Anda di halaman 1dari 8

Nama : Febrian Putra.

Asal UPBJJ : Jambi


NIM : 041100323. Jurusan : Ekonomi Akuntansi

1. Coba Anda jelaskan tentang pengertian politik, dan Anda kaitkan


dengan agama!
Jawaban :
Pembahasan
1. Pengertian Politik
Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara kota. Kemudian
arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang berarti semua yang
berhubungan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti
kewarganegaraan.

Istilah politik berasal dari kata Polis (bahasa Yunani) yang artinya Negara Kota. Dari kata polis
dihasilkan kata-kata, seperti:
1. Politeia artinya segala hal ihwal mengenai Negara.
2. Polites artinya warga Negara.
3. Politikus artinya ahli Negara atau orang yang paham tentang Negara atau negarawan.
4. Politicia artinya pemerintahan Negara.

Secara umum dapat dikatakan bahwa politik adalah kegiatan dalam suatu system politik atau Negara
yang menyangkut proses penentuan tujuan dari system tersebut dan bagaimana melaksanakan
tujuannya.
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah
dan ditaati oleh rakyatnya. Kekuasaan yaitu kemampuan sesorang atau suatu kelompok untuk
mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok sesuai dengan keinginan dari pelaku.

2. Pengertian Agama Dalam Arti Sosial

Mendefinisikan agama secara komprehensif yang mampu merangkum semua aspek nampaknya
menjadi suatu permasalahan yang pelik bahkan mustahil untuk dilakukan mengingat luasnya aspek
yang terkandung dalam agama itu sendiri.

Ø Elizabeth K. Nottingham, misalnya, menyatakan bahwa tidak ada definisi tentang agama yang benar-
benar memuaskan karena agama dalam keanekaragamannya yang hampir tidak dapat dibayangkan
itu memerlukan deskripsi (penggambaran) dan bukan definisi (batasan). Lebih jauh, Nottingham
menegaskan bahwa fokus utama perhatian sosiologi terhadap agama adalah bersumber pada tingkah
laku manusia dalam kelompok sebagai wujud pelaksanaan agama dalam kehidupan sehari-hari dan
peranan yang dimainkan oleh agama selama berabad-abad sampai sekarang dalam mengembangkan
dan menghambat kelangsungan hidup kelompok-kelompok masyarakat.

Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini diharapkan tidak
terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama yang selama ini
dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai
agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.

Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannnya


menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu
tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam
sesuai dengan bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain
atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De
Weldadige dll.
Nama : Febrian Putra. Asal UPBJJ : Jambi
NIM : 041100323. Jurusan : Ekonomi Akuntansi

Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara
menghambakan diri, yaitu:
· menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan
· menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari Tuhan

Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan manusia kepada
Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka
suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut
agama.

3. Hubungan Politik dengan Agama

Hubungan politik dengan agama tidak dapat dipisahkan. Dapat dikatakan bahwa politik berbuah dari
hasil pemikiran agama agar tercipta kehidupan yang harmonis dan tentram dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Hal ini disebabkan, pertama, oleh sikap dan keyakinan bahwa seluruh
aktifitas manusia, tidak terkecuali politik, harus dijiwai oleh ajaran-ajaran agama; kedua, disebabkan
oleh fakta bahwa kegiatan manusia yang paling banyak membutuhkan legitimasi adalah bidang politik,
dan hanya agamalah yang dipercayai mampu memberikan legitimasi yang paling meyakinkan karena
sifat dan sumbernya yang transcendent.

Agama secara hakiki berhungan dengan politik. Kepercayaan agama dapat mempengaruhi hukum,
perbuatan yang oleh rakyak dianggap dosa, seperti sodomi dan incest, sering tidak legal. Seringakali
agamalah yang memberi legitimasi kepada pemerintahan. Agama sangat melekat dalam kehidupan
rakyat dalam masyarakat industri maupun nonindustri, sehingga kehadirannya tidak mungkin tidak
terasa di bidang politik. Sedikit atau banyak, sejumlah pemerintahan di seluruh dunia menggunakan
agama untuk memberi legitimasi pada kekuasaan politik.

Di dalam sejarah Islam, masuknya faktor agama (teologi) ke dalam politik muncul ke permukaan
dengan jelas menjelang berdirinya dinasti Umayyah. Hal ini terjadi sejak perang Siffin pada tahun 657,
suatu perang saudara yang melibatkan khalifah ‘Ali b. Abi Talib dan pasukannya melawan Mu’awiyah
b. Abi Sufyan, gubernur Syria yang mempunyai hubungan keluarga dengan ‘Uthman, bersama dengan
tentaranya. Peristiwa ini kemudian melahirkan tiga golongan umat Islam, yang masing-masing dikenal
dengan nama Khawarij, Shi’a, dan Sunni.

4. Pengaruh Hubungan Politik dan Agama

Dalam kehidupan bernegara, bidang politik sangat diperlukan. Namun semua ilmu yang berhubungan
dengan politik tidak dapat dipisahkan dengan ilmu dan konsep agama yang telah ada. Pada agama ada
suatu kalimat yang membuat dan merupakan konsep awal politik yaitu “Allah memerintahkan kepada
manusia untuk tidak mendekati perbuatan-perbuatan keji, baik yang nampak maupun yang
tersembunyi (Q. 6:151)”, jadi Allah melarang perbuatan jelek, perbuatan jahat dan ketidakadilan.

Ini dapat diartikan bahwa semua ilmu politik merupakan bentuk nyata dari penggunaan agama dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai contoh, dalam ilmu politik terdapat pemilihan pemimpim berdasarkan demokrasi, konsep itu
didapat dari ilmu agama yang tidak menginginkan adanya perpecahan para pejabat yang akan
menyengsarakan rakyat.
Dan masih banyak lagi yang merupakan konsep dalam agama dan diadaptasi serta di jadikan politik
dalam berbangsa dan bernegara.
Nama : Febrian Putra. Asal UPBJJ : Jambi
NIM : 041100323. Jurusan : Ekonomi Akuntansi

2. Kontribusi agama Islam dalam kehidupan politik khususnya


menyangkut prinsip-prinsip kekuasaan politik cukup banyak, coba
Anda jelaskan!
Jawaban :
Kontribusi agama Islam dalam kehidupan politik khususnya menyangkut prinsip-prinsip kekuasaan
politik, Agama dalam hal ini adalah Islam, merupakan alat atau seperangkat aturan dan ajaran yang
salah satunya bertujuan mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah banyaknya perbedaan antara
individu yang satu dengan yang lain yang secara naluriah tidak bisa hidup secara individual. Dalam
Islam, Al-Qur’an merupakan pedoman pertama bagi manusia setelah yang keduanya Hadits, yang
merupakan sumber hukum pertama bagi manusia dimaksudkan untuk menjadi tuntunan.
Beberapa prinsip yang diajarkan Al-quran untuk tujuan tersebut antara lain:
1. Prinsip persatuan dan persaudaraan.
2. Prinsip persamaan.
3. Prinsip kebebasan.
4. Prinsip tolong-menolong.
5. Prinsip perdamaian.
6. Prinsip musyawarah.
Salah satu ayat Al-Quran yang berkaitan langsung dengan prinsip – prinsip dasar kekuasaan politik
terdapat dalam surat QS.004: An-Nisaa’ ayat 58 dan 59,

Innallaha ya'murukum an tu'adduul amaanaati ila ahlihaa wa-idzaa hakamtum bainannaasi an


tahkumuu bil 'adli innallaha ni'immaa ya'izhukum bihi innallaha kaana samii'an bashiiran (58)
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu athii'uullaha waathii'uurrasuula wauuliil amri minkum fa-in
tanaaza'tum fii syai-in farudduuhu ilallahi warrasuuli in kuntum tu'minuuna billahi wal yaumi-aakhiri
dzalika khairun waahsanu ta'wiilaa (59)

"Sesungguhnya, Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya, Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya, Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." – (QS.4:58)
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(-Nya), dan ulil-amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-
Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." – (QS.4:59)

Dalam kehidupan politik, secara lebih khusus Al-quran mengajarkan harus dilandasi dengan empat hal
yang pokok yaitu:
1. Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat.
Amanat merupakan sesuatu yang diserahkan kepada pihak lain untuk dipelihara dan dikembalikan bila
saatnya tiba atau bila diminta oleh pemiliknya. Amanat tersebut meliputi amanat antara manusia
dengan Allah SWT, Manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan lingkungannya, serta manusia
dengan dirinya sendiri Amanat adalah sendi utama dalam berinteraksi social terutama dalam bidang
kekuasaan politik. Bagi pemegang kekuasaan politik telah diperintahkan untuk menunaikan amanat
berupa usaha mencerdaskan rakyat dan membangun mental dan spiritual.

Kamaa arsalnaa fiikum rasuulaa minkum yatluu 'alaikum aayaatinaa wayuzakkiikum wayu'allimukumul
kitaaba wal hikmata wayu'allimukum maa lam takuunuu ta'lamuun(a)
Nama : Febrian Putra. Asal UPBJJ : Jambi
NIM : 041100323. Jurusan : Ekonomi Akuntansi

"Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat
Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Hikmah, serta
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui." – (QS.2:151)

2. Sebagai bagian untuk menegakkan hukum dengan adil.


Hukum merupakan peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan
penguasa atau pemerintah untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat. Salah satu sumber hukum
yang berpengaruh adalah agama. Suatu sistem politik tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik dan
tidak akan membawa kemaslahatan bersama apabila tidak didukung oleh hukum yang baik dan juga
penerapan hukum yang adil dan konsisten.

Innaa anzalnaa ilaikal kitaaba bil haqqi litahkuma bainannaasi bimaa araakallahu walaa takul(n)-
lilkhaa-iniina khashiiman

"Sesungguhnya, Kami telah menurunkan Kitab kepadamu, dengan membawa kebenaran, supaya
kamu mengadili antara manusia, dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah
kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang hianat," –
(QS.4:105)

3. Tetap dalam koridor taat kepada Allah, Rasul-Nya, dan ulil amri.
Ulil Amri adalah orang atau sekelompok orang yang mendapatkan tugas untuk mengurusi urusan –
urusan kaum muslimin baik menyangkut masalah ibadah, pendidikan, social, ekonomi, bahkan
termasuk urusan hubungan luar negeri dan juga pemimpin perang. Tetap dalam koridor taat pada
Allah dan Rasulnya berarti apa yang dilakukan sudah jelas bahwa harus berdasar Al-Qur’an dan Hadist,
sedangkan Ulil Amri bertugas sebagai fasilitator agar umat dapat menjalankan dengan sebaik –
baiknya. Sedangkan yang boleh diatur oleh Ulil Amri hanyalah hal – hal atau urusan yang belum ditur
secara jelas oleh Al-Qur”an dan As-Sunah.

4. Selalu berusaha kembali kepada Al-quran dan Sunnah Nabi SAW.


Al-Qur’an dan Hadist hanya memuat ketentuan – ketentuan pokok bagi kehidupan manusia. Setiap
permasalahan yang dihadapi terkadang belum ada pemecahannya dalam kedua sumber suci tersebut.
Oleh sebab itu terkadang menimbulkan perbedaan pendapat, tetapi apapun pendapat atau keputusan
yang diambil haruslah berpulang pada Al-Quran dan Hadist sebagai sumber utama.

..yauma akmaltu lakum diinakum wa-atmamtu 'alaikum ni'matii waradhiitu lakumu-islaama diinan..

..Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-
Ku, dan telah Ku-redhai Islam itu jadi agamamu…. (QS.5:3)

Islam memberi kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan mengangkat seorang yang akan diberi
amanah untuk memegang kekuasaan politik. Yaitu orang tersebut haruslah:
1. Seorang yang benar dalam pikiran, ucapan, dan tindakannya serta jujur.
2. Seorang yang dapat dipercaya.
3. Seorang memiliki keterampilan dalam komunikasi.
4. Seorang yang cerdas.
5. Yang paling penting Anda seorang yang dapat menjadi teladan dalam kebaikan.

3. Jelaskan juga kriteria yang diajarkan oleh Islam tentang pemimpin yang
ideal!
Jawaban:
Nama : Febrian Putra. Asal UPBJJ : Jambi
NIM : 041100323. Jurusan : Ekonomi Akuntansi

Kepemimpinan berarti Khilafah, Imamah, Imaroh, yang mempunyai makna daya memimpin atau
kualitas seorang pemimpin atau tindakan dalam memimpin.

Sedangkan secara terminologinya adalah suatu kemampuan untuk mengajak orang lain agar mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah upaya untuk
mentransformasikan semua potensi yang terpendam menjadi kenyataan.

Pandangan dalam Islam, kepemimpinan merupakan amanah dan tanggungjawab yang tidak hanya
dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinya, tetapi juga akan
dipertanggungjawabkan dihadapan Allah Swt. Seorang pemimpin merupakan sentral figur panutan
publik. Terwujudnya kemaslahatan umat sebagai tujuan pendidikan Islam sangat tergantung pada
gaya dan karakteristik kepemimpinan. Dengan demikian kualifikasi yang harus dipenuhi oleh seorang
pemimpin mencakup semua karakteristik yang mampu membuat kepemimpinan dapat dirasakan
manfaat oleh orang lain.

Dalam konsep Syari’at Islam, kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin telah dirumuskan
dalam suatu cakupan sebagai berikut:

1. Pemimpin haruslah orang-orang yang amanah, amanah dimaksud berkaitan dengan banyak hal,
salah satu di antaranya berlaku adil.
Keadilan yang dituntut ini bukan hanya terhadap kelompok, golongan atau kaum muslimin saja, tetapi
mencakup seluruh manusia bahkan seluruh makhluk.
Dalam al-Qur’an dijelaskan :

: ‫يرا‬
ً ‫ص‬ِ ‫سمِ يعًا به‬
‫هان ه‬ َِّ ‫ن تهحْ كُ ُموا بِ ْالعه ْد‬
َّ‫ل َّۚ إِنَّ اّللهَّ نِعِما يه ِعظُكُ َّْم بِ َِّه َّۚ إِنَّ اّللهَّ ك ه‬ َّْ ‫اس أه‬ َّ‫ت إِلهىَّ أه ْه ِل هها هَّوإِذها هحك ْهمت َُّْم بهي ه‬
َّ ِ ‫ْن الن‬ َّْ ‫إِنَّ اّللهَّ يهأْ ُم ُركُ َّْم أه‬
َِّ ‫ن ت ُ هؤدُّوا ْاْل ه همانها‬

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha melihat." (QS. an-Nisa’: 58)

Ayat di atas memerintahkan menunaikan amanat, ditekankannya bahwa amanat tersebut harus
ditunaikan kepada ahliha yakni pemiliknya. Ketika memerintahkan menetapkan hukum dengan adil,
dinyatakannya “apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia”. Ini berarti bahwa perintah
berlaku adil itu ditunjukkan terhadap manusia secara keseluruhan.

2. Seorang pemimpin haruslah orang-orang yang berilmu, berakal sehat, memiliki kecerdasan,
kearifan, kemampuan fisik dan mental untuk dapat mengendalikan roda kepemimpinan dan memikul
tanggungjawab. Sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an:

َّ‫طونه َّهُ مِ ْن ُه َّْم َّۚ هوله ْو هل‬ َّ‫ل هو ِإلهىَّ أُولِي ْاْل ه ْم َِّر مِ ْن ُه َّْم هل هع ِل هم َّهُ الذ ه‬
ُ ‫ِين هي ْسته ْن ِب‬ َِّ ‫سو‬ َِّ ‫ن أه َِّو ْالخ ْهو‬
ُ ‫ف أهذهاعُوا ِب َِّه َّۚ هوله َّْو هردُّوَّهُ ِإلهى الر‬ َِّ ‫ن ْاْل ه ْم‬
َّ‫هو ِإذها هجا هءهُ َّْم أه ْمرَّ مِ ه‬
ً‫ِيل‬ ‫ه‬
َّ ‫ان إِلَّ قل‬ ‫ه‬ ُ ‫ه‬ ُ
َّ‫عل ْيك َّْم هو هرحْ همت َّهُ لتبه ْعت َُّم الش ْيط ه‬ ُ ‫ه‬ ‫ل اّللَِّ ه‬ َُّ ‫ض‬ ْ ‫ف‬ ‫ه‬

"Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu
menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka,
tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka
(Rasul dan ulil Amri) kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu
mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)." (QS.An-Nisa’: 83)

Maksud ayat di atas adalah kalau mereka menyerahkan informasi tentang keamanan atau ketakutan
itu kepada Rasulullah Saw apabila bersama mereka, atau kepada pemimpin-pemimpin mereka yang
Nama : Febrian Putra. Asal UPBJJ : Jambi
NIM : 041100323. Jurusan : Ekonomi Akuntansi

beriman, niscaya akan diketahui hakikatnya oleh orang-orang yang mampu menganalisis hakikat itu
dan menggalinya dari celah-celah informasi yang saling bertentangan dan tumpang tindih.

3. Pemimpin harus orang-orang yang beriman, bertaqwa dan beramal shaleh, tidak boleh orang
dhalim, fasiq, berbut keji, lalai akan perintah Allah Swt dan melanggar batas-batasnya. Pemimpin yang
dhalim, batal kepemimpinannya.

4. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tatanan kepemimpinan sesuai dengan yang dimandatkan
kepadanya dan sesuai keahliannya. Sebaliknya Negara dan rakyat akan hancur bila dipimpin oleh
orang yang bukan ahlinya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw “Apabila diserahkan suatu urusan
kepada yang bukan ahlinya maka tungguhlah kehancuran suatu saat”.

4. Senantiasa Menggunakan Hukum yang Telah Ditetapkan Allah. Sebagaimana yang Allah jelaskan
dalam al-Qur’an.

‫ن ُك ْنت َُّْم تُؤْ مِ نُ ه‬


َّ‫ون‬ َّْ ‫ل ِإ‬
َِّ ‫سو‬ ُ ‫ن تهنهازه ْعت ُ ْمَّ فِي ش ْهيءَّ ف ُهردُّوَّهُ ِإ هلى اّللَِّ هوالر‬ َّ ‫ل هوأُولِي ْاْله ْم َِّر مِ ْنكُ َّْم‬
َّْ ِ‫ۚ فهإ‬ ُ ‫اّلل هوأهطِ يعُوا الر‬
َّ‫سو ه‬ َّ‫ِين آ همنُوا أهطِ يعُوا ه‬
َّ‫هيا أهيُّ هها الذ ه‬
‫ل‬ ْ َُّ ‫س‬
ًَّ ‫ن تهأ ِوي‬ ‫ه‬
‫ِك هخيْرَّ هوأحْ ه‬ ‫ه‬ ْ ْ
َّ‫بِاّللَِّ هواليه ْو َِّم اْلخِ َِّر َّۚ ذل ه‬

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An Nisa' : 59)

Ayat di atas merupakan perintah untuk taat kepada Allah, Rasul, dan Ulil Amri (ulama dan umara).
Oleh karena Allah berfirman “Taatlah kepada Allah”, yakni ikutilah kitab-nya, “dan taatlah kepada
Rasul”, yakni pegang teguhlah sunnahnya, “dan kepada Ulim Amri di antara kamu”, yakni terhadap
ketaatan yang mereka perintahkan kepadamu, berupa ketaatan kepada Allah bukan ketaatan kepada
kemaksiatan terhadap-Nya. Kemudian apabila kamu berselisih tentang suatu hal maka kembalilah
kepada al-Qur’an dan hadits.

6. Tidak meminta jabatan, atau menginginkan jabatan tertentu. Sabda Rasulullah Saw “Sesungguhnya
kami tidak akan memberikan jabatan ini kepada seseorang yang memintanya, tidak pula kepada orang
yang berambisi untuk mendapatkannya.” (HR. Muslim).

4. Jelaskan pandangan saudara tentang kontribusi agama dalam


mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa!
Jawaban :

Menurut saya, Al-quran mengajarkan bahwa kehidupan politik harus dilandasi dengan empat hal yang
pokok yaitu:
1. Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat.
2. Sebagai bagian untuk menegakkan hukum dengan adil.
3. Tetap dalam koridor taat kepada Allah, Rasu-Nya, dan ulil amri.
4. Selalu berusaha kembali kepada Al-quran dan Sunnah Nabi SAW.

Islam memberi kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan mengangkat seorang yang akan diberi
amanah untuk memegang kekuasaan politik. Yaitu orang tersebut haruslah:
1. Seorang yang benar dalam pikiran, ucapan, dan tindakannya serta jujur.
2. Seorang yang dapat dipercaya.
3. Seorang memiliki keterampilan dalam komunikasi.
4. Seorang yang cerdas.
Nama : Febrian Putra. Asal UPBJJ : Jambi
NIM : 041100323. Jurusan : Ekonomi Akuntansi

5. Yang paling penting Anda seorang yang dapat menjadi teladan dalam kebaikan.

Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya adalah
anugerah yang diberikan oleh Allah SWT agar manusia dapat menjalani hidupnya dengan baik. Dalam
faktanya manusia memiliki banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya, di samping
tentunya sejumlah persamaan. Perbedaan tersebut kalau tidak dikelola dengan baik tentu akan
menimbulkan konflik dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari kenyataan tersebut perlu
dicari sebuah cara untuk dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan. Pendekatan terbaik untuk
melakukan tersebut adalah melalui agama. Secara normatif agama Islam lebih khusus Al-quran banyak
memberi tuntunan dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan.

5. Di antara prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Al-quran untuk


mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa adalah prinsip
persamaan, persatuan dan tolong-menolong. Jelaskan maksud masing-
masing prinsip tersebut!
Jawaban :

prinsip persatuan dan kesatuan bangsa:


Al-Quran menggambarkan persatuan dari berbagai sisi. Pertama, Al-Quran mengisyaratkan
bahwa kecenderungan untuk bersatu, merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari eksistensi
manusia. Sejak umat pertama tercipta dan menghuni dunia, saat itu pula keinginan untuk bersatu
muncul. Manusia, dengan tujuan untuk melangsungkan kehidupan serta mengurangi berbagai
kesulitan, saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Tetapi, karena berbagai faktor terjadilah
pertikaian dan peperangan. Kedua, Al-Quran menjelaskan bahwa salah satu tugas kenabian adalah
meluruskan perselisihan yang terjadi di tengah umat serta mengembalikannya kepada seruan Al-
Quran. Ketiga, Quran menyebutkan tentang dampak dan pengaruh persatuan. Misalnya, dengan
persatuan, umat Islam akan mencapai kemenangan serta kemuliaan. Selain itu, masih banyak sisi-sisi
lainnya yang dijelaskan dalam Al-Quran. Dengan terciptanya persatuan maka kemenangan dan
kemuliaan umat Islam akan tercipta sebagaimana yang digambarkan dalam Al-Quran. Oleh sebab itu
tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melakukan persatuan, sebab ancaman yang akan
menghancurkan umat Islam sudah didepan mata.

Prinsip tolong-menolong
Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa Rasulullah SAW bersabda, ''Dunia ini hanya untuk empat
golongan manusia: (satu di antaranya) hamba Allah yang mendapat harta dan ilmu, lalu ia bertakwa
kepada Allah dalam mengelola hartanya tersebut, dan menyambung silaturahim, dan ia sadar bahwa
hartanya itu adalah hak Allah. Itulah kedudukan yang paling baik (bagi seorang hamba Allah).''

Islam mengajarkan bahwa harta dan kekayaan mengandung fungsi sosial dan merupakan sumber
kehidupan bagi anggota masyarakat lainnya. Dalam rangka menegakkan dasar-dasar kehidupan
bersama serta mewujudkan tatanan sosial dan ekonomi berkeadilan, maka sangat diperlukan
semangat tolong-menolong di antara seluruh lapisan masyarakat. Pujangga Islam A Hamid Al Chatib
berkata, ''Persaudaraan dalam Islam takkan berdiri kecuali dengan jalan tolong-menolong.''

Tolong-menolong yang dimaksud di sini tiada lain dalam konteks kebaikan dan ketakwaan kepada
Tuhan. Sebaliknya, Islam melarang tolong-menolong yang menjurus kepada dosa dan permusuhan.
Guru besar Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, Sayid Sabiq, ketika menjelaskan makna ayat Alquran
surat Al-Hujurat ayat 10 'Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara', antara lain menulis,
''Arti persaudaraan di sini, yang kuat melindungi yang lemah, yang kaya bersedia membantu yang
Nama : Febrian Putra. Asal UPBJJ : Jambi
NIM : 041100323. Jurusan : Ekonomi Akuntansi

miskin. Tidak ada arti lain bagi persaudaraan yang dimaksudkan oleh Islam kecuali dengan kriteria di
atas.'' (Anashirul Quwwah Fil Islam).

Dalam kaitan ini Islam menekankan pentingnya perbuatan kedermawanan atau filantropi, yaitu
kewajiban menunaikan zakat, sedekah sunah, infak, wakaf, hibah, hadiah, serta wasiat. Infak, sedekah,
dan zakat saling terkait satu sama lain. Infak secara umum artinya pengeluaran. Ini adalah konsep
besarnya. Infak terbagi dua, yaitu infak wajib, terdiri atas nafkah keluarga dan zakat, dan infak sunat,
yaitu sedekah.

Dalam surat Al-Baqarah, kewajiban menafkahkan harta di jalan kebajikan dinyatakan setelah
penegasan kebenaran Alquran, keimanan kepada Allah dalam kegaiban, kewajiban menegakkan
shalat, dan diteruskan, ''wa mimma razaqnaahum yun fiquun (dan menafkahkan sebagian rezeki yang
Kami karuniakan).'' (Al-Baqarah: 3).

Allah SWT berfirman, ''Dan barang siapa terpelihara dari kekikiran dirinya, maka merekalah orang-
orang yang beruntung.'' (Al-Hasyar: 9). Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai
sedekah yang paling utama, Rasulullah menjawab, ''Sedekah yang paling utama ialah sedekah yang
engkau berikan dalam keadaan sehat dan memerlukan harta, dan ketika engkau khawatir jatuh miskin
dan bercita-cita menjadi kaya.'' Wallahu a'lam bis shawab. (M Fuad Nasar)

Anda mungkin juga menyukai