Setelah membaca bagian pertama tulisan dari Jujun S mengenai pengantar
filsafat, ternyata tulisannya ringan untuk dibaca, tidak seperti yang saya kira, tulisan tentang filsafat apapun itu akan memberatkan kepala. Jujun banyak memberikan perumpumaan dan contoh, seperti filsafat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang mengivasi daerah pantai, dimana pantai itu nantinya sebagai tempat pendaratan dari infanteri atau sebagai ‘pengetahuan’ yang bisa meluas ke arah manapun. Ilmu berarti pengetahuan tentang sesuatu. Sementara filsafat ilmu yang dimaksud berarti berusaha mengetahui apa hakikat kebenaran ilmu, Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan ilmu kebenaran itu, dan untuk apa ilmu pengetahuan itu digunakan. Pada bab ini juga dijelaskan mengenai hikmah filsafat seperti kerendahan hati seseorang terhadap ilmu, tetapi diam-diam dia ternyata menyukai ilmu, senang untuk mencari tahu, dan menggunakan ilmu dengan sebaik, sebijak, dan searif mungkin, dan sadar bahwa seseorang tidak mugkin mendapatkan semua pengetahuan ilmu, karena pengetahuan ilmu sangat luas dan tak terbatas.
Kemudian pada bagian bab IV dijelaskan ada pengetahuan-pengetahuan
selain ilmu, seperti seni dan agama, ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Seni lebih dekat kepada ilmu terapan yang banyak menggunakan metode trial dan eror atau mencoba-coba. Sementara Agama merupakan pengetahuan yang dekat dengan sesuatu yang transdental juga metafisik, sesuatu yang tidak atau belum bisa dirasakan, dilihat, dan diraba. Komentar: Secara umum ilmu pengetahuan merupakan anggapan kebenaran mengenai sesuatu yang sudah teruji tetapi kemungkinan bisa berubah dimasa depan, Sedangkan seni dan agama disini bisa dikategorikan sebagai bagian dari macam- macam ilmu pengetahuan.
Selanjutnya pada tulisan keraf yang membahas mengenai pengetahuan dan
keyakinan. Baik pengetahuan maupun keyakinan sama-sama merupakan sikap mental seseorang dalam hubungan dengan objek tertentu yang disadarinya sebagai ada atau terjadi. Hanya saja, dalam hal keyakinan, objek yang disadari sebagai ada itu, tidak perlu harus ada sebagaimana adanya. Sebaliknya, dalam hal pengetahuan, objek yang disadari itu memang ada sebagaimana adanya.
Komentar: Menurut penulis, dalam hal keyakinan, obyek yang disadari
ada tidak bisa digambarkan atau di imajinasikan secara utuh. Akan tetapi keyakinan memang tidak membutuhkan banyak penggambaran. Keyakinan berbeda dengan fikiran atau logika. Keyakinan berada dalam lingkup hati nurani dan rasa. Berbeda dengan pengetauhuan yang berdasarkan logika yang memang membutuhkan metode ilmiah untuk bisa dibuktikan secara utuh.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita