Skripsi Agus Wirman
Skripsi Agus Wirman
SKRIPSI
OLEH :
AGUS WIRMAN
NIM: 11920112355
PROGRAM S 1
JURUSAN HUKUM KELUARGA (AKHWALUL AL-SYAKHSIYAH)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
akhir ini dengan lancar. Shalawat dan salam atas junjungan alam Nabi
ISLAM” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum
(S.H) pada jurusan Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
bimbingan, dorongan, dukungan, petunjuk dan bantuan dari perbagai pihak baik
bantuan moral maupun materil, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang
setulus-tulusnya dan sedalam dalamnya kepada semua pihak yang menjadi bagian
1. Teristimewa dan tersayang buat Ayahanda Waznin dan Ibunda Nur Ajmi
mendoakan dan memberikan cinta dan kasih sayangnya hingga saat ini. Hal
yang sama penulis ucapkan kepada kedua saudara saya, yaitu Abang Ali
ii
Rahman dan Uni Dewi Liana dan semua keluarga yang selalu mendoakan.
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan Wakil Rektor I, II, III dan seluruh
Civitas Akademika UIN SUSKA Riau yang mempunyai andil besar dalam
3. Bapak Dr. Zulkifli, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN
SUSKA Riau, beserta Wakil Dekan I Bapak Dr. H. Erman, M.Ag, Wakil
Dekan II Bapak Dr. Mawardi, S.Ag., M.Si, dan Wakil Dekan III Ibu Dr. Sofia
Hardani, M.Ag.
beserta Bapak Ahmad Fauzi, S.H, M.A selaku Sekretaris Jurusan Hukum
Riau.
6. Bapak Zulfahmi, S.Sy., M.H dan Bapak Dr. H. Ahmad Zikri, S.Ag., M.H
7. Para Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah banyak memberikan masukan,
iii
kritikan dan saran sehingga dapat Penulis jadikan bekal dalam penulisan
skripsi ini.
10. Keluarga besar Hukum Keluarga angkatan 2019, dan para senior yang telah
memberikan bantuan dan arahan dalam pembuatan skripsi ini yang tidak
11. Untuk sahabat penulis Sandi Afriadi, Fatur Rahman, Adnan Ariskal, Efaldo
diberikan sehingga dapat menambah kekuatan di saat penulis mulai gundah dan
gelisah. Akhirnya Penulis berharap semoga ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Penulis harapkan dari
Rabbal’Alamin
Agus Wirman
NIM: 11920112355
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ i
BAB I: PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
C. Rumusan Masalah.......................................................................................6
v
BAB III: METODE PENELITIAN ....................................................................29
A. Jenis Penulisan..........................................................................................29
I. Outline ......................................................................................................34
A. Kesimpulan ............................................................................................53
B. Saran ......................................................................................................55
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
seseorang hamba dan diatur sedemikian rupa dalam Islam, oleh karena itu
pernikahan sering disebut juga sebagai perjanjian suci antara seorang laki-laki
dilakukan oleh seorang hamba dan juga merupakan ibadah yang disunnahkan
Rasulullah SAW. Salah satu tujuan syari'ah Islam sekaligus juga tujuan dari
pernikahan salah satunya adalah Hifz Nasf agar terpeliharanya diri serta
keturunan. Tujuan pernikahan itu dapat dicapai melalui jalan pernikahan yang
sah menurut agama, diakui oleh Undang-Undang yang berlaku dan dapat
diterima oleh masyarakat sebagai pernikahan yang sah dan sebagai bagian dari
budaya.1
dan masalah budaya semata, tetapi juga masalah anjuran agama. Karena
petunjuk Allah dan mengikuti cara Nabi. Disamping itu, pernikahan juga
1
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indoneia,. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), Cet.
Ke-4, h. 220
1
2
jawab yang kuat dalam membina kehidupan berkeluarga antara suami dan istri,
meskipun hubungan keluarga kedua belah pihak belum tentu selamannya akan
terjalin dengan baik. Gelombang dan badai rumah tangga ada kalanya akan
masing-masing sebagai suami istri. Didalam hak seorang suami, ada kewajiban
yang harus ia berikan kepada istrinya. Begitu juga sebaliknya, didalam hak
berumah tangga, secara pengertian bahasa nafkah ini dapat diartikan sebagai
pengeluaran yang biasa dipergunakan oleh seseorang untuk sesuatu yang baik
2
Amir Syariffuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2014),
Ce. Ke-5, h. 48
3
Satria Efendi, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2005), Cet. Ke-2, h. 96
4
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), Cet. Ke-39, h.
421
3
َّ ف
ُ ٱّلل ُۚ َّ ًُعهَ ٕۡ ًِ ِس ۡصقُ ۥًُ فَ ۡهُٕى ِف ۡق ِم َّمب ٓ َءاح َ ٰى
ُ ّٱّللُ ََل ٔ ُ َك ِه َ سعَخِ ِۖۦً ََ َمه قُذ َِس
َ سعَ ٖت ِ ّمه َ َُِنُٕى ِف ۡق ر
٧ ع ۡس ٖش ُٔ ۡس ٗشا َّ سَٕ ۡجعَ ُم
ُ َٱّللُ بَعۡ ذ َ سب ِإ ََّل َمب ٓ َءاح َ ٰى ٍَ ُۚب
ً و َۡف
Artinya:“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah
tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa
yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan
kelapangan sesudah kesempitan”.( QS. Ath-Thalaq (65): 7)5
Jumhur ulama berpendapat bahwa nafkah itu mulai diwajibkan
bergaul dengan istrinya dalam arti istri telah memberikan kemungkinan kepada
untuk istri jika nikah dengan akad yang sah. Akan tetapi, jika pernikahannya
fasid atau batal maka suami berhak meminta nafkah yang telah diambil oleh
istrinya.6
mempunyai gerakan dengan cara dakwah dan tabligh. Cara dakwah Jama'ah
berbagai penjuru desa. Bahkan, tidak jarang kelompok Jamaah ini sampai ke
manca negara dalam jangka waktu yang ditentukan. Itu semua dilakukan dalam
5
QS. Ath-Thalaq (28) : 7.
6
Wahbah az-zuhaili, Al-Fiqh Al-Islam Wa'dillatuhu Jilid X, alih bahasa oleh Abdul
Hayyi al- Qatani dkk, (Jakarta: Gema Insani & Darul Fikir, 2011), Cet. Ke-10, h. 110
4
rangka proses latihan mental para anggota kelompok Jama'ah Tabligh dalam
kesadaran beragama dalam berdakwah dan terus konsisten dengan ajaran yang
dilakukan oleh Jama'ah Tabligh ini dianggap ketinggalan zaman oleh sebagian
masyarakat.
hidup, 40 hari dalam satu tahun, dan 3 hari dalam satu bulannya.7
Hal yang paling mendasar dari gerakan Jama'ah Tabligh ini adalah
masalah politik, akan tetapi fokus untuk mengajak manusia taat kepada Allah
atau mushalla sebagai basis tempat dakwah. Tidak heran jika di Indonesia yang
ketika banyak masjid sepi dari umat dengan kedatangan Jama'ah Tabligh ini
7
WAMI, Gerakan Keagamaan dan Pemikiran, (Jakarta: Al- Ishlahi Press, 1995), Cet.
Ke-5, h. 40
8
Khusniati Rofiah, Dakwah Jama'ah Tabligh dan Eksistensinya di Mata Masyarakat,
(Ponogoro: STAIN Ponogoro Press, 2010), Cet.Ke-1, h. 62
5
antara sesama tentu hal ini mendatangkan dampak positif dari masyarakat.9
Namun, tentu tidak tertutup kemungkinan juga masih ada orang yang tidak
suka dengan gerakan Jama'ah Tabligh ini karena perbedaan pendapat tentang
cara berdakwah.
seorang suami yang bergabung dalam gerakan dakwah Jama'ah Tabligh ini.
didalam Islam seorang istri memiliki hak atas suaminya yaitu mendapatkan
dan juga nafkah bathin yang berupa: kasih sayang, cinta, dan perhatian dari
suamimnya.10
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui dan meneliti lebih
ISLAM"
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
melakukan khuruj?
1. Tujuan
dalam Islam.
2. Kegunaan
dakwah.
strata satu (S1), difakultas Syariah dan Hukum pada Jurusan Hukum
Keluarga.
BAB II
1. Pengertian Nafkah
Kata Nafkah diambil dari bahasa arab "nafaqah" dengan akar kata
"nafaqa" yang berarti habis. Dari akar kata tersebut lalu muncul kata
"nafaqah" yang berarti segala sesuatu yang dikeluarkan oleh suami dan
itu, muncul juga kata "infaq" yang berarti mengeluarkan harta atau lainnya
sejumlah bekal yang berbentuk materi yang diberikan oleh seorang suami
adanya akad pernikahan yang sah, penyerahan diri istri kepada suami dan
adalah semua kebutuhan dan keperluan yang berlaku menurut keadaan dan
11
Hairul Hudaya. 2013. "Hak Nafkah Istri (Perspektif Hadits dan Kompilasi Hukum
Islam)". Jurnal Studi Gender dan Anak. Vol. 1., No. 1.,(2013), Hal,26
9
11
a. Dalil Al-Qur'an
عهَ ٕۡ ٍِ ُۚ َّه
َ ْض ِّٕقُُا
َ ُ ضب ٓ ُّسٌَُ َّه ِنخ َ ُ س َكىخُم ِ ّمه َُ ۡج ِذ ُك ۡم ََ ََل ح َ ذ ُ ٕۡ أ َ ۡس ِكىٌُُُ َّه ِم ۡه َد
ضعۡ هَ نَ ُك ۡم َ ضعۡ هَ َدمۡ هَ ٍُ ُۚ َّه فَئِ ۡن أ َ ۡس َ ْج َدمۡ ٖم فَأَو ِفقُُا
َ َٔ ّٰ َّ عهَ ٕۡ ٍِ َّه َدخ ِ َََ ِإن ُك َّه أ ُ َْ ٰن
ض ُع ِ سخ ُ ۡش
َ َس ۡشح ُ ۡم ف
َ َف ََإِن حَعَب ُ ُسٌُ َّه ََ ۡأح َ ِم ُشَاْ بَ ٕۡىَ ُكم بِ َم
ٖ ۖ عۡش َ فٔ َٔاحٌُُُ َّه أ ُ ُج َ
ُ
٦ ِٰ نَ ٓۥًُ أ ۡخ َش
Artinya:“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat
tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu
menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan
jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil,
Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka
bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu
untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan
12
Q.S. Al-Baqarah (1) : 233.
11
b. Dalil Ash-Sunnah
13
Q.S. Ath-Thalaq (28) : 6
14
Q.S Ath-Thalaq (28) : 7
15
Hasanatul Jannah, “Kompetensi Hukum Pemenuhan Nafkah Istri Pasca Perceraian”,
Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 2., No. 1., (2010), h. 74
12
nafkah istri atas suami jika mereka telah berusia baligh, kecuali istri
wanita yang tertahan dan tercegah beraktivitas dan bekerja, oleh suami
wajib atas diri suaminya jika memang sudah baligh, kecuali istri
16
Salmah, "Nafkah dalam Perspektif Hadits", Jurnal Juris, Volume 13., No. 1., (2014), h.
93
17
Hairul Hudaya, Op. Cit., h. 27
18
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Al-'Usratu Wa al-Ahkamuha fii al- Tasyri'i al-Islam,
alih bahasa oleh Abdul Majid Khon, (Jakarta: Hamzah, 2011), Cet. Ke-4, h. 214.
13
melakukan nusyuz. Menurut Hanafiyah tidak ada nafkah bagi istri yang
ada perbedaan pendapat mengenai hal ini. Ijma' kaum Muslim dari
merupakan hal yang adil dan masuk akal, karena sang istri telah
a. Sebab Keturunan
Bapak atau ibu, kalau bapak tidak ada maka ibu wajib
Syarat wajib nafkah atas kedua ibu bapak kepada anak adalah
apabila si anak masih kecil dan miskin, atau sudah dewasa tetapi tidak
19
Wahbah Az-Zuhaili. Op. Cit., h. 111
14
b. Sebab pernikahan
serta disesuaikan dengan keadaan suami. Seorang istri yang tidak taat
nafkah.21
c. Sebab milik
diberi beban lebih dari semestinya.22 Hal itu juga berlaku kepada
20
Sulaiman Rasjid. Op. Cit., h. 422
21
Ibid., h. 423
22
Ibid., h. 423
15
suami maka ia tetap harus memberinya nafkah. Jika istri atau walinya
setelah akad nikah, tidak ada yang meminta atau memberi maka tidak
wajib bagi suami memberi nafkah padanya meski keduanya sudah lama
berdua.
intim maka suami tidak wajib memberi nafkah, karena nafkah itu
wajib tidak tercapai jika istri tidak mampu melakukan hubungan intim.
23
Wahbah Az-Zuhaili. Op. Cit., h. 113
16
sehingga istri tidak berhak mendapat pengganti dari akad nikah yang
fasid tersebut.
d. Hak suami tidak hilang dalam hal penahanan istri di sisinya tanpa izin
syar'i
hak suami tidak hilang dalam hal penahanan istri dari sisinya
tanpa izin syar'I, atau sebab yang datang bukan dari diri suami. Jika hak
suami hilang tanpa sebab syar'I seperti nusyuz misalnya, atau sebab lain
yang datang dari pihak suami maka istri tetap berhak mendapatkan
nafkah. Syarat ini telah disepakati ulama, hanya saja ulama Malikiyah
5. Macam-Macam Nafkah
a. Nafkah Lahir
1) Makanan
tepat.24
2) Pakaian
3) Tempat Tinggal
Berfirman:
عهَ ٕۡ ٍِ ُۚ َّه
َ ْض ِّٕقُُا َ ُ س َكىخُم ِ ّمه َُ ۡج ِذ ُك ۡم ََ ََل ح
َ ُ ضب ٓ ُّسٌَُ َّه ِنخ ُ ٕۡ أ َ ۡس ِكىٌُُُ َّه ِم ۡه َد
َ ذ
Artinya: "Tempatkanlah mereka (para istri) dimana kamu bertempat
tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu
menyusahkan mereka untuk menyempitkan hati mereka"
(QS. Ath-Thalaq ayat (65): 6)26
berbuat baik terhadap istri. Selain itu, tempat tinggal sangat penting
24
Ibid., h. 119-122
25
Ibid., h. 122-123
26
Q.S. Ath- Thalaq (65) : 6
18
dari pandangan mata orang lain. Para ulama sepakat bahwa rumah
untuk istri disyaratkan harus meliputi kamar kecil, dapur, dan lain-
lain. 27
4) Pembantu
pembantu jika suami kaya dan istri sudah biasa dilayani waktu masih
ini termasuk perbuatan baik bagi suami, juga karena kebutuhan istri
kemampuannya.28
harus menyediakan air minum, alat pencuci, dan minyak untuk istri,
27
Ibid., h. 123-125
28
Ibid., h. 125
19
dapur lainnya.29
b. Nafkah Batin
nafkah lahir, maka seorang suami juga wajib memenuhi nafkah batin
sayang, menggauli istri dengan baik, dan juga mendidikan istri dengan
baik pula, karena ketika nafkah batin ini tidak terpenuhi akan
29
Ibid., h. 126
30
Rizal Darwis, Nafkah Batin Istri dalam Hukum Perkawinan, (Gorontalo: Sultan Amai
Press, 2015), Cet. Ke- 1., h. 81-85
21
Indonesia akan tetapi berasal dari India, yang mana pendiri gerakan dakwah ini
desa Kandahlah, sebuah desa yang terletak di kawasan Muzahafar Nagar, Utar
Hafidzah. Keluarga Muhammad Ilyas terkenal sebagai gudang ilmu agama dan
memiliki sifat wara'. Saudara Muhammad Ilyas ada dua orang, diantaranya
Maulana Muhammad Ilyas merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara ini.31
Syeikh Muhammad Yahya, beliau adalah seorang guru agama pada madrasah
yaitu Syeikh Muhammad Ismail adalah seorang ruhaniwan besar yang suka
musafir yang datang dan pergi serta mengajarkan al-Qur'an dan ilmu-ilmu
agama. 32
Yahya pergi belajar kepada seorang alim besar dan pembaharu yang ternama,
dan menyerap ilmu dan bimbingan Syeikh Rasyid. Hal ini pula yang membuat
31
Khusniati Rofiah, Op. Cit., h. 43-44
32
Ibid. h. 44
21
Ilyas yang baru berumur dua puluh lima tahun, berkenalan dengan Syeikh
Khalid Ahmad ash-Sharanpuri penulis kitab Bajhul Majhud fi Hilli al-fazhi Abi
hormat kepadanya.34
Arab. Setelah pulang dari haji tersebut, Maulana Muhammad Ilyas mulai
jumlah yang cukup besar. Kunjungan pertama dilakukan selama satu bulan dan
33
Ibid. h. 45
34
Ibid. h. 47
35
Ibid. h. 50-51
22
dan daerah lainnya. Tidak sampai disitu, para jama'ah-jama'ah juga bergerak
jaringan di sejumlah negara. Jama'ah ini memiliki misi yaitu Ishlah diri
arahan untuk menggerakkan mesin dakwah ini agar sampai ke seluruh alam.
bersemangat hingga tubuhnya yang kurus tidak mampu lagi untuk digerakkan
Maulana Abdul Qadir Raipuri, dan Maulana Zafar Ahmad, bahwa dia akan
sahabatnya seperti Hafidz Maqhul Hasan, Qazi Daud , Mulvi Ihtisamul Hasan,
Mulvi Muhammad Yusuf, Mulvi In'amul Hasan dan Mulvu Sayid Reza Hasan.
Pada saat itu terpilihlah Mulvi Muhammad Yusuf sebagai pengganti Maulana
Pada sekitar bulan Juli 1944 Maulana Muhammad Ilyas menderita sakit
berat. Dia hanya bisa berbaring ditempat tidur dengan ditemani para pembantu
36
Ibid. h. 51-52
37
Ibid. h. 52-53
23
dan muridnya. Pada tanggal 13 Juli 1944, Maulana Muhammad Ilyas telah siap
Maulana Ilyas jatuh pingsan dan sangat gelisah dengan kata-kata Allahu Akbar
terus terdengar dari mulutnya. Ketika malam menjelang pagi, dia mencari
putranya yang bernama Maulana Yusuf dan Maulana Ikromul Hasan. Ketika
dipertemukan dia berkata, "kemarilah kalian, aku ingin memeluk kalian, tidak
ada waktu lagi setelah ini, sesungguhnya aku akan pergi". Dan akhirnya
sangat dahsyat sehingga membuat umat Islam pada saat itu tidak
kerisauannya akan keadaan umat. Karyanya yang paling nyata adalah bahwa
dia telah meninggalkan ide-ide bagi umat Islam hari ini dan metode kerja
beliau dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Maulana Muhammad Yusuf al-
38
Ibid. h. 53-54
39
Syamsu Hilal, Gerakan Dakwah di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Tarbiatuna, 2003),
Cet. Ke-1, h. 98
40
Khusniati Rofiah . Op. Cit., h. 54
24
keliling), yaitu pergi bersilaturahim menemui orang-orang Islam yang lain dan
muncul sifat istiqamah dalam setiap saat dan keadaan". Karena itulah mereka
yaitu:42
Dalam kategori dakwah Jama'ah Tabligh ini, jaulah ini termasuk model
dakwah umum yang mereka istilahkan dengan sebutan dakwah umumi, karena
41
Syamsu Hilal, Op. Cit., h. 99-101
42
Ibid., h. 64-65
25
waktu untuk jamaah. Ukuran waktu ditetapkan sesuai dengan situasi para
turun 4 bulan, 40 hari, satu pekan, kemudian 3 hari nama peminat didaftar
sesuai dengan kelompok yang telah ada, maka setiap kelompok itu diangkat
sebagai amir, dan kelompok ini disebut dengan kafilah tabligh. Mereka
43
A. Zaeny, "Gerakan dan Strategi Perjuangan Jama'ah Tabligh" , Jurnal TAPIs,Volume
12., No. 2., (2016), h. 11-12
26
disinggahi kafilah.
kepengurusan yang mereka sebut dengan silsilah pengurus dari amir tertinggi
keorganisasian yang formal dan mengikat tidak dikenal dalam Jama'ah Tabligh
ini, susunan organisasinya didasarkan pada garis kerja Jama'ah Tabligh ini
terdiri dari: Hajraj yaitu orang yang dihormati, Majelis Suro dan Zumidar yaitu
kabupaten kota, kecataman, hingga desa, Karkun yaitu ahli dakwah pada
C. Penelitian Terdahulu
44
Furqan, "Peran Jama'ah Tabligh dalam Pengembangan Dakwah", Jurnal al-Bayyan
Volume 21., No. 32., (2015), h. 6
27
Skripsi ditulis oleh Rizki Agung Fikriza 45, Studi Hukum Keluarga
Tabligh. Namun, terdapat perbedaan dari segi lokasi, dan subjek penulisan
Jama'ah Tabligh. Namun yang menjadi perbedaan adalah dalam skripsi ini
45
Rizki Agung Fikriza, "Konsep Nafkah Keluarga Perspektif Jama'ah Tabligh".,
(Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu , 2022).
46
Mustafa Rahman, "Nafkah dalam Pandangan Jama'ah Tabligh"., (Universitas Alauddin
Makassar, 2018)
28
hadits-hadits yang terkait dengan nafkah, yang mana kitab yang digunakan
tabligh.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini dilihat dari tempatnya yaitu (field
research). Yang berarti bahwa datanya diambil atau didapat dari lapangan atau
di atas. Sehingga penulisan ini bersifat menggambarkan realita yang ada. Untuk
yaitu metode dengan proses penulisan berdasarkan persepsi pada suatu fenomena
B. Lokasi Penelitian
1. Subjek penelitian
tumbuhan dan lain-lain. Oleh sebab itu subjek penulisan berkenaan dengan dari
siapa dan dari mana data diperoleh serta di mana data itu melekat. Oleh karna
47
Syafrida Hafni Sahir, Metodologi Penilitan, (Bojonegoro: KBM INDONESIA, 2021),
Cet. Ke- I, h. 6
29
31
itu, Subjek penelitian pada kasus ini adalah para tokoh ulama yang tergabung
didalam kelompok Jama'ah Tabligh, serta semua Jama'ah Tabligh yang sudah
menikah.
2. Objek penelitian
penulisan. Secara lebih khusus objek penelitian adalah masalah yang telah
D. Sumber Data
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berasal dari sumber data Primer
dan sumber data Sekunder. Sumber data primer merupakan sumber data yang
diperoleh secara langsung dari lapangan. Sumber data primer penulisan ini
Pasaman Barat. Sedangkan sumber data sekunder merupakan sumber data yang
diperoleh secara tidak langsung dari informan di lapangan. Sumber data sekunder
1. Data Primer
Sumber data primer merupakan jenis data yang diperolah dan digali
dari sumber utamanya. Dalam penelitian lapangan sumber data primer adalah
31
subjek penulisan dengan pengumpulan data melalui kuisioner, panel, atau juga
Adapun data primer dalam penulisan ini adalah data yang diperoleh
2. Data Sekunder
penulisan ini.
1. Populasi
menjadi sumber data penulisan yang relevan dengan masalah yang diteliti.48
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Jama'ah Tabligh
2. Sampel
populasi dalam penilitian ini sedikit, maka penulis menjadikan semua populasi
48
Zuchri Abdussamad, Metode Penulisan Kualitatif, (Makassar: CV. Syakir Media Press,
2021), Cet, Ke-1, h. 130
49
Ibid., h. 131
32
untuk mengumpulkan data sesuai tata cara penulisan sehingga diperoleh data yang
1. Observasi
partisipan, yaitu teknik observasi yang dilakukan dengan cara terlibat langsung
2. Wawancara
tanya jawab, artinya pertanyaan berasal dari pewawancara dan jawaban berasal
50
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penulisan, (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), Cet.
Ke- 1., h. 80
51
Abdurrahmat Fathoni, Metode Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2011), Cet. Ke-1., h. 105
33
dan lisan) yang dilakukan oleh penulis terhadap para anggota Jama'ah Tabligh
Pasaman Barat, dan orang yang terlibat dalam kasus dan permasalahan yang
3. Studi Dokumentasi
perspektif subjek melalui materi tertulis atau dokumen lain yang dihasilkan
52
secara langsung oleh orang-orang yang terlibat. Adapun dokumentasi yang
52
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung,: Alfabeta,
2014), Cet. Ke-1., h. 228
34
H. Teknik Penulisan
1. Metode Deduktif
apa adanya, lalu di analisa sehingga dapat di susun menurut kebutuhan yang di
I. Outline
penulisan.
BAB III : Berisi tentang metode penulisan yang meliputi: Jenis penulisan,
dan budaya, ekonomi dan mata pencaharian. Pada bab ini juga
PENUTUP
A. KESIMPULAN
dibebankan kepada seorang suami dan harus dipenuhi suami atau seorang
memenuhi kebutuhan nafkah anak-anak dan istrinya dalam hal nafkah lahir
Islam tidak memberikan patokan berapa besaran nilai yang harus diberikan
penghasilan pada setiap individu dan perbedaan tempat dan budaya setiap
khuruj.
diberikan pada saat khuruj disesuaikan dengan pemberian nafkah pada saat
53
54
tidak berangkat khuruj, hal itu bertujuan agar tidak adanya kekurangan
khuruj. Kemudian dana yang digunakan pada kegiatan khuruj ini juga
merupakan sisa dari nafkah yang diberikan kepada keluarga pada saat
sebelum khuruj.
nafkah saat suami melakukan kegiatan khuruj pada dasarnya telah sesuai
dengan apa yang terdapat dalam Hukum Islam. Allah berfirman dalam QS.
Allah, maka hak mereka atas kalian adalah memberi nafkah dan pakaian
kepada mereka dengan cara yang ma'ruf" (HR. Muslim), selanjutnya hadits
nafkah lahir anak-anak dan istri terpenuhi serta tidak melalaikan kewajiban
sebagai seorang suami dalam hal nafkah batin, maka tidak terdapat hal-hal
Jama'ah Tabligh ini, namun jika mereka hanya terfokus kepada kegiatan
dakwah khuruj nya saja tanpa memperhatikan nafkah anak-anak dan istri
dan melalaikan kewajiban layaknya seorang suami maka hal tersebut tidak
zalim.
B. SARAN
khuruj kepada istri, dengan harapan supaya para istri dari kalangan Jama'ah
masyarakat setempat, agar tidak ada lagi anggapan yang jelek mengenai
2. Dalam kajian yang dilakukan pada saat khuruj fii sabilillah disarankan
juga harus dibarengi dengan kajian fiqih nafkah dan fiqih keluarga agar para
Jama'ah Tabligh dalam kegiatan tersebut dapat belajar lebih dalam terkait
kewajiban sebagai suami dan hal itu dapat mengurangi adanya anggapan
lakukan.
digunakan untuk biaya kegiatan khuruj fii sabilillah, baik itu biaya
BUKU
Arifandi, Firman. Serial Hadits Nikah 6: Hak dan Kewajiban Suami Istri. Jakarta:
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir. Minhajul Muslim. alih bahasa Saifuddin Abu Sayyid,
Al-Islam, alih bahasa oleh Abdul Majid Khon. Jakarta: Hamzah, 2015.
Cet. Ke-4.
Az-zuhaili, Wahbah. Al-Fiqh Al-Islam Wa'dillatuhu, Jilid 10. alih bahasa oleh:
Abdul Hayyi al- Qatani dkk, Jakarta: Gema Insani & Darul Fikir, 2011.
Cet. Ke-10.
Darwis, Rizal. Nafkah Batin Istri dalam Hukum Perkawinan. Gorontalo: Sultan
57
Hasan Ayyub, Syaikh. Fikih Keluarga. alih bahasa oleh: M. Abdul Ghoffar,
Cet. Ke-1.
Nashiruddin al-Bani, Muhammad. Shahih Sunan Abu Daud. alih bahasa oleh:
Cet. Ke- 1
Rasjid, Sulaiman. Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994. Cet. Ke-39
Rofiq, Ahmad. Hukum Islam di Indoneia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah. Jilid 3. Jakarta: Cakrawala Publishing, 2011. Cet.
Ke- 2
58
Syariffuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana,
Cet. Ke-5
JURNAL
Hudaya, Hairul. "Hak Nafkah Istri (Perspektif Hadits dan Kompilasi Hukum
Perceraian”, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 2., No. 1., (2010)
Salmah, "Nafkah dalam Perspektif Hadits", Jurnal Juris, Volume 13., No. 1.,
(2014)
SKRIPSI
59
PEDOMAN WAWANCARA
1. Bagaimana cara anda memberi nafkah kepada keluarga selama anda melakukan
2. Apa saja isi kajian dari Jama'ah Tabligh selama pada waktu khuruj?
4. Bagaimana cara anda menghitung berapa biaya yang dibutuhkan keluarga selama
anda khuruj?
5. Apa tanggapan istri anda mengenai kegiatan dakwah Jama'ah Tabligh ini?
6. Apa yang anda lakukan jika istri tidak memberi izin pada saat anda ingin berangkat
khuruj?
7. Apakah nafkah yang anda tinggalkan untuk keluarga pernah mengalami kekurangan,
8. Apakah ada pembinaan atau kajian dalam Jama'ah Tabligh yang diberikan Ustadz-
9. Sebagai kepala keluarga, bagaimana cara anda memberikan pendidikan agama kepada
10. Apa tanggapan anda tentang kewajiban suami sebagai kepala rumah tangga?
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar III: Wawancara dengan Ustadz Gambar IV: Wawancara dengan Bapak
Ayyub pada tanggal 15 Juni 2023 Muhammad Irfan pada tanggal 20 Juni
Gambar V: Wawancara dengan Bapak Budi Gambar VI: Wawancara dengan Bapak
Hartono pada tanggal 19 Juni 2023 Kisman pada tanggal 21 Juni 2023
Gambar VII: Wawancara dengan Bapak Gambar VIII: Wawancara dengan Bapak
Budi pada tanggal 15 Juni 2023 Boyok pada tanggal 22 Juni 2023
Gambar IX: Wawancara dengan Ustadz Ali Gambar X: Wawancara dengan Bapak
Topan pada tanggal 25 Juni 2023 Ucok pada tanggal 19 Juni 2023
Gambar XI: Wawancara dengan Bapak Alfis Gambar XII: Wawancara dengan Ustadz
Abdi pada tanggal 16 Juni 2023 Syahrir pada tanggal 26 Juni 2023
Gambar XIII: Kegiatan Musyawarah sebelum berangkat Khuruj