Anda di halaman 1dari 17

KD 3.10.

Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada


sistem koordinasi dan mengaitkan-nya dengan proses koordinasi
sehingga dapat menjelaskan peran saraf dan hormon, dan alat indera
dalam mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem koordinasi manusia melalui studi
literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi
9. SISTEM SYARAF
Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh)
berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat,
pemrosesan impuls saraf dan perintah untuk memberi tanggapan
rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel
saraf atau neuron.
Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf
perifer (sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem
saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam
bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang
diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.
Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut
dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk
menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak
dan kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju
otot. Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada
neuron.

 Neuron
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga
disebut neuron.Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk
menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron)
terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit,
dan akson. Berikut adalah gambar dan bagian-bagian struktur sel
saraf (neuron) beserta penjelasannya:
1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan
ke badan sel.
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf
mengandung inti sel dan sitoplasma.
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).
4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit),
berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau
jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi
untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di
antara dua segmen disebut nodus ranvier.
6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson)
dan membantu regenerasi neurit (akson).
7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier
tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls
lebih cepat sampai pada tujuan.
8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di
sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson
terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut
neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi
dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf.Ujung dendrit dan ujung akson
lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga
jenis sel saraf (neuron) yaitu:
1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang datang
kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan
meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek,
dan dendritnya panjang.
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf
dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai
dendrit yang pendek dan akson yang panjang.
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum
tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau
meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke motorik.

Mekanisme Kerja Saraf

Rangsang dari dendrit ke badan sel saraf oleh akson akan diteruskan ke dendrite akson yang
lain. Bila sampai di ujung akson, maka ujung akson akan mengeluarkan neurohumor yang
memacu dendrit yang berhubungan dengan akson tadi.
Berikut ini neurohumor yang dikenal:
1. Asetilkolin, merupakan zat pemacu hubungan antara neuron dengan neuron, neuron dengan
otot lurik, dan neuron dengan otot polos.
2. Adrenalin (epinefrin), memacu hubungan antara neuron dengan otot jantung, neuron dengan
otot polos bronkus. Epinefrin bersifat inhibitor, namun zat ini dapat dihilangkan oleh enzim
kolinesterase pada sinspsis.

Penghantaran Inpuls
Rangsangan yang diterima oleh neuron sensorik akan dihantarkan melalui sel saraf dan
sinapsis.
a. Penghantaran lewat sel saraf
Sel saraf bila dalam keadaan istirahat, muatan listrik di luar sel saraf positif (+), sedangkan
muatan listrik di dalam membran (-). Keadaan ini disebut polarisasi.
b. Penghantaran lewat Sinapsis
1. Bila impuls sampai di tombol sinapsis, akan mengakibatkan peningkatan permiabelitas
membran prasinapsis terhadap ion Ca.
2. Gelembung sinapsis melebur dengan membran prasinapsis sambil mengeluarkan
neurotransmiter ke celah sinapsis.
3. Neurotransmiter membawa impuls ke membran postsinapsis. Setelah itu neurotransmitter
dihidrolisis oleh enzim asetil kolinesterase menjadi setil dan asam stanont. Zat ini disimpan
dalam gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.

Sistem Saraf Pusat


1. Otak
Otak besar (cerebrum) terdiri atas lobus ocifitalis (bagian belakang) sebagai pusat
penglihatan, lobus parietalis (bagian tengah) sebagai pusat pengendalian kerja kulit, lobus
temporalis (bagian sampaing) sebagai pusat pendengaran, dan lobus frontalis (bagian depan)
sebagai pusat pengendalian kerja otot.

Sebagai pengendali dan pengatur kerja organ tubuh, cerebrum dibedakan atas:
1. Area sensorik, sebagai penerima rangsang dari reseptor.
2. Area motorik, merespon rangsang yang sampai di otak dan efektor.
3. Area asosiasi, sebagai penghubung area sensorik dengan area motorik, sebagai pusat
berfikir, membuat keputusan, serta menyimpan ingatan dan kesimpulan..
Otak kecil (cerebellum) sebagai pusat keseimbangan, koordinasi gerakan otot secara sadar
dan posisi tubuh. Kerusakan cerebellum akan menyebabkan gerak otot tidak terkoordinasi.
Otak kecil dibagi tiga daerah yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
Otak depan meliputi:
1. Hipotalamus, merupakan pusat pengatur suhu, selera makan, keseimbangan cairan tubuh,
haus, tingkah laku, kegiatan reproduksi, meregulasi pituitari.
2. Talamus, merupakan pusat pengatur sensori, menerima semua rangsan yang berasal dari
sensorik cerebrum.
3. Kelenjar pituitary, sebagai sekresi hormon.

Otak Tengah dengan bagian atas merupakan lobus optikus yang merupakan pusat refleks
mata.
Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan medulla oblongata. Medula
oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah, mengatur pernafasan, sekresi
ludah, menelan, gerak peristaltic, batuk, dan bersin.

2. Sumsum tulang belakang


Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan dari medulla oblongata ke bawah
sampai ruas kedua tulang pinggang. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk
menghubungkan impuls dari dan k e otak, memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks.
Bagian-bagian sumsum tulang belakang:
a) Lapisan luar berwarna putih dan mengandung akson.
b) Lapisan dalam berwarna kelabu dan mengandung badan sel saraf.
c) Bagian dalam terdapat bagian yang berbentuk kupu-kupu yang disebut akar dorsal
(mengandung sensorik, dendritnya berhubungan dengan reseptor), dan akar ventral
(mengandung neuron motorik, aksonnya menuju efektor).
Pelindung pusat susunan saraf otak dan sumsum tulang belakang) disebut meninges, yang
meliputi piameter, arakhnoid, dan durameter.
a) Piameter, merupakan selaput paling dalam yang menyelubungi permukaan otak dan
sumsum tulang belakang, banyak mengandung pembuluh darah, berperan memberi oksigen
dan zat makanan serta mengeluarkan sisa metabolisme.
b) Arakhnoid, berupa jaringan yang lembut, terletak diantara piameter dan durameter.
c) Durameter, merupakan lapisan terluar yang padat dank eras serta menyatu dengan
tengkorak.
Pada sistem saraf pusat terdapat cairan yang cerebrospinal, terletak pada ventrikel otak dan
sentralis berfungsi untuk suplai nutrisi sel-sel otak dan medulla spinalis.

Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan otot dan
organ tubuh. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang,
membiarkannya rentan terhadap racun dan luka mekanis. Sistem saraf tepi terbagi
menjadi sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Saraf tepi terdiri dari : 1. Urat saraf 2.
Ganglion.
Sistem Saraf Sadar (Saraf Kranial)
Sistem saraf sadar adalah saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan secara sadar, di bawah
kendali kesadaran kita, contohnya tangan kita sadar bergerak untuk mengambil gelas.
Sistem saraf sadar (kraniospinal) meliputi sistem saraf kepala (kranial) dan sistem saraf
tulang belakang (spinal). Sistem saraf kepala disusu oleh 12 pasang saraf yang keluar dari
otak. Saraf kepala terutama berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala.
Dua belas saraf tersebut meliputi:
1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu nomor I, II, dan VIII
2. Lima pasang saraf motor, yaitu saraf III, IV, VI, XI, dan XII
3. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor V, VII, IX, dan X

No. Dari Saraf Dari Saraf


Nama Saraf Jenis Saraf
Saraf Sensori Motor
Selaput lendir
I Olfaktori Sensori Tidak ada
hidung
II Optik Sensori Retina mata Tidak ada
Otot penggerak
Otot penggerak bola mata,
III Okulomotor Motor
bola mata lensa mata,
pupil mata
Otot lain
Otot penggerak
IV Troklear/patenik Motor penggerak bola
bola mata
mata
Gigi dan kulit Otot
V Trigeminal Gabungan
muka pengunyah
Otot lain
Otot penggerak
VI Abdusen Motor penggerak bola
bola mata
mata
Lidah bagian Otot muka,
VII Fasial Gabungan
ujung kelenjar ludah
Auditori Koklea dan
VIII (vestibulokoklear Sensori saluran setengah Tidak ada
) lingkaran
Kelenjar
Lidah bagian ludah, otot
IX Glossofaringeal Gabungan
belakang tonil penelan di
faring
Saraf
simpatetik ke
Laring, paru-
laring,
paru, jantung,
X Vagus Gabungan esofagus, paru-
lambung,
paru, jantung,
pankreas, hati
lambung, dan
pankreas
Otot di belikat, Otot laring,
laring, faring, faring, dan
XI Spinal (aksesori) Motor
dan langit-langit langit-langit
halus halus
XII Hipoglosal Motor Otot lidah Otot lidah

Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)


1. Saraf simpatik
Saraf simpatik berpangkal pada medulla spinalis daerah leher dan pinggang, disebut saraf
torakolumbar, berfungsi untuk mengaktifkan organ agar bekerja secara otomatis. Serabut ini
menuju ke otot polos, alat peredaran darah, pencernaan makanan, dan pernafasan.
2. Saraf parasimpatik
Saraf para simpatik berpangkal pada kedua oblongata dan daerah sacrum, bekerja berlawanan
dengan saraf simpatik.
Gerak Tubuh
a. Gerak Biasa
Yaitu gerak yang disadari, misalnya menulis, berjalan, dan makan. Gerak biasa impulsnya
melalui otak. Jalannya rangsang : reseptor → neuron sensorik → otak → neuron motorik →
efektor.

b. Gerak Reflek Pada gerak refleks, rangsangan tidak diolah di otak. Jalan terpendek yang
dilalui gerak ini disebut lengkung refleks. Jalannya rangsang : reseptor → neuron sensorik
→ sumsum tulang belakang → neuron motorik → efektor.
Bahaya obat-obatan dan narkoba terhadap sistem saraf
a. Alkohol, menyebabkan kecanduan fisiologik, pandangan kabur, kendali otot garak hilang,
denyut jantung melemah, dan frekuensi respirasi lambat.
b. Narkotika, menyebabkan adiksi fisiologik.
c. Valium, menimbulkan rasa tenang, santai dan tidak ada beban.
d. Amfetamin, obat perangsang yang menyebabkan orang tetap terjaga, bisa menimbulkan
kelelahan yang berlebihan sehingga kesehatannya mengalami kemunduran, dan menimbulkan
adiksi fisiologik.
e. Bahan penikmat juga menyebabkan adiksi fisiologik.

Sistem Endoktrin
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi
dan mengatur hormon dalam aliran darah untuk mengontrol banyak fungsi tubuh. Sistem
ini tumpang tindih dengan system saraf dan tanggung jawabnya meliputi metabolisme,
pertumbuhan, dan perkembangan seksual.
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa
oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan"
tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar
eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran
gastroinstestin.
Fungsi Kelenjar Endoktrin
1. Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh jaringan-
jaringan dalam tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
3. Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
4. Merangsang pertumbuhan jaringan.
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus.
6. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air.

Kelenjar Hipofise

A. PENGERTIAN KELENJAR HIPOFISIS (PITUITARI)


Kelenjar Pituitari (Kelenjar Hipofisis) adalah kelenjar endokrin yang terletak di dasar otak
yang menghasilkan banyak hormon penting bagi tubuh. Kelenjar pituitari (hipofisis) sering
juga disebut “Master of Gland” kelenjar pengendali karena memiliki fungsi yang sangat
penting. Ukuran dari kelenjar ini sekitar 1,25 cm dengan berat 0,5 gram.

B. STRUKTUR DAN FUNGSI KELENJAR HIPOFISIS (PITUITARI)


Secara struktural dan fungsional, kelenjar pituitari (hipofisis) dapat terbagi menjadi 3 bagian,
yaitu : Anterior, intermediate dan posterior, tetapi karena bagian intermediate sangat kecil
dan memiliki fungsi yang minim, maka kami hanya akan membahas dua bagian saja, yaitu :

KELENJAR PITUITARI (HIPOFISIS)


Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak .yang memegang peranan penting
dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin. Dapat dikatakan sebagai kelenjar
pemimpin sebab hormon-hormon yang dihasilkannya dapat mempengaruhi pekerjaan
kelenjar lainnya. Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus.
Lobus anterior (adenohipofise, menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat
pengendali produksi dan semua organ endokrin yang lain.
1) Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh.
2) Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon
tiroksin.
3) Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks keler jar suprarenal.
4) Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang merangsang
perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa dalam testis.
5) Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam
ovarium dan testosteron dalam testis. Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH).

Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan 2 jenis hormon ;


1. Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat
kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
2. Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan
mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise terletak di dasar tengkorak, di
dalam foss hipofise tulang spenoid.

Kelenjar Tiroid

Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh
jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar yang terdapat
di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding Taring.

Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid
ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur per-
tukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh
epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang
bersifat lekat yaitu; Koloidae tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan
hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik
langsung maupun melalui saluran limfe.
Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:
1) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.
2) Mengatur penggunaan oksidasi.
3) Mengatur pengeluaran karbondioksida.
4) Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
5) Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

Hipofungsi dapat menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema. Hiperfungsi


menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter. Sekresi tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus
anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.
Fungsi kelenjar tiroid sangat eras bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan
susunan kimia dan jaringan bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur
penggunaan oksigen dan mengatur pengeluaran karbondioksida.
Hiposekresi hipotiroidisme. Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi
mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme berupa hambatan
pertumbuhan mental dan fisik, pada orang dewasa kekurangan sekresi menyebabkan
miksedema proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk, bertambah berat,
geraknya lambat, cars berfikir dan berbicara lamban, kulit menjadi tebal dan keringat, rambut
rontok, suhu-badan di bawah normal dan denyut nadi perlahan.
Hipersekresi penambahan sekresi kelenjar tiroid disebut hipertiroid dimana semua gejalanya
merupakan kebalikan dari miksedema yaitu: kecepatan metabolisme meningkat suhu tubuh
tinggi, berat badan turun, gelisah, mudah marah, denyut nadi naik.
Vaskuler mencakup fibrilasi atrium kegagalan jantung pada keadaan yang dikenal sebagai
penyakit trauma atau gondok eksoptalmus, mata menonjol keluar, efek ini disebabkan
terlampau aktifnya hormon tiroid, ada kalanya tidak hilang dengan pengobatan.
Kelenjar Paratiroid
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini bedumlah 4
buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin.
Kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah.
Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid
menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh.
Hipoparatiroidisme. Terjadinya kekurangan kalsium di dalam darah atau hipokalsemia
mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang khususnya pada
tangan dan kaki disebut karpopedal spasmus, gejala-gejala ini dapat diringankan dengan
pemberian kalsium.
Hiperparatiroidisme. Biasanya ada sangkut pautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjar.
Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan
dimasukkan kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda
khas beberapa bagian kropos. disebut osteomielitis fibrosa sistika karena terbentuk kristal
pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan
kegagalan ginjal.

Fungsi paratiroid:
1. Mengatur metabolisme fospor.
2. Mengatur kadar kalsium darah.

Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Hiperfungsi, mengakibatkan kelainan-kelainan


seperti; Kelemahan pada otot-otot, sakit pada tulang, kadar kalsium dalam darah meningkat
begitu juga dalam urin, dekolsifikasi dan deformitas, dapat juga terjadi patch tulang spontan.
Kelainan-kelainan di atas dapat juga terjadi pada tumor kelenjar paratiroid.
Kelenjar Timus
Terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya dijumpai pada
anak-anak di bawah 18 tahun.
Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-
merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil danberatnya kira-kira
10grarn atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram
kemudian berkerut lagi.
Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus berfungsi sebagai berikut;
1. Mengaktifkan pertumbuhan badan.
2. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
Kelenjar Supra Renalis / Adrenal
Kelenjer suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan kanan.
Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2
bagian yaitu:
1. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks.
2. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor epinefrin).

Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya


bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut Berta dalam keadaan asfiksia dan
kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan shok.
Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan meranigsang serabut otot didalam
dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme kar-bohidrat
dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah; Hidrokortison,
aldosteron dan kortikosteron. Semuanya bertalian eras dengan metabolisme, pertumbuhan
fungsi ginjal dan kondisi otot.
Pada insufiesiensi adrenal (penyakit addison) pasien menjadi kurus dan nampak sakit paling
lemah, terutama karenatidak adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium
dalam jumlah terlampau banyak, penyakit ini diobati dengan kortison.
Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks terdiri dari :
1. Mengatur keseimbangan air, elektrolit clan garamgaram.
2. Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein.
3. Mempengaruhi aktifitas jafingan limfoid.

Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Hiperfungsi. Kelainan-kelainan yang timbul


akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan gejala-gejala pada
wanita biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks sekunder.
Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari :
1. Vaso konstriksi pembuluh darah perifer.
2. Relaksasi bronkus.

Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk mengurangi
perdarahan pada operasi kecil.
Kelenjar Pienalis / Epifise
Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil merah seperti sebuah
Gemara. Terletak dekat korpus. Fungsinya belum diketahui dengan jelas, kelenjar ini
menghasilkan sekresi interns dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin.
Kelenjar Pankreatika
Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel alpa
dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-sel beta menghasilkan
hormon insulin. Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan
sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim pencernaan protein.
Fungsi hormon insulin: Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai
pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan
glukosa dan lemak.
Pulau langerhans
Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan terbanyak pada
bagian kedua pankreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel
dalam pulau ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya separuh dari sel ini
mensekresi insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida dari pankreas diturunkan pada
bagian eksokrin pankreas.
Fungsi kepulauan langerhans: Sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi,
rnenghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida pankreas serta mengnambat sekresi
glikogen.
Kelenjar Kelamin
Kelenjar testika, terdapat pada pria terletak pada skrotum menghasilkan hormon testosteron.
Fungsi hormon testosteron: Menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis,
jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta mengontrol pekerjaan seks
sekunder pada laki-laki.
Kelenjar ovarika, terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan
uterus. Menghasilkan hormon progesteron clan estrogen, hormon ini dapat mempengaruhi
pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu
sempit dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai