Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

CT SCAN DASAR
KODE MATA KULIAH : KDR204

PROSEDUR DASAR PEMERIKSAAN

Nama : Dannis Virendo

NIM : 413221040

Kelas : 4B

Waktu Praktikum : Jumat, 01 Maret 2024

Tempat Praktikum : Laboratorium CT-Scan RSKI

Dosen Pengampu : Amillia Kartika Sari, S.Tr.Kes., M.T

DIV TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2024

Halaman 1 dari 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


Tujuan dari praktikum Prosedur Dasar Pemeriksaan CT-Scan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan alur prosedur pemeriksaan CT-Scan.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pemosisian pasien pada pemeriksaan CT-Scan.
3. Mahasiwa mampu menerapkan pemosisian pasien dan pengaturan obyek terhadap
gantry sesuai jenis pemeriksaan dan kondisi pasien.
4. Mahasiswa mampu memilih dan menerapkan alat bantu fiksasi yang dibutuhkan
sesuai jenis pemeriksaan dan kondisi pasien

1.2 DASAR TEORI


Pemeriksaan CT-Scan (Computed Tomography Scan) merupakan salah satu
modalitas pencitraan diagnostik yang menggunakan sinar-X untuk menghasilkan
gambar penampang melintang tubuh manusia. Prosedur dasar pemeriksaan CT-Scan
meliputi persiapan sebelum pemeriksaan, pemosisian pasien, penggunaan alat bantu
fiksasi, dan pengaturan laser alignment pada gantry. Persiapan ruangan dan alat
dilakukan dengan memastikan kebersihan, kerapian, suhu ruangan di bawah 20°C,
kesiapan alat bantu fiksasi, serta mengatur posisi meja dan gantry ke posisi default.

Gambar CT-Scan

Halaman 2 dari 13
Selanjutnya, persiapan pasien dilakukan dengan mengonfirmasi data pasien
seperti nama lengkap, tanggal lahir, dan alamat, mengidentifikasi indikasi klinis
pemeriksaan, serta memberikan instruksi kepada pasien untuk melepas benda logam
di area yang akan diperiksa. Pemosisian pasien dan obyek dilakukan sesuai jenis
pemeriksaan, seperti CT-Scan Kepala, Thorax, dan Abdomen. Posisi pasien harus
sejajar dengan meja pemeriksaan dan gantry untuk memastikan area yang diperiksa
berada di tengah gantry. Penggunaan alat bantu seperti head rest, table extension,
dan cushion membantu dalam pemosisian pasien.

Pengaturan laser alignment juga penting dilakukan dengan tepat. Sagittal laser
diatur sejajar dengan mid-sagittal plane, coronal/lateral laser diatur sejajar dengan
mid-coronal plane, dan axial/transversal laser digunakan untuk mengatur scan range.
Selain itu, penggunaan alat bantu fiksasi seperti head holder, body restraint set, dan
sandbag berperan penting untuk mencegah pergerakan pasien selama pemeriksaan,
terutama pada pasien pediatrik yang sulit untuk diam.

Prosedur yang benar dan sesuai dalam pemeriksaan CT-Scan merupakan hal
yang harus diperhatikan untuk memastikan kualitas citra dan informasi diagnostik
yang optimal. Pemosisian pasien yang tepat memastikan area yang diperiksa berada
di pusat gantry, sehingga menghasilkan citra dengan kualitas optimal dan informasi
diagnostik yang akurat. Komunikasi yang baik antara radiografer dan pasien juga
membantu memperoleh posisi pasien yang benar dan mencegah adanya pergerakan
selama Scanning berlangsung. Pengaturan laser alignment yang tepat dan
penggunaan landmark anatomi sebagai panduan dapat memastikan area yang
diperiksa sesuai dengan indikasi klinis dan mencakup area yang diinginkan.

Keberhasilan pemeriksaan CT-Scan dalam menghasilkan citra berkualitas


tinggi yang dapat memberikan informasi diagnostik yang akurat sangat bergantung
pada ketepatan dalam melakukan prosedur dasar pemeriksaannya. Dengan
melaksanakan setiap tahapan prosedur yang telah ditetapkan secara cermat dan
konsisten, radiografer dapat memastikan area tubuh yang diinginkan tergambar
dengan jelas dan lengkap. Hal ini memungkinkan dokter untuk menganalisis dan
menginterpretasi citra dengan lebih akurat, sehingga dapat menegakkan diagnosis
dengan tepat. Diagnosis yang akurat menjadi kunci dalam menentukan rencana

Halaman 3 dari 13
terapi atau tindakan medis lanjutan yang paling sesuai bagi pasien, baik berupa
pengobatan, tindakan pembedahan, atau terapi lainnya

Halaman 4 dari 13
BAB II
METODOLOGI

2.1 ALAT DAN BAHAN


1. Pesawat CT-Scan

2. Head Rest

3. Head Holder

4. Coronal Supine Head Holder

5. Coronal Prone Head Holder

6. Cushion Set for Head Holder

7. Table Extension

8. Knee and Leg Support

9. Head and Arm Support

10. Body Restraint Set (Broad dan Narrow)

11. Sandbag

12. Kamera Dokumentasi

2.2 LANGKAH KERJA


1. Lakukan identifikasi peralatan yang digunakan pada pemeriksaan CT-Scan.
2. Lakukan prosedur pemeriksaan antara lain:
Sebelum Pemeriksaan
3. Lakukan persiapan ruangan CT-Scan dan alat melalui identifikasi kebersihan dan
kerapian ruangan, suhu dibawah 20°C, kesiapan alat bantu fiksasi, pemosisian
meja dan gantry posisi semula/default.
4. Lakukan persiapan pasien dengan mengidentifikasi akurasi data pasien melalui
konfirmasi Nama Lengkap, Tanggal Lahir, dan Alamat, indikasi klinis serta
memberikan instruksi komunikasi kepada pasien untuk melepas benda logam di
area yang akan diperiksa.
Saat Pemeriksaan
5. Lakukan pemosisian pasien pemosisian obyek, pengaturan laser alignment dan
antara lain :

Halaman 5 dari 13
a. CT-Scan Kepala (Dewasa dan Pediatric)
1) Posisi Pasien dan Obyek Pasien berbaring supine di meja
pemeriksaan dengan kepala mendekati gantry (head-first). Letakkan
kepala pada head rest atau head holder untuk menyelaraskan mid-
sagittal plane dengan midline meja pemeriksaan dan memastikan
posisi kepala netral tidak ada rotasi. Pada pasien pediatric
penggunaan head holder dapat digantikan dengan table extension
sesuai kondisi pasien. Atur ketinggian meja pemeriksaan sehingga
meatus acusticus externus (MAE) berada di tengah gantry. Untuk
mengurangi dosis pada lensa mata, dapat dilakukan penyesuaian
sudut gantry sejajar dengan supraorbital ridge dan posterior margin
foramen magnum atau dengan menarik dagu ke arah dada (posisi
tertunduk).
2) Pengaturan Kolimasi / Laser Alignment Atur sagittal laser sejajar
dengan mid-sagittal plane, melewati hidung dan tengah dagu.
Pastikan coronal/lateral laser berada di kedua meatus acusticus
externus (MAE). Axial/transversal laser digunakan untuk mengatur
scan range untuk disesuaikan start dan end point area periksa.
3) Penggunaan alat bantu fiksasi Gunakan cushion untuk penyangga
sekitar kepala dan forehead strap untuk menjaga posisi kepala, serta
gunakan body restraint set untuk melakukan fiksasi tubuh
b. CT-Scan Thorax dan Abdomen
1) Posisi Pasien dan Obyek Pasien berbaring supine di meja
pemeriksaan dengan kaki mendekati gantry (feet-first). Angkat kedua
lengan di atas kepala, pastikan agar kedua lengan ekstensi dengan
bahu dalam keadaan rileks. Selaraskan lengan dan mid-coronal plane
(MCP) tubuh sejajar dengan meja pemeriksaan. Letakkan kepala pada
head and arm support untuk menyelaraskan mid-sagittal plane (MSP)
dengan midline meja pemeriksaan untuk memastikan posisi kepala
dan badan netral tidak ada rotasi. Atur ketinggian meja pemeriksaan
sehingga mid coronal plane (MCP) berada di tengah gantry.
2) Pengaturan Kolimasi / Laser Alignment Atur sagittal laser sejajar
dengan mid-sagittal plane, melewati tengah dagu hingga symphisis
pubis. Pastikan coronal/lateral laser berada di kedua mid-coronal

Halaman 6 dari 13
plane. Axial/transversal laser digunakan untuk mengatur scan range
untuk disesuaikan start dan end point area periksa.
3) Penggunaan Alat Bantu Fiksasi Gunakan table extension untuk
memperpanjang ukuran meja pada pemeriksaan cakupan panjang.
Gunakan head and arm support untuk bantalan kepala serta hand
restraint untuk kedua lengan. Gunakan broad body restraint set untuk
melakukan fiksasi tubuh. Gunakan knee and leg support apabila
diperlukan.

Halaman 7 dari 13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 HASIL PRAKTIKUM


NO Teknik Pemeriksaan Deskripsi
CT-Scan Kepala

1. Posisi AP pasien supine di atas meja pemeriksaan dan kepala


pasien masuk terlebih dahulu/head-first. Tangan pasien
diletakkan di samping tubuh dan kaki pasien diluruskan. Alat
yang digunakan terdiri dari meja pemeriksaan yang dapat
bergerak maju mundur dan naik keatas kebawah.
Menggunakan fiksasi seperti Headrest dan perekat pada
badan seperti digambar untuk menghindari pergerakan yang
akan menggangu hasil citra. Pasien juga dihimbau untuk
tidak bergerak saat pemeriksaan berlangsung.

Pada CT-Scan terdapat laser yang fungsinya sebagai


penanda/landmark pemeriksaan. Terdapat 2 laser yaitu laser
longitudinal dan laser horizontal. Berguna untuk penanda CP
dan untuk mengatur batas atas dan bawah scanning.

Posisi PA pasien prone di atas meja pemeriksaan dan kepala


pasien masuk terlebih dahulu/ head-first (in-out). Salah satu
tangan disamping badan dan satunya lagi berada diatas.
Kepala pasien dimiringkan supaya pasien nyaman sehingga
menghasilkan citra yang maksimal. Menggunakan fiksasi
perekat pada tubuh pasien supaya tidak ada pergerakan saat
pemeriksaan.

CT-Scan Thorax

Halaman 8 dari 13
2. Pasien supine di atas meja pemeriksaan, tangan pasien
diangkat ke atas. Kaki pasien masuk terlebih dahulu ke
dalam gantry/feet-first. Pasien difiksasi seperti pada gambar
agar menghindari pergerakan yang akan menggangu hasil
citra CT-Scan. Pasien diminta untuk tarik nafas dalam dan
ditahan 5-10 detik pada saat pemeriksaan berlansung.
Bertujuan untuk memperoleh hasil citra yang bagus dan
memudahkan dokter untuk mengevaluasi.

Pada pemeriksaan CT-Scan Thorax juga menggunakan laser


yaitu laser longitudinal dan horinzontal. Fungsi untuk
landmark bagian organ apa yang akan discan. Untuk batas
scanning pemeriksaan thorax yaitu pada C6/C7 sampai pada
L1.

CT-Scan Abdomen

3. Pasien supine di atas meja pemeriksaan, tangan pasien


diangkat ke atas. Kaki masuk terlebih dahulu kedalam
gantry/feet-first. Menggunakan fiksasi perekat di badan dan
kaki untuk menghindari pergerakan yang akan menimbulkan
noise pada citra.

Halaman 9 dari 13
Pada pemeriksaan CT-Scan Abdomen juga menggunakan
laser yaitu laser longitudinal dan horinzontal. Fungsinya
sendiri untuk penanda/landmark bagian organ apa yang akan
diperiksa. Untuk batas scanning pemeriksaan thorax yaitu
pada T11/T12 sampai pada S1.

1.2 PEMBAHASAN
1. Bagaimana pemosisian pasien pada pemeriksaan CT-Scan dapat memengaruhi
kualitas citra dan informasi diagnostik? Beri analisa pentingnya komunikasi dan
pemosisian oleh radiografer dalam memperoleh hasil citra yang optimal.
➔ Pemosisian pasien pada saat pemeriksaan CT-Scan dapat mempengaruhi
kualitas citra dan informasi diagnostik yang optimal. Contoh : pemosisian
pasien harus benar dan juga memperhatikan kenyamanan pasien, sehingga
area yang dipindai sejajar dan juga menghasilkan citra yang bagus.
Selanjutnya pasien diberitahu untuk tidak bergerak selama pemeriksaan
berlangsung guna menghindari noise yang dapat mengganggu interpretasi
citra.
Komunikasi antara radiografer dan pasien penting dalam mendapatkan
kualitas citra dan informasi diagnostik yang optimal. Sebelum Pemeriksaan
Radiografer sebaiknya menjelaskan tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan, pasien harus memenuhi perannya misalnya tidak boleh bergerak
dll, dan juga memberi kesempatan pasien untuk bertanya jika dirasa kurang
mengerti. Selama pemeriksaan radiografer juga harus memberikan instruksi
yang jelas kepada pasien melalui mikrofon dan speaker yang yang tersedia di
ruang operator dan ruang pemeriksaan, radiografer harus memantau pasien
selama pemeriksaan berlangsung untuk memastikan posisi yang benar
dipertahankan. Setelah pemeriksaan radiografer harus memberikan instruksi
pasca-pemeriksaan yang jelas (seperti kapan hasil akan tersedia) dan harus
dibawa kembali kepada dokter pengirim supaya dilakukan diagnosa dan
pengobatan.

Halaman 10 dari 13
2. Bagaimana landmark anatomi yang digunakan untuk pengaturan laser
berkontribusi di hasil citra CT-Scan?
➔ Landmark anatomi digunakan sebagai acuan untuk pengaturan laser pada
CT-Scan. Dengan cara memastikan area organ yang diinginkan berada di
dalam bidang pemindaian diatur dengan laser pada gantry, membantu
mengidentifikasi irisan yang diperlukan untuk memulai dan mengakhiri
pemindaian. Penggunaan landmark anatomi dapat membantu radiografer
dalam memfokuskan dan membatasi pemindaian pada area tertentu, dan
menghindari terpotongnya hasil citra.

3. Bagaimana alat bantu fiksasi berperan selama pemeriksaan CT-Scan pada pasien
pediatric?
➔ Alat bantu fiksasi pasien pediatric berguna untuk mengurangi pergerakan
pasien, biasanya anak-anak dalam masa pertumbuhan sulit untuk tetap diam
selama pemindaian. Alat fiksasi seperti bantal/headrest dan perekat yang
dipasang pada tubuh dan kaki pasien dapat membantu membatasi
pergerakan. Dengan menggunkan fiksasi juga mempermudah jalannya
pemeriksaan dan dapat membantu menghindari perlunya pengulangan
pemindaian, yang mengurangi paparan radiasi berlebih pada pasien anak.
Radiografer juga harus mengurangi rasa takut pada pasien pediatric melalui
komunikasi supaya merasa tenang. Radiografer harus menggunakan fiksasi
dengan hati-hati dan harus memastikan kenyamanan pasien anak, dan
mempertahankan kualitas citra yang dibutuhkan untuk diagnosis yang akurat.

Halaman 11 dari 13
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Sebelum melakukan pemeriksaan CT-Scan, langkah persiapan yang tepat
sangat penting untuk memastikan keamanan pasien dan kualitas gambar yang baik.
Pasien akan diminta untuk menghindari makanan atau minuman selama beberapa jam
sebelumnya dan mungkin perlu menerima suntikan kontras intravena. Setelah
persiapan, pasien akan diposisikan di atas meja pemindai sesuai dengan area organ
yang akan dipindai, seperti berbaring terlentang, tengkurap, miring, atau duduk.
Untuk menjaga posisi pasien agar tidak bergerak selama proses pemindaian, alat
fiksasi seperti headrest, perekat, atau sandaran kepala mungkin bisa digunakan dan
harus memperhatikan kenyamanan pasien. Berikutnya adalah mengatur laser
alignment pada gantry CT-Scan untuk memastikan area yang akan dipindai tepat.
Sinar laser akan memproyeksikan garis-garis referensi pada tubuh pasien, membantu
menempatkan area pemindaian dengan akurat. Dengan persiapan yang tepat,
pemosisian pasien yang benar, penggunaan alat fiksasi, dan pengaturan laser
alignment yang presisi, prosedur CT-Scan dapat dilakukan dengan aman dan
menghasilkan hasil citra diagnostik yang baik.

4.2 SARAN
Untuk memastikan prosedur pemeriksaan CT-Scan berjalan dengan lancar dan
aman, beberapa saran perlu diperhatikan. Pertama, komunikasi yang baik dengan
pasien sangat penting agar mereka merasa nyaman dan tidak cemas selama
pemeriksaan. Jelaskan setiap tahapan dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Selanjutnya, prioritaskan kenyamanan pasien dengan memposisikan mereka secara
hati-hati dan menggunakan alat bantu fiksasi yang nyaman. Perhatikan juga
pengaturan laser alignment pada gantry dengan seksama, lakukan pengecekan ulang
sebelum memulai pemindaian untuk memastikan area yang diinginkan berada dalam
jangkauan pemindaian dengan tepat.

Halaman 12 dari 13
DAFTAR PUSTAKA

Romans, L.E. (2019). Computed tomography for technologists : a comprehensive text.


Second edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

El-Khoury, G.Y. et al. (2007). Sectional anatomy by MRI and CT. 3rd ed. Philadelphia, PA:
Churchill Livingstone Elsevier.

Halaman 13 dari 13

Anda mungkin juga menyukai