Anda di halaman 1dari 8

TOPIK 4.

UJI DATA HUJAN


Tujuan : mahasiswa mampu menghitung uji data hujan dengan
metode Double Mass Analysis

4.1. Inconsistency data


Di dalam suatu seri data hujan, bisa terjadi
Nonhomogenitas data dan ketidaksamaan
(Incosistency) data. Faktor-faktor yang
menyebabkan data menjadi tidak homogen dan
tidak konsisten meliputi :

1.Perubahan mendadak pada sistem hidrologis, misalnya


karena adanya pembangunan gedung-gedung atau
tumbuhnya pohon-pohonan, gempa bumi dan lain-lain.

2.Pemindahan alat ukur

3.Perubahan cara pengukuran, misalnya penggantian alat


dengan jenis dan spesifikasi alat baru atau metode yang
berbeda, dll.
Data tidak homogen maupun data tidak
konsisten menyebabkan hasil analisis tidak
teliti. Oleh karena itu sebelum data tersebut
dipakai untuk analisis, terlebih dahulu harus
dilakukan uji konsistensi data. Uji konsistensi
data sudah meliputi uji homogenitas data
karena data yang konsisten juga berarti data
tersebut adalah homogen. Metode yang
digunakan untuk pengujian data yaitu dengan
Metode Double mass analysis dan Metode
RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums)
4.2 Uji Data Metode Double Mass Analysis
Metode ini menggambarkan besaran hujan secara
kumulatif stasiun yang diuji dengan besaran kumulatif
rata-rata stasiun referensi disekitarnya.
Ketidakkonsistenan data ditunjukkan oleh penyimpangan
garis terhadap garis lurusnya.
i=1 i=1
Xt = 
n= t
RAt Yt =  Ri
n= t
DMCt =
dengan:
(Xt,Yt)
Xt = Kumulatif hujan stasiun A pada tahun ke t (mm)
Yt = Kumulatif hujan stasiun referensi pada tahun ke
t (mm)
Ri = Rata-rata curah hujan tahunan stasiun referensi pada tahun ke t
(mm)
RAt = Curah hujan tahunan di stasiun A (mm)
DMCt = Titik koordinat kurve lengkung massa ganda tahun ke t
4.3 Contoh Perhitungan Uji Data Metode
Double Mass Analysis
Contoh Soal
Untuk melakukan analisisi hidrologi di kawasan Besakih maka perlu
dilakukan uji data hujan sebelum dilakukan analisisi lebih lanjut. Bila
diketahui di kawasan Besakih terdapat tiga stasiun hujan yang
terdekat/berpengaruh yang meliputi Sta. Besakih, Sta. Pempatan,
Sta Rendang dengan diketahui data total tahunan selama 20 th
(1986 s/d 2005) seperti tabel.

Pertanyaan
Ujilah data stasiun hujan Pempatan dengan perhitungan double
mass analysis. Data dan perhitungan selengkapnya disajikan pada
tabel di bawah ini,

Jawaban
Tabel Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun Pempatan
Dengan Metode Double Mass
Hujan Tahunan (mm) Komulatif Tahunan
NO Tahun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun
Pempatan Besakih Rendang Referensi Pempatan
1 1986 2522,00 2986,00 3258,00 3122,00 2522,00
2 1987 2353,00 2503,00 2696,00 5721,50 4875,00
3 1988 2489,00 2277,00 2241,00 7980,50 7364,00
4 1989 2709,00 2571,00 2796,00 10664,00 10073,00
5 1990 2399,00 1656,00 2758,00 12871,00 12472,00
6 1991 2254,00 1482,00 2837,00 15030,50 14726,00
7 1992 3041,00 2451,00 3278,00 17895,00 17767,00
8 1993 2110,00 2272,00 2438,00 20250,00 19877,00
9 1994 2395,00 2789,00 2184,00 22736,50 22272,00
10 1995 3287,00 3852,00 2956,00 26140,50 25559,00
11 1996 2915,00 3617,00 2030,00 28964,00 28474,00
12 1997 1218,00 2123,00 1201,00 30626,00 29692,00
13 1998 2321,00 3848,00 3369,00 34234,50 32013,00
14 1999 2427,00 4383,00 1918,00 37385,00 34440,00
15 2000 3458,00 6359,00 3088,00 42108,50 37898,00
16 2001 2271,00 4134,00 2414,00 45382,50 40169,00
17 2002 1963,00 4621,00 2023,00 48704,50 42132,00
18 2003 3573,05 4438,00 3258,00 52552,50 45705,05
19 2004 2817,00 5538,33 2394,00 56518,67 48522,05
20 2005 2796,00 3923,00 2413,00 59686,67 51318,05
Sumber : Hasil Perhitungan
Gambar
Diagram Double Mass Stasiun Pempatan
52000

42000

Stasiun Yang di Uji


Akumulatif Rerata
32000

22000

12000

2000
2000 12000 22000 32000 42000 52000

Akumulatif Rerata Stasiun Referensi

Kesesuaian data hujan di Stasiun Hujan Pempatan ditunjukan


dengan garis lurus pada diagram Double Mass Stasiun
Pempatan
Metode ini masih sering menimbulkan keraguan karena masih
terdapat kemungkinan tidak konsistennya stasiun-stasiun referensi.
Untuk mengatasi hal tersebut digunakan metode pembanding yang
menguji ketidaksesuaian data suatu stasiun dengan data dari
stasiun itu sendiri, dengan mendeteksi penggeseran nilai rata-rata.
Metode RAPS dipakai menjadi pembanding dalam menguji
konsistensi data.

Untuk memperbaiki data yang tidak konsisten pada metode Double


Mass dipergunakan dengan metode :
Tg Rx = data hasil terkoreksi
Rx  Ra
Tg Ra = data yang diperbaiki
17500

13500
Stasiun Yang di Uji
Akumulatif Rerata

ß
9500

5500

A
1500
1000 3000 5000 7000 9000 11000 13000 15000 17000 19000

Akumulatif Rerata Stasiun Referensi


Tugas

Ujilah data stasiun Hujan Besakih dan Stasiun Hujan Rendang


dengan megunakan data diatas gunakan dengan perhitungan
double mass analysis.

Anda mungkin juga menyukai