Anda di halaman 1dari 24

1

LAPORAN PRAKTIKUM

AQUACULTURE ENGINEERING

MUHAMAD SOLIHIN
2204112337
ASISTEN : RAHMA APRIANTI S.pi
SESI 2 HARI SABTU

LABORATORIUM TEKNOLOGI BUDIDAYA


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya
rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan pratikum yang berjudul “ Aquaculture
Engineering” yang dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada asisten
pembimbing saya yang telah membantu saya memberikan arahan-arahan, saran,
bimbingan serta petunjuk selama praktikum dilaksanakan dan sebelumya saya
mohon maaf kalau laporan saya ini tidak sempurna. Kritik dan saran dari para
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan pada masa yang akan datang. Sebagai
penutup, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam penulisan laporan ini.

Pekanbaru, Oktober 2023

Muhamad Solihin
ii

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................. v
I. PENDAHULUAN.................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Tujuan dan manfaat ........................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 4


2.1 Penentuan Jarak Dengan Tiga Cara.................................... 4
2.2 Mengukur Debit Aliran Air ............................................... 4
2.3 Survey Leveling ................................................................. 5

III. METODELOGI PRATIKUM............................................... 6


3.1 Waktu Dan Tempat............................................................. 6
3.2 Alat Dan Bahan .................................................................. 6
3.2.1 Penentuan Jarak Dengan Tiga Cara.................................. 7
3.2.2 Mengukur Debit Aliran Air ............................................ 7
3.2.3 Survey Leveling ............................................................... 7
3.3 Metode Praktikum ............................................................. 8
3.4 Prosedur Praktikum ........................................................... 8
3.4.1 Penentuan Jarak Dengan Tiga Cara.................................. 9
3.4.2 Mengukur Debit Aliran Air ............................................. 9
3.4.3 Survey Leveling .............................................................. 9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................. 10


4.1 Hasil................................................................................... 10
4.1. Penentuan Jarak Dengan Tiga Cara.................................... 10
3.4.2 Mengukur Debit Aliran Air ............................................. 10
3.4.3 Survey Leveling ............................................................... 11

V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 13


5.1 Kesimpulan ....................................................................... 13
5.2 Saran…………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 14
LAMPIRAN.................................................................................... 15
iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Alat yang digunakan dalam pembuatan silase ..................................... 5
2. Bahan yang digunakan digunakan dalam pembuatan silase ................ 6
3. Alat Pembuatan Pakan Ikan dari bahan silase...................................... 6
4. Data hasil differential leveling............................................................. 8
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. mengitung jarak dengan mengunakan metode autolevel..... 9
v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Pengukuran jarak dengan tiga cara.......................................... 16
2. Mengukur Debit Aliran Air..................................................... 17
3. Survey Leveling....................................................................... 18
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rekayasa akuakultur (aquacultural engineering) adalah adalah


cabang dari ilmu yang mempelajari tentang strategi, teknik dan metode
untuk perekayasaan sistem dan teknologi produksi yang digunakan dalam
setiap ruang lingkup akuakultur. Rekayasa akuakultur diartikan sebagai
suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan dalam proses budidaya untuk
meningkatkan produktifitas hasil budidaya melalui perubahan dan
modifikasi sistem akuakultur. Dengan adanya rekayasa, maka kualitas air
dalam bak akan tetap terjaga sehingga kelangsungan hidup dan
pertumbuhan ikan menjadi optimal. Disamping itu, serangan bibit penyakit
pada ikan budidaya akan berkurang
Potensi lahan perikanan budidaya secara nasional diperkirakan
sebesar 17,74 payau 2,96 juta Ha dan budidaya laut 12,55 juta Ha.
Sedangkan pemanfaatannya hingga saat ini masing-masing baru mencapai
16,62 % untuk budidaya air tawar, 50,06 % untuk budidaya air payau dan
2,09 % untuk budidaya laut. (Anonim, 2014)
Berdasarkan media budidaya, aktivitas kegiatan budidaya ikan
dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu budidaya air tawar, budidaya air
payau serta budidaya air laut, sedangkan jika ditinjau berdasarkan tahapan
kegiatan budidaya terdiri dari pembenihan, pendederan dan pembesaran
ikan.Dalam budidaya sendiri memiliki perkembangan teknik yang dari
waktu ke waktu semakin efektif dan efisien sehingga memudahkan para
pembudidaya ikan.Salah satunya yaitu perkembangan wadah budidaya
yang mempunyai banyak macamnya (Khotimah dkk., 2013).

1.2. Tujuan dan Manfaat


Maksud dan manfaat latihan ini adalah agar siswa memahami dan
mampu menggunakan prosedur yang dijelaskan pada bagian Differential
2

Leveling untuk menentukan perbedaan ketinggian antara satu titik atau


lebih. Dan dapat mengatur BM, BS, FS, HI dan TP. Periksa data
pengembalian dapat dicatat untuk menentukan keakuratan. Dapat
mengidentifikasi kesalahan pengambilan keputusan atau kesalahan
pengukuran dan membandingkannya dengan kesalahan yang dapat
diterima.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mengukur Jarak Dengan Tiga Cara


Ada beberapa alat dan cara untuk menentukan jarak suatu tempat dengan

tingkat ketelitian dan keakuratan yang berbeda tergantung pada alat yang

digunakan, panjangnya jarak yang diukur serta posisi tempat/stasiun yang

hendak diukur jaraknya. Dengan demikian, maka alat atau cara yang lebih akurat

akansulit ditentukan secara pasti. Untuk jarak yang pendek, tentunya dengan

menggunakan meteran akan lebih tepat, namun untuk jarak yang jauh serta

posisinya tidak mendatar, sulitlah mendapatkan data yang tingkat keakuratannya

tinggi dengan menggunakan meteran pita. Dalam hal ini, penggunaan alat

autolevel lebih teliti (Mulyadi dan Pamukas 2012).

Autolevel merupakan alat utama dalam melakukan leveling survey

yangberfungsi untuk menentukan jarak horizontal maupun vertikal suatu titik

(stasiun).Agar alat ini dapat digunakan dengan baik, maka diperlukan juga tripod,

yangberfungsi untuk mendudukkan autolevel tersebut serta sebuah rod yang

didirikandisuatu titik/stasiun yang berfungsi sebagai Sasaran yang akan

diteropong dan dikaji jarak horizonal maupun jarak vertikalnya (Penuntun

Pratikum Rekayasa Akuakulture,2012).

2.2 Mengukur Debit Aliran Air


Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang
melewati suatu penampang melintang sungai persatuan waktu. Dalam system SI
besarnya debit dinyatakan dalam sattuan meter kubik. Debit aliran juga dapat
dinyatakan dalam persamaan Q = A x v, dimana A adalah luas penampang (m2)
dan V adalah kecepatan aliran (m/detik). Suatu cara menyatakan gerak fluida
adalah dengan mengikuti gerak tiap partikel didalam fluida. Hal ini sulit, karena
4

kita harus menyatakan koordinat X, Y, Z dari partikel fluida dalam menyatakan


ini sebagai fungsi waktu. Cara yang digunakan adalah dengan penerapan
kinematika partikel gerak atau aliran fluida (Bishop, J.E. 2011).
2.3 Survey Leveling
Tanah telah diberikan batasan oleh berbagai instansi atau badan
sepertioleh ahli pertanian, ahli geologi dan badan atau keahlian yang berkaitan
dengantanah. Sifat-sifat tanah akan bervariasi dengan tingkat gradasinya,
kandunganairnya, lokasi vertikalknya sehubungan dengan permukaan tanah serta
denganlokasi geografinya. Tanpa menguasai tesktur tanah, kemungkinan kolam
tidak akan mampu menahan air karena teksturnya terlalu banyak pasirJenis tanah
yang baik untuk kolam adalah tanah yang kedap air. Misalnya :tanah liat
(lempung), namun tanah tersebut harus mengandung humus, yaitulapisan tanah
yang mengandung sisa zat organic yang telah membusuk ataudikenal dengan top
soil. Adapun fungsi humus sebagai pupuk padakolam.(Tarigan,2002)
5

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum rekayasa akuakulture ini dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul
13:30 wib sampai dengan selesai, sejak tanggal 16 September - 14 Oktober 2023,
dengan materi “menentukan jarak dengan tiga cara, mengukur debit aliran air,
survey leveling” Bertempat Di Laboratorium Ilmu Nutrisi Pakan Ikan, Jurusan
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Kelautan, Universitas Riau.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1 Menentukan Jarak Dengan Tiga Cara
Tabel 1. Alat dan Bahan Fungsinya

No Nama alat Fungsi

1. Meteran gukung Untuk mengukur jarak dari opjek


pengukuran

2. Autolevel Untuk menentukan jarak horizontal


maupun vertical suatu titik (stasiun)

3. Tripods Untuk mendudukan alat utama autolevel

4. Rod Sebagai objek yang akan dibaca ketinggian


yang akan diukur

5. Pancang Untuk member tandar jarak pengukuran

6. Buku pratikum sebagai pedoman pratikum

7. Tali rapi Untuk memberi tanda dari jarak auto level

8. Alat tulis Untuk mencatat data hasil pengukuran


6

3.2.2 Mengukur Debit Aliran Air


Tabel 2 Alat dan Bahan Fungsinya

No Nama alat Fungsi

1. Meteran gukung Untuk mengukur jarak dari opjek


pengukuran

2. Spon Sebagai alat weir mengukur cepat aliran air

3. Buku pratikum sebagai pedoman pratikum

4. Stopwatch Untuk mengukur cepat aliran air

5. Alat tulis Untuk mencatat data hasil pengukuran

3.2.3 Survey Leveling


Tabel 3. Alat dan Bahan Fungsinya

No Nama alat Fungsi

1. Meteran gukung Untuk mengukur jarak dengan tingkat


ketelitian 1 cm dan 0,5 inci

2. Autolevel Untuk menentukan jarak horizontal


maupun vertical suatu titik (stasiun)

3. Tripods Untuk mendudukan alat utama autolevel

4. Rod Sebagai objek yang akan dibaca ketinggian


yang akan diukur

5. Pancang Untuk member tandar jarak pengukuran

6. Buku pratikum sebagai pedoman pratikum

7. Tali rapi Untuk memberi tanda dari jarak auto level


7

3.3. Metode Praktikum


Dalam praktikum kali ini di lakukan dengan metode pengamatan secata
langsung dimana objek diteliti dan diamati secara langsung untuk diambil datanya
sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun, dan melakukan
pencatatan data yang di dapat.

3.4. Prosedur Praktikum


3.4.1 Menentukan Jarak Dengan Tiga Cara
Prosedur kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk praktikum
2. Menentukan stasiunnya setelah itu tancapkan patok pada stasiun
yang sudah ditentukan
3. Setelah itu siapkan autolevel dan lakukan pengukuran menggunakan
auto level menuju stasiun pertama.
4. Siapkan tali rafia lalu hubungkan atau level dengan pajak atau patok
di stasiun pertama. Lalu lakukan pengukuran dengan menggunakan
langkah kaki sebanyak tiga kali.
5. Setelah itu siapkan rod lalu letakkan di stasiun pertama, lakukan
pengukuran untuk menentukan overstadia, lower stadia dan central
cross hair dengan menggunakan autolevel. Lalu catat hasil yang
sudah didapatkan.
6. Setelah itu lakukan perhitungan dengan cara yang sudah dilakukan.

3.4.2 Mengukur Debit Aliran Air


Prosedur kerja pengamatan floating method
1. Pilih tempat aliran air yang bersih dan lurus lurus tanpa penghalang
2. Berilah dua plot dari A1 ke A2 dengan jarak tertentu misal 5 m
3. Hanyutkan benda apung dari titik A1 ke titik A2
4. Catat waktu dengan menggunakan stopwatch
8

3.4.3 Survey Leveling


Prosedur praktikum
1. Menentukan BM1 dengan elevasi 100 feet dan bm2
2. Membuat sirkuit dan menentukan TP 1, TP2 dan seterusnya hingga
kembali pada BM1
3. Pasang alat antara BM1 dan TP1
4. Menetapkan rod di BM1 dan melakukan pembacaan melalui
autolevel dan membaca central cross hairnya, hasil bacaan ini adalah
BS (backside)
5. Menghitung HI dengan jalan menambah elevasi BM, dengan hasil
bacaan BS
6. Selanjutnya road man dipindah ke depan TP 1 melewati peralatan
dan mendirikannya tepat di depan TP 1 yang terletak pada satu garis
lurus dengan BM 1 pemasangan root pada tp1 ini adalah for side
7. Menghitung level TP2 dengan jalan pengurangan hi dengan FS yaitu
103
8. Autolevel dipindahkan di antara TP 1 dan segaris dengan TP2 serta
pemasangannya hingga rata atau gelembung Babel pas di posisinya,
sedangkan rod man tetap di posisinya.
9. Melakukan pembacaan pada TP1 sebagai BS hasil ini ditambahkan
ke elevasi TP 2 untuk mendapatkan HI yang baru
10. Pindahkan root ke tp2 dan melakukan pada tp2 sebagai FS
11. Cari elevasi tp2 dan diulang hingga sampai pada bm2
12. Proses diulang untuk return cek mulai dari bm2 ke TP - TP
berikutnya hingga BM1 lagi.
9

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mengukur Jarak dengan Tiga Cara


Upper Stadia = 212
Central cross hair = 197
Lower stadia = 182
Garis horizontal = (upper stadia – lower stadia) × 100
= (212 – 182) × 100
= 30
Langkah pada pengamatan 1 = 47 Langkah
Langkah pada pengamatan 2 = 49 Langkah
Langkah pada pengamatan 3 = 38 Langkah
Langkah pada pengamatan 4 = 42 Langkah
+
Jumlah total langkah = 176
176
Rata rata Langkah = = 44
4

Jarak meteran = 30 m
Cara = 30m : 44
= 0,68 m / langka
Dari pratikum ini diperoleh data yang lebih akurat dalam perhitungan
menentukan jarak adalah dengan menggunakan autolevel. Jadi penggunaan
autolevel lebih efisien dibanding dengan penggunaan langkah kaki

Gambar1: mengitung jarak dengan mengunakan metode autolevel


10

4.2 Menentukan Luas Kolam


Tabel 2. Hasil pengukuran Autolevel
Stasiun CCH US LS Jarak Sudut
A ( XA ) 123 131 115 1600 cm 0˚
B ( XB ) 111 131 90,5 4050 cm 23˚
C ( XC ) 123 128 117,5 1050 cm 51˚
D ( XD ) 118,5 136 107 3500 cm 88˚
Skala 1 : 200
XA = 8 cm XC = 5,5 cm
XB = 22,5 cm XD = 17,5 cm

Hasil perhitungan dengan meteran


A-B = 27 cm
B-C = 19,50 cm
C-D = 28 cm
D-A = 17,5 cm
Dari pratikum ini didapatkan hasil dari pengukuran autolevel dan pengukuran
dengan menggunakan meteran. Jadi penggunaan auto level lebih efisien
dibandingkan dengan menggunakan meteran. Untuk skala yang digunakan dalam
paratikum ini adalah 1: 200.
4.3 Menetukan Tekstur Tanah
Sampel 1
Konsistensi tanah dalam keadaan Kering = 2 ( agak keras)
Konsistensi tanah dalam keadaan Lembab = 1 ( sangat gembur)
Konsistensi tanah dalam keadaan Basah ( kelekatan ) = 1 ( agak lekat )
Konsistensi tanah dalam keadaan Basah ( plastisitas ) = 0 ( tidak plastik )
Sampel 2
Konsistensi tanah dalam keadaan Kering = 1 (lunak / soft )
Konsistensi tanah dalam keadaan Lembab = 3 ( teguh / firm )
Konsistensi tanah dalam keadaan Basah ( kelekatan ) = 1 ( agak lekat )
Konsistensi tanah dalam keadaan Basah ( plastisitas ) = 1 (agak plastik)
Sampel 1 tergolong tanah Lempung
11

Sampel 2 tergolong tanah Lempung Berpasir


Sampel 1 dan sampel 2 memiliki perbedaan dimana sampel 2 lebih banyak
mengandung pasir daripada sampel 1. Berdasarkan data yang didapat maka
sampel 2 lebih lunak dibandingkan dengan sampel 1. Tanah yang cocok untuk
dijadikan kolam budidaya adalah sampel 1 karena tanah pada sampel 1 memiliki
tingkat kepadatan yang tinggi.
4.4 Mengukur Debit Aliran Air
Panjang penampang = 9,22 m
Lebar penampang = 7,43 m
Waktu spons = 57,68 detik
Jarak spons = 8,30 m
Luas penampang A1 = 67,01 m²
Luas penampang A2 = 67,01 m²
Luas penampang
𝑎×𝑡 9,22 ×7,43
A= = = 67,01 m²
2 2

Kecepatan aliran air


𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 5 8,30 𝑚 5 41,5
V= × = × = = 0,179 𝑚³/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 4 57,68 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 4 230,72

Debit aliran air


𝐴1+𝐴2 67,01+67,01
Q= ×𝑉 = × 0,179 = 11,994 𝑚³/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
2 2

Luas penanpang kolam adalah 67,01 m². kecepatan aliran air adalah 0,179
m³/detik. Debit aliran airnya 11,994 m³/detik. Jadi kita dapat mengisi kolam
dengan kecepatan air 11,994 m³/detik.
4.5 Survey Leveling
Tabel 3. Hasil penguukuran survey
Stasiun BS HI FS Elevasi
BM1 5,5 100
Alat 105,5
TP1 5 4,5 101
Alat 106,5
TP2 5 5,5 100,5
Alat 105,5
12

BM2 8,5 8 97,5


Alat 106
TP3 5 8 98
Alat 103
TP4 6,5 8,5 94,5
Alat 101
BM1 9 92
Total BS 30,5 Total FS 43,5

Selisih ƩFS - ƩBS = 43,5 – 30,5 = 13


Selisih ƩBM1awal - ƩBM1akhir = 100-92 = 8
M = 35,2 m = 0,000621 mil
= 0,022 mil = 8 m = 0,0050 mil
Allowable Erorr = C √𝑀 = 0,1 √0,022
= 0,015 mil
Jika selisih data BS dan FS sama dengan Nilai selisih BM1 awal dan BM2
akhir makan perhitungan data tersebut benar. Jadinpada data ini terdapat
kesalahan karena selisih BS dan FS beda dengan selisih BM1 dan BM2.

\
13

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan Dari pratum pertama pengukuran yang dilakukan dengan tiga
cara yaitu secara bertahap menggunakan langka kaki, meteran dan auto level. Dari
ketiga metode yang digunakan, hasil yang paling akurat diperoleh dengan
menggunakan metode auto level karena dengan menggunakan metode tersebut
memungkinkan dilakukannya pengukuran pada medan apapun, baik datar maupun
curam, karena medan yang diukur tidak datar.
Pemilihan lokasi untuk membangun kolam sering tanpa
mempertimbangkan aspek teknis, maka pengenalan alat serta teknik penggunaan
peralatan survey merupakan bagian pengetahuan dasar yang perlu diketahui lebih
dulu sebelum melakukan survey ataupun merencanakan pembuatan kolam yang
tepat.
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah menyiapkan dan menyediakan alat

alat yang akan digunakan selama praktikum kepada setiap kelompok dengan

lengkap, bukan secara bergantian sehingga tidak semua praktikan dapat

mempraktekkan secara langsung penggunaan alat alat.


14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. Peran Sub Sektor Perikanan Budidaya Dalam Perekonomian


Nasional. Http://Bpblambon-Kkp.Org/Peran-Sub-Sektor-Perikanan-
Budidaya-Dalamperekonomian-Nasional Diakses Tanggal 5 Mei 2018.
Bishop, J.E. 2011. Limnologi of Small Malaya River Gombak. Dr. W. Junk. V.B.
Publisher the Hague.
Diktat Penuntun Praktikum Rekayasa Budidaya Perikanan.UniversitasRiau.Pekan
baruMulyadi, dkk.2012.
Khotimah K., W. Ramadhan, A. Umam, A. Samsudin, A. Hernan. 2013.
Makalahaquaculture Engineering“Perkembangan Wadah Budidaya”.
Jurusan Perikanan. Fakultas Pertanian Dan Peternakan. Universitas
Muhammadiyah.Malang.Dalam.Https://Khusnul05.Wordpress.Com/201
3/11/19/Makalah-Aquaculture-Engineering-Perkembangan-Wadah-
Budidaya/. Di Akses Pada 8 Mei 2018.
Mulyadi dan Pamungkas N.A.2012. Diktat Penuntun Praktikum

Rekayasa Akuakultur Budidaya Perikanan. Universitas Riau. Pekanbaru


15

LAMPIRAN
16

1. Alat bahan

Buku penuntun Tripod Spons

Msteran gulung/pita Stopwatch Root

Auto level Alat tulis Kayu pancang


17

Tali Rapia hp

2. Pengukuran jarak dengan 3 cara


18

3.Menentukan debit saluran air

4.Survey
Leveling

Anda mungkin juga menyukai