Anda di halaman 1dari 20

JURNAL

MASSIVE OPEN ONLINE COURSE


PEGAWAI PEMERINTAH PERJANJIAN KERJA

NAMA : SURYANTO, S.Pd


NIP : 199001312023211013
JABATAN : AHLI PERTAMA - GURU KELAS
UNIT KERJA : SDN MARGAMULYA II
INSTANSI : DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA


TAHUN 2024
RESUME MATERI MOOC PPPK TAHUN 2024

MATERI KEBIJAKAN
Materi 01: Sambutan Kepala LAN RI
(DR. ADI SURYANTO, M.SI)
Saat ini Indonesia tengah berbenah menyongsong era baru, Indonesia Emas 2045. Sebuah harapan
besar Indonesia dapat berada di jajaran terdepan bersama negara- negara maju lainnya. Kita semua
harus dapat cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi, tentu semua harapan ini dapat kita
raih dengan persiapan dan usaha untuk lebih matang lagi. Termasuk mempersiapkan sumber daya aparatur
atau ASN yang kompeten, profesional sebagai aktor strategis dalam PMUP dan juga birokrasi. Sejalan
dengan program Bapak presiden, kita sekarang fokus pada pembangunan Sumber Daya Manusia,
kususnya bagi ASN. Pelatihan Dasar (Latsar) ini menjadi pondasi penting untuk mewujudkan SMART
ASN agar mampu menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks. Melalui platform MOOC,
pelatihan ini tidak lagi terbatas dengan interaksi fisik, tetapi dapat memadukan pembelajaran mandiri
dengan berbagai variasi materi pembelajaran yang telah tersedia dan dapat menyerap sumber
pembelajaran yang ada yang nantinya akan dikembangkan dalam skema pembelajaran kolaboratif,
aktualisasi, dan penguatan secara klasikal. Saya berharap dengan dikedepankannya metode baru yaitu
MOOC ini dapat menjadi sebuah learning platform bagi ASN secara nasional untuk mencetak ASN unggul
dan kompeten menuju birokrasi berkelas dunia dan Indonesia Emas 2045.

Materi 02: Sambutan Deputi Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI


(DR. MUHAMMAD TAUFIQ, DEA)
Dunia ditandai dengan perubahan yang sangat cepat, dengan adanya kemajuan teknologi dan adanya
tantangan globalisasi, dan kunci untuk semuanya adalah bahwa kita dituntut untuk belajar
mengembangkan diri secara berkelanjutan. Kawan-kawan merupakan generasi emas yang akan menjadi
para pengambil keputusan pada era Indonesia Emas 2045. Untuk itu terus kembangkan diri secara
berkelanjutan dan melalui pembelajaran Latsar ini kita harapkan kawan-kawan bisa belajar secara mandiri,
fleksibel, kolaboratif, dan ini akan menjadi sebuah habit, sebuah kebiasaan, yang akan kemudian menjadi
dasar untuk mencapai prestasi yang unggul demi birokrasi yang lebih unggul dalam mendukung kemajuan
bangsa.

Materi 03: Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program & Kebijaksanaan ASN LAN RI
(ERNA IRAWATI, S.Sos., M.Pol, Adm)
Pembelajaran dalam bentuk orientasi yang akan dilaksanakan secara MOOC, dimana pembelajaran
akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu sikap prilaku bela Negara, nilai-nilai dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang menjadi acuan dalam bekerja dan kedudukan ASN dalam penyelenggaraan
pemerintahan.

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
2 of 20
AGENDA 1
Sikap Perilaku Bela Negara
A. Materi Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Pembelajaran Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan peserta tentang landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, nilai-nilai
dasar bela negara, penghormatan terhadap lambang-lambang negara dan ketaatan kepada peraturan
perundang- undangan, dan pembinaan kerukunan, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Wawasan kebangsaan konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga
negara akan diri dan lingkungan didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prof. Muladi, Gubernur
Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ada 4 kesepakatan bersama yaitu dasar bangsa Indonesia serta bendera, bahasa dan lambang
negara serta lagu kebangsaan sebagai alat pemersatu, identitas, kehormatan dan kebanggaan bersama.

Manajemen Pemerintah Negara:


- Berfungsi untuk melayani, mengayomi dan memperdayakan masyarakat.
- Bertugas untuk melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
- Memiliki cita-cita untuk menjadi negara Indonesia yang merdeka, Bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.

Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya


Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi :
a. cinta tanah air;
b. sadar berbangsa dan bernegara;
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. kemampuan awal Bela Negara.

Hari Bela Negara diperingati setiap tanggal 19 Desember.

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
3 of 20
B. Analisis Isu Kontemporer
Analisis Isu Kontemporer
1. Modal untuk menghadapi perubahan lingkungan strategis
Modal Intelektual, Emosional, Sosial, Ketahanan, Etika/Moral dan Kesehatan.
2. Isu – isu strategis kontemporer
Korupsi, Narkoba, Terorisme dan Radikalisme, Money Laundrying, Proxy War, Kejahatan Mass
Communication.
3. Memahami isu kritikal dipandang sebagai topik yang berhubungan dengan masalah-masalah
sumberdaya yang memerlukan pemecahan disertai dengan kesadaran publik.

C. Kesiapsiagaan Bela Negara


Suatu keadaan siap siaga yang dimiliki seseorang baik secara fisik, mental maupun sosial dalam
menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan sikap
secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan
terhadap NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 untuk menjaga, merawat dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
4 of 20
Aksi Nasional Bela Negara
Adalah sinergi setiap warga Negara guna mengenai segala macam ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan dengan berlandaskan nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan Negara
yang berdaulat, adil dan makmur.

Kemampuan Awal Bela Negara


Wujud kemampuan bela negara yaitu memiliki kesehatan jasmani dan mental, kesiapsiagaan
jasmani dan mental, etika, etiket dan kearifan lokal. Aparatur sipil negara wajib memiliki wawasan
kebangsaan yang baik. Seseorang ketika sudah menjadi ASN akan menjadi merepresentasikan
negara. Oleh karena itu seorang ASN harus dan wajib menjadi teladan bagi rakyat pada umumnya
tentang perilaku yang mencerminkan wawasan kebangsaan yang baik. Pergerakan kebangsaan
Indonesia dilakukan dengan adanya rasa ketidakpuasan masyarakat Indonesia yg merasa terancam
dan diperbudak, sehingga beberapa tokoh bangsa melakukan beberapa gerakan nasional, yaitu: Budi
Utomo, Serikat Islam, Muhammadiyah dan Indische Partij.

Sebagai penyelenggara negara, ASN hendaknya menjadikan nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam Pancasila sebagai benteng dalam melakukan transformasi pola-pola perilaku dan kinerja ke
dalam peradaban baru yang lebih baik. UUD 1945 merupakan dasar untuk mewujudkan ASN yang
profesional. UUD 1945 merupakan dasar aturan berbagai kebijakan di negara Republik Indonesia.
Bhineka Tunggal Ika adalah jawaban untuk menyadarkan bahwa walaupun kita berbeda tetap
harus memiliki kata mufakat dalam terwujudnya ASN yang profesional. Tujuan NKRI, yaitu
Melindungi, Memajukan, Melaksanakan, dan Mencerdaskan segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia. Para ASN merupakan salah satu wakil negara untuk tetap mempertahankan NKRI.
Bahkan ada istilah yang sering digaungkan/diteriakkan dengan semangat, NKRI Harga MATI!!!!. Jadi
4 konsensus tentunya masih sangat relevan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara para ASN.

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
5 of 20
Nilai-nilai Bela Negara
Adalah cinta akan tanah air, kesadaran untuk berbangsa dan bernegara dan yakin akan Pancasila
menjadi dasar untuk kita lebih membela negara ini. Sikap dan perilaku warga negara yang didasari
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 untuk menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara, pada saat ini
masih sangat relevan untuk dilakukan. Karena semangat untuk mencintai negara ini akan selalu ada
dan hadir pada sikap dan perilaku warga negara. Ancaman yang paling berbahaya bagi keutuhan
NKRI saat ini adalah ancaman dari internal kita sendiri seperti perpecahan karena isu Suku Agama,
Ras dan Antar Golongan (SARA) serta ancaman dari separatisme yang ingin memisahkan diri dari
NKRI.

Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai dasar negara
Indonesia. Dalam kedudukannya yang demikian, Pancasila menempati kedudukan yang paling
tinggi, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional dalam
tata hukum di Indonesia.

Kedudukan UUD NRI Tahun 1945 adalah sebagai hukum yang paling tinggi dan fundamental
s i f a t n y a , karena merupakan sumber legitimasi atau landasan bentuk-bentuk peraturan
perundang- undangan di bawahnya. Sehingga semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia tidak boleh bertentangan dan harus berpedoman pada Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Alinea I : Terkandung motivasi, dasar, dan pembenaran perjuangan (kemerdekaan adalah
hak segala bangsa dan penjajahan bertentangan dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan)
Alinea II : Mengandung cita-cita bangsa Indonesia (negara yang merdeka, bersatu,
berdaulat,adil, dan makmur)
Alinea III : Memuat petunjuk atau tekad pelaksanaannya (menyatakan bahwa kemerdekaan
atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa)
Alinea IV : Memuat tugas negara/tujuan nasional, penyusunan UUD 1945

Arti Batang Tubuh UUD 1945 ialah peraturan Negara yang memuat ketentuan ketentuan
pokok dan menjadi salah satu sumber daripada perundang-undangan lainnya yang kemudian
dikeluarkan oleh negara itu. Dari sudut hukum, batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama
dan utama dari penjabaran 5 (lima) norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-
norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang
memberi kerangka dasar hukum sistem administrasi negara Republik Indonesia pada umumnya, atau
khususnya sistem penyelenggaraan pemerintahan negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek
ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya. Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, kedudukan PNS
dalam NKRI sebagai unsur aparatur negara yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa. PNS melaksanakan kebijakan yang ditetapkan
oleh pimpinan instansi pemerintah.

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
6 of 20
AGENDA 2
Nilai – nilai Dasar PNS
A. Berorientasi Pelayanan
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Menurut Djamaluddin Ancok dkk. (2014), budaya pelayanan yang baik juga tentu akan
berdampak positif terhadap kinerja organisasi dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Budaya pelayanan akan berjalan dengan baik apabila terbangun kerja tim di dalam internal
organisasi. Melalui kerja sama yang baik, pekerjaan dalam memberikan pelayanan dapat
diselesaikan dengan hasil terbaik bagi pengguna layanan. Fokus utama untuk memberikan
kepuasan kepada masyarakat harus menjadi prinsip utama ASN dalam bekerja.
b. Faktor lain adalah pemahaman tentang pelayanan prima. Budaya berorientasi pada pelayanan
prima harus menjadi dasar ASN dalam penyediaan pelayanan. Pelayanan Prima adalah
memberikan pelayanan sesuai atau melebihi harapan pengguna layanan.
Berdasarkan pengertian tersebut, dalam memberikan pelayanan prima terdapat beberapa
tingkatan yaitu:
• Memenuhi kebutuhan dasar pengguna,
• Memenuhi harapan pengguna,
• Melebihi harapan pengguna (Mengerjakan sesuatu yang lebih dari yang umum diharapkan).
c. Pemberian pelayanan yang prima akan berimplikasi pada kemajuan organisasi, apabila
pelayanan yang diberikan prima (baik), maka organisasi akan menjadi semakin maju. Implikasi
kemajuan organisasi akan berdampak antara lain:
• Semakin besar pajak yang dibayarkan pada negara,
• Makin bagus kesejahteraan bagi pegawai,
• Makin besar fasilitas yang diberikan pada pegawai.

Dari penjelasan diatas, kita dapat mengetahui bahwa terdapat tiga unsur penting dalam
pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu :
1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi,
2) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan
3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.

Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk :


a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
7 of 20
B. Akuntabel
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN
BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
1) Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
2) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien.
3) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi Aspek-Aspek
Akuntabilitas.

Akuntabilitas adalah sebuah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan


negara dan masyarakat. Pemberi kewenangan bertanggung jawab memberikan arahan yang memadai,
bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan fungsinya. Akuntabilitas
berorientasi pada hasil (Accountability is results- oriented) Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas
adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam konteks ini,
setiap individu/kelompok/institusi dituntut untuk bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil
yang maksimal.

Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu akuntabilitas adalah sebuah
hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya 24 laporan,
akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja.

Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas


individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.

Akuntabilitas dan Integritas Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh
banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke,
2017).

C. Kompeten
Karakter lain yang diperlukan dari ASN untuk beradaptasi dengan dinamika lingkungan
strategis, yaitu: inovatif dan kreatif, agility dan flexibility, persistence dan perseverance serta
teamwork dan cooperation. ASN yang gesit (agile) diperlukan sesuai dinamika lingkungan strategis.
Terdapat kecenderungan organisasi pemerintahan mulai mengarah dari organisasi hirarkis, dengan
pembagian bidang-bidang yang riil sektoral. Kini keadaannya mulai berubah ke arah organisasi
yang lebih dinamis, dengan jenjang hirarki pendek. Kebijakan ini ditandai dengan pengalihan dua
jenjang jabatan struktural, jabatan administrator dan pengawas menjadi jabatan fungsional. Sesuai
Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN meliputi:

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
8 of 20
1. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
2. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan
3. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat
majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai- nilai,
moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil
kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.

D. Harmonis
Negara diharapkan mampu memberikan kebaikan bersama bagi warganya tanpa memandang
siapa dan dari etnis mana, apa agamanya. Semangat gotong royong juga dapat diperkuat dalam
kehidupan masyarakat sipil dan politik dengan terus menerus mengembangkan pendidikan
kewarganegaraan dan multikulturalisme yang dapat membangun rasa keadilan dan kebersamaan
dilandasi dengan prinsip prinsip kehidupan publik yang lebih partisipatif dan non diskriminatif.
1. Ada dua tujuan nasionalisme yang mau disasar dari semangat gotong royong, yaitu kedalam dan
keluar.
● Ke Dalam, kemajemukan dan keanekaragaman budaya, suku, etnis, agama yang mewarnai
kebangsaan Indonesia, tidak boleh dipandang sebagai hal negatif dan menjadi ancaman yang
bisa saling menegasikan. Sebaliknya, hal itu perlu disikapi secara positif sebagai limpahan
karunia yang bisa saling memperkaya khazanah budaya dan pengetahuan melalui proses
penyerbukan budaya.
● Keluar, nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang memuliakan kemanusiaan
universal dengan menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian, dan keadilan antar umat
manusia.
2. Penanganan masalah akibat keberagaman budaya membutuhkan pendekatan yang bijak karena
masalah keberagaman berhubungan isu- isu sensitif, seperti suku, agama, ras, dan antargolongan
(sara). Dalam menangani masalah yang ditimbulkan keberagaman budaya diperlukan langkah
dan proses yang berkesinambungan.
● Pertama, memperbaiki kebijakan pemerintah di bidang pemerataan hasil pembangunan di
segala bidang. Hal ini disebabkan karena permasalahan yang ditimbulkan karena perbedaan
budaya merupakan masalah politis.
● Kedua, penanaman sikap toleransi dan saling menghormati adanya perbedaan budaya melalui
pendidikan pluralitas dan multikultural di dalam jenjang pendidikan formal.

Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari pendiri


bangsa dilandasi rasa persatuan dan kesatuan Indonesia. Etika publik merupakan refleksi kritis yang
mengarahkan bagaimana nilai- nilai kejujuran, solidaritas, keadilan dan lain-lain. Oleh karena itu,
dengan ditetapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara ( ASN ) perilaku pejabat publik harus berubah
dari “penguasa menjadi pelayan” dan “dari wewenang menjadi peranan”.

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
9 of 20
E. Loyal
Pengertian Loyal dan Loyalitas Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa
Perancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Urgensi loyalitas ASN salah satu sifat yang
harus dimiliki oleh seorang ASN ideal sebagaimana tersebut di atas adalah sifat loyal atau setia kepada
bangsa dan negara. Membangun Perilaku Loyal, dalam kontek umum untuk menciptakan dan
membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap organisasi, hendaknya beberapa hal berikut
dilakukan:
1. Membangun rasa kecintaan dan memiliki kepedulian
2. Meningkatkan kesejahteraan
3. Memenuhi kebutuhan rohani
4. Memberikan kesempatan peningkatan karir
5. Melakukan evaluasi secara berkala

Panduan Perilaku sebagai Aparatur Sipil Negara ( ASN )


1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang Sah.
2. Menjaga Nama Baik sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara serta Menjaga Rahasia
Jabatan dan Negara.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang no 5 tahun 2014 tentang ASN memiliki 3 (Tiga) fungsi
sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
b. Pelayan publik.
c. Serta perekat dan pemersatu bangsa.

Sikap Loyal ASN Melalui Aktualisasi Kesadaran Bela Negara Sifat dan sikap loyal warga
negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat diwujudkan dengan
mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-harinya. Pasal 27
Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.

Loyal dalam konteks organisasi Pemerintah:


a. Penegakkan disiplin sebagai wujud Loyalitas PNS Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan,, kesetiaan (loyalitas), ketenteraman, keteraturan, dan ketertiban. Sedangkan Disiplin
PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
b. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No.
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
c. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud Loyalitas PNS Kemampuan ASN dalam
memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam
mewujudkan nilai loyal dalam kehidupannya sebagai ASN.
Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
10 of 20
Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat
pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara. Agar para
ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan lainnya
dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya melalui pemantapan Wawasan Kebangsaan.
Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap loyal seorang ASN dapat dibangun dengan cara
terus meningkatkan nasionalismenya kepada bangsa dan negara.

F. Adaptif
Mengapa Adaptif Kita sebagai pegawai publik yang terlibat dalam organisasi pemerintah harus
memiliki nilai-nilai adaptif dalam diri kita. Ada beberapa alasan kita harus memiliki nilai-nilai adaptif,
yaitu diantaranya:
1) Adanya perubahan lingkungan strategis
2) Adanya kompetisi kinerja di sektor publik

Memahami Adaptif (Adaptasi) adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya
mencapai tujuan- tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang
berubah-ubah agar tetap bertahan.

Kreativitas dan inovasi pada umumnya istilah kreativitas dan inovasi kerap diidentikkan satu
sama lain. Selain karena saling beririsan yang cukup besar, kedua istilah ini memang secara konteks
boleh jadi mempunyai hubungan kasual sebab- akibat. Organisasi Adaptif Dinamika dalam perubahan
lingkungan strategis ini meliputi bagaimana memahami dunia yang kompleks, memahami prinsip
ketidakpastian, dan memahami lanskap bisnis Adaptif Sebagai Nilai Dan Budaya ASN Untuk
mengatasi agar organisasi terus mampu memiliki pengetahuan yang mutakhir, maka organisasi
dituntut untuk melakukan lima disiplin, yaitu: Panduan Perilaku Adaptif Seorang pemimpin adalah
seseorang yang membawa perubahan adaptif, bukan teknis.

Grindle menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana pengembangan kapasitas


pemerintah adaptif dengan indicator-indikator sebagai berikut:
(a) Pengembangan sumber daya manusia adaptif;
(b) Penguatan organisasi adaptif dan
(c) Pembaharuan institusional adaptif.

Terkait membangun organisasi pemerintah yang adaptif, Neo & Chen telah berbagi
pengalaman bagaimana Pemerintah Singapura menghadapi perubahan yang terjadi di berbagai
sektornya, mereka menyebutnya dengan istilah dynamic governance. Menurut Neo & Chen, terdapat
tiga kemampuan kognitif proses pembelajaran fundamental untuk pemerintahan dinamis yaitu
berpikir ke depan (think ahead), berpikir lagi (think again) dan berpikir lintas (think across).
Selanjutnya, Liisa Välikangas (2010) memperkenalkan istilah yang berbeda untuk pemerintah

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
11 of 20
yang adaptif yakni dengan sebutan pemerintah yang tangguh (resilient organization). Pembangunan
organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang membuat organisasi kuat dan imajinatif:
kecerdasan organisasi, sumber daya, desain, adaptasi, dan budaya (atau sisu, kata Finlandia yang
menunjukkan keuletan)

G. Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantangan global yang dihadapi saat ini. Banyak
ahli merumuskan terkait tantangan-tantangan tersebut. Prasojo mengungkapkan beberapa tantangan
yang dihadapi saat ini yaitu tantangan di semua sektor kehidupan, perkembangan teknologi informasi,
tenaga kerja milenial serta mobilitas, fleksibilitas. Dan karakteristik dengan konsep-konsep integrasi
institusi atau penyatuan pelembagaan baik secara formal maupun informal dalam satu wadah. Ciri
lainnya adalah kolaborasi yang terjadi terjadi antar sektor dalam menangani isu tertentu. Namun ada
pula perbedaannya yang paling nampak adalah bahwa WoG menekankan adanya penyatuan
keseluruhan elemen pemerintahan, sementara konsep-konsep tadi lebih banyak menekankan pada
pencapaian tujuan, proses integrasi institusi, proses kebijakan sehingga penyatuan berlaku pada
sector-sektor tertentu yang dipandang relevan

Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:
1. Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau Lembaga.
2. Peserta dalam forum termasuk aktor non state.
3. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya '‘dikonsultasikan’ oleh
agensi publik.
4. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif.
5. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus
tidak tercapai dalam praktik).
6. Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.

Kolaboratif harus memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka
dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah, serta menggerakan pemanfaatan berbagai
sumber daya untuk tujuan bersama.
Proses yang harus dilalui dalam menjalankan kolaborasi adalah :
1) Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi
2) Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh;
3) Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership
dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;
4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan 5) Menetapkan outcome antara.

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
12 of 20
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar Lembaga pemerintah :
1. Kepercayaan,
2. Pembagian kekuasaan,
3. Gaya kepemimpinan,
4. Strategi manajemen dan
5. Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien efektif antara entitas publik.

Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan dalam kolaborasi antar Lembaga pemerintah yaitu :
Ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi dan
Dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
13 of 20
AGENDA 3
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
A. SMART ASN
Literasi Digital Kecakapan penggunaan media digital dalam melakukan proses mediasi
media digital yang dilakukan secara produktif. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi
digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia
digital dengan penuh tanggung jawab. Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan
menggunakan media digital (digital skills) saja, namun juga budaya menggunakan digital (digital
culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital
(digital safety). Selain itu Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat dapat
menggunakan media digital secara bertanggung jawab, sebab dunia digital saat ini telah menjadi
bagian dari keseharian berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan
untuk mencari informasi bahkan mencari solusi dari permasalahan kita sehari-hari.

Literasi digital adalah hal yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak
digital setiap warga negara.ada 5 langkah yang harus dijalankan guna mendukung percepatan
transformasi digital, yaitu ;
1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
2. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor- sektor strategis, baik di pemerintahan,
layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri,
sektor penyiaran.
3. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
4. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
5. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi
digital dilakukan secepat-cepatnya.

Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola,


memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi
secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan
kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi komputer,
literasi TIK, literasi informasi dan literasi media.

Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan
Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk mengatasi persoalan terkait
percepatan transformasi digital, dalam konteks literasi digital. Sehingga perlu dirumuskan kurikulum
literasi digital yang terbagi atas empat area kompetensi yaitu:
• Kecakapan digital.
• Budaya digital,
• Etika digital dan
• Keamanan digital.

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
14 of 20
Sehingga jelas, kita hidup di dalam negara yang multikultural dan plural dalam banyak aspek.
Pemahaman multikulturalisme dan pluralisme membutuhkan upaya pendidikan sejak dini. Apalagi,
kita berhadapan dengan generasi masa kini, yaitu para digital native (warga digital) yang lebih
banyak ‘belajar’ dari media digital. Meningkatkan kemampuan membangun mindfulness
communication tanpa stereotip dan pandangan negatif adalah juga persoalan meningkatkan
kemampuan literasi media dalam konteks budaya digital.

Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk mengakses,
menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital meliputi hak untuk
mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa nyaman. Hak harus diiringi dengan
tanggung jawab. Tanggung jawab digital, meliputi menjaga hak-hak atau reputasi orang lain,
menjaga keamanan nasional atau atau ketertiban masyarakat atau kesehatan atau moral publik.
Hak dan kewajiban digital dapat memengaruhi kesejahteraan digital setiap pengguna. Kesejahteraan
digital merupakan istilah yang merujuk pada dampak dari layanan teknologi dan digital terhadap
kesehatan mental, fisik, dan emosi seseorang.

Kerangka Kurikulum Literasi Digital


• Digital skill merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan
sehari-hari.
• Digital safety merupakan kemampuan user dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan
Smart ASN 19 digital dalam kehidupan sehari-hari.
• Digital culture merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.
• Digital ethics merupakan kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola
etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.

Tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia digital:


1. Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Bukan
hanya jumlah dana aksesnya yang bertambah, durasi penggunaannya pun meningkat drastis.
2. Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke media digital.
Karakter media digital yang serba cepat dan serba instan, menyediakan kesempatan tak terbatas,
telah mengubah perilaku masyarakat dalam segala hal, mulai dari belajar, bekerja, bertransaksi,
hingga berkolaborasi.
3. Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi. Situasi pandemik COVID-19 yang
menyebabkan intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi, sehingga memunculkan
berbagai isu dan gesekan. Semua ini tak lepas dari situasi ketika semua orang berkumpul dimedia
guna melaksanakan segala aktivitasnya, tanpa batas.

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
15 of 20
Etika Bermedia Digital
Media digital digunakan oleh siapa saja yang berbeda latar pendidikan dan tingkat kompetensi.
Karena itu, dibutuhkan panduan etis dan kontrol diri (self-controlling) dalam menghadapi jarak
perbedaanperbedaan tersebut dalam menggunakan media digital, yang disebut dengan Etika Digital.
Empat prinsip etika tersebut menjadi ujung tombak self-control setiap individu dalam
mengakses, berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang digital, sehingga media digital
benar-benar bisa dimanfaatkan secara kolektif untuk hal-hal positif

B. Manajemen ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS
meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,pengembangan
karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan.

Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan
perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada
kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan
secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan Manajemen ASN memperhatikan syarat
kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak, jabatan, dan integritas
serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps
profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar
pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa. Untuk
menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN
diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan
terintegrasi antar- Instansi Pemerintah Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya
administratif. Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif.

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:


a) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
16 of 20
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik;
b. Pelayan publik; dan
c. Perekat dan pemersatu bangsa agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Manajemen ASN Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai
harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada
prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek
pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja.
Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad
performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk
meningkatkan kinerja.
a) Manajemen ASN terdiri dari Manajemen PNS dan Manajemen PPPK
b) Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan
c) Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan
perjanjian kerja; dan perlindungan.
d) Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga
negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di
kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan
dan pelatihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
e) Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua)
tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi
tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat
jabatan yang ditentukan.
f) Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling
lama 5 (lima) tahun.
g) Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan
proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
maupun atas inisiatif sendiri.

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
17 of 20
h) Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi
Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.
i) Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia.
Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan
standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
j) Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen
ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional
dan terintegrasi antar- Instansi Pemerintah.

PILAR LITERASI DIGITAL


Terdapat 4 pilar dalam literasi digital diantaranya yaitu :
a. Etika bermedia digital adalah panduan etis dan kontrol diri dalam menggunakan media digital.
Mengapa harus menerapkan etika dalam bermedia digital? karena ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya :
1. Penetrasi internet yang sangat tinggi
2. Perubahan perilaku masyarakat media konvensional ke media digital dan,
3. Intensitas orang berinteraksi dengan gawai/gadget yang semakin tinggi.
Oleh karena itu diperlukan etika digital untuk menjadi self control pada setiap individu dalam
mengakses, berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang digital.
b. Cakap Bermedia digital yaitu kemampuan individu dalam memahami dan menggunakan
perangkat keras dan lunak serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari - hari.
c. Aman bermedia digital yaitu kecakapan untuk melakukan perlindungan identitas digital dan data
diri.
d. Budaya bermedia digital yaitu tiap individu memiliki tanggung jawab untuk melakukan seluruh
aktivitas bermedia digitalnya berlandaskan pada nilai – nilai kebangsaan.

Implementasi Literasi Digital dan Implikasinya Lanskap Digital yaitu sebutan kolektif untuk
jaringan sosial, surel, situs daring, perangkat seluler, dan lain sebagainya. Transaksi elektronik
Menurut Undang – undang ITE No. 11 Tahun 2008 : Transaksi dengan menggunakan komputer,
jaringan komputer, dan media elektronik lainnya. Jenis pembayaran transaksi elektronik atau daring
ini diantaranya adalah transfer bank, dompet digital, COD atau pembayaran ditempat, pembayaran
luring, kartu debit, dan kartu kredit. Contoh Dompet digital diantaranya : Shopee Pay, OVO,
Gopay, Dana dan lain-lain.

Kemajuan dunia digital seperti sekarang ini menimbulkan peluang munculnya penipuan digital.
Penipuan digital/ daring memanfaatkan seluruh aplikasi pada platform media internet untuk
menipu para korban dengan berbagai modus, menggunakan sistem elektronik yang disalahgunakan
untuk menampilkan upaya menjebak pengguna internet dengan berbagai cara.

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
18 of 20
Hak dan kewajiban dalam dunia digital :
1. Akses dan tidak diskriminatif
2. Kebebasan berekspresi dan mendapatkan informasi
3. Kebebasan berkumpul, berkelompok, dan partisipasi
4. Perlindungan privasi dan data
5. Pendidikan dan literasi
6. Perlindungan terhadap anak
7. Hak mendapatkan pertolongan terhadap pelanggaran hak asasi

Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan aplikasi
yang tersedia pada perangkat sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari
permasalahan kita sehari-hari. Literasi digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh
masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga negara. MODUL XII MANAJEMEN
ASN Menurut UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, disebutkan bahwa berdasarkan jenisnya, pegawai
ASN terdiri dari PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja). Kedudukan ASN Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur Aparatur Negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Contohnya sebagai ASN Guru dalam
Undang – undang No. 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai
pendidik profesional dengan tugas utama yaitu : mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Peran dan Tugas ASN


Peran dan Tugas ASN terdiri dari 3 Peranan yaitu :
1. Pelaksana Kebijakan Publik yang tugasnya melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat
pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pelayan Publik yang tugasnya memberikan pelayanan public yang profesional dan berkualitas.
3. Perekat dan pemersatu bangsa yang tugasnya

Hak dan Kewajiban ASN


Hak dan Kewajiban ASN antara PNS dan PPPK terdapat perbedaan diantaranya :
1. Hak Pegawai Negeri Sipil (PNS) diantaranya :
a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas
b. Cuti
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
d. Perlindungan
e. Pengembangan kompetensi
2. Hak Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas
b. Cuti
c. Perlindungan
d. Pengembangan kompetensi

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
19 of 20
3. Kewajiban Aparatur Sipil Negara
a. Setia dan taat pada Pancasila dan UUD tahun 1945, NKRI, dan pemerintah yang sah
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang mentaati
ketentuan peraturan perundang – undangan.
d. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab.
e. Menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan Tindakan kepada
setiap orang baik didalam maupun diluar kedinasan.
f. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
g. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Kode
etik dan kode perilaku ASN Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat
dan kehormatan ASN.

Adapun fungsi dari kode etik ASN adalah sebagai berikut :


1. Sebagai pedoman, panduan birokrasi publik / Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan
tugas dan kewenangan agar tindakannya dinilai baik.
2. Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi publik/Aparatur Sipil Negara
dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.
3. Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam menjalankan tugas
pelayanan pada masyarakat dan menempatkan kepentingan publik diatas kepentingan pribadi
kelompok maupun organisasinya.

Sebagai seorang guru juga harus memiliki Kode etik guru diantaranya adalah :
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangun yang
berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuai dengan kebutuhan
anak didik masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi
menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid
sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang
luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan
mutu Profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan
maupun didalam hubungan keseluruhan.
8. Guru bersama-sama memelihara membina dan meningkatkan mutu Organisasi Guru
Profesional sebagai sarana pengabdiannya.

Jurnal MOOC - Orientasi PPPK - Angkatan 24 - Kota Bekasi - 2024 - Suryanto, S.Pd - 199001312023211013 – SDN Margamulya II Bekasi Utara
20 of 20

Anda mungkin juga menyukai