BAB 8: POLITIK
Dibuat Oleh:
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
1. Pengertian Politik dan Ilmu Politik.................................................................................3
2. Sutta-Sutta Terkait Dengan Penguasa dan Politik..........................................................3
2.1. Cakkavattisihanada Sutta.........................................................................................3
2.2. Kutadanta Sutta........................................................................................................4
2.3. Maha Parinibbana Sutta...........................................................................................4
2.4. Sigalovada Sutta......................................................................................................5
2.5. Dasa Raja Dhamma.................................................................................................6
1. Pengertian Politik dan Ilmu Politik
Pengertian politik berasal dari akar kata Yunani "polis", yang merujuk pada
suatu kota yang merupakan entitas negara atau kota-negara. Secara historis, politik
mengacu pada proses interaksi antarindividu untuk mencapai kebaikan bersama.
KBBI mendefinisikan politik sebagai pengetahuan tentang ketatanegaraan, mencakup
sistem dan dasar pemerintahan. Namun, politik juga mencakup segala urusan dan
tindakan terkait kebijakan dan pemerintahan suatu negara.
Politik adalah cara individu membuat keputusan dalam konteks kehidupan
berkelompok, yang melibatkan pembuatan kesepakatan untuk hidup berdampingan
dalam masyarakat. Ilmu politik membantu memahami konsep penentuan tujuan
politik, mencapai tujuan tersebut, dan konsekuensinya. Selain mempelajari berbagai
bentuk pemerintahan, ilmu politik juga mencakup aspek teoritis dan praktis.
Awalnya merupakan cabang filsafat, ilmu politik kini lebih dianggap sebagai
ilmu sosial. Dalam ruang lingkupnya, ilmu politik mencakup berbagai cabang seperti
filsafat politik, ekonomi politik, sejarah pemerintahan, hak asasi manusia, politik
komparatif, administrasi publik, komunikasi politik, dan proses konflik.
Maha Parinibbana Sutta, terdapat dalam Digha Nikaya, merupakan narasi penting
tentang perjalanan terakhir Sang Buddha sebelum mencapai Parinibbana atau
nirwana yang sempurna. Sutta ini mencatat perjalanan Sang Buddha dari Rajagaha
ke Vesali, serta kunjungan ke tempat-tempat suci lainnya, seperti Pava dan
Kusinara, di mana beliau mengalami sakit yang parah.
Selama kunjungannya ke Vesali, Sang Buddha memberikan ajaran penting kepada
para bhikkhu tentang praktik-praktik spiritual dan etika. Maha Parinibbana Sutta
merekam momen-momen terakhir Sang Buddha, termasuk ajaran-ajaran terakhir
dan pesan-pesan penting yang disampaikan kepada para pengikutnya. Sutta ini
juga mencatat pertemuan-pertemuan emosional Sang Buddha dengan para
pengikutnya dan kata-kata terakhir beliau sebelum mencapai Parinibbana.
Dasa Raja Dharma, yang terdiri dari 10 peraturan bagi pemerintah yang baik,
adalah ajaran yang mengatur prinsip-prinsip moral dan etika bagi para pemimpin.
Ajaran ini ditemukan dalam berbagai sutta yang berkaitan dengan politik dan
penguasa.
1. Kedermawanan (dana): Pemerintah bertanggung jawab untuk menjaga dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan memberikan bantuan dan
dukungan finansial yang memadai.
2. Memelihara sifat moral luhur (sila): Pemerintah harus memelihara nilai-nilai
moral yang tinggi dalam tindakan dan kebijakan mereka.
3. Kesediaan untuk mengorbankan kepentingan diri demi kesejahteraan warga
Negara (pariccaga): Pemerintah harus bersedia mengorbankan kepentingan
pribadi demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.
4. Jujur dan memelihara ketulusan hati (ajjava): Pemerintah harus bertindak
dengan jujur dan menunjukkan integritas dalam semua aspek kehidupan
mereka.
5. Baik dan lemah lembut (maddava): Para pemimpin harus memperlihatkan
sikap baik dan lemah lembut dalam berinteraksi dengan rakyat dan rekan kerja
mereka.
6. Menjalani hidup sederhana agar diteladani warga Negara (tapa): Pemerintah
harus hidup dengan sederhana dan menghindari perilaku yang mewah atau
boros.
7. Bebas dari kebencian/amarah apapun (akkhoda): Para pemimpin harus bebas
dari perasaan kebencian atau amarah terhadap siapa pun, dan harus bertindak
dengan penuh kasih sayang.
8. Menerapkan prinsip tanpa kekerasan (avihimsa): Pemerintah harus
mengutamakan penyelesaian masalah dengan cara yang damai dan tanpa
kekerasan.
9. Memiliki kesabaran (khanti): Para pemimpin harus memiliki kesabaran dalam
menghadapi tantangan dan kesulitan dalam memimpin.
10. Menghormati pendapat rakyat untuk memajukan perdamaian dan keselarasan
(avirodhana): Pemerintah harus menghargai pendapat rakyat dan bekerja untuk
memajukan perdamaian dan keselarasan di dalam masyarakat.
Ajaran Dasaraja Dhamma menekankan pentingnya moralitas, kebijaksanaan,
dan empati dalam kepemimpinan politik, sejalan dengan nilai-nilai yang
ditekankan dalam berbagai sutta yang membahas politik dan pemerintahan.