A021221078 - Nazwa Aulia Hafid - Tugas Pengganti Mid SDM Ii B
A021221078 - Nazwa Aulia Hafid - Tugas Pengganti Mid SDM Ii B
A021221078 - Nazwa Aulia Hafid - Tugas Pengganti Mid SDM Ii B
Nim : A021221078
Manajemen SDM
PT. Lion Mentari Airline atau biasa dikenal dengan Lion Air adalah salah satu
maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia yang mengoperasikan
penerbangan domestik dan internasional. Didirikan pada tanggal 19 Oktober 1999
dengan pemilik Rusdi Kirana. Kantor pusat berlokasi di Jakarta, Indonesia.
Maskapai ini beroperasi pada 30 Juni 2000. Maskapai ini mengoperasikan jaringan
luas penerbangan penumpang terjadwal dari Jakarta ke 56 tujuan (per Juli 2010).
Memiliki anak perusahaan Wings Air, Lion Bizjet, Batik Air, Malindo Airways.
Lion Air merupakan maskapai penerbangan bertarif rendah yang berpusat di
Jakarta, sesuai dengan slogan “We Make People Fly”. Dengan slogannya, Lion Air
berupaya untuk mewujudkan dan mengubah persepsi masyarakat bahwa siapapun
dapat terbang bersama Lion Air dengan mengutamakan aspek keselamatan,
keamanan dan kualitas penerbangan, melayani masyarakat dan pelanggan setia.
Seiring dengan meningkatnya permintaan jasa industri penerbangan, perusahaan
Lion Air harus memiliki strategi jitu untuk merebut hati konsumen. Taktik yang
digunakan oleh perusahaan memiliki dampak besar pada niat perilaku konsumen
(Hidayatulloh & Nurbaiti, 2019). PT Lion Mentari Airlines yang dicap sebagai
maskapai milik Lion Air merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan sistem
LCC (low-cost carrier). Maskapai ini menawarkan tarif murah dengan
memangkas sejumlah biaya, termasuk biaya operasional, seperti gaji karyawan,
katering, hingga sistem penjualan tiket. Harga murah ini menjadi alasan mereka
diminati oleh penumpang. Dengan menerapkan sistem LCC (low-cost carrier),
bukan berarti Lion Air mengesampingkan pelayanan atau keselamatan
penerbangan, namun terus meningkatkan pelayanan sesuai dengan Peraturan
Menteri Perhubungan No. 185 Tahun 2015 tentang (Standar Pelayanan Kelas
Ekonomi). Penumpang pesawat niaga berjadwal Domestik) dan pengamanan
sesuai ketentuan. Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 2013 tentang (Program
Ketahanan Nasional) dan UU RI No. 1 Tahun 2009 tentang (Penerbangan). Untuk
meningkatkan pelayanan dan keselamatan, diperlukan pengelolaan sumber daya
manusia yang baik. Pengelolaan sumber daya manusia yang dimaksud adalah
perusahaan harus mampu menyatukan cara pandang karyawan dan pimpinan
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu cara yang biasa
dilakukan perusahaan adalah melalui pelatihan (Sarwani, dkk 2020). Dalam 16
tahun terakhir, Lion Air telah mampu untuk mengelola posisinya sebagai maskapai
pilihan teratas untuk pelanggan pasar domestik Indonesia (Samidi, 2018). Di
dalam Tahun 2018, Lion Air akan kembali menjadi flight service perusahaan dengan
penumpang domestik terbanyak. Kementerian Perhubungan mencatat bahwa Lion
Udara berhasil mengangkut 26,48 juta domestik penumpang pada tahun 2018, atau
35% dari total domestik penumpang sebanyak 76,62 juta penumpang (Kementrian
Perhubungan RI, 2018). Kesuksesan Lion Air berdampak positif bagi
perekonomian Indonesia. Maskapai ini telah menciptakan lapangan kerja bagi
ribuan orang, mulai dari pilot dan awak kabin hingga staf darat dan personel
pemeliharaan. Lion Air telah memainkan peran penting dalam meningkatkan
konektivitas di Indonesia. Dengan menghubungkan kota-kota besar dan daerah
terpencil, maskapai ini telah memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, pariwisata,
dan pertukaran budaya. Selain itu, Lion Air telah memperluas jaringannya untuk
mencakup tujuan internasional, memungkinkan orang Indonesia menjelajahi dunia
dan mempromosikan pariwisata dalam negeri. Namun, ada beberapa masalah yang
terkait dengan layanan yang diberikan oleh Lion Air terkait keterlambatan,
kecelakaan, dan keamanan bagasi. Lion Air berada di peringkat ke-11 dari angka
tersebut lampu tepat waktu dengan persentase 64,32%. Sedangkan maskapai yang
berhasil mencatat sebagai OTP terbaik adalah Batik Air dengan 91,33%, diikuti oleh
Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia peringkat kedua dan ketiga dengan
persentase masing-masing sebesar 90,23% dan 86,4% (Sukma dan Pradana, 2018).