ID Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpa
ID Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpa
Oleh :
Laura Andri R.M.
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
lauraandrirm@yahoo.co.id
ABSTRACT
In Indonesia, each province has its own traditional culture. Traditional arts are used to express
the beauty of the human soul. In traditional artwork implicit message of the society of
knowledge, ideas, beliefs and values norms. In addition to the function of rituals, traditional
performing arts is also being used to honor and commemorate the influential figures in the
local community, heroism, patriotism and nationalism. One example of a traditional art that
has the functionality is Menak Koncer. Menak Koncer is a community-owned art Sumowono,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah raised to preserve the culture and values in society.
Through a qualitative descriptive approach with observation techniques and literature, it was
found that at the next stage of development, especially in the modern society, arts
performances Menak Koncer shift function just as mere entertainment. Menak Koncer
existence as art and traditional culture in Indonesia progressively eroded by the expansion of
global art and culture. Therefore, efforts must be made to preserve the arts and culture in the
midst of changing times and foreign cultural influences have been increasing in Indonesia.
25
HUMANIKA Vol. 23 No. 2 (2016) ISSN 1412-9418
Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpangan Zaman: Studi Kasus Kesenian Menak Koncer
Sumowono Semarang
Laura Andri R.M., S.S.,M.A.
sangat banyak jumlahnya. Penelitian yang fungsinya sebagai kegiatan ritual. Para
berkaitan dengan seni pertunjukan yang petani mengadakan upacara-upacara yang
dilakukan Brandon, menyebutkan bahwa ditujukan pada Tuhan Sang Pemilik Alam
jumlah seni pertunjukan yang ada di Asia sebagai bentuk ucapan syukur serta
Tenggara, 75% berada di Indonesia, meminta keberkahan agar panen dapat
sedangkan yang 25% ada di negara-negara berhasil. Sebagai bagian dari proses ritual,
Asia Tenggara yang lain, seperti Malaysia, maka aturan, makna serta kekuatan yang
Singapura, Brunai Darussalam, Myanmar, terkandung pada penampilan kesenian
Thailand, Laos, dan Vietnam. Potensi tradisional itu lebih diutamakan. Dengan
budaya bangsa yang banyak jumlahnya ini demikian, dalam menyelenggarakan
amat penting untuk meningkatkan harkat, prosesi, berbagai persyaratan sesuai
kehormatan, dan pemahaman tentang arti kaidah-kaidah ritual yang telah mentradisi
kemanusiaan (Bandem, 2001: 6). tidak boleh ditinggalkan, baik oleh
Sebelum masa kemerdekaan, pemeran ataupun penyelenggara. Kaidah-
masyarakat terutama daerah pedesaan kaidah ritual yang telah mentradisi tersebut
memfungsikan kesenian tradisional dapat berupa pemilihan waktu dan tempat
sebagai kegiatan ritual. Demi untuk yang tepat untuk menyelenggarakan
mempertahankan dan meningkatkan taraf pertunjukan, pelaku atau pemeran harus
hidup, mereka merasa perlu memenuhi orang yang terpilih, serta kelengkapan
berbagai kebutuhan yang berlaku secara berbagai sesaji.
universal. Kesenian merupakan kebutuhan Selain fungsi ritual, kesenian
integritas untuk meningkatkan dan tradisional digunakan sebagai media
melangsungkan taraf hidup. Masyarakat pendidikan dan penggambaran identitas
petani pedesaan (peasant society) Jawa bangsa. Seni pertunjukan tradisional ini
yang tergolong dalam peringkat hidup lebih difungsikan untuk memperingati
subsistens misalnya, telah lama peristiwa tertentu, menghormati serta
mengembangkan kesenian sebagai suatu mengenang tokoh-tokoh yang berpengaruh
kebutuhan integrif dan secara fungsional dalam masyarakat setempat, heroisme,
berkaitan dengan kebudayaan yang berlaku patriotisme dan nasionalime. Salah satu
SDGD PDV\DUDNDW WHUVHEXW .DWD ³-DZD´ contoh kesenian tradisional yang memiliki
yang dimaksud pada uraian ini tidak fungsi tersebut adalah Menak Koncer.
mengacu pada pengertian geografis, Menak Koncer merupakan kesenian yang
melainkan mengacu pada pengertian dimiliki masyarakat Sumowono Kabupaten
HWQRJUDILV 0DND \DQJ GLPDNVXG ³SHWDQL Semarang Jawa Tengah yang dimunculkan
-DZD´ DGDODK SHWDQL \DQJ EHUHWQLV -DZD untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai
Mereka memandang kesenian sebagai dalam masyarakatnya. Sayangnya, saat ini
salah satu wahana untuk melegitimasi animo serta minat masyarakat modern
keberadaan dan mempertahankan terhadap seni pertunjukan tradisional ini
identitasnya (Koentjaraningrat, 1994:211- semakin menipis.
220). Modernisasi menggeser fungsi-
Masyarakat petani pedesaan Jawa fungsi awal dari kesenian tradisional.
percaya bahwa manusia bisa Masuknya budaya asing ke Indonesia
mempengaruhi tanaman agar menjadi berbenturan dengan budaya tradisional
subur dengan menyelenggarakan upacara yang bersifat lokal sehingga fungsi
yang melambangkan kesuburan.Selain itu, kesenian tradisional mengalami
kesenian tradisional biasanya dilakukan pergeseran. Proses sekularisasi dan
musiman, misalnya pada masa tanam atau komersialisasi yang menghebat pada abad
panen padi. Hal ini berkaitan dengan XX memberikan dampak negatif bagi
26
HUMANIKA Vol. 23 No. 2 (2016) ISSN 1412-9418
Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpangan Zaman: Studi Kasus Kesenian Menak Koncer
Sumowono Semarang
Laura Andri R.M., S.S.,M.A.
27
HUMANIKA Vol. 23 No. 2 (2016) ISSN 1412-9418
Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpangan Zaman: Studi Kasus Kesenian Menak Koncer
Sumowono Semarang
Laura Andri R.M., S.S.,M.A.
kala itu, dengan berbagai jenis senjata pertunjukan, tarian tradisional, tarian
yang dibawanya. kontemporer, drama, musik tradisional,
desain dan pembuatan busana pertunjukan,
Gerak tari dibagi menjadi tiga babak. tata panggung, dan tata pencahayaan.
Babak pertama merupakan gladi (latihan)
pasukan Diponegoro, babak kedua adalah III. MENAK KONCERDALAM
gladi pasukan Belanda, sedangkan babak PERGESERAN BUDAYA
ketiga merupakan pertempuran antara Modernisasi berdampak pada semua
kedua belak pihak. Kedua kelompok aspek kehidupan, salah satunya adalah
dibedakan berdasarkan kostum dan atribut adanya pergeseran budaya. Perubahan
yang dikenakan. Pasukan Belanda budaya terjadi di dalam masyarakat
mengenakan seragam Koninklijk Leger tradisional, yakni perubahan dari
lengkap dengan sepatu boot dan pangkat masyarakat tertutup menjadi masyarakat
titulernya. Mereka dilengkapi pedang. yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang
Sedangkan pasukan Diponegoro memakai bersifat homogen menjadi pluralisme. Ilmu
busana surjan dengan dilengkapi tombak, pengetahuan dan teknologi telah mengubah
pedang serta perisai. dunia secara mendasar. Komunikasi dan
Seni Pertunjukan tradisional Menak sarana transportasi internasional telah
Koncer juga mengalami pasang surut dan menghilangkan batas-batas budaya setiap
mati suri. Melemahnya animo masyarakat bangsa.
setempat terhadap kesenian tradisional ini Permasalahan pergeseran budaya
mengakibatkan kegiatannya sempat akibat modernisasi juga berdampak pada
vakum lama. Mulai tahun 1960 mati suri, perkembangan kesenian tradisonal Menak
barulah pada tahun 2006 kesenian ini Koncer. Perubahan pola hidup masyarakat
mulai diaktifkan kembali. Organisasi yang lebih modern menjadikan mereka
kesenian ini diberi nama Karya Budaya. lebih memilih kebudayaan baru yang
Mereka mulai mengisi acara-acara di mungkin dinilai lebih menarik dan praktis
tingkat desa maupun kabupaten. Sekarang, dibandingkan dengan budaya lokal.
NHORPSRN VHQL ´.DU\D %XGD\D´ GLSLPSLQ Perkembangan teknologi informasi yang
oleh Purwanto dengan Waljiono sebagai semakin canggih menawarkan banyak
wakilnya. alternatif hiburan yang lebih beragam yang
Berkaitan dengan masalah vakum kemungkinan lebih menarik jika dibanding
atau mati suri, masalah regenerasi menjadi dengan kesenian tradisional Menak
bagian tak terpisahkan dari usaha Koncer. Kondisi ini menyebabkan makin
pengembangan seni pertunjukan Menak tersisihnya kesenian tersebut dari
Koncer. Tanpa memperhatikan aspek kehidupan masyarakat pemiliknya. Dengan
regenerasi ini, usaha pelestarian, datangnya perubahan sosial yang hadir
revitalisasi, dan pengembangan kesenian sebagai akibat proses industrialisasi dan
Menak Koncer akan menghadapi kesulitan. sistem ekonomi pasar serta globalisasi
Menurut Siti Munawaroh (2007), pada informasi maka kesenian tradisional ini
dasarnya produk seni pertunjukan pun mulai bergeser ke arah kesenian yang
WUDGLVLRQDO GDSDW ³GLMXDO´ EDLN NHSDGD SDUa berdimensi komersial. Menak Koncer tidak
peminat yang terdiri dari atas masyarakat lagi digunakan sebagai alat ritual,
kita sendiri maupun kepada orang asing pendidikan, patriotisme, heorisme serta
sebagai wisatawan. Oleh karena itu, nasionalisme. Kesenian yang awalnya
pertunjukan merupakan kegiatan kreatif sakral kini menjadi lebih banyak bersifat
berkaitan dengan usaha yang menyangkut hiburan. Menak Koncer mulai tersingkir
pengembangan konten, produksi
28
HUMANIKA Vol. 23 No. 2 (2016) ISSN 1412-9418
Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpangan Zaman: Studi Kasus Kesenian Menak Koncer
Sumowono Semarang
Laura Andri R.M., S.S.,M.A.
dan kehilangan fungsinya. Hal ini sangat mencoba dan meniru. Akhirnya, kesenian
disayangkan mengingat Menak Koncer lokal mereka anggap sebagai hal yang
merupakan kesenian tradisional yang sarat kuno dan ketinggalan zaman, sementara
akan pesan moral. kebudayaan asing mereka nilai lebih maju
KesenianMenak Koncer mengalami dan modern. Kesadaran masyarakat
krisis eksistensi. Sepinya penikmat serta Sumowono untuk menjaga budaya
manajemen yang tidak tertata rapi sempat lokalnya sekarang ini masih terbilang
membuat kesenian ini menjadi mati suri. minim. Mereka cenderung memilih budaya
Terjadinya mobilitas lapangan kerja dari asing yang lebih praktis dan sesuai dengan
petani dan penari Menak Koncer ke profesi perkembangan zaman meskipun beberapa
lainnya menggeser nilai ± nilai masyarakat diantara budaya asing tersebut yang tidak
yang ada. Pergeseran nilai dari agraris ke sesuai dengan kepribadian bangsa.
industri memberikan dampak postif dan Para pelaku seni tradisional Menak
negatif bagi masyarakat tersebut. Koncer tergolong kurang kreatif dan
Masyarakat industri cenderung inovatif. Banyak anggapan yang
konsumeristis, status sosial seseorang menyatakan bahwa kesenian tradisional
dalam masyarakat bukan lagi diukur dari tidak menghibur jika dibandingkan dengan
kepemilikan sawah yang luas atau jumlah kesenian yang disiarkan melalui televisi,
kerbau yang banyak, tetapi sudah berganti yang sebagian besar adalah kesenian
dengan berbagai barang elektronika atau modern. Jika kondisi tersebut tidak
mekanik, seperti: radio, televisi, motor, diimbangi dengan kreatifitas para pelaku
mobil, dan lain-lain. Glamournya para kesenian dalam rangka melakukan adaptasi
bintang layar kaca atau layar perak terhadap perkembangan zaman, maka
menjadi idola baru masyarakat¸ menggeser pelan-pelan kesenian Menak Koncer
posisi primadona Menak Koncer di tersebut akan kehilangan pengikut atau
daerahnya sendiri. Mudahnya menikmati penonton. Eksistensinya sebagai media
berbagai hiburan yang disajikan oleh hiburan akan hilang, posisinya akan
media elektronika, menyebabkan mereka terancam punah. Mengingat Menak Koncer
enggan untuk bersusah payah adalah salah satu kesenian tradisional
mengeluarkan biaya, waktu dan tenaga produk budaya yang rentan terhadap
mencari hiburan di luar rumahnya. gempuran budaya asing. Sehingga di era
Terlebih lagi, hiburan yang disajikan selain modern seperti sekarang, untuk tetap eksis,
memiliki variasi banyak, juga memiliki para pelaku seni Menak Koncer harus bisa
pesona yang banyak pula. Sehingga tidak lebih kreatif mengemas keseniannya.
jarang, kehadiran hiburan yang disajikan Kurangnya pemahaman pelaku seni
menimbulkan berbagai silang pendapat di Menak Koncer terhadap pentingnya
antara warga masyarakat. manajemen yang baik dalam pengelolaan
Selain itu, kurangnya minat administrasi juga menjadi penyebab mati
masyarakat terutama remaja dan pemuda surinya kelompok kesenian tersebut.
dalam mempelajari kesenian Menak Sebagaialternatif untuk memberikan solusi
Koncer ini menjadi alasan mati surinya atas masalah ini adalah dengan
kesenian tersebut. Mereka cenderung memfungsikan manajemen kesenian
menyukai bahkan meniru kebudayan luar. tradisional secara lebih efektif. Dengan
Adanya fasilitas seperti radio, televisi, harapan, bahwa kesenian Menak Koncer
internet, majalah yang banyak harus dikelola secara profesional, dan
menampilkan kebudayaan asing membuat manajemen ini dapat berfungsi untuk
para pemuda dan remaja tidak dapat mengatur pentas seni tradisional tanpa
membendung keingintahuan mereka untuk harus kehilangan akar budayanya.
29
HUMANIKA Vol. 23 No. 2 (2016) ISSN 1412-9418
Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpangan Zaman: Studi Kasus Kesenian Menak Koncer
Sumowono Semarang
Laura Andri R.M., S.S.,M.A.
30
HUMANIKA Vol. 23 No. 2 (2016) ISSN 1412-9418
Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpangan Zaman: Studi Kasus Kesenian Menak Koncer
Sumowono Semarang
Laura Andri R.M., S.S.,M.A.
DAFTAR PUSTAKA
31