Kelompok 3 (Komunikasi Interpersonal Dan Konseling)
Kelompok 3 (Komunikasi Interpersonal Dan Konseling)
OLEH:
WIRDANI MEIRIL (141501153)
ANDRE PRAYOGA (141501156)
CANDU YUDATIARA (141501158)
ELSA DEMU TARIGAN (151501216)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
I. KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Sebagai makhluk social, kita merasa perlu berhubungan dengan orang lain.
Kita memerlukan hubungan dan ikatan emosional dengan mereka, memerlukan
pengakuan mereka atas keberadaan dan kemampuan kita, dan membutuhkan
persetujuan dan dukungan atas perilaku dan hidup kita. Kita tergantung pada orang
lain, saling berbagi, dan bekerja sama untuk kelestarian lingkungan hidup kita. Untuk
maju, dorongan semangat dan penjernihan arah dapat kita peroleh dari orang lain.
Karena itu, hubungan yang buruk dengan orang lain berpengaruh atas kesehatan
mental kita. Jika buruk, kita akan mengalami stress dan ini dapat mengganggu
kesehatan fisik kita.
Hubungan kita dengan orang lain berbeda tingkat keeratan dan rasa
ketertarikannya. Di antara orang-orang lain itu, ada yang sekadar menjadi orang lain
bagi kita. Mereka menjadi orang asing yang tidak kita kenal. Ada yang menjadi
kenalan kita. Kita tahu nama merekan dan mungkin alamat mereka, tetapi tidak lebih;
ada yang menjadi teman. Mereka kita kenal lebih dalam daripada kenalan. Kecuali
data biografis, kita juga mengenal pendidikan, kemampuan, dan kecakapan mereka.
Dengan teman, kita dapat bekerja sama. Naik setingkat lagi,dengan orang lain kita
dapat sahabat. Sahabat adalah orang yang kita beri tempat khusus dalam hati kita.
Kita percaya kepadanya dan hubungan kita dengannya sejajar, timbal-balik, dan
bersifat saling mengembangkan, bukan yang satu menarik untung dari yang lain.
Kenalan, teman, dan sahabat dapat sama atau berbeda jenis.
Komunikasi dengan kenalan, teman, sahabat, pacar, satu lawan satu, disebut
komunikasi antarpersonal (interpersonal communication). Komunikasi interpersonal
adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat
menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan
menanggapi secara langsung pula. Kebanyakan komunikasi interpersonal berbentuk
verbal disertai ungkapan-ungkapan nonverbal dan dilakukan secara lisan. Cara
tertulis diambil sejauh diperlukan, misalnya dalam bentuk memo, surat, atau catatan.
Komunikasi interpersonal dengan masing-masing orang berbeda tingkat
kedalaman komunikasinya, tingkat intensifnya, dan tingkat ekstensifnya. Komunikasi
interpersonal dengan dua orang kenalan tentu berbeda dari komunikasi itu mereka
yang terlibat dapat semakin mengenal. Karena itu juga komunikasi dapat semakin
mendalam sifatnya. Bekat komunikasi interpersonal, seorang kenalan pada akhirnya
dapat menjadi sahabat.
Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang dinamis. Dengan tetap
memperhatikan kedinamisannya, komunikasi interpersonal mempunyai cirri-ciri yang
tetap sebagai berikut:
A. Komunikasi interpersonal adalah verbal dan nonverbal
B. Komunikasi interpersonal mencakup perilaku tertentu
C. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses pengembangan
D. Komunikasi interpersonal mengandung umpan balik, interaksi, dan koherensi
E. Komunikasi interpersonal berjalan menurut peraturan tertentu
F. Komunikasi interpersonal kegiatan aktif
G. Komunikasi interpersonal saling mengubah
C. Persepsi Interpersonal
Persepsi interpersonal atau disebut juga persepsi sosial ialah persepsi orang
terhadap orang lain. Ketika seseorang menilai/mempersepsi orang lain, berarti dia
menilai/mempersepsi dengan seluruh jiwa raganya dan melalui konsep diri. Jadi
persepsi kita pada orang lain timbul setelah orang lain itu mempersepsi kita.
Persepsi interpersonal berbeda dengan persepsi pada objek fisik (disebut
persepsi objek). Ada 4 perbedaan persepsi objek dengan persepsi interpersonal
sebagai berikut:
a. Pada persepsi objek, stimuli ditangkap oleh panca indra kita melalui benda-benda
fisik seperti gelombang, cahaya, suara, temperatur, dan sebagainya; sedangkan
pada persepsi interpersonal stimuli mungkin sampai pada kita melalui lambang-
lambang verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga.
b. Bila kita menanggapi objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat luar objek itu, kita
tidak meneliti sifat-sifat batiniah objek itu; misalnya ketika kita melihat papan
tulis kita tidak pernah mempersoalkan bagaimana perasaannya ketika kita amati ;
sedangkan pada persepsi interpersonal, kita mencoba memahami apa yang tidak
tampak pada alat indra kita. Kita tidak hanya melihat perilakunya, kita juga
melihat mengapa ia berperilaku seperti itu. Kita tidak hanya mencoba memahami
tindakannya, tetapi juga motif tindakannya.
c. Ketika kita mempersepsi objek, objek tidak bereaksi kepada kita, kitapun tidak
memberikan reaksi emosional padanya; sedangkan pada persepsi interpersonal
terdapat pengaruh faktor-faktor personal anda, dan karakteristik orang yang
ditanggapi, serta hubungan anda dengan orang tersebut.
d. Objek relatif tetap, sedangkan manusia selalu berubah. Misalnya papan tulis yang
kita lihat minggu lalu tidak berbeda dengan papan tulis yang kita lihat hari ini.
Sebaliknya si Rudy yang anda lihat kemarin sedih, sekarang sudah ceria, dan jika
anda melihatnya tiga hari lagi dia sudah marah karena suatu sebab.
G. Atraksi Interpersonal
Komunikasi interpersonal didahului oleh atraksi interpersonal. Atraksi
interpersonal ialah ketertarikan yang terjadi di antara peserta komunikasi
interpersonal. Makin tertarik kita pada seseorang, makin besar kecendrungan kita
berkomunikasi dengan dia. Kesukaan pada orang lain, sikap positif, dan daya tarik
seseorang inilah yang disebut atraksi interpersonal.
Faktor-Faktor Personal Yang Memengaruhi Atraksi Interpersonal
a. Kesamaan karakteristik personal; orang-orang yang memiliki kesamaan dalam
hal nilai-nilai, sikap, keyakinan, agama, ideologi, gaya hidup, hobby, dan
mulai cenderung akan saling menyukai.
b. Tekanan emosional/stress; Bila orang berada dalam keadaan cemas, ia akan
menginginkan kehadiran orang lain bersamanya.
c. Isolasi sosial; hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang sedang
terisolasi seperti narapidana, orang yang bekerja di tempat-tempat terpencil
(petugas mercusuar di tengah laut, penjaga rimba), sangat mengharapkan
adanya orang lain bersamanya.
d. Harga diri yang rendah, menurut penelitian bila harga diri direndahkan, maka
hasrat untuk bergabung dengan orang lain (afiliasi) akan semakin meningkat,
dan orang seperti ini akan semakin responsif untuk menerima kasih sayang
orang lain. Dengan perkataan lain, orang yang rendah diri cenderung
mencintai orang lain.
Faktor-Faktor Situasional Yang Memengaruhi Atraksi Interpersonal
a. Daya tarik fisik; Penelitian membuktikan bahwa daya tarik fisik (cantik,
tampan, tinggi semampai, atletis) merupakan penyebab atraksi personal
b. Ganjaran; Kita menyenangi orang yang memberikan ganjaran kepada kita
(misalnya pujian, hadiah, uang, dan sebagainya)
c. Familiarity; Kita akan menyukai orang-orang yang sudah kita kenal dan
sering bertemu dengan kita. Tak kenal maka tak sayang.
d. Kedekatan/proximity; Orang cenderung menyukai orang-orang yang
berdekatan dengannya, baik dekat secara fisik maupun psikologis
e. Kemampuan/competence; Kita cenderung menyenangi orang-orang yang
memiliki keampuan lebih tinggi daripada kita, atau lebih berhasil dalam
kehidupannya.
II. KONSELING
Bentuk komunikasi interpersonal yang lain yang banyak digunakan adalah
konseling. Bentuk komunikasi interpersonal ini banyak digunakan di dunia
pendidikan, perusahaan atau masyarakat, misalnya konseling perkawinan.
A. Bahan Konsultasi
Bahan atau materi yang yang pada umumnya dijadikann bahasan konsultasi
antara lain frustasi, konflik dan stress.
Frustasi adalah rasa yang tidak enak, kecewa, loyo, kehabisan semangat, energy
dan motivasisebagai akibat dari rasa kebutuhan yang dihalangi. Rasa frustasi itu
menggejala pada sikap atau bahkan pada tindakan yang agresif, diam dan menarik
diri, acuh tak acuh, atau asal memenuhi kewajiban dan peraturan yang berlaku.
Konflik adalah keadaan dimana pihak pihak yang terlibat bertentangan
pendapat, tujuan dan perilaku sehingga hidup dan kerja mereka saling terganggu.
Pihak yang terlibat dalam konflik dapat perorangan, satu orang – kelompok orang,
antar kelompok, anatar suku, antar pengikut agama / ideology, bahkan antar bangsa
dan Negara.
Stress adalah perasaan yang diakibatkan oleh penilaian bahwa kemampuan yang
dimiliki lebih kecil daripada tantangan yang dihadapi. Kemampuan baik dalam
bidang fisik, mental, materi atau keuangan.
B. Peran Konselor
Peran konselor adalah mendampingi orang yang meminta konseling. Dia tidak
mengambil alih atau menggantikan peran orang itu. Maka, diatidak boleh memerintah
atau menyuruh orang untuk berbuat sesuatu betapapun baiknya menurut penilaiannya.
Agar dapat menjadi konselor yang baik dan member konseling yang baik,
sebaiknya konselor :
1. Memiliki pengetahuan teori psikologi tentang perkembangan hidup manusia
2. Tahu hakikat konseling dan metode-metode dasarnya
3. Memiliki kepribadia yang seimbang, matang, dan dewasa
4. Memiliki human skill yang cukup untuk mendengarkan, menanggapi,
bertanya, memberi umpan balik, dan sebagainya.
5. Menguasai secara cukup teknik-teknik konseling
6. Memiliki cinta yang tinggi kepada sesame.
D. Manfaat Konsultasi
Dalam komunikasi interpersonal, konsultasi dapat mendatangkan beberapa
manfaat :
1. Konsultasi menjadi semacam proses katarsis yang dapat mengurangi beban
batin. Jika konsultasi bisa dilakukan sungguh-sungguh, tanpa berhasil
menemukan masalahpun sedah berfungsi meringankan
2. Pengembangan wawasan, pemikiran, dan sikap dalam hidup
3. Penemuan masalah dan pemecahannya
4. Melatih kecakapan komunikasi interpersonal, mendengarkan dan
menanggapi rekan bicara denga baik
DAFTAR PUSTAKA
Riswandi. 2013. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 61-70.
Hardjana, Agus. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Intrapersonal. Yogyakarta:
Kanisius. Halaman 84-97, 116-120.