Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya proses penelitian kuantitatif merupakan langkah dan


kegiatan untuk menguji suatu variabel. Dengan demikian, penelitian kuantitatif
akan dapat dilakukan apabila peneliti sudah dapat menetapkan variabel-variabel
apa saja yang akan diamati.

Dalam kegiatan penelitian, variabel penelitian merupakan objek yang


‘menempel’ (dimiliki) pada diri subjek. Objek tersebut berupa suatu data yang
dikumpulkan dari subjek penelitian yang menggambarkan suatu kondisi atau nilai
masing-masing subjek penelitian. Setiap subjek penelitian memiliki kondisi atau
nilai yang beragam. Data berupa kondisi atau nilai tersebut dikumpulkan oleh
peneliti dengan menggunakan suatu teknik pengumpulan data, yang sudah
ditentukan secara tepat.

Selain penting dalam menentukan variabel, bagaimana cara mengukur


variabel juga merupakan tugas pokok dari peneliti. Kajian teori, khususnya
mengenai aspek-aspek dari masing-masing variabel beserta penjabaran
indikatornya merupakan langkah penting dalam upaya mengukur keberadaan
masing-masing variabel.

B. Rumusan Masalah

1. apa yang dimaksud dengan Variabel Penelitian?


2. Apa saja macam-macam Variabel Penelitian?
3. Bagaimana hubungan antara variabel?
4. Bagaimana pembuatan skala Variabel Penelitian

C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Variabel Penelitian

Variabel berasal dari bahasa inggris variable dengan arti: “ubahan”, “faktor
tak tetap”, atau “gejala yang dapat diubahubah”. Istilah variabel dapat diartikan
bermacam-macam. Menurut Sugiyono, variabel penelitian pada dasarnya adalah
suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.1 Kelinger menyatakan bahwa variabel adalah konstruk
(constructs) atau sifat yang akan dipelajari, sehingga merupakan representasi
konkrit dari konsep abstrak.2

Sebagai contoh tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosisal,


jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja dan lain-lain. Di bagian lain
Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang
diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian variabel
itu merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutnya Keddles dalam Surahman
menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti
mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.3

Secara teoritis, variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau


subyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang yang lain atau
satu objek dengan objek lain. Bervariasi berarti pada veriabel tersebut mempunyai
nilai, skor, ukuran yang berbeda. Variabel juga dapat merupakan atribut dari
bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi, berat badan, sikap, kepemimpinan
kepala sekolah, disiplin guru, merupakan atribut dari objek. Hasil belajar, kinerja
guru, kreativitas belajar adalah merupakan contoh variabel penelitian pendidikan.
Berat badan dapat dikatan variabel, Karena berat badan sekolompok orang itu
1
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm.
38.
2
Kerlinger, Foundation of behavioral research (4th Ed) (New York: Holt, Rinehart & Winston,
2000), hlm. 348.
3
Surahman, Metode Penelitian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia), hlm. 57.
bervariasi antara satu dengan yang lain, (ada berat badannya 25 kg, 50 kg, 67 kg
dst).

Demikian juga motivasi belajar dari siswa tentu bervariasi. Jadi kalau
peneliti akan memilih variabel penelitian, baik yang dimiliki orang objek, maupun
bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya. Variabel yang
tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi,
maka peneliti harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau objek yang
bervariasi.

Selain itu definisi variabel penelitian merupakan suatu objek, atau sifat,
atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-
macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan
tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Berdasarkan hal tersebut diatas,
dapat diartikan bahwa variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi
objek pengamatan penelitian, dimana didalamnya terdapat faktor-faktor yang
berperan dalam peristiwa yang akan diteliti. Variabel dapat diartikan sebagai sifat
yang akan diukur atau diamati yang nilainnya bervariasi antara satu objek ke
objek lainnya.

Dengan demikian, penekanan pada variabel adalah segala sesuatu yang


berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Untuk
menentukan variabel yang baik ditentukan oleh lanadasan teoritis, ditegaskan oleh
hipotesis dan tergantung dari rumit dan sederhana rancangan penelitian. JadI, jika
peneliti akan memilih variabel penelitian, baik yang dimiliki orang, objek maupun
bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya. Untuk dapat
bervariasi, maka penelitian haus didasarkan pada sekelompok sumber data atau
objek yang bervariasi.

B. Macam-Macam Variabel Dalam Penelitian

Dalam penelitian pendidikan, sebenarnya ada cukup banyak variabel yang


dapat digunakan. Berbagai macam variabel tersebut perlu dipahami oleh peneliti
agar dapat menggunakan variabel tersebut secara tepat. Di bawah ini dijelaskan
mengenai macam-macam variabel penelitian.

a. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen, sering disebut juga sebagai variabel bebas, variabel


yang mempengaruhi. Variabel bebas juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi
atau nilai yang jika muncul maka akan memunculkan (mengubah) kondisi atau
nilai yang lain. Menurut Tritjahjo Danny Soesilo, variabel Independen merupakan
variabel yang dapat mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat).4

Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (independent variable), adalah


variabel yang menjadi penyebab atau memiliki kemungkinan teoritis berdampak
pada variabel lain. Variabel bebas umumnya dilambangkan dengan huruf X.
Dengan demikian, jika ditinjau keberadaannya, variabel bebas pada umumnya
terlebih dahulu muncul (ada), dan akan diikuti variabel yang lainnya. Dalam
rangkaian kegiatan ilmiah, peneliti dalam menentukan variabel bebas tidak boleh
secara sembarangan. Variabel bebas bukanlah suatu kondisi yang terlepas sama
sekali dengan keberadaan variabel terikat. Dengan demikian, keberadaan variabel
bebas pada umumnya terkait atau ada hubungannya dengan keberadaan variabel
terikat.5 Berikut ini adalah ciri-ciri variabel independen:

1) Variabel yang menentukan variabel.


2) Kegiatan stimulus yang dilakukan peneliti menciptakan suatu
dampak pada variabel dependen.
3) Biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk diketahui
hubungannya.

Dalam penelitian pendidikan, beberapa wujud penelitiannya adalah berupa


penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan. Dalam penelitian eksperimen
4
Surahman, Metode Penelitian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia), hlm. 58
5
Tritjahjo Danny Soesilo, Ragam dan Prosedur Penelitian Tindakan (Salatiga: Satya Wacana
University Press, 2019), hlm. 32.
maupun penelitian tindakan, variabel bebas merupakan variabel yang dimanipulir
(dirancang dan diimplementasikan) oleh peneliti. Pada umumnya variabel bebas
dalam penelitian eksperimen maupun tindakan tersebut berupa treatment
(perlakuan) yang akan dikenakan pada subjek penelitian untuk dinilai dampaknya
(hasil perubahannya).

Dalam menentukan variabel bebas, peneliti perlu melandaskan teori yang


kuat. Selain itu, peneliti perlu mengkaji teori-teori yang menguraikan keterkaitan
antara keberadaan variabel bebas dengan variabel terikat. Oleh karena itu, peneliti
perlu mengkaji dan memilih teori manakah di antaranya yang menjamin kuatnya
keterkaitan keberadaan di antara kedua variabel tersebut. Dengan adanya alasan
yang kuat (tepat) di atas maka peneliti dapat menentukan penggunaan variabel
bebas dalam penelitian eksperimen. Misalnya: Pengaruh motivasi belajar (X)
terhadap prestasi belajar (Y).

b. Variabel Pendahulu

Variabel pendahulu adalah variabel yang penampilannya mendahului


variabel bebas dan berhubungan dengan variabel terikat.

c. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang secara struktur


berpikir keilmuan menjadi variabel yang disebabkan oleh adanya perubahan
variabel lainnya. Variabel tak bebas ini menjadi primaryinterest to the researcher
atau persoalan pokok bagi si peneliti, yang selanjutnya menjadi objek penelitian. 6
Dengan demikian, variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Sehingga variabel ini
merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel
indpenden ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen
(terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen.
Artinya, setiap terjadi perubahan sekian kali satuan varibel dependen, diharap
akan menyebabkan variabel dependen berubah sekian satuan juga. Sebalikanya
6
Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu Group,
2020) hlm. 305-306
jika terjadi diharapkan akan menyebabkan perubahan (penurunan) variabel
dependen sekian satuan juga.

Dengan demikian variabel dependen mempunya ciri:

1) Variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain


2) Asepek tingkah laku yang diamati dari suatu organiseme yang
dikenai stimulus
3) Faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya
hubungan atau pengaruh dari variabel bebas. Sebagai contoh:
Pengaruh Teknik Pembelajaran Tri Fokus Steve Synder (TFSS) (X)
Terhadap Kemampuan Membaca Cepat Siswa (Y).

d. Variabel Moderator

Variabel Moderasi (moderating variable), adalah yang memperkuat atau


memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas. Variabel
itu terkadang tidak dimasukkan ke dalam model statistik namun memengaruhi
mutu hubungan antarvariabelvariabel tersebut. Variabel moderator adalah variabel
yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel
independen dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen
kedua. Analisis hubungan yang menggunakan minimal dua variabel, yakni satu
variabel dependen dan satu atau beberapa variabel independen, ada kalanya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model statistik
yang kita gunakan.

Dalam analisis statistik ada yang dikenal dengan variabel moderator.


Variabel moderator ini adalah variabel yang selain bisa memperkuat hubungan
antara satu atau beberapa variabel yang selain bisa memperlemah hubungan antara
satu atau beberapa variabel independen dan variabel dependen. Misalnya
pengaruh teknik pembelajaran Tri Fokus Steve Synder (TFSS) (X) terhadap
kemampuan membaca cepat siswa (Y) akan diperkuat dan diperlemah minat
membaca siswa (M). Dalam contoh di atas teknik pembelajaran Tri Fokus Steve
Synder (TFSS) adalah variabel independen dan kemampuan membaca cepat siswa
adalah variabel dependen, dan minat membaca siswa adalah variabel moderator.
Atau dengan kata lain, variabel moderator memiliki kontribusi yang signifikan
terhadap kemampuan variabel independen dalam mempengaruhi variabel
dependen

e. Variabel Intervening

Variabel antara (intervening variable), adalah variabel yang menjadi antara


atau penyelang di antara hubungan variabel bebas dan tak bebas. Munculnya
variabel antara setelah peneliti menelisik lebih mendalam teori yang diacu.
Tuckman dalam Suherman menyatakan bahwa “intervening variable is an
intervening variabel as that factor that theoretically offect the observed
phenomenon but can not be seen, measured, or manipulated”.7 Variabel yang
secara teoritis mempengaruhi (memperlemah dan memperkuat) hubungan antara
variabel independent dengan dependent, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.

Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara


variabel bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak secara langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Variabel ini berperan
menambah atau mengurangi efek variabel independen terhadap variabel
dependen. Dalam setiap penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa, biasanya
menemukan variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antar
variabel (variabel moderator) yang sedang diukur. Secara teori setiap variabel ada
sebagian variabel yang nilainya secara satuan relatif tidak dapat diukur secara
pasti. Misalnya: terdapat pengaruh jumlah biaya pendidikan yang dikeluarkan
oleh orang tua terhadap gaya hidup mahasiswa dan akan berimbas pada IPK
mahasiswa tersebut.

f. Variabel Kontrol

Variabel kontrol (control variable) merupakan variabel yang mengontrol


pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Menurut Sugiyono, variabel
kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
7
Surahman, Metode Penelitian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia), hlm. 60
pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor
luar yang tidak diteliti.8

Variabel control sering digunkaan oleh peneliti, bila akan melakukan


penelitian yang bersifat membandingkan. Variabel yang sering digunakan dalam
penelitian mahasiswa, selain variabel moderator dan variabel intervening adalah
variabel kontrol. Variabel ini, kualitas dan kuantitasnya bisa dikendalikan oleh
peneliti sesuai dengan waktu dan tempat yang dikehendaki. Biasanya digunakan
penelitian eksperimen.

Secara skematis dapat dijelaskan pada bagan berikut ini. Contoh: pada
kasus metode pembelajaran (X) memengaruhi kreativitas belajar siswa (Y).
Penelitian ini melihat pengaruh metode pembelajaran terhadap kreativitas belajar
siswa. Maka harus ditetapkan variabel control berupa pengalaman, atau jenis
kelamin siswa. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah ada
pengaruh metode pembelajaran berpengaruh terhadap kreativitas belajar siswa.
Artinya kepengaruhan X terhadap Y berbeda tidak pada kelompok pengalaman
dan jenis kelamin yang berbeda?

C. Hubungan Antar Variabel Penelitian

Penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara variabel, sedangkan


datadata yang diperoleh dari lapangan merupakan unsur-unsur yang akan
mencantumkan apakah variabel-variabel tersebut memiliki hubungan atau tidak.
Dalam hubungan antara variabel ini ada beberapa jenis hubungan yang perlu
diketahui, yaitu:

1. hubungan simetris

2. hubungan timbal balik, (reciprocal)

3. hubungan asimetris

8
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm.
41
Secara lebih jelasnya beberapa jenis hubungan tersebut dapat dilihat dalam
uraian di bawah ini9:

1. Hubungan simetris

Hubungan simetris terjadi apabila:

a. Kedua variabel adalah akibat dari suatu vaktor yang sama, misalnya
meningkatnya penggunaan internet dikalangan masyarakat dengan,
naiknya jumlah oplah surat kabar, merupakan dua variabel yang tidak
saling mempengaruhi, namun diakibatkan oleh faktor yang sama, yaitu
meningkatnya kebutuhan informasi ditengah masyarakat.
b. Kedua variabel berkaitan secara fungsional, misalnya hubungan antara
petani dengan cangkul, hubungan guru dengan murid, hubungan dokter
dengan pasien, dan sebagainya.
c. Kedua variabel mempunyai hubungan karena kebetulan semata-mata,
misalnya secara kebetulan semua murid berkacamata gemar membaca.
Hubungan antara variabel murid berkacamata dengan gemar membaca
adalah hubungan simetris.

2. Hubungan timbal balik

Hubungan timbal balik merupakan hubungan antar dua variabel yang


saling timbal bali, maksudnya adalah satu variabel dapat menjadi sebab dan juga
akibat terhadap varibel lainnya, demikian pula sebaliknya, sehingga tidak dapat
ditentukan varibel mana yang menjadi sebab atau variabel mana yang menjadi
akibat. misalnya dalam waktu variabel x mempengaruhi y, dan dalam waktu lain
variabel y dapat mempengaruhi x.

Contoh, hubungan antara motivasi belajar dengan minat membaca,


motivasi belajar dapat mempengaruhi minat membaca, demikian pula sebaliknya,
minat membaca dapat mempengaruhi motivasi belajar.

9
https://eprints.perbanas.ac.id/2189/4/BAB%20II.pdf (dilihat pada tangal 25 Februari 2024)
Contoh lain, penanaman modal (investment) mendatangkan keuntungan,
dan sebaliknyak keuntungan akan memungkinkan timbulnya penanaman modal.
Berdasarkan contoh-contoh ini, variabel terpengaruh pada berubah menjadi
variabel pengaruh di waktu lain, demikian pula sebaliknya.

3. Hubungan Asimetris

Hubungan asimetris adalah hubungan antara variabel, yakni suatu variabel


mempengaruhi variabel lain, namun sifatnya tidak timbal balik.

Pada dasarnya inti pokok analisis-analisis sosial terletak pada hubungan


asimetris ini. Misalnya, hubungan antara keamanan suatu negara dengan
penanaman modal asing. Keamanan suatu negara akan mempengaruhi tingkat
penanaman modal (investasi) asing dinegara tersebut. Tingginya angka
pengangguran dapat mempengaruhi tingkat kriminalitas di masyarakat; tingkat
pendidikan mempengaruhi pola hidup sehat; tingkat pendapatan mempengaruhi
pola konsumsi masyarakat, dan sebagainya.

D. Pembuatan Skala Variabel Penelitian

Setelah proses pengukuran yang menghasilkan data kuantitatif yang


berupa angka-angka tersebut barulah kemudian ditentukan analisis statistik yang
cocok untuk digunakan. Di dalam ilmu statistik, skala pengukuran dibagi menjadi
empat, yaitu sebagai berikut:

1. Skala Nominal

Skala nominal merupakan skala pengukuran paling sederhana atau


tingkatannya paling rendah di dalam suatu penelitian. Skala ini hanya digunakan
untuk memberikan kategori saja. Misalnya digunakan untuk memberi label,
simbol, lambang, atau nama pada sebuah kategori sehingga akan mempermudah
pengelompokan data menurut kategorinya.

Pada skala nominal ini, peneliti akan mengelompokkan objek, baik


individu atau pun kelompok kedalam kategori tertentu dan disimbolkan dengan
label atau kode tertentu. Kemudian, angka yang diberikan kepada objek hanya
memiliki arti sebagai label atau pembeda saja dan bukan untuk menunjukkan
adanya tingkatan. Agar lebih paham, berikut ini ciri-ciri dari skala nominal :

a) Kategori data bersifat mutually exclusive (setiap objek hanya


memiliki satu kategori saja).
b) Kategori data tidak memiliki aturan yang logis (bisa sembarang).

2. Skala Ordinal

Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang sudah menyatakan


peringkat antar tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan juga tidak harus
sama. Skala ordinal ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada skala
nominal, karena skala ini tidak hanya menunjukkan kategori saja tetapi juga
menunjukkan peringkat. Di dalam skala ordinal, objek atau kategorinya disusun
berdasarkan urutan tingkatannya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau
sebaliknya, Ciri-ciri dari skala ordinal antara lain:

a) Kategori data saling memisah.


b) Kategori data ditentukan berdasarkan jumlah karakteristik khusus
yang dimilikinya.
c) Kategori data dapat disusun sesuai dengan besarnya karakteristik
yang dimiliki.

3. Skala Interval

Skala Interval merupakan skala pengukuran yang bisas digunakan untuk


menyatakan peringkat untuk antar tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan
pun sudah jelas, hanya saja tidak memiliki nilai 0 (nol) mutlak.

Skala interval ini bisa dikatakan berada diatas skala ordinal dan nominal.
Besar interval atau jarak satu data dengan data yang lainnya memiliki bobot nilai
yang sama. Besar interval ini bisa saja di tambah atau dikurang. Berikut ini adalah
ciri-ciri dari skala interval:

a) Kategori data memiliki sifat saling memisah.


b) Kategori data memiliki aturan yang logis.
c) Kategori data ditentukan skalanya berdasarkan jumlah karaaktristik
khusus yang dimilikinya.
d) Perbedaan karakteristik yang sama tergambar dalam perbedaan
yang sama dalam jumlah yang dikenakan pada kategori.
e) Angka nol hanya menggambarkan satu titik dalam skala (tidak
memiliki nilai nol absolut).

4. Skala Rasio

Skala rasio adalah skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran
yang bisa dibedakan, diurutkan, memiliki jarak tertentu, dan bisa dibandingkan.
Skala rasio merupakan tingkatan skala paling tinggi dan paling lengkap dibanding
skala-skala lainnya. Jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki
nilai 0 (nol) yang mutlak. Nilai nol mutlak berarti benar-benar menyatakan tidak
ada. Contoh Tabel.

Data Tinggu Badan Berat Badan


Ajis 172 50
Adit 170 59
Arby 175 52

Data Tinggi Badan Berat Badan Nilda 170 60 Mifta 160 50 Janna 150 40
Skala pengukuran variabel penting untuk penentuan uji statistik yang sesuai: skala
nominal dan ordinal hanya bisa menggunakan uji statistik non parametrik,
sedangkan skala interval dan rasio bisa menggunakan statistik parametrik.10

10
Nilda Miftahul Janna, Variabel dan Skala Pengukuran Statistik. (2020, BibTex RIS) DOI:
10.31219/osf.io/8326r
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

variabel penelitian merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau nilai
dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu
dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulan. Ada beberapa macam jenis variabel penelitian antara lain: 1)
variabel pendahulu, 2) variabel dependen dan independent 3) variabel intervering;
dan 4) variabel control.

variabel-variabel tersebut memiliki hubungan atau tidak. Dalam hubungan


antara variabel ini ada beberapa jenis hubungan yang perlu diketahui, yaitu:

1. hubungan simetris

2. hubungan timbal balik, (reciprocal)

3. hubungan asimetris

Ada banyak skala yang terdapat di berbagai referensi yang lainnya tetapi di
makalah ini tertuang hanya 4 bagian yang penting saja antara lain:

- Skala nominal
- Skala interval
- Skala ordinal
- Skala rasio

B. Saran

Saya menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, saya
senantiasa dan lapang dada menerima bimbingan serta arahan dan juga saran,
kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah berikutnya. Semoga ini
bermanfaat serta dapat menambah ilmu bagi kita semua. Aamiin

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta
Kerlinger, (2000). Foundation of behavioral research (4th Ed), New York: Holt,
Rinehart & Winston.
Surahman, Metode Penelitian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Soesilo, Tritjhajo Danny, (2019). Ragam dan Prosedur Penelitian Tindakan.
Salatiga: Satya Wacana University Press.
Hardani, dkk. (2020). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta:
CV Pustaka Ilmu Group.
https://eprints.perbanas.ac.id/2189/4/BAB%20II.pdf (dilihat pada tangal 25
Februari 2024)
Janna, Nilda Miftahul. (2020). Variabel dan Skala Pengukuran Statistik. RIS DOI:
10.31219/osf.io/8326r

Anda mungkin juga menyukai