Rizky Azizah (A021221109) - Lanjutan Transportasi
Rizky Azizah (A021221109) - Lanjutan Transportasi
Perhatikan bahwa setelah semua rute yang tidak digunakan dievaluasi, ternyata sel 1A dan 2A
mengalami seri untuk sebagai variabel yang masuk. kedua sel menunjukkan penurunan biaya
sebesar 1 per ton yang dialokasikan ke rute tersebut. kondisi seri tersebut dapat dipecahkan
secara acak, memecahkan seri antara kolom pemutar yang seri pada metode simpleks. kita
akan pilih sel 1A (yaItu X1A) untuk masuk ke dalam basis solusi. mengingat total biaya dari
model ini akan diturunkan sebesar $1 untuk setiap tahun yang dapat kita alokasikan kembali
ke sel 1 A , secara alamiah kita ingin
mengalokasikan sebanyak mungkin.
lintasan stepping stone pada tabel 7.18
memperlihatkan bahwa ton gandum harus
dikurangi pada sel 1B dan 3A agar kebutuhan
Lim terpenuhi dan batasan modal terpenuhi.
mengingat tidak dapat mengurangkan lebih
besar dari apa yang pada sel kita dibatasi
untuk mengurangkan sebanyak 25 ton dalam
sel 18 titik dengan kata lain, jika
mengalokasikan ke sel 1A lebih dari 25 ton,
maka harus mengurangkan lebih dari 25 ton pada 1B, yang mana hal ini tidak mungkin
karena hanya 25 tahun yang tersedia titik Dengan demikian, 25 ton adalah jumlah yang
dialokasikan kembali ke sel 1A sesuai dengan lintasannya. jadi, 25 ton ditambahkan ke 1A,
dikurangkan dari 1B ditambahkan ke 3B dan dikurangkan dari 3A.
Perhitungan ini mengindikasikan bahwa sel 1A atau sel 2A akan menurunkan biaya sebesar 1
per alokasi ton. Perhatikan bahwa perubahan biaya pada keempat se kosong tepat sama
dengan perubahan yang terjadi dengan menggunakan metode stepping stone. Berarti, dalam
mengevaluasi lintsan baik dengan metode stepping stone. Berarti, dalam mengevaluasi
lintasan baik dengan metode stepping stone maupun formula matematis dari MODI akan
diperoleh informasi yang sama. Dengan demikian, dapat memilih anatar sel 1A atau 2A untuk
pengalokasian, karena kedua sel menghaislkan seri sebesar -1. jika sel 1A dipilih sebagai
variabel non-dasar yang masuk, maka harus ditentukan lintasan stepping stone untuk sel
tersebut sehingga dapat diketahui berapa besarnya yang harus dialokasikan. Dan ini
merupakan lintasan yang sama dengan yang sebelumnya diidentifikasi pada tabel 7.18. hasil
pengalokasian kembali sepanjang lintasan ini ditunjukkan pada tabel 7.27. nilai nilai Ui dan
Vj pada tabel 7.27 harus dihitung kembali menggunakan formula untuk sel - sel yang
dialokasikan.
Perubahan biaya untuk sel kosong dihitung
menggunakan formula Cij - Ui - Vj = Kij
X1B : K1B = C1B - U1 - V8 = - 0 -7 = +1
X2A : K2A = C2A - U 2- VA = 7 - 1 - 6 = 0
X2B : K2B = C2B - U2 - VB = 11 - 1 - 7 = +13
X3C : K 3C= C3C - U3 - VC = 12 - (-2) 10 = +4
Karena tidak satupun dari nilai ini negatif, solusi
yang ditunjukkan pada tabel 7.28 adalah optimal.
Namun, seperti dalam metode stepping stone, sel 2A dengan perubahan biaya sebesar no;
mengindikasikan suatu solusi optimal majemuk.
Model transportasi tidak seimbang
Sejauh ini, telah diperlihatkan metode - metode penentuan solusi awal dan solusi
optimal dalam kondisi model transportasi
seimbang. Namun pada kenyataannya, sering
timbul permasalahan yang modelnya dalam
kondisi tidak seimbang. Misalkan contoh
gandum kita. Dengan mengubah di Cincinnati
menjadi 350 ton, kita menciptakan situasi
dimana permintaan adalah 695 ton sedangkan
penawaran adalah sebesar 600 ton. Untuk
mengkompensasi peredaan ini, ditambahkan
baris “dummy” dalam tabel transportasi,
seperti yang ditunjukkan pada tabel 7.29.
Agar model menjadi seimbang, baris dummy
ditugaskan untuk memasok penawaran sebesar
50 ton. Permintaan tambahan sebesar 50 ton yang tidak akan dipasok, akan dialokasikan ke
sebuah sel dalam baris dummy. Biaya
transportasi sel sel dalam baris dummy
bernilai nol, karena jumlah yang dialokasikan
ke sel sel tersebut bukan jumlah yang benar
benar dipindahkan tetapi jumlah yang
permintaannya tidak terpenuhi. Sel sel dummy
ini sebenarnya adalah variabel pengurang.
Sekarang asumsikan penawaran pada Des
Moines meningkat menjadi 375 ton. Hal ini
akan meningkatkan total penawaran menjadi 700 ton sedangkan total permintaan tetap 600
ton. Untuk mengkompensasikan ketidakseimbangan ini, ditambahkan sebuah kolom dummy,
seperti yang ditunjukkan pada tabel 7.30.
Penambahan sebuah baris atau kolom dummy ini tidak mempengaruhi metode solusi awal
atau metode untuk menentukan solusi optimal. Sel sel baris atau kolom dummy diperlakukan
sama seperti sel lainnya dalam tabel. Contohnya, dalam metode biaya sel minimum, tiga sel
mempunyai nilai seri untuk ditentukan sebagai sel biaya minimum, tiga sel mempunyai nilai
seri untuk ditentukan sebagai sel biaya minimum, misalnya masing - masing mempunyai
biaya sebesar nol. Dalam hal ini, salah satu akan dipilih secara acak.
Degenerasi
Kondisi berikut di bawah ini dipenuhi dalam semua tabel yang memperlihatkan solusi
permasalahan transportasi gandum.
m baris + kolom - 1 = jumlah sel dengan alokasi
Sebagai contoh, dalam tabel seimbang yang mana saja dari transportasi gandum, jumlah baris
aalah 3 (yaitu m = 3) dan jumlah kolom adalah 3 (yaitu n = 3), jadi 3 + 3 - 1 = 5 sel dengan
alokasi.
Tabel tabel tersebut akan selalu mempunyai
lima sel dengan alokasi. Jadi, kondisi untuk
mendapatkan normal solusi terpenuhi. Jika
kondisi ini tidak terpenuhi dan terdapat sel
yang mempunyai alokasi kurang dari m + n - 1,
tabel dinyatakan mengalami degenerasi.
Misalkan pada contoh transportasi gandum
nilai penawaran berubah seperti yang
ditunjukkan pada tabel 7.31. dan solusi awal
pada tabel ini didapat dengan metode biaya sel
minimum.
Karena hanya terdapat empat sel yang berisi
pengalokasian. Kesulitan yang dihasilkan dari
generasi atas solusi fisibel adalah dasar bahwa
baik metode stepping-stone maupun MODI tidak akan bekerja kecuali kondisi di atas
terpenuhi. Alasannya adalah, lintasan tertutup pada metode stepping-stone dan semua
perhitungan ui + vj = cij pada MODI tidak dapat dilengkapi. Sebagai contoh, lintasan tertutup
untuk sel 1A tidak dapat ditentukan seperti yang ditunjukkan pada tabel 7.31.
Untuk menciptakan suatu lintasan terutup, sebuah sel kosong secara artifisial harus
diperlakukan seolah - olah sebagai sebuah sel yang berisi alokasi. Secara acak sel 1A pada
tabel 7.32 diperlakukan sebagai sel dengan alokasi artifisial sebesar “0”. hal ini
mengindikasikan bahwa sel ini akan diperlakukan sebagai sel berisi alokasi baik dalam
penentuan lintasan stepping stone maupun formula MODI, meskipun sesungguhnya tidak
terdapat alokasi yang sesungguhnya. Perhatikan bahwa pengalokasian 0 adalah acak, karena
tidak terdapat aturan umum untuk mengalokasikan sel artifisial. Pengalokasian 0 pada sebuah
sel tidak menjamin terbeentuknya semua
lintasan stepping-stone.
Contohnya, jika 0 dialokasikan ke sel 2B
bukannya sel 1A, tidak satupun lintasan
stepping-stone dapat terbentuk, meskipun
secara teknis tabel ini tidak lagi mengalami
degenerasi. Dalam hal itu, 0 harus
direalokasi ke sel lain dan semua lintasan
kembali ditentukan lagi. Proses ini harus
diulangi sampai sebuah alokasi artifisial telah terbentuk sehingga penentuan lintasan dapat
dilakukan. Akan tetapi, dalam banyak kasus, terdapat lebih dari satu kemungkinan sel
sehingga pengalokasian semacam itu dapat dilakukan.
Lintasan stepping-stone dan perubahan biaya untuk tabel di atas ditunjukkan dibawah ini: