Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KOMUNIKASI DAN KONSELING

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING

OLEH:
WIRDANI MEIRIL (141501153)
ANDRE PRAYOGA (141501156)
CANDU YUDATIARA (141501158)
ELSA DEMU TARIGAN (151501216)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
I. KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Sebagai makhluk social, kita merasa perlu berhubungan dengan orang lain.
Kita memerlukan hubungan dan ikatan emosional dengan mereka, memerlukan
pengakuan mereka atas keberadaan dan kemampuan kita, dan membutuhkan
persetujuan dan dukungan atas perilaku dan hidup kita. Kita tergantung pada orang
lain, saling berbagi, dan bekerja sama untuk kelestarian lingkungan hidup kita. Untuk
maju, dorongan semangat dan penjernihan arah dapat kita peroleh dari orang lain.
Karena itu, hubungan yang buruk dengan orang lain berpengaruh atas kesehatan
mental kita. Jika buruk, kita akan mengalami stress dan ini dapat mengganggu
kesehatan fisik kita.
Hubungan kita dengan orang lain berbeda tingkat keeratan dan rasa
ketertarikannya. Di antara orang-orang lain itu, ada yang sekadar menjadi orang lain
bagi kita. Mereka menjadi orang asing yang tidak kita kenal. Ada yang menjadi
kenalan kita. Kita tahu nama merekan dan mungkin alamat mereka, tetapi tidak lebih;
ada yang menjadi teman. Mereka kita kenal lebih dalam daripada kenalan. Kecuali
data biografis, kita juga mengenal pendidikan, kemampuan, dan kecakapan mereka.
Dengan teman, kita dapat bekerja sama. Naik setingkat lagi,dengan orang lain kita
dapat sahabat. Sahabat adalah orang yang kita beri tempat khusus dalam hati kita.
Kita percaya kepadanya dan hubungan kita dengannya sejajar, timbal-balik, dan
bersifat saling mengembangkan, bukan yang satu menarik untung dari yang lain.
Kenalan, teman, dan sahabat dapat sama atau berbeda jenis.
Komunikasi dengan kenalan, teman, sahabat, pacar, satu lawan satu, disebut
komunikasi antarpersonal (interpersonal communication). Komunikasi interpersonal
adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat
menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan
menanggapi secara langsung pula. Kebanyakan komunikasi interpersonal berbentuk
verbal disertai ungkapan-ungkapan nonverbal dan dilakukan secara lisan. Cara
tertulis diambil sejauh diperlukan, misalnya dalam bentuk memo, surat, atau catatan.
Komunikasi interpersonal dengan masing-masing orang berbeda tingkat
kedalaman komunikasinya, tingkat intensifnya, dan tingkat ekstensifnya. Komunikasi
interpersonal dengan dua orang kenalan tentu berbeda dari komunikasi itu mereka
yang terlibat dapat semakin mengenal. Karena itu juga komunikasi dapat semakin
mendalam sifatnya. Bekat komunikasi interpersonal, seorang kenalan pada akhirnya
dapat menjadi sahabat.
Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang dinamis. Dengan tetap
memperhatikan kedinamisannya, komunikasi interpersonal mempunyai cirri-ciri yang
tetap sebagai berikut:
A. Komunikasi interpersonal adalah verbal dan nonverbal
B. Komunikasi interpersonal mencakup perilaku tertentu
C. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses pengembangan
D. Komunikasi interpersonal mengandung umpan balik, interaksi, dan koherensi
E. Komunikasi interpersonal berjalan menurut peraturan tertentu
F. Komunikasi interpersonal kegiatan aktif
G. Komunikasi interpersonal saling mengubah

A. Komunikasi dan kecakapan komunikasi interpersonal


Kompetensi komunikasi interpersonal adalah tingkat dimana perilaku kita
dalam komunikasi interpersonal sesuai dan cocok dengan situasi dan membantu kita
mencapai tujuan komunikasi interpersonal yang kita lakukan dengan orang lain. Agar
komunikasi interpersonal berhasil, kita perlu memiliki kecakapan komunikasi
interpersonal baik sosial maupun behavioral.
1. Kecakapan Sosial
Kecakapan social mengandung beberapa segi : kecakapan kognitif adalah
kecakapan dalam tingkat pemahaman yang meliputi
a. Empati (Empathy)
b. Perspektif social (Social Perspective)
c. Kepekaan (Sensitivity)
d. Pengetahuan akan situasi pada waktu komunikasi
e. Memonitor diri (Self Monitoring)
2. Kecakapan Behavioral
Kecakapan behavioral adalah kecakapan pada tingkat perilaku yang meliputi :
a. Keterlibatan interaktif (interactive imvolvement)
b. Manajemen Interaksi ( interaction management)
c. Keluwesan perilaku (behavioral flexibility)
d. Mendengarkan (listening)
e. Gaya social (social style)
f. Kecemasan komunikasi (communication anxiety)

B. Kepribadian orang yang berkomunikasi


Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pribadi-pribadi. Pribadi-pribadi itu
yang menjadi asal dan sumber pesan juga menjadi asal dan sumber umpan balik. Dari
kepribadian itu ada dua hal utama yang memengaruhi mutu komunkasi interpersonal :
a. Sikap terhadap orang yang berkomunikasi
a) Menerima mereka apa adanya
b) Menghargai keunikan mereka dan peran hidup yang mereka pegang dan
laksanakan
c) Menghormati mereka sebagai pribadi dan bukan menghina atas dasar
ideology, keyakinan, kepercayaan, dan agama
d) Memperlakukan mereka sebagai pribadi yang mempunyai tujuan sendiri dan
tidak memperlakukan mereka sebagai alat untuk mencapai apapun, atau objek
untuk dipermainkan sesuka hati.
b. Sikap terhadap diri sendiri
Dari pihak kita, salah satu hal yang amat memengaruhi komunikasi kita
dengan orang lain dan berdampak pada keberhasilannya adalah konsep diri (self
concept) kita. Konsep diri adalah buah dari bagaimana kita melihat diri kita, merasai
diri kita, dan menginginkan diri kita. Dalam konsep diri itu mencakup tiga hal.
Pertama , gambaran diri (self image) kita . gambaran ini adalah gambaran
yang kita bentuk dari pemikiran kita berdasarkan peran hidup yang kita pegang,
watak, kemampuan dan kecakapan, dll. Gambaran diri kita dapat positif dan negative
Kedua, penilaian diri (self evaluation) . penilaian diri adalah penilaian atas
“harga” kita. Jika kita menilai tinggi diri sendiri, maka kita akan mendapatkan harga
diri (self esteem) yang tinggi pula. Jika kita menilai rendah, maka kita akan mendapat
harga diri yang rendah.
Ketiga, kita mempunyai cita-cita diri (self ideal). Kita pasti mempunyai cita-
cita ingin menjadi seseorang seperti yang kita inginkan dikemudian hari tanpa
memperhatikan apakah kita mempunyai gambaran diri positif atau negative dan harga
diri yang tinggi atau rendah.
Dari uraian diatas, jelaslah bahwa keberhasilan komunikasi interpersonal tidak
hanya ditentukan oleh kemampuan dan kecakapan komunikasi interpersonal, tetapi
juga oleh mutu kepribadian orang yang terlibat dalam komunikasi.

C. Persepsi Interpersonal
Persepsi interpersonal atau disebut juga persepsi sosial ialah persepsi orang
terhadap orang lain. Ketika seseorang menilai/mempersepsi orang lain, berarti dia
menilai/mempersepsi dengan seluruh jiwa raganya dan melalui konsep diri. Jadi
persepsi kita pada orang lain timbul setelah orang lain itu mempersepsi kita.
Persepsi interpersonal berbeda dengan persepsi pada objek fisik (disebut
persepsi objek). Ada 4 perbedaan persepsi objek dengan persepsi interpersonal
sebagai berikut:
a. Pada persepsi objek, stimuli ditangkap oleh panca indra kita melalui benda-benda
fisik seperti gelombang, cahaya, suara, temperatur, dan sebagainya; sedangkan
pada persepsi interpersonal stimuli mungkin sampai pada kita melalui lambang-
lambang verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga.
b. Bila kita menanggapi objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat luar objek itu, kita
tidak meneliti sifat-sifat batiniah objek itu; misalnya ketika kita melihat papan
tulis kita tidak pernah mempersoalkan bagaimana perasaannya ketika kita amati ;
sedangkan pada persepsi interpersonal, kita mencoba memahami apa yang tidak
tampak pada alat indra kita. Kita tidak hanya melihat perilakunya, kita juga
melihat mengapa ia berperilaku seperti itu. Kita tidak hanya mencoba memahami
tindakannya, tetapi juga motif tindakannya.
c. Ketika kita mempersepsi objek, objek tidak bereaksi kepada kita, kitapun tidak
memberikan reaksi emosional padanya; sedangkan pada persepsi interpersonal
terdapat pengaruh faktor-faktor personal anda, dan karakteristik orang yang
ditanggapi, serta hubungan anda dengan orang tersebut.
d. Objek relatif tetap, sedangkan manusia selalu berubah. Misalnya papan tulis yang
kita lihat minggu lalu tidak berbeda dengan papan tulis yang kita lihat hari ini.
Sebaliknya si Rudy yang anda lihat kemarin sedih, sekarang sudah ceria, dan jika
anda melihatnya tiga hari lagi dia sudah marah karena suatu sebab.

D. Pengaruh Faktor-Faktor Situasional Pada Persepsi Interpersonal


a. Deskripsi verbal
Menurut Solomon E,. Asch rangkaian kata-kata sifat akan menentukan
persepsi orang, misalnya cerdas, terampil, rajin, teguh, praktis, hangat, dan
sebagainya.
b. Petunjuk proksemik
Proksemik adalah studi tentang penggunaan jarak dalam menyampaikan
pesan. Dalam konteks ini, jarak yang membuat individu dalam hubungannya
dengan orang lain menunjukkan tingkat keakraban di antara mereka (termasuk
ketika berkomunikasi).
Misalnya, Iwan menyampaikan informasi tentang hasil UAS pada temannya
Rini, sambil duduk dekat Rini; sebaliknya ketika kita bertanya pada seseorang
di jalan “dimana letak rumah pak RT?”, maka posisi berdiri kita tidak merapat
di sebelah orang tersebut. Ini semua menunjukkan keakraban dan
ketidakakraban dalam konteks proksemik.
c. Petunjuk kinesik
Kinesik adalah studi tentang gerakan tubuh manusia seperti
membusungkan dada, menundukkan kepala, berani tegak, bertopang dagu,
menadahkan tangan, dan sebagainya. Beberapa penelitian telah membuktikan
bahwa persepsi yang cermat tentang sifat-sifat orang dari pengamatan
petunjuk kinesik. Suatu eksperimen yang menggunakan gambar-gambar
kerangka dengan berbagai gerak, diperlihatkan pada subjek eksperimen.
Persepsi mereka tentang perasaan, sifat, dan sikap gambar itu ternyata hampir
seragam. Begitu pentingnya petunjuk kinesik, sehingga bila petunjuk-petunjuk
lain (misalnya ucapan) bertentangan dengan petunjuk kinesik, maka orang
akan mempercayai petunjuk kinesik. Mengapa demikian? Karena petunjuk
kinesik adalah yang paling sukar untuk dikendalikan secara sadar oleh orang
yang menjadi stimuli.
d. Petunjuk wajah
Seperti petunjuk kinesik, petunjuk wajah pun menimbulkan persepsi yang
dapat diandalkan.
e. Petunjuk paralinguistik
Paralinguistik ialah cara bagaimana orang mengucapkan lambang-lambang
verbal. Jadi jika petunjuk verbal menunjukkan apa yang diucapkan, petunjuk
paralinguistik mencerminkan bagaimana mengucapkannya. Ini meliputi tinggi
rendahkan suara, tempo bicara, dialek, dan perilaku ketika orang
berkomunikasi/mengobrol.
f. Petunjuk artifaktual
Petunjuk artifaktual meliputi segala macam penampilan seperti potongan
tubuh, baju, kosmetik yang dipakai, badge, dan atribut-atribut lainnya.

E. Pengaruh Faktor-Faktor Personal Pada Persepsi Interpersonal


a. Pengalaman
Pengalaman orang mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman
tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman kita bertambah juga
melalui rangkaian peristiwa yang pernah kita hadapi. Inilah yang
menyebabkan seorang ibu segera melihat hal yang tidak beres pada wajah
anaknya atau pada petunjuk kinesik lainnya. Ibu lebih pengalaman
mempersepsi anaknya dibanding bapaknya
b. Motivasi
Motivasi adalah dorongan dari dalam, dorongan sesaat, emosi atau
keinginan yang menggerakkan seseorang untuk berbuat sesuatu guna
mencapai tujuan secara keseluruhan.
Di dalam motivasi sendiri terdapat asumsi yang menyatakan bahwa
orang yang di dalam dirinya ada keinginan, dorongan, atau tujuan yang ingin
dicapai dalam menonton cenderung akan lebih berhasil dibandingkan dengan
orang yang menonton tanpa dilandasi oleh motivasi.
Motivasi terbagi menjadi dua, yaitu:
1. motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari rangsangan
di dalam diri setiap individu. Ia terdiri dari dorongan dan minat
individu untuk melakukan suatu aktivitas tanpa mengharap atau
meminta ganjaran.
2. motivasi ekstrinsik, yaitu diwujudkan dalam bentuk rangsangan dari
luar yang bertujuan menggerakkan individu untuk melakukan suatu
aktivitas yang membawa manfaat kepada individu itu sendiri.
Motivasi ekstrinsik ini dapat dirangsang dalam bentuk-bentuk
seperti pujian, insentif, hadiah, dan nilai. Selain itu membentuk
suasana dan lingkungan yang kondusif juga dapat dikategorikan ke
dalam bentuk motivasi ekstrinsik.
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang
sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para
ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang
terbaik, dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi
satu model. Tampaknya terdapat kesepakatan di kalangan para pakar bahwa model
tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan
prestasi seorang individu.
Proses konstruktif sangat banyak melibatkan unsur-unsur motivasi. Penelitian
menemukan adanya pengaruh motivasi sosial pada persepsi. Di antara motivasi yang
pernah diteliti antara lain motif biologis, ganjaran dan hukuman, karakteristik
kepribadian, dan perasaan terancam karena persona stimuli.
Motivasi personal lainnya yang mempengaruhi persepsi interpersonal adalah
kebutuhan untuk mempercayai dunia yang adil. Menurut Melvin Lerner, kita perlu
mempercayai bahwa dunia ini diatur secara adil, dalam arti bahwa setiap orang akan
memperoleh apa yang pantas dan layak ia peroleh. Setiap orang diganjar dan
dihukum karena perbuatannya. Bila kita melihat orang sukses, kita cenderung
menanggapinya sebagai orang yang memiliki karakteristik baik. Kepada orang yang
gagal dalam hidupnya kita akan melimpahkan dosa padanya, minimal kita anggap dia
tidak baik. Jadi, motif dunia adik ini seringkali mendistorsi persepsi kita.
Pribadi atau kepribadian ialah sifat dan perilaku tipikal/khas seseorang yang
berbeda dengan orang lain. Seseorang dikatakan pribadi atau mempunyai kepribadian
jika ia berinteraksi dengan orang lain. Dengan perkataan lain jika seseorang hanya
sendirian di rumah atau hidup seorang diri di hutan mengasingkan diri, maka ia tidak
disebut sebagai pribadi/mempunyai kepribadian.
Jadi kepribadian seseorang baru diketahui atau terlihat jika ia berinteraksi atau
melakukan suatu perbuatan/tingkah laku.
Dalam konsep pribadi/kepribadian termaktub karakteristik dari struktur-
struktur, pola tingkah laku, minat, emosi, nilai, keyakinan, motif, potensi, dan
kemampuan yang dimiliki seseorang yang tampak oleh orang lain ketika ia berbuat
sesuatu.
Dalam psikoanalisis dikenal istilah proyeksi, sebagai salah satu cara
pertahanan ego. Proyeksi adalah proses mengeksternalisasikan pengalaman subjektif
secara tidak sadar. Orang melempar perasaan bersalahnya pada orang lain. Contoh:
maling teriak maling, pejabat yang suka hidup mewah menganjurkan pola hidup
sederhana, dan sebagainya.
Dalam konteks persepsi interpersonal, orang yang mempunyai sifat-sifat yang
tidak baik dan tidak menyenanginya akan mengenakan hal tersebut pada orang lain.
Sebaliknya, orang yang menerima dirinya apa adanya, adalah orang yang tidak
dibebani perasaan bersalah, dan cenderung menafsirkan orang lain secara objektif dan
cermat.
Kepribadian orang seperti mudah bergaul, ramah, terbuka/ekstrovert,
tertutup/inrovert, otoriter, dan sebagainya adalah faktor-faktor personal yang akan
mempengaruhi orang ketika ia menilai orang lain/persepsi interpersonal.

F. Pengaruh Konsep Diri Pada Komunikasi Interpersonal


Konsep diri ialah pemahaman tentang diri sendiri yang timbul akibat interaksi
dengan orang lain. Konsep diri merupakan faktor yang menentukan (determinan)
dalam komunikasi kita dengan orang lain.
Menurut Jalaludin Rahmat dalam buku Psikologi Komunikasi, ada 5 petunjuk
orang yang memiliki konsep diri positif sebagai berikut:
a. memiliki keyakinan untuk menyelesaikan masalah
b. merasa setara dengan orang lain
c. menerima pujian dari orang lain tanpa rasa malu
d. memiliki kesadaran bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat.
e. mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadiannya yang tidak disenanginya dan mau berusaha untuk
mengubahnya.
Selanjutnya dikatakan dengan mengutip William D Brooks dan Philip
Emmert, ada 4 tanda orang yang memiliki konsep diri negatif sebagai berikut:
a. Peka pada kritik
b. sangat responsif terhadap pujian
c. cenderung merasa tidak diperhatikan dan tidak disenangi oleh orang lain
d. bersikap pesimis terhadap kompetisi sebagaimana terungkap dalam
keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam berprestasi.
Perilaku kita dalam komunikasi interpersonal sangat bergantung pada persepsi
interpersonal. Misalnya, bila anda diberitahu bahwa ayahnya pemarah dan fanatik
dalam agama, maka anda tidak akan berani berkunjung ke rumah cewek yang anda
taksir, bila anda mempersepsi teman anda orang yang cerdas, anda akan banyak minta
nasihat padanya.

G. Atraksi Interpersonal
Komunikasi interpersonal didahului oleh atraksi interpersonal. Atraksi
interpersonal ialah ketertarikan yang terjadi di antara peserta komunikasi
interpersonal. Makin tertarik kita pada seseorang, makin besar kecendrungan kita
berkomunikasi dengan dia. Kesukaan pada orang lain, sikap positif, dan daya tarik
seseorang inilah yang disebut atraksi interpersonal.
Faktor-Faktor Personal Yang Memengaruhi Atraksi Interpersonal
a. Kesamaan karakteristik personal; orang-orang yang memiliki kesamaan dalam
hal nilai-nilai, sikap, keyakinan, agama, ideologi, gaya hidup, hobby, dan
mulai cenderung akan saling menyukai.
b. Tekanan emosional/stress; Bila orang berada dalam keadaan cemas, ia akan
menginginkan kehadiran orang lain bersamanya.
c. Isolasi sosial; hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang sedang
terisolasi seperti narapidana, orang yang bekerja di tempat-tempat terpencil
(petugas mercusuar di tengah laut, penjaga rimba), sangat mengharapkan
adanya orang lain bersamanya.
d. Harga diri yang rendah, menurut penelitian bila harga diri direndahkan, maka
hasrat untuk bergabung dengan orang lain (afiliasi) akan semakin meningkat,
dan orang seperti ini akan semakin responsif untuk menerima kasih sayang
orang lain. Dengan perkataan lain, orang yang rendah diri cenderung
mencintai orang lain.
Faktor-Faktor Situasional Yang Memengaruhi Atraksi Interpersonal
a. Daya tarik fisik; Penelitian membuktikan bahwa daya tarik fisik (cantik,
tampan, tinggi semampai, atletis) merupakan penyebab atraksi personal
b. Ganjaran; Kita menyenangi orang yang memberikan ganjaran kepada kita
(misalnya pujian, hadiah, uang, dan sebagainya)
c. Familiarity; Kita akan menyukai orang-orang yang sudah kita kenal dan
sering bertemu dengan kita. Tak kenal maka tak sayang.
d. Kedekatan/proximity; Orang cenderung menyukai orang-orang yang
berdekatan dengannya, baik dekat secara fisik maupun psikologis
e. Kemampuan/competence; Kita cenderung menyenangi orang-orang yang
memiliki keampuan lebih tinggi daripada kita, atau lebih berhasil dalam
kehidupannya.

H. Karakteristik Komunikasi Interpersonal


Judy C. Pearson mengemukakan enam karakteristik komunikasi interpersonal,
sebagai berikut:
a. Komunikasi interpersonal dimulai dalam diri pribadi/self.
Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pengamatan dan pemahaman
berangkat dari dalam diri kita, artinya dibatasi oleh siapa diri kita dan
bagaimana pengalaman kita
b. Komunikasi interpersonal bersifat transaksional
Anggapan ini mengacu pada tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi secara
serempak menyampaikan dan menerima pesan
c. Komunikasi interpersonal mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan
antar pribadi. Maksudnya komunikasi interpersonal tidak hanya berkenaan
dengan isi pesan yang dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner
komunikasi kita dan bagaimana hubungan kita dengan partner kita
d. Komunikasi interpersonal mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-
pihak yang berkomunikasi
e. Komunikasi interpersonal melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu
dengan yang lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi.
f. Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang (irreversible).
Jika kita salah mengucapkan sesuatu kepada partner komunikasi kita, kita
mungkin dapat minta maaf, tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang
pernah kita ucapkan (to forgive, but not to forget).
Demikian pula kita tidak dapat mengulang suatu pernyataan dengan harapan
untuk mendapatkan hasil yang sama, karena dalam komunikasi interpersonal, hal ini
sangat tergantung dari respon partner komunikasi kita.
Komunikasi interpersonal dengan mengamati komponen-komponen
utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dengan
penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang dengan berbagai
dampaknya dan dengan berbagai peluang untuk memberikan umpan balik segera.
Misalnya pramuniaga dengan pelanggannya, anak dengan ayahnya, dua orang dalam
suatu wawancara, dan sebagainya.

I. Tahapan Dalam Komunikasi Interpersonal


Ada lima tahapan dalam komunikasi interpersonal, yaitu:
1. Kontak
Tahap pertama kita melakukan kontak. Secara harfiah kontak berarti
bersinggungan secara fisik. Ada beberapa macam persepsi alat indera seperti
melihat, mendengar, merasa, mencium, dan sebagainya. Pada tahap kontak
inilah, selama empat menit pertama interaksi awa, anda memutuskan apakah
anda ingin melanjutkan hubungan ini atau tidak.
2. Keterlibatan
Tahap ini adalah pengenalan lebih jauh, ketika kita ingin mengikatkan
diri kita untuk mengenal orang lain dan juga mengungkapkan diri kita.
Contoh: Dalam hubungan romantis, anda mungkin melakukan kencan pada
tahap ini; Dalam hubungan persahabatan, anda mungkin melakukan sesuatu
yang menjadi minat bersama, misalnya pergi menonton pertandingan olahraga
bersama-sama.
3. Keakraban
Pada tahap ini anda akan mengikat diri anda lebih jauh pada orang
lain. Anda mungkin membina hubungan primer (primary relationship), di
mana orang lain menjadi sahabat baik atau kekasih anda. Komitmen ini bisa
berbentuk perkawinan, membantu orang tersebut secara moril atau matriil,
atau anda mungkin mengungkapkan suatu rahasia pribadi anda.
4. Perusakan
Tahap ini merupakan penurunan hubungan, ketika ikatan di antara
kedua pihak melemah. Pada tahap perusakan ini anda mulai merasa bahwa
hubungan ini mungkin tidaklah sepenting yang anda pikirkan sebelumnya.
Hubungan anda berdua menjadi lemah dan semakin jauh. Makin sedikit waktu
yang anda lalui secara bersama, dan bila anda berdua bertemu anda saling
berdiam diri. Tidak banyak lagi waktu dan kegiatan untuk mengungkapkan
diri. Jika tahap perusakan ini berlanjut, anda akan memasuki tahap pemutusan.
5. Pemutusan
Pada tahap ini terjadi pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua
pihak. Jika bentuk ikatan itu adalah perkawinan, maka pemutusan
dilambangkan dengan perceraian.

J. Faktor-Faktor Daya Tarik Interpersonal


Hal-hal yang perlu diperhatikan pada daya tarik interpersonal adalah:
1. Fisik dan kepribadian
Bila anda mengatakan “saya tertarik dengan orang itu”, maka yang
anda maksudkan adalah bahwa orang itu menarik secara fisik, kepribadiannya
menarik, atau perilakunya menarik.
Pada umumnya kita lebih menyukai orang yang menarik secara fisik
daripada orang yang secara fisik tidak menarik, atau kita lebih menyukai
orang yang kepribadiannya menyenangkan daripada orang yang
kepribadiaannya tidak menenangkan.
2. Membentuk citra
Citra/imej/kesan ialah gambaran tertentu yang ada di kepala kita
tentang apa saja, misalnya tentang pemerintahan SBY, tentang Partai
Demokrat yang anggota-anggotanya banyak yang korupsi, tentang kota
Jakarta yang sering macet dan banjir, dan sebagainya. Jadi isi citra itu
sebenarnya adalah persepsi, atau penilaian kita tentang apa saja.
Kita melekatkan karakteristik positif kepada orang yang menurut kita
menarik dan melekatkan karakteristik negatif kepada orang yang menurut kita
tidak menarik. Jika anda diminta untuk menduga kualitas yang dimiliki oleh
seseorang yang belum anda kenal, maka anda mungkin akan mengemukakan
kualitas yang positif jika anda merasa orang itu menarik dan sebaliknya.
3. Kedekatan/Proksimitas
Perkembangan persahabatan dipengaruhi oleh jarak antarunit di mana
mereka tinggal. Misalnya makin berdekatan kamar mahasiswa, makin besar
kesempatan mereka menjadi sahabat. Mahasiswa yang menjadi sahabat adalah
mereka yang mempunyai kesempatan terbesar untuk saling berinteraksi.
Pernyataan hipotesisnya ialah semakin sering orang-orang
berhubungan timbal balik (berinteraksi), maka akan semakin terbuka peluang
terjadinya kerja sama, kompetisi, atau konflik di antara orang-orang tersebut.
Dalam konteks ini, jika di antara mereka terdapat saling kesepahaman (satu
pemikiran) maka dapat dipastikan akan terjadilah kerja sama di antara mereka,
dan sebaliknya jika di antara mereka tidak terdapat saling pengertian,
sementara mereka sering berinteraksi maka terbuka kemungkinan persaingan
dan konflik di antara mereka.
4. Kesamaan
Misalnya dalam perkawinan, jika di antara kedua pihak banyak
terdapat persamaan, maka dapat diperkirakan usia perkawinan mereka akan
lebih langgeng daripada jika di antara mereka banyak terdapat perbedaan.
5. Saling melengkapi/komplementaritas
Orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama akan lebih
mudah bersatu daripada orang-orang yang berbeda kepentingannya.
Pengertian komplementaritas juga berarti juga berarti adanya proses “saling
mengisi” dalam batas-batas tertentu dalam hal karakter/sifat di antara dua
orang yang berbeda. Misalnya si istri termasuk orang yang mempunyai
karakter mudah terharu (melankolis), sedangkan suaminya mempunyai
karakter periang/ceria. Contoh lain misalnya, si suami orang yang termasuk
“pemarah” sementara si istri adalah orang yang “penyabar”.

II. KONSELING
Bentuk komunikasi interpersonal yang lain yang banyak digunakan adalah
konseling. Bentuk komunikasi interpersonal ini banyak digunakan di dunia
pendidikan, perusahaan atau masyarakat, misalnya konseling perkawinan.
A. Bahan Konsultasi
Bahan atau materi yang yang pada umumnya dijadikann bahasan konsultasi
antara lain frustasi, konflik dan stress.
Frustasi adalah rasa yang tidak enak, kecewa, loyo, kehabisan semangat, energy
dan motivasisebagai akibat dari rasa kebutuhan yang dihalangi. Rasa frustasi itu
menggejala pada sikap atau bahkan pada tindakan yang agresif, diam dan menarik
diri, acuh tak acuh, atau asal memenuhi kewajiban dan peraturan yang berlaku.
Konflik adalah keadaan dimana pihak pihak yang terlibat bertentangan
pendapat, tujuan dan perilaku sehingga hidup dan kerja mereka saling terganggu.
Pihak yang terlibat dalam konflik dapat perorangan, satu orang – kelompok orang,
antar kelompok, anatar suku, antar pengikut agama / ideology, bahkan antar bangsa
dan Negara.
Stress adalah perasaan yang diakibatkan oleh penilaian bahwa kemampuan yang
dimiliki lebih kecil daripada tantangan yang dihadapi. Kemampuan baik dalam
bidang fisik, mental, materi atau keuangan.

B. Peran Konselor
Peran konselor adalah mendampingi orang yang meminta konseling. Dia tidak
mengambil alih atau menggantikan peran orang itu. Maka, diatidak boleh memerintah
atau menyuruh orang untuk berbuat sesuatu betapapun baiknya menurut penilaiannya.
Agar dapat menjadi konselor yang baik dan member konseling yang baik,
sebaiknya konselor :
1. Memiliki pengetahuan teori psikologi tentang perkembangan hidup manusia
2. Tahu hakikat konseling dan metode-metode dasarnya
3. Memiliki kepribadia yang seimbang, matang, dan dewasa
4. Memiliki human skill yang cukup untuk mendengarkan, menanggapi,
bertanya, memberi umpan balik, dan sebagainya.
5. Menguasai secara cukup teknik-teknik konseling
6. Memiliki cinta yang tinggi kepada sesame.

C. Peran Orang Yang Meminta Konseling


Peran utama orang yang meminta konseling adalah menjadi orang yang mencari
orang lain sebagai pendamping dalam pertimbangan. Karena itu, orang yang dating
mencari konseling sebaiknya :
1. Memiliki sikap dan semangat keterbukaan untuk menerima wawasan
pemikiran, pendapat, informasi, data, dan fakta baru.
2. Sebelum konsultasi terlebih dahulu sudah berpikir sendiri secara masak.
Dengan demikian, pada waktu bertemu dengan konselor tidak kosong sama
sekali, dan sudah memiliki titik tolak untuk berkonsultasi.
3. Pada waktu konseling bersedia mendengarkan konselor dan menanggapinya
dengan jujur dan tulus.

D. Manfaat Konsultasi
Dalam komunikasi interpersonal, konsultasi dapat mendatangkan beberapa
manfaat :
1. Konsultasi menjadi semacam proses katarsis yang dapat mengurangi beban
batin. Jika konsultasi bisa dilakukan sungguh-sungguh, tanpa berhasil
menemukan masalahpun sedah berfungsi meringankan
2. Pengembangan wawasan, pemikiran, dan sikap dalam hidup
3. Penemuan masalah dan pemecahannya
4. Melatih kecakapan komunikasi interpersonal, mendengarkan dan
menanggapi rekan bicara denga baik
DAFTAR PUSTAKA
Riswandi. 2013. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 61-70.
Hardjana, Agus. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Intrapersonal. Yogyakarta:
Kanisius. Halaman 84-97, 116-120.

Anda mungkin juga menyukai