Dannis Virendo (Ct-Scan Positioing)
Dannis Virendo (Ct-Scan Positioing)
CT SCAN DASAR
KODE MATA KULIAH : KDR204
NIM : 413221040
Kelas : 4B
Halaman 1 dari 13
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar CT-Scan
Halaman 2 dari 13
Selanjutnya, persiapan pasien dilakukan dengan mengonfirmasi data pasien
seperti nama lengkap, tanggal lahir, dan alamat, mengidentifikasi indikasi klinis
pemeriksaan, serta memberikan instruksi kepada pasien untuk melepas benda logam
di area yang akan diperiksa. Pemosisian pasien dan obyek dilakukan sesuai jenis
pemeriksaan, seperti CT-Scan Kepala, Thorax, dan Abdomen. Posisi pasien harus
sejajar dengan meja pemeriksaan dan gantry untuk memastikan area yang diperiksa
berada di tengah gantry. Penggunaan alat bantu seperti head rest, table extension,
dan cushion membantu dalam pemosisian pasien.
Pengaturan laser alignment juga penting dilakukan dengan tepat. Sagittal laser
diatur sejajar dengan mid-sagittal plane, coronal/lateral laser diatur sejajar dengan
mid-coronal plane, dan axial/transversal laser digunakan untuk mengatur scan range.
Selain itu, penggunaan alat bantu fiksasi seperti head holder, body restraint set, dan
sandbag berperan penting untuk mencegah pergerakan pasien selama pemeriksaan,
terutama pada pasien pediatrik yang sulit untuk diam.
Prosedur yang benar dan sesuai dalam pemeriksaan CT-Scan merupakan hal
yang harus diperhatikan untuk memastikan kualitas citra dan informasi diagnostik
yang optimal. Pemosisian pasien yang tepat memastikan area yang diperiksa berada
di pusat gantry, sehingga menghasilkan citra dengan kualitas optimal dan informasi
diagnostik yang akurat. Komunikasi yang baik antara radiografer dan pasien juga
membantu memperoleh posisi pasien yang benar dan mencegah adanya pergerakan
selama Scanning berlangsung. Pengaturan laser alignment yang tepat dan
penggunaan landmark anatomi sebagai panduan dapat memastikan area yang
diperiksa sesuai dengan indikasi klinis dan mencakup area yang diinginkan.
Halaman 3 dari 13
terapi atau tindakan medis lanjutan yang paling sesuai bagi pasien, baik berupa
pengobatan, tindakan pembedahan, atau terapi lainnya
Halaman 4 dari 13
BAB II
METODOLOGI
2. Head Rest
3. Head Holder
7. Table Extension
11. Sandbag
Halaman 5 dari 13
a. CT-Scan Kepala (Dewasa dan Pediatric)
1) Posisi Pasien dan Obyek Pasien berbaring supine di meja
pemeriksaan dengan kepala mendekati gantry (head-first). Letakkan
kepala pada head rest atau head holder untuk menyelaraskan mid-
sagittal plane dengan midline meja pemeriksaan dan memastikan
posisi kepala netral tidak ada rotasi. Pada pasien pediatric
penggunaan head holder dapat digantikan dengan table extension
sesuai kondisi pasien. Atur ketinggian meja pemeriksaan sehingga
meatus acusticus externus (MAE) berada di tengah gantry. Untuk
mengurangi dosis pada lensa mata, dapat dilakukan penyesuaian
sudut gantry sejajar dengan supraorbital ridge dan posterior margin
foramen magnum atau dengan menarik dagu ke arah dada (posisi
tertunduk).
2) Pengaturan Kolimasi / Laser Alignment Atur sagittal laser sejajar
dengan mid-sagittal plane, melewati hidung dan tengah dagu.
Pastikan coronal/lateral laser berada di kedua meatus acusticus
externus (MAE). Axial/transversal laser digunakan untuk mengatur
scan range untuk disesuaikan start dan end point area periksa.
3) Penggunaan alat bantu fiksasi Gunakan cushion untuk penyangga
sekitar kepala dan forehead strap untuk menjaga posisi kepala, serta
gunakan body restraint set untuk melakukan fiksasi tubuh
b. CT-Scan Thorax dan Abdomen
1) Posisi Pasien dan Obyek Pasien berbaring supine di meja
pemeriksaan dengan kaki mendekati gantry (feet-first). Angkat kedua
lengan di atas kepala, pastikan agar kedua lengan ekstensi dengan
bahu dalam keadaan rileks. Selaraskan lengan dan mid-coronal plane
(MCP) tubuh sejajar dengan meja pemeriksaan. Letakkan kepala pada
head and arm support untuk menyelaraskan mid-sagittal plane (MSP)
dengan midline meja pemeriksaan untuk memastikan posisi kepala
dan badan netral tidak ada rotasi. Atur ketinggian meja pemeriksaan
sehingga mid coronal plane (MCP) berada di tengah gantry.
2) Pengaturan Kolimasi / Laser Alignment Atur sagittal laser sejajar
dengan mid-sagittal plane, melewati tengah dagu hingga symphisis
pubis. Pastikan coronal/lateral laser berada di kedua mid-coronal
Halaman 6 dari 13
plane. Axial/transversal laser digunakan untuk mengatur scan range
untuk disesuaikan start dan end point area periksa.
3) Penggunaan Alat Bantu Fiksasi Gunakan table extension untuk
memperpanjang ukuran meja pada pemeriksaan cakupan panjang.
Gunakan head and arm support untuk bantalan kepala serta hand
restraint untuk kedua lengan. Gunakan broad body restraint set untuk
melakukan fiksasi tubuh. Gunakan knee and leg support apabila
diperlukan.
Halaman 7 dari 13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
CT-Scan Thorax
Halaman 8 dari 13
2. Pasien supine di atas meja pemeriksaan, tangan pasien
diangkat ke atas. Kaki pasien masuk terlebih dahulu ke
dalam gantry/feet-first. Pasien difiksasi seperti pada gambar
agar menghindari pergerakan yang akan menggangu hasil
citra CT-Scan. Pasien diminta untuk tarik nafas dalam dan
ditahan 5-10 detik pada saat pemeriksaan berlansung.
Bertujuan untuk memperoleh hasil citra yang bagus dan
memudahkan dokter untuk mengevaluasi.
CT-Scan Abdomen
Halaman 9 dari 13
Pada pemeriksaan CT-Scan Abdomen juga menggunakan
laser yaitu laser longitudinal dan horinzontal. Fungsinya
sendiri untuk penanda/landmark bagian organ apa yang akan
diperiksa. Untuk batas scanning pemeriksaan thorax yaitu
pada T11/T12 sampai pada S1.
1.2 PEMBAHASAN
1. Bagaimana pemosisian pasien pada pemeriksaan CT-Scan dapat memengaruhi
kualitas citra dan informasi diagnostik? Beri analisa pentingnya komunikasi dan
pemosisian oleh radiografer dalam memperoleh hasil citra yang optimal.
➔ Pemosisian pasien pada saat pemeriksaan CT-Scan dapat mempengaruhi
kualitas citra dan informasi diagnostik yang optimal. Contoh : pemosisian
pasien harus benar dan juga memperhatikan kenyamanan pasien, sehingga
area yang dipindai sejajar dan juga menghasilkan citra yang bagus.
Selanjutnya pasien diberitahu untuk tidak bergerak selama pemeriksaan
berlangsung guna menghindari noise yang dapat mengganggu interpretasi
citra.
Komunikasi antara radiografer dan pasien penting dalam mendapatkan
kualitas citra dan informasi diagnostik yang optimal. Sebelum Pemeriksaan
Radiografer sebaiknya menjelaskan tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan, pasien harus memenuhi perannya misalnya tidak boleh bergerak
dll, dan juga memberi kesempatan pasien untuk bertanya jika dirasa kurang
mengerti. Selama pemeriksaan radiografer juga harus memberikan instruksi
yang jelas kepada pasien melalui mikrofon dan speaker yang yang tersedia di
ruang operator dan ruang pemeriksaan, radiografer harus memantau pasien
selama pemeriksaan berlangsung untuk memastikan posisi yang benar
dipertahankan. Setelah pemeriksaan radiografer harus memberikan instruksi
pasca-pemeriksaan yang jelas (seperti kapan hasil akan tersedia) dan harus
dibawa kembali kepada dokter pengirim supaya dilakukan diagnosa dan
pengobatan.
Halaman 10 dari 13
2. Bagaimana landmark anatomi yang digunakan untuk pengaturan laser
berkontribusi di hasil citra CT-Scan?
➔ Landmark anatomi digunakan sebagai acuan untuk pengaturan laser pada
CT-Scan. Dengan cara memastikan area organ yang diinginkan berada di
dalam bidang pemindaian diatur dengan laser pada gantry, membantu
mengidentifikasi irisan yang diperlukan untuk memulai dan mengakhiri
pemindaian. Penggunaan landmark anatomi dapat membantu radiografer
dalam memfokuskan dan membatasi pemindaian pada area tertentu, dan
menghindari terpotongnya hasil citra.
3. Bagaimana alat bantu fiksasi berperan selama pemeriksaan CT-Scan pada pasien
pediatric?
➔ Alat bantu fiksasi pasien pediatric berguna untuk mengurangi pergerakan
pasien, biasanya anak-anak dalam masa pertumbuhan sulit untuk tetap diam
selama pemindaian. Alat fiksasi seperti bantal/headrest dan perekat yang
dipasang pada tubuh dan kaki pasien dapat membantu membatasi
pergerakan. Dengan menggunkan fiksasi juga mempermudah jalannya
pemeriksaan dan dapat membantu menghindari perlunya pengulangan
pemindaian, yang mengurangi paparan radiasi berlebih pada pasien anak.
Radiografer juga harus mengurangi rasa takut pada pasien pediatric melalui
komunikasi supaya merasa tenang. Radiografer harus menggunakan fiksasi
dengan hati-hati dan harus memastikan kenyamanan pasien anak, dan
mempertahankan kualitas citra yang dibutuhkan untuk diagnosis yang akurat.
Halaman 11 dari 13
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Sebelum melakukan pemeriksaan CT-Scan, langkah persiapan yang tepat
sangat penting untuk memastikan keamanan pasien dan kualitas gambar yang baik.
Pasien akan diminta untuk menghindari makanan atau minuman selama beberapa jam
sebelumnya dan mungkin perlu menerima suntikan kontras intravena. Setelah
persiapan, pasien akan diposisikan di atas meja pemindai sesuai dengan area organ
yang akan dipindai, seperti berbaring terlentang, tengkurap, miring, atau duduk.
Untuk menjaga posisi pasien agar tidak bergerak selama proses pemindaian, alat
fiksasi seperti headrest, perekat, atau sandaran kepala mungkin bisa digunakan dan
harus memperhatikan kenyamanan pasien. Berikutnya adalah mengatur laser
alignment pada gantry CT-Scan untuk memastikan area yang akan dipindai tepat.
Sinar laser akan memproyeksikan garis-garis referensi pada tubuh pasien, membantu
menempatkan area pemindaian dengan akurat. Dengan persiapan yang tepat,
pemosisian pasien yang benar, penggunaan alat fiksasi, dan pengaturan laser
alignment yang presisi, prosedur CT-Scan dapat dilakukan dengan aman dan
menghasilkan hasil citra diagnostik yang baik.
4.2 SARAN
Untuk memastikan prosedur pemeriksaan CT-Scan berjalan dengan lancar dan
aman, beberapa saran perlu diperhatikan. Pertama, komunikasi yang baik dengan
pasien sangat penting agar mereka merasa nyaman dan tidak cemas selama
pemeriksaan. Jelaskan setiap tahapan dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Selanjutnya, prioritaskan kenyamanan pasien dengan memposisikan mereka secara
hati-hati dan menggunakan alat bantu fiksasi yang nyaman. Perhatikan juga
pengaturan laser alignment pada gantry dengan seksama, lakukan pengecekan ulang
sebelum memulai pemindaian untuk memastikan area yang diinginkan berada dalam
jangkauan pemindaian dengan tepat.
Halaman 12 dari 13
DAFTAR PUSTAKA
El-Khoury, G.Y. et al. (2007). Sectional anatomy by MRI and CT. 3rd ed. Philadelphia, PA:
Churchill Livingstone Elsevier.
Halaman 13 dari 13