Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 1

TUTORIAL ONLINE SESI 3


MKWU4101.113 ( PENDIDIKAN AGAMA ISLAM )

NAMA : MUHAMMAD ARDAN


NIM : 053654941
PRODI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UPBJJ : BANJARMASIN

FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL, DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS TERBUKA
2023/2024
PEMBAHASAN
TUGAS 1
MKWU4101.113 ( PENDIDIKAN AGAMA ISLAM )
SOAL 1

Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS.
Al-Baqarah (2): 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).

1. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!
2. Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?
3. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?
4. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!
5. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179
tersebut?
6. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut

SOAL 2

Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan penciptaannya.
Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya diisyaratkan dalam
kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan Q.S. Qaaf (50):16.

1. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut kedua ayat tersebut!
2. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut ayat tersebut!
3. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!

SOAL 3

Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan berinteraksi
dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

4. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?


5. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan
QS. Az-Zukhruf: 32
6. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani!
7. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!
JAWABAN
SOAL 1

Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS.
Al-Baqarah (2): 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).

1. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!

Jawab :

‫ين‬ َ ‫ون ٱهَّلل ِ َأن َدا ًدا ي ُِحبُّونَهُ ْم َكحُبِّ ٱهَّلل ِ ۖ َوٱلَّ ِذ‬
ِ ‫اس َمن يَتَّ ِخ ُذ ِمن ُد‬ ِ َّ‫َو ِم َن ٱلن‬
َ ‫ين ظَلَ ُم ٓو ۟ا ِإ ْذ يَ َر ْو َن ْٱل َع َذ‬
َ‫اب َأ َّن ْٱلقُ َّوة‬ َ ‫َءا َمنُ ٓو ۟ا َأ َش ُّد ُحبًّا هَّلِّل ِ ۗ َولَ ْو يَ َرى ٱلَّ ِذ‬
‫ب‬ِ ‫هَّلِل ِ َج ِميعًا َوَأ َّن ٱهَّلل َ َش ِدي ُد ْٱل َع َذا‬
Artinya: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada
Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah
semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

Referensi : https://tafsirweb.com/644-surat-al-baqarah-ayat-165.html

2. Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?


asyaddu hubban lillah. Hub asyaddu hubban lillah. Hub artinya kecintaan atau
kerinduan. Asyaddu adalah kata superlatif artinya kecintaan atau kerinduan. Asyaddu
adalah kata superlatif syadiid (sangat). Asyaddu hubban berarti sikap syadiid (sangat).
Asyaddu hubban berarti sikap yang menunjukkan kecintaan atau kerinduan yang
menunjukkan kecintaan atau kerinduan luar biasa. Lillah artinya kepada atau terhadap
Allah. Dari luar biasa. Lillah artinya kepada atau terhadap Allah. Dari ayat tersebut
tergambar bahwa iman ayat tersebut tergambar bahwa iman adalah sikap (atitude),
yaitu kondisi mental yang menunjukkan kecenderungan atau keinginan adalah sikap
(atitude), yaitu kondisi mental yang menunjukkan kecenderungan atau keinginan luar
biasa terhadap Allah. Orang-orang yang beriman luar biasa terhadap Allah.
Orang-orang yang beriman kepada Allah berarti orang yang rela kepada Allah berarti
orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan harapan atau
kemauan yang dituntut oleh mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan
harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya.
3. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?

Dalam konteks ayat ini, pengertian iman kepada Allah SWT adalah keyakinan yang
kuat dan cinta yang mendalam kepada-Nya sebagai Tuhan yang Maha Esa, yang
memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu. Orang-orang yang beriman
menempatkan cinta dan kasih sayang mereka kepada Allah di atas segala-galanya,
melebihi cinta mereka kepada Tuhan-tuhan palsu atau objek-objek lain yang mungkin
mereka anggap sebagai dewa atau sumber kekuatan.

Iman kepada Allah SWT juga mencakup kesadaran akan keagungan dan
kekuasaan-Nya, sehingga menjadikan orang yang beriman patuh dan tunduk
kepada-Nya dalam segala aspek kehidupannya. Mereka percaya bahwa Allah adalah
sumber kekuatan sejati dan bahwa kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki manusia
atau objek lain hanyalah titipan dari-Nya.

Dalam ayat ini, Allah SWT juga menunjukkan bahwa orang-orang yang zalim atau
kafir akan menyadari kekuatan sejati Allah ketika mereka melihat azab-Nya. Ini
menunjukkan bahwa iman kepada Allah SWT juga mencakup kesadaran akan
sifat-sifat-Nya yang adil dan bahwa Dia adalah pemegang kekuatan yang mutlak.

Referensi:

● Saheeh International. "The Noble Quran."

4. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!

Jawab :
‫ْأ‬
َ ‫نس ۖ لَهُ ْم قُلُوبٌ اَّل يَ ْفقَه‬
‫ُون بِهَا‬ ِ ‫َولَقَ ْد َذ َر نَا لِ َجهَنَّ َم َكثِيرًا ِّم َن ْٱل ِج ِّن َوٱِإْل‬
ٓ
َ ‫ُون بِهَٓا ۚ ُأ ۟و ٰلَِئ‬
‫ك‬ َ ‫ان اَّل يَ ْس َمع‬
ٌ ‫ُون بِهَا َولَهُ ْم َءا َذ‬ َ ‫ْصر‬ ِ ‫َولَهُ ْم َأ ْعي ٌُن اَّل يُب‬
ٓ
‫ون‬ َ ‫ضلُّ ۚ ُأ ۟و ٰلَِئ‬
َ ُ‫ك هُ ُم ْٱل ٰ َغفِل‬ َ ‫َكٱَأْل ْن ٰ َع ِم بَلْ هُ ْم َأ‬
Arab-Latin: Wa laqad żara`nā lijahannama kaṡīram minal-jinni wal-insi lahum qulụbul
lā yafqahụna bihā wa lahum a'yunul lā yubṣirụna bihā wa lahum āżānul lā yasma'ụna
bihā, ulā`ika kal-an'āmi bal hum aḍall, ulā`ika humul-gāfilụn

Artinya: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).
Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai.

Referensi : https://tafsirweb.com/2633-surat-al-araf-ayat-179.html

5. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179
tersebut?

Jawab :
Ayat ini menjelaskan tentang kondisi orang-orang yang telah diberi indra dan
akal oleh Allah, tetapi mereka tidak menggunakan indra dan akal tersebut untuk
memahami tanda-tanda kebesaran Allah. Mereka tidak memperhatikan atau
memahami ayat-ayat Allah yang tersurat di alam semesta dan dalam wahyu-Nya.
Mereka lebih memilih hidup dalam keadaan lalai dan tidak menyadari kebenaran yang
telah dijelaskan oleh Allah.

Dalam konteks iman kepada Allah SWT, ayat ini menggambarkan bahwa iman
bukanlah sekadar keyakinan tanpa bukti atau tanda-tanda kebesaran Allah di sekitar
kita. Iman yang benar memerlukan penggunaan hati, mata, telinga, dan akal untuk
memahami ayat-ayat Allah yang tersurat di alam semesta dan dalam wahyu-Nya.
Orang yang benar-benar beriman akan menggunakan akal dan hatinya untuk mencari
dan mengenal Allah, serta mengamati tanda-tanda kebesaran-Nya yang terpampang
jelas di sekitar kita.

6. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut

Jawab :

berikut adalah penjelasan singkat dari kedua ayat tersebut:

QS. Al-Baqarah (2):165:

1. Ayat ini menegaskan bahwa ada orang-orang yang mengambil berhala sebagai
sesembahan selain Allah dan mereka mencintai berhala-berhala itu
sebagaimana mereka mencintai Allah. Namun, orang-orang yang beriman jauh
lebih besar cintanya kepada Allah. Dengan demikian, ayat ini menegaskan
bahwa cinta kepada Allah haruslah menjadi yang utama dalam hati setiap
orang yang beriman.
QS. Al-A'raaf (7):179:

2. Ayat ini menggambarkan kondisi orang-orang yang telah diberi indra dan akal
oleh Allah, tetapi mereka tidak menggunakan indra dan akal tersebut untuk
memahami tanda-tanda kebesaran Allah. Mereka tidak memperhatikan atau
memahami ayat-ayat Allah yang tersurat di alam semesta dan dalam
wahyu-Nya. Mereka lebih memilih hidup dalam keadaan lalai dan tidak
menyadari kebenaran yang telah dijelaskan oleh Allah. Ayat ini mengingatkan
kita untuk menggunakan akal dan hati kita untuk mencari dan mengenal Allah
serta memahami tanda-tanda kebesaran-Nya yang terpampang jelas di sekitar
kita

SOAL 2

Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan penciptaannya.
Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya diisyaratkan dalam
kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan Q.S. Qaaf (50):

1. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara ringkas
hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut!

Jawab :

ٍ َ‫ار َل َءا ٰي‬


‫ت‬ ِ َ‫ٱختِ ٰل‬
ِ َ‫ف ٱلَّي ِْل َوٱلنَّه‬ ِ ْ‫ت َوٱَأْلر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫ِإ َّن فِى َخ ْل‬
ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
ِ َ‫ُأِّل ۟ولِى ٱَأْل ْل ٰب‬
‫ب‬
Arab-Latin: inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri
la`āyātil li`ulil-albāb

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal,

— Surat Ali ‘Imran Ayat 190


‫ُون فِى‬ َ ‫ين يَ ْذ ُكر‬
َ ‫ُون ٱهَّلل َ قِ ٰيَ ًما َوقُعُو ًدا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكر‬ َ ‫ٱلَّ ِذ‬
َ َ‫ت ٰهَ َذا ٰبَ ِطاًل ُس ْب ٰ َحن‬
‫ك فَقِنَا‬ ِ ْ‫ت َوٱَأْلر‬
َ ‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْق‬ ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬ِ ‫َخ ْل‬
ِ َّ‫اب ٱلن‬
‫ار‬ َ ‫َع َذ‬
Arab-Latin: allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu'ụdaw wa 'alā junụbihim
wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā
bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā 'ażāban-nār
Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka.
— Surat Ali ‘Imran Ayat 191

Referensi : https://tafsirweb.com/37646-surat-ali-imran-ayat-190-191.html

Hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut adalah bahwa manusia


seharusnya menyadari nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada mereka dan
merenungkan kebesaran-Nya yang termanifestasi dalam penciptaan langit dan
bumi serta pergantian malam dan siang. Manusia yang memiliki akal dan
kepekaan spiritual akan mengingat dan bersyukur kepada Allah dalam segala
keadaan, serta merenungkan makna penciptaan-Nya. Ini menunjukkan bahwa
hakikat manusia adalah sebagai makhluk yang diberi akal untuk mengakui dan
mengagungkan keagungan pencipta-Nya, serta berserah diri kepada-Nya dalam
memohon perlindungan dari siksa neraka.

Ayat-ayat tersebut berbunyi sebagai berikut:

"Dan sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia; Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka'."
(Ali Imran: 190-191)

Tafsir yang dapat Anda temukan di referensi yang Anda berikan akan
memberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang makna dan pesan yang
terkandung dalam ayat-ayat tersebut. Ayat-ayat ini menegaskan bahwa di
sekitar kita, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah yang bisa diamati oleh orang
yang memiliki akal dan kepekaan spiritual. Penciptaan langit dan bumi, serta
pergantian malam dan siang, adalah bukti-bukti nyata akan keagungan Allah.

Orang-orang yang memiliki pemahaman akan hal ini, mereka akan senantiasa
mengingat Allah dalam segala keadaan, baik saat berdiri, duduk, atau
berbaring. Mereka juga merenungkan tentang kebesaran Allah dalam
menciptakan alam semesta ini. Dengan menyadari hal ini, mereka bersyukur
kepada Allah dan memohon perlindungan dari siksa neraka.

Ini menunjukkan bahwa manusia, sebagai makhluk yang diberikan akal dan
kesadaran, seharusnya menggunakan kebijaksanaannya untuk memperhatikan
tanda-tanda kebesaran Allah di sekitar kita, serta merenungkan penciptaan-Nya
dengan penuh kekaguman dan rasa takjub. Ini adalah salah satu aspek dari
hakikat manusia dalam Islam: sebagai makhluk yang diberi akal untuk
mengenal dan mengagungkan penciptanya.
2. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut ayat tersebut!

Jawab :

‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا ٱِإْل ن ٰ َس َن َونَ ْعلَ ُم َما تُ َوس ِْوسُ بِِۦه نَ ْف ُس ۥهُ ۖ َونَحْ ُن َأ ْق َربُ ِإلَ ْي ِه‬
‫ِم ْن َحب ِْل ْٱل َو ِري ِد‬
Arab-Latin: Wa laqad khalaqnal-insāna wa na'lamu mā tuwaswisu bihī nafsuh,
wa naḥnu aqrabu ilaihi min ḥablil-warīd

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui


apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada
urat lehernya,

Referensi : https://tafsirweb.com/9822-surat-qaf-ayat-16.html

Ayat ini menggarisbawahi hakikat manusia menurut pandangan Islam.


Manusia diciptakan oleh Allah, yang memiliki pemahaman yang mendalam
tentang diri manusia, bahkan hingga hal-hal yang disampaikan oleh jiwa
kepada dirinya sendiri secara dalam. Allah lebih dekat kepada manusia
daripada urat lehernya, menunjukkan bahwa Allah sangat dekat dan
mengetahui dengan sangat rinci tentang keadaan dan pikiran manusia.

Jadi, hakikat manusia menurut ayat ini adalah bahwa manusia adalah
makhluk yang diciptakan oleh Allah, yang memiliki dimensi spiritual yang
dalam, dan Allah memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang
keadaan dan pikiran manusia. Oleh karena itu, manusia seharusnya selalu
sadar akan kehadiran Allah dalam dirinya dan senantiasa berhubungan
dengan-Nya dalam setiap aspek kehidupannya.

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Sungguh Kami telah menciptakan manusia, dan Kami mengetahui apa yang
dibicarakan oleh hatinya. Kami lebih dekat kepadanya daripada hablil warid,
yaitu urat lehernya yang bersambung dengan hati.

Referensi : https://tafsirweb.com/9822-surat-qaf-ayat-16.html
3. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!

Jawab :

Hakikat manusia menurut ketiga ayat tersebut adalah bahwa manusia


diciptakan oleh Allah dengan keistimewaan dan memiliki tanggung jawab
untuk mengenali-Nya serta bersyukur atas nikmat-Nya. Manusia diberi akal
untuk memahami tanda-tanda kebesaran Allah dalam penciptaan langit dan
bumi, serta memiliki kesadaran spiritual untuk mengingat Allah dalam segala
keadaan. Dalam hubungannya dengan Allah, manusia harus berserah diri,
bersyukur, dan memohon perlindungan dari siksa neraka.

Sumber:

● Al-Quran Surat Ali Imran (3): 190-191


● Al-Quran Surat Qaaf (50): 16

SOAL 3

Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan berinteraksi
dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

1.Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?

Jawab :

Pengertian terminologis tentang masyarakat merujuk pada konsep-konsep yang


digunakan dalam ilmu sosial dan humaniora untuk memahami struktur, fungsi, dan
dinamika masyarakat. Beberapa konsep penting dalam pengertian terminologis
tentang masyarakat antara lain:

1. Struktur Sosial: Merujuk pada pola-pola hubungan antarindividu dan


kelompok dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, status, dan kelompok
sosial. Struktur sosial mencakup elemen-elemen seperti kelas sosial, etnisitas,
jenis kelamin, dan agama yang membentuk pola-pola interaksi sosial dalam
masyarakat.
2. Institusi: Merupakan pola-pola perilaku yang terorganisasi dan terstruktur
dalam masyarakat yang mengatur kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan
budaya. Contoh institusi termasuk keluarga, pemerintahan, agama, pendidikan,
dan ekonomi.
3. Budaya: Mengacu pada sistem nilai, norma, keyakinan, dan praktik yang
dibagikan oleh anggota masyarakat. Budaya membentuk identitas kolektif dan
mempengaruhi perilaku individu dalam masyarakat.
4. Perubahan Sosial: Merujuk pada proses dinamis di mana struktur dan fungsi
masyarakat berubah seiring waktu. Perubahan sosial dapat terjadi melalui
inovasi, modernisasi, konflik, atau interaksi antarbudaya.
5. Ketegangan dan Konflik: Mengacu pada ketidaksepakatan atau pertentangan
antarindividu atau kelompok dalam masyarakat, baik terkait dengan sumber
daya, nilai, atau kepentingan yang bertentangan.

Sumber:

● Macionis, J. J., & Plummer, K. (2011). Sociology: A Global Introduction.


Pearson Education.
● Ferrante, J. (2017). Sociology: A Global Perspective. Cengage Learning

2.Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13


dan QS. Az-Zukhruf: 32

Jawab :

1. QS. Al-Hujurat (49): 13: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan


kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Ayat ini menegaskan bahwa manusia berasal dari sepasang laki-laki dan
perempuan (Adam dan Hawa), dan dari keturunan mereka, muncullah berbagai
bangsa dan suku. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman etnis dan budaya
merupakan bagian dari rancangan Allah, dan tujuan dari keragaman ini adalah
agar manusia saling mengenal dan berinteraksi satu sama lain.

2. QS. Az-Zukhruf (43): 32: "Maka mengapa mereka tidak mengikuti cara hidup
orang-orang yang telah mendahului mereka, zaman Nuh dan kaum 'Ad, dan
kaum Tsamud, dan kaum Ibrahim, dan kaum Luth, dan penghuni Madyan?
Dan bangsa-bangsa yang telah binasa itu telah datang dengan membawa
bukti-bukti kebenaran (mukjizat) dari Rabb mereka, maka tidaklah Allah
menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka
sendiri."

Ayat ini menunjukkan bahwa dalam sejarah manusia, terdapat berbagai


masyarakat dan peradaban yang telah ada sebelumnya. Allah mengirimkan
rasul-rasul dan membawa bukti-bukti kebenaran kepada mereka, namun
mereka enggan mengikuti petunjuk yang diberikan. Hal ini menegaskan bahwa
manusia memiliki fitrah atau naluri untuk mengenal dan mengikuti jalan yang
benar, namun mereka sering kali melalaikannya dan melakukan kesalahan
yang sama seperti generasi sebelumnya.

Secara keseluruhan, kedua ayat ini menunjukkan bahwa asal-usul masyarakat


menurut fitrah manusia adalah dari sepasang laki-laki dan perempuan, dan
tujuan dari keragaman manusia adalah untuk saling mengenal dan berinteraksi.
Fitrah manusia juga mencakup naluri untuk mengikuti jalan yang benar, namun
sering kali manusia melalaikannya dan melakukan kesalahan yang sama
seperti generasi sebelumnya.

3.Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani!
Jawab :

Dalam sudut pandang masyarakat madani, masyarakat beradab dan sejahtera memiliki
beberapa kriteria yang menjadi ciri khasnya. Berikut adalah beberapa kriteria tersebut:

1. Keadilan Sosial: Masyarakat madani mengutamakan prinsip keadilan sosial di


mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses
sumber daya dan kesempatan yang ada dalam masyarakat. Ini berarti tidak
adanya diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, atau gender.
2. Partisipasi Aktif: Masyarakat madani ditandai dengan partisipasi aktif dari
seluruh anggotanya dalam proses pengambilan keputusan dan pembangunan
masyarakat. Partisipasi ini mencakup baik partisipasi dalam pemerintahan
lokal maupun dalam kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya.
3. Ketahanan Ekonomi: Masyarakat madani memiliki perekonomian yang kokoh
dan inklusif, di mana setiap individu memiliki akses yang adil terhadap
kesempatan ekonomi dan pelayanan sosial dasar seperti pendidikan dan
kesehatan. Selain itu, masyarakat madani juga mendorong kewirausahaan dan
inovasi untuk menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.
4. Keharmonisan Antarumat Beragama: Masyarakat madani menghargai
pluralitas agama dan budaya serta mendorong dialog antarumat beragama
untuk memperkuat toleransi, saling pengertian, dan kerjasama antaragama
dalam membangun masyarakat yang damai dan harmonis.
5. Kebebasan Berpendapat dan Beragama: Masyarakat madani menghormati hak
asasi manusia, termasuk kebebasan berpendapat, beragama, dan berkeyakinan.
Ini mencakup perlindungan terhadap hak minoritas dan kebebasan berekspresi
bagi seluruh anggota masyarakat.

Referensi:

● Aslam, A. (2016). "Understanding Civil Society and the Islamic Tradition: A


Framework for Building Social Capital." Routledge.
● Hassan, R. (2009). "Toward Islamic Civil Society: Islam, State, and Society in
the Arab World." Palgrave Macmillan.
● Abdul Aziz, H., & Shahruddin, S. (2013). "Toward Establishing a Civil
Society in Malaysia: Islamic Civil Society Discourses and Practices." Asian
Social Science, 9(9), 92-102.
4.Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!

Jawab :

Prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera mencakup nilai-nilai dasar


yang menjadi landasan bagi pembangunan masyarakat yang adil, berkelanjutan, dan
harmonis. Berikut adalah beberapa prinsip umum tersebut beserta penjelasannya:

1. Keadilan: Prinsip keadilan merupakan landasan utama dalam masyarakat


beradab dan sejahtera. Keadilan sosial, ekonomi, dan politik harus diwujudkan
untuk memastikan setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam
mengakses sumber daya dan keadilan dalam perlakuan.
2. Keseimbangan: Masyarakat yang beradab dan sejahtera memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan kolektif.
Pencapaian keseimbangan ini akan menjaga harmoni dan stabilitas dalam
masyarakat.
3. Partisipasi: Prinsip partisipasi menekankan pentingnya partisipasi aktif seluruh
anggota masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pembangunan
masyarakat. Partisipasi ini mencakup partisipasi dalam pemerintahan,
ekonomi, dan kegiatan sosial.
4. Keharmonisan: Masyarakat beradab dan sejahtera mengedepankan
keharmonisan antara beragam elemen masyarakat, termasuk antara beragam
agama, etnis, budaya, dan gender. Keharmonisan ini menciptakan lingkungan
yang inklusif dan saling mendukung.
5. Kesejahteraan: Prinsip kesejahteraan menekankan pentingnya memastikan
kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bagi seluruh anggota masyarakat. Hal
ini mencakup akses yang adil terhadap pendidikan, kesehatan, perumahan, dan
pekerjaan yang layak.
6. Keberlanjutan: Prinsip keberlanjutan menekankan pentingnya
mempertahankan sumber daya alam dan lingkungan hidup bagi generasi saat
ini dan masa depan. Pembangunan yang berkelanjutan memperhatikan
dampaknya terhadap lingkungan dan memastikan keberlanjutan ekonomi,
sosial, dan lingkungan.

Referensi:

● Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2014). "Economic Development." Pearson.


● Sen, A. (2000). "Development as Freedom." Oxford University Press.
● Sachs, J. (2015). "The Age of Sustainable Development." Columbia University
Press.

Anda mungkin juga menyukai