3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Satuan Kerja Perangkat Daerah
Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan
oleh OPD Kecamatan Muntilan yang berkaitan dengan Tugas Umum Pemerintahan dapat diidentifikasi 3 (tiga) klasifikasi permasalahan pelayanan yaitu permasalahan pada tataran kebijakan, program kegiatan dan teknis operasional.
Pada tataran kebijakan SKPD dapat dilihat kondisi pelayanan
SKPD Kecamatan Muntilan sebagai berikut: 1. Kualitas pelayanan publik pada SKPD Kecamatan Muntilan, nilai IKM unit pelayanan pada Kecamatan Tahun 2014 sebesar 75,66 dengan mutu pelayanan B (Baik) 2. Capaian kinerja penyelenggaraan tugas umum pemerintahan. 3. Nilai Akuntabilitas Kinerja SKPD Kecamatan Muntilan Tahun 2013 dengan capaian kinerja sebesar 101,20 % untuk 12 program dan 23 kegiatan.
Pada tingkat implementasi program dan kegiatan pada OPD
Kecamatan Muntilan dapat diidentifikasi kondisi pelayanan, sebagai berikut: 1. Belum optimalnya proses dan mekanisme pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah yang demokratis, partisipatif, aspiratif, transparan dan akuntabel. 2. Perlu peningkatan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan di daerah. 3. Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat perdesaan. 4. Belum optimalnya pemberdayaan perempuan. 5. Perlu peningkatan kesadaran masyarakat untuk memiliki dokumen kependudukan. 6. Diperlukan perhatian, perlindungan dan pelestarian budaya dan potensi lokal. 7. Masih diperlukan peningkatan kesiapsiagaan dan pengendalian terhadap kondisi rawan bencana. 8. Diperlukan peningkatan kewaspadaan karena peningkatan potensi kerawanan keamanan, ketertiban terkait dengan perubahan sosial, dan berkembangnya faham ekstrim (terorisme).
Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 46
Permasalahan teknis operasional yang dapat diidentifikasi dari pelayanan SKPD Kecamatan Muntilan, sebagai berikut : 1. Dengan kebijakan dan ketentuan yang sngat dinamis diperlukan peningkatan kapasitas, kualitas, kuantitas dan pemerataan SDM dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. 2. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan dalam mendukung pelaksanaan tugas dan pelayanan. 3. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam membantu kelancaran pelaksana tugas dan pelayanan. 4. Belum optimalnya pengelolaan data dalam proses pelaksanaan tugas untuk meningkatkan kualitas dokumen mendukung tugas dan pelayanan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan OPD Kecamatan
Muntilan sebagai Organisasi Perangkat Daerah yang memiliki tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan pemerintah yang dilimpahkan Bupati kepada Camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah adalah faktor internal dan eksternal OPD Kecamatan Muntilan, masalah internal yang mempengaruhi antara lain : 1. Jumlah dan kapasitas aparat belum seluruhnya memenuhi tuntutan tugas fungsi dan belum sesuai dengan beban kerja. 2. Pemahaman akan Tupoksi bagi aparat pemerintah di tingkat kecamatan masih kurang yang mengakibatkan tidak maksimalnya hasil koordinasi. 3. Pembinaan sumber daya manusia aparatur yang belum berorientasi pada peningkatan kinerja. 4. Mekanisme dan pola kerja pada setiap unit kerja belum tertata dalam suatu sistem yang terpadu, efektif dan efisien.
Sedangkan masalah eksternal yang mempengaruhi kinerja SKPD
Kecamatan Muntilan adalah : 1. Belum terbitnya kebijakan pelimpahan Kewenangan Bupati kepada Camat dalam rangka mendukung program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN). 2. Kapasitas dan peran lembaga kemasyarakatan (partisipasi publik) dalam pembangunan kurang optimal. 3. Peran pihak swasta dan/atau akademisi dalam pembangunan masih kurang.
Berdasarkan data dan informasi tersebut di atas secara umum
isu-isu strategis yang dihadapi oleh SKPD Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang dalam kurun waktu 2014-2019, adalah sebagai berikut :
Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 47
1. Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah (Pelayanan Publik) Pemerintah Daerah merupakan faktor yang sangat menentukan berjalannya penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, oleh karena itu reformasi birokrasi pemerintah daerah sejak dicanangkan pada tahun 2005, senantiasa harus dilanjutkan secara terus menerus sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan di masa depan yang semakin kompleks dan beragam sejalan dengan perkembangan dan perubahan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah, tuntutan masyarakat serta dinamika global yang senantiasa mempengaruhi manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah. Reformasi birokrasi pemerintah daerah yang harus dilakukan di tingkat Kecamatan sebagaimana sasaran yang telah dicanangkan adalah peningkatan pelayanan publik, akuntabilitas dan kapasitas aparatur yang bersih dari KKN.
2. Pendayagunaan Sumber Daya Aparatur Daerah
Tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan pelayanan prima (services excelent) perlu diimbangi dengan citra birokrasi yang mempunyai kompetensi yang baik dalam bidang profesionalisme aparatur, penguasaan komunikasi dan presentasi serta pema-haman terhadap manajemen standar pelayanan minimal (public services and public complaint). Sumber daya aparatur merupakan aset strategis dalam kerangka perwujudan good governance. Kata kunci dalam penataan sumber daya aparatur adalah budaya kerja aparatur yang lebih menekankan kepada semangat kerja dan menghidupkan kembali paradigma aparatur sebagai pelayan masyarakat. Selain hal itu sumber daya aparatur juga diarahkan kepada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, yang menekankan pada transparansi, manajemen pemerintahan yang lebih transparan, akuntabilitas, dan peningkatan efektivitas dan efisiensi serta ada upaya dan perhatian yang sungguh terhadap penanganan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Pendayagunaan aparatur SKPD Kecamatan Muntilan dalam makna lain adalah juga pengembangan SDM yang pada hakekatnya merupakan upaya pembinaan, penyempurnaan, penertiban, pengawasan dan pengendalian manajemen secara terencana, bertahap dan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja seluruh aparatur pemerintah kabupaten, melalui kerjasama secara terkoordinasi guna mengambil langkah pembaharuan sektor penyelenggara negara (public service reform) dalam rangka mewujudkan good governance.
Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 48
3. Penataan Organisasi dan Manajemen Publik Perwujudan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) diperlukan upaya-upaya penataan dan penyempurnaan tata kerja organisasi. Keberhasilan tujuan penataan organisasi tidak terlepas dari daya dukung penyelenggaraan manajemen publik yang baik. Penataan kelembagaan/organisasi menyangkut pembenahan seluruh unsur SKPD Kecamatan, sedangkan penyelenggaraan manajemen publik lebih kepada menata pada sistem peyelenggaraan layanan publik yang lebih responsif dan adaptif sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. Faktor kunci keberhasilan penataan kelembagaan ini terletak pada pemberdayaan aparatur SKPD Kecamatan, SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang dan masyarakat umum, LPM, PKK, Karang Taruna, dan lain-lain Lembaga Kemasyarakatan tingkat Kecamatan sebagai stakeholder. Jika demikian halnya, maka pengelolaan pelayanan publik perlu melakukan perubahan menuju profesionalisme birokrasi dan lebih menekankan langkah-langkah efisiensi dan efektifitas birokrasinya, melalui penataan sistem dan prosedur kerja, meninjau kembali pembinaan pegawai, memperbaiki reward and punishment system, perbaikan kesejahteraan pegawai serta mengubah kultur organisasi.
4. Pengelolaan Keuangan dan Barang
Keuangan dan barang daerah merupakan salah satu modal utama dalam penyelenggaraan SKPD Kecamatan, oleh karena itu manajemen keuangan dan barang daerah menjadi sesuatu hal yang strategis dalam menunjang pencapaian keberhasilan pembangunan. Manajemen keuangan dan pengelolaan aset daerah lebih diarahkan kepada entreupreneurnal management yang pada intinya diarahkan pada pengelolaan keuangan dan barang daerah yang lebih berorientasi kinerja (Performance Budget), bukan pada kebijakan (Policy Budget). Sistem manajemen keuangan daerah (financial management system) merupakan bagian penting dalam rangka mendukung terciptanya good governance di SKPD Kecamatan. Bagian-bagian lain yang sama pentingnya adalah menata perencaaan penganggaran dan pengeluaran, pemahaman akuntansi serta sistem pengawasan internal pemerintah atau pemeriksaan internal. Tuntutan pembaharuan sistem keuangan tersebut agar pengelolaan anggaran dilakukan dengan mendasarkan konsep value for money sehingga tercipta akuntabilitas publik (public accountability). Manajemen barang daerah meliputi beberapa tahap yaitu: perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, pendistribusian (termasuk penyimpanan), penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan. Setiap tahap, mulai dari perencanaan kebutuhan hingga penghapusan aset daerah harus diketahui dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat melalui legislatif. Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 49 Sasaran strategis yang harus dicapai daerah dalam kebijakan pengelolaan barang daerah, antara lain adalah : 1) Terwujudnya tertib administrasi mengenai kekayaan daerah, menyangkut barang inventaris, tanah dan bangunan, penghapusan barang daerah dan sistem pelaporan; 2) Terciptanya efisiensi dan efektivitas penggunaan barang daerah; 3) Pengamanan barang daerah; 4) Tersedianya data dan informasi yang akurat mengenai jumlah barang daerah.
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Dengan memperhatikan situasi dan kondisi Kabupaten
Magelang pada masa lalu dan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 5 (lima) tahun mendatang serta dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki serta dengan tetap memperhatikan motto Kabupaten Magelang yaitu “ Gemah Ripah Iman Cemerlang ” atau Magelang Gemilang dan Visi Pembangunan Kabupaten Magelang Tahun 2009- 2014 maka Visi Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019, adalah : “Terwujudnya Kabupaten Magelang yang semakin Semanah (Sejahtera , Maju dan Amanah)”
Penjabaran Visi di atas adalah sebagai berikut :
Semanah semakna dengan “sehati”, sehingga makna semanah dimaksudkan adanya kebersamaan di Kabupaten Magelang antar dan inter pimpinan pemerintahan daerah dan jajarannya beserta segenap komponen masyarakatnya untuk mewujudkan Kabupaten Magelang yang semakin Sejahtera, Maju dan Amanah.
Untuk mewujudkan visi pembangunan 5 (lima) tahun yang
akan datang ditempuh melalui 6 (enam) misi pembangunan daerah sebagai berikut: 1. Mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kehidupan beragama. 2. Membangun perekonomian daerah berbasis potensi lokal yang berdaya saing. 3. Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana daerah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. 4. Memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam berbasis kelestarian lingkungan hidup. 5. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik dan demokratis. 6. Meningkatkan keamanan dan ketenteraman masyarakat.
Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 50
Hal tersebut juga menjadi tanggung jawab OPD Kecamatan Muntilan bersama stakeholder untuk turut mewujudkan Visi dan Misi Kabupaten Magelang, berdasarkan tugas pokok dan fungsi OPD Kecamatan Muntilan untuk mengawal janji-janji politik Bupati Magelang dan Wakil Bupati Magelang terpilih, secara terkoordinasi bersama dengan Stakeholder di OPD Kecamatan Muntilan dan Kabupaten Magelang pada umumnya.
Berdasarkan hasil analisis, dapat diidentifikasi beberapa faktor
pendukung/pendorong yang berpengaruh pada keberhasilan OPD Kecamatan Muntilan dalam mencapai Visi dan Misi tersebut adalah : a. Struktur organisasi Kecamatan Muntilan berdasarkan pada 19 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Magelang. b. Suasana kerja OPD Kecamatan Muntilan yang kondusif, melalui hubungan kerja yang dibangun secara kekeluargaan dan demokratis sehingga sangat bermanfaat dalam mengembangkan kreativitas individual maupun kelompok (team work). c. Sinergitas sumber daya aparatur baik di tingkat kecamatan maupun desa/kelurahan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. d. Sarana dan prasarana kerja OPD Kecamatan Muntilan sekalipun dengan segala keterbatasan kualitas namun sangat membantu pelaksanaan tugas sehari-hari, meliputi gedung, ruang kantor, ruang pertemuan, sarana transportasi dan peralatan perlengkapan gedung kantor. e. Kesempatan berkontribusi terhadap perumusan kebijakan daerah terbuka sebagai pelaksana teknis kewilayahan, sehingga kebijakan dengan konsep pembangunan dapat maksimal dan dapat dipertanggungjawabkan. f. Hubungan baik dan dinamis dengan OPD terkait dengan pendekatan birokratik, parsitisifatif atas-bawah (top down) dan bawah-atas (bottom up). g. Kemampuan menggalang Stakeholder dalam mengkoordinasikan segala kebijakan Bupati. h. Sebagian besar warga masyarakat Kecamatan yang agamis, peduli dan kritis terhadap perkembangan Kabupaten Magelang, sehingga menumbuhkan kesadaran yang cukup tinggi di bidang pemerintahan, pembangunan dan sosial kemasyarakatan.
Namun demikian di samping memiliki beberapa kekuatan
seperti telah dijelaskan di atas, OPD Kecamatan Muntilan juga memiliki beberapa kelemahan internal yang menghambat kelancaran organisasi dalam pencapaian tujuannya, berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan beberapa kelemahan/penghambat tersebut : Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 51 a. Terbatasnya sumber daya aparatur OPD Kecamatan : 1. Dari segi kuantitas SDM Aparatur a) Jumlah PNSD OPD Kecamatan Muntilan yang hanya berjumlah 18 orang Dan di Kelurahan Muntilan yang berjumlah 9 orang masih belum relevan dengan tugas dan fungsi pelayanan OPD sehingga belum meratanya dalam penempatan PNSD sebagai pelaksana di bawah masing-masing pejabat struktural yang ada. b) Masih dibutuhkan tenaga pelaksana PNS dengan kualifikasi pendidikan tertentu.
2. Dari segi kualitas SDM Aparatur
a) pemahaman tugas pokok dan fungsi bagi aparatur baik OPD Kecamatan maupun aparatur pemerintah desa/kelurahan. b) masih diperlukan peningkatan kompetensi dan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan khusus bagi PNSD yang memegang pekerjaan fungsional, misalnya bendahara, pengelola/pemegang barang, operator komputer, pengelola arsip, pengolah layanan perijinan, dan petugas teknis lapangan. c) masih diperlukan pengetahuan dan kemampuan pegawai dalam mengoperasikan sarana prasarana yang berbasis teknologi informasi.
b. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung kinerja :
1. Terbatasnya ruangan kantor dan bangunan untuk penyelenggaraan pekerjaan, sehingga perlu adanya renovasi atau pembangunan prototipe kecamatan yang diprioritaskan. 2. Dibutuhkan penambahan kendaraan dinas serta pemeliharaannya. 3. Dibutuhkan sarana prasaran untuk mendukung pelayanan PATEN (Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan).
c. Pemanfaatan sistem informasi yang ada belum optimal, karena
keterbatasan fasilitas yang tersedia.
d. Anggaran untuk kegiatan setiap seksi sebagai pelaksana teknis tugas
Camat masih belum maksimal, disebabkan alokasi APBD untuk kecamatan terbatas untuk kegiatan rutin (Pelayanan administrasi perkantoran dan peningkatan sarana dan prasarana aparatur), sedangkan untuk menunjang tugas pokok dan fungsi seksi-seksi di OPD Kecamatan belum cukup mendapatkan alokasi anggaran.
Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 52
3.3. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 5
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang Tahun 2010 – 2030 mengatur tentang rencana struktur ruang dan pola ruang di Kabupaten Magelang yang diantaranya memuat hal-hal strategis yang mana tujuan penataan ruang wilayah yaitu mewujudkan tata ruang yang aman, nyaman, produktif, efektif, efisien, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, berbasis perdagangan, jasa dan industri kreatif yang bertaraf nasional. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis meliputi kajian fungsi, kedudukan, kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang. RTRW berfungsi sebagai : a. Penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Provinsi dan Kabupaten; dan b. Acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang wilayah.
Kedudukan RTRW yaitu sebagai pedoman bagi :
a. penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), rencana rinci tata ruang wilayah, dan rencana sektoral lainnya; b. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah c. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar sektor, antar daerah, dan antar pemangku kepentingan; d. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan e. penataan ruang kawasan strategis wilayah.
Kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud
terdiri atas : a. kebijakan dan strategi struktur ruang; b. kebijakan dan strategi pola ruang; dan c. kebijakan dan strategi kawasan strategis wilayah.
Kecamatan Muntilan merupakan daerah perkotaan dan sebagai
pusat perdagangan barang dan jasa serta sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Walaupun sebagai pusat perdagangan barang dan jasa tetapi sebagian adalah daerah adalah pertanian, ini dapat dilihat dari seluruh luas lahan yang ada di Kecamatan Muntilan sekitar 64,47% atau kurang lebih 1780,5 ha digunakan untuk lahan pertanian. Selain sebagai pusat perdagangan barang dan jasa Kecamatan Muntilan perlu
Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 53
dalam pengembangan wisata, cagar budaya dan religi antara lain Candi Ngawen, Makam di Gunungpring, Pesarean Kyai Raden Santri dan Mbah Jogoreso, Makam Pastor Van Lith, Pasarean Raden Singosari.
3.4. Penentuan Isu-Isu Strategis
Selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, OPD Kecamatan
Muntilan dituntut lebih responsif, kreatif dan inovatif dalam menghadapi perubahan-perubahan baik di tingkat lokal, regional dan nasional. Perencanaan pembangunan hendaknya selalu memperhatikan isu-isu dan permasalahan yang mungkin dihadapi ke depan oleh masyarakat sehingga arah pelaksanaan pembangunan menjadi lebih tepat sasaran. Untuk itu perlu diantisipasi dengan perencanaan yang matang dan komprehensif sehingga arah pembangunan sesuai dengan tujuan pembangunan daerah. Memperhatikan isu–isu dan permasalahan pembangunan yang dihadapi diharapkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan menuju good governance and clean government sehingga akan berdampak pada kualitas pembangunan daerah.
Berkaitan dengan isu-isu dan masalah pembangunan yang
akan dihadapi OPD Kecamatan Muntilan pada tahun 2014 - 2019 tidak bisa dilepaskan dengan permasalahan dan isu pembangunan Kabupaten Magelang. Secara umum, isu dan permasalahan yang dihadapi antara lain : 1) Tuntutan masyarakat untuk memberikan pelayanan yang prima. 2) Adanya tuntutan akuntabilitas tata kelola pemerintahan. 3) Perkembangan Iptek yang pesat tidak dibarengi dengan semangat SDM untuk meningkatkan kemampuannya. 4) Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan komitmennya.
Isu-isu strategis tersebut memerlukan penanganan secara
komprehensif melalui pendekatan spasial sebagaimana ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Magelang yang mencakup arahan pemanfaatan ruang, indikasi program pemanfaatan ruang dan indikasi sumber pendanaan program pemanfaatan ruang. Implikasinya terhadap pelayanan tugas pokok dan fungsi OPD Kecamatan Muntilan, sebagai berikut : 1. Membangun sistem pelayanan prima yang nyaman, cepat, efisien, dan transparan. 2. Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk mewujudkan akuntabilitas.
Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 54
3. Meningkatkan komitmen aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat. 4. Menyusun kebijakan yang efektif untuk mewujudkan penyelenggaraan pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat. 5. Menerapkan kebijakan pola kerja, pola pembinaan aparat yang sesuai dengan potensi dan kondisi sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Magelang dalam menetapkan kebijakan strategis dengan memperhatikan kepentingan masyarakat.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi OPD adalah
kondisi yang menjadi perhatian karena dampaknya yang signifikan bagi OPD di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 55
Perubahan Rencana Strategis Kecamatan Muntilan Tahun 2014-2019 56