Anda di halaman 1dari 4

Bab1

A. Pengertian Pemurnian dan Pembaruan: Pemurnian (tajdid) adalah proses penyucian dan
pembaharuan dalam pemahaman dan praktik agama Islam, dengan tujuan mengembalikan
umat Islam kepada ajaran yang murni dan asli. Pembaruan (ishlah) adalah usaha untuk
memperbaharui aspek-aspek sosial, politik, dan budaya dalam masyarakat Muslim guna
mencapai kemajuan dan kesejahteraan.

B. Kemajuan dan Kemunduran Peradaban Islam dalam Berbagai Bidang:

1. Ilmu Pengetahuan: Peradaban Islam mencapai puncak kemajuan dalam ilmu


pengetahuan, terutama pada masa keemasan (abad ke-8 hingga ke-14 M) dengan
kontribusi besar dalam matematika, astronomi, kedokteran, dan filsafat.
2. Seni dan Arsitektur: Pada masa keemasan, Islam menciptakan seni dan arsitektur yang
memukau dengan karya-karya monumental seperti masjid, istana, dan seni kaligrafi.
3. Ekonomi dan Perdagangan: Peradaban Islam memainkan peran penting dalam
perkembangan sistem ekonomi dan perdagangan dunia, terutama melalui jaringan
perdagangan yang luas.
4. Politik dan Pemerintahan: Islam telah mengalami kemunduran politik seiring dengan
berbagai peristiwa sejarah, namun juga mengalami periode kemajuan politik dalam
bentuk khilafah dan kerajaan Islam.

C. Tokoh-Tokoh Pembaru dalam Dunia Islam:

1. Muhammad Abduh: Ulama Mesir yang mempromosikan pembaruan dalam pemikiran


Islam dengan menggabungkan ajaran agama dengan ilmu pengetahuan modern.
2. Jamaluddin al-Afghani: Pemikir dan aktivis politik yang berjuang untuk kemerdekaan
dan kemajuan politik Islam.
3. Muhammad Iqbal: Pemikir Pakistan yang mengadvokasi pembaruan dalam pemikiran
agama untuk menghadapi tantangan zaman modern.
4. Hasan al-Banna: Pendiri Ikhwanul Muslimin, sebuah gerakan Islam yang
mempromosikan reformasi sosial dan politik berdasarkan prinsip-prinsip Islam.

Bab 2

A. Awal Kedatangan Islam di Nusantara: Islam pertama kali masuk ke Nusantara melalui
jalur perdagangan, terutama melalui pedagang Arab, Persia, dan India. Kedatangan Islam ini
terjadi sebelum masa penjajahan bangsa Barat di wilayah Nusantara. Penyebaran Islam di
Nusantara terjadi melalui proses dakwah yang dilakukan oleh para ulama dan pedagang
Muslim, serta melalui peran pesantren sebagai pusat pendidikan agama.

B. Asal-Usul Muhammadiyah: Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yang didirikan


oleh KH Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta, Indonesia.
Muhammadiyah lahir sebagai gerakan pembaruan dalam Islam yang bertujuan untuk
mengembalikan umat Islam kepada ajaran Islam yang murni dan menjawab tantangan zaman
modern. Ahmad Dahlan melihat perlunya pembaruan dalam praktik keagamaan, pendidikan,
sosial, dan ekonomi umat Islam di Indonesia.
C. Kedatangan dan Penjajahan Bangsa Barat di Nusantara: Kedatangan bangsa Barat,
terutama bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris, ke Nusantara dimulai pada abad ke-
16. Mereka datang untuk memperluas kekuasaan politik dan menguasai sumber daya alam di
wilayah Nusantara. Penjajahan bangsa Barat membawa dampak besar terhadap masyarakat
Nusantara, termasuk dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pada masa
penjajahan, gerakan-gerakan pembaruan Islam seperti Muhammadiyah juga ikut aktif dalam
menghadapi tantangan zaman.

Bab3

A. Sejarah Muhammadiyah Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang didirikan pada


tahun 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta, Indonesia. Organisasi ini didirikan
sebagai tanggapan terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan pendidikan umat Islam pada saat
itu. Tujuan utamanya adalah untuk menyebarkan ajaran Islam yang murni dan memperbaiki
kondisi sosial umat Islam.

B. Profil KH. Ahmad Dahlan dan Pemikirannya KH. Ahmad Dahlan adalah pendiri
Muhammadiyah, seorang ulama dan pendidik yang lahir pada tahun 1868 di Yogyakarta,
Jawa Tengah. Dia memiliki pemikiran yang progresif dan modern untuk masanya. Dahlan
mendorong pentingnya pendidikan modern yang seimbang dengan ajaran agama, serta
mempromosikan kemandirian ekonomi umat Islam.

C. Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah Muhammadiyah memiliki


matan keyakinan yang mencakup enam prinsip dasar, yaitu tauhid, risalah, akhlak mulia,
ukhuwah Islamiyah, amar ma'ruf nahi munkar, dan jihad fi sabilillah. Cita-cita hidup
Muhammadiyah adalah untuk mewujudkan masyarakat yang berdasarkan ajaran Islam,
beradab, berilmu, dan berkepribadian mulia serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

Bab 4

A. Sejarah dan Rumusan Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup (MKCH)


Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yang didirikan pada tahun 1912 oleh KH.
Ahmad Dahlan di Yogyakarta, Indonesia. Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup (MKCH)
merupakan landasan ideologis bagi Muhammadiyah yang terdiri dari enam prinsip dasar yang
menjadi pedoman bagi para anggotanya dalam menjalani kehidupan beragama dan sosial.

B. Hakikat Muhammadiyah Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang mengedepankan


pembaruan dan kemandirian umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Gerakan ini
bertujuan untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat Islam melalui pendidikan,
dakwah, dan pemberdayaan ekonomi.

C. Cita-Cita Muhammadiyah Cita-cita Muhammadiyah adalah mewujudkan masyarakat


yang berdasarkan ajaran Islam yang murni, beradab, berilmu, dan memiliki kepribadian
mulia. Muhammadiyah juga memiliki visi untuk meningkatkan kesejahteraan umat,
memberantas kemiskinan, dan menciptakan keadilan sosial.

D. Visi Misi dan Tujuan Muhammadiyah Visi Muhammadiyah adalah mewujudkan


masyarakat Islam yang sejahtera, adil, dan beradab. Misi Muhammadiyah mencakup berbagai
kegiatan seperti pendidikan, kesehatan, dakwah, ekonomi, dan sosial yang bertujuan untuk
memajukan umat Islam dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Bab 5

A. Sejarah Perumusan Kepribadian Muhammadiyah Kepribadian Muhammadiyah


merupakan hasil dari pemikiran dan praktik yang telah berkembang sejak pendiriannya pada
tahun 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta, Indonesia. Proses perumusan
kepribadian ini dilandaskan pada ajaran Islam yang murni dan nilai-nilai universal yang
dipadukan dengan konteks sosial yang berkembang.

B. Memahami Kepribadian Muhammadiyah Kepribadian Muhammadiyah mencerminkan


semangat kemandirian, keberanian, kesederhanaan, dan kepedulian sosial. Muhammadiyah
menekankan pentingnya pendidikan, kemandirian ekonomi, dan pengabdian kepada
masyarakat sebagai bagian integral dari kepribadian yang dihayati oleh anggotanya.

C. Sifat Kepribadian Muhammadiyah Sifat-sifat kepribadian Muhammadiyah mencakup


keuletan dalam berjuang, keteguhan hati dalam menghadapi tantangan, kejujuran, kerja keras,
dan kepedulian terhadap sesama. Kepribadian ini juga ditandai dengan semangat untuk terus
belajar dan berkembang serta selalu berusaha untuk mencapai keadilan sosial.

D. Matan Kepribadian Muhammadiyah Matan Kepribadian Muhammadiyah adalah


seperangkat nilai dan prinsip yang menjadi landasan bagi anggotanya dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Matan ini mencakup nilai-nilai Islam yang mendorong kemandirian,
keadilan, kesederhanaan, dan keberanian dalam berjuang untuk kebaikan umat dan
masyarakat.

Bab 6

A. Sejarah Perumusan Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan hasil dari


proses perumusan dan kesepakatan antara para tokoh dan pemimpin Muhammadiyah dalam
kongres-kongres organisasi. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan landasan
ideologis, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip dasar yang menjadi panduan bagi gerakan
Muhammadiyah.

B. Isi (Matan) dan Penjelasan Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah menguraikan secara singkat tentang tujuan,
prinsip, dan metode yang menjadi dasar perjuangan dan kegiatan Muhammadiyah. Isinya
mencakup:

1. Tujuan: Menegakkan ajaran Islam yang murni, memajukan kesejahteraan umat, dan
menyebarkan keadilan sosial.
2. Prinsip: Beriman dan bertaqwa kepada Allah, mencintai Rasulullah Muhammad
SAW, memelihara persatuan umat Islam, memajukan pendidikan Islam dan umum,
serta berusaha untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin.
3. Metode: Melalui pendidikan, dakwah, kesehatan, ekonomi, dan kebudayaan dengan
semangat keislaman dan kepedulian sosial.
Bab 7
A. Pengertian Tajdid dan Tajrid

 Tajdid: Tajdid merujuk pada konsep pembaruan atau pembaharuan dalam Islam. Ini
mencakup upaya untuk merevitalisasi dan memperbarui pemahaman dan praktik umat
Islam agar sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang murni.
 Tajrid: Tajrid mengacu pada konsep penyucian atau pemurnian dalam Islam. Ini
melibatkan upaya untuk membersihkan ajaran Islam dari penyimpangan atau
pemahaman yang salah, serta menegakkan kebenaran dan kesucian ajaran tersebut.

B. Latar Belakang Munculnya Tajdid dan Tajrid

 Tajdid dan Tajrid muncul sebagai tanggapan terhadap kondisi umat Islam yang terkait
dengan kemunduran moral, kekakuan pemikiran, dan penyimpangan ajaran. Hal ini
mendorong upaya untuk memperbarui dan membersihkan ajaran Islam agar kembali
sesuai dengan prinsip-prinsip yang murni.

C. Model-Model Tajdid dan Tajrid Muhammadiyah

 Pendidikan: Muhammadiyah memperkuat pendidikan Islam yang seimbang antara


ilmu agama dan ilmu umum sebagai salah satu bentuk tajdid.
 Dakwah: Melalui dakwah, Muhammadiyah bertujuan untuk menyebarkan ajaran
Islam yang murni dan memurnikan pemahaman agama di kalangan umat.
 Kesejahteraan Sosial: Muhammadiyah aktif dalam bidang sosial, seperti kesehatan,
ekonomi, dan bantuan sosial, sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan umat
dan membersihkan masyarakat dari kesulitan dan penyimpangan.

Dengan model-model tajdid dan tajrid seperti ini, Muhammadiyah berusaha untuk
menghidupkan kembali semangat pembaruan dan penyucian dalam Islam untuk menciptakan
masyarakat yang lebih baik secara moral, sosial, dan spiritual.

Anda mungkin juga menyukai