Anda di halaman 1dari 6

Filsafat Pendidikan Progressivisme

A. Definisi
Menurut terminologi, progresivisme berasal dari istilah progresif,
yang artinya bergerak maju. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
progresif diartikan sebagai menuju kemajuan, berorientasi pada perbaikan
saat ini, dan mengalami peningkatan bertahap. Oleh karena itu, secara
ringkas progresivisme dapat diinterpretasikan sebagai gerakan perubahan
menuju perbaikan. Terkadang, istilah progresivisme juga dikaitkan dengan
konsep progres, yang mencerminkan aspirasi untuk mencapai kemajuan, di
mana kemajuan tersebut akan mengakibatkan perubahan (Fadlillah, 2017).
Terkait dengan konsep tersebut, progresivisme selalu terkait
dengan ide jalur liberal terhadap budaya, yang menggambarkan liberal
sebagai sesuatu yang fleksibel (lentur dan tidak kaku), toleran, dan
terbuka, sering ingin mengeksplorasi dan menyelidiki untuk
pengembangan pengalaman (Djumransjah, 2006:176). Dengan kata lain,
progresivisme sangat menghargai kemampuan individu dalam
menyelesaikan masalah melalui pengalaman yang dimiliki oleh masing-
masing individu.

B. Pembagian Filsafat Pendidikan Progressivisme


Pembagian filsafat pendidikan progresivisme dapat dibagi menjadi
beberapa konsep utama yang mencerminkan prinsip-prinsip dasarnya.
Berikut adalah beberapa aspek utama dalam pembagian filsafat pendidikan
progresivisme:
1. Pentingnya Pengalaman
Pendidikan progresivisme menempatkan pengalaman sebagai unsur
kunci dalam proses pembelajaran. Menurut pendekatan ini,
pengalaman langsung dan penerapan praktis pengetahuan dianggap
lebih efektif daripada pembelajaran teoritis semata. Dalam konteks ini,
siswa diundang untuk aktif terlibat dalam situasi dunia nyata yang
memungkinkan mereka mengembangkan pemahaman yang lebih
mendalam melalui pengalaman langsung.

2. Kemajuan Secara Individual


Fokus utama pendidikan progresivisme adalah kemajuan individu.
Setiap siswa dianggap memiliki jalur belajar yang unik, dan oleh
karena itu, proses pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan,
minat, dan tingkat perkembangan mereka. Prinsip ini menekankan
keberagaman dalam metode pengajaran dan evaluasi, memastikan
bahwa setiap siswa memiliki peluang untuk tumbuh sesuai dengan
potensinya.

3. Kolaborasi dan Interaksi


Pendidikan progresivisme mendorong kolaborasi dan interaksi antar
siswa sebagai bagian integral dari pembelajaran. Prinsip ini
menegaskan bahwa proses belajar tidak hanya terjadi melalui interaksi
dengan guru, tetapi juga melalui diskusi dan kerja kelompok.
Pembelajaran sosial dipandang sebagai sarana untuk mengembangkan
keterampilan interpersonal dan kemampuan berkolaborasi.

4. Konten Relevan dan Signifikan


Prinsip ini menekankan bahwa materi pembelajaran harus relevan
dengan kehidupan sehari-hari siswa dan memiliki signifikansi bagi
mereka. Kurikulum dirancang untuk mencakup isu-isu aktual dan
situasi kehidupan nyata, sehingga siswa dapat mengaitkan
pembelajaran mereka dengan konteks kehidupan mereka sendiri.

5. Pengembangan Keterampilan dan Pemikiran Kritis


Pendidikan progresivisme menekankan pengembangan keterampilan
lebih dari sekadar penerimaan informasi. Pemikiran kritis, problem-
solving, dan kemampuan berpikir mandiri dianggap kunci dalam
proses pembelajaran. Siswa didorong untuk mengembangkan
kemampuan ini melalui pertanyaan, penyelidikan, dan merumuskan
ide-ide mereka sendiri.

6. Guru sebagai Fasilitator


Dalam pendekatan progresivisme, peran guru lebih bersifat sebagai
fasilitator daripada pemberi informasi. Guru bertindak sebagai
pendukung dan pemandu siswa dalam menjalani pengalaman
pembelajaran. Mereka membantu siswa memahami konsep-konsep
kompleks dan mendukung eksplorasi kreatif siswa.

7. Evaluasi yang Holistik


Evaluasi dalam pendidikan progresivisme tidak hanya berfokus pada
penilaian akademis, tetapi juga melibatkan penilaian keterampilan,
pengalaman, dan perkembangan pribadi siswa secara menyeluruh.
Pendekatan ini mengakui keberagaman kemampuan dan pencapaian
siswa dalam berbagai aspek kehidupan.

8. Pembelajaran Seumur Hidup


Pendidikan progresivisme memandang pembelajaran sebagai proses
seumur hidup yang melibatkan pengalaman di luar lingkungan
sekolah. Ide ini menyatakan bahwa pembelajaran tidak terbatas pada
batasan ruang kelas, tetapi terjadi di mana saja dan kapan saja
sepanjang hidup seseorang, menciptakan landasan bagi pendekatan
pembelajaran sepanjang hayat. Pendekatan ini menggambarkan
integrasi pembelajaran dalam konteks kehidupan sehari-hari dan
pengalaman sepanjang hidup.

Para pendidik aliran progresivisme sangat menentang praktik sekolah


tradisional, khususnya yang berkaitan dengan lima hal berikut, yakni:
(1) guru yang otoriter,
(2) terlampau mengandalkan metode berbasis buku teks,
(3) pembelajaran pasif dengan mengingat fakta,
(4) filsafat empat tembok, yakni terisolasinya pendidikan dari kehidupan
nyata, dan
(5) penggunaan rasa takut atau hukuman badan sebagai alat untuk
menanamkan disiplin pada siswa. Oleh karena itu, filsafat
progresivisme tidak mengakui kemutlakan hidup, menolak absolutisme
dan otoritarianisme dalam segala bentuk

Lima hal ini yang kemudian dipandang oleh aliran filsafat pendidikan
progresivisme sebagai bentuk pendidikan yang tidak humanis, dalam
rangka mengembangkan peserta didik yang lebih mandiri, bahwa
pendidikan sebagai upaya sadar dan terencana yang dilakukan demi
terciptanya suatu perubahan yang lebih baik dari sebelumnya tidak harus
dilakukan dengan kekerasan dan tekanan baik secara fisik maupun psikis
(Triyanto, 2017)

C. Pengaruh Progressivisme dalam Pendidikan


Progressivisme dalam pendidikan adalah suatu pendekatan yang
menekankan pentingnya pengalaman langsung dan interaksi aktif siswa
dengan materi pembelajaran. Pengaruh progressivisme dalam pendidikan
sangat signifikan dan telah membentuk banyak aspek dalam sistem
pendidikan modern. Salah satu ciri utama dari pendekatan ini adalah
penekanan pada pembelajaran berbasis proyek dan eksplorasi, di mana
siswa didorong untuk mengembangkan pemahaman mereka melalui
pengalaman praktis dan kolaborasi. Pendekatan ini memandang siswa
sebagai individu yang unik dengan kebutuhan dan keinginan belajar yang
berbeda, sehingga guru diharapkan untuk memahami dan merespons
perbedaan tersebut.
Salah satu dampak positif dari progressivisme adalah peningkatan
motivasi siswa. Dengan menekankan pada pembelajaran yang relevan dan
bermakna bagi siswa, pendekatan ini dapat merangsang minat dan
motivasi intrinsik mereka. Siswa tidak hanya menjadi penerima pasif
informasi, tetapi mereka juga aktif terlibat dalam proses pembelajaran,
yang dapat meningkatkan rasa memiliki terhadap pendidikan mereka.
Pendekatan ini juga menekankan pengembangan keterampilan abad ke-21
seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi, yang
diperlukan dalam dunia yang terus berubah dan kompleks.
Namun, beberapa kritikus menyatakan bahwa pendekatan
progressivisme dapat mengabaikan pembelajaran dasar dan pengetahuan
faktual yang penting. Mereka khawatir bahwa terlalu banyak penekanan
pada pengalaman pribadi dan proyek dapat mengorbankan pemahaman
konsep-konsep dasar yang diperlukan untuk membangun fondasi
pengetahuan yang kuat. Oleh karena itu, implementasi progressivisme
dalam pendidikan memerlukan keseimbangan yang tepat antara eksplorasi
bebas dan pembelajaran yang terstruktur.
Secara keseluruhan, pengaruh progressivisme dalam pendidikan
telah memberikan kontribusi positif terhadap pembelajaran siswa dengan
meningkatkan motivasi, keterlibatan aktif, dan pengembangan
keterampilan yang relevan. Namun, tantangan tetap ada dalam
menemukan keseimbangan antara kebebasan eksplorasi dan kebutuhan
untuk memastikan pemahaman dasar yang kokoh.
DAFTAR PYSTAKA

Fadlillah, M. (2017). ALIRAN PROGRESIVISME DALAM PENDIDIKAN DI


INDONESIA. In Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran (Vol. 5, Issue 1).

Pendidikan, K., Belajar, M., Filsafat, P., Sopacua, J., & Fadli, M. R. (2022). Konsep
Pendidikan Merdeka Belajar Perspektif Filsafat Progresivisme The Emancipated
Learning Concept of Education in Progressivism Philosophy Perspective. Potret
Pemikiran, 26(1), 1–14. http://journal.iain-manado.ac.id/index.php/PP

Sekolah, D., Dakwah, T. I., & Islam, K. (2021). PERKEMBANGAN PENDIDIKAN


DALAM PERSPEKTIF ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
PROGRESIVISME DAN ESENSIALISME Helnafri Ankesa. In TABAYYUN:
Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam (Vol. 2, Issue 1).

Ikhsanudin. (2009). Filsafat Pendidikan Progressivisme. Cakrawala


Kependidikan, 1-13.

Triyanto, V. R. ( 2017). Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Implikasinya.


Jurnal Imajinasi, 29-42.

Anda mungkin juga menyukai