MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan
Model pembelajaran inovatif menyenangkan menjadi penting artinya dalam proses
pembelajaran. Kesenangan belajar sangat erat kaitannya dengan cara ketiga jenis otak memproses
informasi yaitu otak reptil, otak mamalia dan otak neo- cortex Apabila seseorang dalam keadaan
bahagia, tenang dan nieks, maka otak neo-cortex yang merupakan 80% dan otak manusia dapat akdif
dan bekerja optimal untuk berpikir Sebaliknya ketika seorang peserta didik mendapat stimulus
kurang menyenangkan dalam belajar, akan memicu bereaksinya otak reptil yang sangat mengganggu
proses berpikir dan mempengaruhi daya ingat.
Upaya penciptaan model pembelajaran inovatif dengan suasana menyenangkan dapat
dilaksanakan pendidik dengan merancang dan menerapkan berbagai model dan strategi
pembelajaran. Minimal ada empat kompenen penting yang harus menjadi perhatian dalam
merancang strategi pembelajaran, yaitu (1) pengorganisasian bahan ajar, (2) strategi penyampaian
metode dan media, (3) strategi pengelolaan, dan (4) strategi pengevaluasian.
Keempat komponen tersebut di atas harus menjadi sasaran utama dalam mendesain pembelajaran
inovatif. Bahan ajar perlu diorganisasikan sedemikian rupa, baik secara horizontal maupun vertical,
sehingga mudah dan menarik dipelajari oleh peserta didik. Cara penyampaikan materi juga perlu
dirancang secara secara optimal dengan menggunakan media berbasis ICT disertai dengan teknik
yang dapat mendorong meningkatnya minat belajar. Komunikasi dan interaksi guru dengan peserta
didik yang terbuka dan penuh keriangan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Manajemen kelas juga menjadi komponen penting yang tidak boleh diabaikan. Penataan tempat
duduk peserta didik, meja, pencahayaan dan sebagainya harus menjadi perhatian. Manajemen waktu
kapan sisipan informasi lain yang menyenangkan perlu ditambahkan. Penataan lingkungan fisik
belajar yang kondusif memungkinkan peserta didik dapat bereaksi dan berkreasi dengan penuh
motivasi. Penataan suasana hati dengan musik pengiring dapat meningkatkan kegairahan dan
kenyamanan belajar.
Strategi pengevaluasian juga diperlukan dan dirancang dengan baik. Evaluasi akan menentukan
keberhasilan pembelajaran. Pendidik dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam merancang model
evaluasi, sehingga dapat menghasilkan penilaian yang obyektif. Evaluasi yang memungkinkan
peserta didik dapat membangun pengetahuan secara konstruktif bukan hanya kognitif berupa hafalan
semata. Bahkan evaluasi inovatif dan kraetif yang didesain dengan baik itu akan mampu
meningkatkan internalisasi nilai-nilai karakter dan sikap peserta didik.
Pembelajaran inovatif itu akan lebih optimal hasilnya jika didukung oleh ketersediaan ICT. ICT
memungkinkan bahan ajar "tradisional” dielaborasi menjadi bahan ajar interaktif yang
menyenangkan dengan multimedia, audio, video, animasi, audiovisual dan lain-lain. Metode
penyampaian materi ajar akan lebih mudah dan sangat kaya dengan bantuan teknologi. Manajemen
dan evaluasi yang digunakan akan mampu memberikan kesenangan belajar bila didukung dengan
penggunaan teknologi pembelajaran yang tepat. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
pembelajaran membutuhkan inovasi, sehingga menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran menyenangkan itu akan mengaktifkan otak neo-korteks yang pada gilirannya akan
meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran inovatif yang menyenangkan menjadi
semakin optimal dengan menggunakan ICT yang mampu memberikan kontribusi terhadap
peningkatan motivasi belajar.
B. Pendekatan Pembelajaran
Terdapat beberapa istilah dalam pembelajaran yang terkadang membingungkan para guru. Istilah
tersebut adalah pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik. Di dalam pelaksanaan tugas
mengajar guru sehari-hari, istilah-istilah tersebut kadang-kadang dipertukar-balikkan penggunaan
untuk menunjuk maksud yang sama. Secara hartanah pendekatan menurut Kamus Besar Bahasa
Indones (1980) berarti “proses, perbuatan, cara mendekati”
Dalam konteks pembelajaran, pendekatan menurut T Raka Joni (1990) diartikan sebagai cara
umum dalam memandang permasalahan atau obyek kajian sehingga berdampak terhadap keputusan
dalam pembelajaran Dengan demikian pendekatan digunakan apabila bersangkut-paut dengan cara-
cara umum dan atau asumsi dalam menyikapi sesuatu masalah ke arah pemecahannya. Misalnya.
pendekatan sistem menyebabkan dipersepsikannya hubungan kat-mengait antara sejumlah unsur
yang dianggap memiliki hubungan yang sistemik
Pendekatan juga diartikan sebagal sudat pandang guru dalam menyikapi proses pembelajaran.
Berdasarkan sudut pandang tersebut diperoleh keputusan apakah pembelajaran itu dipandang dari
peserta didik atau dari sisi pendidik. Jika pembelajaran dipandang menurut sudut pandang peserta
didik disebut SCL (Student Center Learning). Sedangkan pendekatan dilihat dari sudut pendidik
disebut TCL (Teacher Center Learning). Sebelum kedua istilah tersebut muncul seperti sekarang,
sebenarnya pendekatan pembelajaran menurut teori-teori klasik juga terdiri dari dua yaitu
pendekatan (1) expository dan (2) inquiry/discovery. Dilihat dari sisi makna, sebenarnya kedua
pasang istilah itu memiliki pengertian yang sama dengan TCL dan SCL. Sekarang dalam praktek
pembelajaran kedua istilah itu dipakai dan digunakan untuk tujuan yang sama.
Pemilihan pendekatan pembelajaran berimplikasi terhadap penerapan teori, penggunaan strategi,
metode, dan teknik pembelajaran. Jika pendekatan SCL yang digunakan, maka teori-teori yang
dijadikan sebagai landasan pembelajaran adalah teori belajar. Intuinya lebih banyak membicarakan
bagaimana cara peserta didik belajar. Sedangkan penggunaan TCL berimplikasikasi terhadap
penggunaan teori-teori pengajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan lebih banyak didasarkan pada
bagaimana cara mengajar yang baik.
Implikasi terhadap penggunaan strategi juga bisa langsung dirasakan. Jika pendidik memilih
pendekatan SCL, maka strategi pembelajaran yang digunakan juga strategi yang mendukung
terciptanya pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik seperti strategi pembelajaran berorientasi
aktifitas peserta didik. Pilihan tersebut juga berimplikasi terhadap pemilihan metode pembelajaran
yang akan digunakan. Dapat dipastikan metode ceramah kurang tepat digunakan, karena metode
ceramah tidak akan mampu membuat peserta didik aktif di dalam kelas Tentunya pilihan-pilihan
terhadap penggunaan metode akan sangat bervariasi tergantung situasi dan kondisi pembelajaran.
Misalnya metode pemberian tugas, pembelajaran berbasis masalah, kontekstual dan lain-lain
D. Model Pembelajaran
Bobbi De Porter (2000:4) menyatakan bahwa strategi pembelajaran menyenangkan adalah
strategi yang digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menerapkan kurikulum,
menyampaikan isi, memudahkan proses belajar. Pengertian tersebut di atas juga didukung Berk
(1998:72) dengan pernyataan lebih lengkap bahwa strategi pembelajaran menyenangkan adalah pola
berfikir dan arah berbuat yang diambil guru dalam memilih dan menerapkan cara-cara penyampaian
materi sehingga mudah dipahami siswa dan memungkinkan tercapainya suasana pembelajaran yang
tidak membosankan bagi siswa. Kedua pengertian di atas mengungkapkan bahwa strategi
pembelajaran menyenangkan merupakan upaya guru untuk menciptakan suasana menyenangkan
dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model Pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran adalah bentuk
pembelajaran yang bergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di
kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi peserta didik dengan
pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan
berbaga strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran secara
spesifik.
Istilah Model Pembelajaran (model of teaching) sebagaimana dijelaskan Toeli dan
Sarifudin (1996 78), model pembelajaran didifinisikan sebagai suatu kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Sudrajat (2008:
2) juga menjelaskan tentang model pembelajaran, yaitu sebagai landasan praktik pembelajaran
hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan belajar yang dirancang berdasarkan proses analisis
yang diarahkan pada implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di depan
kelas.
Model pembelajaran mengambarkan keseluruhan urutan alur atau langkah- langkah yang
pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah prosedur langkah demi langkah yang mengarah pada hasil belajar yang spesifik
menekankan perlunya variasi dalam kelas, yang dicapai dengan mengembangkan pendekatan
Pembelajaran untuk memenuhi berbagai tujuan. Guru yang menggunakan berbagai pendekatan
pembelajaran yang lebih memungkinkan untuk menjangkau seluruh siswa di kelas didorong untuk
belajar dalam berbagai cara. Artinya model pembelajaran merupakan unsur yang penting untuk
menjalankan kegiatan belajar siswa di sekolah Karena dengan model pembelajaran yang baik
guru akan mudah untuk mengajar dan terjadi proses belajar pada diri siswa
3. Jigsaw
Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
b) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
c) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d) Anggota dan tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu
dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
e) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian
mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasal dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh- sungguh
f) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
g) Guru memberi evaluasi
h) Penutup
5. Role Playing
Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampikan
b) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua han sebelum kegiatan belajar
mengajar
c) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
d) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
e) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan
f) Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan
mengamati skenario yang sedang diperagakan
g) Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk
membahas
h) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
i) Guru memberikan kesimpulan secara umum
j) Evaluasi
k) Penutup
7. Make a Match
Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau topik yang cocok untuk sesi review,
sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian tennys kartu jawaban
b) Setiap siswa mendapat satu buah kartu
c) Tiap siswa memarkan jawaban soal dan kartu yang dipegang
d) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal
jawaban)
e) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
f) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya
9) Demikian seterusnya
h) Kesimpulan/penutup
8. Scramble
Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Siapkan kelas sebagaimana mestinya
b) Jelaskan materi sesuai tujuan
c) Siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihafal) lebih kurang 5 menit
d) Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasikan. Tiap siswa
harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh
e) Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-
masing (take and give)
f) Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan siswa pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya
(kartu orang lain)
g) Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
h) Kesimpulan
13. Demonstration
Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru menyampaikan tujuan
b) Guru menyajikan gambaran sekilas maten yang akan diampaikan
c) Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
d) Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai scenario yang telah disiapkan
e) Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisis
f) Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa
didemonstrasikan
g) Guru membuat kesimpulan
h) Penutup
15. Debate
Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya Kontra
b) Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelomok di
atas
c) Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggotanya yang kelompok pro
untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya
sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya
d) Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan
di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
e) Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
f) Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang
mengacu pada topic yang ingin dicapai
25. Articulation
Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
c) Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
d) Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan
pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian bergantian peran.
Begitu juga kelompok lainnya
e) Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman
pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
f) guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
g) Kesimpulan
h) Penutup
F. Kesimpulan
F. Kesimpulan
Pengorganisasian materi pembelajaran sebagai proses merupakan pengembangan pembelajaran
secara sistematik dengan menggunakan teori-teon pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran
Strategi penyampaian pembelajaran merupakan upaya untuk memilih metode yang digunakan untuk
menyampaikan pembelajaran di dalam kelas yang sesuai dengan karakteristik bahan ajar dan siswa,
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Diperlukan inovasi dalam penyampaian maten ajar dengan berbagai metode. Diperlukan
kreativitas guru dalam menerapkan berbagai metode tersebut agar pembelajaran menjadi menyenangkan
dan bermakna bagi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
2004 Implementasi Kurikulum 2004; Panduan Pembelajaran KBK Bandung P.T. Remaja Rosdakarya
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya Strategi Belajar Mengajar Bandung Pustaka Selia
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar Bandung Pustaka Setia
Bruce & Marsha Weil (1989) Model of Teaching, New Yersey Prentice Hall Inc Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas 2006, Pedoman Penyusunan Bahan
Implementasi Bandung PT Remaja Rosdakarya Millis, B. & Cottell, P (1998) Cooperative leaming for
highereducation faculty. American Council on Education. Oryx Press [Nowavailable through
Greenwood Press]
Moedjono dan Moh. Dimyatı (1991/1992). Strateg Pembelajaran, Jakarta:Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan, Dirjen Dikti Depdikbud.