Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


PADA BAYI NY. G
DI RSUD PALABUHANRATU

DISUSUN OLEH :
YUYUN YUNINGSIH

4009220023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI NY. G
DI RSUD PALABUHANRATU

Oleh :
YUYUN YUNINGSIH

4009220023

Yang telah disahkan oleh Pembimbing


pada tanggal

Pembimbing Praktek Pembimbing Stase

Sri Marlina SST YETI HERNAWATI SST, M.KEB

Mengetahui,
Ketua Prodi

Ira Kartika, S.ST., M.Keb


NIK : 432121002020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik tentang “Laporan Pendahuluan
Asuhan Kebidanan Bayi Baru lahir Pada Bayi NY. G di RSUD palabuhanratu”
disusun untuk memenuhi salah satu syarat hasil pelaksanaan praktik Stase Perinatal
program studi Profesi Kebidanan Stikes Dharma Husada Bandung di RSUD
Palabuhanratu.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. DR.Hj. Suryani Supardan., Dra.MM selaku ketua Stikes Dharma Husada


Bandung.

2. Ira Kartika, SST., Mkeb selaku ketua Program Studi Sarjana dan profesi
Kebidanan Stikes Dharma Husada Bandung

3. Yeti Hernawati SST M.Keb selaku dosen Pembimbing Akademik ProgramStudi


Sarjana dan profesi Kebidanan Stikes Dharma Husada Bandung

4. Dosen pembimbing lahan praktik

5. Keluarga yang selalu medukung baik moril dan materil

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat menulis dengan
lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberikn manfaat. Aamiin.

Sukabumi, Desember 2022

YUYUN YUNINGSIH
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULAN

1.1 Pengertian Bayi baru lahir

1.2 Penanganan Bayi baru Lahir

1.3 Adaptasi BBL terhadap Kehidupan diluar Rahim

1.4 Pengukuran Rutin Bayi Baru lahir

1.5 Pemeriksaan Pada bayi baru lahir

1.6 Penilaian Bayi untuk Tanda – tanda ke gawat daruratan.

BAB II MANAJEMAN KEBIDANAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir Normal


Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang
aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Asuhan
bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi tersebut selama jam pertama
setelah kelahiran. (Saifuddin, 2002)

Ciri-ciri bayi normal antara lain sebagai berikut :


a) Berat badan 2500-4000 gram
b) Panjang badan 48-52 cm
c) Lingkar badan 30-38 cm
d) Lingkar kepala 33-35 cm
e) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian
menurun sampai 120-160 x/menit.
f) Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian turun
sampai 40 x/menit.
g) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk
dan diliputi verniks caeseosa.
h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.
i) Kuku agak panjang dan lemas.
j) Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora telah
menutupi labia minora (pada anak perempuan).
k) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
l) Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan tangan seperti memeluk.
m) Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan
maka akan menggenggam.
n) Eliminasi, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam, pertama
mekonium berwarna kecoklatan. (Saifuddin, 2006)

1.2 Penanganan bayi baru lahir


Menurut Prawirohardjo (2008). Tujuan utama perawatan bayi segera
sesudah lahir, yaitu :
a. Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkanoleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani
bayi baru lahir penolong harus melakukan upaya pencegahan infeksi
berikut :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi.
2. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan.
3. Memastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama
klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan bola karet yang baru
dan bersih jika ingin melakukan penghisapan lendir dengan alat
tersebut.
4. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya
timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan benda lain
yang akan bersentuhan dangan bayi juga bersih.

b. Penilaian Awal
Biasanya untuk mengevaluasi bayi baru lahir pada menit pertama
dan menit kelima setelah kelahirannya menggunakan sistim APGAR.
Nilai APGAR akan membantu dalam, menentukan tingkat keseriusan
dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta langkah segera yang akan
diambil. Hal yang perlu dinilai antara lain warna kulit bayi, frekuensi
jantung reaksi terhadap rangsangan, aktivitas tonus otot, dan pernapasan
bayi, masing-masing diberi tanda 0, 1 atau 2. sesuai dengan kondisi
bayi.
Klasifikasi klinik :
1. Nilai 7-10 : bayi normal
2. Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan dan sedang
3. Nilai 1-3 : bayi dengan asfiksia berat

Tabel 2.1
APGAR Score

Tanda-tanda 0 1 2

A : Apperience Seluruh tubuh


Pucat atau biru Tubuh merah
(warna kulit) merah

P : Puls Tidak ada Dibawah 100, Diatas 100, detak


(frekuensi jantung) detak jantung lemah dan lamban jantung kuat

G : Grimace
Tidak ada Menyeringi atau
(reaksi terhadap Menangis
respon kecut
Rangsangan)

A : Activity Tidak ada Seluruh ekstremitas


Ada sedikit
(tonus otot) gerakan bergerak aktif

Pernapasan
R : Respiration
Tidak ada perlahan, bayi Menangis kuat
(pernapasan)
terdengar merintih
c. Membersihkan Jalan Napas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila
tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan napas
dengan cara sebagai berikut :
1. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat.
2. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher
bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus
lebih sedikit tengadah ke belakang.
3. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari
tangan yang dibungkus kasa steril.
4. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain kering. Dengan rangsangan ini biasanya bayi
segera menangis. Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat
menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting membersihkan jalan
napas, sehingga upaya bayi bernapas tidak akan menyebabkan
aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru).
5. Alat penghisap lendir mulut (DeLee) atau alat penghisap lainnya
yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus telah siap di
tempat.
6. Segera lakukan usaha menghisap mulut atau hidung.
7. Petugas harus memantau dan mencatat usaha napas yang pertama.
8. Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung ataumulut
harus diperhatikan.
Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan untuk
mewujudkan ventilasi yang adekuat.
9. Dokter atau tenaga medis lain hendaknya melakukan resusitasi
setelah satu menit bayi tak bernapas.
d. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi
kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera
dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasipada bayi.
Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan dibuat ikatan
baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau
povidon iodine 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti
setiap hari atau setiap tali basah atau kotor.
1. Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah
diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan.
a. Alat pengikat tali pusat atau klem harus selalu siap tersedia di
ambulans, di kamar bersalin, ruang penerima bayi, dan ruang
perawatan bayi.
b. Gunting steril juga siap
c. Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan dari tali pusat.

e. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi


Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi
merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai
suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat.

f. Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan Karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar antara 0.25-0.5%. Untuk
mencegah terjadinya perdarahan tersebut, diberi vitamin K parenteral
dengan dosis 0.5-1 mg secara im.
g. Memberi Obat Tetes atau Salep Mata
Di daerah di mana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir
perlu diberi salep mata sesudah lima jam. bayi lahir. Pemberian obat
mata cloramphenikol 0,5% dianjurkan untuk pencegahan penyakit
mata karena klamidia (penyakit menular seksual).

h. Identifikasi Bayi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya
mungkin lebih dari satu persalinan maka sebuah alat pengenal yang
efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus di
tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
1. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin dan ruang perawatan bayi.
2. Alat yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus
tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
3. Pada alas atau gelang identifikasi harus tercantum :
a. Nama lengkap ibu
b. Warna gelang sesuai jenis kelamin pada bayi
c. Tanggal lahir
d. Nomor medical record
e. Jenis kelamin
f. Unit/berat badan
4. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan
nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. Sidik telapak kaki bayi dan
sidik jari ibu harus di klip di catatan yang tidak mudah hilang. Sidik
telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang berpengalaman
menerapkan cara ini, dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik
kaki harus disimpan dalam ruangan dengan
suhu kamar. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala,
lingkar dada dan catat dalam rekam medik.

i. Pemberian ASI
Rangsangan hisapan bayi pada puting susu akan diteruskan oleh
serabut syaraf ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon
prolaktin.
Prolaktin inilah yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI.
Semakin bayi menghisap puting susu akan semakin banyak prolaktin
dan ASI dikeluarkan. Produksi ASI akan optimal setelah hari ke 10-14
usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800 ml ASI perhari untuk
tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai turun 500-600 ml setiap
enam bulan pertama dan menjadi 300-500 ml pada tahun kedua usia
anak.
Pastikan bahwa pemberian ASI mulai dalam waktu 30 menit setelah
bayi lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusui
bayi setelah tali pusat diklem dan dipotong.
1. Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
a. Memulai pemberian ASI secara dini akan merangsang
produksi ASI.
b. Memperkuat refleks menghisap (refleks menghisap awal pada
bayi paling kuat pada beberapa jam pertama setelah lahir)
c. Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan
pengaruh yang positif bagi kesehatan bayi.
d. Mempromosikan hubungan emosional antara ibu dan bayi.
e. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui
colostrum.
f. Merangsang kontraksi uterus.
2. Pedoman Umum untuk Ibu saat Menyusui
a. Mulai menyusui segera setelah bayi lahir dalam 30 menit
pertama.
b. Jangan memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi
(misalnya air, madu, larutan gula atau pengganti susu ibu
kecuali pada indikasi yang jelas atas alasan-alasan mereka).
c. Jarang sekali para ibu cukup memiliki ASI sehingga
membutuhkan asupan susu buatan tambahan.
d. Berikan ASI saja selama enam bulan pertama kehidupannya.
e. Berikan ASI kepada bayi sesuai dengan kebutuhannya, baik
siang maupun malam (delapan kali atau lebih dalam 24 jam)
selain bayi menginginkannya.

3. Refleks Laktasi
Terdapat dua mekanisme refleks laktasi pada ibu yaitu refleks
prolaktin don refleks oksitosin yang berperan dalam produksi ASI
dan involutio uteri. Pada bayi terdapat tiga jenis refleks, yaitu:
a. Refleks Mencari Puting Susu (rooting refleks)
Rrefleks akan menoleh ke arah dimana terjadi sentuhan pada
pipinya. Bayi akan membuka membuka mulutnya apabila
bibirnya disentuh dan berusaha untuk menghisap benda yang
disentuhkan tersebut.
b. Refleks Menghisap (sucking refleks)
Rangsangan puting susu pada langit-langit bayi menimbulkan
refleks menghisap. Hisapan ini akan menyebabkan areola dan
punting susu ibu tertekan gusi, lidah dan langit-langit bayi
sehigga sinus laktiferus dibawah, areola dan ASI terpancar
keluar.
c. Refleks Menelan (Swalowwing refleks)
Kumpulan ASI didalam mulut bayi mendesak otot-otot didaerah
mulut dan faring untuk mengaktifkan refleks menelan dan
mendorong ASI kedalam lambung bayi. (Asuhan Persalinan
Normal, Revisi 2007 ).

j. Pemantauan Bayi Lahir


Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi
baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
1. Dua jam Pertama Setelah Lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama
sesudah lahir meliputi :
- Kemampuan menghisap kuat atau lemah
- Bayi tampak aktif atau lunglai
- Bayi kemerahan atau biru
2. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya,
penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian
terhadap ada atau tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan
tindak lanjut seperti :
a. Bayi kecil untuk masa kehamilan bayi kurang bulan
b. Gangguan pernapasan
c. Hipotermia
d. Infeksi
e. Cacat bawaan dan trauma lahir
1.3 Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus
Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus menurut
Maryunani dan Nurhayati (2008) adalah :
1. Penyesuaian sistim pernapasan
Penyesuaian yang paling kritis dan segera terjadi yang dialami bayi baru
lahir adalah sistim pernapasan. Udara harus diganti oleh cairan yang
mengisi saluran pernapasan sampai alveoli.
2. Penyesuaian sistem kardiovaskuler / sistim sirkulasi jantung mulai
berdenyut pada minggu ketiga kehamilan. Selama kehidupan janin,
jantung mendistribusikan oksigen dan zat nutrisi yang disuplai melalui
plasenta. Selama kehidupan janin, darah sebagian besar melalui paru-
paru dan hepar melalui duktus, venosus, foramen ovale dan arteriosus.
3. Penyesuaian sistim termoregulasi
Termogeneses berarti produksi panas. Temprature pada bayi pada saat
lahir adalah sekitar 3 derajat lebih tinggi dari ibunya. Namun, pada detik
kedua, terdapat penurunan yang tajam pada temprature tubuh yang
dikeluarkan melalui konveksi, evaporasi, konduksi dan radiasi.
4. Penyesuaian gastro intestinal
Sebelum lahir, janin cukup menghisap dan menelan air ketuban. Refleks
gumoh dan batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat
lahir.
5. Penyesuaian sistem kekebalan tubuh
Pada masa awal kehidupan janin, sel-sel yang menyuplai imunitasjanin
sudah mulai berkembang. Namun sel-sel ini tidak aktif selama beberapa
bulan. Bayi baru lahir dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima
dari ibunya. Namun bayi sangat rentan terhadap Mikroorganisme, oleh
karena itu bayi rentan terkena infeksi.
1.4 Pengukuran Rutin Bayi Baru Lahir
Pengukuran rutin bayi baru lahir nenurut Maryunani dan Nurhayati
(2008), yaitu :
a. Berat badan
Berat badan pada bayi cukup bulan normalnya 2500-4000 gram.
Timbang berat badan bayi segera setelah lahir karena dapat terjadi
penurunan berat badan secara cepat.
b. Panjang badan
Panjang badan diukur dari puncak kepala sampai tumit pada bayicukup
bulan normalnya 48-53 cm. terkadang agak sulit dilakukan padabayi
cukup karena adanya molase, ekstensi lutut tidak sempurna. Bila
panjang badan kurang dari 45 cm atau lebih dari 55 cm perlu dicermati
adanya penyimpangan kromosom.
c. Lingkar kepala
Lingkar kepala diukur dangan meteran, mulai dari bagian depan kepala
(diatas alis atau area frontal) dan. area occipital dusebut
oksipitofrontalis yang merupakan diameter terbesar. Lingkar kepala
normalnya 31-35,5 cm pada bayi cukup bulan.
d. Lingkar dada
Lingkar dada pada bayi cukup bulan normalnya 30,5-32 cm. sekitar 2
cm lebih kecil dari lingkar kepala. Pengukuran dilakukan tepat pada
garis bawah dada. Bila panjang badan kurang dari 30 cm perlu dicurigai
adanya premature.

1.5 Pemeriksaan Pada Bayi


Menurut Saifuddin (2006), lakukan pemeriksaan fisik yang lengkap
ketika memeriksa bayi baru lahir dan ingat butir-butir penting berikut :
1. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung
tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi
3. Lihat, dengarkan dan rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan
berlanjut secara sistematis menuju jari kaki
4. Jika ditemukan faktor resiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut
yang memang diperlukan
5. Rekam hasil pengamatan dan tiap tindakan jika diperlukan bantuan
lebih lanjut
a. Pemeriksaan fisik pada Bayi
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik BBL, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, antara lain :
1. Bayi sebaiknya dalam keadaaan telanjang di bawah lampu
terang sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas atau
lepaskan pakaian pada daerah yang diperiksa
2. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala dan kaki atau
lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat lebih
dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen.
3. Lakukan prosedur yang mengganggu bayi seperti pemeriksaan
refleks pada tahap akhir
4. Bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya

b. Hal-hal yang Akan Diperiksa


1. Penampilan secara umum
Yang dinilai penampilan secara umum adalah seperti tangisan
bayi, ukuran tubuh bayi apakah kecil, besar atau kurus.
2. Tanda-tanda fisik
a. Tingkat pernapasan
Bayi yang baru lahir umumnya bernapas antara 30-60
x/menit, dihitung selama satu menit penuh dengan
mengamati naik turun perutnya, bayi dalam keadaantenang.
b. Detak jantung
Jantung BBL normalnya berdetak antara 120-160 x/menit
dengan menggunakan stetoskop dapat didengar dengan jelas
di telinga.
c. Suhu tubuh
Suhu tubuh BBL normalnya 36,5-37,5°C diukur di daerah
ketiak bayi selama 15 menit dengan menggunakan
thermometer.
d. Kepala
Lakukan inspeksi daerah kepala, lihat apakah ada molase,
Caput succadenum dan chepal hematoma, perdarahan atau
kelainan lainnya.
e. Telinga
Untuk memeriksa telinga bayi tataplah mukanya.
Bayangkan sebuah garis melintas kedua matanya,
normalnya beberapa bagian telinga harus berada di garis
ini.
f. Mata
Lihat kedua mata bayi apakah kedua mata tampak normal
dan apakah bergerak bersama, lakukan pemeriksaan dengan
melakukan penyinaran pada pupil bayi. Jika disinari, kedua
mata mengecil berarti dalam keadaan normal. Selanjutnya
lihat sclera dan konjungtivanya.
g. Hidung dan mulut
Pertama yang kita lihat apakah bayi dapat bernapas dengan
lancar tanpa hambatan, kemudian lakukan pemeriksaan pada
bibir dan langit-langit dengan cara menekan sedikit pipi bayi
untuk membuka mulut bayi kemudian masukkan jari tangan
anda untuk merasakan hisapan bayi.
h. Leher
Periksa leher apakah ada pembengkakan dan benjolan.
Pastikan untuk melihat apakah kelenjar thyroid bengkak, hal
ini merupakan suatu masalah pada BBL.
i. Dada
Yang diperiksa adalah bentuk dari dada, puting, bunyi napas
dan bunyi jantung.
j. Bahu, lengan dan tangan
Yang dilakukan adalah melihat gerakan bayi apakah aktif
atau tidak kemudian menghitung jumlah jari.
k. Perut
Pada perut yang diperhatikan adalah bentuk dari perut bayi,
lingkar perut, penonjolan sekitar tali pusat ketika bayi
menangis, perdarahan pada tali pusat, dinding perut lembek
pada saat bayi tidak menangis dan benjolan yang terlihat
pada perut bayi.
l. Alat kelamin
Pada bayi laki-laki yang harus diperiksa adalah normalnya
dua testis dalam skrotum kemudian apakah pada ujung penis
terdapat lubang. Pada bayi perempuan yang harus diperiksa
adalah normalnya labia mayora dan minora, pada vagina
terdapat lubang, pada uretra terdapat lubang dan terdapat
klitoris.
m. Pinggul
Untuk pemeriksaan pinggul peganglah tungkai kaki bayi.
Tekan pangkal paha dengan lembut ke sisi luar, dengarkan
dan rasakan adakah bunyi "klik" ketika menggerakkan kaki
bayi. Bila terdengar bunyi "klik", laporkan dokter.
n. Kulit
Pada kulit yang perlu diperhatikan adalah verniks, warna,
pembengkakan atau bercak-bercak hitam dan kemerahan
seperti tanda lahir.
o. Punggung dan anus
Lihat punggung apakah terdapat kelainan atau benjolan,
apakah anus berlubang atau tidak.
p. Tungkai dan kaki
Yang perlu diperiksa adalah gerakan kaki, bentuk simetris
kaki, panjang kedua kaki dan jumlah jari pada kaki.

1.6 Penilaian Bayi untuk Tanda-Tanda Kegawatan


Menurut Prawirohardjo (2002). Bayi baru lahir dinyatakan sakit
apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda berikut :
1. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit.
2. Kehangatan dengan suhu antara 37-380C.
3. Warna kulit (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat memar.
4. Pemberian makanan seperti hisapan lemah, mengantuk berlebihan dan
banyak muntah.
5. Tali pusat seperti merah bengkak, keluar cairan, bau busuk dan
pernapasan sulit.
6. Tinja atau kemih seperti tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek,
sering berwarna hijau tua, ada lender atau darah pada tinja.
7. Aktivitas seperti menggigil atau tangis tidak biasa, lemas, lunglai,
kejang halus, tidak bisa tenang dan menangis terus menerus
BAB II
MANAJEMEN KEBIDANAN

Helen Varney, 1997, manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang
berfokus pada klien.
Proses Manajemen Kebidanan menurut Helen Varney (2010) Varney (2010) menjelaskan
proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat dan bidan
pada awal tahun 1970 an
Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai 7 langkah Varney, yaitu :
1) Langkah I : Pengumpulan Data Dasar Langkah pertama mengumpulkan data dasar yang
menyeluruh untuk mengevaluasi Nn. W an bayi baru lahir. Data dasar ini 13 meliputi
pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik dan pelvic sesuai indikasi, meninjau kembali proses
perkembangan keperawatan saat ini atau catatan rumah sakit terdahulu, dan meninjau
kembali data hasil laboratorium dan laporan penelitian terkait secara singkat, data dasar
yang diperlukan adalah semua data yang berasal dari sumber infomasi yang berkaitan
dengan kondisi Nn. W dan bayi baru lahir. Bidan mengumpilkan data dasar awal lengkap,
bahkan jika Nn. W dan bayi baru lahir mengalami komplikasi yang mengharuskan mereka
mendapatkan konsultasi doter sebagai bagian dari penatalaksanaan kolaborasi.
2) Langkah II : Interpretasi data Menginterpretasikan data untuk kemudian diproses menjadi
masalah atau diagnosis serta kebutuhan perawatan kesehatan yang diidentifikasi khusus.
Kata masalah dan diagnosis sama– sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat
didefinisikan sebagai sebuah diagnosis tetapi tetap perlu dipertimbangkan dalam
mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh.
3) Langkah III: Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial Mengidentifikasi masalah
atau diagnose potensial berdasarkan masalah dan diagnose saat ini berkenaan dengan
tindakan antisipasi, pencegahan, jika memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh,
dan persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin muncul. Langkah ini adalah langkah
yang sangat penting dalam member perawatan kesehatan yang aman.
4) Langkah IV: Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera Langkah
keempat mencerminkan sikap kesinambungan proses penatalaksanaan yang tidak hanya
dilakukan selama perawatan primer atau kunjungan prenatal periodic, tetapi juga saat
bidan melakukan perawatan berkelanjutan bagi wanita tersebut, misalnya saat ia menjalani
persalina. Data baru yanf diperoleh terus dikaji dan kemudian di evaluasi.
5) Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh Mengembangkan sebuah rencan
keperawatan yang menyeluruh ditentukan dengan mengacu pada hasil langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan pengembangan masalah atau diagnosis yang
diidentifikasi baik pada saat ini maupaun yang dapat diantisipasi serta perawatan kesehatan
yang dNn. Wtuhkan.
6) Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan Melaksanakan rencana perawatan secara
menyeluruh. Langkah ini dapat dilakukan secra keseluruhan oleh bidan atau dilakukan
sebagian oleh Nn. W atau orang tua, bidan, atau anggota tim kesehatan lainnya. Apabila
tidak dapat melakukannya sendiri, bidan betanggung jawab untuk memastikan
implemntasi benar- benar dilakukan. Rencana asuhan menyeluruh seperti yang sudah
diuaraikan pada langkah kelima dilaksankan secara efisien dan aman.
7) Langkah VII : Evaluasi Evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana
perawatan yang dilakukan benar-benar telah mencapai tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan
Nn. W, seperti yang diidentifikasi padalangkah kedua tentang masalah, diagnosis, maupun
kebutuhan perawatan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. 2002. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta.


Depkes, RI. 2005. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Jakarta.
Fadhilah Siti. Bayi Baru Lahir. http://keperawatan-gun.blogspot.com diakses pada
5Agustus 2009 pukul 16.00.
Farida. 2009. Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir. http://momygodget.com
diakses pada tanggal 3 2009 pukul 17.30 WIB
FKUI, 2002. Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta.
Nunu, dkk, 2007. Perkembangan Bayi dan Anak.
http://keperawatan-gun.blogspot.com. Diakses pada 3 Agustus 2009 pukul
15.00
Prawirohardjo. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina
Pustaka:Jakarta.
Prawirohardjo. 2008. Penanganan Bayi Baru Lahir Normal.
Saifuddin, AB. 2006. Angka Kematian Ibu dan Perinatal. Jakarta
http://www.blogspot.co.id diakses pada tanggal 4 Agustus
2009pukul 12.00 WIB.
Supari, 2004. Safe Motherhood. http://Safe Mother.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 4 Agustus 2009.
Maryunani, 2008. Buku Saku Asuhan Bayi Lahir Normal. Trans Info Media :
Jakarta.Anwar, Azrul (2005). Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan
Reproduksi di

Indonesia.Depkes RI. Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit an dan

KandungKeluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC.

Jakarta. pakan. Pikiran

Komalasari, Kokom. (2006). Kematian Bayi, Tragedi yang Terlu


Rakyat Cyber Media.
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI NY. G
DI RSUD PALABUHANRATU

DISUSUN OLEH :
YUYUN YUNINGSIH
4009220023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan baik yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Bayi NY. G di RSUD
Palabuhanratu”. Adapun Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat hasil pelaksanaan praktik stase Perinatal program studi Profesi
Kebidanan Stikes Dharma Husada Bandung.

Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bantuan dari


berbagai pihak, untuk itu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. DR.Hj. Suryani Supardan., Dra.MM selaku ketua Stikes Dharma Husada


Bandung
2. Ira Kartika, SST., Mkeb selaku ketua Program Studi Sarjana dan
profesiKebidanan Stikes Dharma Husada Bandung
3. Yeti Hernawati SST M.Keb selaku dosen Pembimbing Akademik Program
Studi Sarjana dan profesi Kebidanan Stikes Dharma Husada Bandung
4. Dosen pembimbing lahan praktik
5. Keluarga yang selalu medukung baik moril dan materil
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,


untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat
menulis dengan lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberikn manfaat.
Aamiin.

Sukabumi, Desember 2022

YUYUN YUNINGSIH
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULAN
BAB I PENDAHULAN

1.1 Pengertian Bayi baru lahir

1.2 Penanganan Bayi baru Lahir

1.3 Adaptasi BBL terhadap Kehidupan diluar Rahim

1.4 Pengukuran Rutin Bayi Baru lahir

1.5 Pemeriksaan Pada bayi baru lahir

1.6 Penilaian Bayi untuk Tanda – tanda ke gawat daruratan.

BAB II MANAJEMAN KEBIDANAN

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
TINJAUAN TEORI

1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir Normal


Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang
aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Asuhan
bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi tersebut selama jam pertama
setelah kelahiran. (Saifuddin, 2002)

Ciri-ciri bayi normal antara lain sebagai berikut :


a) Berat badan 2500-4000 gram
b) Panjang badan 48-52 cm
c) Lingkar badan 30-38 cm
d) Lingkar kepala 33-35 cm
e) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian
menurun sampai 120-160 x/menit.
f) Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian turun
sampai 40 x/menit.
g) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk
dan diliputi verniks caeseosa.
h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.
i) Kuku agak panjang dan lemas.
j) Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora telah
menutupi labia minora (pada anak perempuan).
k) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
l) Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan tangan seperti memeluk.
m) Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan
maka akan menggenggam.
n) Eliminasi, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam, pertama
mekonium berwarna kecoklatan. (Saifuddin, 2006)

2.2 Penanganan bayi baru lahir


Menurut Prawirohardjo (2008). Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, yaitu :
a. Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkanoleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani
bayi baru lahir penolong harus melakukan upaya pencegahan infeksi
berikut :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi.
2. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan.
3. Memastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama
klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan bola karet yang baru
dan bersih jika ingin melakukan penghisapan lendir dengan alat
tersebut.
4. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya
timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan benda lain
yang akan bersentuhan dangan bayi juga bersih.

b. Penilaian Awal
Biasanya untuk mengevaluasi bayi baru lahir pada menit pertama
dan menit kelima setelah kelahirannya menggunakan sistim APGAR.
Nilai APGAR akan membantu dalam, menentukan tingkat keseriusan
dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta langkah segera yang akan
diambil. Hal yang perlu dinilai antara lain warna kulit bayi, frekuensi
jantung reaksi terhadap rangsangan, aktivitas tonus otot, dan pernapasan
bayi, masing-masing diberi tanda 0, 1 atau 2. sesuai dengan kondisi
bayi.
Klasifikasi klinik :
1. Nilai 7-10 : bayi normal
2. Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan dan sedang
3. Nilai 1-3 : bayi dengan asfiksia berat

Tabel 2.1
APGAR Score

Tanda-tanda 0 1 2

A : Apperience Seluruh tubuh


Pucat atau biru Tubuh merah
(warna kulit) merah

P : Puls Tidak ada Dibawah 100, Diatas 100, detak


(frekuensi jantung) detak jantung lemah dan lamban jantung kuat

G : Grimace
Tidak ada Menyeringi atau
(reaksi terhadap Menangis
respon kecut
Rangsangan)

A : Activity Tidak ada Seluruh ekstremitas


Ada sedikit
(tonus otot) gerakan bergerak aktif

Pernapasan
R : Respiration
Tidak ada perlahan, bayi Menangis kuat
(pernapasan)
terdengar merintih
c. Membersihkan Jalan Napas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila
tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan napas
dengan cara sebagai berikut :
1. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat.
2. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher
bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus
lebih sedikit tengadah ke belakang.
3. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari
tangan yang dibungkus kasa steril.
4. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain kering. Dengan rangsangan ini biasanya bayi
segera menangis. Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat
menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting membersihkan jalan
napas, sehingga upaya bayi bernapas tidak akan menyebabkan
aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru).
5. Alat penghisap lendir mulut (DeLee) atau alat penghisap lainnya
yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus telah siap di
tempat.
6. Segera lakukan usaha menghisap mulut atau hidung.
7. Petugas harus memantau dan mencatat usaha napas yang pertama.
8. Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung ataumulut
harus diperhatikan.
Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan untuk
mewujudkan ventilasi yang adekuat.
9. Dokter atau tenaga medis lain hendaknya melakukan resusitasi
setelah satu menit bayi tak bernapas.
d. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi
kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera
dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasipada bayi.
Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan dibuat ikatan
baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau
povidon iodine 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti
setiap hari atau setiap tali basah atau kotor.
1. Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah
diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan.
a. Alat pengikat tali pusat atau klem harus selalu siap tersedia di
ambulans, di kamar bersalin, ruang penerima bayi, dan ruang
perawatan bayi.
b. Gunting steril juga siap
c. Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan dari tali pusat.

e. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi


Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi
merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai
suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat.

f. Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan Karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar antara 0.25-0.5%. Untuk
mencegah terjadinya perdarahan tersebut, diberi vitamin K parenteral
dengan dosis 0.5-1 mg secara im.
g. Memberi Obat Tetes atau Salep Mata
Di daerah di mana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir
perlu diberi salep mata sesudah lima jam. bayi lahir. Pemberian obat
mata cloramphenikol 0,5% dianjurkan untuk pencegahan penyakit
mata karena klamidia (penyakit menular seksual).

h. Identifikasi Bayi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya
mungkin lebih dari satu persalinan maka sebuah alat pengenal yang
efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus di
tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
1. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin dan ruang perawatan bayi.
2. Alat yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus
tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
3. Pada alas atau gelang identifikasi harus tercantum :
a. Nama lengkap ibu
b. Warna gelang sesuai jenis kelamin pada bayi
c. Tanggal lahir
d. Nomor medical record
e. Jenis kelamin
f. Unit/berat badan
4. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan
nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. Sidik telapak kaki bayi dan
sidik jari ibu harus di klip di catatan yang tidak mudah hilang. Sidik
telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang berpengalaman
menerapkan cara ini, dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik
kaki harus disimpan dalam ruangan dengan
suhu kamar. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala,
lingkar dada dan catat dalam rekam medik.

i. Pemberian ASI
Rangsangan hisapan bayi pada puting susu akan diteruskan oleh
serabut syaraf ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon
prolaktin.
Prolaktin inilah yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI.
Semakin bayi menghisap puting susu akan semakin banyak prolaktin
dan ASI dikeluarkan. Produksi ASI akan optimal setelah hari ke 10-14
usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800 ml ASI perhari untuk
tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai turun 500-600 ml setiap
enam bulan pertama dan menjadi 300-500 ml pada tahun kedua usia
anak.
Pastikan bahwa pemberian ASI mulai dalam waktu 30 menit setelah
bayi lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusui
bayi setelah tali pusat diklem dan dipotong.
1. Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
a. Memulai pemberian ASI secara dini akan merangsang
produksi ASI.
b. Memperkuat refleks menghisap (refleks menghisap awal pada
bayi paling kuat pada beberapa jam pertama setelah lahir)
c. Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan
pengaruh yang positif bagi kesehatan bayi.
d. Mempromosikan hubungan emosional antara ibu dan bayi.
e. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui
colostrum.
f. Merangsang kontraksi uterus.
2. Pedoman Umum untuk Ibu saat Menyusui
a. Mulai menyusui segera setelah bayi lahir dalam 30 menit
pertama.
b. Jangan memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi
(misalnya air, madu, larutan gula atau pengganti susu ibu
kecuali pada indikasi yang jelas atas alasan-alasan mereka).
c. Jarang sekali para ibu cukup memiliki ASI sehingga
membutuhkan asupan susu buatan tambahan.
d. Berikan ASI saja selama enam bulan pertama kehidupannya.
e. Berikan ASI kepada bayi sesuai dengan kebutuhannya, baik
siang maupun malam (delapan kali atau lebih dalam 24 jam)
selain bayi menginginkannya.

3. Refleks Laktasi
Terdapat dua mekanisme refleks laktasi pada ibu yaitu refleks
prolaktin don refleks oksitosin yang berperan dalam produksi ASI
dan involutio uteri. Pada bayi terdapat tiga jenis refleks, yaitu:
a. Refleks Mencari Puting Susu (rooting refleks)
Rrefleks akan menoleh ke arah dimana terjadi sentuhan pada
pipinya. Bayi akan membuka membuka mulutnya apabila
bibirnya disentuh dan berusaha untuk menghisap benda yang
disentuhkan tersebut.
b. Refleks Menghisap (sucking refleks)
Rangsangan puting susu pada langit-langit bayi menimbulkan
refleks menghisap. Hisapan ini akan menyebabkan areola dan
punting susu ibu tertekan gusi, lidah dan langit-langit bayi
sehigga sinus laktiferus dibawah, areola dan ASI terpancar
keluar.
c. Refleks Menelan (Swalowwing refleks)
Kumpulan ASI didalam mulut bayi mendesak otot-otot didaerah
mulut dan faring untuk mengaktifkan refleks menelan dan
mendorong ASI kedalam lambung bayi. (Asuhan Persalinan
Normal, Revisi 2007 ).

j. Pemantauan Bayi Lahir


Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi
baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
1. Dua jam Pertama Setelah Lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama
sesudah lahir meliputi :
- Kemampuan menghisap kuat atau lemah
- Bayi tampak aktif atau lunglai
- Bayi kemerahan atau biru
2. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya,
penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian
terhadap ada atau tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan
tindak lanjut seperti :
a. Bayi kecil untuk masa kehamilan bayi kurang bulan
b. Gangguan pernapasan
c. Hipotermia
d. Infeksi
e. Cacat bawaan dan trauma lahir
1.6 Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus
Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus menurut
Maryunani dan Nurhayati (2008) adalah :
1. Penyesuaian sistim pernapasan
Penyesuaian yang paling kritis dan segera terjadi yang dialami bayi baru
lahir adalah sistim pernapasan. Udara harus diganti oleh cairan yang
mengisi saluran pernapasan sampai alveoli.
2. Penyesuaian sistem kardiovaskuler / sistim sirkulasi jantung mulai
berdenyut pada minggu ketiga kehamilan. Selama kehidupan janin,
jantung mendistribusikan oksigen dan zat nutrisi yang disuplai melalui
plasenta. Selama kehidupan janin, darah sebagian besar melalui paru-
paru dan hepar melalui duktus, venosus, foramen ovale dan arteriosus.
3. Penyesuaian sistim termoregulasi
Termogeneses berarti produksi panas. Temprature pada bayi pada saat
lahir adalah sekitar 3 derajat lebih tinggi dari ibunya. Namun, pada detik
kedua, terdapat penurunan yang tajam pada temprature tubuh yang
dikeluarkan melalui konveksi, evaporasi, konduksi dan radiasi.
4. Penyesuaian gastro intestinal
Sebelum lahir, janin cukup menghisap dan menelan air ketuban. Refleks
gumoh dan batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat
lahir.
5. Penyesuaian sistem kekebalan tubuh
Pada masa awal kehidupan janin, sel-sel yang menyuplai imunitasjanin
sudah mulai berkembang. Namun sel-sel ini tidak aktif selama beberapa
bulan. Bayi baru lahir dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima
dari ibunya. Namun bayi sangat rentan terhadap Mikroorganisme, oleh
karena itu bayi rentan terkena infeksi.
1.4 Pengukuran Rutin Bayi Baru Lahir
Pengukuran rutin bayi baru lahir nenurut Maryunani dan Nurhayati
(2008), yaitu :
a. Berat badan
Berat badan pada bayi cukup bulan normalnya 2500-4000 gram.
Timbang berat badan bayi segera setelah lahir karena dapat terjadi
penurunan berat badan secara cepat.
b. Panjang badan
Panjang badan diukur dari puncak kepala sampai tumit pada bayicukup
bulan normalnya 48-53 cm. terkadang agak sulit dilakukan padabayi
cukup karena adanya molase, ekstensi lutut tidak sempurna. Bila
panjang badan kurang dari 45 cm atau lebih dari 55 cm perlu dicermati
adanya penyimpangan kromosom.
c. Lingkar kepala
Lingkar kepala diukur dangan meteran, mulai dari bagian depan kepala
(diatas alis atau area frontal) dan. area occipital dusebut
oksipitofrontalis yang merupakan diameter terbesar. Lingkar kepala
normalnya 31-35,5 cm pada bayi cukup bulan.
d. Lingkar dada
Lingkar dada pada bayi cukup bulan normalnya 30,5-32 cm. sekitar 2
cm lebih kecil dari lingkar kepala. Pengukuran dilakukan tepat pada
garis bawah dada. Bila panjang badan kurang dari 30 cm perlu dicurigai
adanya premature.

1.7 Pemeriksaan Pada Bayi


Menurut Saifuddin (2006), lakukan pemeriksaan fisik yang lengkap
ketika memeriksa bayi baru lahir dan ingat butir-butir penting berikut :
1. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung
tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi
3. Lihat, dengarkan dan rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan
berlanjut secara sistematis menuju jari kaki
4. Jika ditemukan faktor resiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut
yang memang diperlukan
5. Rekam hasil pengamatan dan tiap tindakan jika diperlukan bantuan
lebih lanjut
a. Pemeriksaan fisik pada Bayi
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik BBL, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, antara lain :
1. Bayi sebaiknya dalam keadaaan telanjang di bawah lampu
terang sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas atau
lepaskan pakaian pada daerah yang diperiksa
2. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala dan kaki atau
lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat lebih
dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen.
3. Lakukan prosedur yang mengganggu bayi seperti pemeriksaan
refleks pada tahap akhir
4. Bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya

b. Hal-hal yang Akan Diperiksa


1. Penampilan secara umum
Yang dinilai penampilan secara umum adalah seperti tangisan
bayi, ukuran tubuh bayi apakah kecil, besar atau kurus.
2. Tanda-tanda fisik
a. Tingkat pernapasan
Bayi yang baru lahir umumnya bernapas antara 30-60
x/menit, dihitung selama satu menit penuh dengan
mengamati naik turun perutnya, bayi dalam keadaantenang.
b. Detak jantung
Jantung BBL normalnya berdetak antara 120-160 x/menit
dengan menggunakan stetoskop dapat didengar dengan jelas
di telinga.
c. Suhu tubuh
Suhu tubuh BBL normalnya 36,5-37,5°C diukur di daerah
ketiak bayi selama 15 menit dengan menggunakan
thermometer.
d. Kepala
Lakukan inspeksi daerah kepala, lihat apakah ada molase,
Caput succadenum dan chepal hematoma, perdarahan atau
kelainan lainnya.
e. Telinga
Untuk memeriksa telinga bayi tataplah mukanya.
Bayangkan sebuah garis melintas kedua matanya,
normalnya beberapa bagian telinga harus berada di garis
ini.
f. Mata
Lihat kedua mata bayi apakah kedua mata tampak normal
dan apakah bergerak bersama, lakukan pemeriksaan dengan
melakukan penyinaran pada pupil bayi. Jika disinari, kedua
mata mengecil berarti dalam keadaan normal. Selanjutnya
lihat sclera dan konjungtivanya.
g. Hidung dan mulut
Pertama yang kita lihat apakah bayi dapat bernapas dengan
lancar tanpa hambatan, kemudian lakukan pemeriksaan pada
bibir dan langit-langit dengan cara menekan sedikit pipi bayi
untuk membuka mulut bayi kemudian masukkan jari tangan
anda untuk merasakan hisapan bayi.
h. Leher
Periksa leher apakah ada pembengkakan dan benjolan.
Pastikan untuk melihat apakah kelenjar thyroid bengkak, hal
ini merupakan suatu masalah pada BBL.
i. Dada
Yang diperiksa adalah bentuk dari dada, puting, bunyi napas
dan bunyi jantung.
j. Bahu, lengan dan tangan
Yang dilakukan adalah melihat gerakan bayi apakah aktif
atau tidak kemudian menghitung jumlah jari.
k. Perut
Pada perut yang diperhatikan adalah bentuk dari perut bayi,
lingkar perut, penonjolan sekitar tali pusat ketika bayi
menangis, perdarahan pada tali pusat, dinding perut lembek
pada saat bayi tidak menangis dan benjolan yang terlihat
pada perut bayi.
l. Alat kelamin
Pada bayi laki-laki yang harus diperiksa adalah normalnya
dua testis dalam skrotum kemudian apakah pada ujung penis
terdapat lubang. Pada bayi perempuan yang harus diperiksa
adalah normalnya labia mayora dan minora, pada vagina
terdapat lubang, pada uretra terdapat lubang dan terdapat
klitoris.
m. Pinggul
Untuk pemeriksaan pinggul peganglah tungkai kaki bayi.
Tekan pangkal paha dengan lembut ke sisi luar, dengarkan
dan rasakan adakah bunyi "klik" ketika menggerakkan kaki
bayi. Bila terdengar bunyi "klik", laporkan dokter.
n. Kulit
Pada kulit yang perlu diperhatikan adalah verniks, warna,
pembengkakan atau bercak-bercak hitam dan kemerahan
seperti tanda lahir.
o. Punggung dan anus
Lihat punggung apakah terdapat kelainan atau benjolan,
apakah anus berlubang atau tidak.
p. Tungkai dan kaki
Yang perlu diperiksa adalah gerakan kaki, bentuk simetris
kaki, panjang kedua kaki dan jumlah jari pada kaki.

1.7 Penilaian Bayi untuk Tanda-Tanda Kegawatan


Menurut Prawirohardjo (2002). Bayi baru lahir dinyatakan sakit
apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda berikut :
1. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit.
2. Kehangatan dengan suhu antara 37-380C.
3. Warna kulit (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat memar.
4. Pemberian makanan seperti hisapan lemah, mengantuk berlebihan dan
banyak muntah.
5. Tali pusat seperti merah bengkak, keluar cairan, bau busuk dan
pernapasan sulit.
6. Tinja atau kemih seperti tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek,
sering berwarna hijau tua, ada lender atau darah pada tinja.
7. Aktivitas seperti menggigil atau tangis tidak biasa, lemas, lunglai,
kejang halus, tidak bisa tenang dan menangis terus meneru
26

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI NY. G
DI RSUD PALABUHANRATU

Tempat Praktik : RSUD Palabuhanratu


No Reg : 231123
Tanggal, Jam : 30 November 2022 Jam 13.50 WIB

1. Data Subjektif
a. Biodata
Nama : Bayi NY. G
Umur bayi : 0 hari
Tanggal/jam lahir : 30 November 2022 / 13.12WIB
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke : 1( Satu )
Berat badan : 2800 gram
Panjang Badan : 48 cm
Alamat : Jln.Taman Sari

26
27

b. Biodata Orang tua

Nama Ibu : NY. G Nama Suami : Tn. T


Umur : 21 tahun Umur : 24 tahun
Suku / Bangsa : Sunda Suku / Bangsa : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Taman Sari Alamat : Taman Sari
c. Riwayat Kehamilan Ibu
Riwayat Kehamilan
Frekuensi ANC : 4 kali
Dilakukan oleh : Bidan
Tempat : Puskesmas
Banyak suntik TT : 2 kali di Puskesmas
Banyak tablet Fe : 90 butir
Keluhan
- Trimester I : Mual muntah
- Trimester II : Tidak ada
- Trimester III : Sering BAK (frekuensi ±10 x/hari)
d. Riwayat Persalinan
Tempat bersalin : RSUD Palabuhanratu
Jenis persalinan : Spontan
Penolong : Bidan
28

APGAR Score : 9/10


Penyulit : Presipitatus
e. Riwayat Kesehatan
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular, menahun dan
menurun
- Keluarga tidak pernah menderita penyakit menular, menahun dan
menurun
f. Riwayat Psikososial
- Respon ibu terhadap kelahiran bayi : senang menerima kelahiran
bayi.
- Respon suami dan keluarga terhadap kelahiran bayi : senang

2. Data Objektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign
- RR : 42 x/menit
- Temp : 36,7 0C
- BB : 2800 gram
- PB : 48 cm
29

Pemberian Identitas Bayi


TELAPAK KAKI KIRI TELAPAK KAKI KANAN

b. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
- Kepala : Simetris, caput succedenum (-), cephal
hematoma (-)
- Muka : Bersih
- Mata : Simetris, sklera tidak ikterik,
conjungtiva tidak pucat
- Leher : Tidak ada kelainan
- Kulit : Verniks kaseosa, tanda lahir (-)
- Dada : Simetris (+), gerakan napas dan
jantung normal, frekuensi 144 x/m
30

- Abdomen : Tidak ada kelainan


- Punggung : Simetris tidak ada kelainan
- Genitalia eksternal : Vulva-vagina (ada), labia mayora
menutupi labia minora.
- Anus : (+), terdapat mekonium
- Tungkai/ekstremitas : Jari tangan dan kaki simetris dan
berjumlah masing-masing 10
c. APGAR Score
No Kriteria 1 menit 5 menit
1 Apperiance (warna kulit) 2 2
2 Pulse (frekuensi jantung) 2 2
3 Grimace (reaksi terhadap rangsangan) 1 2
4 Activity (tonos otot) 2 2
5 Repiratory (pernapasan) 2 2
Jumlah 9 10

d. Pemeriksaan Antropometri
- Berat badan : 2800 gram
- Panjang badan : 48 cm
- Lingkar kepala : 32 cm
- Lingkar dada : 30 cm
- Lingkar lengan atas : 11 cm

e. Pemeriksaan Refleks
- Refleks rooting : ada
- Refleks moro : ada
- Refleks sucking : ada
3. Assesment
Bayi Baru lahir Cukup Bulan usia < 1 jam

4. Planning
1. Melakukan pemeriksaan fisik dan antropometri BBL :
- KU : Baik
- BB : 3300 gr
- PB : 48 cm
- Lingkar Kepala : 32 cm
- Lingkar Dada : 30 cm
- Lingkar Lengan Atas : 11 cm

2. Melakukan pemantauan Vital Sign :


- Bunyi jantung : 144 x/m
- Respirasi : 42 x /m
- Suhu : 36.7 oC
3. Membersihan Jalan Nafas : menghisap lendir bayi dengan suction
4. Mertahankan suhu tubuh bayi : mengeringkan bayi dan membungkus bayi dengan
kain kering.
5. Memberikan injeksi Vit K, 0,5 mg : disuntikkan secara IM pada paha kiri bayi
6. Melakukan pemberian zalf mata
7. Melakukan perawatan tali pusat
8. Memasang identitas bayi
9. Menganjurkan pemberian ASI on Demand
10. Memberikan Bayi pada ibu duntuk rawat gabung.
11. Memberikan konseling menjaga kehangatan bayi : Ibu dan keluarga mengerti
12. Memberikan konseling Tanda bahaya pada BBL : ibu dan keluarga mengerti
13. Memberikan konseling cara menyusui yang benar pada ibu : Ibu mengerti
14. Mengobservasi Tanda- tanda vital bayi
15. Mendokumentasi semua hasil pemeriksaaan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus bayi NY. G didapatkan bahwa bayi lahir normal secara spontan
BB : 2800 gram , respirasi : 42 x/menit, Tempratur : 36,7 °C, panjang badan : 48
cm, lingkar kepala : 33cm, lingkar dada : 30 cm, lingkar lengan atas: 11 cm.
Penilaian awal pada bayi baru lahir pada bayi NY. G didapatkan sesuai APGAR
SCORE yaitu 9/10.
Asuhan yang diberikan pada jam pertama kelahiran pada bayi NY. G yang
dilakukan adalah :
1. Pengamatan pernapasan
Sebagian bayi bernapas spontan, pernapasan bayi sebaiknya secara
teratur untuk mengetahui tidak ada masalah. Pada kasus bayi NY. G bayi
bemapas secara spontan dan tidak adanya masalah atau sesuai APGAR Score
yaitu 9/10.

2. Mempertahankan suhu tubuh bayi


Sebaiknya jangan memandikan bayi paling sedikit 6 jam dari waktu bayi
baru dilahirkan karena bayi belum mampu mengatur suhu dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Maka dari itu petugas diruangan neonatus langsung
membersihkan badan bayi lalu dibedong untuk menjaga kehangatan suhu
tubuh bayi.

3. Memberikan vitamin K
Pemberian Vitamin K mencegah terjadinya pendarahan pada semua
bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1 mg
/ hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi Vitamin K
Parenteral dengan dosis 0,5- mg I.M.

37
38

Tapi kenyataannya praktek di Ruang Neonatus RSUD


Palabuhanratupada kasus bayi NY. G Pemberian vitamin K dilakukan secara
injeksi intra muskuler pada paha kiri bayi.

4. Perawatan Tali Pusat


Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya sederhana. Yang penting,
pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu cuci
tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali
pusat (Farida, 2009)
Di RSUD palabuhan ratu sudah berjalan yaitu perawatan tali pusan hanya
dengan menjaga bersi tali pusat dan tetap menjaga tali pusat tetap kering.

5. Pemberian ASI Secara Dini


Inisiasi Menyusu Dini(IMD) merupakan program yang sedang gencar
dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran
bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif
menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara
langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan
bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD
harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan
39

menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya
dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin
antara bayi dan ibu.
Pada praktek RSUD Palabuhanratutelah dilakukan program IMD
(Inisiasi Menyusui Dini) yang di lakukan pada Ruang Bersalin, kemudian bayi
langsung dibawa keruangan Neonatus untuk dikeringkan dan dibungkus
dengan kain kering dan hangat, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
Hypotermi pada bayi dan dilakukan perawatan tali pusat, pemberian Vitamin
K, pengukuran BB, PB, lingkar kepala dan lingkar dada dan dilakukan
pemberian jalan nafas dengan menggunakan slymizuinger karena
dikhawatirkan masih terdapat sisa cairan ketuban yang terhisap.
Setelah itu dilakukan pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu,
pemasangan tanda pengenal dan identitas bayi yang ditempat tidur yang berisi
nama ibu, tanggal dan jam lahir, jenis kelamin, diagnosa atau masalah bayi
tersebut serta pemasangan gelang tangan yang di berikan kepada setiap BBL
berupa gelang yang berwarna biru untuk bayi laki-laki serta gelang berwarna
pink untuk bayi perempuan serta pemasangan plaster yang berisikan nama
bayi sebagai pelengkap identitas. Dilakukan pencetakan sidikjari, pengukuran
antropometri dan hasilnya ditulis dalam status bayi. Ini dilakukan untuk
memudahkan identifikasi dan resiko tertukarnya bayi.

6. Pemberian Imunisaasi Dini pada Bayi Baru Lahir


Imunisasi awal yang dianjurkan pada bayi baru lahir yaitu BCG, Polio
dan Hepatitis. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap bayi, jalur utama penularan berasal dari ibu. Ada dua
jadwal pemberian imunisasi Hepatitis B sebanyak tiga kali, yaitu pada usia 0
(segera setelah lahir menggunakan uniject), 1 dan 6 bulan,. Jadwal kedua,
imunisasi Hepatitis B sebanyak empat kali, yaitu pada usia 0, dan DPT +
40

Hepatitis B pada 2, 3 dan 4 bulan usia bayi (Asuhan Persalinan Normal, Revisi
2007)
Tapi di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palabuhanratu
tidak dilakukan imunisasi dasar lengkap pada bayi baru lahir hingga bayi
tersebut pulang ke rumah melainkan hanya diberikan surat kontrol ulang
kepada orang tua bayi yang digunakan untuk pengantar pemberian imunisasi
dasar HB 0 pada bayi di puskesmas
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pada Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal pada Bayi NY. G di Ruang
Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palabuhanratu tahun 2022, maka penyusun
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Didapatkan pengkajian data subjektif dan objektif yang dilakukan pada
tanggal 30 Noovember 2022 pukul 13.12 WIB dengan jenis kelamin
perempuan,berat badan 2800 gram , panjang badan 48 cm, lingkar kepala 32
cm dan lingkar dada 30 cm, lingkar lengan atas 11 cm.
2. Ditegakkan diagnosa bayi NY. G yaitu bayi sehat lahir spontan.
3. Tidak ditemukan masalah potensial
4. Tindakan yang dilakukan segera setelah bayi baru lahir adalah pencegahan
infeksi, penilaian awal, memberikan injeksi vitamin K 1 mg pada 1/3 paha atas
bagian luar, memberika zalf mata chlorampenicol 1%, pemberian identitas
pada bayi dan memulai pemberian ASI serta mengambil cap kaki bayi.
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh.
6. Didapatkan implementasi pada asuhan kebidanan pada bayi NY. G di Ruang
Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palabuhanratu.
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital sign
RR : 42 x/mnt
Temperatur : 36,70C
d. Memantau kebutuhan nutrisi bayi
e. Memberikan KIE tentng ASI eksklusif dan ASI on demand pada ibu

41
42

f. Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi


g. Mengatur kunjungan ulang bayi kepada ibu sesuai dengan keluhan
7. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi NY. G maka yang dapat kami
evaluasi adalah bayi dalam keadaan sehat, tetapi dalam pelaksanaannya
terdapat beberapa perbedaan teori dengan praktiknya, perbedaan tersebut
antara lain adalah penerapan ilmu di lahan praktik tidak dilakukan program
IMD serta tidak di lakukan imunisasi dasar lengkap pada bayi baru lahir dan
perawatan tali pusat masih menggunakan cairan anti septik seperti betadhine.

2. Saran

Bagi Pihak Rumah Sakit


Makalah ini berguna sebagai alat pembanding dalam memberikan
pelayanan dalam memberikan pelayanan kebidanan bayi baru lahir dengan
asuhan kebidanan, khususnya dalam asuhan kebidanan terhadap pasien
dan dapat mempercepat kerjasama dalam mengaplikasikan teori di lahan
praktek dalam melakukan asuhan kepada ibu dan bayi setelah lahir.

Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan agar makalah ini berguna sebagai acuan untuk dapat
membimbing mahasiswa yang terjun ke lahan praktek dengan
menerapkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan lebih memantau
kinerja mahasiswa selama di lahan praktek, melalui bimbingan secara
intensif.
43

Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar makalah ini lebih meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan dalam menerapkan asuhan kebidanan yang diperoleh selama
proses pembelajaran dan praktik guna mendalami ilmu kebidanan,
khususnya pada BBL dan perinatal, serta mampu menerapkan teori
secara aplikatif sebisa mungkin yang telah didapatkan
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. 2002. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta.


Depkes, RI. 2005. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Jakarta.
Fadhilah Siti. Bayi Baru Lahir. http://keperawatan-gun.blogspot.com diakses pada 5
Agustus 2009 pukul 16.00.
Farida. 2009. Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir. http://momygodget.com
diakses pada tanggal 3 2009 pukul 17.30 WIB
FKUI, 2002. Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta.
Nunu, dkk, 2007. Perkembangan Bayi dan Anak. http://keperawatan-
gun.blogspot.com. Diakses pada 3 Agustus 2009 pukul 15.00
Prawirohardjo. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina Pustaka:
Jakarta.
Prawirohardjo. 2008. Penanganan Bayi Baru Lahir Normal.
Saifuddin, AB. 2006. Angka Kematian Ibu dan Perinatal. Jakarta
http://www.blogspot.co.id diakses pada tanggal 4 Agustus 2009
pukul 12.00 WIB.
Supari, 2004. Safe Motherhood. http://Safe Mother.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 4 Agustus 2009.
Maryunani, 2008. Buku Saku Asuhan Bayi Lahir Normal. Trans Info Media : Jakarta.
Anwar, Azrul (2005). Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di

Indonesia.Depkes RI. Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandung an dan

Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.

Komalasari, Kokom. (2006). Kematian Bayi, Tragedi yang Terlu pakan. Pikiran
Rakyat Cyber Media.

Anda mungkin juga menyukai