Anda di halaman 1dari 2

B.

Hubungan vertical dan horizontal dalam struktur organisasi

“Hubungan” di definisikan sebagai tingkatan koordinasi yang terjadi antara elemen-elemen organisasi.
Para anggota organisasi, dari berbagai nagian dan tingkatan yang berbeda, mungkin saja berada pada
lokasi yang secara fisik terpisah satu sama lain sehingga sulit untuk berhubungan, Hubungan vertical
diperlukan untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan dari berbagai tingkatan hierarki
dalam suatu organisasi. Kegiatan setiap anggota organisasi pada tingkatan mana pun juga ia berada
haruslah sesuai dengan kegiatan dari semua tingkatan hierarki lainnya hal ini bertujuan agar kegiatan
keseluruhan tingkatan tersebut dipersatukan individu ataupun bagian organisasi yang berada pada
tingkatan hierarki yang sama.

Tanpa koordinasi horizontal, keputusan-keputusan serta berbagai kegiatan pada bagian-bagian menjadi
tumpeng tindih satu sama lain. Kegiatan yang sama dapat dilakukan oleh berbagai bagian secara
berulang walaupun sebenarnya cukup dilakukan satu kali saja untuk keseluruhan organisasi, akibatnya
organisasi menjadi kurang efisien

Pada dasarnya, hubungan organisasi harus dapat memberikan kemungkinan untuk berkomunikasi
maupun untuk melakukan koordinasi. Dengan demikian, aspek hubungan ini sesungguhnya sangat
penting perannya dalam berfungsinya organisasi.

c. Hubungan vertical

Hubungan Vertikal diperlukan untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan dari berbagai
tingkatan hirarki organisasi . Dalam struktur organisasi vertikal, ada banyak lapisan manajerial yang
berfungsi sebagai perantara antara manajemen teratas dan manajemen terbawah. Keputusan harus
mengalir melalui banyak lapisan manajerial, yang seringkali membawa waktu yang lama dan
mengurangi efisiensi komunikasi . Namun, struktur organisasi vertikal memungkinkan organisasi
yang terstruktur dengan baik, membagi peran dan tanggung jawab, serta mendeskripsikan
fungsi pekerjaan di dalam perusahaan.

Hubungan vertikal diperlukan untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan dari


berbagai tingkatan hierarki dalam suatu organisasi. Kegiatan setiap anggotan organisasi pada
tingkatan mana pun juga seseorang berada haruslah sesuai dengan kegiatan dari semua
tingkatan hierarki lainnya, hal ini agar kegiatan keseluruhan tingkatan tersebut dapat
dipersatukan dengan baik. Kualitas hubungan vertikal yang dibutuhkan oleh suatu organisasi
ditentukan oleh dua faktor, yaitu ukuran organisasi dan tingkaat ketidakpastian yang dihadapi
oleh organisasi. Jika organisasi berukuran besar dan juga kompleks maka lebih banyak tingkatan
hierarki yang terdapat pada organisasi dan terdapat lebih banyak bagian yang perlu
dihubungkan satu sama lain. Ketidakpastian menunjukkan kecepatan maupun kepastian
perubahan pada lingkungan dan cara organisasi menjali kegiatannya. Apabila tingkat
ketidakpastian cukup tinggi, perubahan pada puncak maupun bagian lainnya dari organisasi
akan lebih sering terjadi. Terdapat 5 jenis alat untuk melakukan hubungan vertikal dengan
kapasitas yang berbeda-beda. Adapun penjelas kelima alat tersebut adalah sebagai berikut:

1.Hierarki.Merupakan alat yang paling pertama untuk mengadakan vertikal dan juga paling
rendah kapasitasnya. Hubungan vertikal ini dilakukan melalui saluran hubungan perintah
maupun pelaporan yang telah dirancang secara resmi antara tingkatan heirarki, mulai dari
puncak organisasi hingga bagian paling bawah.

2.Peraturan dan Prosedur.Jika dalam organisais seringkali muncul permasalahan yang sama
secara berulang-ulang dan juga ada jenis0jenis keputusan yang dilakukan secara berulang maka
digunakan alat hubungan vertikal berupa peraturan dan prosedur sehingga tidak lagi diperlukan
komunikasi langsung dengan pimpinan untuk meminta penjelasan mengenai cara bertindak
yang benar. Adanya peraturan dan prosedur membut tugas-tigas menjadi bersifat baku
(standar).

3.Rencana dan Jadwal.Apabila memiliki rencana dan jadwal yang cukup rinci, tingkatan hierarki
yang rendah dapat dibiarkan melaksanakan kegiatan tanpa pengawasan ataupun konsultasi
yang ketat dengan atasan, dengan syarat bahwa selurh kegiatan tersebut sesuai dengan
rencana.

4.Penambahan Tingkat/Posisi pada Hierarki.Jika organisasi bertambah besar, seringkalai


diperlukan tambahan posisi maupun tingkatan pada hierarki sehingga mengurangi besarnya
rentang kendali. Suatu posisi dapat dibagi menjadi dua atau beberapa posisi sehingga
banyaknya informasi maupun tanggung jawab pada setiap posisi dapat berkurang besarnya.

5.Sistem Informasi Vertikal.Adanya sistem informasi vertikal menjadikan pengolahan informasi


sepanjang hierarki bertambah efisien. Sistem informasi ini membuat kapasitas pengolahan
informasi menjadi lebih besar sehingga tidak ada posisi yang terlalu terbebani dengan
informasi, dan dapat mengurangi kebutuhan akan penambahan posisi yang baru.

Anda mungkin juga menyukai