Tugas 1 Administrasi Pertanahan
Tugas 1 Administrasi Pertanahan
NIM : 051214901
JURUSAN : ILMU HUKUM
MATA KULIAH : ADMINISTRASI PERTANAHAN
Tugas 1
Jawaban :
1. Pengertian administrasi dilihat dari sudut pandang proses, fungsional, dan institusional
dari sudut adminitrsai pertanahan diantaranya:
a. Sudut pandang proses: administrasi ialah segala kegiatan yang di lakukan untuk
mencapai tujuan dari mulai proses pemikiran, proses pelaksanaan, sampai proses
tercapainya tujuan itu sendiri.
b. Sudut fungsional: administrasi sebagai fungsi menunjukkan keseluruhan
tindakan dari sekelompok orang dalam suatu kerja sama sesuai dengan fungsi-
fungsi tertentu hingga tercapai tujuan. Yang mana fungsi yang satu berhubungan
dengan fungsi lain dalam satu rangkaian tahapan aktivitas.
c. Sudut institusional atau kelembagaan adalah suatu totalitas kelembagaan ketika
dalam lembaga itu terdapat kegiatan-kegiatan yang di lakukan untuk mencapai
tujuan.
Menurut keputusan presiden nomor 7 tahun 1979, ada 4 catur tertib pertanahan
diantaranya:
a. Tertib hukum pertanahan
b. Tertib administrasi pertanahan
c. Tertib penggunaan tanah
d. Tertib pemeliharaan tanah lingkungan hidup.
3. Beberapa Asas pendaftaran tanah menurut peraturan pemerintah nomor 24 tahun 1997
diantaranya:
a. Asas sederhana: agar ketentuan-ketentuan pokok ataupun prosedurnya dengan
mudah dapat di pahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan, terutama oleh
para pemegang hak atas tanah.
b. Asas aman: untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah perlu di selenggarakan
secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian
hukum sesuai tujuan pendaftaran tanah itu sendiri.
c. Asas terjangkau: keterjangkauan bagi pihak-pihak yang memerlukan, khususnya
dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekonomi lemah.
d. Asas mutakhir: kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaannya dan
kesinambungan dalam pemeliharaan datanya.
e. Asas terbuka: data yang ada pada kantor pertanahan harus dapat di peroleh
secara terbuka oleh masyarakat.
Pendaftaran tanah di Indonesia memiliki asas dalam pelaksanaannya. Hal ini secara
tegas diatur dalam Pasal 2 PP Nomor 24 Tahun 1997, bahwa pendaftaran telah
dilaksanakan berdasarkan asas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka.
Asas pendaftaran tanah ini merupakan pengaturan baru karena sebelumnya tidak
diatur secara limitatif di dalam PP Nomor 10 Tahun 1961. Penjelasan Pasal 2 PP
Nomor 24 Tahun 1997 mengungkapkan secara rinci makna dari asas pendaftaran
tanah tersebut, yaitu sebagai berikut:
Asas sederhana dalam pendaftaran tanah terkandung agar ketentuan ketentuan
maupun prosedurnya dengan mudah dapat dipahami oleh pihak-pihak yang
berkepentingan, terutama para pemegang hak atas tanah. Sedangkan asas aman
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah perlu diselenggarakan
secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian
hukum sesuai tujuan pendaftaran tanah itu sendiri. Asas terjangkau berarti
keterjangkauan bagi pihak-pihak yang memerlukan, khususnya dengan
memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekanomi lemah. Pelayanan
yang diberikan dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah harus bisa
terjangkau oleh para pihak yang memerlukan. Asas diperbarui berisi kelengkapan
yang memadai dalam pelaksanaannya dan berkesinambungan dalam pemeliharaan
datanya. Data yang tersedia harus menunjukkan keadaan yang berubah. Untuk itu
perlu dipatuhi kewajiban mendaftar dan pencatatan perubahan-perubahan yang
terjadi di kemudian hari. Asas berubah menuntut dipertahankannya data pendaftaran
tanah secara terus-menerus dan berkesinambungan sehingga data yang tersimpan di
kantor pertanahan selalu sesuai dengan keadaan nyata di lapangan dan di masyarakat
dapat memperoleh keterangan mengenai data yang benar setiap saat. Untuk itu
diberlakukan pula asas terbuka.
Referensi:
- BMP ADPU4335
- Pasolong, Harbani. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfa Beta. 2014