1. Apa risiko utama yang dihadapi oleh pt sunprima nusantara pembiayaan?
Jawab : Dalam menghadapi kasus PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance), risiko utamanya adalah kesulitan keuangan yang dipicu oleh gagal bayar MTN dan kesulitan membayar utang kepada kreditur, termasuk bank-bank besar. 2. Mengapa beberapa pihak menyatakan bahwa penyebab kasus ini adalah risiko keuangan ? Jawab : Beberapa pihak menyatakan bahwa penyebab kasus ini adalah risiko keuangan karena gagal bayar MTN dan kesulitan membayar utang kepada kreditur. 3. Apa yang menjadi indikator risiko keuangan dalam kasus ini? Jawab : Indikator risiko keuangan dalam kasus ini meliputi gagal bayar MTN, kesulitan membayar utang kepada kreditur, dan pengalaman kerugian bagi bank-bank besar yang menjadi kreditur SNP Finance. 4. Bagaimana gagal bayar medium-tern notes (MTN) dapat mempengaruhi keuangan PT Sunprima Nusantara pembiayaan ? Jawab : Gagal bayar MTN mempengaruhi keuangan SNP Finance dengan meningkatkan kewajiban bunga utang yang harus dibayar dan merusak reputasi perusahaan di pasar modal. 5. Mengapa otoritas jasa keuangan (OJK) membekukan kegiatan usaha SNP Finance? Jawab : Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membekukan kegiatan usaha SNP Finance karena kekhawatiran terhadap dampak serius pada stabilitas keuangan dan perlindungan konsumen. 6. Mengapa bank mandiri dan bank central asia (BCA) mengalami kerugian akibat kasus ini? Jawab : Bank Mandiri dan Bank Central Asia (BCA) mengalami kerugian karena mereka adalah kreditur SNP Finance yang memberikan kredit besar kepada perusahaan tersebut. 7. Mengapa bank mandiri akan memidanakan kantor akuntan publik (KAP) yang mengaudit laporan keuangan SNP Finance? Jawab : Bank Mandiri akan memidanakan kantor akuntan publik (KAP) yang mengaudit laporan keuangan SNP Finance karena dianggap tidak melakukan audit dengan sebenarnya. 8. Apa peran dewan komisaris dalam mencegah terjadinya ‘fraud’ yang dilakukan oleh direksi? Jawab : Dewan komisaris memiliki peran dalam mencegah terjadinya 'fraud' yang dilakukan oleh direksi dengan menjalankan fungsi pengawasan mereka secara optimal. 9. Mengapa komite audit tidak dapat melakukan deteksi dini atas rekayasa pembukuan laporan keuangan yang diduga dilakukan oleh direksi? Jawab : Komite audit tidak dapat melakukan deteksi dini atas rekayasa pembukuan laporan keuangan yang diduga dilakukan oleh direksi karena kemungkinan kurangnya kompetensi dan keterbatasan dalam pengelolaan risiko 10. Apa yang menjadi tanggung jawab komite audit dalam pengawasan pengelolaan risiko? Jawab : Tanggung jawab komite audit dalam pengawasan pengelolaan risiko meliputi penelaahan laporan keuangan, sistem pengendalian internal, dan proses audit. 11. Bagaimana keberadaan komite audit diharapkan dapat menignkatkan efektivitas dewan komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan ? Jawab : Keberadaan komite audit diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dewan komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan dengan lebih baik. 12. Apa pembelajaran yang dapat diambil dari kasus PT Sunprima Nusantara pembiayaan berdaasrkan diskusi panel yang diselenggarakan oleh LKDI? Jawab : Pembelajaran dari kasus SNP Finance menyoroti pentingnya keterlibatan yang tepat dari pemegang saham, independensi direksi, peran optimal dewan komisaris, dan pelaksanaan fungsi komite audit dalam memantau progres audit internal. 13. Bagaimana intervensi pemegang saham dapat menjadi penyebab perusahaan pembiayaan bermasalah? Jawab : Intervensi pemegang saham yang melampaui batas dapat menyebabkan perusahaan pembiayaan mengalami masalah karena mengganggu operasional dan independensi direksi.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro