Anda di halaman 1dari 29

No. Dokumen : ….. /01/PKM.UPI/….

/2024
No. Revisi :
Tgl. Terbit :

PEDOMAN
PELAYANAN
UNIT GAWAT DARURAT
UPTD PUSKESMAS UEPAI

UPTD PUSKESMAS UEPAI


DINES KESEHATAN KAB. KONAWE
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2024
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
berkat dan rahmat-Nya sehingga UPTD Puskesmas Uepai pada tahun 2024 ini
mendapat kesempatan untuk melaksanakan akreditasi.
Akreditasi bagi UPTD Puskesmas Uepai sangatlah penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk
menunjang pelaksanaan akreditasi di UPTD Puskesmas Uepai, maka diperlukan
pedoman pelayanan di UPTD Uepai.
Harapan kami agar pedoman pelayanan ini dapat memberi manfaat bagi
UPTD Puskesmas Uepai, sehingga akreditasi di UPTD Puskesmas Uepai
berjalan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik

Kepala UPTD Puskesmas Uepai

JUSMINA, SKM
NIP. 19740819 200502 2 002

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... i


Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup .. .......................................................................................... 3
D. Batasan Operasional...................................................................................... 3
E. Landasan Hukum........................................................................................... 4
BAB II. STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi sumber daya Manuasia ...............................................................
5
B. Pengaturan Jaga ............................................................................................. 5
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang .................................................................................................. 7
B. Standar Fasilitas ............................................................................................. 7
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN................................................. ... 9
BAB V. LOGISTIK
A. Perencanaan ..................................................................................................
16
B. Permintaan Pengadaan .................................................................................. 16
BAB VI. KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian ..................................................................................................... 17
B. Tujuan ........................................................................................................... 17
C. Sasaran Keselamatan Pasien .........................................................................
17
BAB VII. KESELAMATAN KERJA
A. Penanganan Kecelakaan Kerja ..................................................................... 22
B. Penggunaan alatb Pelindung diri .................................................................. 22
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU.............................................................. 24
BAB IX PENUTUP ................................................................................... .......... 2

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Unit Gawat Darurat (UGD) pada sebuah Puskesmas merupakan salah
satu pintu masuk utama pasien yang membutuhkan pertolongan di
Puskesmas. Sebagian besar pasien yang masuk ke UGD adalah pasien
gawat darurat berdasarkan kondisi sesungguhnya atau berdasarkan
persepsi pasien dan keluarganya. UGD harus mampu memilah dan
memberikan pelayanan dengan respon yang cepat dan penanganan yang
tepat pada pasien yang benar-benar dalam kondisi gawat darurat medik.
Oleh sebab itu, UGD memerlukan sebuah pedoman pelayanan yang
standar dalam penanganan pasien gawat darurat sehingga tepat dan cepat
dalam upaya penyelamatan jiwa dan menghindarkan resiko kecacatan yang
mungkin terjadi.
Pedoman Pelayanan Unit Gawat Darurat UPTD Puskesmas Uepai
ini disusun berdasarkan berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku
untuk menjadi acuan bagi pelayanan UGD dalam berbagai aspek.
Pelayanan UGD merupakan pelayanan yang multidisiplin, multiprofesi, dan
terintegrasi yang bertanggung jawab dalam pelayanan pasien gawat darurat
di UGD, sehingga mutlak diperlukan sebuah pedoman untuk
memberikan pelayanan yang standar dan seragam untuk semua pasien
yang datang ke UGD.
Setiap UGD wajib memiliki kemampuan penanganan live saving
pada anak dan dewasa, membuka pelayanan selama 24 jam, mempunyai
Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdiri dari Dokter, Perawat, dan
Bidan, mempunyai tim penanggulangan bencana, memiliki waktu tanggap
pelayanan dokter di gawat darurat kurang dari 5 menit setelah pasien
datang, mampu mencapai tingkat kepuasan pelanggan di atas 70% dan
tidak menerapkan uang muka pada pasien yang membutuhkan pelayanan
gawat darurat di UGD.

1
Berbagai perencanaan dan pemenuhan menuju tercapainya standar
yang ditetapkan melalui program kerja UGD UPTD Puskesmas Uepai setiap
tahunnnya. Pemenuhan standar dari segi SDM, fasilitas dan mutu pelayanan
selalu merupakan tujuan utama untuk dicapai dalam pelaksanaan
pelayanan UGD UPTD Puskesmas Uepai.

Pedoman UGD UPTD Puskesmas Uepai bertujuan untuk


menstandarkan pelayanan UGD agar dapat memberikan pelayanan
dengan respon cepat dan penanganan yang tepat. Pedoman ini mengatur
jenis pelayanan yang diselenggarakan UGD, SDM untuk pelayanan dan
ketersediaan sarana baik fisik, medis maupun nonmedis, sesuai dengan
persyaratan dari Kepmenkes RI no.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
standar Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit.
Adapun petunjuk teknis untuk tiap pelayanan akan diatur khusus
pada panduan pelayanan yang sesuai dan terintegrasi secara menyeluruh
dengan pelayanan unit-unit lainnya di Puskesmas Uepai, serta
dituangkan dalam bentuk Standar Prosedur Operasional yang sesuai
untuk Puskesmas Uepai, sehingga pelayanan UGD akan berfokus pada
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Menjadi acuan pelayanan Unit Gawat Darurat dalam fungsinya untuk
usaha penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut (life
and limb saving) bagi pasien gawat darurat.
2. Tujuan khusus
Menjadi acuan pelayanan triase, skrining, asesmen dan pelayanan,
stabilisasi dan rujukan, pelayanan ambulans, administrasi pelayanan,
pendidikan dan pelatihan bagi pasien dan keluarga, penanganan
keluarga, penanganan bencana, discharge bencana, discharge planning
bagi pasien gawat darurat baik pasien trauma maupun non trauma.

2
C. Ruang Lingkup
1. Skrining pasien.
2. Asesmen dan pelayanan pasien, meliputi kemampuan bantuan hidup
dasar dan bantuan hidup lanjut untuk life saving, kemampuan
stabilisasi pasien dan kemampuan melakukan rujukan ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan yang sesuai.
3. Pelayanan ambulans
4. Administrasi pelayanan
5. Pendidikan dan pelatihan bagi staf

D. Batasan Operasional
1. Skrining pasien adalah proses menyesuaikan kebutuhan pasien dengan
misi dan sumber daya puskesmas sejak kontak pertama, baik secara
langsung maupun melalui media komunikasi.
2. Asesmen pasien gawat darurat adalah proses survei sekunder setelah
pasien ditentukan tingkat kegawatdaruratannya melalui proses triase.
3. Pelayanan pasien gawat darurat adalah penatalaksanaan
kegawatdaruratan pasien, meliputi kemampuan bantuan hidup dasar dan
bantuan hidup, lanjut untuk life saving, kemampuan stabilisasi pasien
dan kemapuan melakukan rujukan dan atau transfer pasien ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan yang sesuai, serta pelayanan pasien sesuai
dengan kasus / penyakitnya.
4. Pelayanan ambulan adalah pelayanan transportasi pasien dari / ke rumah
sakit sesuai dengan kebutuhan pasien yang ditransportasi dengan
menggunakan ambulan emergensi, ambulan transport atau ambulan
jemputan, serta petugas yang sesuai untuk pendampingan.
5. Administrasi pelayanan adalah pelayanan administrasi pasien unit
gawat darurat, meliputi pasien admisi, pencatatan pelayanan secara
kontinyu pada rekam medik pasien dan pembebanan pelayanan pasien
selama di unit gawat darurat.

3
6. Pendidikan dan pelatihan bagi staf adalah proses Pendidikan dan
pelatihan bagi staf klinis dan non klinis dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan kegawatdaruratan.

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 19 Tahun 2016 Tentang
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 47 Tahun 2018 Tentang
Pelayanan Kegawatdaruratan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM)


No Jenis Tenaga Pendidikan Sertifikasi Jumlah
1 Dokter Penanggung S1/Profesi ACLS 1
Jawab Kedokteran
Umum
2 Kordinator UGD S1/Profesi 1
Ners
3 Dokter Jaga S1/Profesi ACLS 1
Kedokteran
Umum
4 Perawat Ahli pertama S1/Profesi 1
Ners
5 Perawat pelaksana D3 8
Keperawatan

Distribusi Ketenagaan
1. Dokter umum
Terdiri dari 1 orang dokter umum dengan pelatihan kegawatdaruratan
2. Perawat
Terdiri dari 1 orang perawat S1/Profesi Ners, 8 orang perawat D3.

B. Pengaturan Jaga
Jam jaga di Unit Gawat Darurat adalah sebagai berikut :
Dinas pagi : 08.00 - 14.00 WITA
Dinas siang : 14.00 - 21.00 WITA
Untuk dokter UGD, hari Minggu dan hari libur besar : OnCall.

5
Pengaturan jaga staf Unit Gawat Darurat on site adalah sebagai berikut:
Dinas Pagi :
Terdiri dari 1 orang dokter di UGD, 5orang perawat.
Dinas siang /sore :
Terdiri dari 1 orang dokter di UGD, 4 orang perawat

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Denah ruang UGD UPTD Puskesmas Uepai terlampir dibawah.
B. Standar Fasilitas
Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Indonesia
No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Unit Gawat Darurat (UGD)
Rumah Sakit, standar fasilitas unit gawat darurat adalah sebagai berikut :
1. Persyaratan fisik bangunan.
Luas bangunan UGD disesuaikan dengan beban kerja Puskesmas.
Lokasi UGD berada dibagian depan Puskesmas yang mudah dijangkau
oleh masyarakat dengan tanda-tanda yang jelas dari dalam dan luar
Puskesmas, dimana alur masuk pasien, jenazah dan kendaraan.
Ambulan atau kendaraan pengantar pasien dapat mencapai depan pintu
masuk UGD dan terlindung dari panas dan hujan, serta memiliki area
khusus ambulans yang dapat menampung 1 ambulans.
Semua pintu UGD dapat dilewati brankar pasien dengan susunan
ruang telah diatur sedemikian rupa untuk kelancaran arus pasien dan
mencegah terjadinya cross infection. Ruang Triase yang ada memuat 3
brankar. Penunjang pelayanan UGD seperti pendaftaran UGD, ruang
tunggu, apotik dan kasir berada dekat dengan UGD.
2. Persyaratan Sarana
a. Ruang penerimaan
1. Ruang triase dan ruang tindakan
2. Ruang tunggu
3. Tempat pendaftaran
4. Apotik dan kasir rawat jalan

7
b. Ruang khusus
Laboratorium
c. Ruang penunjang pelayanan
1. Ruang istirahat petugas
2. Toilet pasien
3. Toilet petugas
3. Fasilitas Medis
Ruang Triase / ruang tindakan
a) Brangkar pasien
b) Label pasien
c) Obat-obatan dan alat habis pakai
 Cairan infus koloid dan kristaloid di lemari nurse
 Cairan infus dextrose, cairan infus Ringer laktat, cairan infus

Natrium clorida di lemari nurse


 Epinefrin, kortkosteroid, aminofilin, di lemari nurse
 Masker di nurse station
 Sarung tangan dispossible di nurse station

d) Peralatan medis
 Set infus, tersedia lebih dari 10 set di Lemari Nurse Station

 Kauter
 Tiang infus di tiap brankar dan mobile di ruang UGD
 Lampu tindakan
 Tensimeter, thermometer, stetoskop, oximeter, di nurse station
 Nasal canula di lemari nurse

8
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Sebagai sebuah unit yang mandiri dalam pelayanan pasien gawat darurat, secara
umum UGD Puskesmas Uepai tetap mengacu pada seluruh panduan pelayanan
UPTD Puskesmas Uepai dan berkoordinasi dengan unit / bagian lain didalam
maupun diluar bagian pelayanan medik. Pelayanan pasien harus dilakukan
sesuai panduan Puskesmas untuk kondisi umum pasien, agar pelayanan dapat
seragam bagi semua pasien yang ada dan terstandar.
Tatalaksana pelayanan Unit Gawat Darurat Puskesmas Uepai, antara lain :
1. Skrining kontak pertama
a. Skrining kontak pertama di UGD dilakukan oleh petugas sebelum
memasuki UGD dan triase
b. Skrining secara visual, yaitu dengan mengamati:
 Cara berjalan pasien, apakah cara berjalan tidak normal atau
memakai alat bantu
 Keadaan umum pasien, apakah sesak nafas, pucat,
kebiruan/sianosis
 Ekspresi wajah, apakah pasien kesakitan, keringat dingin
c. Skrining berikutnya dilakukan dengan sistem triase oleh petugas
a) Triase dilakukan berdasarkan tingkat kegawatan dengan
memberi kode warna
 Merah (immediate) yang berarti pasien yang mengalami
cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar
dapat hidup bila ditolong segera
 Kuning (delayed) yang berarti pasien memerlukan
tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera.
 Hijau (Minimal) adalah pasien dengan cedera minimal,
dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari
pertolongan

9
 Hitam (Expectant) adalah pasien yang mengalami
cedera mematikan dan akan meninggal meskipun
mendapat pertolongan.
b) Triase juga dilakukan di Ruang Pemeriksaan umum, Ruang
Kesehatan Gigi dan Mulut dan Ruang Kesehatan Ibu dan KB
kalau triase level 1 dan 2 pasien ditransfer ke UGD.
2. Pendaftaran pasien
Setiap pasien UGD diwajibkan mendaftar dan mendapatkan nomor
rekam medik. Pasien atau keluarga diwajibkan melakukan pendaftaran
pasien ke Tempat Pendaftaran Pasien.
3. Pelayanan pasien
Pelayanan pasien di UGD UPTD Puskesmas Uepai
a) Anamnesa
Anamnesa dilakukan oleh dokter jaga meliputi : keluhan utama,
kronologis penyakit (termasuk gejala penyerta, faktor yang
memperberat dan memperingan), dan riwayat penyakit sebelumnya,
riwayat alergi, riwayat pengobatan (termasuk obat yang sedang
dikonsumsi)
b) Pemeriksaan fisik meliputi :
 Keadaan umum pasien: dokter memeriksa kondisi pasien
meliputi kesadaran menggunakan skala Glasgow coma scale
(GCS), apakah pasien tampak sesak, tampak sianosis.
 Tanda vital meliputi :
 Tekanan darah : pengukuran menggunakan
tensimeter/ Sphygmomanometer
 Nadi : meraba denyut nadi radialis, kecuali pada pasien
neonatus diraba denyut nadi brachialis. Hitung frekuensi
selama 1 menit, nilai isi dan tegangan (kuat atau lemah),
irama (teratur atau tidak)
 RR/Respiratory rate : hitung frekuensi nafas selama
1menit

10
 Suhu : pengukuran suhu dilakukan dengan meletakkan
thermometer di aksila selama 5 menit atau
menggunakan termometer digital.
 SaO2 : saturasi oksigen perifer diukur dengan
pulse
oksimetri

c) Pemeriksaan fisik umum meliputi :


 Kepala : inspeksi apakah ada kelainan, palpasi ada tidaknya
benjolan
 Mata : dilakukan dengan inspeksi apakah ada sclera ikterik,
konjungtiva anemis, ukuran pupil, isokor atau tidak, reflek
cahaya.
 THT secara sekilas : menilai tenggorok, besar tonsil,
adakah secret keluar dari telinga
 Leher : Meraba kelenjar leher, membesar atau tidak
Pengukuran JVP apabila diperlukan, Meraba tiroid membesar
atau tidak
 Dada : inspeksi apakah ada trauma, bentuk dada, kedalaman
pernapasan, palpasi ada tidaknya benjolan dan nyeri tekan,
auskultasi apakah ada bunyi tambahan
 Abdomen dilakukan dengan inspeksi bentuk perut, palpasi
adanya benjolan dan nyeri tekan, perkusi dilakukan ketuk pada
abdomen dan auskultasi dilakukan untuk mendengar bunyi
abdomen
 Punggung : Inspeksi adakah kelainan bentuk atau deformitas,
dislokasi, luka atau tanda peradangan, edema, tanda fraktur,
benjolan, gibbus dan lain – lain, palpasi adakah nyeri tekan,
spasmus, hipertermi
 Genitalia : inspeksi, palpasi
 Pemeriksaan ekstremitas : dokter akan memeriksa kekuatan
muskulus, apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan
refleks fisiologis dan patologis.

11
d) Pemeriksaan penunjang
Apabila dibutuhkan, dokter jaga dapat meminta pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan di UGD
adalah POCT GDS, Asam Urat dan Kolesterol serta EKG. Selain
itu, pemeriksaan darah, urin, specimen dilakukan di laboratorium.
Setelah itu, dokter jaga akan memutuskan apakah pasien akan
dirawat inap atau bisa rawat jalan. Bila rawat inap bisa dirawat di
UPTD Puskesmas Mawasangka Timur atau harus harus dirujuk ke
RS lain, sesuai dengan sumber daya Puskesmas. Bila pasien rawat
inap, selanjutnya pasien akan dilakukan tindakan sesuai instruksi
dokter jaga.
e) Pasien rawat jalan
Bila pasien ditetapkan sebagai pasien rawat jalan, maka dokter jaga
akan melakukan tindakan sesuai kebutuhan pasien, dan
memberikan resep.
f) Pasien rawat inap
Bila pasien ditetapkan sebagai pasien rawat inap dan dapat
dilakukan rawat inap di UPTD Puskesmas Mawasangka Timur,
maka dokter jaga akan melakukan tindakan sesuai kegawatannya
dan selanjutnya pasien akan dialih rawat kepada DPJP.
4. Pelayanan rujukan dan transportasi
Diatur dalam kebijakan pelayanan Rujukan
5. Observasi pasien
Pasien yang harus dilakukan observasi adalah :
a) Pasien yang mendapat terapi di UGD
Setelah pasien mendapat tindakan,pasien harus diobservasi
selama
30 menit sampai 6 jam. Hal-hal yang diobservasi adalah :
tekanan darah, nadi dan skor nyeri. Setiap observasi
didokumentasikan di lembar CPPT UGD. Setelah observasi
bila pasien tidak ada perubahan skor, pasien disarankan untuk di
rujuk. Bila ada perubahan skor, atau nyeri hilang, pasien dapat rawat
jalan.

12
6. Penanganan resusitasi
a) Resusitasi dilakukan pada pasien dengan henti jantung dan atau
henti nafas
b) Resusitasi dilakukan dengan cara :
 Menilai CAB (circulation, airway, breathing) pada pasien non
trauma dan menilai ABC (airway, breathing, circulation) pada
pasien trauma
 Circulation : cek nadi karotis dalam waktu kurang dari 10
detik, bila tidak ada segera dilakukan kompresi dada dan ventilasi
(RJP)
 Airway : membuka dan membersihkan jalan nafas dengan
tanpa alat yaitu headtilt (bila tidak ada kecurigaaan trauma
cervical), chin lift, jaw thrust, atau dengan w thrust
 Breathing : menilai jalan nafas. Bila tidak bernafas, atau nafas
tidak adekuat, diberikan bantuan nafas tiap 6 detik sekali
(pasien dewasa), dan tiap 4 detik sekali (pasien anak)

13
 Cara RJP
Dewasa Neonatus Infant (1bulan- Anak (1-8
(kurang dari 1 tahun) tahun)
1bulan)
Perbandingan 30:2 30:2 30:2 30:2
Kompresi (1penolong) (1penolong) (1penolong)
dada dan
15:2 15:2 15:2
bantuan nafas
(2penolong) (2 penolong) (2penolong)

Lokasi Separuh Tepat di Tepat di Separuh


bawah bawah garis bawah garis bawah
sternu putting susu putting susu sternum
Kedalam m
Minimal 1/3 tebal dada Minimal 4cm Minimal
5 cm 5cm
Kecepatan Minimal Minimal 100 x Minimal 100 x Minimal 100
100 x / mnt / mnt x / mnt
/mnt

Tangan 2 tangan 2 jari 2 jari 1 atau 2


tangan
direng
ku
hkan

 RJP dihentikan bila


 Teraba nadi karotis dan atau ada usaha nafas dari pasien,
pasien kembali ke keadaan pasien usaha nafas
spontan.
 RJP sudah dilakukan minimal 10 menit dan hasil rekam
jantung masih asistole.

 RJP tidak perlu dilakukan bila :


 Ada permintaan dari penderita atau keluarga inti yang
berhak secara sah dan ditandatangani oleh penderita
atau keluarga penderita.
 Henti jantung terjadi pada penyakit dengan stadium
akhir yang telah mendapat pengobatan secara optimal.
 Pada neonatus atau bayi dengan kelainan yang memiliki
angka mortalitas tinggi, misalnya bayi sangat prematur

14
anensefali atau kelainan kromosom.Setiap tindakan
resusitasi didokumentasikan pada lembar CPPT UGD.
c) Setiap tindakan resusitasi didokumentasikan pada lembar CPPT
UGD.

15
BAB V
LOGISTIK

A. Perencanaan
Perencanaan logistik UGD UPTD Puskesmas Uepai dibuat oleh
koordinator UGD dan dokter penanggung jawab sesuai dengan
kebutuhan pelayanan yang dilaksanakan di UGD. Perencanaan logistik
rutin dibuat bulanan, sedangkan perencanaan logistik tidak rutin seperti
pengadaan alat baru dibuat tahunan.

B. Permintaan Pengadaan
1 Medik
a. Obat-obatan dan alat habis pakai
Pemenuhan obat-obatan dan alat habis pakai stok unit UGD di
luar OUDD (one unit dispensing dose) dengan mengajukan
permintaan ke gudang obat.
b. Pemenuhan alat medik inventaris dengan mengajukan ke bagian
pengadaan barang.
2 Non medic
a. Formulir rekam medic
Permintaan formulir rekam medik pasien ke unit rekam medik.
b. Logistik non medic
Permintaan logistik non medik ke bagian pengadaan barang

16
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) puskesmas adalah suatu sistem dimana
puskesmas membuat asuhan pasien yang lebih aman. Sistem ini meliputi
meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem ini diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

B. Tujuan
1. Umum
Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas Uepai
2. Khusus
Menjadi acuan pelayanan dengan menitik beratkan enam sasaran
keselamatan pasien di Unit Gawat Darurat Puskesmas Uepai

C. Sasaran keselamatan pasien


Enam sasaran keselamatan pasien adalah sebagai berikut :
1 Sasaran I : ketepatan identifikasi pasien
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki dan
meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.
2 Sasaran II : peningkatan peningkatan komunikasi yang efektif
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar para pemberi layanan.
3 Sasaran III : peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
(high alert medications)

17
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki /
meningkatkan keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high
alert)
4 Sasaran IV : kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
operasi
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk memastikan tepat
lokasi, tepat prosedur,tepat pasien operasi.
5 Sasaran V : pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk mengurangi risiko
pasien infeksi nosokomial
6 Sasaran Sasaran VI : pengurangan risiko pasien jatuh
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk mengurangi risiko
pasien dari cedera karena jatuh.

D. Pelaksanaan sasaran keselamatan pasien UGD


1 Sasaran I : ketepatan identifikasi pasien
Identifikasi pasien di UGD dilakukan dengan :
 Setiap pasien harus dipasang gelang identitas pasien oleh
petugas UGD.
 Prosedur identifikasi pasien harus menggunakan pertanyaan
aktif.
 Pertanyaan identifikasi minimal menggunakan 2 item yaitu
nama dan tanggal lahir. Jika pasien tidak bisa menyebutkan
tanggal lahirnya akan ditanyakan alamatnya. Jika pasien tidak
bisa menyebutkan nama, tanggal lahir, dan alamatnya maka
akan ditanyakan nama ibu kandung dari pasien.
 Dalam keadaan pasien tidak dapat menjawab pertanyaan karena
kondisinya saat petugas identifikasi, maka sebelum melakukan
tindakan petugas harus melihat gelang identitas pasien dan
dicocokkan oleh keluarga pasien

18
 Prosedur identifikasi rawat jalan dengan menggunakan nama
dan alamat pasien dicocokkan dengan rekam medis pasien /
nomor rekam medis pasien.
 Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, sebelum
pengambilan darah dan specimen lain untuk pemeriksaan
laboratorium klinis serta sebelum dilakukan tindakan/prosedur
 UPTD Puskesmas Uepai menggunakan gelang identifikasi
warna merah muda untuk wanita, biru muda untuk pria, kuning
untuk resiko jatuh, merah untuk pasien alergi, ungu untuk Do Not
Resusitate (DNR).
 Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi
kegawatdaruratan pasien di UGD, petugas tetap harus
memperhatikan data pada gelang identifikasi pasien.

2 Sasaran II : peningkatan komunikasi yang efektif


 Puskesmas menggunakan sistem SBAR dalam melaporkan
kondisi pasien untuk meningkatkan efektifitas komuniksi antar
pemberi layanan, termasuk saat melakukan serah terima pasien
antar ruangan dan antar shift jaga.
 Puskesmas konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap
akurasi dari komunikasi lisan dengan cara TULIS, BACA
KEMBALI dan KONFIRMASI ULANG terhadap perintah yang
diberikan
 Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP menjadi tanggung jawab
ketua tim jaga.
 Setiap hasil nilai kritis harus dilaporkan kepada dokter jaga
UGD. Yang termasuk nilai kritis yang harus segera dilaporkan
adalah : GDS
3 Sasaran III : peningkatan keamanan obat yang perlu yang perlu
diwaspadai (high alert medications)
 Obat golongan narkotik

19
Obat-oabatan golongan narkotika disimpan di lemari dengan
pintu dan kunci ganda di nurse station dengan penggunaannya
atas indikasi berdasarkan instruksi dokter UGD atau dengan
sepengetahuan dokter UGD. Obat narkotik yang tersedia di
UGD : diazepam supp.
 Obat LASA (look alike, sound alike)
Obat-obatan LASA disimpan dalam kotak obat di lemari nurse
station secara terpisah. Penggunaannya atas indikasi berda
sarkan instruksi dokter UGD dengan cara double check, yaitu
perawat yang mengambil obat LASA harus membaca sekali
lagi apakah nama obat yang diambil sesuai dengan instruksi
dokter, bila sudah sesuai perawat harus menunjukan obat tersebut
kepada perawat lain untuk membaca ulang bahwa obat yang
diambil sudah sesuai dengan instruksi dokter.
4 Sasaran IV: kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
Yang dimaksud dengan kepastian tepat lokasi,tepat prosedur,dan
tepat pasien operasi adalah saat akan melakukan tindakan, petugas
berkewajiban untuk double check dan crosscheck lokasi tindakan,
serta menanyakan nama serta tanggal lahir dengan pertanyaan aktif.
5 Sasaran V : pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
 Kebersihan tangan / cuci tangan yang dilakukan di UGD adalah
cuci tangan sosial dan prosedural.
 Kebersihan tangan dilakukan saat 5 momen yaitu sebelum
kontak dengan pasien, setelah kontak dengan pasien, sebelum
melakukan tindakan aseptic, setelah memegang darah dan cairan
tubuh pasien, setelah kontak dengan lingkungan pasien
Kebersihan tangan dengan air mengalir bila tangan terlihat kotor
 Kebersihan tangan dengan hand rub berbasis alkohol bila tangan
terlihat bersih

20
6 Sasaran VI : pengurangan resiko pasien jatuh
Assesment resiko jatuh dilakukan di UGD secara visual, dilakukan
intervensi dan dikaji ulang di ruang perawatan. Pemasangan gelang
resiko jatuh dilakukan di ruang UGD bila dibutuhkan.

21
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Penanganan kecelakaan kerja


Kecelakaan kerja disini adalah kecelakaan yang terjadi dari karyawan
berangkat dari rumah ke tempat kerja, kejadian di tempat kerja, dan dalam
perjalanan dari tempat kerja ke rumah. Bila terjadi kecelakaan kerja,
karyawan yang bersangkutan melaporkan kepada kepala unit kerja dan
kepala unit kerja melaporkan kepada bagian SDM paling lambat dalam
waktu 2 x 24 jam. Penanganan kecelakaan akibat kerja dilaksanakan di
UGD UPTD Puskesmas Uepai. Apabila kecelakaan terjadi di luar UPTD
puskesmas Uepai, maka penanganan dapat dilakukan di fasilitas
kesehatan terdekat.

B. Penggunaan alat pelindung diri (APD)


Penggunaan APD di UGD dilaksanakan sebagai berikut :
Jenis Tindakan APD yang digunakan
Pasang infus Sarung tangan steril
Rawat luka /hecting /hecting aff Sarung tangan steril, masker
Evakuasi benda asing THT/mata Sarung tangan bersih, masker
Suction Sarung tangan bersih, masker
Reposisi luksasi TMJ Sarung tangan bersih, masker
Tampon epistaksis Sarung tangan bersih, masker
Rectal toucher / vaginal toucher Sarung tangan, masker
Dekontaminasi pasien Sarung tangan, masker, google,
gown, boot

C. Program pemeriksaan kesehatan


Pemeriksan kesehatan berkala
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan setelah karyawan yang bekerja di
UPTD Puskesmas Uepai dan dilakukan dengan tujuan untuk
mempertahankan derajat kesehatan setingi-tingginya serta menilai

22
pengaruh dari pekerjaan terhadap status kesehatan karyawan. Pemeriksaan
ini dilakukan setiap tahun sekali.

23
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indicator muru pelayanan


Indikator mutu yang diukur di UGD
Judul Indikator Kepatuhan Petugas Melakukan Triase Pasien UGD
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 47 tahun 2018
tentang Pelayanan Kegawatdaruratan
Dimensi Mutu Efektifitas
Efisiensi
Keselamatan
Berorientasi kepada pasien
Terintegrasi
Tepat waktu
Tujuan Tergambarnya kepatuhan petugas melaksanakan
Triase pasien UGD
Definisi Triase merupakan pemeriksaan awal atau skrining
Operasional secara cepat terhadap semua pasien yang datang ke
UGD berdasarkan beratnya cidera atau penyakit untuk
mengidentifikasi / menentukan status
kegawatdaruratannya dan jenis penanganan
kegawatdaruratan yang harus segera ditindaklanjuti
dengan pertolongan pertama sesuai dengan kebutuhan
medisnya.
Jenis Indikator Proses, Output, Outcome
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien UGD yang dilakukan proses Triase oleh
petugas
Denominator Jumlah seluruh pasien yang datang ke UGD
Target 100%
Pencapaian

24
Kriteria Inklusi : seluruh pasien yang datang ke UGD
Eksklusi : -
Formula Jumlah pasien UGD yang dilakukan proses Triase oleh
petugas / Jumlah seluruh pasien yang datang ke UGD
x 100 % = %
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Primer
Instrumen Form ceklist
Pengambilan
Data
Priode 1 (satu) Bulan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Priode Analisis 3 (tiga) Bulan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ UGD
Jawab

25
BAB IX
PENUTUP

Demikianlah pedoman pelayanan gawat darurat ini disusun. Kami mengajak


semua pihak yang bekerja di UPTD Puskesmas Uepai untuk dapat bersama-sama
membina dan mengembangkan sistem pelayanan di UGD. Semua pihak, baik
tenaga medis, paramedis, maupun non medis yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pelayanan gawat darurat hendaknya selalu mentaati ketentuan
yang telah digariskan di dalam pedoman ini.

26

Anda mungkin juga menyukai