Do'a
Do'a
Do'a
TUJUAN MATERI
Melalui materi ini, peserta dapat:
1. Memahami makna doa.
2. Berusaha selalu berdoa kepada Allah SWT.
INTISARI MATERI
Pada pembahasan materi ini, kita akan mempelajari dan membahas tentang makna doa,
waktu yang mustajab dikabulkannya doa, manfaat berdoa, adab-adab berdoa, serta kisah-kisah
doa yang dikabulkan.
MODUL
Layaknya sebuah jembatan, doa secara tidak langsung menjadi penghubung antara
manusia dengan Allah SWT. Oleh karena itu, untuk membangun kedekatan antara manusia
dengan Tuhannya, alangkah lebih baiknya bagi manusia untuk bersungguh-sungguh dalam
berdoa. Kualitas kehidupan kita sangat dipengaruhi oleh doa. Doa tidak akan sampai apabila
manusia tidak membangun hubungan yang baik antara dirinya dengan Tuhannya.
Doa tidak hanya berlandaskan prinsip fiqih amaliyah semata. Akan tetapi, doa juga
memiliki kedalaman rohani terhadap nilai nilai ketauhidan dan aqidah islam yang kuat. Doa
merupakan penjabaran tauhid dalam manusia. Hal inilah yang menjadikan kita akhirnya paham
bahwa doa merupakan perkara besar. Doa tidak hanya dipandang dari sudut pandang fiqih, tetapi
juga doa merupakan bagian dari aqidah.
1. Makna Doa
Secara bahasa, kata doa berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua akar kata.
Pertama berasal dari da‟a yad‟u d‟watan berarti menyeru, memanggil, mengajak, dan
menjamu. Kedua, berasal dari da‟a yad‟u du‟aan atau da‟wa berarti memanggil, mendoa,
dan memohon. Secara istilah, doa dalam pandangan al-Qadhi Iyadh adalah ibadah yang
hakiki karena menunjukkan kepasrahan diri kepada Allah SWT dan berpaling dari selain-
Nya.
Secara keseluruhan, kata doa dalam Al-Qur‟an beserta turunannya terulang
sebanyak 213 kali dalam 55 surah. Hal tersebut menandakan bahwa kata doa merupakan
kata yang populer dan sering digunakan dalam kehidupan bermasyarakat oleh bangsa
Arab. Di dalam Al-Qur‟an, paling tidak ada enam makna doa yang berbeda.
Makna pertama, doa bermakna ibadah. Ketika seseorang berdoa maka dia telah
mengakui kehambaan dirinya di hadapan Tuhannya. Allah berfirman,
“Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk
(yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu
biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang
yang benar.” (al-A’raf: 194)
Ibnu Manzur sebagaimana dikutip oleh Baiquni berpandangan bahwa doa dalam
ayat tersebut adalah ibadah. Allah SWT menentang orang-orang musyrik yang
menyembah selain Allah SWT. Itu karena berhala-berhala yang mereka sembah tidak
dapat memberi manfaat apa pun dan tidak mampu memperkenankan permintaan siapa
pun.
Makna kedua, doa bermakna seruan. Ketika seseorang berdoa maka dia telah
menyeru Tuhannya untuk menyukseskan hajat yang dimilikinya. Allah SWT berfirman,
“Dan jika kamu (hai orang-orang musyrik) menyerunya (berhala) untuk memberi
petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu;
sama saja (hasilnya) buat kamu menyeru mereka ataupun kamu herdiam diri.” (al-A’raf:
193)
Thahir bin Asyur berpandangan bahwa doa pada ayat tersebut adalah seruan yang
ditujukan kepada kaum Muslimin. Seandainya kaum Muslimin mengajak para
penyembah berhala menuju jalan Allah SWT, beriman, serta beramal saleh, dia yakin
bahwa sebagian penyembah berhala enggan mengikuti seruan kaum Muslim, terlepas dari
mengajak ataupun tidak mengajaknya.
Makna ketiga, doa bermakna dakwah. Ketika seseorang berdoa maka dia telah
mengajak kepada kebaikan yang dituju dalam doa. Allah SWT berfirman,
“Nuh berkata, „Ya Tuhanku Sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan
siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan
Sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni
mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan
bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan
sangat. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara
terang-terangan.‟” (Nuh: 5-8)
Hamka dalam karyanya, Tafsir al-Azhar, berpandangan bahwa doa pada ayat
tersebut adalah dakwah Nabi Nuh as. Dakwah tersebut dilakukan pada waktu pagi, siang,
malam dengan susah payah dan tidak sedikit pun merasa bosan mengajak kaumnya untuk
kembali ke jalan yang benar. Walaupun respon kaumnya sama sekali tidak mengenakkan.
Bahkan mereka menutup telinga pertanda tidak mau mendengarkan. Mereka juga
menutup mata pertanda tidak mau melihat. Akan tetapi, dakwah yang dilakukan Nabi
Nuh as dilakukan dengan cara terang-terangan.
Makna keempat, doa bermakna istighasah (minta tolong). Ketika seseorang
berdoa maka dia meminta pertolongan kepada yang dituju dalam berdoa. Allah SWT
berfirman,
“Dikatakan (kepada mereka), „Serulah olehmu sekutu-sekutu kamu‟, lalu mereka
menyerunya, maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenankan (seruan) mereka, dan
mereka melihat azab. (mereka ketika itu berkeinginan) kiranya mereka dahulu menerima
petunjuk.” (al-Qashash: 64)
Ibnu Katsir dalam karyanya, Tafsir Al-Qur‟an al-Adzim, berpandangan bahwa doa
pada ayat tersebut adalah seruan untuk meminta pertolongan. Dalam arti agar sekutu-
sekutu tersebut dapat menyelesaikan urusan yang dihadapi, layaknya mereka berharap di
kehidupan dunia lalu mereka menyerunya. Namun, mereka enggan memperkenankan
seruan dalam hal petunjuk. Baru setelah mereka melihat azab neraka dengan mata kepala
sendiri, lalu mereka berteriak dan berseru meminta pertolongan. Andaikata mereka
termasuk orang-orang yang menerima petunjuk dikehidupan dunia pastilah seruan
pertolongan mereka akan diperkenankan.
Makna kelima, doa bermakna nida (panggilan). Ketika seseorang berdoa maka dia
memanggil yang dituju dalam berdoa. Kebanyakan orang yang berdoa memakai adatun-
nida (kata panggilan) seperti Allahumma (ya Allah), Ya Allah (wahai Allah), Ya
Rabbi (wahai Tuhanku), dan lain sebagainya. Allah berfirman,
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi
dengan iradat-Nya. kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi,
seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).” (ar-Ruum: 25)
Al-Qurtubi dalam tafsirnya, Aljami‟ Liahkamil Qur‟an berpandangan bahwa doa
pada ayat tersebut adalah panggilan. Dalam arti panggilan Tuhan membangkitkan
manusia dari kubur. Layaknya seorang atasan memanggil bawahannya, seketika itu juga
bawahannya harus menjawab panggilan atasannya.
Makna keenam, doa bermakna permohonan. Ketika seseorang yang berdoa maka
dia memohon kepada yang dituju dalam berdoa untuk mengabulkan permohonannya.
Allah SWT berfirman,
“Dan Tuhanmu berfirman, „Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku
akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina.‟” (al-Mu’min: 60)
Ibnu Katsir dalam karyanya, Tafsir al-Qur‟an al-Adzim, berpandangan bahwa doa
pada ayat tersebut adalah permohonan. Allah SWT menganjurkan pada para hamba-Nya
untuk senantiasa berdoa kepada-Nya. Hal itu karena Allah SWT menjamin bahwa doa
para hamba-Nya akan dikabulkan.
Sebagaimana dikatakan Sufyan al-Tsauri, “Wahai Dzat yang mencintai hamba
yang banyak memohon kepada-Nya, wahai Dzat yang membenci hamba yang tidak mau
memohon kepada-Nya, tidak ada satu pun yang demikian selain-Mu wahai Tuhanku.”
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata “Rasulullah saw
bersabda, „Barangsiapa yang tidak berdoa kepada Allah, maka Allah akan murka
kepadanya.‟”
Setelah melihat beberapa istilah mengenai penggunaan makna doa dalam Al-
Qur‟an tersebut, kiranya dapat dikatakan bahwa istilah doa dapat digunakan dalam
berbagai macam pengertian. Sementara itu, perihal penggunaannya dapat disesuaikan
dengan konteks yang ada. Dengan demikian, dapat diketahui perbedaan antara maksud
dan tujuan doa dipanjatkan. Dalam beberapa makna, doa dapat digunakan untuk ibadah,
seruan, dakwah, minta tolong, panggilan, permohonan.
3. Adab-Adab Berdoa
Berikut ini sepuluh adab saat berdoa seperti yang disebutkan oleh Imam an-
Nawawi dalam kitab al-Adzkar dikutip dari kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali.
a. Memperhatikan waktu
Dalam minta permohonan atau berdoa, dianjurkan memilih waktu yang
mustajab seperti yang telah disebutkan pada bagian kedua, yaitu tentang waktu-
waktu mustajab terkabul doa.
c. Menghadap kiblat, mengadahkan kedua tangan, dan mengusap wajah sesudah berdoa
Hal tersebut akan semakin membuat doa yang dipanjatkan lebih sempurna
secara etika. Selain itu, cara tersebut juga untuk membedakan cara berdoa umat Islam
dengan umat lain.
h. Istiqamah
Terkabulnya doa sangat misterius. Kadang bisa cepat, kadang kala bisa
lambat. Hal ini untuk menguji seberapa besar usaha manusia dalam mewujudkan
keinginannya. Jika lambat, itu pertanda kita diminta menjadi hamba-Nya yang sabar.
Sebaliknya apabila cepat diijabah, itu pertanda kita diminta bersyukur.
j. Taubat
Ini merupakan hal yang paling penting bahwa merasa diri penuh dosa dan
memohon ampunan kepada-Nya insyaAllah akan semakin mempercepat
terkabulnya doa.
4. Manfaat dan Keutamaan Berdoa
Selain bagian dari inti ibadah, berdoa juga memberikan banyak manfaat untuk
bagi seseorang baik lahir maupun batin. Memanjatkan doa tentunya mampu memperkuat
kepercayaan manusia kepada Allah SWT. Dengan demikian, rasa tenang dan bahagia bisa
didapatkan setelahnya. Berikut ini manfaat dari berdoa.
a. Meraih Rahmat Allah SWT
Berdoa merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan rahmat dari Allah
SWT. Namun, jangan lupa, panjatkan doa dengan sikap yang baik dan penuh sopan
santun. Allah berfirman,
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan
(akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang
yang berbuat baik.” (al-A’raf: 55-56)
Tiga riwayat tersebut menunjukkan bahwa doa harus diperankan dalam kehidupan
kita. Hal itu Karena doa tidak hanya sekadar bentuk formal untuk memohon sesuatu
kepada Allah SWT, tetapi juga bentuk pengakuan atas kelemahan kita sebagai manusia
sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam.
Dengan berdoa, kita bisa merendahkan kesombongan kita. Perlahan-lahan hal itu
akan membangun kesadaran kita bahwa sebaik apa pun usaha manusia, usaha itu akan
bertambah kebaikannya dengan memasrahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.
KESIMPULAN
Dari materi Doa dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini.
1. Kualitas kehidupan kita sangat dipengaruhi oleh doa. Doa tidak akan sampai apabila
manusia tidak membangun hubungan yang baik antara dirinya dengan Tuhannya.
2. Doa adalah inti dari ibadah. Karena itu, saat orang beribadah, tetapi tidak diiringi dengan
doa maka ibadahnya tidak sempurna.
3. Doa mustajab memiliki waktu dan tempat tertentu. Setiap hamba dapat berdoa kepada
Allah SWT kapan dan di mana saja, tetapi sangat afdhal (utama) saat akan berdoa
memperhatikan waktu dan tempatnya.
4. Dengan berdoa, seorang hamba bisa merendahkan kesombongan dan perlahan-lahan
mampu membangun kesadaran bahwa sebaik apa pun usaha manusia, usaha itu akan
bertambah kebaikannya dengan memasrahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.
EVALUASI
1. Apa makna doa secara bahasa dan istilah?
2. Sebutkanlah tiga waktu yang mustajab terkabulnya doa!
3. Sebutkanlah tiga manfaat dan kegunaan doa!
4. Jelaskanlah salah satu perkara dari adab berdoa!
KOMITMEN
1. Berusaha untuk menjadi pribadi taat dan patuh pada perintah Allah SWT dan menjauhi
larangan-Nya sehingga mustajab doanya.
2. Berusaha untuk menjadi pribadi yang komitmen dalam menjaga adab-adab berdoa.
3. Berusaha untuk menjadi pribadi yang senantiasa berdoa hanya kepada Allah SWT.