Anda di halaman 1dari 15

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

A. Pendahuluan
Model pembelajaran inovatif menyenangkan menjadi penting artinya dalam proses
pembelajaran. Kesenangan belajar sangat erat kaitannya dengan cara ketiga jenis otak memproses
informasi yaitu otak reptil, otak mamalia dan otak neo- cortex Apabila seseorang dalam keadaan
bahagia, tenang dan nieks, maka otak neo-cortex yang merupakan 80% dan otak manusia dapat akdif
dan bekerja optimal untuk berpikir Sebaliknya ketika seorang peserta didik mendapat stimulus
kurang menyenangkan dalam belajar, akan memicu bereaksinya otak reptil yang sangat mengganggu
proses berpikir dan mempengaruhi daya ingat.
Upaya penciptaan model pembelajaran inovatif dengan suasana menyenangkan dapat
dilaksanakan pendidik dengan merancang dan menerapkan berbagai model dan strategi
pembelajaran. Minimal ada empat kompenen penting yang harus menjadi perhatian dalam
merancang strategi pembelajaran, yaitu (1) pengorganisasian bahan ajar, (2) strategi penyampaian
metode dan media, (3) strategi pengelolaan, dan (4) strategi pengevaluasian.
Keempat komponen tersebut di atas harus menjadi sasaran utama dalam mendesain pembelajaran
inovatif. Bahan ajar perlu diorganisasikan sedemikian rupa, baik secara horizontal maupun vertical,
sehingga mudah dan menarik dipelajari oleh peserta didik. Cara penyampaikan materi juga perlu
dirancang secara secara optimal dengan menggunakan media berbasis ICT disertai dengan teknik
yang dapat mendorong meningkatnya minat belajar. Komunikasi dan interaksi guru dengan peserta
didik yang terbuka dan penuh keriangan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Manajemen kelas juga menjadi komponen penting yang tidak boleh diabaikan. Penataan tempat
duduk peserta didik, meja, pencahayaan dan sebagainya harus menjadi perhatian. Manajemen waktu
kapan sisipan informasi lain yang menyenangkan perlu ditambahkan. Penataan lingkungan fisik
belajar yang kondusif memungkinkan peserta didik dapat bereaksi dan berkreasi dengan penuh
motivasi. Penataan suasana hati dengan musik pengiring dapat meningkatkan kegairahan dan
kenyamanan belajar.
Strategi pengevaluasian juga diperlukan dan dirancang dengan baik. Evaluasi akan menentukan
keberhasilan pembelajaran. Pendidik dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam merancang model
evaluasi, sehingga dapat menghasilkan penilaian yang obyektif. Evaluasi yang memungkinkan
peserta didik dapat membangun pengetahuan secara konstruktif bukan hanya kognitif berupa hafalan
semata. Bahkan evaluasi inovatif dan kraetif yang didesain dengan baik itu akan mampu
meningkatkan internalisasi nilai-nilai karakter dan sikap peserta didik.
Pembelajaran inovatif itu akan lebih optimal hasilnya jika didukung oleh ketersediaan ICT. ICT
memungkinkan bahan ajar "tradisional” dielaborasi menjadi bahan ajar interaktif yang
menyenangkan dengan multimedia, audio, video, animasi, audiovisual dan lain-lain. Metode
penyampaian materi ajar akan lebih mudah dan sangat kaya dengan bantuan teknologi. Manajemen
dan evaluasi yang digunakan akan mampu memberikan kesenangan belajar bila didukung dengan
penggunaan teknologi pembelajaran yang tepat. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
pembelajaran membutuhkan inovasi, sehingga menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran menyenangkan itu akan mengaktifkan otak neo-korteks yang pada gilirannya akan
meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran inovatif yang menyenangkan menjadi
semakin optimal dengan menggunakan ICT yang mampu memberikan kontribusi terhadap
peningkatan motivasi belajar.

B. Pendekatan Pembelajaran
Terdapat beberapa istilah dalam pembelajaran yang terkadang membingungkan para guru. Istilah
tersebut adalah pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik. Di dalam pelaksanaan tugas
mengajar guru sehari-hari, istilah-istilah tersebut kadang-kadang dipertukar-balikkan penggunaan
untuk menunjuk maksud yang sama. Secara hartanah pendekatan menurut Kamus Besar Bahasa
Indones (1980) berarti “proses, perbuatan, cara mendekati”
Dalam konteks pembelajaran, pendekatan menurut T Raka Joni (1990) diartikan sebagai cara
umum dalam memandang permasalahan atau obyek kajian sehingga berdampak terhadap keputusan
dalam pembelajaran Dengan demikian pendekatan digunakan apabila bersangkut-paut dengan cara-
cara umum dan atau asumsi dalam menyikapi sesuatu masalah ke arah pemecahannya. Misalnya.
pendekatan sistem menyebabkan dipersepsikannya hubungan kat-mengait antara sejumlah unsur
yang dianggap memiliki hubungan yang sistemik
Pendekatan juga diartikan sebagal sudat pandang guru dalam menyikapi proses pembelajaran.
Berdasarkan sudut pandang tersebut diperoleh keputusan apakah pembelajaran itu dipandang dari
peserta didik atau dari sisi pendidik. Jika pembelajaran dipandang menurut sudut pandang peserta
didik disebut SCL (Student Center Learning). Sedangkan pendekatan dilihat dari sudut pendidik
disebut TCL (Teacher Center Learning). Sebelum kedua istilah tersebut muncul seperti sekarang,
sebenarnya pendekatan pembelajaran menurut teori-teori klasik juga terdiri dari dua yaitu
pendekatan (1) expository dan (2) inquiry/discovery. Dilihat dari sisi makna, sebenarnya kedua
pasang istilah itu memiliki pengertian yang sama dengan TCL dan SCL. Sekarang dalam praktek
pembelajaran kedua istilah itu dipakai dan digunakan untuk tujuan yang sama.
Pemilihan pendekatan pembelajaran berimplikasi terhadap penerapan teori, penggunaan strategi,
metode, dan teknik pembelajaran. Jika pendekatan SCL yang digunakan, maka teori-teori yang
dijadikan sebagai landasan pembelajaran adalah teori belajar. Intuinya lebih banyak membicarakan
bagaimana cara peserta didik belajar. Sedangkan penggunaan TCL berimplikasikasi terhadap
penggunaan teori-teori pengajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan lebih banyak didasarkan pada
bagaimana cara mengajar yang baik.
Implikasi terhadap penggunaan strategi juga bisa langsung dirasakan. Jika pendidik memilih
pendekatan SCL, maka strategi pembelajaran yang digunakan juga strategi yang mendukung
terciptanya pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik seperti strategi pembelajaran berorientasi
aktifitas peserta didik. Pilihan tersebut juga berimplikasi terhadap pemilihan metode pembelajaran
yang akan digunakan. Dapat dipastikan metode ceramah kurang tepat digunakan, karena metode
ceramah tidak akan mampu membuat peserta didik aktif di dalam kelas Tentunya pilihan-pilihan
terhadap penggunaan metode akan sangat bervariasi tergantung situasi dan kondisi pembelajaran.
Misalnya metode pemberian tugas, pembelajaran berbasis masalah, kontekstual dan lain-lain

C. Strategi Pembelajaran Inovatif


Strategi pembelajaran merupakan strategi pengorganisasian, penyampaian dan pengelolaan
berbagai sumber belajar dan evaluasi yang dapat mendukung terciptanya pembelajaran secara efektif
dan efisien Pengorganisasian, penyampaian pengelolaan dan evaluasi pembelajaran diarahkan pada
berbagai komponen yang disebut sistem pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran tersebut
menurut AECT (1977.60) adalah pesan, orang, matenal, peralatan teknik dan seting Oleh karena itu,
strategi pembelajaran merupakan bagian terpenting dari beberapa komponen dalam suatu sistem
pembelajarani (Abtzar, 1995 4)
Pendapat yang lebih spesifik tentang strategi pembelajaran dinyatakan oleh Romszowski (1681
276) "strategi sebagai titik pandang dan arah berbuat yang diambil dalam rangka memilih metode
pembelajaran yang tepat, yang selanjutnya mengarah pada yang lebih khusus yaitu rencana. Taktik
dan latihan”. Seiring dengan pendapat di atas Reigeluth (1983:44) juga menyatakan konsep yang
tidak jauh berbeda, bahwa strategi pembelajaran merupkan cara pandang dan pola pikir guru dalam
mengajar. Oleh karena itu, strategi pembelajaran meliputi aspek yang lebih luas daripada metode
pembelajaran. Abizar (1995:620 menyatakan bahwa strategi pembelajaran diartikan sebagai
pandangan yang bersifat umum serta arah umum dari tindakan untuk menentukan metode yang akan
dipakai dengan tujuan utama agar pemerolehan pengetahuan oleh siswa lebih optimal.
Rumusan lebih jelas, Depdiknas (2003:32) merumuskan strategi pembelajaran sebagai cara
pandang dan pola pikir guru dalam mengajar agar pembelajaran menjadi efektif. Artinya rumusan
yang dibuat Depdiknas lebih spesifik dengan tujuan yang jelas yaitu meningkatkan efektifitas
pembelajaran. Rumusan Depdiknas tersebut diperkuat dengan pernyataan selanjutnya bahwa dalam
mengembangkan strategi pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan beberapa hal yang
memungkinkan terciptanya pembelajaran efektif dan berhasil baik.
Berkaitan dengan pentingnya peran guru dalam merancang strategi pembelajaran di atas,
Manulang (2004:4) menyatakan bahwa guru untuk merancang dan menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat sasaran merupakan bagian dari profesionalitasnya sebagai pendidik. Guru
yang memiliki sikap yang profesional sebagai pendidik akan selalu dirindukan oleh siswanya. Lebih
lanjut Manulang menambahkan bahwa guru profesional dan inovatif mampu membangun hubungan
dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bersemangat, sehingga
pembelajarannya memberi kepuasan (satisfaction), kebahagiaan (happiness) dan kebanggaan
(dignities) dengan dukungan pelayanan hi-touch and hi-tech.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan strategi
pembelajaran adalah cara pandang, pola berpikir dan arah berbuat yang diambil guru dalam memilih
mengorganisasikan materi pembelajaran, menerapkan metode pembelajaran, mengelola kelas dan
melaksanakan evaluasi, sehingga terciptanya pembelajaran yang menyenangkan, yang didukung
menggunakan teknologi pembelajaran yang tepat dan terciptanya efektivitas pembelajaran.

1. Strategi Pengorganisasian Bahan Ajar Inovatif


Bahan ajar adalah segala bentuk konten baik teks, gambar, audio, foto, video, animasi, dan lain
sebagainya yang dapat digunakan untuk belajar. Ditinjau dari subyeknya, bahan ajar dapat
dikategorikan menjadi dua jenis, yakni bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar dan bahan
yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar.
Pengorganisasian bahan termasuk salah satu bagian penting dari strategi pembelajaran.
Pengorganisasian materi pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya
sebagai disiplin, sebagi ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Bahan ajar biasa akan menjadi
lebih bermakna dan menarik peserta didik, jika dirancang dengan cara yang inovatif.
Pengorganisasian adalah aktivitas menyusun dan membentuk hubungan sehingga terwujudnya
kesatuan usaha dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan. Pengorganisasian materi ajar adalah
pola atau bentuk penyusunan materi ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Bahan ajar memiliki enem unsur, yaitu mencakup tujuan, sasaran, uraian materi, sistematika
sajian, petunjuk belajar dan evaluasi. Sebuah bahan ajar harus mempunyai tujuan. Tujuan harus
dirumuskan secara jelas dan terukur mencakup kriteria ABCD (audience, behavior, criterion, dan
degree). Sasaran pertu dirumuskan secara spesifik untuk siapa bahan belajar itu ditujukan. Sasaran
bukan sekedar mengandung pernyataan subjek orang. Namun juga harus mencakup kemampuan
prasyarat yang harus sudah mereka kuasai agar dapat memahami bahan ajar ini.

2. Strategi Penyampaian Pembelajaran Inovatif


Strategi penyampaian pembelajaran yang dimaksud disini adalah metode yang digunakan untuk
menyampaikan pembelajaran di dalam kelas. Ada beberapa kegiatan pembelajaran yang perlu
dilakukan dalam proses penyampaian pembelajaran. Secara spesifik, kegiatan pembelajaran dapat
dilakukan melalui teknik-teknik berikut;
a. Kegiatan Pendahuluan
Menjelaskan tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh semua peserta
didik di akhir kegiatan pembelajaran. Peserta didik akan menyadari pengetahuan, ketrampilan,
sekaligus manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari pokok bahasan tersebut. Demikian pula,
perlu dipahami oleh pendidik bahawa dalam menyampaikan tujuan, hendaknya digunakan kata-kata
dan bahasan yang mudah dimengerti oleh peserta didik. Pada umumnya penjelasan dilakukan
dengan menggunakan ilustrasi kasus yang sering dialami oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari.
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan apersepsi, berupa kegiatan yang merupakan jembatan
antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru yang akan dipelajarai. Menunjukkan kepada
peserta didik tentang eratnya hubungan anatar pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan
yang akan dipelajari. Kegiatan ini dapat menimbulkan rasa mampu dan percaya diri sehingga mereka
terhindar dari rasa cemas dan takut menemui kesulitan atau kegagalan.Pendidik yang inovatif
memiliki peluang yang relative besar untuk memanfaatkan kegiatan pendahuluan ini menjadi lebih
manarik.
b. Penyampaian Informasi
Penyampaian informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling penting dalam
proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen dari strategi
pembelajaran. Artinya, tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik dan inovatif atau dapat
memotivasi peserta didik dalam belajar, maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak
berarti. Pendidik yang mampu menyampaikan informasi dengan baik, tetapi tidak melakukan
kegiatan pendahuluan dengan mulus akan menghadapi kendala dalam kegiatan pembelajaran
selanjutnya. Penyampaian informasi adalah urutan ruang lingkup dan jenis materi.
1) Urutan Penyampaian
Penyampaian maten ajar perlu dibuat dengan urutan yang teratur dan sesuai dengan hirarkhi
dalam materi ajar. Urutan penyampaian materi pembelajaran harus menggunakan pola yang tepat
berdasarkan tahapan berfikir dari hal-hal yang bersifat konkret ke hal-hal yang bersifat abstrak
atau dari hal-hal yang sederhana atau mudah dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks atau sulit
dilakukan. Urutan penyampaian informasi yang sistematis akan memudahkan peserta didik cepat
memahamiapa yang ingin disampaikan oleh pendidiknya.
2) Ruang Lingkup Materi
Keluasan ruang lingkup materi yang disampaikan bergantung pada karakteristik peserta didik
dan jenis materi yang dipelajari. Umumnya ruang lingkup materi sudah tergambar pada saat
penentuan tujuan pembelajaran. Teori tersebut menyebutkan bahwa bagian-bagian kecil
merupakan satu kesatuan yang bermakna apabila dipelajarai secara keseluruhan, dan keseluruhan
tidaklah berarti tanpa bagian-bagian kecil tadi.
3) Materi yang akan disampaiakan
Kemp, 1977), Merril (1977:33) membedakan isi pelajaran menjadi 4 jenis, yaitu fakta, konsep,
prosedur, dan prinsip. Materi pelajaran umumnya merupakan gabungan anatara jenis materi yang
berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), ketrampilan (langkah-langkah,
prosedur, keadaan, dan syarat-syarat terperinci), dan sikap (berisi pendapat, ide, saran, atau
tanggapan). Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah pasti
memerlukan strategi penyampaian yang berbeda-beda.

3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran Inovatif


Strategi pengelolaan pembelajaran adalah melakukan pengelolaan komponen pembelajaran
untuk mencapai sasaran atau tujuan pembelajaran Pengelolaan pembelajaran atau kelas termasuk
bagian strategi yang dianggap menentukan dalam penciptaan suasana belajar dan proses
pembelajaran Pendidik yang inovatif pada umumnya mempunyai berbagai strategi pengelolaan
kelas yang baik dan dapat dimplementasikan sesuai situasi dan kondisi Dalam mengelola kelas
pendidik perlu mengembangkan komunitas belajar yang menghargai semua siswa sehingga tercipta
saling menghormati dan termotivasi untuk bekerja bersama-sama. Pendidik seyogyanya mampu
mengembangkan etika kepedulian antara pendidik dengan peserta didik dan juga antar peserta didik
itu sendiri.
Pengelolaan kelas merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh para pendidik. Seorang
pendidik akan dikenal baik oleh peserta didik, pendidik lain, sekolah, dan orang tua peserta didik
bila kemampuan mengelolan kelasnya juga baik, yaitu: dapat menangani pembelajaran, menciptakan
lingkungan belajar yang tertib, dan menangani berbagai permasalahan dari perilaku peserta didik.
Menurut Arend (2007) terdapat bebarapa perspektif pengelolaan kelas, yaitu: (1) Pengelolaan kelas
preventatif, (2) Pengelolaan kelas dengan perspektif penguatan, dan (3) Pengelolaan kelas yang
berpusat pada siswa.
a. Pengelolaan Kelas Preventative
Pengelolaan kelas preventative merupakan perspektif bahawa banyak masalah di kelas dapat
diselesaikan dengan merencanakan tujuan pembelajaran yang menarik dan relevan, serta
pelaksanaan pembelajaran yang efektif. Jadi pengelolaan kelas akan berjalan baik bilapendidik
merencanakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Pengelolaan kelas dan pembelajaran saling terkait satu sama lain dan merupakan
bagian darimperan kepemimpinan pendidik.
b. Pengelolaan Kelas dengan Perspektif Penguatan
Pengelolaan kelas dengan perspektif penguatan berdasarkan pada pendekatan tingkah laku.
Misalnya pendidik memberikan reward (hadiah0 dengan memberi nilai yang baik pujian, dan
hak istimewa untuk menguatkan perilaku yang dinginkan dari peserta didik. Pendekatan tingkah
laku sering menekankan tentang bagaimana mengontrol perilaku individu-individu peserta didik
daripada mempertimbangkan kelas sebagai kelompok dan situasi belajar secara keseluruhan.
Menurut perspekti penguatan, pendidik dapat mendorong perilaku yang diinginkan melalui
pemberian hadiah, hak istimewa, dan pujian. Pujian mudah diberikan oleh pendidik tapi harus
digunakan dengan tepat agar efektif. Hukuman dan sangsi digunakan untuk mengurangi
pelanggaran aturan dan prosedur
c. Pengelolaan Kelas Berpusat pada Siswa (Student Centered)
Banyak ahli telah memberikan pendapatnya tentang bagaimana seharusnya seorang pendidik
memberlakukan pengelolaan kelas. Salah satu diantaranya perspektif pengelolaan kelas yang
berpusat pada peserta didik berdasarka pada teori John Dewey dan pendidik Swiss serta reformis
humanistic lainnya. Dalam perspektif ini, pendidik memperlakukan peserta didik di sekolah
secara manusiawi. Peserta didik disikapi dengan hormat dan diciptakan komunitas belajar yang
“peduli etika”. Pengelolaaan kelas direncanakan sedemikian rupa sehingga membantu
perkembangan peserta didik dalam bidang akademik, sosial, dan emosional.
Pada saat memulai pelajaran dapat dilakukan dengan cara menyambut kedatangan anak-anak di
pintu kelan dan mengucapkan selamat datang Pendidik sudah menulis tujuan pembelajaran hari
itu di papan tulis sehingga segera dapat memulai pelajaran begitu masuk ke ruang kelas Di sini
inovasi pendidik sangat diperlukan

4. Efektivitas Pengelolaan Kelas


Efektivitas pengelolaan kelas sangat ditentukan kemampuan dan kemauan pendidk untuk
melakukan tugasnya sebagai pengelola kelas utama. Aspek penting dalam mengelola kelas tentunya
perlu menjadi pertimbangan seperti penegakan aturan dan disiplin serta penetapan prosedur,
memupuk tanggungjawab peserta didik baik secara individual maupun secara bersama-sama.
1) Menegakkan Aturan dan Menerapkan Prosedur
Aturan kelas adalah pernyataan yang menyebutkan apa yang diharapkan untuk dilakukan dan
tidak dilakukan oleh peserta didik. Sedangkan prosedur adalah cara untuk menyelesaikan
pekerjaan atau kegiatan dan jarang yang dibuat dalam bentuk tertulis. Prosedur kelas ditetapkan
oleh pendidik untuk menangani tugas-tugas rutin dan menginstruksikan apa yang seharusnya
dilakukan peserta didik. Pengelolaan kelas yang efektif akan terwujud bila konsisten dalam
menegakkan aturan dan menerapkan prosedur.
Pada saat memulai pelajaran dapat dilakukan dengan cara menyambut kedatangan anak-anak di
pintu kelas dan mengucapkan selamat datang. Pendidik sudah menulis tujuan pembelajaran hari
itu dipapan tulis sehingga segera dapat memulai pelajaran begitu masuk ruang kelas. Disini
inovasi pendidik sangat diperlukan.
Pada masa transisi (peralihan) adalah waktu perpindahan selama pelajaran yang dilakukan
pendidik dari satu tipe kegiatan belajar ke tipe kegiatan belajar lain Memberi tanda bahwa
transisi segera terjadi atau untuk membantu pendidik menjalani transisi dengan lancar antara lain
dapat dilakukan dengan memberi isyarat atau sinyal
Kegiatan mengakhiri pelajaran dapat dilakukan antara lain dengan menyisakan waktu yang
cukup untuk menyelesaikan kegiatan penutup. Memberi pekerjaan rumah lebih awal sehingga
ketidakjelasan selama pembelajaran dapat diatasi sebelum menit terakhir pelajaran. Menetapkan
prosedur rutin untuk mengumpulkan pekerjaan peserta didik , misal dengan meletakkan kotak di
samping pintu dan peserta didik harus memasukkan pekerjaannya di kotak tersebut.
2) Mengembangkan Tanggungjawab Peserta Didik
Pengelolaan kelas yang efektif membutuhkan keseriuasan pendidik untuk mengembangkan
tanggungjawab kepada peserta didik. Banyak hal yang dapat dilakukan pendidik
mengkomunikasikan dengan jelas tugas-tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas. Bila
tugas dilakukan di dalam kelas pendidik dapat berjalan mengitari kelas untuk memeriksa dan
memberi bimbingan. Pendidik memeriksa secara konsisten pekerjaan yang telah diselesaikan
oleh peserta didik dan memberikan umpan balik pada hasil pekerjaan tersebut.
3) Menangani Perilaku Mengganggu
Ada beberapa pendapat yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menentukan pengelolaan yang
tepat. Menurut Glasser (dalam Arend, 2007), bila peserta didik berperilaku buruk di sekolah,
pendidik sering menunjuk pada keadaan rumah yang tidak menguntungkan sebagai alasannya.
Padahal seringkali alasan sebenarnya adalah karena peserta didk tersebut menganggap sekolah
tidak cukup memuaskan dirinya. Pendidik seharusnya menyadari bahwa peserta didik tersebut
ingin terpenuhi semua kebutuhan dan pengalaman belajamya di kelas.
4) Merespon Perilaku Menyimpang
Seringkali peserta dick berperilaku menyimpang atau tidak mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan pendidik, misal mengganggu teman Dengan adanya perilaku menyimpang, maka
pendidik harus merespon tindakan menyimpang tersebut.

5. Strategi Pengevaluasian Pembelajaran Inovatif


Strategi pengevaluasian pembelajaran atau dalam prakteknya sering disebut Evaluasi Hasil
Belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain menggunakan tes untuk melakukan
pengukuran hasil belajar. Evaluasi juga memerlukan strategi yang tepat, karena penilaian terhadap
keberhasilan pendidik maupun peserta didik ditentukan dari keberhasilan dalam evaluasi.
Secara klasik tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk membedakan kegagalan dan keberhasilan
seorang peserta didik. Namun dalam perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan
umpan balik kepada pendidik maupun kepada peserta didik sebagai pertimbangan untuk melakukan
perbaikan serta jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggungjawab institusi yang telah
meluluskan. Antara lain yang perlu mendapat perhatian adalah; (1) Sasaran Evaluasi, (2) Tahapan
Evaluasi, (3) Evaluasi Berdasarkan Taksonomi Belajar.

D. Model Pembelajaran
Bobbi De Porter (2000:4) menyatakan bahwa strategi pembelajaran menyenangkan adalah
strategi yang digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menerapkan kurikulum,
menyampaikan isi, memudahkan proses belajar. Pengertian tersebut di atas juga didukung Berk
(1998:72) dengan pernyataan lebih lengkap bahwa strategi pembelajaran menyenangkan adalah pola
berfikir dan arah berbuat yang diambil guru dalam memilih dan menerapkan cara-cara penyampaian
materi sehingga mudah dipahami siswa dan memungkinkan tercapainya suasana pembelajaran yang
tidak membosankan bagi siswa. Kedua pengertian di atas mengungkapkan bahwa strategi
pembelajaran menyenangkan merupakan upaya guru untuk menciptakan suasana menyenangkan
dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model Pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran adalah bentuk
pembelajaran yang bergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di
kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi peserta didik dengan
pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan
berbaga strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran secara
spesifik.
Istilah Model Pembelajaran (model of teaching) sebagaimana dijelaskan Toeli dan
Sarifudin (1996 78), model pembelajaran didifinisikan sebagai suatu kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Sudrajat (2008:
2) juga menjelaskan tentang model pembelajaran, yaitu sebagai landasan praktik pembelajaran
hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan belajar yang dirancang berdasarkan proses analisis
yang diarahkan pada implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di depan
kelas.
Model pembelajaran mengambarkan keseluruhan urutan alur atau langkah- langkah yang
pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah prosedur langkah demi langkah yang mengarah pada hasil belajar yang spesifik
menekankan perlunya variasi dalam kelas, yang dicapai dengan mengembangkan pendekatan
Pembelajaran untuk memenuhi berbagai tujuan. Guru yang menggunakan berbagai pendekatan
pembelajaran yang lebih memungkinkan untuk menjangkau seluruh siswa di kelas didorong untuk
belajar dalam berbagai cara. Artinya model pembelajaran merupakan unsur yang penting untuk
menjalankan kegiatan belajar siswa di sekolah Karena dengan model pembelajaran yang baik
guru akan mudah untuk mengajar dan terjadi proses belajar pada diri siswa

2. Ciri-ciri Model Pembelajaran


Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu Sebagai contoh, model
penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan berdasarkan teori John Dewey, Model
ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.
b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berfikir induktik dirancang
untuk mengembangkan proses berfikir induktif.
c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas. Misalnya model
synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.
d. Memiliki bagian-bagian model dalam pelaksanaan, yaitu (1) urutan langkah-langkah
pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip-prinsip reaksi, (3) sistem sosial, dan (4) sistem
pendukung). Kempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan
suatu model pembelajaran.
e. Memiliki dampak sebagai akaibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi: (1)
dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur, dan (2) dampak pengiring, yaitu
hasil belajar jangka panjang.
f. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran
yang dipilihnya.

3. Empat Rumpun Model Pembelajaran


Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip=prinsip pendidikan, teori-
teori psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis sistem, atau teori-teori lain (Joyce & Well, 1992),
Lebih lanjut Joyce & Weil mempelajan model-model pembelajaran berdasarkan teon belajar yang
dikelompokkan menjadi empat model pembelajaran; 1 model interaksi sosial, 2 model
pemprosesan informasi, 3. model personal (personal models), dan 4. model modifikasi tingkah
laku (behavioral).

E. Model Pembelajaran Kooperatif


Dalam paparan ini akan diuraikan model pembelajaran yang termasuk dalam model interaksi
sosial atau kooperatif Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial
yang penuh ketergantungan dengan orang lain mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama,
pembagian tugas, dan rasa senasib sepenanggungan. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar
berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)
pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-
komunikasi-sosialisasi karena kooperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar
menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jadi model pembelajaran kooperatif adalah
kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling membantu
mengkontruksikan konsep menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Langkah-langkah pembelajaran
beberapa tipe dan model pembelajaran kooperatif akan diuraikan dalam paparan berikut

1. Numbered Head Together (Kepala Bernomor)


Langkah-langkah pembelajaran:
a) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
b) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
c) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakan/mengetahui jawabannya
d) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama
mereka
e) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
f) Kesimpulan

2. STAD (Student Team Achisvenment Division)


Langkah-langkah pembelajaran:
a) Membentuk kelompok secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
b) Guru menyajikan pelajaran
c) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggotanya menjelaskan pada anggota lain samapai semua anggota mengerti.
d) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh
saling membantu
e) Memberi evaluasi
f) Kesimpulan

3. Jigsaw
Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
b) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
c) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d) Anggota dan tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu
dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
e) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian
mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasal dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh- sungguh
f) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
g) Guru memberi evaluasi
h) Penutup

4. PBI (Problem Based Instruction)


Langkah-langkah Pembelajaran :
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistic yang dibutruhkan. Memotivasi
siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut (menetapkan topic, tugas, jadwal, dll)
c) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesisi, pemecahan
masalah
d) Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan
membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
e) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka
dan proses-proses yang mereka gunakan
f) Penutup

5. Role Playing
Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampikan
b) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua han sebelum kegiatan belajar
mengajar
c) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
d) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
e) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan
f) Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan
mengamati skenario yang sedang diperagakan
g) Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk
membahas
h) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
i) Guru memberikan kesimpulan secara umum
j) Evaluasi
k) Penutup

6) TPS (Think Pair & Share)


Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
b) Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
c) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan
hasil pemikiran masing-masing
d) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
e) Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan
menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
f) Guru memberi kesimpulan
g) Penutup

7. Make a Match
Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau topik yang cocok untuk sesi review,
sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian tennys kartu jawaban
b) Setiap siswa mendapat satu buah kartu
c) Tiap siswa memarkan jawaban soal dan kartu yang dipegang
d) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal
jawaban)
e) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
f) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya
9) Demikian seterusnya
h) Kesimpulan/penutup

8. Scramble
Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Siapkan kelas sebagaimana mestinya
b) Jelaskan materi sesuai tujuan
c) Siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihafal) lebih kurang 5 menit
d) Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasikan. Tiap siswa
harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh
e) Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-
masing (take and give)
f) Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan siswa pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya
(kartu orang lain)
g) Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
h) Kesimpulan

9. TSTS (Two Stay Two Stray)


Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa
b) Setelah selesai dua orang dan masing-masing bertamu kedua kelompok yang lain
c) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi
mereka ke tamu mereka
d) Tamu mohon diri dan kembali ka kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari
kelompok lain
e) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka
f) Penutup

10. CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)


Langkah-langkah Pembelajaran
a) Membentuk kelompok dengan anggotanya 4 orang secara heterogen
b) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
c) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan
terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
d) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
e) Guru membuat kesimpulan/saran
f) Penutup

11. IOC (Inside Outside Circle)


Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
b) Separuj kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
c) Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran
informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
d) Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di
lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam
e) Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya
sampai tuntas
f) Penutup

12. Explicit Instruction


Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
b) Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
c) Membimbing pelatihan
d) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
e) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan
f) Penutup

13. Demonstration
Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru menyampaikan tujuan
b) Guru menyajikan gambaran sekilas maten yang akan diampaikan
c) Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
d) Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai scenario yang telah disiapkan
e) Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisis
f) Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa
didemonstrasikan
g) Guru membuat kesimpulan
h) Penutup

14. Concept Sentense


Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b) Guru menyajikan materi secukupnya
c) Guru membentuk kelompok yang anggotanya + 4 orang secara heterogen
d) Menyajikan beberapa kata kunca sesuai maton yang disajikan
e) Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci
setiap kalimat
f) Diskusi kelompok
g) Didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu Guru
h) Kesimpulan/Penutup

15. Debate
Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya Kontra
b) Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelomok di
atas
c) Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggotanya yang kelompok pro
untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya
sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya
d) Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan
di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
e) Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
f) Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang
mengacu pada topic yang ingin dicapai

16) Mind Mapping


Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b) Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa, sebaliknya
permasalahn yang mempunyai alternative jawaban
c) Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
d) Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternative jawaban hasil diskusi
e) Tiap kelompok (diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya guru mencatat di papan
dan mengelompokkan sesuai kebutuhan
f) Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan
sesuai konsep yang disediakan
g) Penutup
17. Goup Investigation
Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
b) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
c) Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas
satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
d) masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
e) Setelah selesai diskusi lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok
f) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
g) Evaluasi
h) Penutup

18. Student Facilitator and Explaining


a) Guru menyampaikan kompotensi yang ingin dicapai
b) Guru mendemontrasikan/menyajikan materi
c) Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan
kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
d) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
e) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
f) Penutup

19. Course Review Horay


Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
c) Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
d) Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan
dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa
e) Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomomya
disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (√) dan salah diisi
tanda silang (x)
f) Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay
… atau yel-yel lainnya
g) Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
h) Penutup

20. Talking Stick


Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru menyiapkan sebuah tongkat
b) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
c) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup
bukunya
d) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan
pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan
dari guru
e) Guru memberikan kesimpulan
f) Evaluasi
g) Penutup

21. Snowball Throwing


Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok
untuk memberikan penjelasan tentang materi
c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
d) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
e) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain
selama 15 menit
f) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
g) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
h) Evaluasi
i) Penutup

22. Time Taken


Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning/CL)
b) Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai
sesuai waktu yang diberikan
c) Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan Sellap bebicara diberi satu
kupon
d) Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi.
e) Pemegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis
f) Evaluasi
g) Penutup

23. Pair Chocks


Langkah-Langkah Pembelajaran:
a) Bekerja Berpasangan
Guru membentuk tim berpasangan berjumlah 2 (dua) siswa. Setiap pasangan mengerjakan soal
yang pas sebab semua itu akan membantu melatih siswa dalam menilai
b) Pelatih mengeck
Apabila patner benar pelatih memberi kupon
c) Bertukar peran
Seluruh patner bertukar peran dan mengulangi langkah 1-3
d) Pasangan megecek
Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan jawaban
e) Penegasan Guru
f) Penutup

24. Cooperative Script


Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru membagi siswa untuk berpasangan
b) Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
c) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang
berperan sebagai pendengar
d) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok
dalam ringkasannya
e) Pendengar menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
f) Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya
atau dengan materi lainnya
g) Bertukar peran; semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya
h) Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guni
i) Penutup

25. Articulation
Langkah-langkah Pembelajaran:
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
c) Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
d) Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan
pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian bergantian peran.
Begitu juga kelompok lainnya
e) Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman
pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
f) guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
g) Kesimpulan
h) Penutup
F. Kesimpulan

F. Kesimpulan
Pengorganisasian materi pembelajaran sebagai proses merupakan pengembangan pembelajaran
secara sistematik dengan menggunakan teori-teon pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran
Strategi penyampaian pembelajaran merupakan upaya untuk memilih metode yang digunakan untuk
menyampaikan pembelajaran di dalam kelas yang sesuai dengan karakteristik bahan ajar dan siswa,
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Diperlukan inovasi dalam penyampaian maten ajar dengan berbagai metode. Diperlukan
kreativitas guru dalam menerapkan berbagai metode tersebut agar pembelajaran menjadi menyenangkan
dan bermakna bagi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

2004 Implementasi Kurikulum 2004; Panduan Pembelajaran KBK Bandung P.T. Remaja Rosdakarya

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya Strategi Belajar Mengajar Bandung Pustaka Selia

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar Bandung Pustaka Setia

Bruce & Marsha Weil (1989) Model of Teaching, New Yersey Prentice Hall Inc Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas 2006, Pedoman Penyusunan Bahan

Ajar, Jakarta: Dir PSMA

E Mulyasa 2003 Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan

Implementasi Bandung PT Remaja Rosdakarya Millis, B. & Cottell, P (1998) Cooperative leaming for
highereducation faculty. American Council on Education. Oryx Press [Nowavailable through
Greenwood Press]

Moedjono dan Moh. Dimyatı (1991/1992). Strateg Pembelajaran, Jakarta:Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan, Dirjen Dikti Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai