Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2 HUKUM ACARA PIDANA

kasus 1

A adalah seorang driver online, pada suatu hari saat sedang membawa penumpangnya X ,mobil
A dihentikan oleh penyidik dan dilakukan penggeledahan tanpa surat penggeledahan serta
ditemukan 2 senjata api rakitan. Menurut keterangan A dan X barang tersebut bukan milik
mereka, akan tetapi polisi melakukan pemeriksaan dan penangkapan terhadap A.

Pertanyaannya

1. Siapakah yang dapat mengajukan permohonan Praperadilan dalam kasus tersebut dan
bagaimana proses pemeriksaan Praperadilan?

JAWAB :

Praperadilan merupakan salah satu lembaga dalam hukum pidana Indonesia, secara formil diatur
dalam Pasal 77 sampai dengan Pasal 83 KUHAP. Dalam praktik digunakan oleh pihak-
pihak/institusi yang mengajukan upaya atas ketidakpuasan penerapan hukum atau
tindakan/keputusan aparat hukum yang dianggap telah menciderai rasa keadilan dan kepentingan
mereka. Berdasarkan ketentuan Pasal 78 Ayat (1) dan (2) KUHAP praperadilan merupakan
wewenang pengadilan negeri dan praperadilan tersebut dipimpin oleh hakim tunggal yang
ditunjuk oleh ketua pengadilan negeri dan dibantu oleh seorang panitera.
Adapun kewenangan pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus perkara praperadilan
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian
penuntutan;
2. ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkara pidananya dihentikan pada
tingkat penyidikan atau penuntutan.
terhadap permintaan pemeriksaan tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan atau tentang sah
atau tidaknya penahanan hanya diajukan oleh tersangka, keluarga, atau kuasanya kepada ketua
pengadilan negeri dengan menyebutkan alasanya sedangkan hak untuk mengajukan permintaan
untuk dapat diperiksanya sah atau tidaknya suatu penghentian penyidikan atau sah atau tidaknya
penghentian penuntutan adalah penyidik atau penuntut umum atau pihak ketiga yang
berkepentingan dengan menyebutkan pula alasannya.
Selain dari pihak-pihak dan perihal yang menjadi dasar praperadilan diatas dapat pula diajukan
ganti kerugian dan rehabilitasi akibat tidak sahnya penangkapan atau penahanan atau akibat
sahnya penghentian penyidikan atau penuntutan hal dimaksud dapat diajukan oleh tersangka atau
pihak ketiga yang berkepentingan kepada ketua pengadilan negeri dengan menyebutkan
alasanya. Ketentuan mengenai ganti kerugian dan rehabilitasi lebih lanjut diatur dalam Pasal 95
sampai dengan Pasal 101 KUHAP.
Atas putusan praperadilan dalam hal sebagaimana dimaksud Pasal 79, dan Pasal 81 KUHAP
tidak dapat dimintakan banding, terkecuali putusan praperadilan yang menetapkan tidak sahnya
penghentian penyidikan atau tidak sahnya penghentian penuntutan. Putusan banding terhadap
pemeriksaan keberatan atas putusan praperadilan pada tingkat pertama yang diajukan penyidik
atau penuntut umum atau tersangka, keluarga termasuk kuasanya merupakan putusan akhir
(pihak-pihak dimaksud dalam uraian di atas yang dapat mengajukan banding tidak secara
eksplisit disebutkan dalam ketentuan KUHAP. Namun demikian, dapat disimpulkan melalui
suatu analisa bahwasanya kepentingan siapa yang terganggu atas putusan praperadilan tersebut
atau dapat pula diserap suatu ketentuan dari pasal-pasal sebelumnya dalam undang-undang ini).
Jadi yang berhak mengajukan pra peradilan adalah A yaitu sopir driver online

2. Apakah putusan praperadilan dapat diajukan banding?

Jawab :

1. Putusan pra peradilan tidak dapat dimintakan banding (Pasal 83 ayat (1), kecuali terhadap
putusan yang menyatakan tidak sahnya penghentian penyidikan dan penuntutan (Pasal 83
ayat (2) KUHAP).
2. Dalam hal ada permohonan banding terhadap putusan pra peradilan sebagai¬mana
dimaksud Pasal 83 ayat (1) KUHAP, maka permohonan tersebut harus dinyatakan tidak
diterima.
3. Pengadilan Tinggi memutus permintaan banding tentang tidak sahnya penghen¬tian
penyidikan dan penuntutan dalam tingkat akhir.
Terhadap Putusan pra peradilan tidak dapat diajukan upaya hukum kasasi

kasus 2

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaksa Penuntut Umum (JPU) menyatakan bakal


mengajukan replik atau jawaban atas pledoi yang disampaikan terdakwa kasus surat jalan palsu,
Djoko Tjandra beserta kuasa hukumnya.

"Kami akan mengajukan replik, secara tertulis," kata jaksa yang menangani perkara, di
Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jumat (11/12/2020). Hakim Ketua Muhammad Sirat
mengatakan penyampaian replik dari jaksa penuntut akan dilakukan pada sidang berikutnya,
Selasa (15/12) pekan depan, di PN Jakarta Timur.

"Selasa pekan depan ya," ucapnya. Dalam pledoinya, Djoko Tjandra meyakini Majelis Hakim
PN Jaktim yang menangani perkara ini mengetahui secara terang dan jelas tentang fakta - fakta
yang terungkap dalam persidangan.

Ia menegaskan dirinya bukan pelaku tindak pidana membuat dan atau menggunakan surat jalan
palsu. Untuk itu ia semestinya diputus bebas. "Saya percaya Majelis Hakim Yang Mulia melihat
dengan terang dan jelas kebenaran-kebenaran dalam fakta-fakta yang terungkap di Persidangan
ini, yakni saya bukanlah pelaku tindak pidana membuat surat palsu atau memalsukan surat
sebagaimana Surat Tuntutan Penuntut Umum, dan atau saya bukanlah pelaku tindak pidana
pemakai surat palsu atau surat yang dipalsu sebagaimana Surat Dakwaan Penuntut Umum,
sehingga harus dibebaskan," kata Djoko Tjandra membacakan pledoinya, di PN Jakarta Timur,
Jumat (11/12/2020).

3. Buatlah gambaran proses pengajuan replik dan duplik dalam sebuah persidangan
perkara pidana ?

JAWABAN :
Gambaran proses pengajuan replik dan duplik
Pembacaan gugatan → Jawaban → Replik → Duplik

Dengan kata lain, setelah gugatan dibacakan oleh penggugat, tergugat akan
memberikan jawaban atas gugatan. Setelah itu, penggugat akan menjawab kembali pernyataan
atau jawaban dari tergugat atau replik.

Lalu, atas replik yang disampaikan penggungat, tergugat dapat menanggapi kembali atau yang
disebut dengan duplik.

Dasar Hukum Replik dan Duplik

Dasar hukum replik dan duplik adalah Reglemen Acara Perdata atau Reglement op de
Rechtsvodering (Rv). Beberapa pasal yang memuat ketentuan replik dan duplik adalah sebagai
berikut:

 Pasal 70 Rv menerangkan bahwa bila penggugat berpendapat ada alasan-alasan untuk


memanggil seseorang untuk menanggungnya, maka ia harus mengajukan permohonan
untuk itu dengan kesimpulan yang disertai alasan-alasan pada hari ia harus mengajukan
jawaban balik (replik).
 Pasal 115 Rv menerangkan bahwa setelah jawaban diberikan dalam persidangan, maka
pengacara penggugat diberi kesempatan untuk mengajukan jawaban kembali (replik)
yang dapat dijawab lagi oleh pengacara tergugat (duplik).
 Pasal 142 Rv menerangkan bahwa dalam tenggat waktu yang sama para pihak dapat
saling menyampaikan surat-surat jawaban (replik) dan jawaban balik (duplik) yang
dengan cara yang sama bersama-sama dengan surat-surat yang bersangkutan diserahkan
kepada panitera.

Selain replik dan duplik, ada pula istilah lainnya yang penting untuk diketahui, yakni posita dan
petitum. Posita atau Fundamentum Petendi adalah bagian berisi dalil yang menggambarkan
adanya hubungan yang menjadi dasar/uraian dari suatu tuntutan. Kemudian, petitum adalah
tuntutan apa saja yang dimintakan oleh penggugat kepada hakim untuk dikabulkan.

Anda mungkin juga menyukai