Anda di halaman 1dari 7

Nama: Kantini Yudi Putri

NIM: 051013805
Prodi: Sistem Informasi

Bacalah soal berikut dengan cermat, kemudian saudara jawab dan diunggah pada tempat yang
telah disediakan:
1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS. Al-
Baqarah (2): 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).
Iman dalam Al-Quran memiliki konstruksi yang berhubungan dengan assyaddu hubban
(cinta yang sangat kuat), qalbu (hati), mata, dan telinga. Mari kita telaah ayat-ayat yang
relevan:
QS. Al-Baqarah (2): 165:
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan
bagi-Nya; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-
orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
Dalam ayat ini, assyaddu hubban menggambarkan cinta yang sangat kuat kepada Allah.
QS. Al-A’raaf (7):179:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan untuk neraka banyak dari jin dan manusia;
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah), mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-
tanda kebesaran Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Al-A’raaf: 179)
Dalam ayat ini, qalbu (hati), mata, dan telinga digunakan untuk menggambarkan
ketidakmampuan orang-orang yang tidak beriman untuk memahami dan mengambil
pelajaran dari ayat-ayat Allah.
Jadi, iman dalam Al-Quran melibatkan cinta yang kuat, hati, pengamatan, dan
pendengaran yang digunakan untuk memahami dan menghargai ajaran Allah.
Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!
Berikut adalah ayat Al-Baqarah (2): 165 beserta terjemahannya:
Arab: ‫َوِم َن الَّناِس َم ْن َّيَّتِخ ُذ ِم ْن ُد ْو ِن ِهّٰللا َاْنَداًدا ُّيِح ُّبْو َنُهْم َك ُحِّب ِۗهّٰللا َو اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا َاَشُّد ُح ًّبا ِۙهّٰلِّل َو َلْو َيَر ى اَّلِذ ْيَن َظَلُم ْٓو ا ِاْذ َيَر ْو َن اْلَع َذ اَۙب‬
‫۝‬١٦٥ ‫َاَّن اْلُقَّو َة ِهّٰلِل َجِم ْيًع ۙا َّو َاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلَع َذ اِب‬
Terjemahan: Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai
tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat
besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat dan
mengetahui, ketika mereka melihat, menerima, dan merasakan azab pada hari kiamat, sedang
mereka dan sesembahan mereka tidak mampu berbuat apa-apa, maka mereka baru menyadari
bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya. Ketika itulah
mereka baru menyesali kezaliman yang telah mereka lakukan, penyesalan yang tidak berguna
sedikit pun
Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?
Dalam QS. Al-Baqarah (2): 165, terdapat kata “hubban” yang memiliki makna “cinta” atau
“kasih sayang” dalam bahasa Indonesia. Ayat ini menyatakan bahwa orang-orang yang beriman
sangat besar cintanya kepada Allah. Mereka mencintai Allah dengan kecintaan yang kuat, penuh
kesetiaan, pengabdian, dan ketaatan. Cinta kepada Allah melebihi cinta manusia terhadap apapun
yang ada di dunia ini, termasuk sesuatu yang mungkin menjadi penyembahannya
Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?
Dalam QS. Al-Baqarah (2): 165, terdapat kata “hubban” yang memiliki makna “cinta” atau
“kasih sayang” dalam bahasa Indonesia. Ayat ini menyatakan bahwa orang-orang yang beriman
sangat besar cintanya kepada Allah. Mereka mencintai Allah dengan kecintaan yang kuat, penuh
kesetiaan, pengabdian, dan ketaatan. Cinta kepada Allah melebihi cinta manusia terhadap apapun
yang ada di dunia ini, termasuk sesuatu yang mungkin menjadi penyembahannya
Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!
Berikut adalah ayat Al-A’raf (7):179 beserta terjemahannya:
Arab: ‫َو َلَقْد َذ َر ْأَنا ِلَجَهَّنَم َك ِثيًرا ِّم َن اْلِج ِّن َو اِاْل ْنِۖس َلُهْم ُقُلْو ٌب اَّل َيْفَقُهْو َن ِبَهۖا َو َلُهْم َاْع ُيٌن اَّل ُيْبِص ُرْو َن ِبَهۖا َو َلُهْم ٰا َذ اٌن اَّل َيْس َم ُعْو َن ِبَهۗا‬
‫ٰۤل‬ ‫ٰۤل‬
‫۝‬١٧٩ ‫ُاو ِٕىَك َك اَاْلْنَع اِم َبْل ُهْم َاَض ُّۗل ُاو ِٕىَك ُهُم اْلٰغ ِفُلْو َن‬
Terjemahan: Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan banyak dari kalangan jin dan
manusia untuk (masuk neraka) Jahanam (karena kesesatan mereka). Mereka memiliki hati, tetapi
tidak mereka pergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan memiliki mata yang tidak
mereka pergunakan untuk melihat (tanda-tanda kebesaran Allah), serta memiliki telinga yang
tidak mereka pergunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak,
bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah
Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179 tersebut?
Dalam QS. Al-A’raaf (7):179, terdapat kata “hubban” yang memiliki makna “cinta” atau “kasih
sayang” dalam bahasa Indonesia. Ayat ini menyatakan bahwa orang-orang yang beriman sangat
besar cintanya kepada Allah. Mereka mencintai Allah dengan kecintaan yang kuat, penuh
kesetiaan, pengabdian, dan ketaatan. Cinta kepada Allah melebihi cinta manusia terhadap apapun
yang ada di dunia ini, termasuk sesuatu yang mungkin menjadi penyembahannya
Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut?
Secara singkat iman kepada allah ialah menyadari apa yang dilakukan nya dan menyadari bahwa
Allah melihatnya serta pergunakanlah mata, hati, dan telinga untuk melihat, memahami, dan
mendengarlkan ayat ayat Allah agar kita tidak sama dengan Binatang. Binatang memiliki mata,
hati, dan telinga, tapi mereka tidak dapat memahami ayat Allah. Begitulah sekiranya manusia
jika tidak manusia tidak memahami ayat dari Allah
2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan penciptaannya.
Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya diisyaratkan dalam
kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan Q.S. Qaaf (50):16.
Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut kedua ayat tersebut!
Berikut adalah terjemahan dari Q.S. Ali-Imran (3): 190-191:
Ayat 190:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, serta pergantian malam dan siang terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.”
Ayat ini mengajarkan bahwa manusia yang berakal dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah
dalam alam semesta.
Ayat 191:
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya
Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah
kami dari azab neraka.’”
Ayat ini menggambarkan ciri-ciri orang yang berakal (ulul albab), yaitu mereka yang senantiasa
mengingat Allah, memikirkan penciptaan alam semesta, dan menyadari kebesaran-Nya.
Dengan demikian, hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut adalah menggunakan akal untuk
mengenali tanda-tanda kebesaran Allah dan berusaha menjauhi kesia-siaan dalam hidup
Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut ayat
tersebut!
Allah berfirman dalam Surat Qaf (50): 16:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh
hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
Ayat ini mengandung hakikat manusia yang sangat mendalam. Mari kita jelaskan maknanya:
Ciptaan Manusia: Allah menciptakan manusia dengan kebijaksanaan-Nya. Manusia adalah
makhluk yang unik, memiliki akal, perasaan, dan kehendak bebas. Ciptaan manusia ini
merupakan bukti keagungan Allah.
Pengenalan Diri: Allah mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati manusia. Setiap pikiran,
perasaan, dan niat kita diketahui oleh-Nya. Ini mengajarkan kita untuk selalu introspeksi dan
memperbaiki diri.
Kedekatan dengan Allah: Ayat ini menyatakan bahwa Allah lebih dekat kepada manusia
daripada urat lehernya. Ini bukan hanya tentang jarak fisik, tetapi juga tentang hubungan
spiritual. Allah selalu dekat dan siap mendengar doa kita.
Jadi, hakikat manusia menurut ayat ini adalah sebagai makhluk ciptaan Allah yang memiliki
kesadaran, tanggung jawab, dan hubungan khusus dengan-Ny
Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!
hakikatnya bahwa manusia yang berakal dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah dalam alam
semesta, serta menggunakan akal untuk mengenali tanda-tanda kebesaran Allah dan berusaha
menjauhi kesia-siaan dalam hidup. Dan meyakini menyatakan bahwa Allah lebih dekat kepada
manusia daripada urat lehernya. Ini bukan hanya tentang jarak fisik, tetapi juga tentang
hubungan spiritual. Allah selalu dekat dan siap mendengar doa kita.

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan berinteraksi
dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.
Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?
Terminologi masyarakat mengacu pada konsep yang berkenaan dengan bagaimana masyarakat
dikenali, diukur, dan dinilai. Istilah ini mencakup berbagai aspek yang berhubungan dengan
masyarakat, termasuk struktur, peran, norma, nilai, budaya, dan kepentingan1.
Mari kita jelajahi beberapa pengertian terminologis tentang masyarakat berdasarkan sudut
pandang keilmuan yang mempelajarinya:
Dalam Ilmu Sosiologi:
Masyarakat diartikan sebagai sebuah sistem sosial yang terdiri dari individu-individu yang saling
berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Individu-individu dalam masyarakat memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda, seperti
pemimpin, pengusaha, pekerja, dan lainnya.
Masyarakat juga dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem budaya yang berkembang dari waktu
ke waktu, dengan unsur-unsur budaya seperti bahasa, agama, kesenian, dan sebagainya yang
menjadi identitas suatu kelompok manusia.
Dalam Ilmu Antropologi:
Masyarakat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang memiliki kebudayaan yang sama
dan saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Individu-individu dalam masyarakat memiliki hubungan sosial yang terorganisir, seperti
keluarga, teman, tetangga, dan sebagainya. Hubungan sosial ini menjadi dasar bagi terbentuknya
komunitas yang kuat dan solid.
Dalam Terminologi Politik:
Masyarakat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang hidup di dalam suatu wilayah dan
memiliki hak-hak dan kewajiban sebagai warga negara2.
Dengan memahami terminologi masyarakat, kita dapat lebih mendalam memahami kompleksitas
hubungan antara individu, budaya, dan struktur sosial dalam kehidupan bermasyarakat
Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan
QS. Az-Zukhruf: 32
Allah berfirman dalam Surat Al-Hujurat (50): 16:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh
hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
Ayat ini mengandung hakikat manusia yang sangat mendalam. Mari kita jelaskan maknanya:
Ciptaan Manusia: Allah menciptakan manusia dengan kebijaksanaan-Nya. Manusia adalah
makhluk yang unik, memiliki akal, perasaan, dan kehendak bebas. Ciptaan manusia ini
merupakan bukti keagungan Allah.
Pengenalan Diri: Allah mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati manusia. Setiap pikiran,
perasaan, dan niat kita diketahui oleh-Nya. Ini mengajarkan kita untuk selalu introspeksi dan
memperbaiki diri.
Kedekatan dengan Allah: Ayat ini menyatakan bahwa Allah lebih dekat kepada manusia
daripada urat lehernya. Ini bukan hanya tentang jarak fisik, tetapi juga tentang hubungan
spiritual. Allah selalu dekat dan siap mendengar doa kita.
Jadi, hakikat manusia menurut ayat ini adalah sebagai makhluk ciptaan Allah yang memiliki
kesadaran, tanggung jawab, dan hubungan khusus dengan-Nya1234
Dalam Surat Az-Zukhruf (43): 32, Allah berfirman:
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka
atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian
yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”
Dari ayat ini, kita memahami bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan berbagai
keberagaman. Manusia memiliki berbagai suku, bangsa, dan tingkatan. Tujuan dari keberagaman
ini adalah agar manusia saling mengenal dan berinteraksi. Kita harus menghargai perbedaan dan
memanfaatkannya untuk memperkaya kehidupan bersama
Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani!
Masyarakat madani adalah konsep yang menggambarkan masyarakat yang beradab, sejahtera,
dan memiliki karakteristik tertentu. Berikut adalah kriteria masyarakat beradab dan sejahtera
menurut sudut pandang masyarakat madani:
Peradaban Tinggi:
Masyarakat madani identik dengan iman dan keyakinan yang kuat pada Tuhan.
Pondasi ini menjadikan mereka memiliki adab dan tata krama yang baik, baik terhadap Tuhan
maupun sesama manusia.
Secara tidak langsung, masyarakat madani telah membuktikan bahwa mereka memiliki
peradaban tinggi serta menjadi masyarakat beradab.
Mengutamakan Kesederajatan:
Masyarakat madani selalu mengutamakan kesederajatan.
Mereka menganggap bahwa status manusia adalah sama.
Transparansi menjadi hal utama dalam kehidupan, dan mereka hidup dengan kejujuran serta
tidak menutupi suatu hal.
Ruang Publik Luas:
Ruang publik luas atau bebas adalah wilayah yang memberi kebebasan masyarakat dalam
memiliki hak dan kewajiban warga negara.
Masyarakat di dalamnya mempunyai akses menuju kegiatan politik, kerjasama, hingga
mengutarakan pendapat.
Menjunjung Tinggi Nilai:
Masyarakat madani menjunjung tinggi nilai, hukum, dan norma.
Hal ini dipegang menggunakan iman, ilmu, serta teknologi.
Mereka hidup dengan aturan yang berlaku, dan sikap taat dilakukan berdasarkan ilmu, iman, dan
teknologi.
Keadilan Sosial:
Keadilan sosial merupakan keseimbangan serta pembagian proporsional antara hak dan
kewajiban suatu warga negara.
Dengan kata lain, warga negara mempunyai kewajiban dan hak atas negaranya, begitu pula
sebaliknya.
Semua ini menggambarkan masyarakat madani sebagai masyarakat yang beradab, sejahtera, dan
berprinsip pada nilai-nilai demokrasi, kesederajatan, dan keadilan social
Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!
Berikut adalah prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera yang sangat relevan
dalam membangun kehidupan yang harmonis:
Keadilan Sosial:
Setiap orang harus diperlakukan sama di mata hukum dan memiliki hak serta kewajiban yang
setara, tanpa memandang latar belakang mereka.
Keadilan sosial menjaga keharmonisan dalam masyarakat dan menghindari ketidakadilan.
Toleransi dan Pluralisme:
Menghargai keberagaman yang ada di masyarakat, baik itu perbedaan suku, ras, agama, maupun
pandangan hidup.
Perbedaan itu indah dan memperkaya kehidupan kita.
Demokrasi dan Kebebasan di Ruang Publik:
Setiap orang memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang
memengaruhi kehidupan mereka.
Kebebasan menyampaikan pendapat dan berkumpul di ruang publik adalah hak yang harus
dijunjung tinggi.
Supremasi Hukum dan Egalitarianisme:
Hukum harus berlaku adil dan setara bagi semua warga negara.
Egalitarianisme menghargai kesetaraan hak dan kesempatan bagi semua individu.
Pengawasan Sosial:
Masyarakat harus saling mengawasi dan memastikan kepatuhan terhadap norma dan aturan yang
berlaku.
Pengawasan sosial membantu menjaga integritas dan moralitas masyarakat.
Semua prinsip ini saling berkaitan dan harus diterapkan secara konsisten untuk menciptakan
masyarakat yang beradab dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai