Anda di halaman 1dari 4

Nama : Febrian Putra

NIM : 041100323
Asal UPBJJ : Jambi
Jurusan : Ekonomi Akuntansi
Tugas 1 Bahasa Indonesia
Tugas yang ke-1 mencakup materi yang ada pada inisiasi 1-3. Kerjakan baik-baik sesuai dengan rambu-
rambu yang diberikan.

Coba Anda utarakan sikap Anda mengenai penggunaan bahasa Indonesia di media sosial seperti
Twitter, Facebook, dan Instagram yang cenderung menggunakan bahasa Indonesia yang banyak
singkatan, angka, tanda baca berlebih, bahasa alay, dan yang menyinggung SARA.
Untuk bunyi suara dari hewan tentu tiap negara berbeda seperti hewan anjing di Indonesia
gonggongannya berbunyi “guk guk’ di Jepang “wang wang’, serta di Korea “mang mang.” Penyebab
perbedaan bunyi onomatope tersebut menurut Anda adalah....

Tanggapan/Jawaban :
sebaiknya kita lebih mencoba untuk menggunakan bahasa Indonesia yang tepat dan sesuai dengan
PUEBI, namun demikian banyak hal juga yang mungkin saja bisa terjadi karena kesalahan mengetik
akibat terburu-buru dan sedang dikejar waktu karna sibuk karna sebenarnya susah untuk mencoba
tidak menggunakan kalimat yang tidak singkat karena sudah banyak bercampur dengan globalisasi
dan bahasa asing yang membuat Indonesia sulit untuk melakukan perubahan yang lebih baik.
Sebenarnya tidak jadi masalah, karena Bahasa Indonesia yang tidak harus dituangkan dalam media
sosial. Tidak semua orang memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Namun bila sudah menyinggung
SARA seseorang mesti berfikir dari aspek kedewasaan, SARA tidak seharusnya dibawa-bawa bahkan
untuk kritik dan essai sekali pun.
Adapun untuk bunyi ataupun bahasa yang tidak biasa kita gunakan yang tidak seusai dengan PUEBI
dan kalimat bahasa asing adalah adaptasi bahasa yang menjadi bahasa acuan atau bahasa yang
memiliki arti yang sama seperti yang kita gunakan sehari hari. Menurut saya boleh saja menggunakan
bahasa asing atau bahasa dari daerah/negara lain akan tetapi kita harus pintar menggunakannya
jangan sembarangan menggunakan agar tidak mempermalukan diri sendiri apalagi mempermalukan
negara kita.

Adapun beberapa yang digunakan di media sosial diantaranya :

1. Bahasa Formal
Media sosial tidak hanya berkaitan dengan percakapan melainkan juga kolaborasi. Salah satu aplikasi
media sosial yang pada umumnya menggunakan bahasa formal adalah proyek kolaboratif seperti
Wikipedia, situs social bookmarking, forum-forum daring, dan situs-situs ulasan lainnya.

Menurut A. Kaplan dan M. Haenlein (2014), proyek kolaboratif didefinisikan sebagai aplikasi media
sosial yang memungkinkan pembuatan isi tentang pengetahuan yang dilakukan secara bersama-sama
dan simultan oleh pengguna. Karena berkaitan dengan pengetahuan, maka isi pesan pun disampaikan
dengan menggunakan bahasa formal yang sesuai dengan aturan tata bahasa agar dapat dimengerti
dan dipahami oleh pembaca.

Contoh : Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara komunikator dan komunikan atau
komunikate.

2. Bahasa informal
Bahasa informal tidak hanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari namun juga dalam media sosial.
Bahasa informal dalam bahasa Indonesia merujuk pada bahasa gaul atau bahasa prokem.
Nama : Febrian Putra
NIM : 041100323
Asal UPBJJ : Jambi
Jurusan : Ekonomi Akuntansi
Bahasa informal ini banyak dipengaruhi oleh budaya setempat atau budaya asal atau bahasa daerah.
Secara tata bahasa atau aturan bahasa, bahasa informal ini berakar dari bahasa formal.
Contoh : kata “kalau” menjadi “kalo”, “klu”, atau “klo”.

3. Bahasa daerah
Bahasa daerah juga banyak digunakan dalam media sosial. Bahasa daerah Betawi cukup banyak
digunakan dalam percakapan sehari-hari, penggunaannya pun tidak hanya terbatas di sekitar wilayah
Jakarta, melainkan juga kota-kota besar lainnya.

Karena sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, beberapa kata dalam bahasa Betawi pun
mulai banyak diterapkan dalam media sosial oleh para penggunanya.

Contoh : kata “babe” atau “bokap” yang merupakan bahasa Betawi bermakna “ayah” atau “bapak”.

4. Bahasa asing
Bahasa Inggris adalah bahasa utama yang digunakan dalam media sosial. Hal ini tidaklah
mengherankan karena Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional. Berbagai aplikasi
media sosial pun umumnya menggunakan bahasa Inggris. Berbagai bahasa internet atau internet slang
pun banyak yang berasal dari bahasa Inggris.

Contoh : OMG yang merujuk pada kata “Oh, My God” atau “Ya Tuhan” sebagai bentuk ungkapan
perasaan terkejut atau terpukau.

5. Huruf yang memiliki kesamaan bunyi dengan kata yang diucapkan


Dalam media sosial, cara kita berkomunikasi selanjutnya adalah dengan menggunakan huruf-huruf
yang berbunyi sama dengan kata-kata yang diucapkan.

Penggunaan huruf homofon ini biasanya masuk ke dalam ranah bahasa asing seperti bahasa Inggris.
Yang termasuk huruf-huruf homofon adalah kependekan kata serta singkatan kata yang umumnya
dalam bahasa asing.

Contoh : Kependekan kata “R U OK” yang merujuk pada “are you okay (ok)”. Singkatan kata “btw”
yang merujuk pada “by the way”. Kombinasi kependekan kata dan singkatan kata seperti “CUL8R”
yang merujuk pada “see you later”.

6. Gaya pengucapan onomatopoeic


Gaya percakapan onomatopoeic adalah gaya percakapan yang kerap digunakan dalam komunikasi
daring. Gaya percakapan ini biasanya mengindikasikan sesuatu.

Contoh : “hahaha”, “xixixi”, “wkwkwkwk” yang merujuk pada tertawa dengan keras.

7. Tanda baca
Dalam media sosial, tanda baca biasanya digunakan secara berulang sebagai bentuk penekanan
terhadap sesuatu atau merujuk pada emosi tertentu.

Contoh : tanda seru “!!!!!!!!!!” biasanya merujuk pada rasa kesal atau amarah atau intonasi yang
keras.

8. Huruf kapital
Nama : Febrian Putra
NIM : 041100323
Asal UPBJJ : Jambi
Jurusan : Ekonomi Akuntansi
Sebagaimana halnya tanda baca, huruf kapital juga kerap digunakan dalam media sosial sebagai
bentuk penekanan terhadap sesuatu. Selain huruf kapital, yang juga kerap digunakan dalam media
sosial adalah huruf tebal, huruf miring, dan garis bawah.

Contoh : STOP

9. Emoticon dengan tanda baca


Emoticon dengan tanda baca pada papan ketik umum digunakan dalam media sosial untuk
menyampaikan emosi pengguna ketika berkomunikasi.

Penggunaan emoticon dimaksudkan agar lawan bicara dapat mengerti dan memahami emosi yang
dialami pengguna lainnya karena dalam komunikasi online atau komunikasi daring tidak terjadi kontak
personal dan tidak dapat mendengar suara kecuali jika menggunakan video call.

Contoh : “:- )” yang merujuk pada senyum atau “ :-D” untuk tertawa.

10. Emoticon dengan gambar wajah


Selain dengan menggunakan tanda baca, emoticon di beberapa negara menggunakan gambar wajah
sebagai bentuk penyampaian emosi pengguna ketika berkomunikasi.

Di negara-negara Barat, emoticon bergambar wajah lebih menitikberatkan pada mulut sedangkan
emoticon bergambar wajah di negara Jepang lebih menekankan pada mata.

Contoh : Emoticon yang mengekspresikan rasa senang atau bahagia

11. Leet speak


Istiilah leet atau 1337 atau L33T berasal dari kata elite. Dalam dunia permainan, leet berarti bahasa
yang digunakan oleh para pemain yang memainkan permainan tertentu dengan waktu yang lama.

Para pemain biasanya menggunakan akronim yang terdiri dari huruf dan angka dan diciptakan oleh
pengembang permainan hanya untuk permainan walaupun dalam bentuk bahasa lisan.

Contoh : “10Q” yang merujuk pada thank you.

12. Direct request


Direct request umumnya ditemukan pada mesin obrolan seperti permainan daring. Para pemain
permainan daring biasanya menyembunyikan identitasnya.

Contoh : Pertanyaan “A/S/L?” yang merujuk pada “ usia/jenis kelamin/lokasi?”.

13. Tanda tagar atau hashtag


Tanda tagar atau hashtag adalah kata atau frasa multi kata yang didahului oleh simbol #. Tanda tagar
biasanya digunakan orang untuk mencari posting dengan hashtag tertentu, kemudian
memasukkannya ke dalam kategori tertentu, dan melacaknya di berbagai platform media sosial.

Contoh : #PapaMintaSaham

14. Neologisme
Nama : Febrian Putra
NIM : 041100323
Asal UPBJJ : Jambi
Jurusan : Ekonomi Akuntansi
Neologisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online adalah kata bentukan baru atau makna
baru untuk kata lama yang dipakai dalam bahasa yang memberi ciri pribadi atau demi pengembangan
kosa kata.

Contoh : “BFF” yang merujuk pada “best friends forever” dan digunakan untuk menyatakan kedekatan
seseorang dengan individu lainnya.

15. Akronim
Akronim umum digunakan dalam pesan teks, obrolan, dan surat elektronik guna meminimalisir
panjang kata dan meningkatkan kecepatan.

Contoh : “BRB” yang merujuk pada “be right back” atau “OJ” yang merujuk pada “only joking”

16. Singkatan
Singkatan juga sering digunakan dalam media sosial. Tujuannya pun tidak jauh berbeda yakni
meminimalisir panjang kata dan meningkatkan kecepatan.

Contoh : “yg” untuk “yang” atau “ppl” untuk “people”.

17. Kata seru atau interjeksi


Dalam bahasa Indonesia, interjeksi merujuk pada kata seru. Kata seru digunakan secara luas dalam
kamus baik kamus bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Kata seru biasanya diungkapkan secara
lisan maupun tertulis untuk menunjukkan perasaan atau emosi seseorang. Dalam penulisan, biasanya
disertai dengan tanda seru.

Contoh : “Aduh!” atau “ Ahh”

Intinya, apabila kita ingin menggunakan kalimat / bahasa, baik itu dalam media sosial ataupun yang
lainnya itu haruslah tepat guna dalam penyampaian. Dengan demikian kita juga sebagai pengguna
bahasa yang baik, agar walaupun kita menggunakan bahasa formal, bahasa asing, ataupun bahasa
yang kita adaptasi dan kita gunakan, seharusnya kita tidak boleh melontarkan kata kata kasar yang
dapat menyinggung apalagi melalui media sosial yang notabene kita tidak bertatap muka dengan
mereka. Yang penting kita harus menjaga etika dan norma norma yang berlaku dalam bersedia sosial.

Demikianlah tanggapan dari saya, lebih dan kurang saya mohon maaf. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai