siklus Hidrologi

Ilmu hidrologi merupakan cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi,
dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. Orang yang ahli
dalam bidang hidrologi disebut hidrolog, bekerja dalam bidang ilmu bumi dan ilmu lingkungan, serta
teknik sipil dan teknik lingkungan.

Berdasarkan konsep yang sudah disampaikan sebelumnya, hidrologi memiliki ruang lingkup
atau cakupan yang luas. Secara substansial, cakupan bidang ilmu itu meliputi: asal mula dan proses
terjadinya air, pergerakan dan penyebaran air, sifat-sifat air, serta keterkaitan air dengan lingkungan
dan kehidupan. Hidrologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang kehadiran dan gerakan air di
alam. Studi hidrologi meliputi berbagai bentuk air serta menyangkut perubahan-perubahannya, antara
lain dalam keadaan cair, padat, gas, dalam atmosfer, di atas dan di bawah permukaan tanah,
distribusinya, penyebarannya, gerakannya dan lain sebagainya.

Int J Eval & Res Educ, Vol. 99, No. 1, Month 2099: 1-1x
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822  7

Air secara alami mengalir dari hulu ke hilir, dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang
lebih rendah. air mengalir diatas permukaan tanah namun air juga mengalir di dalam tanah. di dalam
lingkungan alam, proses, perubahan ujud, gerakan aliran air (di permukaan tanah, di dalam tanah, dan
di udara) mengikuti suatu siklus keseimbangan yang dikenal dengan siklus hidrologi (Kodatie, 2010).
Siklus Hidrologi adalah siklus air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer kebumi dan kembali ke
atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi

Gambar 2.3 Gambar Siklus Hidrologi

Ilmu hidrologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari pergerakan air di muka bumi
baik kualitas dan kuantitas dalam ruang dan waktu. Fenomena banjir dan kekeringan merupakan
fenomena siklus hidrologi. Pergerakan Air dalam runag & waktu selayaknya diteliti dengan kaidah-
kaidah hidrologi tunduk pada hukum kekekalan masa dan momentum ,hal ini mengantar para ahli
manajemen air & konservasi pada visi & misi pembangunan infrastruktur sumber daya air
berkelanjutan.

Visi sumber air adalah sumber daya alam dapat diperbaharui melalui siklus hidrologi yang
dipengaruhi oleh perubahan iklim & tutupan lahan membentuk rezim hidrologi tercatat melalui
pengamatan komponen utama siklus hidrologi (Curah hujan (P) dan debit air (Q)) dimana karakternya
acak dan stokastik, sedangkan pembuangan air dari daratan ke laut(tergantung pasut laut) pada
kemiringan landai merupakan fenomena deterministik.

Gambar 2.4 Iklim Hujan di Wilayah Indonesia (Diah 2010)

Hujan di nusantara diklasifikasikan menjadi 3(tiga) tipe zona Hujan, yakni : zona hujan tipe
monsoon, Zona hujan tipe equatorial dan zona hujan tipe lokal. Membedakan ketiga tipe hujan tsb:
distribusi hujan sepanjang tahun (lihat Gambar 2.4). Zona tipe Monsoon adalah curah hujan yang
terkonsentrasi pada musim basah dan pada musim kemarau relatif di bawah 100 mm/bulan.
Sedangkan zona tipe equatorial relatif hujan sepanjang tahun dimana curah hujan pada musim
kemarau di atas 100 mm/bulan.
Paper’s should be the fewest possible that accurately describe … (First Author)
8  ISSN: 2252-8822

Jika hujan jatuh merata di dalam dua DAS yang berbeda ukuran, maka total volume aliran
yang dihasilkan pada DAS besar dengan daerah tangkapan hujannya relatif luas akan lebih banyak
dibandingkan dengan DAS kecil yang daerah tangkapan air hujannya sempit. Volume air proposional
terhadap luas daerah tangkapannya.

Gambar 2.5 Pengaruh DAS terhadap volume aliran

Berdasarkan karakteristik hidrologis, kawasan konservasi air & tanah merupakan


pengendalian Banjir & pemasok sumber air untuk daerah di bawahnya, dengan ciri-ciri: curah hujan
relatif tinggi, batuan relatif muda, morfologi bergelombang halus/kasar, rentan terhadap erosi dan
longsor sehingga ditetapkan sebagai kawasan konservasi air dan tanah seperti halnya kawasan
Bopuncur (Keppres No.114 tahun 1999).

Gambar 2.6 DAS Ciliwung Hulu – Bopuncur

2.3.1 Data Historikal Hidrologi DAS Ciliwung

Fenomena banjir dan intrusi air laut merupakan fenomena siklus hidrologi air dalam ruang
dan waktu, selayaknya diteliti dengan kaidah-kaidah ilmu hidrologi. Ilmu hidrologi diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari pergerakan air di muka bumi baik kualitas dan kuantias dalam ruang dan
waktu

Int J Eval & Res Educ, Vol. 99, No. 1, Month 2099: 1-1x
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822  9

Sensibilitas debit air merupakan turunan dari sensibilitas curah hujan. Hal ini menunjukkan
terdapat dua fase pengaruh iklim Monsoon yaitu monsoon barat (musim penghujan) dan monsoon
timur (musim kemarau) dimana curah hujan dbawah 100 mm/bulan. Sehingga konsekuensi dari
pengaruh siklus hidrologi pada zona iklim monsoon pada musim kemarau, debit air didominasi aliran
dasar, yakni merupakan limpasan air darat akuifer yang morfologinya terpotong (mata air dan
limpasan air tanah di kiri–kanan sungai). Pada musim penghujan, debit air didominasi oleh limpasan
air permukaan sedangkan aliran dasar relatif kecil (lihat Gambar 2.7).

Gambar 2.7 Data Hidrologi DAS Ciliwung & Pasut 2007 di Tanjung Priok

Gambar 2.8 Data Pos Hidrologi DAS Ciliwung Bopuncur

Dari model fisik hidrologi, pada musim kemarau besaran debit air lebih dependent daripada
limpasan air tanah dari akifer (mata air dan baseflow sungai): cadangan akifer maksimal pada akhir
musim penghujan/awal musim kemarau. Pada periode musim kemarau tidak terjadi pengisian akuifer,
cadangan air tanah menurun seiring menurunnya muka air di akuifer menuju akhir musim
kemarau/awal musim penghujan). Seperti diketahui aliran limpasan air tanah ke badan air sungai
dalam proses waktu, berkarakter dependent sedangkan pada musim penghujan debit air lebih
independent. Ditemukan bahwa karakter sumber air, berturut-turut dari independent–dependent
Paper’s should be the fewest possible that accurately describe … (First Author)
10  ISSN: 2252-8822

adalah air hujan, air permukaan air tanah, dan mata air. Sehingga pada musim penghujan besaran
kejadian debit air didominasi pergaruh limpasan air hujan (independent) sedangkan pada musim
kemarau didominasi dengan limpasan air tanah (dependent).

2.3.2 Hujan Wilayah DAS Ciliwung

Curah hujan merupakan salah satu unsur dari daur hidrologi yang mempunyai peran penting
dan paling sulit diprediksi, karena keterkaitan dan tingkat variabilitinya menurut ruang dan waktu.
Keterbatasan lainnya adalah kesulitan untuk dapat mengukur jumlah curah hujan dengan cukup teliti
untuk kebanyakan kajian hidrologi dan klimatologi, yang menghasilkan pengetahuan kita terhadap
curah hujan di suatu wilayah menjadi sangat terbatas, walau didapatkan data yang tercatat untuk
sejumlah stasiun pengamatan sekalipun. Lebih spesifik lagi, dalam kajian ini ingin diketahui
kharakteristik curah hujan deras yang dapat menghasilkan hujan-hujan ekstrem, karena perannya yang
sangat menonjol dalam kajian hidrologi banjir maupun bagi kesejahteraan hidup masyarakat
umumnya. Curah hujan sebagai data dasar dalam analisis hidrologi dan klimatologi sering masih
menjadi pembatas dalam upaya prediksi proses-proses hidrologi, khususnya dalam hubungan hujan-
limpasan untuk suatu sistem daerah aliran sungai. Hal ini misalnya dapat dilihat mulai dari dominasi
jumlah curah hujan dari hujan-hujan deras yang terbatas jumlah kejadiannya terhadap total hujan
tahunan. Peran curah hujan deras inipun dapat diamati dari kharakteristik hidrologi DAS yang
dinyatakan oleh hubungan hujan limpasan dalam suatu kawasan DAS, sebagaimana akan ditunjukkan
untuk DAS Ciliwung sebagai bahan bahasan terkait. Diharapkan bahwa tulisan ini dapat menjadi awal
dari suatu kajian yang lebih mendalam mengenai kharakteristik hidrologi DAS Ciliwung yang
diperlukan sebagai landasan bagi pengelolaan DAS yang rasional.

Dari analisis curah hujan deras didapatkan bahwa untuk daerah hilir Ciliwung terjadi dengan
rerata 5 kejadian hujan deras pada bulan Januari dan hanya 0,2 kejadian pada bulan Juli. Rerata
intensitas hujan deras bervariasi antara 8 mm/jam sampai 20 mm/jam dengan lama kejadian 3 sampai
5 jam. Untuk wilayah Ciliwung Hulu didapatkan bahwa hujan harian lebih dari 50 mm dan hujan 3-
harian melebihi 100 mm dapat dikelaskan sebagai hujan deras yang dapat menghasilkan banjir di
daerah hilirnya. Sifat hujan deras ini dapat dianggap sama untuk wilayah hulu, tengah, maupun hilir
DAS Ciliwung. Dan hasil analisis frekuensi untuk data hujan maksimum harian untuk stasiun
Katulampa (1972-1997) menghasilkan nilai curah hujan maksimum harian untuk periode ulang 5-
tahunan sebesar 164 mm; 10-tahunan sebesar 189 mm; 25- tahunan sebesar 220 mm; 50-tahunan
sebesar 243 mm; dan 100-tahunan sebesar 266 mm. Sedang statistik intensitas hujan maksimum pada
jangka waktu singkat sampai 24 jam untuk stasiun #27 (Jakarta Obs, 1971-1987) adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.2 Intensitas Hujan Maksimum untuk Stasiun Jakarta (1971 – 1987)

2.3.3 Adaptasi dan Mitigasi

Perubahan iklim/cuaca mempengaruhi variabel siklus hidrologi di sektor bagian atas muka
tanah: terutama curah hujan (P). Setelah sampai di permukaan tanah, hujan terdistribusi, fungsi
tutupan lahan terinfiltrasi dalam tanah, setelah jenuh maka terjadi limpasan air permukaan. Seiring
dampak perubahan iklim terhadap komponen siklus hidrologi dan keberlanjutan sumber air, respon
dilakukan dengan dua langkah utama, yaitu adaptasi dan mitigasi.

Adaptasi didasarkan pada ketidakpastian besaran hujan & debit air dalam proses waktu,
mengantar para ahli hidrolologi dan Manajemen sumber air untuk melakukan proses penyesuaian
dengan memperhatikan resiko ekonomi fungsi infarstruktur sumber air berdasarkan pada pentingnya
fungsi utilitas kawasan terbangun, dengan membangun konsep debit rencana banjir/kekeringan.

Int J Eval & Res Educ, Vol. 99, No. 1, Month 2099: 1-1x
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822  11

Mitigasi adalah upaya mempertahankan keberlanjutan sumber air di daerah aliran sungai. Bentuk
konkrit upaya mitigasi terhadap pengendalian air (kuantitas / kualitas) secara undirect: penerbitan
peraturan / UU pengendalian limpasan / pencemaran air dan direct: Insentif & dissentif.

2.4 Perubahan Pengunaan Lahan dan Pengaruhnya Terhadap Banjir Ciliwung


Pola penggunaan lahan di wilayah DAS Ciliwung masih didominasi oleh lahan pertanian dan
perkebunan, yaitu 61% dari luas DAS Ciliwung Hulu dan 73% dari luas DAS Ciliwung Tengah.
Kawasan hutan didapatkan di DAS Ciliwung Hulu seluas 5310 ha, sebagaimana secara lengkap
diberikan pada Tabel 3 berikut untuk kondisi tahun 1981 dan 1999 (Singgih, 2000). Peningkatan yang
mencolok terjadi pada luas kawasan pemukiman, baik di Ciliwung Hulu maupun Tengah, masing-
masing meningkat dari 255 ha menjadi 506 ha untuk Ciliwung Hulu dan dari 1147 ha menjadi 1961
ha untuk Ciliwung Tengah, atau peningkatan masing-masing sebesar 98% dan 71%, yang diperoleh
terutama dari pengurangan luas sawah dan tegalan, baik di kawasan hulu maupun tengah.

Tabel 2.3 Pengunaan Lahan DAS Ciliwung Hulu dan Tengah tahun 1981 dan 1999 (ha)

Perubahan pola penggunaan lahan ini memberi dampak pada pengurangan kapasitas resapan,
terutama dilihat dari proporsi perubahan luasan pemukiman ini terjadi di Ciliwung Tengah, sehingga
akan meningkatkan laju limpasan permukaan yang menghasilkan banjir di kawasan hilir Ciliwung,
sampai ke Jakarta. Dampak perubahan ini terhadap hidrologi banjir antara kawasan hulu dan tengah
DAS Ciliwung akan disajikan pada bagian berikut dari suatu kajian menggunakan model hidrologi
HEC-1.

III. HASIL & PEMBAHASAN

3.1 Upaya Pembangunan Sodetan Kali Ciliwung

Pembangunan sodetan Sungai Ciliwung dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya-PT Jaya
Konstruksi, KSO, dan konsultan supervisi PT Virama-Supra-TAA, KSO dengan masa pelaksanaan
Agustus 2021--Agustus 2023. Alokasi anggaran untuk konstruksi sodetan (terowongan) dan galian alur
untuk menambah kapasitas tampung Sungai Cipinang sebesar Rp683,9 miliar.

Proyek sodetan Sungai Ciliwung merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian
banjir (flood control) Ibu Kota Jakarta dari hulu hingga hilir. Di bagian hulu, Kementerian PUPR tengah
menyelesaikan pembangunan dua bendungan kering (dry dam) di Kabupaten Bogor yakni Bendungan
Ciawi dengan kapasitas tampung 6,05 juta m3 dan luas genangan 39,40 hektare dengan biaya
pembangunan sebesar Rp798,7 miliar. Yang kedua Bendungan Sukamahi berkapasitas tampung 1,68 juta
m3 dengan volume tampung sebesar 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektare. Progres kedua
bendungan itu sudah di atas 75% dan ditargetkan selesai November 2021.

Kedua bendungan ini didesain untuk mengurangi debit banjir yang masuk ke Jakarta dengan
menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebelum sampai ke Bendungan Katulampa
yang kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung. Terbangunnya Bendungan Ciawi akan mereduksi banjir
sebesar 111,75 m3. Terbangunnya Bendungan Sukamahi akan mereduksi banjir sebesar 15,47 m3/det dan
saat ini progresnya telah mencapai 81,083 persen.

Paper’s should be the fewest possible that accurately describe … (First Author)
12  ISSN: 2252-8822

Selanjutnya di bagian tengah dikerjakan normalisasi Sungai Ciliwung sejak 2013 hingga 2017
sepanjang 16,2 km dari total 33,7 km. Mulai 2021 dilanjutkan pekerjaan normalisasi Kali Ciliwung
sepanjang 1,2 km dan pengadaan tanah. Kemudian pembangunan stasiun pompa Ancol Sentiong kapasitas
50 m3/detik dilaksanakan 2020–2022 dengan biaya Rp437,6 miliar serta pembangunan sodetan Sungai
Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur sepanjang 1,26 km yang sudah kontrak sejak 30 Juli 2021.

BBWS Ciliwung Cisadane Ditjen SDA juga telah menyelesaikan penambahan Pintu Air
Manggarai dan Karet, serta saat ini akan dilanjutkan dengan penyelesaian pembangunan sodetan Sungai
Ciliwung ke Kanal Banjir Timur. Debit banjir di Pintu Air Manggarai dengan dibangunnya Bendungan
Ciawi (Cipayung) dan Bendungan Sukamahi adalah 577,05 m³/det, bila dikurangi dengan debit yang
dialirkan ke sodetan Kanal Banjir Timur 60,00 m³/det maka debit di Pintu Air Manggarai sebesar 517,05
m³/det, atau sekitar 11,9 persen serta dengan pergeseran waktu puncak banjir kira-kira 2 jam.

Kemudian upaya mengurangi risiko banjir wilayah Jakarta bagian hilir juga dibangun tanggul
pantai untuk pantai dan muara sungai yang kritis sepanjang 46,2 km. Tanggul yang telah dikerjakan
sepanjang 13 km dan rencananya akan dikerjakan sepanjang 33,2 km yang terbagi menjadi dua, yakni
Kementerian PUPR (10,8 km) dan Pemprov DKI Jakarta (22,4 km). Tahun 2021, Kementerian PUPR
mengerjakan tanggul sepanjang 3,8 km.

3.2 Kerjasama antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dalam Penanganan Daerah Aliran
Sungai Ciliwung

Pengelolaan DAS Ciliwung diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012, Pemerintah
mengatur pengelolaan DAS secara keseluruhan dari hulu hingga hilir. Peraturan pemerintah ini dibentuk
untuk mengkoordinasi, mengintegrasikan, mensinkronisasikan, dan mensinergikan kepentingan antar
pihak pengelolaan DAS Ciliwung guna meningkatkan daya dukung DAS Ciliwung. Pengelolaan DAS
dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, monitoring /evaluasi, dan pembinaan/pengawasan.
DAS Ciliwung merupakan DAS lintas provinsi antara provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 menjelaskan bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS
Ciliwung dilakukan oleh Menteri yang bersangkutan diantaranya Menteri Lingkungan Hidup, Menteri
Pekerjaan Umum, dan Menteri Dalam Negeri. Pengelolaan DAS Ciliwung melibatkan peran antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten yang disajikan
dalam bentuk (tabel 3.1).

Tabel 3.1 Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Ciliwung

Kebutuhan kerjasama antar daerah dalam pengelolaan DAS Ciliwung sangat diperlukan
sehingga pada tahun 2006 keluarlah peraturan bersama antara Kepala Daerah wilayah Jabodetabekjur
(DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cianjur). Peraturan tersebut dikeluarkan melalui Badan
Kerjasama Pembangunan (BKSP) Jabodetabekjur yang memiliki tugas untuk memfasilitasi antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten dalam melakukan
kerjasama khususnya kerjasama dalam pengelolaan DAS Ciliwung. Dalam keputusan bersama nomor 23

Int J Eval & Res Educ, Vol. 99, No. 1, Month 2099: 1-1x
Int J Eval & Res Educ ISSN: 2252-8822  13

tahun 2008, antara Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Banten, Bupati Bogor,
Walikota Bogor, Walikota Depok, Bupati Tangerang, Walikota Tangerang, Bupati Bekasi, Walikota
Bekasi, dan Bupati Cianjur tentang penetapan skala prioritas program kerjasama pembangunan di wilayah
Jabodetabekjur, bidang sumber daya air menjadi salah satu prioritas kerjasama. Dalam hal ini, sumber
daya air salah satunya adalah pengelolaan DAS Ciliwung. Salah satu bentuk kerjasama antar daerah
administratif DAS Ciliwung yang difasilitasi oleh BKSP adalah dalam bentuk Memorandum of
Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) sebagai bentuk pengendalian bencana
banjir.

3.3 Analisis alternatif pengurangan risiko bencana banjir


Berdasarkan kajian terhadap perspektif tenaga ahli menggunakan metode AHP didapat alternatif
peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana (alternatif 1) terpilih karena alternatif 1
mengutamakan pengelolaan lingkungan hidup yang dapat menurunkan frekuensi banjir dan luasan banjir,
sehingga dampak yang ditimbulkan baik ekonomi maupun sosial berkurang. Salah satu kegiatan
peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana adalah penerapan resapan air (biopori/sumur
respan) untuk peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana banjir. Biopori/sumur resapan
adalah salah satu metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan
daya resap air pada tanah. Masyarakat dapat menerapkannya di lingkungan rumah, dan tanpa biaya yang
banyak. Selain penerapan resapan air, kegiatan yang mengutamakan lingkungan hidup adalah restorasi
sungai. Restorasi sungai adalah mengembalikan fungsi alami/renaturalisasi sungai, yang telah
terdegradasi oleh intervensi manusia. Retorasi sungai merupakan perubahan paradigma dalam ilmu
rekayasa sungai yaitu perubahan dari pola penyelesaian berdasarkan aspek teknik sipil hidro secara parsial
menjadi penyelesaian terintegrasi asoek hidraulik, fisik, ekologi dan sosial. Perlindungan daerah
tangkapan air juga merupakan salah satu kegiatan dalam alternatif peningkatan efektivitas pencegahan
dan mitigasi bencana. Perlindungan daerah tangkapan air diharapkan dapat direalisasikan oleh pemerintah
kota maupun provinsi yang berada di DAS Ciliwung dengan membuat kebijakan dan menerapkannya
sampai kepada masyarakat.

IV. KESIMPULAN

1. Karakteristik Hidrologi DAS Ciliwung dicirikan tidak hanya ditentukan oleh sifat curah hujannya,
akan tetapi juga ditentukan oleh sifat topografi dan jenis penggunaan lahannya. Perubahan
penggunaan lahan di kawasan Jabotabek dan Bopunjur dalam tiga dasawarsa terakhir ini telah
mengakibatkan berubahnya fungsi hidrologi DAS, yang secara nyata telah meningkatkan frekuensi
dan intensitas banjir bagi DKI Jakarta.
2. Selama periode 21 tahun (1950-1970) dan 33 tahun (1970 – 2003) di DAS Ciliwung Hulu dan Tengah
terjadi perubahan luas semua tipe penggunaan lahan kecuali taman (kebun raya Bogor). Kondisi
perubahan ini telah menyebabkan meluasnya kawasan kedap air dan menurunnya kapasitas resapan
DAS yang mengakibatkan rata-rata proporsi hujan tahunan yang menjadi aliran permukaan periode
12 tahun terakhir (1992-2003) di DAS Ciliwung Hulu sebesar 42% dan di DAS Ciliwung Tengah
sebesar 47% dengan proporsi terendah 23% dan tertinggi 69% yang menjadi aliran permukaan di DAS
Ciliwung Hulu.
3. Perubahan penggunaan lahan yang menyebabkan menurunnya kapasitas resapan DAS Ciliwung
adalah makin meluasnya kawasan kedap air serta adanya musim hujan yang makin pendek sangat
mempengaruhi jumlah aliran permukaan di DAS Ciliwung.
4. Hasil simulasi terhadap aliran permukaan di DAS Ciliwung menunjukkan bahwa untuk meningkatkan
kapasitas resapan DAS, menekan debit puncak aliran permukaan dapat dilakukan melalui penerapan
kolam konservasi air di semua tipe penggunaan lahan kecuali lahan hutan.
5. Pemerintah melakukan upaya pencegahan banjir dengan membangun sodetan kali Ciliwung.
Kementerian PUPR tengah menyelesaikan pembangunan dua bendungan kering (dry dam) di
Kabupaten Bogor yakni Bendungan Ciawi dengan kapasitas tampung 6,05 juta m3 dan luas genangan
39,40 hektare. Yang kedua Bendungan Sukamahi berkapasitas tampung 1,68 juta m3 dengan volume
tampung sebesar 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektare. BBWS Ciliwung Cisadane Ditjen
SDA juga telah menyelesaikan penambahan Pintu Air Manggarai dan Karet, serta saat ini akan
dilanjutkan dengan penyelesaian pembangunan sodetan Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur.

Paper’s should be the fewest possible that accurately describe … (First Author)
14  ISSN: 2252-8822

REFERENSI
[1] Sabar, A., Plamonia, N. 2012. Tantangan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air Berkelanjutan Menghadapi Perubahan
Iklim Ikhwal Urban Metropolitan Jakarta. Seminar Nasional : Tantangan Pembangunan Berkelanjutan & Perubahan Iklim di
Indonesia USU - BLH Sumut, Medan 2 Juni 2012
[2] Paramitha, Priyanka P., Tambunan, Rudy P., Indra, Tito L. Kajian Pengurangan Risiko Bencana Banjir di DAS Ciliwung. Sekolah
Ilmu Lingkungan, Pascasarjana Universitas Indonesia.
[3] Pawitan, H. 2002. Hidrologi DAS Ciliwung dan Andilnya Terhadap Banjir Jakarta. Laboratorium Hidrometeorologi - Geomet IPB
[4] Alfian, F., Vitaloka, D. 2018. Strategi Kerjasama Antar Daerah Dalam Penanganan Sumber Daya Air (Studi Kasus Sungai
Ciliwung). Program Studi Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Malang.
[5] Lestari, I., Dasanto, Bambang D. 2019. Penentuan Indeks Ekstrem Hidrologi menggunakan Hasil Simulasi Model HBV (Studi Kasus
: DAS Ciliwung Hulu). Departemen Geofisika dan Meteorologi, Gedung FMIPA IPB.
[6] Ardelia, Rr. Marsya Nivita A. 2014. Analisis Akses Masyarakat DKI Jakarta Terhadap Air Bersih Pasca Privatisasi Air Tahun
2009 - 2014. Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang.
[7] Samadi., Suhardjo. 2016. Model Evaluasi Layanan Air Minum di DKI Jakarta. Dosen Jurusan Geografi FIS UNJ.
[8] Salsabila, A., Nugraheni, Irma L. 2020. Pengantar Hidrologi. AURA CV. Anugrah Utama Raharja
[9] Aini, N., Kusumastanto, T. Adrianto, L., Sadelie, A. 2018. Identifikasi Aktifitas Ekonomi dan Nilai Ekonomi Spasial DAS Ciliwung.
Institut Pertanian Bogor.
[10] Kunu, P.J. 2008. Efek Perubahan Penggunaan Lahan di DAS Ciliwung Terhadap Aliran Permukaan. Program Studi Ilmu Tanah
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura.
[11] Fitri, R. 2019. Karakteristik DAS Ciliwung Hulu Provinsi Jawa Barat. Arsitektur Lanskap Fakultas Arsitektur Lanskap dan
Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti
[12] Soewandita, H., Sudiana, N. 2010. Studi Dinamika Kualitas Air DAS Ciliwung. Pusat Teknologi Sumberdaya Lahan Wilayah dan
Mitigasi Bencana - BPPT.
[13] Sardewi, Tri R., Hadi, S., Fauzi, A., Rusastra, I Wayan. 2014. Penataan Ruang Daerah Aliran Sungai Ciliwung Dengan Pendekatan
Kelembagaan Dalam Perspektif Pemantapan Pengelolaan Usahatani. Institut Pertanian Bogor.
[14] Hermawan, E., Santun, R.P.S., Marimin., Tarigan., Suria D. 2019. Evaluasi Status Keberlanjutan Penggunaan Lahan di DAS
Ciliwung Bagian Hulu. Planologi UNDIP
[15] pu.go.id. (2021, 5 Agustus). Kementrian PUPR Lanjutkan Pembangunan Sodetan Sugai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur. Diakses
pada 16 Septemnber 2023, dari https://pu.go.id/berita/kementerian-pupr-lanjutkan-pembangunan-sodetan-sungai-ciliwung-ke-
kanal-banjir-timur

BIOGRAFI PENULIS

Bintang Ramadhan adalah Mahasiswa yang sedang menempuh studi di Universitas


Pancasila Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Tahun Ajaran 2023/2024. Lahir di
Jakarta, 24 Desember 2000. Sebelumnya pernah menempuh pendidikan Diploma III di
Universitas Negeri Jakarta Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil pada tahun 2018 –
2021. Email : bintang9223008@univpancasila.ac.id

Int J Eval & Res Educ, Vol. 99, No. 1, Month 2099: 1-1x

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai