Anda di halaman 1dari 25

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

ISBN 978-979-789-049-0

FORUM INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 2015

Penanggung Jawab:
Dr. Tri Heru Prihadi

Penyunting:
Prof. Dr. Ketut Sugama
Dr. Anang Hari Kristanto
Dr. I Nyoman Radiarta
Dr. Angela Mariana Lusiastuti
Dra. Kusdiarti, M.Si.
Ir. Bambang Priono, S.U.
Dra. Irsyaphiani Insan, M.Si.
Dr. Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi
Lila Gardenia, M.Si.

Penyunting Pelaksana:
Purnomo Indra Basuki
Suprapti
Diana Yulianti
Suyatno
Erni Puspa

Desain cover dan Fotografer:


Fristya Heri Kartika
Dwi Prasetyo

Penerbit :
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya
dibiaya melalui DIPA Tahun Anggaran 2015

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540
E-mail: publikasi.p4b@gmail.com
iii Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, Prosiding
Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) ini dapat diterbitkan. Penyelenggaraan FITA pada tanggal
8-9 Juni 2015 bertempat di IPB International Convention Center, Bogor-Jawa Barat dimaksudkan
sebagai upaya dalam meningkatkan peran inovasi di bidang budidaya perikanan terhadap produksi
ikan nasional. Selain itu, melalui penyelenggaraan FITA juga diharapkan dapat menjadi media
komunikasi bagi pelaku perikanan budidaya melalui pengenalan hasil-hasil penelitian,
pengembangan, dan perekayasaan teknologi, serta pameran di bidang perikanan budidaya.
Prosiding FITA 2015 berisi kumpulan makalah-makalah dari berbagai pihak yang telah
didiskusikan dan dipresentasikan baik secara oral maupun poster yang dibagi dalam beberapa sesi
yaitu sesi genetika dan reproduksi; nutrisi dan teknologi pakan; kesehatan ikan; dan teknologi
akuakultur berkelanjutan. Dalam kegiatan forum ini telah dipresentasikan sebanyak 166 judul naskah.
Setelah melalui proses telaah dan koreksi oleh Tim Penyunting serta diperbaiki oleh penulis sesuai
kaidah penulisan ilmiah maka diterbitkan 147 judul untuk dipublikasikan.
Ucapan terima kasih penyunting sampaikan kepada semua pihak yang telah ikut berkontribusi
sehingga Prosiding ini dapat diterbitkan dan semoga prosiding ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyunting menyadari bahwa dalam pembuatannya tentu tidak luput dari kekurangan, untuk itu
segala saran dan kritik penyunting harapkan demi perbaikan Prosiding pada terbitan selanjutnya.

Jakarta, Oktober 2015

Penyunting
v Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

ISBN 978-979-789-049-0

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... v - xiii
FORUM INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR .................................................................... xv - xvi

Regenerasi rumput laut hasil introduksi gen karaginan pada rumput laut
Kappaphycus alvarezii menggunakan media kultur yang berbeda dengan kondisi optimal
Oleh: Emma Suryati, Andi Tenriulo, A. Rajamuddin, dan Utut Widyastuti ................... 1-7
Sistematika dan biologi reproduksi Mystus bimaculatus
Oleh: Melta Rini Fahmi, Rendy Ginanjar, Ruby Vidia Kusumah, dan Asep Permana ...... 9-16
Fekunditas dan produksi larva ikan hias gurami cokelat (Sphaerichthys osphromenoides
Canestrini, 1860) hasil domestikasi
Oleh: Bastiar Nur dan Agus Priyadi ................................................................................. 17-24
Evaluasi perkembangan larva udang galah (Macrobrachium rosenbergii) asal Berau
pada proses domestikasi
Oleh: Fajar Anggraeni dan Hary Krettiawan .................................................................. 25-30
Pertumbuhan benih F-3 ikan mas rajadanu (Cyprinus carpio) tahan KHV hasil pemijahan
semi buatan di bak beton
Oleh: Yogi Himawan, Khairul Syahputra, dan Didik Ariyanto ........................................ 31-35
Pendederan ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu di kolam tanah Desa Karanghegar,
Jawa Barat
Oleh: Yogi Himawan dan Khairul Syahputra .................................................................. 37-42
Isolasi, identifikasi, dan karakterisasi molekuler bakteri Aeromonas hydrophila yang
menginfeksi ikan lele (Clarias gariepinus)
Oleh: Huria Marnis dan Bambang Iswanto .................................................................... 43-50
Evaluasi marka pertumbuhan mikrosatellit Cca08 pada ikan mas rajadanu tahan infeksi
KHV dan tumbuh cepat
Oleh: Khairul Syahputra, Didik Ariyanto, Yogi Himawan, dan Flandrianto Sih Palimirmo ..... 51-58
Evaluasi performa pertumbuhan ikan nila merah hasil pemijahan induk F1 terseleksi
dan non seleksi di perairan payau
Oleh: Adam Robisalmi, Priadi Setyawan, dan Bambang Gunadi .................................... 59-68
Performa pertumbuhan benih nila biru (Oreochromis aureus) populasi F3 pada fase
pendederan
Oleh: Bambang Gunadi, Lamanto, dan Priadi Setyawan ................................................ 69-73
Evaluasi potensi seleksi individu secara simultan berdasarkan karakter pertumbuhan
dan kematangan kelamin udang galah betina (Macrobrachium rosenbergii de man, 1879)
Oleh: Hary Krettiawan dan Fajar Anggraeni .................................................................. 75-83
Performa pertumbuhan dan respons seleksi ikan patin siam Pangasianodon hypophthalmus F2
Oleh: Wahyu Pamungkas, Jadmiko Darmawan, Ika Nurlaela, Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi,
dan Evi Tahapari .................................................................................................. 85-93
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 vi

Keragaan uji lapang pembesaran benih ikan lele (Clarias gariepinus) tumbuh cepat
generasi ketiga
Oleh: Bambang Iswanto, Rommy Suprapto, Huria Marnis, dan Imron ......................... 95-102
Evaluasi pertumbuhan dan toleransi salinitas lima strain ikan nila pada tambak
bersalinitas 25-30 g/L
Oleh: Priadi Setyawan, Adam Robisalmi, dan Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi ......... 103-109
Performa pertumbuhan dan daya tahan ikan nila Oreochromis niloticus keturunan pertama
hasil seleksi berbasis marka MHC I terhadap penyakit Streptococcosis
Oleh: Alimuddin, Lilis Nurjanah, Sri Nuryati, dan Dian Hardiantho .............................. 111-123
Pematangan gonad dan pemijahan induk bandeng hasil seleksi (G1) secara terkontrol
Oleh: Gigih Setia Wibawa,Tony Setiadharma, dan Irwan Setyadi ................................. 125-132
Induksi hormon 17± methyl testosteron terhadap profil spermatogenesis induk jantan
udang windu, Penaeus monodon
Oleh: Haryanti, Fahrudin, dan Sari Budi Moria Sembiring ............................................ 133-139
Keragaan calon induk bandeng hasil seleksi di tambak
Oleh: Irwan Setyadi, Gigih Setia Wibawa, dan Tony Setiadharma ................................ 141-146
Karakteristik karkas jantan dan betina serta komposisi proksimat ikan nila BEST F-5
(Oreochromis niloticus)
Oleh: Irin Iriana Kusmini, Kusdiarti, dan Fera Permata Putri ........................................ 147-151
Keragaan pertumbuhan populasi ikan nila biru F2 jantan dan betina yang dipelihara
di tambak bersalinitas 20-30 ppt
Oleh: Bambang Gunadi, Adam Robisalmi, dan Lamanto ............................................... 153-158
Keragaan benih empat populasi ikan gurami (Oshpronemus gouramy) dan persilangannya
Oleh: Rita Febrianti dan Suharyanto .............................................................................. 159-166
Pertumbuhan generasi F2 ikan patin siam hasil transfer gen pengkode pertumbuhan
Oleh: Jadmiko Darmawan, Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi, Wahyu Pamungkas,
Evi Tahapari, dan Ika Nurlaela .............................................................................. 167-174
Respons pertumbuhan dan histologis yuwana abalon (Haliotis squamata) terhadap
perendaman dengan hormon pertumbuhan rekombinan
Oleh: Gusti Ngurah Permana, Ibnu Rusdi, Fitriyah Husnul Khotimah, Bambang Susanto,
Muhsin, Wiwien Mukti Andriyani, dan Alimuddin ............................................... 175-182
Nilai heterosis dan keragaan pertumbuhan empat populasi ikan nila (Oreochromis niloticus)
hasil persilangan secara resiprok
Oleh: Rasidi, Estu Nugroho, Deni Radona, Lies Emawatie, dan Idil Ardi ...................... 183-190
Karakterisasi fenotipe calon induk abalon (Haliotis squamata) hasil persilangan intraspesies
Oleh: Fitriyah Husnul Khotimah, Gusti Ngurah Permana, Ibnu Rusdi, Bambang Susanto,
dan Rudhy Gustiano ............................................................................................. 191-199
Evaluasi reproduksi induk kerapu sunu, Plectropomus leopardus generasi kedua (F-2)
Oleh: Sari Budi Moria Sembiring, Ahmad Muzaki dan Ida Komang Wardana ............... 201-209
Pematangan gonad ikan semah (Tor douronensis) asal alam melalui terapi hormon estradiol
secara oral
Oleh: Jojo Subagja, Otong Zenal Arifin, dan Vitas Atmadi Prakoso ............................... 211-218
Performa larva udang windu, Penaeus monodon transgenik dan tanpa transgenik PMAV
pasca uji vitalitas dan morfologi
Oleh: Samuel Lante, Andi Tenriulo, dan Andi Parenrengi ............................................... 219-225
vii Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

Analisis filogeni lima spesies ikan wild betta (Betta sp.) dengan menggunakan sekuens
Cytochrome oxidase I
Oleh: Eni Kusrini, Abinawanto, Erma Primanita Hayuningtyas, dan Lydia Visita ......... 227-234
Penggunaan hormon pertumbuhan rekombinan dalam memacu pertumbuhan benih ikan
wild betta (Betta imbellis)
Oleh: Erma Primanita Hayuningtyas, Eni Kusrini, dan Riani Rahmawati ...................... 235-241
Performa pertumbuhan dan daya tahan ikan mas bermarka MHC-2 terhadap infeksi
koi herpes virus di kolam air deras, Subang
Oleh: Erma Primanita Hayuningtyas dan Didik Ariyanto ............................................... 243-249
Analisis rasio RNA/DNA ikan patin siam Pangasianodon hypophthalmus F-2 tumbuh cepat
hasil seleksi
Oleh: Wahyu Pamungkas, Ika Nurlaela, dan Jadmiko Darmawan .................................. 251-258
Analisis komparatif jumlah induk efektif (NE) menggunakan data demografis dan data
genetik mikrosatelit
Oleh: Imron, Bambang Iswanto, dan Huria Marnis ....................................................... 259-265
Variasi warna benih populasi ikan klown asli (Amphiprion percula) turunan pertama
Oleh: Ketut Maha Setiawati, Wayan Subamia, dan Gunawan ....................................... 267-272
Kinerja reproduksi dan nilai heterosis pada persilangan dua strain ikan nila
(Oreochromis niloticus)
Oleh: Rasidi, Deni Radona, dan Joni Haryadi ................................................................. 273-278
Pengaruh perbedaan intensitas cahaya terhadap keragaan pertumbuhan ikan cupang
(Betta sp.)
Oleh: Riani Rahmawati, Sawung Cindelaras, dan Eni Kusrini ........................................ 279-286
Embriogenesis dan perkembangan larva ikan gurami (Osphronemus gouramy)
Oleh: Sularto, Rita Febrianti, dan Suharyanto ............................................................... 287-294
Fekunditas, profil asam lemak, dan kandungan karotenoid dalam gonad ikan beronang,
Siganus guttatus yang diberi dua jenis pakan maturasi
Oleh: Asda Laining, Usman, dan Ike Trismawanti .......................................................... 295-302
Pemberian rekombinan hormon pertumbuhan ikan kerapu kertang rEIGH secara oral
melalui pakan alami pada benih ikan botia (Chromobotia macracanthus bleeker, 1852)
Oleh: Asep Permana, Agus Priyadi, Rendy Ginanjar, Wartono Hadie, dan Alimuddin .... 303-309
Pengaruh penambahan suplementasi glisin yang berbeda dalam pakan terhadap tingkat
kanibalisme dan sintasan pascalarva udang galah (Macrobrachium rosenbergii)
Oleh: Suharyanto dan Hary Krettiawan ........................................................................ 311-318
Substitusi tepung kedelai dengan tepung eceng gondok hasil fermentasi dalam formulasi
pakan terhadap pertumbuhan dan sintasan benih gurame (Osphronemus gouramy Lac.)
Oleh: M. Sulhi ................................................................................................................. 319-325
Pemberian tepung rumput laut, Gracillaria dalam pakan ikan beronang, Siganus guttatus
Oleh: Neltje Nobertine Palinggi, Samuel Lante, dan Kamaruddin ................................. 327-331
Performa reproduksi dan profil asam lemak gonad dan larva kepiting bakau, Scylla olivacea
yang diberi beberapa kombinasi pakan
Oleh: Usman, Kamaruddin, Neltje Nobertine Palinggi, dan Asda Laining ..................... 333-343

Optimasi pemberian kombinasi maggot dengan pakan buatan (pellet) terhadap


pertumbuhan dan sintasan ikan nila (Oreochromis niloticus)
Oleh: Murni dan Early Septiningsih ............................................................................... 345-355
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 viii

Evaluasi manajemen pemberian pakan terhadap keragaan (sintasan, laju pertumbuhan)


larva ikan synodontis, Synodontis eupterus
Oleh: Asep Permana, Rendy Ginanjar, Agus Priyadi, dan Leliana Junitasari ................... 357-364
Evaluasi performa benih ikan gurami (Osphronemus gouramy, L) yang didederkan dengan
frekuensi pemberian pakan yang berbeda secara indoor
Oleh: Suharyanto dan Rita Febrianti ............................................................................. 365-371
Respons pertumbuhan beberapa strain ikan nila BEST dan Red NIFI yang diberi pakan
berbasis bahan nabati
Oleh: Reza Samsudin, Anang Hari Kristanto, dan Lusi Herawati Suryaningrum ........... 373-377
Perkembangan struktur komunitas perifiton pada waktu inkubasi yang berbeda di
Waduk Cirata
Oleh: Kusdiarti, Anang Hari Kristanto, dan D. Hendiyana ............................................. 379-383
Produktivitas budidaya ikan nila dengan pakan berbasis bahan baku lokal pada tipe
kolam yang berbeda
Oleh: Irsyaphiani Insan, Reza Samsudin, Endhay Kusnendar Kontara, dan Erfina Savitri ...... 385-389
Perkembangan gonad calon induk ikan bandeng dengan pemberian pakan prematurasi
Oleh: Muhammad Marzuqi, I Nyoman Adiasmara Giri, dan Wawan Andriyanto ........... 391-399
Digestive enzyme activity of protease, -amylase, and lipase of rabbitfish
(Siganus guttatus) larvae
By: Kamaruddin, Usman, and Samuel Lante .................................................................. 401-408
Aplikasi feeding regime pada pemeliharaan udang vaname (Litopenaeus vannamei)
pola super intersif
Oleh: Makmur, Hidayat Suryanto Suwoyo, dan Rachman Syah ..................................... 409-420
Prototipe imunostik pendeteksi cepat antibodi terhadap koi herpes virus
Oleh: Tatik Mufidah, Didik T. Subekti, dan Lila Gardenia ............................................... 421-426
Aktivitas anti V. parahaemolyticus mangrove, Rhizophora mucronata dari daerah berbeda
Oleh: Endang Susianingsih, Nurhidayah, dan Bunga Rante Tampangallo .................... 427-433
Aplikasi probiotik RICA dan komersial pada budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei)
pola intensif
Oleh: Suwardi Tahe, Hidayat Suryanto Suwoyo, dan Mat Fahrur .................................. 435-445
Aktivitas anti Vibrio harveyi ekstrak air mangrove Sonneratia lanceolata dan toksistasnya
terhadap pasca larva udang windu, Penaeus monodon
Oleh: Muliani, Rosmiati, dan Endang Susianingsih ....................................................... 447-453
Potensi ekstrak mangrove (Sonneratia alba, S. caseolaris, S. lanceolata, dan Brugiera
gymnorrhiza) sebagai antibakteri terhadap Vibrio parahaemolyticus
Oleh: Rosmiati, Muliani, dan Nurbaya ........................................................................... 455-459
Efektivitas lama perendaman bakterin Vibrio harveyi terhadap sintasan dan pertumbuhan
udang windu (Penaeus monodon fabr)
Oleh: Arifuddin Tompo, Endang Susianingsih, dan M. Risal .......................................... 461-466
Aplikasi probiotik RICA pada pemeliharaan larva udang windu, Penaeus monodon di hatcheri
Oleh: Bunga Rante Tampangallo dan Muharijadi Atmomarsono ................................... 467-474
Deteksi virus koi herpes menggunakan metode loop-mediated isothermal amplification
(lamp) dan quantitative-polymerase chain reaction (q-PCR)
Oleh: Lila Gardenia dan Isti Koesharyani ....................................................................... 475-481
ix Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

Karakterisasi secara morfologi dan biomolekuler bakteri penyebab vibriosis pada


udang penaeid
Oleh: Ince Ayu Khairana Kadriah, Koko Kurniawan, Muharijadi Atmomarsono ............ 483-488
Kajian masa kritis penyakit WSSV di saluran pertambakan Kecamatan Pulokerto, Pasuruan
dan Kecamatan Pasir Putih, Situbondo
Oleh: Koko Kurniawan, Arifuddin Tompo, dan Ince Ayu Khairana Kadriah ................... 489-497
Produksi antibodi poliklonal sebagai bahan pendeteksi ekspresi protein dari viral nervous
necrosis (VNN) pada ikan kerapu
Oleh: Wiwien Mukti Andriyani, Sri Murtini, dan Alimuddin .......................................... 499-506
Teknik loop-mediated isothermal amplification (lamp) untuk mendeteksi viral nervous necrosis
pada ikan kerapu
Oleh: Shofihar Sinansari, Liliek Sulistyowati, dan Murwantoko ................................... 507-514
Evaluasi pasca rilis vaksin bakteri in-aktif Aeromonas hydrophila (hydrovac) dan treptococcus
agalactiae (streptovac) untuk pencegahan penyakit motile Aeromonas septicemia
(mas) dan Streptococcosis pada budidaya ikan air tawar
Oleh: Taukhid, Tuti Sumiati, Septyan Andriyanto, dan Lila Gardenia ............................ 515-524
Identifikasi bakteri Flavobacterium columnare secara molekuler dengan polymerase
chain reaction
Oleh: Yani Aryati, Taukhid, dan Desy Sugiani ................................................................ 525-530
Aplikasi probiotik multispesies melalui air untuk pencegahan penyakit motile aeromonads
septicemia terhadap pertumbuhan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus Burchell 1822)
Oleh: Angela Mariana Lusiastuti, Munti Yuhana, Hilma Putri F., Reza Samsudin, dan
Septyan Andriyanto ............................................................................................... 531-540
Penerapan skala lapang teknologi vaksinasi pada budidaya ikan gurami (Osphronemus
gouramy) melalui penggunaan vaksin Mycobacterium fortuitum untuk pencegahan
penyakit mycobacteriosis
Oleh: Uni Purwaningsih, Angela Mariana Lusiastuti, Desy Sugiani, dan Yani Aryati .... 541-550
Studi aplikasi bakteri selulolitik Bacillus subtilis TS2B untuk meningkatkan kualitas
bahan baku daun singkong berdasarkan uji glukosa dan protein terlarut
Oleh: Deisi Heptarina dan Mulyasari ............................................................................. 551-556
Durasi imunitas protektif dan titer antibodi ikan lele (Clarias sp.) yang divaksinasi
dengan bakterin Aeromonas hydrophila
Oleh: Tuti Sumiati, Taukhid, dan Nunak Nafiqoh ........................................................... 557-563
Uji daya hambat ekstrak metanol Sonnerata alba terhadap Vibrio harveyi pada konsentrasi
yang berbeda
Oleh: Nurbaya dan Muliani ............................................................................................. 565-570
Analisis morfometrik median hook parasit Gyrodactylus sp. yang menginfestasi ikan lele
(Clarias gariepinus)
Oleh: Septyan Andriyanto, Abinawanto, dan Angela Mariana Lusiastuti ...................... 571-577
Pembuatan antibodi poliklonal (PABS) anti-nila dan anti-patin untuk deteksi penyakit
ikan berbasis serologis
Oleh: Desy Sugiani, Angela Mariana Lusiastuti, M. Bunyamin, dan Hessy Novita ....... 579-584
Produksi monoklonal antibodi Vibrio harveyi
Oleh: Nurhidayah, Nurbaya dan Ince Ayu Khaerana Kadriah ........................................ 585-591
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 x

Isolasi dan karakterisasi gen penyandi protein VP-24 WSSV pada udang windu
(Penaeus monodon)
Oleh: Andi Tenriulo, Bungan Rante Tampangallo, Andi Parenrengi, dan Riani Andang Dewi ... 593-598
Identifikasi parasit pada ikan lele (Clarias gariepinus)
Oleh: Huria Marnis dan Bambang Iswanto .................................................................... 599-603
Histopathological study of black body disease on grouper reared in hatcheries
Oleh: Ketut Mahardika, Indah Mastuti, Sudewi, and Gigih Setia Wibawa .................... 605-610
Pola pertumbuhan Nitzschia sp. pada volume wadah yang berbeda
Oleh: Fahrudin dan Ida Komang Wardana ..................................................................... 611-616
Dampak perubahan usaha pembuatan garaman ke budidaya rumput laut masyarakat
pesisir di Kabupaten Maros dan Jeneponto, Sulawesi Selatan (studi kasus perubahan
usaha penggaraman ke budidaya rumput laut di Kabupaten Maros dan Jeneponto,
Sulawesi Selatan)
Oleh: Nur Ansari Rangka dan Markus Mangampa .......................................................... 617-626
Pentokolan benih kepiting bakau hasil perbenihan di bak terkontrol dengan jenis
pakan berbeda
Oleh: Herlinah dan Gunarto ........................................................................................... 627-633
Pertumbuhan dan sintasan benih hibrida penyilangan intergenerik ikan rainbow merah
(Glossolepsis incisus) perot dengan ikan rainbow praecox (Melanotaenia praecox)
Oleh: Siti Zuhriyyah Musthofa dan Tutik Kadarini ......................................................... 635-641
Penggunaan sitokinin untuk menginduksi perkembangan tunas pada tanaman
hias air Anubias sp.
Oleh: Muhamad Yamin, Nurhidayat, dan Rendi Ginanjar ............................................... 643-652
Pertumbuhan Kappaphycus alvarezii dan Eucheuma striatum dengan asal bibit yang
berbeda di perairan Boalemo, Gorontalo
Oleh: Nelly Hidayanti Sarira, Dhini Arum Pratiwi, Pustika Ratnawati, dan Noor Bimo
Adhiyudanto .......................................................................................................... 653-660
Pertumbuhan rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii, Eucheuma striatum, dan Eucheuma
denticulatum di perairan Boalemo, Gorontalo
Oleh: Pustika Ratnawati, Nelly Hidayanti Sarira, dan Nova Fransisca Simatupang ....... 661-668
Pertumbuhan kultur talus dan aklimatisasi rumput laut Gracilaria gigas
Oleh: Siti Fadilah, Rohama Daud, dan Rosmiati ............................................................. 669-674
Pemetaan keramba jaring apung ikan laut di Teluk Pegametan dan Teluk Penerusan
Kabupaten Buleleng, Bali
Oleh: I Nyoman Radiarta dan Erlania ............................................................................. 675-682
Analisis kesesuaian lahan budidaya rumput laut di Kabupaten Sumba Timur Provinsi
Nusa Tenggara Timur
Oleh: I Nyoman Radiarta dan Erlania ............................................................................. 683-690
Performansi nila srikandi dan nila merah dalam meningkatkan produksi udang windu
sistem polikultur di tambak marginal
Oleh: Markus Mangampa ............................................................................................... 691-698
Ikan hias laut potensial Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah
Oleh: Ahmad Musa, I Wayan Subamia, dan Rina Hirnawati .......................................... 699-704
Periode bukaan mulut, laju serapan kuning telur, dan panjang total pada larva
ikan gurami
Oleh: Rita Febrianti, Sularto, dan Suharyanto ............................................................... 705-712
xi Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

Penerapan seleksi varietas untuk produksi bibit unggul pada kawasan budidaya
rumput laut Kappaphycus alvarezii di Teluk Serewe, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat
Oleh: Petrus Rani Pong-Masak, Anang Hari Kristanto, Irsyaphiani Insan, dan Endhay
Kusnendar ............................................................................................................. 713-725
Pengembangan bibit rumput laut, Kappaphycus alvarezii dengan metode seleksi
varietas di Boalemo, Gorontalo
Oleh: Petrus Rani Pong-Masak dan Bambang Priono ..................................................... 727-734
Dinamika kualitas air pada pendederan ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii)
Oleh: Yosmaniar, Ani Widiyati, dan Arinta Dwi Hapsari ................................................. 735-743
Peranan fotoperiod terhadap sintasan dan pertumbuhan ikan gabus (Channa striata)
pada fase pendederan
Oleh: Adang Saputra dan Dewi Puspaningsih ............................................................... 745-754
Penelitian dan pengembangan budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei)
pola ekstensif plus di lahan marginal
Oleh: Markus Mangampa................................................................................................ 755-763
Perbanyakan rumput laut Gracilaria sp. hasil kultur jaringan di tambak
Oleh: Rohama Daud, Sri Redjeki Hesti Mulyaningrum, dan Emma Suryati ................... 765-768
Analisa karakteristik sedimen Sungai Pangkajene Kepulauan dan tanah tambak
di sekitarnya (studi kasus kematian ikan massal di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep
Provinsi Sulawesi Selatan)
Oleh: Mudian Paena, Andi Indra Jaya Asaad, dan Rezki Antoni Suhaimi ....................... 769-779
Kondisi kualitas air pada pemeliharaan kepiting bakau (Scylla paramamosain) secara
resirkulasi dengan kepadatan yang berbeda
Oleh: Muhammad Nur Syafaat, Gunarto, dan Sahabuddin ............................................ 781-788
Analisis pengaruh faktor lingkungan budidaya tambak terhadap produktivitas tambak
di Kecamatan Tayu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah
Oleh: Ruzkiah Asaf, Erna Ratnawati, dan Akhmad Mustafa ........................................... 789-800
Karakteristik sedimen dalam tandon pengendapan limbah tambak udang vaname
super intensif
Oleh: Muhammad Chaidir Undu, Makmur, dan Mat Fahrur ........................................... 801-806
Pertumbuhan dan perkembangan eksplan rumput laut Gracilaria verrucosa dan G. gigas
pada aklimatisasi di tambak
Oleh: Sri Redjeki Hesti Mulyaningrum, Andi Parenrengi, dan Emma Suryati ................ 807-817
Perbedaan laju pertumbuhan karang Montipora digitata hasil propagasi pada kedalaman
yang berbeda di Pulau Aur Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat
Oleh: Ofri Johan dan Sri Cahyaningsih Herminawati ..................................................... 819-827
Karakterisasi metode budidaya terhadap respons pertumbuhan rumput laut
Sargassum sp.
Oleh: Muslimin dan Petrus Rani Pong-Masak ................................................................. 829-838
Pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii, Eucheuma denticulatum, dan Eucheuma
striatum pada budidaya laut berbasis integrated multi trophic aquaculture (IMTA)
di Teluk Tomini, Gorontalo
Oleh: Wiwin Kusuma Perdana Sari, Muslimin, dan Nova Fransisca Simatupang ........... 839-845
Kajian pencemaran nitrogen dan fosfor dari aktivitas budidaya ikan dalam keramba
jaring apung di Teluk Pegametan
Oleh: Tatam Sutarmat dan Rina Puji Astuti .................................................................... 847-855
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 xii

Pemeliharaan benih kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dengan rasio pakan berbeda
dalam sistem resirkulasi
Oleh: Wawan Andriyanto, Muhammad Marzuqi, dan Ni Wayan Widyastuti ................. 857-863
Kelimpahan plankton dan makrobentos pada budidaya ikan sistem akuaponik
multilokasi
Oleh: Yohanna Retnaning Widyastuti dan Yosmaniar .................................................... 865-871
Pengaruh media pemeliharaan bersalinitas terhadap perkembangan telur ikan torsoro
(Tor soro)
Oleh: Vitas Atmadi Prakoso dan Deni Radona ................................................................ 873-879
Peningkatan kualitas pembenihan ikan belida (Notopterus chitala) dengan menggunakan
teknik penyinaran
Oleh: Nuryadi dan Lies Setijaningsih ............................................................................. 881-885
Pengaruh frekuensi pemaparan moluskisida niklosamida terhadap pertumbuhan dan
sintasan benih ikan nila (Oreochromis niloticus)
Oleh: Yosmaniar dan Feriana Megawati ......................................................................... 887-892
Kajian model pengembangan budidaya kerapu hybrid di Lombok Timur,
Nusa Tenggara Barat
Oleh: Anang Hari Kristanto, I Nyoman Adiasmara Giri, dan Tatam Sutarmat ................ 893-899
Karakterisasi limbah sedimen tambak udang vaname (Litopenaeus vannamei) super
intensif dengan kepadatan berbeda
Oleh: Hidayat Suryanto Suwoyo, Suwardi Tahe, dan Mat Fahrur .................................. 901-913
Pemanfaatan rumput laut (Gracilaria verrucosa) untuk mengontrol kualitas air pada
budidaya udang windu (Penaeus monodon) di tambak
Oleh: Burhanuddin dan Erfan Andi Hendrajat ............................................................... 915-922
Pengaruh faktor pengelolaan budidaya tambak terhadap produktivitas tambak di
Kecamatan Tayu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah
Oleh: Erna Ratnawati, Ruzkiah Asaf, dan Akhmad Mustafa ........................................... 923-929
Analisis jaringan kerja pada persiapan tambak teknologi super intensif di Kabupaten Takalar
berdasarkan critical path method (CPM) dan program evaluation and review technique (PERT)
Oleh: Andi Indra Jaya Asaad, Makmur, dan Rachman Syah ............................................ 931-938
Analisis faktor pengelolaan yang memengaruhi produktivitas tambak di Kabupaten
Tuban Provinsi Jawa Timur
Oleh: Utojo dan Ruzkiah Asaf ......................................................................................... 939-948
Efektivitas karbon aktif Cocos nucifera L untuk meningkatkan sintasan dan pertumbuhan
benih ikan cardinal tetra (Paaracheirodon axelrodi)
Oleh: Nurhidayat, Toni Rudi Hartanto, dan Armen Nainggolan .................................... 949-956
Pengaruh jenis substrat berbeda terhadap produksi larva ikan rainbow merah perot
(Glossolepis incisus)
Oleh: Siti Subandiyah dan Tutik Kadarini ...................................................................... 957-964
Performa ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus) di lahan gambut: model
penerapan iptek budidaya ikan patin di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah
Oleh: Evi Tahapari, Kusdiarti, Tulus, dan Endhay Kusnendar ........................................ 965-972
Performansi pertumbuhan dan kandungan karaginan rumput laut Kappaphycus alvarezii
yang dibudidayakan pada lokasi yang berbeda di perairan Teluk Tomini, Gorontalo
Oleh: Muslimin, Wiwin Kusuma Perdana Sari, dan Noor Bimo Adhiyudanto ................ 973-978
xiii Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

Pertumbuhan larva udang windu strain cepat tumbuh dan seleksi calon induk
asal tambak
Oleh: Syarifuddin Tonnek, Muhammad Nur Syafaat, dan Haryanti ............................... 979-983
Penerapan iptek budidaya udang windu (Peneaus monodon) di Kabupaten Brebes,
Jawa Tengah
Oleh: Joni Haryadi, Endhay Kusnendar, dan Shofihar Sinansari .................................... 985-992
Identifikasi dan pola pertumbuhan isolat zooplankton asal Banyuwangi
Oleh: Rina Puji Astuti, Ibnu Rusdi, dan Gede S. Sumiarsa.............................................. 993-1001
Pemanfaatan tanah rayap untuk menghilangkan daya rekat telur ikan patin siam
(Pangasianodon hypopthalmus)
Oleh: Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi dan Ristyana Kusuma Widita ........................ 1003-1007
Perbedaan intensitas cahaya pada pembenihan ikan belida (Notopterus chitala)
Oleh: Nuryadi dan Lies Setijaningsih ............................................................................. 1009-1014
Karakteristik air buangan limbah budidaya udang vaname super intensif
Oleh: Mat Fahrur, Makmur, dan Muhammad Chaidir Undu ........................................... 1015-1026
Penentuan konsentrasi vitelogenin hasil purifikasi dengan metode DC protein assay
dan protein A280
Oleh: Rina Hirnawati dan Ahmad Musa ......................................................................... 1027-1032
Performa nanomagnetik chitosan sebagai kandidat mikro filter untuk meningkatkan
kualitas budidaya ikan hias
Oleh: Nurhidayat, Erdawati, dan Muhammad Yamin ..................................................... 1033-1038
Pendederan benih ikan tengadak (Barbonymus schwanefeldi) dengan pemberian
pakan alami, pakan buatan, dan kombinasinya di kolam
Oleh: Ani Widiyati .......................................................................................................... 1039-1045
Pemijahan ikan gabus (Channa sriata bloch, 1793) secara alami pada wadah budidaya
di Cijeruk, Bogor
Oleh: Irin Iriana Kusmini, Rudhy Gustiano, Vitas Atmadi Prakoso, Faridhuddin Ath-tar,
dan Fera Permata Putri .......................................................................................... 1047-1053
Sistem seleksi pada kebun bibit rumput laut sebagai solusi pengembangan budidaya
rumput laut di Gorontalo Utara
Oleh: Bambang Priono dan Petrus Rani Pong-Masak ..................................................... 1055-1063
Pembesaran dan pemijahan ikan tuna sirip kuning, Thunnus albacares di bak beton dan
keramba jaring apung
Oleh: Jhon Harianto Hutapea, Ananto Setiadi, dan Gunawan ....................................... 1065-1072
Pemberian hormon 17-methyltestosterone secara oral terhadap perkembangan gonad
calon induk ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis
Oleh: Ahmad Muzaki, Ida Komang Wardana, Sari Budi Moria Sembiring, Hirmawan
Tirta Yuda, dan Haryanti ...................................................................................... 1073-1079
Pertumbuhan dan sintasan yuwana abalon (Haliotis squamata) pada pendederan di bak
dengan berbagai metode
Oleh: Ibnu Rusdi, Bambang Susanto, Fitriyah Husnul Khotimah, dan I Gusti Ngurah
Permana ................................................................................................................. 1081-1089
Biota penempel pada keramba jaring apung ikan tuna sirip kuning, Thunnus albacares
di perairan Gondol
Oleh: Jhon Harianto Hutapea, Ananto Setiadi, dan Retno Andamari ............................. 1091-1097
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 xiv

Produksi krablet kepiting bakau Scylla paramamosain, pakan stadia larvanya dikayakan
dengan hufa dan vitamin C
Oleh: Gunarto dan Herlinah ........................................................................................... 1099-1106
Tambak plastik mulsa untuk budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei)
semi intensif
Oleh: Erfan Andi Hendarajat, Markus Mangampa, dan Burhanuddin ............................ 1107-1115
Perubahan konsentrasi haematologi akibat panen parsial udang vaname (Litopenaeus
vannamei) pada budidaya superintensif
Oleh: Early Septiningsih, Bunga Rante Tampangallo, dan Hidayat Suryanto Suwoyo .... 1117-1122
Kualitas warna merah pada benih ikan hias koi (Cyprinus carpio) strain kohaku
di Kabupaten Blitar
Oleh: Sukarman, I Wayan Subamia, Siti Murniasih, dan Rina Hirnawati ....................... 1123-1129
Konsistensi pertumbuhan larva dan benih ikan lele afrika (Clarias gariepinus) yang
dipelihara secara individual
Oleh: Bambang Iswanto, Rommy Suprapto, Huria Marnis, dan Imron ......................... 1131-1138
Biologi reproduksi lobster pasir, Panulirus homarus di bak pemeliharaan
Oleh: Bejo Slamet dan Ibnu Rusdi .................................................................................. 1139-1144
Teknologi pendederan kelayakan usaha ikan hias arwana silver (Osteoglossum biccirhosum,
cuvier 1820) skala rumah tangga
Oleh: Agus Priyadi .......................................................................................................... 1145-1150
Pengaruh sintasan larva ikan rainbow Papua dari lima spesies genus melanotaenia
Oleh: Tutik Kadarini dan Siti Zuhriyyah Musthofa ......................................................... 1151-1156
Peningkatan kualitas warna ikan green tiger (Puntius tetrazona)
Oleh: Sukarman, Anjang Bangun Prasetio, dan Mahestra Putra Utama ......................... 1157-1161
Prospek pengembangan budidaya lele mutiara dengan aplikasi probiotik dan vaksinasi
di Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta
Oleh: Bambang Priono .................................................................................................... 1163-1170
Pendederan ikan papuyu (Anabas testudineus) dengan optimalisasi lingkungan melalui
penggantian air pemeliharaan
Oleh: Ani Widiyati, Adang Saputra, Yosmaniar, Idil Ardi, dan Kusdiarti ........................ 1171-1179
Penggunaan moluskisida fentin asetat pada budidaya minapadi di sawah
Oleh: Imam Taufik ........................................................................................................... 1181-1187
xv Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

FORUM INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 2015

Forum Inovasi Teknologi Akuakultur pada tanggal 8-9 Juni 2015, bertempat di IPB International
Convention Center, Bogor Jawa Barat, P4B secara bersama-sama melakukan kegiatan FITA 2015 dengan
tema “Inovasi Teknologi Akuakultur dalam Mendukung Kedaulatan Pangan dan Perikanan Lestari”.
Penyelenggaraan Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2015 selain sebagai bentuk
peningkatan efisiensi dan efektivitas kerja kelembagaan, juga diharapkan dapat menjadi akselerator
bagi pembangunan perikanan budidaya di Indonesia sekaligus sebagai media komunikasi bagi pelaku
perikanan budidaya melalui pengenalan hasil-hasil penelitian, pengembangan, dan perekayasaan
teknologi, pameran di bidang perikanan budidaya.
P4B sebagai penanggung jawab pelaksanaan FITA 2015, melaksanakan acara dalam bentuk
presentasi dan diskusi dua arah baik pada sesi presentasi Keynote Speaker, presentasi oral dan poster
hasil litbang perikanan budidaya. Pada sesi presentasi Keynote Speaker, narasumber nasional dan
internasional yang berkenan hadir dan memberikan presentasi adalah Prof. Shunsuke Koshio
(Kaghoshima University - Jepang), Dr. Farshad Shishechian (CEO Blue Aqua Internationa - Singapura),
dan Dr. Fatuchri Sukadi.
Selama dua hari pelaksanaan Seminar Ilmiah FITA 2015, yang terbagi atas 5 sesi utama,
terdapat 166 peneliti atau perwakilan peneliti yang mempresentasikan makalah secara oral/langsung.
Adapun rincian pelaksanaan Seminar Session adalah sebagai berikut: Sesi Teknologi Akuakultur
Berkelanjutan (80 judul); Sesi Nutrisi dan Teknologi Pakan (16 judul); Sesi Genetika dan Reproduksi
(41 judul); dan Sesi Kesehatan Ikan (29 judul).
Dari pelaksanaan Seminar Ilmiah FITA 2015, beberapa indikator keberhasilan yang dapat dicapai
adalah sebagai berikut :
1. sebanyak 186 judul telah diterima dan dilakukan proses editing dan review oleh editorial board;
2. 166 judul terpilih untuk dipresentasikan pada FITA 2015;
3. 3 judul dimasukkan dalam Jurnal Litbang Akuakultur, terbitan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perikanan Budidaya edisi tahun 2015;
4. 147 judul dipublikasikan dalam bentuk Prosiding FITA 2015.
Pelaksanaan FITA 2015 juga mendapatkan perhatian besar dari media massa yaitu dengan
mempublikasikan pelaksanaan kegiatan FITA 2015 diantaranya adalah Tabloid AKUAMINA, TrobosAqua,
Agrina, RRI, Radar Bogor dan Harian Pelita yang memberikan ulasan eksklusif tentang pelaksanaan
FITA.
Selain pelaksanaan seminar dan pameran, pada FITA 2015 ini diselenggarakan juga acara
penandatanganan kesepakatan bersama antara Kepala Balitbang KP dengan Bupati Pinrang Sulawesi
Selatan tentang “Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di bidang
Kelautan dan Perikanan” dan Kepala Balitbang KP dengan Bupati Temanggung, Jawa Tengah tentang
“Kerjasama Penelitian, Pengembangan dan Pengkajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di bidang
perikanan” serta penyerahan sertifikat ISO 9001.2008 kepada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Budidaya Laut, Gondol dan Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, Maros.
Prosiding ini merupakan laporan dan penutup dari seluruh rangkaian kegiatan Forum Inovasi
Teknologi Akuakultur 2015. Secara umum penyelengaraan FITA 2015 telah berhasil dilaksanakan
secara baik dan panitia mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang telah ikut mensukseskan
forum ini. Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan yang mungkin saja tidak memuaskan
peserta dan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, untuk itu atas nama panitia kami
menyampaikan permohonan maaf dan mengharapkan masukan, kritik maupun saran yang membangun
untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan-kegiatan semacam ini dimasa yang akan datang.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 xvi

Semoga dengan diselenggarakannya kegiatan Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 serta
telah diterbitkannya prosiding hasil seminar semuanya dapat memberikan manfaat dan ikut beriyur
dalam pengembangan perikanan budidaya di Indonesia.
9 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

SISTEMATIKA DAN BIOLOGI REPRODUKSI Mystus bimaculatus


Melta Rini Fahmi, Rendy Ginanjar, Ruby Vidia Kusumah, dan Asep Permana
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias
Jl. Perikanan No. 13, Pancoran Mas, Depok 16436
E-mail: meltarini.fahmi@kkp.go.id

ABSTRAK

Mystus bimaculatus dikenal dengan sebutan baung kembang atau baung keting merupakan salah satu ikan
hias yang mendiami perairan gambut. Namun saat ini ikan baung keting masih diperoleh melalui hasil
tangkapan di alam, untuk menjaga kelestariannya maka perlu dilakukan upaya budidaya. Penelitian ini
bertujuan melakukan kajian sistematika dan biologi reproduksi ikan Mystus bimaculatus sebagai langkah
awal budidaya. Penelitian terdiri atas dua bagian yaitu analisis keragaman morfologi dan pengamatan
kematangan gonad ikan baung keting yang dipelihara di lingkungan terkontrol. Keragaman morfologi
dilakukan melalui pengukuran 28 karakter morfologi dan morfometrik terhadap 30 ekor ikan baung yang
ditangkap dari alam. Analisis kematangan gonad dilakukan terhadap 20 ekor ikan baung berukuran 5-6 g
yang dipelihara dalam akuarium ukuran 60 cm x 40 cm x 50 cm. Ikan diberi pakan blood warm dan larva
Cyronomus. Pengamatan kematangan gonad ikan dilakukan dengan metode pengurutan untuk mengamati
diameter telur dan keberadaan sperma. Hasil penelitian menunjukkan ikan baung keting memiliki
pertumbuhan yang positif dengan pemberian pakan blood warm dan larva Cyronomus. Jenis kelamin ikan
baung dapat dibedakan dengan pendekatan morfologi yaitu terdapat genital papilla pada ikan jantan. dan
morfologi gonad jantan yang berbentuk labirin sehingga tidak bisa dilakukan pengurutan. M. bimaculatus
memiliki ukuran morfologi yang hampir sama dengan M. nigriceps, namun memiliki pola warna badan yang
berbeda.

KATA KUNCI: Mystus bimaculatus, biologi reproduksi, dan sistematika

PENDAHULUAN
Mystus Scopoli 1777, merupakan genus Bagridae catfish yang mendiami wilayah Asia dan dikenal
sebagai genus polyphyletic (Mo, 1991). Polyphyletic merupakan kelompok taksa yang berasal lebih
dari satu garis nenek moyang (encestor). Genus Mystus pertama kali diidentifikasi oleh Scopoli tahun
1777, kata Mystus diambil dari bahasa latin Mystax yang berarti sungut panjang, sedangkan bimaculatus
berarti dua spot/bintik, lebih lanjut Robet (1994) menjelaskan dua bintik itu adalah satu bintik hitam
berada di atas sirip dada dan satu pita hitam pada pangkal sirip ekor yang bergandeng dengan garis
putih. Karakter utama genus Mystus adalah ukuran badannya lebih kecil dibandingkan dengan genus
lainnya dari famili Bagridae, panjang sungut lebih panjang dari panjang kepala, tengkorak mengeras
hingga bagian belakang kepala, memiliki sirip adipose yang panjang, dan perbandingan badan bagian
abdomen sama dengan bagian caudal (Ng, 2002).
Spesies Mystus bimaculatus merupakan salah satu anggota genus Mystus yang mendiami wilayah
bagian Tenggara hingga Selatan Asia meliputi Indonesia dan Malaysia (plat Sunda) (Mo, 1991). Ikan
ini lebih dikenal dengan sebutan ikan baung keting atau baung lilin dengan ciri utama badan berwarna
coklat dan memiliki dua spot berwarna hitam pada bagian atas sirip dada dan pangkal sirip ekor.
Spesies Mystus bimaculatus hidup di perairan air tawar seperti sungai, danau, dan cekungan lainnya
dengan kadar asam organik cenderung lebih tinggi atau perairan gambut (blackwater) (Talwar &
Jhingran, 1991). Sebagian besar anggota genus Mystus lebih dikenal sebagai ikan konsumsi seperti
spesies M. tegara, M. vittatus, dan M. cavasius karena ukuran badannya lebih besar dibandingkan
dengan spesies M. bimaculatus, namun saat ini di samping sebagai ikan konsumsi spesies-spesies
tersebut juga telah diperkenalkan sebagai ikan hias (Gupta & Banerjee, 2012).
Saat ini di Indonesia keberadaan ikan baung keting (M. bimaculatus) lebih didominasi untuk tujuan
hobi atau ikan hias, karena memiliki corak warna yang menarik di samping itu, karena ukuran
Sistematika dan biologi reproduksi Mystus bimaculatus (Melta Rini Fahmi) 10

badannya yang kecil, serta komposisi daging sangat sedikit menyebabkan ikan ini tidak menarik
untuk dikonsumsi (Gambar 1). Jika mengacu pada data ekspor-impor ikan hias maka jenis M. bimaculatus
ditemukan sebagai spesies ikan hias hasil tangkapan alam yang telah diperdagangan dengan tujuan
pasar ekspor (Fahmi et al., 2014; Lesmana & Subamia, 2014).
Lahan gambut sebagai habitat ikan baung keting adalah kawasan marginal yang banyak mengalami
alih fungsi menjadi perkebunan dan merupakan salah satu kawasan yang paling terancam saat ini
(Ng & Kotellat, 1992). Beberapa karakteristik ekstrem dari lahan gambut adalah; warna air coklat dan
terlihat hitam jika terkena sinar, bersifat asam (pH rendah), air cenderung stagnan atau tergenang
dalam cekungan, bervegetasi, substratnya lumpur dan serasah, kandungan oksigen dan kalsium
rendah, tanahnya miskin hara, populasi biota yang menghuni lahan gambut cenderung merupakan
populasi kecil dan unik, hampir semua ikan hias lahan gambut memiliki corak warna yang menarik
(Shah et al., 2006). Budidaya spesies-spesies yang mendiami perairan gambut termasuk M. bimaculatus,
perlu dilakukan sebagai salah satu upaya pelestarian dan mencegah anacaman kepunahannya.
Studi biologi reproduksi sangat penting dilakukan dalam penilaian potensi budidaya suatu jenis
ikan yang meliputi siklus hidup, teknis budidaya dan manajemen pengelolaanya (Gupta & Banerjee,
2013). Beberapa penelitian terkait biologi reproduksi anggota genus Mystus telah dilakukan
diantaranya Mystus vittatus (Gupta, 2014a; Bhatt, 1971; Rao & Sharma, 1984), Mystus bleekeri (Musa
& Bhuiyan, 2007), Mystus cavasius (Gupta, 2014b) dan Mystus tengara (Gupta & Banerjee, 2013),
hampir semua penelitian Mystus didominasi oleh peneliti dari India, karena di negara tersebut spesies
Mystus telah dikenal sebagai ikan konsumsi. Sedangkan informasi mengenai teknologi domestikasi,
biologi reproduksi dan sistematika spesies Mystus bimaculatus masih sangat minim. Penelitian ini
dilakukan untuk melakukan analisis morfologi dan biologi reproduksi ikan baung keting M.
bimaculatus, kedua informasi ini sangat diperlukan dalam mendukung aktivitas budidaya dan
konservasinya.
METODE PENELITIAN
Sebanyak 50 ekor ikan baung keting M. bimaculatus dikoleksi dari cagar biosfer Bukit Batu,
Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Ikan yang diperoleh dibagi menjadi dua kelompok analisis,
sebanyak 30 ekor ikan disimpan dalam alkohol untuk analisis sistematik dan 20 ekor lainnya dipelihara
di dalam dua buah akuarium ukuran 60 cm x 50 cm x 40 cm di Balitbang Budidaya Ikan Hias, Depok
selama empat bulan.
Pengukuran karakter morfologi menggunakan caliper digital dengan nilai akursi 0,01 mm. Sebanyak
29 karakter morfologi diukur berdasarkan sistematika ikan baung Mystus (Darsan et al., 2013) dan
ikan catfish (Slembrouck et al., 2005). Analisis komponen utama (PCA) dilakukan dengan menggunakan
program SPSS Ver.15.

Gambar 1. Ikan baung keting Mystus bimaculatus


11 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

Gambar 2. Pengukuran karakter morfologi ikan catfish (Slembrouck


et al., 2005)

Selama pemeliharaan ikan diberi pakan alami berupa blood warm dan larva Cyronomus (chu) sebanyak
dua kali sehari. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan, penentuan jenis kelamin, dan
kematangan gonad ikan. Jenis kelamin ikan baung diamati secara primer yaitu melalui organ
seksualnya dengan cara pengurutan dan secara sekunder melalui pengamatan morfologi seperti
keberadaan tanda khusus dan warna adan.
HASIL DAN BAHASAN

Pertumbuhan
Pertumbuhan ikan baung keting Mystus bimaculatus selama penelitian menunjukkan terjadinya
peningkatan untuk semua jenis pakan yang diberikan. Pertumbuhan ikan baung keting disajikan
pada Gambar 3. Rata-rata pertambahan bobot badan ikan selama penelitian 1,04 g dan 1,37 g masing-
masing untuk ikan yang diberi pakan larva Cyronomus dan blood warm, panjang total ikan selama
penelitian berkisar antara 7- 8,8 cm; panjang badan ikan baung keting yang dipelihara telah mencapai
panjang badan maksimum dari spesies ini yaitu 8,8 cm (Robet, 1994). Mengacu pada hasil penelitian
jenis dan kebiasaan makan genus Mystus yang dilakukan oleh Gupta (2014) adalah plankton feeder
dengan komposisi makanan dalam saluran pencernaan di antaranya; copepods, cladocerans, rotifers,
ostracods, insects, oligochaetes, chlorophyceae, bacillariophyceae, dan debris. Ahmed et al. (1993)
menjelaskan umumnya genus Mystus adalah omnivora dengan mengambil makanan pada semua
Sistematika dan biologi reproduksi Mystus bimaculatus (Melta Rini Fahmi) 12

Gambar 3. Grafik pertumbuhan ikan baung keting Mystus bimaculatus


selama penelitian

lapisan air dari dasar hingga permukaan air. Mengingat ikan yang digunakan pada penelitian ini
adalah ikan yang diambil langsung dari alam maka proses adaptasi yang dilakukan dengan memberikan
pakan “chu” dan blood warm mampu mempertahankan sintasan dan meningkatkan pertumbuhan
ikan baung keting.
Kematangan Gonad
Evaluasi kematangan gonad ikan baung dilakukan dengan cara pengurutan (Gambar 4). Hasil
penelitian menunjukkan ikan betina yang dipelihara di lingkungan terkontrol mengalami peningkatan
kematangan gonad hal ini ditandai dengan beberapa kritria; perut membesar jika ditekan terasa
lembek dan saat dilakukan pengurutan akan mengeluarkan sel telur (Gambar 4b). Ukuran sel telur
yang didapat pada penelitian ini berkisar antara 1,07-1,18 mm (Gambar 5), ukuran ini lebih besar
dibandingkan dengan sel telur Mystus tegara yaitu 0,8-0,88 mm untuk fase matang (matur) (Gupta &
Banerjee, 2013). M. tegara akan mencapai matang gonad pada ukuran panjang badan 9,5-10 cm
untuk jantan dan 9-9,5 cm untuk betina. Hampir sama dengan M. tegara, M. bimaculata yang matang
gonad memiliki ciri-ciri sebagai berikut; ovari berwarna kuning, sel telur terlihat dengan mata secara
langsung, jika dilihat di bawah mikroskop sel telur terlihat berbentuk bulat dan warna agak buram
(kecuali bagian pinggir) karena kuning telur. Mengacu pada Mystus cavasius, spesies ini mencapai
matang kelamin pada ukuran 10 cm untuk jantan dan betina dengan fekunditas telur 3,314-63,135
(Bhatt, 1994) dan 4,026-25,960 (Roy & Hossain).
Sedangkan pengamatan kematangan gonad jantan tidak bisa dilakukan dengan cara pengurutan,
hal ini disebabkan karena morfologi gonad jantang ikan baung berbentuk labirin seperti terlihat

Gambar 4. Proses pengurutan calon induk ikan baung keting untuk evaluasi kematangan
gonad (a) calon induk jantan (b) calon induk betina
13 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

Gambar 5. Sel telur (perbesaran 40x) (a), gonad betina ikan baung keting yang telah mencapai
stadium matang (b)

pada Gambar 6, sehingga dibutuhkan teknik untuk mendapatkan sel sperma ikan jantan tanpa melalui
pengurutan, hingga saat ini untuk melakukan observasi kematangan gonad ikan jantan yang memiliki
morfologi seperti labirin masih mengandalkan teknik pembedahan. Berdasarkan tingkat kematangan
gonad ikan baung di alam, Gupta & Banerjee (2013) menjelaskan bahwa selama periode Juli hingga
Oktober jumlah ikan jantan yang banyak matang gonad adalah pada bulan September dan musim
pemijahan genus Mystus umumnya adalah bulan Juli-September dengan rentang waktu pendek (Bhatt,
1971).
Penentuan Jenis Kelamin
Penentuan jenis kelamin ikan baung keting dapat dilakukan dengan menggunakan tanda-tanda
sekunder yaitu keberadaan tanda khusus. Ikan baung jantan ditandai dengan adanya genital papila
(Gambar 7) sedangkan ikan betina tidak memilikinya. Menurut Gupta (2014b), keberadaan genital
papila merupakan ciri khusus genus Mystus jantan dan keberadaannya akan terlihat jelas jika mendekati
musim pemijahan.
Jika mengacu pada tanda khusus, maka hasil pengamatan terhadap 30 ekor ikan yang ditangkap
di alam menunjukkan komposisi jenis kelamin sebagai berikut 8, 19, dan 3 masing-masing untuk
betina, jantan dan unknow (belum diketahui jenis kelaminnya). Berdasarkan hasil penelitian tersebut
didapatkan perbandingan ikan jantan terhadap betina di alam lebih dari 2:1 (2 untuk jantan dan 1
untuk betina). Hasil ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu (Bhatt, 1994; Gupta & Benerjee,
2013) yang menyebutkan jumlah ikan betina di alam lebih dominan dibandingkan dengan ikan

Gambar 6. Morfologi gonad jantan ikan M. bimaculatus


berbentuk labirin
Sistematika dan biologi reproduksi Mystus bimaculatus (Melta Rini Fahmi) 14

Gambar 7. Genital papilla ikan baung jantan

betina. Hal bisa terjadi karena koleksi ikan di alam dilakukan pada akhir bulan Agustus hingga awal
bulan September, Gupta & Benerjee (2013) menjelaskan jika puncak jumlah ikan jantan yang matang
gonad terjadi pada bulan September.
Sistematika Ikan Baung
Sistematika M. bimaculatus dilakukan melalui perbandingan dengan spesies anggota genus Mystus
lainnya yaitu M. tengara (Darshan et al., 2013) dan M. nigriceps (Ng, 2002). Hasil pengukuran karakter
morfologi ikan baung keting disajikan pada Tabel 1. Pengukuran bagian kepala dilakukan dengan
perbandingan panjang kepala (in % HL/head lenght), sedangkan pengukuran anggota badan dilakukan
dengan perbandingan panjang standar (in % SL/standart length).
Deskripsi Morfologi
Profil punggung ikan baung memiliki bentuk miring ke atas/meningkat secara merata dari ujung
mulut hingga bagian awal sirip dorsal selanjutnya miring dengan rata hingga bagian pangkal ekor
sedangkan profil bagian bawah tubuh miring sedikit hingga bagian akhir sirip anal selanjutnya rata
hingga bagian pangkal ekor. Kepala berbentuk kompres dan kulit bagain kepala dan bagian awal
dorsal lebih tipis, mata bulat tidak ditutupi kulit, mulut subterminal, memiliki empat pasang sungut,
sungut bagian maxilari memanjang hingga bagian akhir sirip anal, kulit lembut dan garis laternal
memanjang sepanjang badan dan berada pada bagian tengah badan. Sirip punggung memiliki duri
dan tujuh tulang sirip yang bercabang, sirip dada memiliki 1-2 duri dan 8 tulang bercabang, adipose
memanjang dari bagian akhir sirip punggung hingga pangkal ekor.
Deskripsi Warna Badan
Berwarna coklat muda hingga tua, ikan yang hidup di perairan asam akan memiliki warna lebih
pekat, terdapat dua buah bintik hitam di bagian dada dan pangkal sirip ekor yang dikelilingi oleh
garis berwarna putih. tanda bintik hitam tidak dimiliki oleh M. nigriceps, distribusi Pulau Sumatera.

Gambar 8. (a) M. nigriceps (b) M. bimaculatus


15 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

Tabel 1. Hasil pengukuran karakter morfologi ikan baung keting

M. bimaculatus M. tengara
Karater morfologi
Range Rata-rata±SD Range Rata-rata±SD
Perbandingan dengan panjang kepala (%HL)
Lebar lubang penciuman bagian depan 3,9-2,6 3,2 ± 0,4 3,3-3,6 3,4 ± 1,6
Diameter mata 4,5-3 3,9 ± 0,4 1,9-2,3 2,1 ± 1,4
Lebar mulut 8,6-5,9 7,1 ± 0,7 nd
Lebar inter orbita 10,4-4,3 7±1 nd
Jarak mulut ke isthmus 13,9-5,7 10,3 ± 1,6 nd
Panjang postocular 11,2-6,2 8,4 ± 1,4 nd
Panjang sungut rahang atas 84,4-32 64,4 ± 9,3 25,4-36 29,7 ± 3,8
Panjang sungut rahang bawah 57,4-24,3 32,4 ± 6,2 nd
Perbandingan dengan panjang standar (%SL)
Tinggi kepala 13,2-8,5 10,6 ± 1,1 16,2-19,8 17,9 ± 2,4
Lebar kepala 16-Sep 13,2 ± 1,5 16,5-19,6 17,9 ± 0,9
Panjang predorsal 28,9-15,3 25,2 ± 2,5 37,6-40,8 40,2 ± 1,5
Panjang peduncle ekor 13,2-5,2 11,1 ± 1,8 16,9-20,4 18,2 ± 1
Tinggi peduncle ekor 7,6-5,6 6,6 ± 0,5 nd
Panjang sirip lunak dada 15,1-5,7 12,3 ± 2,3 nd
Panjang sirip keras dada 14,6-9,3 12,6 ± 1,4 12,3-17,2 14,1 ± 1,8
Panjang sirip lunak punggung 22,4-7,8 14,3 ± 2,7 22,3-25,4 23,6 ± 0,8
Panjang sirip keras punggung 10,9-7,1 9,2 ± 1,1 12,3-7,1 9,2 ± 1,1
Panjang sirip perut 13,1--7,7 10,8 ± 1,2 nd
Tinggi sirip debur 10,7-2,9 6,3 ± 1,8 16,3-19,9 17,9 ± 1,2
Panjang sirip debur 15,4-6,6 11 ± 2,1 nd
Tinggi sirip adifose 7,1-2,2 3,9 ± 0,9 4-5,7 5,3 ± 1,2
Lebar sirip adifose 27,7-20,1 22,8 ± 1,7 13,6-17,1 15,4 ± 1
Lebar badan 15,2-7 10,8 ± 1,9 20,7-24,3 21,6 ± 1,4
Panjang bagian depan dada 19,5-12,9 16,8 ± 1,8 nd
Panjang bagian depan velvis 39,7-23,1 31,9 ± 3,3 49,1-55,4 52,2 ± 1,9
Bobot badan 7,8-2,9 4,5 ± 0,9 nd

KESIMPULAN
Ikan baung keting M. bimaculatus memiliki potensi sebagai ikan hias karena terdapat pola warna
yang menarik dan ukuran badan yang kecil (9-10 cm TL) sehingga bisa dipelihara dalam akuarium.
Ikan baung keting jantan memiliki morfologi gonad seperti labirin sehingga tidak bisa dilakukan
pengurutan untuk analisid tingkat kematangan gonad sedangkan ikan betina dapat dilakukan
pengurutan. Ikan jantan dan betina dapat dibedakan secara morfologi. Ikan baung keting dapat
dipelihara dalam lingkungan terkontrol dengan pemberian pakan alami berupa blood warm dan larva
cyronomus.
DAFTAR ACUAN
Ahmed, A.T.A., Rahman, M.M., Mustafa, G., & Sanaullah, M.A. (1993). Comparative study of food and
feeding habits of three of fish from beel Mahmud Faridpur. Bangladesh Journal of Zoology, 21, 11-21.
Bhatt, V.S. (1971). Studies on the biology of some freshwater fishes. Part V. Mystus vittatus (Bloch).
Journal of Bombay Natural History Society, 68, 556-572.
Sistematika dan biologi reproduksi Mystus bimaculatus (Melta Rini Fahmi) 16

Darshan, A., Mahanta, P.C., Barat, A., & Kumar, P. (2013). Redescription of the striped catfish Mystus
tengara (Hamilton, 1822) (Siluriformes: Bagridae), India. Journal of Threatened Taxa, 5(1), 3536–
3541.
Gupta, S., & Banerjee, S. (2012). Indigenous ornamental fish: a new boon in ornamental fish trade of
West Bengal. Fishing Chimes, 32, 130-134.
Gupta, S., & Banerjee, S. (2013). Studies on reproductive biology of Mystus tengara (Ham- Buch 1822),
a freshwater catfish of West Bengal, India. International Journal of Aquatic Biology, 1(4), 175-184.
Gupta, S. (2014a). Feeding and Breeding Biology of Mystus vittatus: A Review. International Journal of
Fisheries and Aquatic Studies, 2(1), 128-130.
Gupta, S. (2014b). A review on Mystus cavasius, a popular food fish of Indian subcontinent. Interna-
tional Journal of Fauna and Biological Studies, 1(6), 27-31.
Mo, T. (1991). Anatomy, relationships and systematics of the Bagridae (Teleostei: Siluroidei) with a
hypothesis of siluroid phylogeny. Theses Zoologicae, 17, 1-216.
Musa, A.S.M., & Bhuiyan, A.S. (2007). Fecundity of Mystus bleekeri (Day, 1877) from the River Padma
near Rajshahi city. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic Sciences, 7, 161-162.
Ng, H.H. (2002). The identity of Mystus nigriceps (Valenciennes 1840) with the description of a new
bagrid catfish (Teleostei: Siluriformes) from Southest Asia. The Raffles Bulletin Zoologi, 50(1), 161-
168.
Rao, T.A., & Sharma, S.V. (1984). Reproductive biology of Mystus vittatus (Bloch) (Bagridae: Siluriformes)
from Guntur, Andhra Pradesh. Hydrobiologia, 119, 21-26.
Roberts, T.R. (1994). Systematic revision of Asian bagrid fishes of the genus Mystus sensu stricto, with
a new species from Thailand and Cambodia. Ichthyological Exploration of Freshwaters, 5, 241-256.
Roy, P.K., & Hossain, M.A. (2006). The fecundity and sex ratio of Mystus cavasius (Hamilton)
(Cypriniformes: Bagridae). Journal of Life and Earth Science, 1(2), 65-66.
Slembrouck, J., Komarudin, O., Maskur, & Legendre, M. (2005). Petunjuk teknis pembenihan ikan
patin Indonesia, Pangasius djambal. Karya Pratama. Jakarta, 143 hlm.
Talwar, P.K., & Jhingran, A.G. (1991). Inland fishes of India and adjacent countries. Vol-1 and Vol-2.
First Edition. Oxford and IBH Publishing Co. Pvt. Ltd. New Delhi, Bombay and Calcutta. 1063 pp.

Anda mungkin juga menyukai