Anda di halaman 1dari 3

1.

2.1
Katakan “tolong” dan “terima kasih” ketika meminta sesuatu. Setiap kali
meminta bantuan, mulailah dengan kata “tolong”. Jadi, Anda tidak terkesan menuntut.
Setelah dibantu, ucapkan “terima kasih” supaya dia tahu bahwa Anda berterima kasih.
[1]
 Misalnya, “Bisa tolong ambilkan buku itu?” Setelah dia menyerahkan
buku pada Anda, katakan “Terima kasih”.
 Katakan “terima kasih” walaupun bantuan yang diberikan kecil, seperti
kasir yang menerima pembayaran Anda di toko atau pramusaji yang
mencatat pesanan Anda di restoran.
 Jika ada yang mengucapkan “terima kasih”, jawab dengan “terima kasih
kembali” atau “sama-sama”.
3.

2
Perkenalkan diri dengan menyebut nama ketika bertemu orang baru. Jika Anda
bertemu orang baru pada situasi sosial, perkenalkan diri dengan menyebutkan nama
Anda dan tanyakan namanya. Ketika dia menyebutkan nama, ulangi supaya Anda bisa
mengingatnya. Ulurkan tangan untuk berjabatan dengan mantap, tetapi tidak terlalu
kencang sampai menyakitinya.[2]
 Misalnya, “Hai, aku Dewo. Kamu?”
 Cara perkenalan berbeda-beda di tiap budaya dan negara. Jadi, pastikan
Anda memahami etika yang berlaku.
 Jika Anda sedang bersama seseorang dan bertemu orang lain yang sudah
dikenal, perkenalkan mereka jika keduanya belum pernah bertemu.
Misalnya, “Hai Budi, ini Melisa. Melisa, ini Budi.”
4.

3
Dengarkan lawan bicara tanpa menyela. Ketika orang mulai berbicara, buat kontak
mata dan perhatikan apa yang dia katakan supaya Anda bisa mengikuti obrolan.
Jangan menyela atau memotong percakapan karena itu tidak sopan. Setelah dia selesai
berbicara, tanggapi supaya dia tahu bahwa Anda menyimak apa yang tadi dia katakan.
[3]
 Jika Anda dan dia mulai berbicara pada waktu yang sama, berhentilah dan
minta dia meneruskan untuk menunjukkan bahwa Anda peduli pada apa
yang dia katakan.

5.4
Hindari bahasa kasar. Bahasa tidak pantas akan terkesan kasar, khususnya jika
digunakan dalam percakapan publik. Usahakan untuk menghindari makian ketika
mengobrol. Cobalah mencari kata pengganti atau berhenti bicara sebentar untuk
menata pikiran dan merencanakan kata-kata.[4]
 Misalnya, gunakan “ya ampun” atau “gila” untuk menggantikan kata
yang lebih kasar.
 Anda juga bisa menggunakan kata sifat yang lebih deskriptif untuk
menggantikan kata kasar. Misalnya, daripada mengatakan, “a***ng kaget
aku”, katakan “astaga”.
Tip: Pakai gelang karet di pergelangan tangan, dan jepretkan jika Anda merasa akan
memaki atau berpikir untuk memakai kata makian. Jadi, Anda akan menghubungkan
makian dengan rasa sakit sehingga akan menguranginya.

Anda mungkin juga menyukai