Anda di halaman 1dari 2

1.

Apa yang saya ketahui tentang identitas manusia Indonesia dalam


keberagaman nilai-nilai luhur yang ada

Konsep identitas manusia Indonesia merupakan konsep yang digali dari dalam diri
masyarakat Indonesia. Identitas keindonesiaan ini tercipta dari sejarah Indonesia yang
multikultural. Keberagaman itu terbentuk sejak Indonesia sebelum diakui sebuah negara.
Kemanusiaan Indonesia mencakup nilai, jiwa, hasrat, martabat, sosial, relasionalitas,
genuitas, dialogalitas, dan berbagai tradisi manusia Indonesia dari waktu ke waktu dan dari
generasi ke generasi. Setidaknya ada tiga hal hakiki yang layak ditegaskan sebagai nilai
kemanusiaan yakni, nilai kebhinekatunggalikaan, nilai pancasila, nilai religiusitas
2. Kekuatan Nilai- Nilai Luhur Identitas manusia Indonesia menjadi bagian
penting dalam konteks Pendidikan Nasional
Nilai Luhur Indentitas Manusia Indonesia yang ditegaskan sebagai nilai
kemanusiaan yang Khas di Indonesia yakni Nilai kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai
Pancasila dan religiusitas. Nilai-nilai luhur identitas ini kemudian akan menjadi bagian
penting dalam bidang Pendidikan di Indonesia. Pendidikan merupakan ruang untuk
menghargai pengalaman bukan sekedar mentransfer Informasi, menolong yang lemah, dan
bukan mengekploitasi. Sedangkan, Pendidikan dalam bingkai ke Indonesiaan merupakan
penegasan kesederajatan martabat manusia Indonesia untuk mengikis dominasi mayoritas
pada minoritas dan berbagai bentuk Gerakan yang memecahkan persatuan bangsa.
Pendidikan memiliki peran penting dalam melestarikan keragaman, menjaga
kesatuan, memelihara keharmonisan dan mengembangkan kualitas ke Indonesiaan. Dalam
konteks keragaman Indonesia, pendidikan yang bercorak seragam bertentangan dengan
konteks. Akan tetapi, Indonesia juga membutuhkan suatu pola umum yang bisa menyatukan.
Dengan demikian, paradigma pendidikan itu sendiri yang mestinya menyatukan semuanya.
Sebagai contoh, paradigma pluralisme, dirasa kurang cocok untuk Indonesia yang sangat
kaya dan dinamis dalam relasi keragaman. Pluralisme memberikan peluang untuk mengakui
perbedaan atas keragaman namun kurang memberi ruang pada relasi-dialogal atas realitas
keragaman. Sedangkan Paradigma trasformatif lebih dilakukan dengan cara berdialog dengan
masyarakat dengan tujuan untuk saling mengenal satu sama lain. Pendidikan religiolitas
sendiri menjadi dasar untuk mengembangkan pribadi yang demokratis, menghargai
keragaman, membangun ruang keterlibatan aktif masing-masing anggota masayarakat.
Pendidikan religiolitas dianggap penting dalam memberi dasar spiritualitas dan humanisme
karena demokrasi tidak mempunyai pengertian tunggal. Penghayatan tradisi merupakan salah
satu model pendidikan kosmik. Sebagai salah satu contoh pendidikan lewat tradisi adalah
upacara labuhan. Dalam kearifan lokal, terutama dalam fenomena labuhan Gunung Merapi,
dinyatakan bahwa kualitas hidup bersama (keadaban publik) ditentukan oleh relasi manusia-
alam gaib dan alam semesta.
Pendidikan tidak cukup hanya membantu untuk memahami keragaman. Pendidikan
adalah proses untuk melestarikan keragaman, menemukan nilai-nilai yang menyatukan
keragaman, dan melawan segala bentuk yang merongrong kesatuan. Karenanya, pendidikan
mesti menjadi praksis hidup bersama yang saling peduli, mengasihi, menghargai dan bukan
saling mengalahkan dalam semangat kompetisi.
3. Implemetasi identitas manusia Indonesia dalam pendidikan:
a. Menerapkan pendidikan yang mencakup kearifan lokal.
Pendidikan berperan penting untuk membangun paradigma berpikir, bersikap, dan
berperilaku sebagai bangsa Indonesia. Sementara identitas bangsa Indonesia
menunjuk kepada berbagai kebudayaan lokal yang tersebar diseluruh daerah. Oleh
karena itu pendidikan yang mencakup kearifan lokal dapat memajukan sekaligus
melestarikan kebudayaan lokal.

b. Pendidikan prularisme
Pluralisme artinya mengakui dan mengakomodasi berbagai keseluruhan kebudayaan
yang ada. Pluralisme memberikan peluang untuk mengakui perbedaan atas keragaman
dan membangun ruang keterlibatan aktif masing-masing anggota masyarakat.
Implementasi dari pendidikan prularisme adalah pendidikan yang berdiferensiasi
sehingga semua golongan masyrakat dapat mengembangkan potensinya masing-
masing.
c. Pendidikan karakter
Pendidikan dengan identitas Indonesia berbeda dengan pendidikan yang berada di
barat. Pendidikan barat cenderung bertujuan kepada sifat materialistik, sehingga
berbeda dengan pendidikan yang ber ke-identitasan Indonesia yang cenderung kepada
religiuitas. Pendidikan identitas Indonesia atau ketimuran identik dengan moralitas
yang memberikan maksud kepada suatu adab, akhlak yang mulia, dan sopan santun
sesuai dengan norma-norma agama dan budaya. Oleh karena itu pendidikan karakter
meruupakan suatu hal yang penting disamping berkembangnya pendidikan intelektual

Anda mungkin juga menyukai