Anda di halaman 1dari 7

HUMANIKA Vol. 23 No.

2 (2016) ISSN 1412-9418


Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpangan Zaman: Studi Kasus Kesenian Menak Koncer
Sumowono Semarang
Laura Andri R.M., S.S.,M.A.

SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL DI PERSIMPANGAN ZAMAN:


STUDI KASUS KESENIAN MENAK KONCER SUMOWONO SEMARANG

Oleh :
Laura Andri R.M.
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
lauraandrirm@yahoo.co.id

ABSTRACT

In Indonesia, each province has its own traditional culture. Traditional arts are used to express
the beauty of the human soul. In traditional artwork implicit message of the society of
knowledge, ideas, beliefs and values norms. In addition to the function of rituals, traditional
performing arts is also being used to honor and commemorate the influential figures in the
local community, heroism, patriotism and nationalism. One example of a traditional art that
has the functionality is Menak Koncer. Menak Koncer is a community-owned art Sumowono,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah raised to preserve the culture and values in society.
Through a qualitative descriptive approach with observation techniques and literature, it was
found that at the next stage of development, especially in the modern society, arts
performances Menak Koncer shift function just as mere entertainment. Menak Koncer
existence as art and traditional culture in Indonesia progressively eroded by the expansion of
global art and culture. Therefore, efforts must be made to preserve the arts and culture in the
midst of changing times and foreign cultural influences have been increasing in Indonesia.

Keywords : traditional art , modernization , a cultural shift , cultural preservation

I. PENDAHULUAN tradisional merupakan sarana yang


Kebudayaan dipahami sebagai suatu digunakan untuk mengekspresikan rasa
hal yang mencakup pengetahuan, keindahan dari dalam jiwa manusia. Suatu
kepercayaan, kesenian, moral, adat istiadat, hasil ekspresi hasrat manusia akan
kebiasaan serta kemampuan yang keindahan dengan latar belakang tradisi
didapatkan manusia dalam perannya atau sistem budaya masyarakat pemilik
sebagai anggota masyarakat. Dalam kesenian. Dalam karya seni tradisional
kehidupan sehari-hari, masyarakat tersirat pesan dari masyarakatnya berupa
mengartikan kebudayaan sebagai pengetahuan, gagasan, kepercayaan dan
peninggalan sejarah yang bersifat nilai norma.
tradisional seperti tarian daerah, alat musik Penciptaan kesenian tradisional
daerah, senjata tradisional, bahasa daerah, selalu berdasarkan pada filosofi sebuah
dan lain sebagainya. Di Indonesia, hampir aktivitas dalam suatu budaya, bisa berupa
setiap propinsi memiliki kebudayaan aktivitas religius maupun
tradisionalnya sendiri. Oleh sebab itu seremonial/istanasentris. Ia muncul sebagai
Indonesia dijuluki sebagai negara yang bagian dari gagasan atau ide sekelompok
kaya akan budaya. masyarakat yang dikemas secara artististik
Kesenian tradisional adalah salah dan mengandung nilai-nilai yang
satu jenis budaya tradisional. Kesenian berkembang dalam masyarakat tersebut.
Kesenian tradisional yang ada di Indonesia

25
HUMANIKA Vol. 23 No. 2 (2016) ISSN 1412-9418
Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpangan Zaman: Studi Kasus Kesenian Menak Koncer
Sumowono Semarang
Laura Andri R.M., S.S.,M.A.

sangat banyak jumlahnya. Penelitian yang fungsinya sebagai kegiatan ritual. Para
berkaitan dengan seni pertunjukan yang petani mengadakan upacara-upacara yang
dilakukan Brandon, menyebutkan bahwa ditujukan pada Tuhan Sang Pemilik Alam
jumlah seni pertunjukan yang ada di Asia sebagai bentuk ucapan syukur serta
Tenggara, 75% berada di Indonesia, meminta keberkahan agar panen dapat
sedangkan yang 25% ada di negara-negara berhasil. Sebagai bagian dari proses ritual,
Asia Tenggara yang lain, seperti Malaysia, maka aturan, makna serta kekuatan yang
Singapura, Brunai Darussalam, Myanmar, terkandung pada penampilan kesenian
Thailand, Laos, dan Vietnam. Potensi tradisional itu lebih diutamakan. Dengan
budaya bangsa yang banyak jumlahnya ini demikian, dalam menyelenggarakan
amat penting untuk meningkatkan harkat, prosesi, berbagai persyaratan sesuai
kehormatan, dan pemahaman tentang arti kaidah-kaidah ritual yang telah mentradisi
kemanusiaan (Bandem, 2001: 6). tidak boleh ditinggalkan, baik oleh
Sebelum masa kemerdekaan, pemeran ataupun penyelenggara. Kaidah-
masyarakat terutama daerah pedesaan kaidah ritual yang telah mentradisi tersebut
memfungsikan kesenian tradisional dapat berupa pemilihan waktu dan tempat
sebagai kegiatan ritual. Demi untuk yang tepat untuk menyelenggarakan
mempertahankan dan meningkatkan taraf pertunjukan, pelaku atau pemeran harus
hidup, mereka merasa perlu memenuhi orang yang terpilih, serta kelengkapan
berbagai kebutuhan yang berlaku secara berbagai sesaji.
universal. Kesenian merupakan kebutuhan Selain fungsi ritual, kesenian
integritas untuk meningkatkan dan tradisional digunakan sebagai media
melangsungkan taraf hidup. Masyarakat pendidikan dan penggambaran identitas
petani pedesaan (peasant society) Jawa bangsa. Seni pertunjukan tradisional ini
yang tergolong dalam peringkat hidup lebih difungsikan untuk memperingati
subsistens misalnya, telah lama peristiwa tertentu, menghormati serta
mengembangkan kesenian sebagai suatu mengenang tokoh-tokoh yang berpengaruh
kebutuhan integrif dan secara fungsional dalam masyarakat setempat, heroisme,
berkaitan dengan kebudayaan yang berlaku patriotisme dan nasionalime. Salah satu
SDGD PDV\DUDNDW WHUVHEXW .DWD ³-DZD´ contoh kesenian tradisional yang memiliki
yang dimaksud pada uraian ini tidak fungsi tersebut adalah Menak Koncer.
mengacu pada pengertian geografis, Menak Koncer merupakan kesenian yang
melainkan mengacu pada pengertian dimiliki masyarakat Sumowono Kabupaten
HWQRJUDILV 0DND \DQJ GLPDNVXG ³SHWDQL Semarang Jawa Tengah yang dimunculkan
-DZD´ DGDODK SHWDQL \DQJ EHUHWQLV -DZD untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai
Mereka memandang kesenian sebagai dalam masyarakatnya. Sayangnya, saat ini
salah satu wahana untuk melegitimasi animo serta minat masyarakat modern
keberadaan dan mempertahankan terhadap seni pertunjukan tradisional ini
identitasnya (Koentjaraningrat, 1994:211- semakin menipis.
220). Modernisasi menggeser fungsi-
Masyarakat petani pedesaan Jawa fungsi awal dari kesenian tradisional.
percaya bahwa manusia bisa Masuknya budaya asing ke Indonesia
mempengaruhi tanaman agar menjadi berbenturan dengan budaya tradisional
subur dengan menyelenggarakan upacara yang bersifat lokal sehingga fungsi
yang melambangkan kesuburan.Selain itu, kesenian tradisional mengalami
kesenian tradisional biasanya dilakukan pergeseran. Proses sekularisasi dan
musiman, misalnya pada masa tanam atau komersialisasi yang menghebat pada abad
panen padi. Hal ini berkaitan dengan XX memberikan dampak negatif bagi

26
HUMANIKA Vol. 23 No. 2 (2016) ISSN 1412-9418
Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpangan Zaman: Studi Kasus Kesenian Menak Koncer
Sumowono Semarang
Laura Andri R.M., S.S.,M.A.

kesenian tradisional. Fungsi ritual, sejarah, dilatarbelakangi oleh perang besar


pendidikan serta penggambaran identitas yang terjadi di tanah Jawa. Konon, tari
bangsa bergeser menjadi kegiatan rakyat ini diciptakan oleh sisa pengikut
komersial. Walaupun fungsi awal itu Pangeran Diponegoro yang selamat dan
sendiri masih melekat namun kadarnya melarikan diri ke arah utara.
menyusut tergantung kebutuhan Dahulu, tarian ini berasal dari
masyarakat setempat. Temanggung, namun dalam
Kesenian modern yang muncul perkembangannya justru hidup di daerah
belakangan menyebabkan kesenian Sumowono. Seni tradisional Menak
tradisional semakin tergerus oleh budaya Koncer adalah seni tradisi yang diciptakan
zaman. Kesenian tradisional makin sulit untuk menghormati tokoh pahlawan
ditemukan di kota-kota. Kondisi krisis Pangeran Diponegoro. Setelah Pangeran
penonton serta penurunan frekuensi Diponegoro ditangkap oleh Belanda, para
pementasan mengakibatkan banyak prajurit yang setia mengawal dan
kelompok seni yang mengalami mati suri mendampingi dalam peperangan kembali
atau bahkan berhenti sama sekali. Faktor ke tempat tinggal masing-masing. Namun
penting yang berperan besar dalam krisis kecintaan pada sang tokoh serta rasa
tersebut adalah pengaruh teknologi patriotisme dan nasionalisme yang besar,
informasi. Meningkatnya sarana dan mereka lestarikan dalam bentuk tarian
prasarana informasi terutama teknologi Menak Koncer. Hal ini bertujuan agar
elektronika, seperti radio dan televisi selain masyarakat luas dan keturunan mereka
memberi pengaruh positif, ternyata juga tetap memiliki rasa patriotisme dan
membawa pengaruh negatif. Salah satu nasionalime tinggi serta penghormatan
pengaruh negatif dari radio dan televisi yang besar terhadap Pangeran Diponegoro.
adalah semakin menurunnya minat Menak Koncer difungsikan sebagai
masyarakat menonton secara langsung seni kegiatan ritual dalam peristiwa-peristiwa
pertunjukan kesenian tradisional. Semakin tertentu. Saat menyaksikan tarian rakyat
meluasnya kawasan industri serta ini, penonton seakan dibawa ke abad 19.
pemukiman, maka semakin sempit pula Bagaimana dua kekuatan yang saling
area persawahan yang ada. Para petani berhadapan masing-masing menunjukkan
mulai beralih profesi mencari pekerjaan kebolehannya. Para penari diiringi
lain. Masalah itu juga menjadi penyebab berbagai macam alat perkusi seperti
keberadaan kesenian tradisional yang genderang, timpring (rebana kecil) dan
semakin menghawatirkan. Jika animo serta bende.
minat masyarakat modern terhadap seni Dalam pementasannya, kesenian ini
pertunjukan tradisional semakin menipis, dimainkan oleh banyak orang. Biasanya
maka akan semakin banyak seni tradisi berjumlah 14 personil yang terbagi
yang mati atau punah. menjadi dua kelompok yang berbaris
berdampingan. Ada seseorang yang
II. SEKILAS TENTANG MENAK berperan sebagai komandan, tugasnya
KONCER mengarahkan posisi gerak yang harus
Kesenian tradisional Menak dijalankan oleh para penari. Tiap baris
Koncerberkembang di Dusun terdiri dari tujuh orang. Baris pertama
Resowinangun, Desa Pledokan, mewakili pasukan Diponegoro, sedangkan
Kecamatan Sumowono, Kabupaten baris lainnya mewakili serdadu Belanda.
Semarang Jawa Tengah. Tarian Rakyat Formasi baris berjumlah tujuh orang
Menak Koncer lahir dari suatu peristiwa dimaksudkan untuk menggambarkan tujuh
pemimpin yang memimpin gladi perang

27
HUMANIKA Vol. 23 No. 2 (2016) ISSN 1412-9418
Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpangan Zaman: Studi Kasus Kesenian Menak Koncer
Sumowono Semarang
Laura Andri R.M., S.S.,M.A.

kala itu, dengan berbagai jenis senjata pertunjukan, tarian tradisional, tarian
yang dibawanya. kontemporer, drama, musik tradisional,
desain dan pembuatan busana pertunjukan,
Gerak tari dibagi menjadi tiga babak. tata panggung, dan tata pencahayaan.
Babak pertama merupakan gladi (latihan)
pasukan Diponegoro, babak kedua adalah III. MENAK KONCERDALAM
gladi pasukan Belanda, sedangkan babak PERGESERAN BUDAYA
ketiga merupakan pertempuran antara Modernisasi berdampak pada semua
kedua belak pihak. Kedua kelompok aspek kehidupan, salah satunya adalah
dibedakan berdasarkan kostum dan atribut adanya pergeseran budaya. Perubahan
yang dikenakan. Pasukan Belanda budaya terjadi di dalam masyarakat
mengenakan seragam Koninklijk Leger tradisional, yakni perubahan dari
lengkap dengan sepatu boot dan pangkat masyarakat tertutup menjadi masyarakat
titulernya. Mereka dilengkapi pedang. yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang
Sedangkan pasukan Diponegoro memakai bersifat homogen menjadi pluralisme. Ilmu
busana surjan dengan dilengkapi tombak, pengetahuan dan teknologi telah mengubah
pedang serta perisai. dunia secara mendasar. Komunikasi dan
Seni Pertunjukan tradisional Menak sarana transportasi internasional telah
Koncer juga mengalami pasang surut dan menghilangkan batas-batas budaya setiap
mati suri. Melemahnya animo masyarakat bangsa.
setempat terhadap kesenian tradisional ini Permasalahan pergeseran budaya
mengakibatkan kegiatannya sempat akibat modernisasi juga berdampak pada
vakum lama. Mulai tahun 1960 mati suri, perkembangan kesenian tradisonal Menak
barulah pada tahun 2006 kesenian ini Koncer. Perubahan pola hidup masyarakat
mulai diaktifkan kembali. Organisasi yang lebih modern menjadikan mereka
kesenian ini diberi nama Karya Budaya. lebih memilih kebudayaan baru yang
Mereka mulai mengisi acara-acara di mungkin dinilai lebih menarik dan praktis
tingkat desa maupun kabupaten. Sekarang, dibandingkan dengan budaya lokal.
NHORPSRN VHQL ´.DU\D %XGD\D´ GLSLPSLQ Perkembangan teknologi informasi yang
oleh Purwanto dengan Waljiono sebagai semakin canggih menawarkan banyak
wakilnya. alternatif hiburan yang lebih beragam yang
Berkaitan dengan masalah vakum kemungkinan lebih menarik jika dibanding
atau mati suri, masalah regenerasi menjadi dengan kesenian tradisional Menak
bagian tak terpisahkan dari usaha Koncer. Kondisi ini menyebabkan makin
pengembangan seni pertunjukan Menak tersisihnya kesenian tersebut dari
Koncer. Tanpa memperhatikan aspek kehidupan masyarakat pemiliknya. Dengan
regenerasi ini, usaha pelestarian, datangnya perubahan sosial yang hadir
revitalisasi, dan pengembangan kesenian sebagai akibat proses industrialisasi dan
Menak Koncer akan menghadapi kesulitan. sistem ekonomi pasar serta globalisasi
Menurut Siti Munawaroh (2007), pada informasi maka kesenian tradisional ini
dasarnya produk seni pertunjukan pun mulai bergeser ke arah kesenian yang
WUDGLVLRQDO GDSDW ³GLMXDO´ EDLN NHSDGD SDUa berdimensi komersial. Menak Koncer tidak
peminat yang terdiri dari atas masyarakat lagi digunakan sebagai alat ritual,
kita sendiri maupun kepada orang asing pendidikan, patriotisme, heorisme serta
sebagai wisatawan. Oleh karena itu, nasionalisme. Kesenian yang awalnya
pertunjukan merupakan kegiatan kreatif sakral kini menjadi lebih banyak bersifat
berkaitan dengan usaha yang menyangkut hiburan. Menak Koncer mulai tersingkir
pengembangan konten, produksi

28
HUMANIKA Vol. 23 No. 2 (2016) ISSN 1412-9418
Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpangan Zaman: Studi Kasus Kesenian Menak Koncer
Sumowono Semarang
Laura Andri R.M., S.S.,M.A.

dan kehilangan fungsinya. Hal ini sangat mencoba dan meniru. Akhirnya, kesenian
disayangkan mengingat Menak Koncer lokal mereka anggap sebagai hal yang
merupakan kesenian tradisional yang sarat kuno dan ketinggalan zaman, sementara
akan pesan moral. kebudayaan asing mereka nilai lebih maju
KesenianMenak Koncer mengalami dan modern. Kesadaran masyarakat
krisis eksistensi. Sepinya penikmat serta Sumowono untuk menjaga budaya
manajemen yang tidak tertata rapi sempat lokalnya sekarang ini masih terbilang
membuat kesenian ini menjadi mati suri. minim. Mereka cenderung memilih budaya
Terjadinya mobilitas lapangan kerja dari asing yang lebih praktis dan sesuai dengan
petani dan penari Menak Koncer ke profesi perkembangan zaman meskipun beberapa
lainnya menggeser nilai ± nilai masyarakat diantara budaya asing tersebut yang tidak
yang ada. Pergeseran nilai dari agraris ke sesuai dengan kepribadian bangsa.
industri memberikan dampak postif dan Para pelaku seni tradisional Menak
negatif bagi masyarakat tersebut. Koncer tergolong kurang kreatif dan
Masyarakat industri cenderung inovatif. Banyak anggapan yang
konsumeristis, status sosial seseorang menyatakan bahwa kesenian tradisional
dalam masyarakat bukan lagi diukur dari tidak menghibur jika dibandingkan dengan
kepemilikan sawah yang luas atau jumlah kesenian yang disiarkan melalui televisi,
kerbau yang banyak, tetapi sudah berganti yang sebagian besar adalah kesenian
dengan berbagai barang elektronika atau modern. Jika kondisi tersebut tidak
mekanik, seperti: radio, televisi, motor, diimbangi dengan kreatifitas para pelaku
mobil, dan lain-lain. Glamournya para kesenian dalam rangka melakukan adaptasi
bintang layar kaca atau layar perak terhadap perkembangan zaman, maka
menjadi idola baru masyarakat¸ menggeser pelan-pelan kesenian Menak Koncer
posisi primadona Menak Koncer di tersebut akan kehilangan pengikut atau
daerahnya sendiri. Mudahnya menikmati penonton. Eksistensinya sebagai media
berbagai hiburan yang disajikan oleh hiburan akan hilang, posisinya akan
media elektronika, menyebabkan mereka terancam punah. Mengingat Menak Koncer
enggan untuk bersusah payah adalah salah satu kesenian tradisional
mengeluarkan biaya, waktu dan tenaga produk budaya yang rentan terhadap
mencari hiburan di luar rumahnya. gempuran budaya asing. Sehingga di era
Terlebih lagi, hiburan yang disajikan selain modern seperti sekarang, untuk tetap eksis,
memiliki variasi banyak, juga memiliki para pelaku seni Menak Koncer harus bisa
pesona yang banyak pula. Sehingga tidak lebih kreatif mengemas keseniannya.
jarang, kehadiran hiburan yang disajikan Kurangnya pemahaman pelaku seni
menimbulkan berbagai silang pendapat di Menak Koncer terhadap pentingnya
antara warga masyarakat. manajemen yang baik dalam pengelolaan
Selain itu, kurangnya minat administrasi juga menjadi penyebab mati
masyarakat terutama remaja dan pemuda surinya kelompok kesenian tersebut.
dalam mempelajari kesenian Menak Sebagaialternatif untuk memberikan solusi
Koncer ini menjadi alasan mati surinya atas masalah ini adalah dengan
kesenian tersebut. Mereka cenderung memfungsikan manajemen kesenian
menyukai bahkan meniru kebudayan luar. tradisional secara lebih efektif. Dengan
Adanya fasilitas seperti radio, televisi, harapan, bahwa kesenian Menak Koncer
internet, majalah yang banyak harus dikelola secara profesional, dan
menampilkan kebudayaan asing membuat manajemen ini dapat berfungsi untuk
para pemuda dan remaja tidak dapat mengatur pentas seni tradisional tanpa
membendung keingintahuan mereka untuk harus kehilangan akar budayanya.

29
HUMANIKA Vol. 23 No. 2 (2016) ISSN 1412-9418
Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpangan Zaman: Studi Kasus Kesenian Menak Koncer
Sumowono Semarang
Laura Andri R.M., S.S.,M.A.

Menak Koncer yang konon Menak Koncer yang dimiliki masyarakat


mempunyai nilai-nilai luhur dan sarat Sumowono merupakan salah satu budaya
pesan moral, kondisinya harus terus lokal milik Indonesia yang mewakili
dipertahankan. Oleh segelintir orang yang identitas bangsa. Untuk itu, kesadaran
masih terbeban akan keberadaan kesenian melestarikan dan menjaga Kesenian Menak
ini, dibentuklah suatu organisasi bernama Koncer dari dampak pergeseran budaya
Karya Budaya. Pembentukan organisasi ini tetap harus dilakukan. Pembelajaran
semata-mata untuk menghidupkan kembali tentang budaya harus ditanamkan sejak
kesenian tradisional yang mereka miliki dini. Karena melalui pembelajaran budaya,
serta melestarikan budaya yang tekah masyarakat dapat mengetahui pentingnya
diwariskan oleh masyarakat sebelumnya. budaya lokal dalam membangun budaya
Menurut Edi Sedyawati, agar bangsa yang berkepribadian.
kebudayaan dapat lestari, yaitu selalu dapat Selain itu, optimalisasi peran
mempertahankan eksistensinya, maka lembaga kebudayaan perlu ditingkatkan.
diperlukan upaya-upaya untuk menjamin Lembaga-lembaga kebudayaan baik
keberlanjutannya antara lain dengan berupa lembaga swadaya masyarakat
perlindungan, pengembangan, dan (LSM), sanggar, atau paguyuban
pemanfaatan. Pemanfaatan di sini meliputi merupakan elemen lain yang dapat
upaya-upaya untuk menggunakan hasil- berperan serta dalam pelestarian kesenian
hasil budaya guna berbagai keperluan, tradisional Menak Koncer. Sejauh ini
seperti untuk menguatkan citra identitas lembaga kebudayaan dipandang sebagai
daerah, untuk pendidikan kesadaran elemen masyarakat yang relatif memiliki
budaya, untuk dijadikan muatan industri perhatian dan kepedulian terhadap
budaya, dan untuk dijadikan sebagai daya eksistensi dan kelangsungan kesenian
tarik wisata. Dengan demikian, tradisional. Optimalisasi peran lembaga
pemanfaatan hasil-hasil budaya melalui kebudayaan memerlukan dukungan
pembangunan pariwisata merupakan salah pemerintah. Pemerintah berkewajiban
satu langkah untuk menjaga agar memberikan dorongan dan ekpresi yang
kebudayaan dan hasil-hasilnya dapat lestari cukup demi kelangsungan seni Menak
(Sedyawati, 2006: 76). Koncer. Partisipasi pemerintah dapat
Pelestarian Menak Koncer harus berupa penyuluhan, pembinaan dan
dilakukan terutama oleh masyarakat pelatihan bagi kelompok kesenian
pemiliknya sendiri. Peran masyarakat tradisional yang bertujuan untuk
tersebut terhadap kepedulian memberikan arah dalam pengembangan
kebudayaannya harus total. Mereka harus Menak Koncer. Pemerintah juga perlu
peduli terhadap nasib kesenian Menak memberikan intensif atau apapun namanya
Koncer yang hampir punah. Kepedulian itu kepada lembaga kebudayaan yang
baiknya juga dibarengi dengan sebuah aksi memiliki komitmen, konsisten, dan secara
guna melestarikan dan menjaga kekayaan kontinyu melakukan kegiatan-kegiatan
budaya yang memang sudah sepatutnya pelestarian Menak Koncer. Pemerintah
dilakukan oleh segenap bangsa Indonesia. Provinsi Jawa Tengah maupun Pemerintah
Masyarakat harusnya mencoba Kabupaten Semarang bertanggung jawab
mengembangkan kesenian tradisional akan hal ini.
menjadi bagian dari kehidupan modern,
berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni
yang masih berpolakan masa lalu untuk
dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi
masyarakat modern. Karena kesenian

30
HUMANIKA Vol. 23 No. 2 (2016) ISSN 1412-9418
Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpangan Zaman: Studi Kasus Kesenian Menak Koncer
Sumowono Semarang
Laura Andri R.M., S.S.,M.A.

IV. SIMPULAN budaya global. Jika hal ini terus


Dalam uraian pendahuluan dapat berlangsung, maka masyarakat, khususnya
dipahami bahwa kesenian tradisional masyarakat Sumowono semakin tidak
Menak Koncer yang berkembang di daerah apresiatif terhadap kesenian daerahnya
Sumowono Kabupaten Semarang Jawa sendiri. Mereka pada gilirannya nanti akan
Tengah awalnya dilakukan dalam rangka menjadi terasing dari seni dan budaya
meningkatkan rasa patriotisme dan tradisional warisan leluhurnya. Dampak
nasionalime. Pada perkembangan terburuknya, masyarakat ini akan
berikutnya, terutama pada masyarakat berangsur kehilangan jati diri. Oleh karena
modern, pementasan kesenian Menak itu, berbagai upaya harus dilakukan untuk
Koncer bergeser fungsinya hanya sekedar melestarikan seni dan budaya daerah di
sebagai hiburan semata. Eksistensi Menak tengah-tengah perubahan zaman dan
Koncer sebagai seni dan budaya pengaruh budaya asing yang semakin
tradisional di Indonesia semakin lama gencar di Indonesia.
semakin tergerus oleh ekspansi seni dan

DAFTAR PUSTAKA

%DQGHP , 0DGH ³3RWHQVL %XGD\D 6RERNDUWL ´ 3HQHOLWLDQ 'RVHQ


Bangsa dalam Koridor Produk Muda Fakultas Ilmu Budaya Undip.
Wisata Berbasis Alam dan Budaya
di Negara-QHJDUD $VHDQ´ 0DNDODK Permas, Achsan, dkk. 2003. Manajemen
Dipresentasikan dalam Tourism, Organisasi Seni Pertunjukan.
Culture, and Art Forum di Melia Jakarta: PPM.
Purosani Hotel, Semarang, 7
Desember. Sadiyah, Siti. 2011. Wayang Orang Ngesti
Pandowo Bagi Penonton.
Brandon, James R. 1970. The Theatre in (Penelitian)
Southeast Asia. Cambridge,
Massachusset: Harvard University Sedyawati Edi. 2006. Budaya Indonesia:
Press. Kajian Arkeologi, Seni dan
Sejarah. Jakarta: RajaGrafindo
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Persada.
Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
6RHGDUVRQR $ ³Dampak
0DUWLQL /DXUD $QGUL ³0anajemen Modernisasi Terhadap Seni
Seni Pertunjukan Tradisional di Pertunjukkan Jawa di Pedesaan ´
Semarang (Wayang Orang Ngesti Proyek Penelitian dan Pengkajian
Pandowo, Suko Raras dan KebudayaanNusantara
(Javanologi), Yogyakarta.

31

Anda mungkin juga menyukai