Anda di halaman 1dari 11

BAB III

ISU–ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan


Satuan Kerja Perangkat Daerah

Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan


oleh OPD Kecamatan Muntilan yang berkaitan dengan Tugas Umum
Pemerintahan dapat diidentifikasi 3 (tiga) klasifikasi permasalahan
pelayanan yaitu permasalahan pada tataran kebijakan, program
kegiatan dan teknis operasional.

Pada tataran kebijakan SKPD dapat dilihat kondisi pelayanan


SKPD Kecamatan Muntilan sebagai berikut:
1. Kualitas pelayanan publik pada SKPD Kecamatan Muntilan, nilai
IKM unit pelayanan pada Kecamatan Tahun 2014 sebesar 75,66
dengan mutu pelayanan B (Baik)
2. Capaian kinerja penyelenggaraan tugas umum pemerintahan.
3. Nilai Akuntabilitas Kinerja SKPD Kecamatan Muntilan Tahun 2013
dengan capaian kinerja sebesar 101,20 % untuk 12 program dan 23
kegiatan.

Pada tingkat implementasi program dan kegiatan pada OPD


Kecamatan Muntilan dapat diidentifikasi kondisi pelayanan, sebagai
berikut:
1. Belum optimalnya proses dan mekanisme pelaksanaan perencanaan
pembangunan daerah yang demokratis, partisipatif, aspiratif,
transparan dan akuntabel.
2. Perlu peningkatan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan
pemerintahan di daerah.
3. Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat perdesaan.
4. Belum optimalnya pemberdayaan perempuan.
5. Perlu peningkatan kesadaran masyarakat untuk memiliki dokumen
kependudukan.
6. Diperlukan perhatian, perlindungan dan pelestarian budaya dan
potensi lokal.
7. Masih diperlukan peningkatan kesiapsiagaan dan pengendalian
terhadap kondisi rawan bencana.
8. Diperlukan peningkatan kewaspadaan karena peningkatan potensi
kerawanan keamanan, ketertiban terkait dengan perubahan sosial,
dan berkembangnya faham ekstrim (terorisme).

Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 46


Permasalahan teknis operasional yang dapat diidentifikasi dari
pelayanan SKPD Kecamatan Muntilan, sebagai berikut :
1. Dengan kebijakan dan ketentuan yang sngat dinamis diperlukan
peningkatan kapasitas, kualitas, kuantitas dan pemerataan SDM
dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
2. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan dalam mendukung
pelaksanaan tugas dan pelayanan.
3. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam
membantu kelancaran pelaksana tugas dan pelayanan.
4. Belum optimalnya pengelolaan data dalam proses pelaksanaan
tugas untuk meningkatkan kualitas dokumen mendukung tugas
dan pelayanan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan OPD Kecamatan


Muntilan sebagai Organisasi Perangkat Daerah yang memiliki tugas
pokok melaksanakan sebagian kewenangan pemerintah yang
dilimpahkan Bupati kepada Camat untuk menangani sebagian urusan
otonomi daerah adalah faktor internal dan eksternal OPD Kecamatan
Muntilan, masalah internal yang mempengaruhi antara lain :
1. Jumlah dan kapasitas aparat belum seluruhnya memenuhi
tuntutan tugas fungsi dan belum sesuai dengan beban kerja.
2. Pemahaman akan Tupoksi bagi aparat pemerintah di tingkat
kecamatan masih kurang yang mengakibatkan tidak maksimalnya
hasil koordinasi.
3. Pembinaan sumber daya manusia aparatur yang belum berorientasi
pada peningkatan kinerja.
4. Mekanisme dan pola kerja pada setiap unit kerja belum tertata
dalam suatu sistem yang terpadu, efektif dan efisien.

Sedangkan masalah eksternal yang mempengaruhi kinerja SKPD


Kecamatan Muntilan adalah :
1. Belum terbitnya kebijakan pelimpahan Kewenangan Bupati kepada
Camat dalam rangka mendukung program Pelayanan Administrasi
Terpadu Kecamatan (PATEN).
2. Kapasitas dan peran lembaga kemasyarakatan (partisipasi publik)
dalam pembangunan kurang optimal.
3. Peran pihak swasta dan/atau akademisi dalam pembangunan
masih kurang.

Berdasarkan data dan informasi tersebut di atas secara umum


isu-isu strategis yang dihadapi oleh SKPD Kecamatan Muntilan
Kabupaten Magelang dalam kurun waktu 2014-2019, adalah sebagai
berikut :

Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 47


1. Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah (Pelayanan Publik)
Pemerintah Daerah merupakan faktor yang sangat menentukan
berjalannya penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana
diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,
oleh karena itu reformasi birokrasi pemerintah daerah sejak
dicanangkan pada tahun 2005, senantiasa harus dilanjutkan secara
terus menerus sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai
tantangan di masa depan yang semakin kompleks dan beragam
sejalan dengan perkembangan dan perubahan kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan daerah, tuntutan masyarakat serta
dinamika global yang senantiasa mempengaruhi manajemen
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Reformasi birokrasi
pemerintah daerah yang harus dilakukan di tingkat Kecamatan
sebagaimana sasaran yang telah dicanangkan adalah peningkatan
pelayanan publik, akuntabilitas dan kapasitas aparatur yang bersih
dari KKN.

2. Pendayagunaan Sumber Daya Aparatur Daerah


Tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan pelayanan prima (services
excelent) perlu diimbangi dengan citra birokrasi yang mempunyai
kompetensi yang baik dalam bidang profesionalisme aparatur,
penguasaan komunikasi dan presentasi serta pema-haman terhadap
manajemen standar pelayanan minimal (public services and public
complaint). Sumber daya aparatur merupakan aset strategis dalam
kerangka perwujudan good governance. Kata kunci dalam penataan
sumber daya aparatur adalah budaya kerja aparatur yang lebih
menekankan kepada semangat kerja dan menghidupkan kembali
paradigma aparatur sebagai pelayan masyarakat. Selain hal itu
sumber daya aparatur juga diarahkan kepada pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan, yang menekankan pada transparansi, manajemen
pemerintahan yang lebih transparan, akuntabilitas, dan peningkatan
efektivitas dan efisiensi serta ada upaya dan perhatian yang sungguh
terhadap penanganan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN). Pendayagunaan aparatur SKPD Kecamatan
Muntilan dalam makna lain adalah juga pengembangan SDM yang
pada hakekatnya merupakan upaya pembinaan, penyempurnaan,
penertiban, pengawasan dan pengendalian manajemen secara
terencana, bertahap dan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja
seluruh aparatur pemerintah kabupaten, melalui kerjasama secara
terkoordinasi guna mengambil langkah pembaharuan sektor
penyelenggara negara (public service reform) dalam rangka
mewujudkan good governance.

Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 48


3. Penataan Organisasi dan Manajemen Publik
Perwujudan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good
governance) diperlukan upaya-upaya penataan dan penyempurnaan
tata kerja organisasi. Keberhasilan tujuan penataan organisasi tidak
terlepas dari daya dukung penyelenggaraan manajemen publik yang
baik. Penataan kelembagaan/organisasi menyangkut pembenahan
seluruh unsur SKPD Kecamatan, sedangkan penyelenggaraan
manajemen publik lebih kepada menata pada sistem peyelenggaraan
layanan publik yang lebih responsif dan adaptif sesuai dengan
tuntutan perkembangan jaman. Faktor kunci keberhasilan penataan
kelembagaan ini terletak pada pemberdayaan aparatur SKPD
Kecamatan, SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang
dan masyarakat umum, LPM, PKK, Karang Taruna, dan lain-lain
Lembaga Kemasyarakatan tingkat Kecamatan sebagai stakeholder.
Jika demikian halnya, maka pengelolaan pelayanan publik perlu
melakukan perubahan menuju profesionalisme birokrasi dan lebih
menekankan langkah-langkah efisiensi dan efektifitas birokrasinya,
melalui penataan sistem dan prosedur kerja, meninjau kembali
pembinaan pegawai, memperbaiki reward and punishment system,
perbaikan kesejahteraan pegawai serta mengubah kultur organisasi.

4. Pengelolaan Keuangan dan Barang


Keuangan dan barang daerah merupakan salah satu modal utama
dalam penyelenggaraan SKPD Kecamatan, oleh karena itu
manajemen keuangan dan barang daerah menjadi sesuatu hal yang
strategis dalam menunjang pencapaian keberhasilan pembangunan.
Manajemen keuangan dan pengelolaan aset daerah lebih diarahkan
kepada entreupreneurnal management yang pada intinya diarahkan
pada pengelolaan keuangan dan barang daerah yang lebih
berorientasi kinerja (Performance Budget), bukan pada kebijakan
(Policy Budget). Sistem manajemen keuangan daerah (financial
management system) merupakan bagian penting dalam rangka
mendukung terciptanya good governance di SKPD Kecamatan.
Bagian-bagian lain yang sama pentingnya adalah menata perencaaan
penganggaran dan pengeluaran, pemahaman akuntansi serta sistem
pengawasan internal pemerintah atau pemeriksaan internal.
Tuntutan pembaharuan sistem keuangan tersebut agar pengelolaan
anggaran dilakukan dengan mendasarkan konsep value for money
sehingga tercipta akuntabilitas publik (public accountability).
Manajemen barang daerah meliputi beberapa tahap yaitu:
perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, pendistribusian
(termasuk penyimpanan), penggunaan, pemeliharaan dan
penghapusan. Setiap tahap, mulai dari perencanaan kebutuhan
hingga penghapusan aset daerah harus diketahui dan
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat melalui legislatif.
Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 49
Sasaran strategis yang harus dicapai daerah dalam kebijakan
pengelolaan barang daerah, antara lain adalah :
1) Terwujudnya tertib administrasi mengenai kekayaan daerah,
menyangkut barang inventaris, tanah dan bangunan,
penghapusan barang daerah dan sistem pelaporan;
2) Terciptanya efisiensi dan efektivitas penggunaan barang daerah;
3) Pengamanan barang daerah;
4) Tersedianya data dan informasi yang akurat mengenai jumlah
barang daerah.

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih

Dengan memperhatikan situasi dan kondisi Kabupaten


Magelang pada masa lalu dan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam
5 (lima) tahun mendatang serta dengan memperhitungkan modal dasar
yang dimiliki serta dengan tetap memperhatikan motto Kabupaten
Magelang yaitu “ Gemah Ripah Iman Cemerlang ” atau Magelang
Gemilang dan Visi Pembangunan Kabupaten Magelang Tahun 2009-
2014 maka Visi Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019, adalah :
“Terwujudnya Kabupaten Magelang yang semakin Semanah
(Sejahtera , Maju dan Amanah)”

Penjabaran Visi di atas adalah sebagai berikut :


Semanah semakna dengan “sehati”, sehingga makna semanah
dimaksudkan adanya kebersamaan di Kabupaten Magelang antar dan
inter pimpinan pemerintahan daerah dan jajarannya beserta segenap
komponen masyarakatnya untuk mewujudkan Kabupaten Magelang
yang semakin Sejahtera, Maju dan Amanah.

Untuk mewujudkan visi pembangunan 5 (lima) tahun yang


akan datang ditempuh melalui 6 (enam) misi pembangunan daerah
sebagai berikut:
1. Mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
kehidupan beragama.
2. Membangun perekonomian daerah berbasis potensi lokal yang
berdaya saing.
3. Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana daerah yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan.
4. Memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam berbasis
kelestarian lingkungan hidup.
5. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan tata kelola pemerintahan
yang baik dan demokratis.
6. Meningkatkan keamanan dan ketenteraman masyarakat.

Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 50


Hal tersebut juga menjadi tanggung jawab OPD Kecamatan
Muntilan bersama stakeholder untuk turut mewujudkan Visi dan Misi
Kabupaten Magelang, berdasarkan tugas pokok dan fungsi OPD
Kecamatan Muntilan untuk mengawal janji-janji politik Bupati
Magelang dan Wakil Bupati Magelang terpilih, secara terkoordinasi
bersama dengan Stakeholder di OPD Kecamatan Muntilan dan
Kabupaten Magelang pada umumnya.

Berdasarkan hasil analisis, dapat diidentifikasi beberapa faktor


pendukung/pendorong yang berpengaruh pada keberhasilan OPD
Kecamatan Muntilan dalam mencapai Visi dan Misi tersebut adalah :
a. Struktur organisasi Kecamatan Muntilan berdasarkan pada 19
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Magelang.
b. Suasana kerja OPD Kecamatan Muntilan yang kondusif, melalui
hubungan kerja yang dibangun secara kekeluargaan dan
demokratis sehingga sangat bermanfaat dalam mengembangkan
kreativitas individual maupun kelompok (team work).
c. Sinergitas sumber daya aparatur baik di tingkat kecamatan maupun
desa/kelurahan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
d. Sarana dan prasarana kerja OPD Kecamatan Muntilan sekalipun
dengan segala keterbatasan kualitas namun sangat membantu
pelaksanaan tugas sehari-hari, meliputi gedung, ruang kantor,
ruang pertemuan, sarana transportasi dan peralatan perlengkapan
gedung kantor.
e. Kesempatan berkontribusi terhadap perumusan kebijakan daerah
terbuka sebagai pelaksana teknis kewilayahan, sehingga kebijakan
dengan konsep pembangunan dapat maksimal dan dapat
dipertanggungjawabkan.
f. Hubungan baik dan dinamis dengan OPD terkait dengan
pendekatan birokratik, parsitisifatif atas-bawah (top down) dan
bawah-atas (bottom up).
g. Kemampuan menggalang Stakeholder dalam mengkoordinasikan
segala kebijakan Bupati.
h. Sebagian besar warga masyarakat Kecamatan yang agamis, peduli
dan kritis terhadap perkembangan Kabupaten Magelang, sehingga
menumbuhkan kesadaran yang cukup tinggi di bidang
pemerintahan, pembangunan dan sosial kemasyarakatan.

Namun demikian di samping memiliki beberapa kekuatan


seperti telah dijelaskan di atas, OPD Kecamatan Muntilan juga memiliki
beberapa kelemahan internal yang menghambat kelancaran organisasi
dalam pencapaian tujuannya, berdasarkan hasil analisis yang telah
dilaksanakan beberapa kelemahan/penghambat tersebut :
Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 51
a. Terbatasnya sumber daya aparatur OPD Kecamatan :
1. Dari segi kuantitas SDM Aparatur
a) Jumlah PNSD OPD Kecamatan Muntilan yang hanya berjumlah
18 orang Dan di Kelurahan Muntilan yang berjumlah 9 orang
masih belum relevan dengan tugas dan fungsi pelayanan OPD
sehingga belum meratanya dalam penempatan PNSD sebagai
pelaksana di bawah masing-masing pejabat struktural yang ada.
b) Masih dibutuhkan tenaga pelaksana PNS dengan kualifikasi
pendidikan tertentu.

2. Dari segi kualitas SDM Aparatur


a) pemahaman tugas pokok dan fungsi bagi aparatur baik OPD
Kecamatan maupun aparatur pemerintah desa/kelurahan.
b) masih diperlukan peningkatan kompetensi dan kapasitas
melalui pendidikan dan pelatihan khusus bagi PNSD yang
memegang pekerjaan fungsional, misalnya bendahara,
pengelola/pemegang barang, operator komputer, pengelola arsip,
pengolah layanan perijinan, dan petugas teknis lapangan.
c) masih diperlukan pengetahuan dan kemampuan pegawai dalam
mengoperasikan sarana prasarana yang berbasis teknologi
informasi.

b. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung kinerja :


1. Terbatasnya ruangan kantor dan bangunan untuk
penyelenggaraan pekerjaan, sehingga perlu adanya renovasi atau
pembangunan prototipe kecamatan yang diprioritaskan.
2. Dibutuhkan penambahan kendaraan dinas serta pemeliharaannya.
3. Dibutuhkan sarana prasaran untuk mendukung pelayanan PATEN
(Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan).

c. Pemanfaatan sistem informasi yang ada belum optimal, karena


keterbatasan fasilitas yang tersedia.

d. Anggaran untuk kegiatan setiap seksi sebagai pelaksana teknis tugas


Camat masih belum maksimal, disebabkan alokasi APBD untuk
kecamatan terbatas untuk kegiatan rutin (Pelayanan administrasi
perkantoran dan peningkatan sarana dan prasarana aparatur),
sedangkan untuk menunjang tugas pokok dan fungsi seksi-seksi di
OPD Kecamatan belum cukup mendapatkan alokasi anggaran.

Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 52


3.3. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 5


Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang
Tahun 2010 – 2030 mengatur tentang rencana struktur ruang dan pola
ruang di Kabupaten Magelang yang diantaranya memuat hal-hal
strategis yang mana tujuan penataan ruang wilayah yaitu mewujudkan
tata ruang yang aman, nyaman, produktif, efektif, efisien,
berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, berbasis perdagangan,
jasa dan industri kreatif yang bertaraf nasional. Telaahan Rencana Tata
Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis meliputi kajian
fungsi, kedudukan, kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang.
RTRW berfungsi sebagai :
a. Penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Provinsi dan
Kabupaten; dan
b. Acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan
masyarakat untuk mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun
program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang
wilayah.

Kedudukan RTRW yaitu sebagai pedoman bagi :


a. penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), rencana rinci tata ruang wilayah, dan rencana sektoral
lainnya;
b. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
c. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar
sektor, antar daerah, dan antar pemangku kepentingan;
d. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan
e. penataan ruang kawasan strategis wilayah.

Kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud


terdiri atas :
a. kebijakan dan strategi struktur ruang;
b. kebijakan dan strategi pola ruang; dan
c. kebijakan dan strategi kawasan strategis wilayah.

Kecamatan Muntilan merupakan daerah perkotaan dan sebagai


pusat perdagangan barang dan jasa serta sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL). Walaupun sebagai pusat perdagangan barang dan jasa tetapi
sebagian adalah daerah adalah pertanian, ini dapat dilihat dari seluruh
luas lahan yang ada di Kecamatan Muntilan sekitar 64,47% atau
kurang lebih 1780,5 ha digunakan untuk lahan pertanian. Selain
sebagai pusat perdagangan barang dan jasa Kecamatan Muntilan perlu

Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 53


dalam pengembangan wisata, cagar budaya dan religi antara lain Candi
Ngawen, Makam di Gunungpring, Pesarean Kyai Raden Santri dan
Mbah Jogoreso, Makam Pastor Van Lith, Pasarean Raden Singosari.

3.4. Penentuan Isu-Isu Strategis

Selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, OPD Kecamatan


Muntilan dituntut lebih responsif, kreatif dan inovatif dalam
menghadapi perubahan-perubahan baik di tingkat lokal, regional dan
nasional. Perencanaan pembangunan hendaknya selalu memperhatikan
isu-isu dan permasalahan yang mungkin dihadapi ke depan oleh
masyarakat sehingga arah pelaksanaan pembangunan menjadi lebih
tepat sasaran. Untuk itu perlu diantisipasi dengan perencanaan yang
matang dan komprehensif sehingga arah pembangunan sesuai dengan
tujuan pembangunan daerah. Memperhatikan isu–isu dan
permasalahan pembangunan yang dihadapi diharapkan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan menuju good governance and clean
government sehingga akan berdampak pada kualitas pembangunan
daerah.

Berkaitan dengan isu-isu dan masalah pembangunan yang


akan dihadapi OPD Kecamatan Muntilan pada tahun 2014 - 2019 tidak
bisa dilepaskan dengan permasalahan dan isu pembangunan
Kabupaten Magelang. Secara umum, isu dan permasalahan yang
dihadapi antara lain :
1) Tuntutan masyarakat untuk memberikan pelayanan yang prima.
2) Adanya tuntutan akuntabilitas tata kelola pemerintahan.
3) Perkembangan Iptek yang pesat tidak dibarengi dengan semangat
SDM untuk meningkatkan kemampuannya.
4) Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan komitmennya.

Isu-isu strategis tersebut memerlukan penanganan secara


komprehensif melalui pendekatan spasial sebagaimana ditetapkan
dalam RTRW Kabupaten Magelang yang mencakup arahan
pemanfaatan ruang, indikasi program pemanfaatan ruang dan indikasi
sumber pendanaan program pemanfaatan ruang. Implikasinya terhadap
pelayanan tugas pokok dan fungsi OPD Kecamatan Muntilan, sebagai
berikut :
1. Membangun sistem pelayanan prima yang nyaman, cepat, efisien,
dan transparan.
2. Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya untuk mewujudkan akuntabilitas.

Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 54


3. Meningkatkan komitmen aparatur dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.
4. Menyusun kebijakan yang efektif untuk mewujudkan
penyelenggaraan pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat.
5. Menerapkan kebijakan pola kerja, pola pembinaan aparat yang
sesuai dengan potensi dan kondisi sebagai bahan masukan kepada
Pemerintah Kabupaten Magelang dalam menetapkan kebijakan
strategis dengan memperhatikan kepentingan masyarakat.

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi OPD adalah


kondisi yang menjadi perhatian karena dampaknya yang signifikan bagi
OPD di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis
adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak
dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan
layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 55


Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019
56

Anda mungkin juga menyukai