Anda di halaman 1dari 16

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT

PENDIDIKAN
Anggota :
1. ANINDI YENDIREST (23129124)
2. ATIKAH PUTRI (23129130)
3. AFIFAH KHAIRUNNISA (23129282)
4. TRI REFNELLY (23129394)
5. WINA FEBRIANI (23129398)
Latar Belakang
Sejak zaman kuno, pendidikan telah menjadi bidang yang rumit dan
mendalam yang memengaruhi kehidupan manusia. Filsuf klasik seperti
Plato dan Aristotle telah memberikan pengaruh besar pada pemikiran
tentang pendidikan, membuka jalan bagi berbagai aliran filsafat
tentang pendidikan yang berkembang selama berabad-abad. Pandangan
yang berbeda tentang tujuan, metode, dan nilai-nilai yang mendasari
pendidikan diberikan oleh berbagai aliran filsafat pendidikan.
Memahami aliran-aliran ini tidak hanya memberikan wawasan tentang
sejarah pendidikan tetapi juga memberikan landasan
untuk berpikir kritis tentang praktik pendidikan saat ini.
Rumusan masalah

A B C
A. Aliran Essensialisme

"Essensialisme" berasal dari kata "assensi", yang berarti "pokok",


atau "essensial", yang berarti "sifat-sifat dasar". Pandangan esensial
menganggap pendidikan berfungsi untuk menjaga kebudayaan. Aliran
ini ingin kembali ke budaya lama, yaitu warisan sejarah yang telah
menunjukkan hal-hal yang baik untuk manusia. Essensialisme B C
didasarkan pada humanisme, yaitu sebuah reaksi terhadap kehidupan
yang mengarah pada keduniawian, serba ilmiah, dan materialisme.
Selain itu, juga dipengaruhi oleh pandangan dari penganut idialisme dan
realisme, yang berfokus pada spiritualitas dan dunia fisik. Beberapa
tokoh penting yang mendukung penyebaran essensialisme yaitu sebagai
berikut:
1) Desiderius Erasmus (akhir abad 15)
2) Johan Amos Comenius (1592 – 1670)
3) John Locke (1632 – 1704)
A. Aliran Essensialisme

Konsep Pendidikan Pada Aliran Essensialisme:

• Gerakan back to basic


B C
• Tujuan Pendidikan

• Kurikulum
B. Aliran Progressivisme

Istilah progresivisme berasal dari kata "progresif", yang


berarti "bergerak maju." Menurut KBBI, kata progresif dapat
diartikan sebagai ke arah kemajuan, berhaluan ke arah

A perbaikan sekarang, dan bertingkat-tingkat naik. Oleh karena


C
itu, progresif secara singkat dapat didefinisikan sebagai proses
perubahan menuju peningkatan. Istilah progresivisme seringkali
dikaitkan dengan kata "progres", yang berarti kemajuan.
Artinya, progesivisme adalah jenis filosofi yang menginginkan
kemajuan yang akan menghasilkan perubahan. Pendapat lain
menyatakan bahwa progresivisme adalah ideologi yang
menginginkan kemajuan cepat.
B. Aliran Progressivisme

Implementasi Aliran Progressivime dalam Pendidikan


Pendidikan progresif mengutamakan beberapa hal yaitu sebagai
berikut.
1) Pendidikan progresif harus memberikan anak kebebasan untuk tumbuh
dan berkembang secara alami melalui aktivitas yang mendorong
A kreativitas, inisiatif, dan ekspresi diri
2) Setiap pengajaran harus mengacu pada minat anak, yang dapat
C
dirangsang melalui pengalaman dunia nyata
3) Pendidik progresif bertindak sebagai pembimbing anak yang diarahkan
sebagai pengendali kegiatan penelitian daripada hanya mengajar atau
memberikan sejumlah tugas
4) Prestasi siswa diukur dari aspek mental, fisik, moral, dan
perkembangan sosial. Kerja sama antara pendidik, sekolah, rumah, dan
keluarga anak sangat penting untuk memenuhi kebutuhan anak selama
perkembangan dan pertumbuhannya
5) Sekolah progresif yang sesungguhnya berfungsi sebagai laboratorium
yang mengandung ide-ide pendidikan dan praktik baru.
Menurut Ahmad Ma'ruf (2012), aliran
progresivisme menekankan beberapa
prinsip pendidikan, yaitu:
1) Pendidikan dimulai dan berakhir pada
anak
2) Anak-anak adalah subjek aktif, bukan
pasif
3) Tugas guru hanyalah fasilitator,
pembimbing, atau pengarah
4) Sekolah harus demokratis dan
kolaboratif
5) Aktifitas terbuka untuk pengajaran
materi kajian dan lebih berfokus pada
pemecahan masalah.
Tujuan Pendidikan Progressivime­
Kurikulum Pendidikan Progressivisme
Tujuan pendidikan progresivisme yaitu harus dapat
mengajarkan siswa keterampilan dan kemampuan Menurut progresivisme, kurikulum adalah
menggunakan alat-alat yang bermanfaat untuk Jelaskan Latar belakang
kumpulan program pendidikan yang dapat
berinteraksi dengan berbagai lingkungan sepanjang memengaruhi belajar anak secara
proses perubahan. Alat-alat ini dimaksudkan untuk edukatif, baik di sekolah maupun di luar
meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sekolah. Menurut Amir Ma'ruf (2012),
(problem solving) yang dapat digunakan oleh orang kurikulum dalam padangan progresivisme
untuk menemukan, mempelajari, dan memecahkan didefinisikan sebagai pengalaman
masalah.Tujuan pendidikan adalah agar siswa mendidik, eksperimental, dan memiliki
memiliki kemampuan untuk memecahkan berbagai rencana dan susunan. Pengalaman apa
masalah baru dalam kehidupan pribadi dan sosial saja yang memiliki tujuan berdasarkan
serta untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka prinsip-prinsip yang telah digariskan
yang sedang berubah. Dalam hal ini, tujuan dalam pendidikan dan di mana setiap
pendidikan harus diartikan sebagai rekonstruksi proses belajar membantu pertumbuhan
pengalaman terus-menerus dan perkembangan anak didik disebut
pengalaman belajar.
Peran Guru Dalam Pandangan Proressivisme
Menurut progresivisme, ada perbedaan antara peran
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Karena
progresivisme menuntut pendekatan pembelajaran yang
dipusatkan pada siswa. Menurut aliran progresivisme,
tugas guru adalah membantu, membimbing, dan
mengarahkan siswa. Pendidikan progresif, menurut
Gutek (1974:146), mencari guru yang berbeda dari guru
pendidikan tradisional dalam hal karakter, pelatihan,
dan pendekatan pengajaran mereka. Pendidik progresif
sangat penting untuk memahami cara mendorong siswa
untuk berpendapat, merencanakan, dan menyelesaikan
proyek karena kelas dan pendidikan progresif berfokus
pada kegiatan yang bertujuan. Karena pola dasar
pengajaran progresif berpusat pada partisipasi
kelompok, guru harus memahami tahapan kerja
kelompok
C. Aliran Parenialisme
Secara etimologis, perenialisme berasal dari kata
"perennial" dengan tambahan "isme". Kata "perennial"
berasal dari bahasa Latin, "perennis", yang kemudian
diadopsi ke dalam bahasa Inggris, dan berarti "kekal",
A B "selamanya", atau "abadi", dan tambahan "isme"
mengandung arti aliran atau paham. Dalam Oxford
Advanced Learner's Dictionary Of Current English,
perenialisme didefinisikan sebagai "continuing
throughout the whole year" atau "lasting for a very long
time", yang masing-masing merujuk pada kata "kekal"
atau "abadi." Jadi, filsafat perenial adalah tradisi yang
bukan dalam pengertian mitologi yang sudah kuno yang
hanya berlaku bagi suatu masa kanak-kanak, melainkan
merupakan sebuah pengetahuan yang benar benar riil.
Konsep Pemikiran Parenialisme Tentang
Pendidikan
Perenialisme menganggap pendidikan sebagai proses
pengembalian atau jalan kembali ke keadaan saat ini.
Teori dan praktik perenialisme sangat memengaruhi
pendidikan dan kebudayaan modern. Oleh karena itu,
perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan
kembali, yaitu sebagai proses mengembalikan
kebudayaan saat ini (modern atau modernistik),
terutama bagaimana pendidikan saat ini harus
dikembalikan ke kebudayaan masa lalu. Perenialisme,
sebuah aliran dalam filsafat pendidikan, mendasari
dirinya pada keyakinan bahwa pengetahuan asli, yang
diperoleh melalui ruang dan waktu, harus membentuk
dasar-dasar pendidikan.
Peran Pendidik dan Peserta Didik Menurut Dengan demikian, pendidik memiliki
Parenialisme tanggung jawab untuk mempertahankan
Perenialisme menganggap siswa sebagai makhluk Jelaskan
moral Latar
siswa dan belakang
mengarahkan mereka pada
rasional, sehingga guru memiliki peran utama dalam
hal-hal yang positif dan kemudian
mengatur kegiatan pembelajaran di kelas dan
mengarahkan diskusi yang menyenangkan bagi mengembangkannya. Untuk melakukan
siswa. Dipercaya bahwa setiap siswa memiliki tugas seperti itu, pendidik harus ahli di
potensi (fitrah) yang perlu dimotivasi agar mereka bidang mereka, mahir dalam bidang
dapat membuat kesimpulan yang tepat tentang apa keguruan, tidak suka mencela atau
yang benar dan apa yang salah. Dalam hal ini, menyalahkan orang yang memegang
kebenaran adalah pengetahuan. Dalam diri manusia, kekuasaan, dan berfungsi sebagai
ada keinginan untuk menemukan kebenaran. pendisiplin mental serta pemimpin moral
Pengetahuan inilah yang menghasilkan rasa ingin
dan spiritual.
tahu yang kuat dan keinginan untuk mempelajari apa
yang ada di sekitar kita.
Kesimpulan
Semua aliran filsafat pendidikan, termasuk perennialisme, progresivisme,
dan essentialisme, bekerja sama untuk membuat landasan pendidikan
yang kokoh. Essentialisme berfokus pada dasar pengetahuan dan nilai-
nilai yang konsisten, yang memberikan kerangka kerja yang jelas untuk
pendidikan yang terstruktur dan berorientasi pada tujuan yang telah
ditentukan. Perennialisme menekankan pentingnya warisan budaya dan
kebijaksanaan manusia yang universal dalam membimbing pendidikan,
dengan fokus pada pemahaman yang mendalam tentang inti pengetahuan
yang abadi. Di sisi lain, progresivisme menekankan pentingnya
pengalaman dan penemuan dalam proses pendidikan, dengan
menekankan fleksibilitas, relevansi, dan partisipasi aktif siswa dalam
proses pembelajaran.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai