Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan e-ISSN : 2622-948X

Vol. 10, No. 1 Juni 2020 p-ISSN : 1693-6868

Dampak Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi


Dan Mental Perempuan (Studi Kasus Di Kecamatan Ilir Talo
Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu)
Lezi Yovita Sari, Desi Aulia Umami, Darmawansyah
Universitas Dehasen Bengkulu Jalan Merapi Raya Seraya No.43 Kebun Tebeng Bengkulu, 21977
Email: Leziyovitas@gmail.com
Desiumami@gmail.com
darmawansyah467@yahoo.com

ABSTRAK
Pernikahan dini merupakan suatu pernikakan yang dilakukan oleh seseorang yang
relatif muda. Umur yang relatif muda yang dimaksud adalah usia pubertas yaitu usia antara 10-
19 tahun. Suatu daerah di Indonesia salah satunya Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma
Provinsi Bengkulu, banyak terjadi pernikahan dini. masyarakat pribumi di sana masih
menganut suatu budaya yang sebenarnya secara tidak sadar dapat meningkatkan angka
pernikahan dini yang berakibat pada dampak kesehatan fisik dan mental. Budaya tersebut
adalah budaya selarian, budaya selarian adalah fenomena pernikahan paksa yang dilakukan
oleh laki-laki untuk menculik perempuan supaya bisa dinikahinya dengan tanpa meminta restu
dari orang tua perempuan. Adapun tujuan penelitian ini di lakukan untuk menggali informasi
tentang kejadian dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi dan mental perempuan
di Wilaya Kecamatan Ilir Talo Kabuaten Seluma Provinsi Bengkulu. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif studi fenomenologi , pengumpulan data penelitian ini menggunakan,
observasi (pengamatan), wawancara mendalam, focus group discussion (FGD), studi
dokumentasi. Subyek penelitian sebanyak 17 orang yang melakukan pernikahan dini, dan
obyek penelitiannya adalah dampak yang ditimbulkan pernikahan dini. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa penyebab kejadian pernikahan di Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma
Provinsi Bengkulu yaitu hami di luar nikah, seks pranikah, kemauan sendiri, ekonomi, teman
sebaya dan budaya selarian yang berkembang di wilaya tersebut, dampak yang di timbulkan
terjadinya Anemia, panggul sempit, BBLR, Hipertensi, dan dampak lain yang di timbulkan
tejadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Berdasarkan penelitian dapat di simpulkan
bahwa kejadian pernikahan dini berdampak pada kesehatan reprosuksi perempuan.
Kata Kunci : Pernikahan Dini. Dampak, dan Budaya Selarian

ABSTRACT
Early marriage is a marriage carried out by someone who is relatively young. The
relatively young age that is meant is the age of puberty which is the age between 10-19 years.
one indonesia region, one of districts of ilir talo, seluma regency Bengkulu province, Aas many
early marriage. The indigenous community there still adheres to a culture that is actually
unconsciously able to increase the rate of early marriage which results in the impact of
physical and mental health. This culture is a culture of celibacy, The culture of celariation is a
phenomenon of forced marriage committed by men to kidnap women, that they can marry
without asking for the blessing of their parents. The purpose of this study wa to explore
information about the Early movement and mentality of women (case study in region District
Ilir Talo subdistrict Seluma Bengkulu Province. This study uses observations of in – depth
interviews, study documentation of research subjects as many as 17 people who do early
marriage and the object of research is the impact of early marriage.The results of this study
indicate that case couses of marital events of marriage events are ilir talo district kabupaten

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Article History :
Sumbitted 26 Februari 2020, Accepted 29 Juni 2020, Published 30 Juni 2020 53
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

seluma Bengkulu province, namely pregnancy, outside marriage, premarital sex, self – will,
peer econo mics, and a culture that develops throughout the region. The impact of anemia, ,
othwr effects caused by low birth weight occurrence of domestic violence. Based on the
research it can be concluded that the events at the beginning of the party on women's
reproductive health.
Keywords: Early marriage. Impact and Culture Selarians

PENDAHULUAN sebelum usia 18 tahun dari tahun 2011


Pernikahan adalah ikatan batin sampai 2020. Perkawinan usia anak paling
antara pria dan wanita sebagai suami istri umum dipraktikkan di Asia Selatan dan
dengan tujuan membentuk keluarga/ Afrika Sub-Sahara. India, yang memiliki
rumah tangga yang bahagia dan kekal prevalensi perkawinan usia anak sebesar
berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa (UU 58%, atau lebih dari sepertiga jumlah
Perkawinan No 1 Tahun 1974). Dalam UU perkawinan usia anak di seluruh dunia.
No. 1 tahun 1974, pasal 7 ayat (1) Dari 10 negara dengan prevalensi
menyatakan bahwa perkawinan hanya perkawinan usia anak tertinggi, 6 negara
diijinkan bila laki- laki berumur 19 tahun diantaranyaberada di Afrika, termasuk
dan wanita berumur 16 tahun, usulan Nigeria, yang memiliki prevalensi tertinggi
perubahan pada pasal 7 tahun 1974 ayat yaitu 77%. (2)
(1) perkawinan dapat dan dilakukan jika Badan Pusat Statestik dan UNICEF
pihak laki-laki dan perempuan berusia mencatat indikasi pernikahan anak terjadi
minimal 19 tahun, pasal 6 ayat (2) untuk di hampir semua wilayah ndonesia. Rata-
melangsungkan pernikahan masing-masing rata prevalensi perkawinan usia anak
calon mempelai yang belum mencapai (perempuan 20-24 tahun yang perna
umur 21 tahun, harus mendapat izin kedua menikah sebelum umur 18 tahun) 2008-
orang tua. (1) 2012 tertinggi adalah Sulawesi Barat (37,0),
Dalam 30 tahun terakhir, Kalimantan tengah (36,3), Sulawesi Tengah
perkawinan usia anak di seluruh dunia (34,9), Papua (33,6), sedangkan Provinsi
telah mengalami penurunan dari 33% pada Bengkulu menempati posisi ke 19 dari 33
tahun 1985 menjadi 26% pada tahun 2010. provinsi yang ada di Indonesia. Jumlah
Lebih dari 700 juta perempuan yang hidup remaja yang perna kawin pada tahun 2012
saat ini menikah sebelum mencapai usia 18 sebanyak 7.424 wanita, sedangkan
tahun, dan sepertiga atau sekitar 250 juta prevalensi pernikahan usia dini sebesar
anak menikah sebelum usia 15 tahun. 10,2. (3)
Diperkirahkan 142 juta anak perempuan Kabupaten Seluma provinsi Bengkulu
(atau 14,2 juta pertahun) akan menikah terdiri dari 14 kecamatan yang salah

54
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

satunya adalah kecamatan Ilir Talo. Di fenomenologi, digunakan untuk


kecamatan Ilir Talo yang terdiri dari 15 mempelajari secara mendalam kasus
Desa tercatat masih tinggi angka pernikahan dini di Kecamatan Ilir Talo
pernikahan dini dan terjadi peningkatan Kabupaten Seluma, meliputi penyebab
yang signifikan dari tahun 2013- 2016 yaitu serta dampak yang ditimbulkannya. Subyek
dari 654 pasangan pernikahan terdapat Penelitian Seluruh Perempuan yang
218 (33,3%) kejadian pernikahan dini melakukan pernikahan dini di Kecamtan Ilir
dengan usia 16-19 tahun dan pada tahun Talo Tahun 2017 sebanyak 17 orang. Obyek
2017 dari 139 pasangan pernikahan penelitian adalah penyebab dan dampak
terdapat 50 (43.3%) kejadian pernikahan yang di timbulkan oleh pernikahan dini
dini dengan usia 16-19 tahun. pada perempuan di Kecamatan Ilir Talo
Masih tingginya angka pernikahan Tahun 2017. Pengumpulan Data kualitatif
dini, sudah tentu banyak sekali menggunakan observasi, wawancara
permasalahan yang dihadapi oleh wanita mendalam, studi dokumentasi dan FGD (
yang melakukan pernikahan tersebut, yang focus group discussion). Teknik Analisis
mengakibatkan dampak yang sangat Data ini adalah proses mengidentifikasi
merugikan pihak perempuan, baik dari segi mengkategori mengambi kesimpulan
fisik, psikis, ekonomi, otonomi dan berdasarakan informasi yang diperileh
pendidikan Sehubungan dengan hal melalui pedoman observasi, pedoman
tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan wawancara, studi dokumentasi dan FGD (
penelitian. Tujuan umum penelitian ini focus group discussion). Analisis data
dilakukan untuk menggali informasi dalam penelitian ini menggunakan analisis
tentang kejadian dampak pernikahan dini isi (content analys).
pada kesehatan reproduksi dan mental
perempuan (studi kasus) di Kecamatan Ilir HASIL PENELITIAN
Talo Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu Hasil Analisis Data Kualitatif
Tahun 2018. Variabel yang di analisis
menggunaka data kualitatif dalam
METODE PENELITIN penelitian ini adalah variabel penyebab
Penelitian ini merupakan penelitian dan dampak pernikahan dini dan vaiabel
survey dengan pendekatan kualitatif studi budaya selarian.

55
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

Tabel 1. Karakteristik Informan Penelitian

No Nama Umur Pendidikan Keterangan


1 X1 16 Tahun SD / (3 SLTP) MBA (Marriged By Acident)
2 X2 18 Tahun SMA MBA (Marriged By Acident)
3 X3 16 Tahun SMP (1 SMA) MBA (Marriged By Acident)
4 X4 16 Tahun SD (3 SLTP) Kawin Lari ( Selarian)
5 X5 17 Tahun SMP (3 SMA) MBA (Marriged By Acident)
6 X6 16 Tahun SD ( 3 SMP) MBA (Marriged By Acident)
7 X7 18 Tahun SMA MBA (Marriged By Acident)
8 X8 15 Tahun SD (3 SMP) Seks Pranikah
9 X9 15 Tahun SMP Kemauan Sendiri
10 X10 16 Tahun SMP (1 SMA) MBA (Marriged By Acident)
11 X11 17 Tahun SMP ( 2 SMA) Seks Pranikah
12 X12 16 tahun SMP ( 1 SMP) Seks Pranikah
13 X13 17 Tahun SMP MBA (Marriged By Acident)
14 X14 16 Tahun SD (3 SMP) MBA (Marriged By Acident)/ Selarian
15 X15 17 Tahun SD (3 SMP) Seks Pranikah / Selarian
16 X16 16 Tahun SD (3 SMP) Seks Pranikah / selarian
17 X17 15 Tahun SD (3 SMP) Seks Pranikah / Selarian

Tabel 2. Distribusi frekuesi Umur informan

No Umur N %
1 15 tahun 3 17,6%
2 16 tahun 8 47,1%
3 17 tahun 4 23,5%
4 18 tahun 2 11,7%
Jumlah 17 100,00

Tabel 2. bahwa informan yang (47,1%) serta yang menikah pada umur 17
menikah pada umur 15 tahun sebanyak 3 tahun sebanyak 4 informan (23,5%) dan
informan (17,6%) sedangkan yang menikah yang menikah pada umur 18 tahun
pada umur 16 tahun sebanyak 8 informan sebanyak 2 informan (11,7%).

Tabel 3. Distribusi frekuesi pendidikan informan

No Pendidikan N %
1 SD 8 53,3
2 SMP 7 46,7
3 SMA 2 13,3
Jumlah 17 100,00

Tabel 3. diatas bahwa bahwa berpendidikan SMP sebanyak 7 informan


informan yang melakukan pernikahan dini (46,7) dan yang berpindidikan SMA
dengan pendidikan SD sebanyak 8 sebanyak 2 informan (13,3%).
informan (53,3) sedangkan yang

56
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

Penyebab Pernikahan Dini (Marriged By bermain, media massa, usia yang erat
Acident) hubungannya dengan kematangan seks
Pada penelitian ini banyak sekali (masa puberitas), pengalaman hubungan
informan yang menikah karena hamil afeksi (pacaran), mudahnya mengakses
diluar nikah, hal ini terjadi karena informan hal-hal terkait seksualitas, dan juga
sangat rentan terhadap perilaku seksual disebabkan karena sudah semakin
yang membuat informan melakukan bebasnya pergaulan para remaja di
aktivitas seksual sebelum menikah, hal ini lingkungan masyarakat sehingga
terjadi karena adanya kebebasa pergaulan memarakkan munculnya fenomena
pada informan. sehingga terjadi tentang perilaku seks pranikah dikalangan
pernikahan dini yang disebabkan remaja, yang diiringi semakin lemahnya
(Marriged By Acident). Pada penelitian ini kekuatan norma-norma yang berlaku pada
ada informan yang menikah dengan masyarakat dalam mengkondisikan bagian
dengan cara kawin lari (selarian) masyarakat itu sendiri. Pada penelitian ini
merupakan adat di daerah tersebut, hal ini ada informan yang menikah dengan
dilakukan untuk mempercepat dengan cara kawin lari (selarian)
mendapatkan restu kepada orang tua dan merupakan adat di daerah tersebut, hal ini
mempercepat pada proses pernikahan. dilakukan untuk mempercepat
Sebanyak 17 informan 9 informan yang mendapatkan restu kepada orang tua dan
mengalami hamil sebelum menikah 1 mempercepat pada proses pernikahan.
diantaranta menikah dengan proses kawin Dari 17 informan 7 diantaranya menikah
lari (selarian). karena sudah melakukan seks pranikah 4
Pada penelitian ini banyak informan diantaranya menikah dengan proses kawin
yang menikah karena sudah melakukan lari (selarian).
seks pranikah atau seksual sebelum Kemauan sendiri
menikah. Bermacam-macam bentuk- Faktor ekonomi salah satu
bentuk perilaku seks pranikah yang penyebab terjadinya pernikahan dini
dilakukan oleh informan yaitu: Kissing karena minimnya pendapatan orang tua
(berciuman), Petting, Intercourse yang mengakibatkan informan tidak bisa
(bersenggama). Dapat diketahui juga ada melanjutkan pendidikan dan memilih
beberapa faktor yang mempengaruhi untuk menikah diusia yang masih sangat
informan melakukan hubungan seks remaja. Sedangkan pendidikan adalah
pranikah di usia remaja yaitu: peran orang salah satu faktor yang bisa mempengaruhi
tua dalam mendidik anak, kelompok pengetahuan dan pengambilan keputusan ,

57
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

dengan melanjutkan pendidikan informan untuk menikah dengan tujuan untuk tidak
akan lebih mudah dalam mendaptkan ilmu membebani orang tua. Dari 17 informan
pengetahuan yang luas. Namun diatas 1 diantaranya menikah dengan
keadaanlah yang mengharuskan informan kemauan sendiri.

Dampak Pernikahan Dini


Dampak Biologis

Tabel 4. Dampak Biologis yang ditimbulkan akibat pernikahan dini

No Dampak Biologis N
1 BBLR 3
2 Anemia 4
3 Hipertensi 1
Jumlah 8

Tabel 4. diatas didapatkan dari 17 informan 3 informan yang mengalami BBLR, 4


informan mengalami Anemia dan 1 informan yang mengalami hipertensi.

Dampak Psikologis pernikahan dibawah umur diatas dapat


Dampak Psikologis pernikahan dini diketahui bahwa faktor-faktor terjadinya
pada penelitian ini juga menimbulkan pernikahan di sebabkan oleh berbagai
penyesalan dalam diri informan, dari 17 macam permasahan, ada yang menikah
informan 2 diantaranya mengalami KDRT, karena kemauan sendiri, ada juga karena
seringnya pertengkaran dan percekcokan permasalahan ekonomi orang tua dan ada
dalam rumah tangganya membuat juga karena kehamilan di luar nikah. Serta
informan menjadi takut dalam menjalani ada pula yang karena sudah melakukan
rumah tangganya ke depan karena seks pranikah dan kemauan sendiri.
terjadinya kekerasan dalam rumah tangga Peran Orang Tua
(KDRT). Kurangnya komunikasi secara
terbuka antara orang tua dengan remaja
PEMBAHASAN dalam masalah kesehatan reproduksi,
Pernikahan Dini sehingga munculnya penyimpangan prilaku
Berdasarkan hasil penelitian diatas, seksual. Orang tua sangat dibutuhkan bagi
dari tujuh belas responden yang menjadi tumbuh kembang anak di segala aspek,
objek penelitian. Menikah pada usia masih perkembangan fisik, intelektual, emosi,
sangat muda pasti banyak memiliki moral, kepribadian dan spiritual.
kekurang seperti belum adanya Kebutuhan akan kelekatan psikologis,
kematangan yang di miliki. Dari 17 kasus kebutuhan akan stimulasi fisik dan mental

58
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

dimana diperlukan perhatian yang sangat SMP, kurangnnya pengetahuan tentang


besar dari orang tuanya, serta kebutuhan dampak pernikahan dini terhadap
rasa aman merupakan kebutuhan dasar kesehatan reproduksi yang membuat
yang harus dipenuhi bagi anak agar dapat remaja ingin menikah, semakin rendahnya
mencapai tumbuh kembang optimal. tingkat pendidikan seseorang semakin
Faktor Umur besar peluang mereka untuk melakukan
Berdasarkan dari penelitian diatas, pernikahan dini namun sebaliknya jika
dari 17 responden yang menjadi objek seseorang tersebut berpendidikan tinggi
penelitian rata-rata menikah pada umur cenderung mereka tidak melakukan
15-19 tahun. Dari 17 kejadian pernikahan pernikahan dini, Penelitian Ini sejalan
dini di atas dapat di ketahui nahwa dengan penelitian yang di lakukan
penyebab terjadinya pernikahan di (Srihartini, hubungan antara variabel
sebebkan berbagai macam permasalahan, tingkat pendidikan wanita (X) dan usia
ada yang hamil sebelum menika, seks perkawinan (Y) adalah linier. Artinya
pranikah, kemauan sendiri, dan selarian semakin tinggi pendidikan seseorang, maka
(kawin lari). akan semakin lama seseorang menunda
Faktor Ekonomi perkawinan atau sampai mencapai usia
Berdasarkan dari penelitian diatas, ideal. Semakin rendah tingkat pendidikan
dari 17 responden yang menjadi objek seseorang, maka semakin cepat seseorang
penelitian rata-rata menikah pada umur akan melangsungkan perkawinan,
15-19 tahun. Dari 17 kejadian pernikahan khususnya masyarakat di Desa Sidomukti
dini di atas dapat di ketahui nahwa Kecamatan Jaken Kabupaten Pati. (5)
penyebab terjadinya pernikahan di Faktor Kemauan Sendiri
sebebkan berbagai macam permasalahan, pernikahan adalah sesuatu yang
ada yang hamil sebelum menika, seks diimpikan oleh setiap orang tetapi
pranikah, kemauan sendiri, dan selarian pernikahan juga harus memiliki kesiapan
(kawin lari). Hasil penelitian ini Sejalan baik dalam psikologis maupun biologis di
dengan penelitian yang dilakukan Zuraidah Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma
dari hasil penelitiannya didapatkan nilai p= masih banyak yang melakukan pernikan
0,000, yang artinya ada hubungan yang dini dengan alasan yang berbeda-beda sala
signifikan antara status ekonomi dengan satunya keinginan sendiri dengan tujuan
pernikahan dini pada wanita. (4) untuk tidak membebani orang tua lagi,
Faktor Pendidikan salah satu masalah mengapa informa
Berdasarkan hasil di atas rata-rata memilih untuk menikah di usia dini karna
informan menikah hanya tamatan SD dan minimnya ekonomi orang tua sehinggaga
59
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

tidak bisa melanjutkan ke jenjang tersebut seseorang akan melakukan hal


pendidikan yang lebih tinggi, informan yang sama yaitu menikah pada usia dini.
beranggapan banyak teman-temannya dalam hal ini peran orang tua sangat
yang menikah di usia dini dan mereka penting dalam mengawasi anaknya agar
hidup bahagai sehingga informan anaknya tidak melakukan pergaulan bebas,
memutuskan untuk menikah di usia yang yang mana apabilah sudah terjadi
masih sangat mudah. Penelitian ini sajalan pergaulan bebas dapat terjadi kehamilan
dengan hasil studi literasi UNICEF yang diuar nikah. Penelitian ini sejalan dengan
menemukan bahwa interaksi berbagai penelitian yang di lakukan Eka Khaparistia,
faktor menyebabkan anak berisiko menunjukkan bahwa faktor yang
menghadapi pernikahan di usia dini. mempengaruhi pernikahan dini adalah
Sehingga secara luas dapat diketahui faktor ekonomi, teman sebaya, keinginan
bahwa pernikahan anak berkaitan dengan dari informan, keluarga, dan hamil di luar
tradisi dan budaya, sehingga sulit untuk nikah. (6)
mengubahnya. (2) Faktor Media Massa
Faktor Teman sebaya Berdasarkan hasil penelitian
Pernikahan Dini yang terjadi salah pernikahan dini yang tejadi salah satunya
satunya pengaru besar yang di pengaruhi pengaru dari media massa yang mana
dari teman sebaya karena pada remaja remaja secara bebas menonton video
saat ini mereka sudah mengerti mengenai porno, majalah-majala porno sehingga
seks pranikah. Apabilah seseorang sudah membuat ketertarikan kepada remaja
melakukan seks pranikah maka dia akan untuk mencoba hal-hal yang telah dilihat.
menceritakan pengalamannya itu dengan Tanpah mengetahui dampak apa yang akan
teman dekatnya. Berdasarkan cerita dari terjadi, Penelitian ini sejalan dengan Nazli
temannya tersebut maka muncullah rasa Halawani Pohan, Ada hubungan antara
penasaran ingin melakukan seks pranikah media massa dengan pernikahan usia dini
juga dengan pacarnya, sehingga informasi pada remaja putri dengan nilai p= 0,045
tersebut menyebar dengan teman-teman yang berarti lebih kecil dari ά=0,05, serta
yang lain, yang mana mereka bisa secara nilai Odd Ratio (OR) sebesar 2,25 yang
bebas melakukan seks pranikah tanpa berarti bahwa remaja putri yang terpapar
sepengetahuan orang tuanya, rasa media massa mempunyai resiko 2,25 kali
penasaran itu tidak hanya terjadi pada seks menikah dini dibanding remaja puri yang
pranikah saja, tetapi rasa penasaran itu tidak terpapar media massa.(7)
juga muncul pada saat melihat temannya
menikah. berdasarkan rasa ingin tahu
60
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

Faktor MBA ( Marriged By Acident ) ataupun mendengar obrolan dari teman


Pasangan yang menikah di usia dini mengenai pengalaman seksual. Penelitian
sesusnggunya mereka belum mempunyai ini didukung oleh hasil penelitian Stang dan
pola piker yang luas, pengaru lingkungan Etha Mambaya dalam Kanella Ayu
adalah hal yang kuat terjadinya penikahan Wulanuari, yang menyatakan ada
dini karena setiap remaja sudah mengenal hubungan dari seks pranikah dengan
yang namanya pacaran sehingga remaja pernikahan usia dini yang kemudian
berpikir kalau mereka tidak mempunyai berujung pada kehamilan yang tidak
pacar mereka merasa orang yang kurang diinginkan. (9)
beruntung atau kurang cantik, hal ini yang Faktor Budaya Selarian
menjadi pendorong mereka untuk memulai Berdasarkan hasil penelitian di atas,
berpacaran sehingga terjadila cinta kasih. sebagian besar informan menikah dengan
Awalnya mereka hanya ingin tau setelah “selarian” atau dalam bahasa talo
tau mereka mencoba-coba setelah menyubutnya kawin lari, suatu adat yang
mencoba mereka menikmati sehingga diperbolehkan dalam masyarakat, akan
terjadilah kehamilan di luar nikah yang tetapi selarian dapat menimbulkan dampak
mengakibatkan remaja harus menikah. negative dalam suatu perkawinan,
Tidak mengerti akibat dari pernikahan dini penyebab mereka melakukan selarian
yang disebabkan belum begitu matang sangat beragam ada yang di sebabkan MBA
untuk berpikir seperti apa dampaknya ( Marrid by accident) ada yang sudah
setelah menikah. Penelitian ini sejalan melakukan seks pranikah dan ada juga
dengan penelitian Puji Hastuti, Bahwa yang karena kemauna sendiri. Hal tersebut
Kehamilan terjadi akibat melakukan sejalan dengan penelitian yang dilakukan
hubungan seks sebelum menikah dengan oleh Djamilah, Reni Kartikawati, Dampak
pacarnya, karena permintaan pacar dan Perkawinan Anak di Indonesia Jurnal Studi
(8)
rangsangan dari tontonan pornografi. Pemuda pada tahun 2014, jumlah kasus
Faktor Seks Pranikah perkawinan siri bawah umur di Lombok
Sebagian besar informan melakukan yang tidak dicatatkan cukup tinggi. Salah
pernikahan dini karena sudah melakukan satu faktor tingginya angka perkawinan siri
seks pranikah, Semakin banyak remaja tersebut dikarenakan adanya budaya
mendengar, melihat dan mengalami “Merariq” atau kawin lari yang dianut oleh
hubungan seksual maka semakin kuat Masyarakat asli Lombok, yaitu Suku Sasak.
stimulasi yang mendorong munculnya Selain itu, di Lombok juga memiliki istilah
prilaku seksual tersebut, misalnya melihat “Mosot”, yaitu sebutan bagi remaja baik
gambar – gambar porno diinternet
61
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

perempuan atau laki-laki yang belum dan percekcokan dalam rumah tangganya
menikah di umur < 17 thn. (10) membuat informan menjadi takut dalam
Dampak Pernikahan Dini menjalani rumah tangganya ke depan
Dampak Biologis karena selalu terjadi kekerasan dalam
Berdarakan hasil penelitian di atas rumah tangga (KDRT). Terjadinya
didapat bahwa dampak biologis yang di pernikahan dini membuat remaja tidak bisa
timbulkan saat hamil dan melahirkan melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang
terjadinya BBLR, Anemia dan Hipertensi, lebih tinggi sehingga tidak tercapai cita-cita
hal tersebut terjadi karena fungsi yang mereka inginkan. mereka sangat
reproduksi yang belum siap untuk hamil menyesal karena sekolah hanya sampai SD
dan melahirkan. Secara biologis alat dan SMP dan tidak bisa melanjutkan
reproduksi wanita masih dalam proses sekolah lagi karena mereka sudah
menuju kematanga sehingga belum siap mempunyai anak sehingga Informan harus
untuk menghadapi walapun fisik dalam merawat anaknya. Hal tersebut sejalan
keadaan sehat, hal tersebutlah yang tidak dengan penelitian yang dilakukan oleh
diketahui oleh remaja-remaja yang Stefania dan Kawan kawan tentang
melakukan pernikahan diusia dini Hubungan Antara Usia Waktu Menikah
sedangkan hal tersebut sangat Dengan Kejadian Kekerasan Dalam Rumah
membahayakan bagi ibu dan bayi. Untuk Tangga di Manado, bahwa banyak kasus
resiko kebidanan, hamil dibawah usia 19 KDRT terjadi pada usia waktu menikah dini
tahun beresiko pada kematian, terjadinya di bandingkan dengan usia waktu menikah
perdarahan, keguguran, hamil anggur dan dewasa.(12)
hamil prematur. Sementara kualitas anak Dampak Positif
yang dihasilkannya: Bayi Berat Lahir Berdasarkan hasil penelitian diatas,
Rendah (BBLR) sangat tinggi, Risiko sebagian kecil informan mengatakan
melahirkan anak cacat, Memiliki setelah menikah mempunyai tanggung
kemungkinan 5- 30 kali besar risiko bayi jawab baru sebagai seorang istri dan selalu
meninggal. (11) mendapatkan dukunngan-dukungan
Dampak Psikologi emosional dan spiritual dari pasangan.
Berdarakan hasil penelitian didapat Menurut Kumalasari, pernikahan dini tidak
bahwa sebagian besar informan hanya memberikan dampak yang buruk
mengatakn bahwa mereka merasakan atau negatif, masih ada segi postif yang
tidak mempunyai kebebasan dan dapat dicermati dari pernikahan tersebut,
timbulnya rasa peneyesalan setelah diantaranya adalah : Akan terhindar dari
menikah. seringnya terjadi pertengkaran prilaku sex bebas, Ketika menginjak usia
62
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

tua sudah tidak lagi mempunyai anak yang SIMPULAN


masih kecil, Terpenuhinya segala Berdasarkan hasil penelitian yang
kebutuhaan, seperti kebutuhan biologis, telah dipaprkan pada bab-bab sebelumnya
psikologis, sosial dan ekonomi. Penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa :
ini sejalan dengan penelitian yang 1. Angka pernikahan dini yang tinggi di
dilakukan Beteq Sardi 2016 bahwa dampak Kecamtan Ilir Talo Kabupaten Seluma di
postip pernikahan dini dapat membantu sebabkan oleh hamil di luar nikah
meringankan beban ekonomi orang tua, (Marriged by accident), seks pranikah,
dan mencegah terjadinya perzinaan teman sebaya, peran orang tua,
dikalangan remaja, dan dapat memberikan kemauan sendiri, dan budaya.
pengajaran pada anak untuk mempunyai 2. Dampak yang ditimbukan dari
rasa tanggung jawab dan belajar untuk pernikhan dini adalah kurangnya
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. (13) pengetahuan terhadap kesehatan
(14)
reproduksi sehingga terjadinya anemi,
Dampak Lingkungan Sosial (selarian) BBLR dan Hipertensi. Serta dampak lain
Berdasarkan hasil penelitian diatas, yang ditimbulkan dari pernikahan dini
rata-rata informan menikah dengan cara terjadinya kekerasan dalam rumah
selarian (kawin lari) penyebab mereka tangga (KDRT) yang di akibatkan karena
melakukan selarian sengat beragam ada ekonomi, kurangnya komunikasi yang
yang hamil di luar nikah, ada yang sudah bisa berujung dengan perceraian, serta
melakukan seks pranikah , sehingga tidak dapat melanjutkan pendidikan,
selarian adalah jalan satu-satunya untuk tidak tercapai cita-cita yang diinginkan
mendapatkan restu. kawin lari sudah dan merasa tidak ada kebebasan lagi
menjadi budaya yang sudah di percaya dari untuk berkumpul dan bermain dengan
sejak dulu hingga sekarang. Hal ini sejalan teman-teman sebaya.
dengan penelitian yang dilakukan oleh 3. Budaya selarian sudah turun temurun
Yunita, yang menyatakan bahwa ada menjadi tradisi dari zaman dahulu dan
hubungan antara sosial budaya dengan masih di anut sampai sekarang .
pernikahan usia dini pada remaja. Budaya- 4. Penanganan kasus pernikahan dini di
budaya tersebut dipercayai oleh remaja kecamatan ilir talo kabupaten seluma
putri karena kurangnya pengetahuan tim kesehatan mengajak untuk lintas
remaja putri tentang kesehatan reproduksi. sector bersama-sama untuk
(15)
menurunkan angka pernikahan dini,
dengan cara penyuluhan ke sekolah-
sekolah menenga pertama dan sekolah
63
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

menenga atas yang sebelumnnya hanya Usia Muda Studi Kasus di Kelurahan
dilakukan satu tahun sekali sekarang Sawit Seberang Kecamatan Sawit
harus ditambah supaya bisa Seberang Kabupaten Langkat.
mewujudkan remaja-remaja yang Universitas Sumatera Utara. Medan.
berkualitas, dari BKKBN sekarang sudah 2015.
ada program BKR ( Bina Keluarga
Pohan, Nazli Halawani. Faktor Yang
Remaja), dalam hal tersebut bukan
Berhubungan Dengan Pernikahan
hanya remaja saja yang dibina tetapi
Usia Dini Terhadap Remaja Putri.
orangtuanya juga.
Jurnal Endurance 2(3) October 2017.

Puji Hastuti. Gambaran Terjadinya


DAFTAR PUSTAKA
Pernikahan Dini Akibat Pergaulan
UUD R.I. Undang- Undang Republik
Bebas. Jurnal Riset Kesehatan.
Indonesia Nomor 1 Tahun 1974
Poltekes Kemenkes Semarang. 2016.
Tentang Perkawinan.
Wulanuari, Kanella Ayu, Anggi Napida
http://hukum.unsrat.ac.id. 1974.
Anggraini, and Suparman Suparman.
Unicef. Kemajuan yang Tertunda: Analisis
"Faktor-Faktor yang Berhubungan
Data Perkawinan Usia Anak Di
dengan Pernikahan Dini pada
Indonesia. Badan Pusat Statistik,
Wanita." Jurnal Ners dan Kebidanan
Jakarta Indonesia. 2015.
Indonesia 5.1 (2017): 68-75.10.
BPS Provinsi Bengkulu. Badan Pusat Djamilah,
Statistik Provinsi Bengkulu 2015. BPS
Reni Kartikawati, 2014. Dampak
Provinsi Bengkulu. 2016.
Perkawinan Anak di Indonesia. Jurnal
Zuraidah. Analisis Pencapaian Studi Pemuda. Yogyakarta.
Pendewasaan Usia Perkawinan di
Janiwarty, Bethsaida; Pieter, Herri Zan.
Kecamatan Pancurbatu Kabupaten
Pendidikan Psikologi untuk Bidan
Deli Serdang tahun 2015. Jurnal
Teori dan Terapan. Yogyakarta : Andi
Penelitian Kesehatan Suara Forikes:
Offset. 2013.
Volume VII Nomor 1, Januari 2016
Stefania, dkk. Hubungan Antara Usia
ISSN: 2086-3098. 2016.
Waktu Menikah Dengan Kejadian
Sri hartini. Psikologi Pendidikan.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Surakarta:BP-FKIP UMS. 2014.
Manado. 2013.
Eka Khaparistia,dkk. Faktor-Faktor
Kumalasari, Intan dan Iwan Adhyantoro.
Penyebab Terjadinya Pernikahan
Kesehatan Reproduksi Untuk
64
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

Mahasiswa Kebidanan Dan Sosiatri-Sosiologi 4.3 (2016): 194-


Keperawatan. Jakarta: Salemba 207.
Medika. 2012.
Yunita. Penggunaan Permainan Edukatif
Sardi, Beteq. "faktor-faktor pendorong Unruk Mengembangkan Kreativitas
pernikahan dini dan dampaknya di Anak Usia Dini dalam Keluarga di
Desa Mahak Baru Kecamatan Sungai Desa Grabag. Jurnal. Semarang:
Boh Kabupaten Malinau." Ejournal UNNES. 2009.

65
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan

Anda mungkin juga menyukai