Anda di halaman 1dari 24

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER KDK II

Diajukan untuk memenuhi syarat penilaian mata kuliah


KONSEP DASAR KEPERAWATAN II
yang diampu oleh ibu Ns. Dwi Wulandari Ningtias Purnama, M.Kep., CWCS

Disusun Oleh Kelompok 14:

Putri Carissa Wahid (NIM:P202201031)

Wulan Whydia Darman (NIM:P202201030)

A1 KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2023
ANALISA JURNAL 1
PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP
PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OP
1. ANALISA PICO
A. Judul Penelitian
Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien
Post Op
B. Peneliti
Mimi Rosiska
C. Tahun Penelitian
Tahun 2021.
D. Jurnal Penelitian
JIKDI : Jurnal Ilmu Kesehatan Dharmas Indonesia, e-ISSN 2807-8454
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Genggam Jari
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post OP di Ruang Bedah RSU Mayjen H.A Thalib
Kerinci Tahun 2021
F. Ringkasan Jurnal
Nyeri post op dapat menimbulkan dampak seperti penyembuhan luka yang lama, ketidakpuasan
pasien, rawat inap yang lebih lama, dan meningkatnya biaya perawatan. Tindakan keperawatan
non farmakologis yang dapat digunakan adalah teknik relaksasi genggam jari. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian teknik relaksasi genggam jari terhadap
penurunan nyeri pada pasien post op. Jenis penelitian Quasy Eksperimen dengan rancangan One
Grup Pretest and Posttest Design. Dilaksanakan di ruang bedah RSU Mayjen H. A Thalib. pada
bulan Mei 2021. Populasi pasien post op berjumlah 13 orang. Pengambilan sampel: teknik
Purposive Sampling berjumlah 8 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi, data
diolah secara komputerisasi. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis
bivariat menggunakan uji independent t-tes dengan p-value 0,011. Hasil didapatkan setengah
responden 50% mengalami nyeri ringan dan sedang sebelum dilakukan pemberin teknik relaksasi
genggam jari dan lebih dari setengah responden (63%) mengalami nyeri ringan setelah dilakukan
pemberian teknik relaksasi genggam jari.. Hasil bivariat. ada pengaruh terhadap penurunan nyeri
pada pasien post op. Didapatkan nilai p-value 0,011. Disimpulkan ada pengaruh pemberian
teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pada pasien post op. Diharapkan pihak
RSU dapat menerapkan terapi non farmakologi teknik relaksasi genggam jari ini untuk
menurunkan tingkat nyeri pada pasien post op di ruangan.
G. Analisa PICO
a. Patient/Population/Problem
Populasi pada penelitian ini adalah jumlah pasien post op di ruang bedah RSU Mayjen H.A
Thalib dari bulan Januari s.d Maret 2021 yaitu sebanyak 13 orang. Sampel diambil secara
purposive sampling yaitu sebanyak 8 orang dengan memperhatikan kriteria inklusi sampel.
Waktu penelitian dilakukan pada Mei 2021. Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi.
Analisa univariat diolah dengan distribusi frekuensi dan analisa bivariat diolah dengan uji T
test independent.
Pasien pasca operasi sering mengalami nyeri akibat diskontinuitas jaringan atau luka operasi
akibat insisi pembedahan serta akibat posisi yang dipertahankan selama prosedur pasca
operasi sendiri. Dari segi penderita, timbulnya dan beratnya rasa nyeri pasca bedah
dipengaruhi fisik, psikis atau emosi, karakter individu dan sosial kultural maupun
pengalaman masa lalu terhadap rasa nyeri.
Salah satu tanggung jawab perawat adalah memberi kenyamanan dan rasa aman kepada
pasien, dengan cara membantu pasien dalam menemukan cara untuk mengatasi nyeri. Ada
sejumlah terapi yang dapat perawat lakukan dalam penatalaksanaan nyeri akut post operasi
diantaranya terapi nonfarmakologis atau terapi komplementer sebagai terapi alternatif yang
potensial untuk meningkatkan manajemen nyeri post operasi. Beberapa terapi komplementer
dapat meningkatkan perlakuan medis dan meningkatkan kenyamanan pasien (Chanif, 2012).
Tindakan keperawatan nonfarmakologis yang dapat digunakan adalah teknik relaksasi
genggam jari. Teknik relaksasi genggam jari merupakan bagian dari teknik jin syin jyutsu.
Jin syin jyutsu adalah akupresur jepang. Bentuk seni yang menggunakan sentuhan sederhana
tangan dan pernafasan untuk menyeimbangkan energy didalam tubu. Tangan (jari dan telapak
tangan) adalah alat bantuan sederhana dan ampuh untuk menyelaraskan dan membawa tubuh
menjadi seimbang. Setiap jari tangan berhubungan dengan sikap sehari-hari. Ibu jari
berhubungan dengan perasaan khawatir, jari telunjuk berhubungan dengan ketakutan, jari
tengah berhubungan dengan kemarahan, jari manis berhubungan dengan kesedihan, dan jari
kelingking berhubungan dengan rendah diri dan kecil hati (Hill, 2011).
b. Intervention
Responden dilakukan terapi genggam jari, Manajemen nyeri dapat dibedakan menjadi dua
cara yaitu dengan cara farmakologis dan non farmakologis. Cara farmakologis dapat
dilakukan dengan cara memberikan analgetik. Selanjutnya non farmakalogis dapat dilakukan
dengan cara relaksasi, teknik pernapasan, perubahan posisi, massage dan akupresure. Salah
satu pengobatan non farmakalogis yang dapat dilakukan yaitu teknik relaksasi genggam jari
(Yusrizal, 2012).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berasumsi bahwa nyeri yang dialami pasien post operasi
berbeda-beda. Hal ini dibuktikan terdapat responden yang mengalami intensitas nyeri ringan
dan sedang setelah post operasi.
c. Comparation
Jenis penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian Quasy Eksperimen dengan Rancangan
penelitian yang digunakan adalah rancangan One Grup Pretest and Post test Design.
Penelitian ini memberikan intervensi kepada responden dan membandingkan sebelum dan
sesudah dilakukan tindakan pemberian teknik relaksasi genggam jari.
d. Outcome
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 8 responden setelah dilakukan teknik relaksasi
genggam jari lebih dari setengah responden 63% mengalami nyeri ringan dan sebagian kecil
responden (13%) mengalami nyeri sedang.Hasil penelitian ini menggunakan uji statistik
dengan uji t test independent, diperoleh hasil uji t test independent untuk pretest dan posttest
didapatkan nilai p-value 0,011. Maka terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan
posttest yang berarti ada pengaruh pemberian teknik relaksasi genggam jari terhadap
penurunannyeri pada pasien post op di Ruang Bedah RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci Tahun
2021. Menurut peneliti pemberian teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri
pada pasien post op di Ruang Bedah RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci dapat memberikan
hasil yang cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan pada hari kedua
pasca pembedahan yang menunjukkan penurunan nyeri yang dialami oleh pasien/ responden
setelah menggunakan teknik relaksasi genggam jari.
2. CRITICAL APPRAISAL
A. Pembahasan Latar Belakang
Penelitian ini memulai pembahasan dengan memberikan latar belakang tentang pasien post
op dan dampaknya berupa nyeri pada pasien pasca menjalani operasi. Latar belakang yang
diberikan cukup kuat dan menjelaskan dengan baik mengapa penelitian ini penting dilakukan.
Latar belakang diawali dengan menjelaskan tentang luka post operasi, nyeri operasi disertai
data pendukung dari WHO, Kemudian peneliti menjabarkan tentang penatalaksanaan nyeri
post operasi dengan metode non farmakologi, terakhir peneliti menulis data data terkait data
pasien post op di ruang bedah di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci dan ditutup dengan
penelitian sebelumnya.
B. Metodelogi Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian Quasy Eksperimen dengan Rancangan
penelitian yang digunakan adalah rancangan One Grup Pretest and Post test Design.
Penelitian ini memberikan intervensi kepada responden dan membandingkan sebelum dan
sesudah dilakukan tindakan pemberian teknik relaksasi genggam jari. Peneliti tidak
memberikan penjelasan yang detail mengenai kriteria inklusi dan ekslusi pasien, instrument
yang digunakan, dan teknik analisis yang digunakan.
C. Pengumpulan Data
Peneliti menjelaskan cara pengumpulan data dengan menilai sebelum dilakukan teknik
relaksasi genggam jari, namun peneliti tidak menjelaskan instrument yang di gunakan serta
kriteria nyeri ringan, sedang dan berat.
D. Analisa Data
Peneliti menjelaskan bahwa Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi. Analisa
univariat diolah dengan distribusi frekuensi dan analisa bivariat diolah dengan uji T test
independent. Namun tidak ada penjelasan proses sebelum melakukan uji statistic seperti uji
normalitas.
E. Kesimpulan
Penulis memberikan kesimpulan yang cukup kuat dengan menjelaskan hasil penelitian yang
didapat dan implikasi dari hasil tersebut. Kesimpulan tersebut juga didukung dengan
informasi yang didapat dari referensi yang digunakan.
F. Faktor yang mempengaruhi penelitian
Penulis menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian seperti
karakteristik responden yaitu usia dan jenis kelamin, serta tingat nyeri yang dialami pasien
post operasi berbeda-beda sehingga terbukti terdapat responden yang mengalami intensitas
nyeri ringan dan sedang setelah post operasi

3. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengaruh Teknik Relaksasi
Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op di Ruang Bedah RSU Mayjen
H.A Thalib Kerinci Tahun 2021, maka dapat ditarik kesimpulannya sebagai berikut:
1. Setengah responden mengalami nyeri ringan dan sedang sebelum diberikan teknik relaksasi
genggam jari; Lebih dari setengah responden mengalami nyeri ringan setelah diberikan teknik
relaksasi genggam jari
2. Ada Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada
Pasien Post Op di Ruang Bedah RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci Tahun 2021, dengan p-
value 0,011 (≤0,05).
Berdasarkan analisis jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa Salah satu tindakan
keperawatan nonfarmakologis yang dapat digunakan terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post
Op yaitu teknik relaksasi genggam jari. Teknik relaksasi genggam jari merupakan bagian dari
teknik jin syin jyutsu. Jin syin jyutsu adalah akupresur jepang. Bentuk seni yang menggunakan
sentuhan sederhana tangan dan pernafasan untuk menyeimbangkan energy didalam tubu. Tangan
(jari dan telapak tangan) adalah alat bantuan sederhana dan ampuh untuk menyelaraskan dan
membawa tubuh menjadi seimbang. Setiap jari tangan berhubungan dengan sikap sehari-hari. Ibu
jari berhubungan dengan perasaan khawatir, jari telunjuk berhubungan dengan ketakutan, jari
tengah berhubungan dengan kemarahan, jari manis berhubungan dengan kesedihan, dan jari
kelingking berhubungan dengan rendah diri dan kecil hati.

Link Jurnal : https://media.neliti.com/media/publications/423617-none-6defc5ad.pdf


ANALISA JURNAL 2
PEMBERIAN TERAPI MUROTAL QUR’AN TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN
LUKA POST OP LAPAROTOMI DI RUANG KUTILANG RS.Dr.H.ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG
1. ANALISA PICO
A. Judul Penelitian
Pemberian Terapi Murotal Qur’an Terhadap Nyeri Saat Perawatan Luka Post Op Laparotomi Di
Ruang Kutilang Rs.Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung
B. Peneliti
Marliyana
C. Tahun Penelitian
Tahun 2018
D. Jurnal Penelitian
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018
E. Ringkasan Jurnal
Nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait
dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan. Pasien yang mengalami nyeri, perlu dilakukan tindakan untuk mengurangi nyeri
salah satunya adalah terapi murotal Qur’an. Berdasarkan data dari RS.Hi.Abdul Moeloek pada
bulan Desember 2016 sampai dengan Mei 2017 menunjukkan bahwa terdapat 250 pasien atau
24,6% yang memerlukan tindakan bedah laparotomi dari 1013 pasien yang memerlukan
tindakan bedah lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
terapi murotal Qur’an terhadap penurunan skala nyeri saat perawatan luka di ruang kutilang RS.
Dr.Hi.Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain
quasi eksperimen menggunakan rancangan one group pretest post test design. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2017. Subyek dalam penelitian ini adalah 30 orang
pasien post laparotomi di ruang kutilang RS Dr.Hi.Abdoel Moeloek. Uji hipotesis dengan uji
paired sample t-test. Hasil analisa univariat diperoleh bahwa sebelum pemberian tindakan terapi
murotal Qur’an rata-rata skala nyeri yaitu 9,25 dan setelah pemberian tindakan terapi murotal
Qur’an terjadi penurunan skala nyeri menjadi 0.68 Hasil analisis bivariat diketahui ada pengaruh
pemberian terapi murotal Qur’an terhadap skala nyeri pasien post op laparatomi saat dilakukan
perawatan luka di ruang kutilang RS Dr.Hi.Abdoel Moeloek tahun 2017 (pvalue= 0,000). Bagi
perawat diharapkan dapat memberikan terapi Murotal Qur’an sebagai alternatif dalam
pemberian terapi non farmakologis.
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi murotal Qur’an terhadap
penurunan skala nyeri saat perawatan luka di ruang kutilang RS.
G. Analisa PICO
e. Patient/Population/Problem
Populasi dalam penelitian ini adalah subyek penelitian ini adalah seluruh pasien post operasi
laparatomi yang di rawat diruang kutilang RS Dr.Hi.Abdoel Moeloek pada bulan Juni sampai
dengan Agustus 2017 dengan jumlah 30 orang, kriteria pasien tidak memiliki gangguan
pendengaran, pasien dengan kesadaran composmentis. pasien yang sedang menjalani
perawatan luka, pasien mengalami nyeri perawatan luka dengan rentang nyeri ringan sampai
sedang (4-6).
Masalah keperawatan yang terjadi pada pasien post laparotomi meliputi pelemahan
(memburuknya keadaan), keterbatasan fungsi tubuh yang cacat. Pelemahan meliputi nyeri
akut pada bagian lokasi operasi, takut dan keterbatasan LGS (Lingkup Gerak Sendi).
Keterbatasan fungsi tubuh meliputi ketidakmampuan berdiri, berjalan, serta ambulasi dan
cacat meliputi aktivitas yang terganggu karena keterbatasan gerak akibat nyeri dan prosedur
medis. Nyeri yang hebat merupakan gejala sisa yang diakibatkan oleh operasi pada region
intraabdomen, sekitar 60% pasien menderita nyeri yang hebat, 25% nyeri sedang dan 15%
nyeri ringan. (Nugroho,2010). Dalam periode pasca perioperatif, proses keperawatan
diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrium fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri
dan pencegahan komplikasi (Purwanto,2008). Metode penatalaksanaan nyeri mencakup
pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Salah satu pendekatan nonfarmakologis
adalah distraksi. Distraksi mengalihkan perhatian pasien ke hal yang lain dan dengan
demikian menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap
(Purwanto,2008). Salah satu tekhnik distraksi untuk pereda nyeri adalah terapi murotal
Qur’an. Murrotal Qur’an adalah terapi bacaan Al Qur’an yang merupakan terapi religi
dimana seseorang dibacakan ayat-ayat Al- Qur’an (Hadi,dkk, 2013).
f. Intervention
Responden dilakukan pemberian terapi murotal Qur’an pada pada saat dilakukan perawatan
luka pasien post op. Metode penatalaksanaan nyeri mencakup pendekatan farmakologis dan
non farmakologis. Salah satu pendekatan nonfarmakologis adalah distraksi. Distraksi
mengalihkan perhatian pasien ke hal yang lain dan dengan demikian menurunkan
kewaspadaan terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap (Purwanto,2008).
Salah satu tekhnik distraksi untuk pereda nyeri adalah terapi murotal Qur’an. Murrotal
Qur’an adalah terapi bacaan Al Qur’an yang merupakan terapi religi dimana seseorang
dibacakan ayat-ayat Al- Qur’an (Hadi,dkk, 2013).
g. Comparation
Rancangan penelitian ini menggunakan quasy experiment dengan desain one group pretest
post test design. Uji hipotesis dengan uji paired sample t-test. Pada Penelitian ini memberikan
intervensi kepada responden terhadap nyeri pada saat saat dilakukan perawatan luka, sebelum
dan setelah diberikan terapi murtal Qur’an.
h. Outcome
Pada penelitian ini nyeri pasien saat dilakukan perawatan luka setelah diberikan terapi murtal
Qur’an mengalami penurunan dibandingkan sebelum diberikan tindakan. Hal ini dapat
disebabkan karena terapi murotal Qur’an memberikan efek terhadap nyeri pada pasien yang
sedang dilakukan perawatan luka.
Penelitian diperoleh bahwa ada pengaruh pemberian terapi murotal Qur’an terhadap
penurunan skala nyeri pada pasien post op laparatomi yang sedang dilakukan perawatan luka
di ruang kutilang RS.Dr.Hi.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2017 (p-value=0,000).
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan skala nyeri pada pasien post op laparatomi
setelah 5 hari berturut –turut diberikan terapi murotal Qur’an , dengan nilai rata-rata 0,68
skala nyeri ringan sampai tidak nyeri. Sehingga ada pengaruh pemberian terapi murotal
Qur’an terhadap penurunan nyeri pada saat dilakukan perawatan luka pasien post op
laparatomi di ruang kutilang RS.Dr.Hi.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2017.
2. CRITICAL APPRAISAL
A. Pembahasan Latar Belakang
Penelitian ini memulai pembahasan Latar belakang yang diberikan cukup kuat dan
menjelaskan dengan baik mengapa penelitian ini penting dilakukan peneliti memberikan
gambaran tentang tindakan pembedahan, masalah keperawatan yang terjadi pada pasien
pasca bedah salah satunya nyeri pasca beda dan penatalaksanaan nyeri pasca bedah melalui
pendekatan non farmakologi distraksi, Salah satu tekhnik distraksi untuk pereda nyeri adalah
terapi murotal Qur’an.
B. Metodelogi Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian Quasy Eksperimen dengan Rancangan
penelitian yang digunakan adalah rancangan One Grup Pretest and Post test Design. Peneliti
tidak memberikan penjelasan yang detail mengenai proses penatalaksaan penelitian serta
berapa lama durasi intervensi yang diberikan, instrument yang digunakan, dan teknik analisis
yang digunakan.
C. Pengumpulan Data
Peneliti telah mengelompokkan responden melalui kriteria inklusi yaitu pasien yang sedang
menjalani perawatan luka, pasien mengalami nyeri perawatan luka dengan rentang nyeri
ringan sampai sedang (4-6). Namun peneliti tidak menjelaskan kriteria murotal Qur’an yang
digunakan, instrument apa yang digunakan, untuk pengumpulan data dan kriteria hasil berupa
hasil ukur nyeri pasien yang diperoleh setelah melakukan intervensi.
D. Analisa Data
Peneliti menjelaskan bahwa Pengolahan data dilakukan dengan uji uji paired sample t-test..
Namun tidak ada penjelasan proses sebelum melakukan uji statistic seperti uji validitas
terhadap murotal Qur’an atau tidak perlu di berikan uji validitas kerena sudah baku serta uji
normalitas yang menentukan uji statistic yang akan digunakan
E. Kesimpulan
Penulis memberikan kesimpulan yang cukup kuat dengan menjelaskan hasil penelitian yang
didapat sebelum dan sesudah intervensi. Kesimpulan tersebut juga didukung dengan
informasi yang didapat dari referensi yang digunakan.
F. Faktor yang mempengaruhi penelitian
Penulis tidak menyebutkan kemungkinan faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Seperti karakteristik responden, jenis pembedahan, serta faktor dari pelaksanaan perawatan
luka.
3. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Distribusi frekuensi nyeri sebelum dilakukan terapi Murotal Qur’an pada pasien post op
laparatomi di ruang Kutilang RS.Dr.Hi.Abdul Moeloek Provinsi Lampung dengan rata-rata
nyeri 9,25 berada pada nyeri sedang
2. Distribusi frekwensi nyeri setelah diberikan tindakan terapi murotal Qur’an di pada pasien
post op laparatomi di ruang Kutilang RS.Dr.Hi.Abdul Moeloek Provinsi Lampung memiliki
rata-rata nyeri 0.68 dengan nyeri ringan.
3. Ada pengaruh pemberian tindakan terapi murotal Qur’an terhadap penurunan instensitas
nyeri di ruang Kutilang RS.Dr.Hi.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2017 (p value=
0,000).
Berdasarkan analisis jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa terapi murotal Qur’an
dapat dijadikan metode penatalaksanaan nyeri pada saat perawatan luka post op mampu
menurunkan nyeri melalui pendekatan nonfarmakologis distraksi. salah satu metode mengurangi
nyeri adalah dengan distraksi/mengalihkan perhatian pasien ke hal yang lain dan dengan
demikian menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap
nyeri. Salah satu tekhnik distraksi untuk pereda nyeri adalah terapi murotal Qur’an. Murrotal
Qur’an adalah terapi bacaan Al Qur’an yang merupakan terapi religi dimana seseorang dibacakan
ayat-ayat Al- Qur’an. tujuan terapi murotal Qur’an yaitu : menurukan hormon-hormon stress,
mengaktifkan hormon edorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, mengalihkan perhatian dari
rasa takut, cemas, dan rasa sakit. Efek murotal Qur’an secara fisiologis dapat bertindak melalui
stimulasi efektor reseptor mekanisme. Murotal Qur’an Jurnal dengan keteraturan irama, tempo
lambat, lembut penuh penghayatan dan bacaan yang benar mampu mendatangkan ketenangan,
meminimalkan kecemasan, dan dapat menimbulkan suatu respon relaksasi.

Link Jurnal : https://ejournal.pancabhakti.ac.id/index.php/jkpbl/article/view/47


ANALISA JURNAL 3
PENGARUH PEMBERIAN MOBILISASI DINI TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA
PADA PASIEN POST HERNIATOMI INGUINALISLATERALIS DI RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA AMBON
1. ANALISA PICO
A. Judul Penelitian
Pengaruh Pemberian Mobilisasi Dini Terhadap Penyembuhan Luka Pada Pasien Post
Herniatomi Inguinalislateralis Di Rumah Sakit Bhayangkara Ambon.
B. Peneliti
Suardi Zurimi
C. Tahun Penelitian
2019
D. Jurnal Penelitian
Global Health Science, Volume 4 Issue 4, Desember 2019, Issn 2503-5088 (P) 2622-1055 (E)
E. Ringkasan Jurnal
Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah operasi dimulai dari
latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari tempat tidur, berjalan kekamar
mandi dan berjalan keluar kamar. Dampak dari tindakan operatif ini sendiri adalah perlu adanya
perawatan luka sehingga pasien perlu melakukan tirah baring ditempat tidur yang
mengakibatkan pasien mengalami hambatan mobilisasi fisik disebabkan karena adanya luka
post operasi. Bagaimana pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Penyembuhan Luka Pada Pasien
Post Herniatomi Inguinalis di Rumah Sakit Bhayangkara Ambon. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif yang berbentuk studi kasus. Penelitian dilakukan mulai tanggal 12 - 16 April 2019 di
ruangan melati RSU Bhayangkara Ambon dengan subjek penelitian pasien Tn.D dengan post
herniatomi inguinalis lateralis.Hasil pengkajian didapatkan data subjektif : pasien mengatakan
kesulitan dalam beraktivitas karena nyeri akut dan kelemahan akibat adanya luka post operasi,
Data Objektif : Terpasang kateter, adanya luka operasi pada perut pasien dengan panjang : ± 10
cm, lebar luka: 1 cm, warna luka kemerahan, kondisi jahitan: baik, luka kering, jumlah jahitan
10, Ekstremitas bawah, kaki kanan dan kiri mengalami pergerakan terbatas, kekuatan otot :
ektrimitas kanan atas 5, kiri atas 5, ekstrimitas kanan bawah 4 dan kiri bawah 4, Kebutuhan
ADL pasien masih dibantu oleh perawat dan keluarga. Setelah dilakukan tindakan mobilisasi
dini selama 4 hari perawatan selama proses perawatan post herniatomi ada pengaruh terhadap
penyembuhan luka post herniatomi kering dan sembuh dan hambatan mobilisasi dini teratasi.
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap
Penyembuhan Luka Pada Pasien Post Herniatomi Inguinalis di Rumah Sakit Bhayangkara
Ambon. Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang berbentuk studi kasus
G. Analisa PICO
No Kriteria Pembenaran (critical thinking)
1 P / Patien Subjek penelitian ini adalah klien dengan Post Herniatomi Inguinalis
Population Lateralis sebanyak 1 (satu) orang yang Ruangan Mutiara Rumah Sakit
Problem Umum Bhayangkara Ambon dengan kriteria Subjek sebagai Pasien
terdiagnosa Hernia Inguinalis Lateralis yang telah dilakukan
pembedahan / post herniatomi.

Penulis akan membahas satu masalah keperawatan yang menjadi


fokus studi dalam studi kasus ini yaitu hambatan mobilitas fisik pada
Tn. D dengan Post Herniatomi Inguinalis Lateralis diruangan mutiara
RSU Bhayangkara Ambon mulai dari tahap pengkajian, penegakan
diagnosis, perencanaan,implementasi dan evaluasi serta akan
dibahas juga kesenjangan antara kasus yang dikelola di rumah sakit
dengan konsep teori

2 I / Intervention Intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien Tn. D sesuai


dengan NIC (Nursing Interventions Classification) yaitu: 1) kaji
kemampuan pasien untuk ambulasi; 2) Anjurkan pasien untuk
melakukan mobilisasi dini secara bertahap; 3) Melatih pasien dalam
pemenuhan kemampuan ADL secara mandiri sesuai kemampuan; 4)
Mendampingi dan membantu pasien saat mobilisasi serta
membantu penuhi kebutuhan ADL pasien; 5) Memberikan alat bantu
bila pasien memerlukan; 6) Menganjurkan pasien bagaimana
merubah posisi dan memberikan bantuan jika diperlukan; 7)
Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon
pasien saat latihan. Selain rencana intervensi yang mengacu pada
NIC (Nursing Interventions Classification) penulis juga menerapkan
standar operasional prosedur pemberian mobilisasi dini yang
difokuskan pada pemberian mobilisasi dini secara bertahap pada
pasien Tn. D yang diawali dengan mobilisasi ringan mulai dari
menggerakan kedua kaki di atas tempat tidur, duduk dan berstandar
ditempat tidur, duduk dan menggantungkan kedua kaki diatas
tempat tidur, berjalan dan melangkah secara bertahap untuk
melakukan mobilisasi dengan tujuan untuk mempercepat proses
penyembuhan luka dan pemulihan

post herniatomi. Implementasi yang diberikan pada pasien selama 4


hari.

3 C / Comparison Rancangan studi kasus ini menggunakan desain deskriptif dengan


pendekatan asuhan keperawatan pemberian mobilisasi dini
terhadap penyembuhan luka pada pasien post herniatomi ingunalis
lateralis melalui pendekatan secara komprehensif dimulai dari
pengkajian, diagnose keperawataan, perencanaan, intervensi,
implementasi dan evaluasi.

4 O / Outcome Berdasarkan perkembangan kondisi pasien selama empat hari dari


tanggal 12 sampai dengan 16 April 2019 didapatkan data pasien
mengatakan pasien mengatakan sudah dapat melakukan aktifitas

fisik secara mandiri dan dapat berjalan dengan baik, pasien tampak
rileks, kekuatan otot ekstrimitas bawah kiri dan kanan kembali
normal ( nilai = 5 ), luka post herniatomi sudah kering, bersih dan

membaik, aktifitas fisik pasien mandiri tanpa dibantu oleh perawat


dan keluarga, pasien sudah dapat berjalan secara mandiri.

Berdasarkan standar operasional prosedur pemberian mobilisasi dini


yang telah dilakukan, penulis mengevaluasi sesuai dengan rencana
keperawatan untuk mengatasi masalah hambatan mobilisasi fisik
berhubungan dengan luka post herniatomi, dapat disimpulkan
bahwa masalah hambatan mobilisasi fisik dapat teratasi sesuai
dengan kriteria hasil yang diharapkan. Pada tanggal 16 April 2019
masalah hambatan mobilisasi fisik pada pasien Tn.D selama 4 hari
dilakukan

mobilisasi dini sudah dapat teratasi . Hal ini dapat dilihat dari kondisi
pasien yang mengatakan sudah dapat melakukan aktifitas fisik secara
mandiri dan dapat berjalan dengan baik.
CRITICAL APPRAISAL

A. Pembahasan Latar Belakang


Penelitian ini memulai pembahasan Latar belakang yang diberikan cukup kuat dan
menjelaskan dengan baik mengapa penelitian ini penting dilakukan, peneliti memberikan
gambaran tentang hernia, angka kejadian hernia berdasarkan WHO, serta ungency
melakukan mobilisasi dini.
B. Metodelogi Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan menggunakan studi kasus dengan pendekatan secara
komprehensif. Peneliti melakukan asuhan keperawatan secara lengkap dari pengkajian
hingga evaluasi, peneliti tidak menjelaskan durasi dan waktu untuk melakukan mobilisasi
dini. Peneliti tidak melibatkan keluarga dalam membantu mobilisasi dini serta pemberian
penkes untuk penatalaksanaan mobilisasi lanjutan.
C. Pengumpulan Data
Peneliti telah mengelompokkan responden melalui kriteria inklusi yaitu klien dengan Post
Herniatomi Inguinalis Lateralis. Namun peneliti tidak menjelaskan populasi dalam penelitian
ini, serta responden hanya 1 orang jadi tidak ada pembanding dalam melakukan evaluasi
keperawatan.
D. Analisa Data
Peneliti menjelaskan proses asuhan keperawatan secara komprehensif, serta melakukan
intervensi sesuai standar operasional prosedur. namun peneliti sebagian besar menjelaskan
data subjektif dari pada data objektif. Peneliti menggunakan diagnosa keperawatan nanda
nic noc sedangkan SDKI telah di terapkan saat itu.
E. Kesimpulan
Penulis memberikan kesimpulan yang berdasarkan asuhan keperawatan dari pengkajian
sampai evaluasi, peneliti menjelaskan kesimpulan yang mudah dimengerti dan runtutan sari
pengkajian hingga evaluasi saling berikatan.
F. Faktor yang mempengaruhi penelitian
Penulis tidak menyebutkan kemungkinan faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian,
peneliti juga tidak menjelaskan apakah ada faktor medis yang mempengaruhi, kontra
indikasi dari intervensi dan penanganan terhadap kejadian kontraindikasi.
2. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pasien Tn. D dengan Post Herniatomi
Inguinalis Lateralis di Ruangan Melati RSU Bhayangkara Ambon, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pada saat dilakukan pengkajian pada pasien Tn. D, maka didapatkan data yaitu Tn. D
mengatakan kesulitan dalam beraktivitas karena nyeri akut dan kelemahan akibat adanya
luka post operasi, kesulitan dalam beraktivitas karena nyeri akut dan kelemahan akibat
adanya luka post operasi, terpasang kateter, adanya luka operasi pada perut pasien dengan
panjang: ± 10 cm, lebar luka: 1 cm, warna luka kemerahan, kondisi jahitan: baik, luka kering,
jumlah jahitan 10, ekstremitas bawah, kaki sebelah kanan dan kiri mengalami pergerakan
terbatas karena terdapat luka post herniatomi, inguinalis lateralis, pemeriksaan uji
genometri terhadap kekuatan otot: pemeriksaan ektrimitas kanan atas 5, kiri atas 5,
ekstrimitas kanan bawah 4 dan kiri bawah 4, Kebutuhan ADL pasien masih dibantu oleh
perawat dan keluarga, Hal ini sejalan dengan pendapat dengan Mutaqin (2011) mengatakan
bahwa keluhan utama pasien dengan post herniatomi adalah saat dikaji pasien post operasi
biasanya mengeluh nyeri pada luka operasi dan keterbatasan aktivitas
2. Didalam penelitian, penulis mendapatkan diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
Tn. D yaitu hambatan mobilisasi dini berhubungan dengan luka post herniatomi dimana
diagnose keperawatan yang muncul pada pasien Tn. D dengan post Herniatomi sesuai
dengan Nanda NICNOC dalam Amin & Kusuma (2015).
3. Didalam penelitian ini, perencanaan yang dibuat penulis dengan tujuan untuk memberikan
gambaran tentang asuhan keperawatan pemberian mobilisasi dini untuk mempercepat
proses penyembuhan luka post herniatomi. rencana intervensi yang dilakukan mengacu
pada NIC (Nursing Interventions Classification) selain itu juga penulis menerapkan standar
operasional prosedur pemberian mobilisasi dini yang difokuskan pada pemberian mobilisasi
dini secara bertahap pada pasien Tn. D selama masa perawatan di Rumah Sakit Umum
Bhayangakara Ambon.
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan pemberian mobilisasi dini pada pasien Tn. D mengacu
pada rencana yang telah disusun dan standar operasional prosedur pemberian mobilisasi
dini serta
adanya partisipasi dari keluarga pasien dalam proses pemberian mobilisasi dini selama
proses perawatan post herniatomi menunjukan ada perubahan terhadap penyembuhan
luka post herniatomi kepada pasien semakin cepat kering dan sembuh.
5. Evaluasi yang didapatkan pada pasien Tn. D dimana standar operasional prosedur
pemberian mobilisasi dini yang telah dilakukan selama 4 hari perawatan, penulis
mengevaluasi sesuai dengan rencana keperawatan untuk mengatasi masalah hambatan
mobilisasi fisik berhubungan dengan luka post herniatomi, dapat disimpulkan bahwa
masalah hambatan mobilisasi fisik pada hari keempat sudah dapat teratasi sehingga ada
pengaruh pemberian pemberian mobilisasi dini Terhadap Penyembuhan Luka Pada Pasien
Post Herniatomi Inguinalis Lateralis Di Rumah Sakit Bhayangkara Ambon.

Berdasarkan analisis jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa tindakan prosedur


pemberian mobilisasi dini pada pasien Tn. D dengan post herniatomi sangat membantu dan
mempercepat proses penyembuhan luka, pasien pasca operasi diharapkan dapat
melakukan mobilisasi sesegera mungkin dengan mobilisasi secara bertahap sangat berguna
untuk membantu jalannya penyembuhan pasien, bila tidak dilakukan mobilisasi hal ini akan
mengakibatkan terjadinya gangguan pergerakan sehingga aktivitas sehari hari dapat
terganggu.

Link Jurnal : http://jurnal.csdforum.com/index.php/GHS/article/view/ghs4401/4401


ANALISA JURNAL 4

PENGARUH PELAKSANAAN MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN


TINGKAT NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI

1. ANALISA PICO
A. Judul Penelitian
Pengaruh Pelaksanaan Mobilisasi Dini Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca
Operasi
B. Peneliti
Dewiyanti, Suardi, Alwi, Dina Oktaviana, Riski Amalia
C. Tahun Penelitian
2021
D. Jurnal Penelitian
Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9 : 2 ISSN: 2338-6371, e-ISSN 2550-018X
E. Ringkasan Jurnal
Mobilisasi dini mempertahan kemandirian pasien melakukan mobilisasi atau gerakan lebih dini
untuk mempertahankan fungsi fisiologis yang berpengaruh terhadap integritas berbagai fungsi
tubuh. Mobilisasi memperbaiki sirkulasi, membuat napas dalam dan menstimulasi kembali
fungsi gastrointestinal normal. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Quasi eksperimental dengan pendekatan two group pre-post-test design. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan mobilisasi dini terhadap penurunan tingkat nyeri pada
pasien pasca operasi di BLUD RS H.Padjonga Daeng Ngalle Kabupaten Takalar. Jumlah sampel
memenuhi kreteria inklusi selama penelitian sebanyak 32 orang. Penelitian ini mengunakan
pedekatan pre dan post-test, dengan tehnik accidental sampling. Sampel penelitian adalah pasien
pasca operasi. Penelitian ini menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian diolah
menggunakan uji alternative yaitu wilcoxon diperoleh nilai hitung dengan nilai p=0,000 < α
0,05. Kesimpulan Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik ada pengaruh mobilisasi dini
terhadap penurunan skala nyeri pada pasien pasca operasi.
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pelaksanaan Mobilisasi Dini Terhadap
Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi.
G. Analisa PICO
No Kriteria Pembenaran (critical thinking)
1 P / Patien Data pada penelitian ini diperoleh melalui SOP mobilisasi dini
Population yang menjadi hasil penelitian, Data hasil penelitian yang telah
Problem diperoleh selanjutnya di tabulasi dan analisis secara Univariat
dan Bivariat, analisis Univariat bertujuan untuk
mendeskripsikan data hasil penelitian data analisis bivariat
bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian dengan
menggunakan uji alternatif, dengan tehnik accidental sampling
dimana jumlah sampel dalam penelitian ini sama dengan
jumlah populasi sebanyak 32 orang.
Mobilisasi dini adalah pergerakan yang dilakukan sedini
mungkin di tempat tidur dengan melatih bagian-bagian tubuh
untuk melakukan peregangan atau belajar berjalan. Mobilitas
pasca bedah juga sangat penting dilakukan, dengan mobilitas
dini, maka akan meningkatkan normalisasi fungsi organ
Persepsi pasien masih ada yang beranggapan tidak boleh
banyak melakukan gerakan dalam masa penyembuhan karena
keluhan nyeri meningkat cenderung memberi pengaruh kurang
baik terhadap proses mobilisasi dini. Faktor dari jenis kelamin
juga dapat mempengaruhi respon nyeri dan mobilisasi dini,
nampak pada pasien laki-laki lebih dapat menahan nyeri
dibandingkan pasien perempuan, sehingga laki-laki lebih
mampu melaksanakan mobilisasi dini.
2 I / Intervention Pada penelitian ini intervensi mobilisasi dini setelah 8 jam
pasca operasi ini menurut teori Cetrione yang mengatakan
bahwa 8 jam setelah operasi sudah bisa dilakukan miring kanan
dan miring kiri dan menggerakkan tangan serta
mengkontraksikan otot-otot.
Sedangkan distribusi berdasarkan skala nyeri sebelum
pelaksanaan mobilisasi dini, dari 32 responden terdapat 31
orang (97%) yang mengalami nyeri berat dan 1 orang (3%)
yang mengalami nyeri sedang. Sedangkan setelah dilakukan
mobilisasi dini menjelaskan bahwa dari 32 responden terdapat
31 orang (97%) yang menurun dari nyeri berat ke nyeri sedang
dan 1 orang (3%) mengalami penurunan nyeri dari sedang ke
nyeri ringan.

3 C / Comparison Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi


eksperimental dengan pendekatan two group pre-post-test
design. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 1 Juni sampai 30
Juli 2019 di ruang plamboyan. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua Pasien pasca operasi. Penelitian ini menggunakan
accidental sampling Jumlah sampel 32 responden kelompok
intervensi mobilisasi dini dan kelompok control tidak dilakukan
mobilisasi dini. Pengumpulan data dilakukan dengan
Pengukuran intensitas nyeri pengukuran Skala Penilaian
Numerik (NRS) pre-test dan pengukuran intesitas nyeri dengan
post-test dan menggunakan lembar observasi pelaksanaan
mobilisasi dini sesuai SOP pasca operasi.
4 O / Outcome Dalam penelitian pengaruh pelaksanaan mobilisasi dini pada
pasien pasca operasi di BLUD RS H.Padjonga Daeng Ngalle
Kabupaten Takalar 2019. Dari 32 responden sebelum dilakukan
mobilisasi dini,semua responden mengalami penurunan dimana
rata-rata skala nyeri sebelum mobilisasi dini adalah 7,72 (±
0,683) menurun menjadi 5,38 ( ± 0,793) setelah dilakukan
mobilisasi dini. Sedangkan responden berdasarkan umur, jenis
kelamin dan diagnosis medis rata-rata responden berumur
49,81 tahun, mayoritas berjenis kelamin laki-laki (75,0%) dan
berdasarkan distribusi karakteristik diagnosis medis penyakit
terbanyak adalah responden dengan post operasi hernia
(28,1%), kemudian post operasi Hernia inguinalis lateral
(21,9%), dan post operasi apendisitis sebanyak (18,8%).
Hasil uji statistik menggunakan uji wilcoxon didapatkan semua
responden mengalami penurunan skala nyeri, dengan nilai
p=0,000 < α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik
ada pengaruh mobilisasi dini terhadap penurunan skala nyeri
pada pasien pasca operasi di BLUD RS H. Padjonga Dg Ngalle
Kabupaten Takalar
2. CRITICAL APPRAISAL
A. Pembahasan Latar Belakang
Penelitian ini memulai pembahasan Latar belakang yang diberikan cukup kuat dan
menjelaskan dengan baik alasan melakukan penelitian ini, peneliti menjelaskan runut
permasalahan yang disertai dengan data data sehingga latar belakang ini menjadi kuat
dan mudah dipahami.
B. Metodelogi Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan penelitian Quasi eksperimental
dengan pendekatan two group pre-post-test design. Peneliti menjelaskan secara rinci
tentang metode penelitian, instrument yang digunakan, banyaknya resonden, hingga
lembar observasi penelitian.
Namun peneliti tidak dijelaskan tentang hasil ukur dan uji statistik yang digunakan serta
alasan penggunaan uji tersebut.
C. Pengumpulan Data
Peneliti telah mengelompokkan responden melalui kriteria inklusi yaitu kelompok
intervensi mobilisasi dini dan kelompok control tidak dilakukan mobilisasi dini.Namun
peneliti tidak menjelaskan kriteria inklusi kelompok kontrol.
D. Analisa Data
Peneliti menjelaskan hasil distribusi karakteristik responden dan hasil analisis Perbedaan
skala nyeri sebelum dan setelah pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien pasca operasi.
Namun sebelumnya responden tidak menjelaskan alasan penggunaan uji tersebut.
Data di sajikan dengan rapid an mudah dipahami dan menyertakan nilai pengelompokan
skla nyeri sebagai hasil.
E. Kesimpulan
Penulis memberikan kesimpulan yang jelas dengan penjelasan yang detail tentang skala
nyeri dan pengelompokan skala nyeri. Namun peneliti tidak menjelaskan rencana lanjut
untuk penatalaksanaan responden yang memiliki skala nyeri sedang apakahkah intervensi
dilanjutkan atau tidak.
F. Faktor yang mempengaruhi penelitian
Penulis tidak mencantumkan beberapa jenis post operasi laparatomi, mungkin secara
garis besar mobilisasi dini terhadap masing masing jenis post operasi sama, namun perlu
di kaji kemungkinan kontraindikasi yang terjadi beserta penatalaksanaannya.

3. KESIMPULAN
Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata skala nyeri sebelum mobilisasi dini adalah
7,72 (± 0,683), dari 32 responden terdapat 31 orang (97%) yang mengalami nyeri berat dan
1 orang (3%) yang mengalami nyeri sedang. Hasil penelitian) setelah dilakukan mobilisasi dini
di peroleh rata rata skala nyeri menurun menjadi 5,38 (± 0,793. Dan dari 32 responden
terdapat 31 orang (97%) yang menurun dari nyeri berat ke nyeri sedang dan 1 orang (3%)
mengalami penurunan nyeri dari sedang ke nyeri ringan. Hasil penelitian menjelaskan ada
pengaruh pelaksanaan mobilisasi dini terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien pasca
operasi di BLUD RS H. Padjonga Dg Ngalle Kabupaten Takalar.
Berdasarkan analisis jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini mampu
menurunkan skala nyeri dari berat menjadi sedang dan dari sedang menjadi ringan, sehingga
mobilisasi dini dapat dijadikan penatalaksanaan pada pasien post operasihernia. Pada
penelitian ini intervensi mobilisasi dini setelah 8 jam pasca operasi ini menurut teori Cetrione
yang mengatakan bahwa 8 jam setelah operasi sudah bisa dilakukan miring kanan dan miring
kiri dan menggerakkan tangan serta mengkontraksikan otot-otot.

Link Jurnal : https://jurnal.usk.ac.id/JIK/article/view/21564/14372

Anda mungkin juga menyukai