Anda di halaman 1dari 102

MODUL PERKULIAHAN

(e)Digital Economy

Transformasi Ekonomi Riil (Tradisional)


Menjadi Ekonomi Digital

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 02410003 Team Teaching Mata Kuliah Digital
Ekonomi

Abstract Kompetensi
Pertemuan ini membahas tentang Setelah menyelesaikan pokok
tranformasi / perubahan yang terjadi bahasan ini mahasiswa mampu
dari ekonomi rill (tradisional) menjelaskan tentang transformasi
menjadi ekonomi digital ekonomi riil menjadi ekonomi
digital.
Indikator:
▪ Ketepatan menguraikan
kondisi ekonomi saat ini
▪ Ketepatan menguraikan
kondisi ekonomi digital
sistem yang berkualitas
Pendahuluan
Sebelum memasuki materi mengenai ekonomi digital ada baiknya kita mengingat kembali
konsep dari ekonomi. Ilmu ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yag tidak terbatas dengan alat pemuas
kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Maka dari itu timbullan yang kita sebut sebagai
kelangkaan (scarcity). Permasalahan kelangkaan ini muncul dikarenakan adanya keinginan
yang tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhannya (sumberdaya) yang terbatas.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sumberdaya yang terbatas/kelangkaan tersebut
adalah:
1. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan produksi
2. Ketersediaan sumber daya alam yang terbatas.
3. Terbatasnya kemampuan manusia.
4. Sifat serakah manusia.
5. Kurangnya tenaga-tenaga ahli.
Berbagai macam permasalahan ekonomi ini terjadi hampir di semua negara. Perbedaannya
terletak pada tingkatnya, negara maju memiliki berbagai sumber daya yang lebih memadai
dengan kebutuhan penduduknya sehingga dapat dikatakan sebagai negara maju, sedangkan
negara berkembang memiliki sumber daya yang lebih terbatas dalam pemenuhan kebutuhan
penduduknya. Memang tidak hanya hal tersebut yang digunakan sebagai tolak ukur sebutan
untuk negara maju dan negara berkembang adapun tolak ukur tersebut seperti kriteria IMF,
kriteria World Bank, dan kriteria dari United Nation Development Programme (UNDP). Hal
tersebut yang membuat ada klasifikasi negara di dunia walaupun sebutannya sekarang
mengalami perubahan yaitu: Most Economically Developed Country (MEDCs) – untuk
negara maju dan Less Economically Developed Country (LEDCs) untuk negara berkembang.
Hal diatas menunjukkan sudah terjadi banyak permasalahan ekonomi yang dialami negara-
negara di dunia, seperti masalah pengangguran, inflasi, pertumbuhan melambat, dsb. Saat ini
ditengah kemajuan teknologi yang terjadi didunia apakah hal tersebut masih
terjadi?jawabannya dalah tentu saja masih banyak terjadi ditambah permasalahan baru yang
terjadi yaitu kemampuan setiap negara dalam mengadopsi teknologi baru yang dapat
digunakan sebagai membantu untuk menyelesaikan setiap permasalahan ekonomi yang
terjadi. Hal inilah yang kemudian kita sebut dengan istilah ekonomi digital.

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
EKONOMI DIGITAL
Dalam (Lynn, Rosati, Conway, & Curran, 2022) dijelaskan Ekonomi digital, sebagai sebuah
fenomena, relatif baru, terutama negara-negara berkembang dan daerah pedesaan (World
Economic Forum, 2015) meskipun dasar-dasar teknologi ekonomi digital mulai ditata pada
1990-an dengan adopsi awal komputasi perusahaan dan manufaktur komputerisasi (
Sturgeon, 2021). Munculnya Internet di awal 2000-an merupakan batu loncatan menuju
ekonomi digital seperti yang kita kenal sekarang. Adopsi organisasi yang luas dari Internet
telah memungkinkan pengembangan dan adopsi sejumlah teknologi dan layanan yang
merupakan inti dari ekonomi digital. Pemahaman mengenai adopsi yang daritadi
dikemukakan menjelaskan mengenai sebuah penerimaan teknologi. Setiap orang didunia ini
memiliki penerimaan teknologi yang berbeda-beda, begitulah yang diukur oleh para ahli.
Maka dari itu setiap negarapun harus memiliki infrastruktur yang kuat untuk bisa mengadopsi
berbagai macam teknologi yang ada. (Baes et al., 2020) menjelaskan ekonomi digital yang
sukses membutuhkan berbagai infrastruktur dan kemampuan, tetapi negara seringkali
memiliki sumber daya yang langka dan dana yang terbatas. Dalam (Bukht & Heeks, 2018)
dijelaskan bahwa ada dua alasan suatu negara menerapkan ekonomi digital: yang pertama
adalah karena ekonomi digital diperkirakan memiliki nilai 5% - 15% dari PDB global dan
berkontribusi 3% hingga 10% dari pekerjaan global. Yang kedua karena ekonomi digital di
negara berkembang dirasa kurang pada potensi pembangunannya, sehingga dengan ekonomi
digital diharapkan dapat berkontribusi positif pada pembangunan negara.
Pengertian ekonomi digital disebutkan beberapa ahli seperti oleh (Brynjolfsson, Erik, 2000)
menjelaskan pengertian ekonomi digital sebagai transformasi yang saat ini terjadi yang
direalisasikan dari sektor ekonomi dan dihadapkan dengan digitalisasi sistem informasi
computer. Berdasarkan pemahaman tersebut kita melihat istilah transformasi, hal ini
dimaksudkan bahwa perubahan/transformasi ini telah terjadi dari yang bersifat tradisional
hingga bersifat digital. Proses digitalisasi kita bisa artikan dari beberapa pengertian adalah
proses dengan menggunakan media elektronik ataupun internet. Sehingga berdasarkan
pemaparan tersebut dapat kita ketahui bahwa proses digitalisasi ini terjadi pada kegiatan
perekonomian di seluruh dunia. Pengertian yang kemudian dirancang oleh para ekonom
dunia mengenai ekonomi digital yaitu berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi yang dapat
ditingkatkan dengan melibatkan input digital, teknologi digital, infrastruktur digital, layanan
digital dan data yang merujuk pada semua kepentingan produsen dan konsumen, termasuk
pemerintah.

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Apakah hal ini selalu akan menghasilkan hal yang positif?tentu saja tidak berbagai macam
perspektif muncul ketika ada konsep mengenai ekonomi digital ini. Mengapa hal tersebut
bisa terjadi karena kemajuan ekonomi digital yang baik tentunya harus ditunjang dengan
infrastruktur teknologi yang memadai dari negara tersebut. Dalam kasat mata dapat kita lihat
bahwa ketika suatu negara tidak memiliki infrastruktur teknologi yang baik dalam negaranya
tentu implementasi ekonomi digital tidak akan menjadi baik.
Dalam (Barton, Executive, Cope, & Canada, 2015) dijelaskan dalam ekonomi digital
memiliki beberapa karakteristik:
1. Knowledge dimaksudkan yaitu dalam konsep ekonomi digital sangat penting suatu
pengetahuan hal ini terutama, karena pengetahuan diperlukan untuk dapat
menciptakan Value, revenue, and profit.
2. Digitalization merupakan suatu proses perubahan dari hal yang bersifat tradisional ke
digital. Artinya bahwa dalam ekonomi digital pasti adanya transformasi.
3. Virtualization merupakan hal-hal yang bersifat fisik dalam ekonomi digital dirubah
menjadi virtual (tidak berwujud)
4. Molecularization merupakan merupakan pengambangan structural yang mana
sekarang terjadi perubahan dari mass media menjadi molecular media.
5. Internetworking dimana dalam setiap kegiatan ekonomi selalu mengandalkan jaringan
internet.
6. Disintermediation dimaksudkan bahwa dalam kegiatan ekonomi digital
menghilangkan proses-proses yang dirasa tidak perlu sehingga menjadi lebih efektif.
7. Convergence artinya menggabungkan beberapa hal menjadi satu tujuan. Hal ini dirasa
pada penggabungan teknologi sehingga kita sering melihat itu menjadi memiliki
manfaat tersendiri dimana proses menjadi lebih efektif.
8. Innovation tentunya dalam ekonomi digital tuntutan mengenai inovasi menjadi
elemen yang utama.
9. Prosumption hal ini dimaksudkan bahwa dalam ekonomi digital membuat gap antara
penjual dan pembeli menjadi samar pada beberapa hal.
10. Immediacy, ekonomi digital menggunakan internet dalam kegiatannya dan tentu saja
jika berbicara mengenai internet selalu dalam konteks yang real time. Artinya
immediacy tidak memungkinkan adanya waktu tunggu, dan kecepatan menjadi hal
yang utama,

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
11. Globalization, ekonomi digital sangat melihat pada perubahan-perubahan yang terjadi
secara global. Maka dari itu ekonomi digital sangat memperlihatkan tidak hanya
kondisi mikro ekonomi namun juga konteks makro ekonomi.
12. Discordance yaitu kondisi dimana sering terjadinya kondisi kontradiksi besar dalam
publik.
Berbagai macam karakteristik yang diuraikan diatas dapat kita lihat memang pada dasarnya
seharusnya ekonomi digital ini dapat membantu kegiatan perekonomian di berbagai negara.
Tranformasi dari ekonomi tradisional ke ekonomi digital berdasarkan (OECD, 2019) dapat
diperlihatkan melalui gambar dibawah ini:
Gambar 1 – Tranformasi Ekonomi Tradisional ke Ekonomi Digital

Sumber: www.oecd-ilibrary.org

Platform digital memberikan kontribusi penting bagi perekonomian dengan menciptakan


koneksi baru antara penawaran dan permintaan di berbagai pasar, mengurangi biaya transaksi
dan intermediasi, menghasilkan keuntungan efisiensi dalam penggunaan aset, dan membuka
pasar dan peluang bisnis baru, termasuk bagi UMKM untuk bergabung dengan rantai nilai
global (OECD, 2019c). Model bisnis baru beroperasi pada platform digital di berbagai sektor
di LAC. Mereka memfasilitasi transaksi komersial (Amazon, Alibaba, Mercado Libre),
layanan keuangan (Ant Financial, Avant, Mercado Pago, Nubank), jejaring sosial dan
layanan komunikasi luar biasa (Facebook, Skype, WhatsApp), layanan pariwisata dan hosting
( TakeOff, Pemesanan, Airbnb), pengembangan aplikasi (Apple iOS, Google Android) dan

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
pencocokan pekerjaan (Laborum, LinkedIn, Workana, Freelancer). Solusi ini memerlukan
faktor pelengkap, seperti kecepatan koneksi yang tinggi dan keterampilan digital. Kurangnya
faktor-faktor ini mengganggu penggunaan platform digital yang lebih canggih. Bisnis digital
telah berevolusi untuk menggabungkan eksploitasi data yang dihasilkan dan dipertukarkan
pada platform. Sambil menawarkan layanan dan barang digital dengan pengurangan biaya
intermediasi dan transaksi, mereka juga telah memperluas model bisnis mereka. Data yang
diproses dan dianalisis dengan alat cerdas memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih
baik dan optimalisasi proposisi nilai melalui kelincahan yang lebih besar dalam operasi,
segmentasi pasar, dan penyesuaian. Hal ini memerlukan kebutuhan untuk mengatur dan
mempertimbangkan masalah etika pengumpulan dan penggunaan data. Melindungi individu
dari risiko pencurian dan penyalahgunaan data merupakan tantangan lain. Adopsi teknologi
digital yang meluas di semua sektor membuka jalan bagi fase kedua dari revolusi digital:
ekonomi digital. Hal ini ditandai dengan penggunaan informasi dan pengetahuan digital
sebagai faktor produksi, mesin produktivitas, dan alat pengoptimalan untuk model bisnis.
Digitalisasi melampaui optimalisasi produksi dan manajemen; kinerja ditingkatkan dengan
mengkonfigurasi ulang produk dan layanan, model bisnis, dan produksi berdasarkan adopsi
kecerdasan digital. Ini mendorong transformasi industri tradisional, menciptakan yang baru:
Autotech, Agritech dan Fintech. Algoritma merevolusi persaingan, menghadirkan
kemungkinan kolusi, kartel, segmentasi, dll., dan menciptakan mekanisme pemerintah dan
swasta yang mampu mengubah dan mengatur pasar, misalnya, melalui deteksi penipuan
algoritmik.. Menciptakan ekosistem digital yang berkelanjutan bergantung pada persaingan
yang sehat di pasar. Transformasi digital yang berkelanjutan membutuhkan kerangka
peraturan yang sesuai dengan institusi yang solid (misalnya menjamin persaingan, keamanan
siber, privasi).
Tranformasi yang terjadi dari ekonomi tradisional ke ekonomi digital dapat dilihat melalui
berbagai subsektor industry baru yang muncul, kita sebut saja Netflix sebagai video on
demand, Spotify di music, Uber di transportasi dan yang lainnya. Berbagai macam sektor
industry yang dapat muncul pada era digital dapat kita lihat dibawah ini:

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Gambar 2 – Sektor Industri pada Ekonomi Digital

Dalam gambar diatas dapat kita lihat mengenai berbagai macam sektor industry yang ada
pada ekonomi digital. Mungkin bisa kita lihat bahwa kondisi ini melahirkan banyak lini
bisnis terbaru. Kondisi Pademi COVID 19 membuat percepatan implementasi ekonomi
digital di seluruh dunia. Kondisi yang memungkinkan setiap orang didunia ini kemudian
mengakses internet untuk beraktivitas setiap harinya. Disamping itu kita bisa melihat
berbagai macam perbedaan antara ekonomi tradisional dan ekonomi digital dari tabel
dibawah ini:
Tabel 1 – Contoh Perbedaan Ekonomi Tradisional dan Digital
Ekonomi Tradisional Ekonomi Digital
Pabrik Cloud Computing
Belanja melalui toko-toko dan pasar Internet website
Promosi melalui koran / Word of mouth Promosi melalui social media review
Tranportasi menggunakan moda yang ada Melalui aplikasi
Transaksi keuangan melalui bank dan kas Melalui e-banking dan fintech
Belajar di sekolah dan dengan buku e-books dan e-learning

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Gambaran Ekonomi Digital di Indonesia
Dalam implementasi Ekonomi digital ini kita dapat melihat bahwa seluruh dunia
melakukannya, dan tentunya hal ini juga terjadi di Indonesia. Terutama dalam kondisi
pandemi Indonesia juga mengalami masa percepatan implementasi ekonomi digital. Pada
kebijakan yang pemerintah keluarkan hal itu tertuang dalam 5 Langkah Percepatan
Tranformasi Digital. Hal ini diungkapkan dalam (Subiakto, 2021), kondisi pandemic yang
dialami Indonesia membuat Indonesia terpaksa mempercepat trasnformasi digital. Namun
apakah implementasi ini berhasil?terilihat hingga saat ini bahkan kadang kitapun merasa
hampir tidak percaya atas berbagai percapatan transformasi digital yang terjadi di Indonesia.
Seperti munculnya berbagai start-up baru di bidang teknologi, berubahnya gaya hidup
masyarakat yang saat ini lebih memilih untuk online dalam berbagai aktivitas termasuk
proses jual beli. Hal ini lah yang kemudia menjadi bagian yang juga mendorong cepatnya
implementasi ekonomi digital di Indonesia.
Tranformasi ekonomi yang terjadi yang dicanangkan pemerintah yaitu dengan melaksanakan
transformasi structural ekonomi yang diarahkan pada supply side (Reforma agraria,
pengembangan infrastruktur, peningkatan SDM, bantuan sosial) yang sejalan dengan demand
side (Menjaga daya beli, Meningkatkan Investasi, meningkatkan Ekspor). Transformasi ini
diperlukan untuk meningkatkan daya saing, merespon pergeseran struktur ekonomi ke jasa,
perkembangan teknologi, dan tantangan lainnya. Adapun beberapa tantangan ataupun
peluang yang dihadapi dalam transformasi ini: Globalisasi (seperti; integrasi ekonomi ke
pasar global), Perkembangan teknologi, khususnya digital, Bonus Demografi.

Perkembangan ekonomi digital begitu pesat dan eksponensial. Fenomena tersebut telah
merasuki seluruh sendi-sendi kehidupan kita. Pemahaman ekonomi digital tidak hanya e-
commerce, tetapi juga mencakup semua sektor seperti transportasi, edukasi, pertanian,
manufaktur, dan komunikasi. Ironisnya, banyak dari kita yang ternyata belum sepenuhnya
memahami ekonomi digital yang tumbuh pesat dan potensial di Indonesia.

Pemahaman mengenai ekonomi digital dapat diibaratkan seperti lari maraton, bukan lari jarak
pendek (sprint), yang membutuhkan waktu sangat cepat. Oleh karena itu, kita perlu
memahami posisi Indonesia saat ini. Indonesia berada dalam kategori break out, kategori
yang moderate dimana tingkat kemajuan digital rendah, pertumbuhan inovasi cepat. Maka
dari itu, perlu didorong kemajuan digital untuk naik kelas menjadi negara stand out. Posisi

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
stand out diberikan kepada negara dengan tingkat kemajuan digital tinggi serta memiliki
pertumbuhan inovasi yang cepat (Sumber: Chakravorti & Chaturvedi, 2017).

Gambar dibawah ini merupakan gambaran transformasi ekonomi digital di Indonesia


berdasarkan (Informatika, 2020):

Berdasarkan gambar diatas dapat kita lihat bahwa ada berbagai bidang industry bisnis yang
dihasilkan oleh anak negri kita. Berbagai hal inilah yang memicu percepatan implementasi
ekonomi digital yang terjadi di Indonesia dan tentunya sangat menopang kondisi
perekonomian di Indonesia.

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
References
Baes, K., Chen, J., Cheng, Q., Duneja, R., Iyer, S. P., Kanakamedala, V., … Yang, J. (2020).
Think differently. Think archetype . Your digital economy model. (July), 45.
Barton, D., Executive, C., Cope, G., & Canada, B. (2015). Praise for The Digital Economy
20th Anniversary Edition.
Brynjolfsson, Erik, K. brian. (2000). Understanding the Digital Economy. MIT Press.
Bukht, R., & Heeks, R. (2018). Development Implications of Digital Economies. Centre for
Development Informatics, (6), 23. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.11124.09602
Informatika, K. K. dan. (2020). Ekonomi Digital jadi Penopang Perekonomian di Tengah
Pandemi. Aptika.Kominfo.Id, 2021–2022. Retrieved from
https://aptika.kominfo.go.id/2020/09/ekonomi-digital-jadi-penopang-perekonomian-di-
tengah-pandemi/
Lynn, T. G., Rosati, P., Conway, E., & Curran, D. (2022). The Digital Economy and Digital
Business. (January). https://doi.org/10.1007/978-3-030-91247-5
OECD. (2019). Going Digital: Shaping Policies, Improving Lives. Going Digital: Shaping
Policies, Improving Lives. https://doi.org/10.1787/9789264312012-en
Subiakto, H. (2021). Transformasi Digital jadi Solusi Tingkatkan Kembali Perekonomian.
(April 2020), 2020–2021.

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Terimakasih dan selamat belajar!

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

(e) Digital Economy

Peran Revolusi Teknologi


Dalam Ekonomi Dunia
Ekonomi dan Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Bisnis

02
Manajemen S1 02410003 Team Teaching Mata Kuliah
Digital Ekonomi

Abstract Kompetensi
Materi berkaitan mengenai peran Mahasiswa mampu menjelaskan
revolusi teknologi dalam ekonomi peran revolusi teknologi dalam
dunia ekonomi dunia
Case Study

Sebelum memulai materi ini, silahkan diperhatikan revolusi teknologi yang


disampaikan oleh Carlota Perez dalam bukunya Technological Revolutions and Financial
Capital: The Dynamics of Bubbles and Golden Ages (2002)

Berdasarkan tabel di atas, coba saudara jelaskan revolusi teknologi yang sudah
terjadi di dunia.
1. Revolusi teknologi 1: Revolusi industri
2. Revolusi teknologi 2: Age of steam and railways
3. Revolusi teknologi 3: Age of steel, electricity and heavy engineering
4. Revolusi teknologi 4: Age of oil, automobiles, and mass production
5. Revolusi teknologi 5: Age of information and telecommunications
Berdasarkan pengetahuan saudara, bagaimana dampak revolusi industri terhadap
kehidupan ekonomi manusia?

Teknologi dan Kehidupan manusia

Tentu salah satu aspek yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia adalah
teknologi. Hal ini berhubungan dengan bagaimana manusia memenuhi kebutuhan hidup
ditengah perubahan lingkungan yang terjadi disekitar manusia. Perkembangan teknologi
tidak bisa lepas dari kreativitas dan inovasi manusia dimana dengan akal fikiran yang dimiliki
manusia, mampu mengembangkan ide-ide untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
dan bahkan menemukan cara dan produk yang lebih baik yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingannya.
Cara dan produk yang digunakan oleh manusia tentunya sudah tidak asing dalam
kehidupan manusia yang diantaranya adalah
1. Pendidikan
Manusia selalu belajar dan akvititas pendidikan dari konvensional berupa tatap muka
mengalami perubahan saat ini dengan pemanfaatan teknologi informasi yang
merupakan revolusi teknologi kelima dengan menggunakan internet. Metode
pembelajaran jarak jauh menjadi cara yang termudah bagi manusia untuk saling
belajar berbagai hal. Ada juga saat ini pemanfaatkan e book untuk bahan
pembelajaran dalam dunia pendidikan. Cara dan alat yang digunakan untuk
belajarpun semakin berkembang yang merupakan hasil dari perkembangan
teknologi. Hal ini membuat proses belajar mengajar semakin mudah dilakukan oleh
manusia.

2. Ekonomi
Kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka dan saat ini, pada revolusi teknologi ke lima, cara melakukan aktivitas
ekonomi menggunakan teknologi informasi atau digital berupa transaksi yang
dipermudah dengan tidak bertemu langsung antara penjual dan pembeli. Selain itu,
juga dilakukan setiap saat dengan tidak memperhatikan dimensi waktu dan tempat
sehingga manfaat yang dirasakan oleh manusia semakin efektif. Bisa dilihat
pembayaran dengan dompet digital, transaksi pembelian produk secara online
sampai dengan aktivitas promosi secara online. Padahal, dulu harus berpromosi
secara langsung. Hal ini mempermudah aktivitas ekonomi yang dijalankan oleh
manusia.

3. Kesehatan
Kegiatan layanan kesehatan yang merupakan salah satu kegiatan yang sangat
dibutuhkan oleh manusia. Bisa dilihat bagaimana teknologi yang digunakan dulu
dengan menggunakan cara tradisional seperti melalui dukun, pengobatan tradisional
yang berubah sekarang dengan pemanfaatan teknologi kedokteran yang semakin
maju dan bahkan saat ini, dengan dukungan teknologi informasi, layanan kedokteran
bisa dilakukan dengan tidak tatap muka dan obat bisa sampai kerumah. Inilah hasil
dari revolusi teknologi kesehatan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Hal ini
mempermudah manusia untuk mendapatkan layanan kesehatan.

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
4. Sosial
Kehidupan sosial masyarakat juga mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan teknologi. Hubungan antar manusia dulu yang harus bertemu satu
sama lain, mengalami perubahan yang sangat signifikan ketika terjadi
perkembangan teknologi dengan pemanfaatan teknologi informasi hasil revolusi
teknologi ke 5 yaitu adanya media sosial yang dapat menghubungkan manusia satu
dengan yang lain dengan jarak yang jauh. Facebook merupakan salah satu bentuk
revolusi teknologi kelima. Hal ini membuat interaksi sosial dalam masyarakat
semakin mudah.

5. Layanan Transportasi
Aspek ini sangat relevan dengan kehidupan manusia karena manusia butuh
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dan membutuhkan cara-cara terbaru
untuk bisa berpindah. Teknologi dapat membantu manusia untuk berpindah dan
salah satu bentuk revolusi teknologi ke 5 berupa layanan transportasi yang
menggunakan layanan internet untuk mendapatkan layanan transportasi. Lihat saja
go gek, grab dan lain-lain yang dapat memudahkan manusia untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Hal ini memberikan kemudahan bagi manusia dalam
mendapatkan layanan transportasi.
Kelima dimensi diatas memperlihatkan bagaimana manusia membutuhkan cara-cara
baru dan cara-cara terbaik serta berbagai alat yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga
dapat mengoptimasi nilai dalam kehidupan tersebut. Cara-cara baru dan alat-alat baru
tersebut merupakan konsep dasar teknologi.
Berdasarkan gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa teknologi menjadi
perhatian manusia saat ini, karena berhubungan dengan kehidupan. Apalagi kalau
dihubungkan dengan ekonomi yang menjadi salah satu dimensi dalam kehidupan manusia.
Masalah aktivitas ekonomi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia dan hal ini
membutuhkan berbagai cara baru dan alat baru untuk bisa memenuhinya.
Teknologi berasal dari kata technologia (bahasa Yunani) techno artinya „keahlian‟
dan logia artinya „pengetahuan‟. Pada awalnya makna teknologi terbatas pada benda-
benda berwujud seperti peralatan- peralatan atau mesin.
Seiring berjalannya waktu makna teknologi mengalami perluasan. ia tidak terbatas
pada benda berwujud, melainkan juga benda tak berwujud. semisal
a. perangkat lunak,
b. metode pembelajaran,
c. metode bisnis, pertanian dan lain sebagainya.

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Banyak sekali pendapat tentang konsep teknologi yang disampaikan oleh para ahli
dan Read Bain (1937), menulis bahwa technology includes all tools, machines, utensils,
weapons, instruments, housing, clothing, communicating and transporting devices and the
skills by which we produce and use them. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa
teknologi meliputi semua alat, mesin, aparat, perkakas, senjata, perumahan, pakaian,
peranti pengangkut/pemindah dan pengomunikasi, dan keterampilan yang memungkinkan
kita menghasilkan semua itu.
Ursula Franklin, dalam karyanya dari tahun 1989, kuliah "Real World of Technology",
memberikan definisi lain konsep ini; yakni practice, the way we do things around here.
Pendapat ini menunjukkan bahwa teknologi merupakan praktis, cara kita memperbuat ini
semua di sekitaran sini. Dalam hal ini, tergambar bagaimana teknologi berubungan dengan
cara dan bukan saja alat.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa teknologi merupakan alat, mesin,
cara, proses, kegiatan ataupun gagasan yang dibuat untuk mempermudah aktifitas manusia
dalam kehidupan sehari hari.
Dari konsep tersebut dapat diambil bahwa kehidupan manusia memang tidak bisa
dilepaskan dari kebutuhan yang harus dipenuhi dan cara serta alat sangat dibutuhkan. Oleh
karena itu, manusia akan terus mengembangkan cara untuk memenuhi kebutuhan dan
mempermudah kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan seperti kesehatan, pendidikan,
telekomunikasi dan lain-lain.
Hal ini menunjukkan bahwa teknologi itu akan terus berkembang seiring dengan
perubahan lingkungan hidup manusia karena pada hakekatnya, manusia membutuhkan alat
dan cara yang dapat mempermudah kehidupan mereka sehari-hari.

Revolusi Teknologi

Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia saat ini terus terjadi.
Perkembangan pesat dalam bidang teknologi ini terjadi lantaran kebutuhan manusia yang
semakin banyak. Mulai dari sarana komunikasi, transportasi, dan banyak lagi hal lainnya.
Tujuannya satu, memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya. Hal ini tentu saja
memacu kita untuk mengejar ketertinggalan dan dituntut untuk melek terhadap perubahan
saat ini dan mendorong adanya revolusi teknologi pada abad 21
Konsep revolusi teknologi yang disampaikan oleh Carlota Perez (2002) yaitu A
technological revolution is a cluster of new technologies, products, and industries that
causes an upheaval in the economy and propels a long-term surge in development.
Pendapat ini menyatakan bahwa revolusi teknologi adalah sekelompok teknologi, produk,

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
dan industri baru yang menyebabkan pergolakan ekonomi dan mendorong lonjakan
pembangunan jangka panjang.
Hal lainnya yang disampaikan oleh Carlota Perez (2002) menyatakan bahwa a
technological revolution is then a very specific set of interrelated innovations, powerful and
highly visible, comprising new and dynamic technologies, products, materials, sources of
energy, industries and infrastructures, capable of bringing about an upheaval in the whole
fabric of the economy and of propelling a great surge of development lasting multiple
decades (see Perez 2002, p8).
Revolusi teknologi kemudian adalah seperangkat inovasi yang sangat spesifik yang
saling terkait, kuat dan sangat terlihat, terdiri dari teknologi baru dan dinamis, produk, bahan,
sumber energi, industri dan infrastruktur, yang mampu membawa pergolakan di seluruh
struktur ekonomi dan mendorong gelombang besar pembangunan yang berlangsung
beberapa dekade
Berdasarkan pendapat diatas, revolusi teknologi dapat didefinisikan sebagai
perubahan teknologi yang berlangsung dalam waktu cepat dan mengacu pada arah modern
yang terjadi dalam semua bidang kehidupan manusia.
Ada beberapa konsep dasar yang terkandung dalam revolusi industri yaitu
a. Perubahan teknologi dalam waktu cepat
b. Mengacu pada arah modern
c. Meliputi semua bidang kehidupan manusia
Carlota Perez membuat sebuah pengelompokkan revolusi teknologi dalam sebuah
model
The model described by Carlota Perez shows repeated surges of technological
development over the past three centuries with examples such as: the age of steam
and railways, the age of steel and electricity, mass production and the automobile
and the current information/knowledge society.

Model yang dijelaskan oleh Carlota Perez menunjukkan gelombang perkembangan


teknologi yang berulang selama tiga abad terakhir dengan contoh-contoh seperti: zaman
uap dan kereta api, zaman baja dan listrik, produksi massal dan mobil, serta masyarakat
informasi/pengetahuan saat ini.
Carlota Perez juga menyatakan bahwa Apa yang membedakan revolusi teknologi
dari kumpulan acak sistem teknologi dan membenarkan konseptualisasinya sebagai revolusi
adalah dua fitur dasar:
1. Keterkaitan dan ketergantungan yang kuat dari sistem yang berpartisipasi dalam
teknologi dan pasar mereka.
2. Kapasitas untuk mengubah secara mendalam seluruh perekonomian (dan akhirnya
masyarakat)

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Tabel 2.1: Revolusi Teknologi
No Technology New technologies New Country and
Revolution and industries infrastructures year of onset

1 The industrial Mechanised cotton Canals and Britain, 1771


revolution industry, waterways,
wrought iron, water power,
machinery turnpike roads

2 Age of steam and Steam engines and Railways, Britain 1829,


railways machinery, ports, spreading to
iron and coal mining, postal service, Continent and
rolling stock city gas USA
production

3 Age of steel, Cheap steel, full Worldwide shipping, USA and


electricity and heavy development of steam transcontinental Germany,
engineering engine, heavy railways, worldwide 1875
chemistry, civil telegraph,
engineering, electrical telephone, electrical
equipment industry, networks
canned and bottled
food, paper and
packaging

4 Age of oil, Mass-produced Worldwide analogue USA,


automobiles, and automobiles, cheap oil telecommunications spreading to
mass production and fuels, Europe, 1908
petrochemicals,
internal combustion
engine for
automobiles, tractors,
aeroplanes, war tanks,
and electricity
production, home
electrical appliances,
refrigerated and
frozen foods

5 Age of information The information Worldwide digital USA,


and revolution, telecommunications, spreading to
telecommunications cheap the Internet, Europe and
microelectronics, electronic mail and Asia, 1971
computers, other e-services,
software, multiple source
telecommunications, electricity networks,
control instruments, high-speed multi-
computer-aided modal physical
biotechnology, transport links by
new materials land, air and water

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Technological_Revolutions_and_Financial_Capital.

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat lima revolusi teknologi
yaitu pertama, revolusi industri yang berawal di Inggris pada tahun 1771 dan teknologi dan
industri baru yang dihasilkan yaitu industri kapas mekanis, besi tempa dan mesin. Adapun
Infrastruktur baru yang dihasilkan adalah kanal dan saluran air, tenaga air, dan jalan tol.

Sumber gambar: https://internasional.kompas.com/image/2021/10/08/144239870/revolusi-


industri-sejarah-faktor-dan-perkembangannya?page=1

Kedua adalah zaman uap dan kereta api yang dimulai pada tahun 1929 di Inggris
dengan teknologi dan industri baru yang dihasilkan yaitu Mesin dan mesin uap,
pertambangan besi dan batubara, produksi rolling stock. Adapun Infrastruktur baru yang
dihasilkan adalah Kereta Api, pelabuhan, layanan Pos, gas kota.

Sumber gambar: https://www.ool.co.uk/blog/golden-age-steam/

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Ketiga adalah zaman baja, listrik, dan teknik berat yang dimulai pada tahun 1875 di
Amerika Serikat dan Jerman dengan teknologi dan industri baru yang dihasilkan baja murah,
pengembangan penuh mesin uap, kimia berat, teknik sipil, industri peralatan listrik, makanan
kaleng dan botol, kertas dan kemasan. Adapun Infrastruktur baru yang dihasilkan adalah
pengiriman di seluruh dunia, kereta api lintas benua, telegraf di seluruh dunia, telepon,
jaringan listrik

Sumber gambar: https://www.thoughtco.com/second-industrial-revolution-overview-5180514


Keempat adalah zaman minyak, mobil, dan produksi massal yang dimulai pada
tahun 1908 di Amerika Serikat dengan teknologi dan industri baru yang dihasilkan mobil
yang diproduksi secara massal, minyak dan bahan bakar murah, petrokimia, mesin
pembakaran internal untuk mobil, traktor, pesawat terbang, tank perang, dan produksi listrik,
peralatan listrik rumah, makanan berpendingin dan beku. Adapun Infrastruktur baru yang
dihasilkan adalah telekomunikasi analog di seluruh dunia

Sumber gambar: https://velocetoday.com/the-first-modern-mass-produced-automobile/

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Kelima adalah era informasi dan telekomunikasi yang dimulai pada tahun 1971 di
Amerika Serikat dengan teknologi dan industri baru yang dihasilkan revolusi informasi,
mikroelektronika murah, komputer, perangkat lunak, telekomunikasi, instrumen kontrol,
bioteknologi berbantuan komputer, material baru. Adapun Infrastruktur baru yang dihasilkan
adalah telekomunikasi digital di seluruh dunia, Internet, surat elektronik dan layanan
elektronik lainnya, jaringan listrik berbagai sumber, jaringan transportasi fisik multi-modal
berkecepatan tinggi melalui darat, udara dan air

Sumber gambar: https://www.nist.gov/blogs/manufacturing-innovation-blog/digital-intensity-


live-or-die-digital-age

Revolusi teknologi biasanyai akan memiliki input berbiaya rendah yang menyeluruh,
yang secara drastis akan mengurangi biaya produk dan layanan yang menggunakannya dan
akan menggerakkan produsen dan konsumen untuk menggunakannya secara intensif.
Saat ini, input berbiaya rendah adalah mikroelektronika, dan, akibatnya, informasi;
minyak, listrik dan bahan plastik merupakan input berbiaya rendah selama gelombang
keempat, yaitu produksi massal; baja input murah dari gelombang rekayasa ketiga atau
berat; batubara murah kedua, usia kereta api besi.
Elemen penting lainnya dari revolusi teknologi adalah munculnya infrastruktur baru,
yang sangat terhubung dengan input utama, yang mampu memperluas perbatasan dan
meningkatkan kecepatan dan keandalan transportasi dan komunikasi, sekaligus mengurangi
biayanya secara drastis.
Kanal adalah infrastruktur revolusioner dari gelombang pertama, mengubah
parameter geografis perdagangan; perkeretaapian nasional dan telegraf mengubah struktur
sosial-ekonomi negara-negara industri dalam detik; perkeretaapian lintas benua dan
pelayaran dan telegraf lintas samudera menandai gelombang pertama globalisasi di

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
gelombang ketiga; jalan raya, bandara, listrik dan jaringan telepon secara radikal
membentuk kembali masyarakat di urutan keempat; dan internet global telah mengubah
dunia lagi di urutan kelima
Carlota Perez (2002) menyatakan bahwa Each of these revolutions has brought new
lifestyles, new directions for innovation, and a huge potential leap in productivity for the
whole economy. They have also brought major social and institutional shifts.
Dampak dari revolusi teknologi yang terjadi di dunia adalah
1. Gaya hidup yang baru
2. Arah baru untuk inovasi
3. Lompatan besar dalam produktivitas dalam seluruh aktivitas ekonomi
4. Perubahan pada kehidupan sosial dan institusional

Peran Revolusi Teknologi terhadap Ekonomi

Peranan perubahan teknologi merupakan faktor utama dalam menentukan


pertumbuhan ekonomi negara. Banyak hal yang dapat menunjukkan peranan teknologi
terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Gambar dibawah merupakan perkembangan ekonomi suatu negara yang dipotret
oleh Carlota Perez (2002) yaitu bagaimana teknologi berkembang dan dimana negara-
negara yang pertama kali melakukan pengembangan teknologi

Sumber: Carlota Perez (2002)

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Carlota Perez (2002) dalam konteks bagaimana peranan revolusi teknologi terhadap
ekonomi
These technological breakthroughs spread far beyond the industries and sectors
from which they originated - they cause broad jumps in productivity for a broad span
of economic activities. Economically, the technology brings a shift in price structure
(often by making things significantly cheaper) that guides economic agents toward
use of the new technologies.

Pernyataan Carlota Perez ini penegasan bagaimana pengaruh dari revolusi industri
terhadap aktivitas ekonomi dimana revolusi teknologi memberikan terobosan-terobosan
teknologi yang menyebar jauh melampaui industri dan sektor dari mana mereka berasal -
mereka menyebabkan lompatan besar dalam produktivitas untuk rentang kegiatan ekonomi
yang luas.
Secara ekonomi, teknologi membawa perubahan dalam struktur harga (seringkali
dengan membuat barang menjadi jauh lebih murah) yang memandu pelaku ekonomi ke arah
penggunaan teknologi baru. Karenanya Carlota Perez menyebut ini sebagai “paradigma
tekno-ekonomi.”
Peranan kedua dari revolusi teknologi adalah sebagai pendorong pertumbuhan
ekonomi negara. Hal ini disampaikan oleh Ricardo Hausmann and José Domínguez dalam
tulisannya yang berjudul Knowledge, Technology and Complexity in Economic Growth
menyatakan bahwa In economics, it is widely accepted that technology is the key driver of
economic growth of countries, regions and cities. Teknologi merupakan pendorong utama
pertumbuhan ekonomi negara, wilayah, dan kota.

Sumber Gambar: https://www.investopedia.com/terms/e/economicgrowth.asp

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Hal ini dapat dilihat dari berbagai perkembangan ekonomi berbagai negara yang
didorong oleh teknologi. Jepang yang terkenal dengan pengembangan ekonomi otomotif
mampu menggerakkan ekonominya. Begitu juga dengan Jerman yang mengembangkan
industri manufaktur yang menggerakkan ekonomi. Saat ini, Negara Tiongkok juga terus
mengembangkan teknologi untuk pengembangan ekonomi negaranya.
Ketiga adalah kemajuan teknologi memungkinkan produksi barang dan jasa yang
lebih banyak dan lebih efisien, yang bergantung pada kemakmuran. Hal ini disampaikan
oleh Ricardo Hausmann and José Domínguez yaitu Technological progress allows for the
more efficient production of more and better goods and services, which is what prosperity
depends on.
Tentu hal ini sangat dibutuhkan oleh aktivitas ekonomi yang dijalankan oleh setiap
negara karena dengan semakin efisien dalam menghasilkan produk, tentu akan membuat
negara tersebut semakin memiliki keunggulan bersaing.

Sumber: Ricardo Hausmann and José Domínguez , https://rcc.harvard.edu/knowledge-


technology-and-complexity-economic-
growth#:~:text=In%20economics%2C%20it%20is%20widely,is%20what%20prosperity%20
depends%20on.

Kelima, perkembangan teknologi abad 21 ditunjukan dengan serba digitalnya kegiatan


ekonomi. Contohnya, saat ini dalam transaksi jual beli bisa dilakukan secara daring/ online.
Teknologi dalam bidang ekonomi khususnya bisnis berperan sebagai sarana transaksi untuk
bisnis online, yaitu dalam bentuk fasilitas media berupa internet.
Situs web yang disediakan pelaku bisnis sebagai tempat konsumen untuk memilih dan
meilhat barang-barang yang inginkan, kemudian pada transaksi juga dibutuhkan teknologi
lain untuk mendukung bisnis online seperti pembayaran menggunakan aplikasi online.
Masyarakat yang berbisnis dengan menerapkan teknologi informasi dapat membuat peluang
pasar terbuka lebih luas. Berbisnis menggunakan jaringan internet dapat mempermudah

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


13 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
dalam hal mempromosikan produk yang akan dijual, mencari konsumen yang membutuhkan
barang, dan mencari pelanggan tetap.
Kemunculan teknologi berbasis informasi pada bidang ekonomi khususnya bisnis
membuat batasan ruang dan waktu antar perusahaan di berbagai negara menjadi berkurang
karena melalui teknologi seperti internet, perusahaan dapat melakukan transaksi secara
tidak langsung dan mengakses pasar yang berada di luar negeri. Hal ini tentu akan
mempermudah aktivitas ekspor dan impor produk-produk yang dihasilkan oleh berbagai
perusahaan dengan negara-negara yang berbeda.
Keenam, Perez argues we need to turn our environmental problems into economic
solutions, worldwide. Jelas sekali dalam hal ini Carlota Perez menekankan bahwa kita perlu
mengubah masalah lingkungan kita menjadi solusi ekonomi, di seluruh dunia dimana
teknologi sangat memegang peranan penting dalam menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi oleh manusia, khususnya dalam bidang ekonomi.

https://www.slash.co/hak/the-role-of-financial-capital-in-technological-revolutions/

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa perkembangan teknologi informasi


dan komunikasi dapat memberikan kontribusi pada peningkatan proporsi tak berwujud
dalam PDB dan gaya hidup.

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


14 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka

Franklin, Ursula. "Real World of Technology". House of Anansi Press. Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2007-09-28. Diakses tanggal 2007-02-13.

Hausmann, Ricardo and José Domínguez , Knowledge, Technology and Complexity in


Economic Growth, https://rcc.harvard.edu/knowledge-technology-and-complexity-
economic-
growth#:~:text=In%20economics%2C%20it%20is%20widely,is%20what%20prosperit
y%20depends%20on.

Perez, Carlota (2002). Technological Revolutions and Financial Capital: The Dynamics of
Bubbles and Golden Ages. Cheltenham: Edward Elgar.

Perez, Carlota, 2018, Second Machine Age or Fifth Technological Revolution? (Part 2),
https://medium.com/iipp-blog/second-machine-age-or-fifth-technological-revolution-
part-2-db42863a8df8

Perez, Carlota, Revolutions and Financial Capital,


https://www.shortform.com/summary/technological-revolutions-and-financial-capital-
summary-carlota-perez

Read Bain, "Technology and State Government," American Sociological Review 2


(December 1937): 860.

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


15 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

(e)Digital Ekonomi

Konsep Revolusi Industri Ke 4

Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Ekonomi dan Manajemen S1 3 02410003 Team Teacing Matakuliah
Bisnis Digital Ekonomi

Abstract Kompetensi

Materi pada pertemuan ketiga ini Mahasiswa mampu memahami


membahas mengenai pengertian konsep industri 4.0 serta tantangan
serta konsep dari revolusi industri berada dalam industri 4.0 tersebut.
4.0
Pengertian Industri 4.0

Revolusi industri diawali dari industri 1.0, 2.0, 3.0, sampai dengan industri 4.0. Fase industri
merupakan real change dari perubahan yang ada. Industri 1.0 ditandai dengan mekanisasi
produksi untuk menunjang efektifitas dan efisiensi aktivitas manusia, industri 2.0 dicirikan oleh
produksi massal dan standarisasi mutu, industri 3.0 ditandai dengan penyesuaian massal dan
fleksibilitas manufaktur berbasis otomasi dan robot. Industri 4.0 selanjutnya hadir
menggantikan industri 3.0 yang ditandai dengan cyber fisik dan kolaborasi manufaktur
(Hermann et al, 2016; Irianto, 2017). Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek yang
diprakarsai oleh pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi manufaktur.

Lee et al (2013) berpendapat bahwa industri 4.0 ditandai dengan peningkatan digitalisasi
manufaktur yang didorong oleh empat faktor: 1) peningkatan volume data, kekuatan
komputasi, dan konektivitas; 2) munculnya analisis, kemampuan, dan kecerdasan bisnis; 3)
terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia dengan mesin; dan 4) perbaikan instruksi
transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika dan 3D printing. Lifter dan Tschiener (2013)
menambahkan, prinsip dasar industri 4.0 adalah penggabungan mesin, alur kerja, dan sistem,
dengan menerapkan jaringan cerdas di sepanjang rantai dan proses produksi untuk
mengendalikan satu sama lain secara mandiri.

Hermann et al (2016) menambahkan, ada empat desain prinsip industri 4.0. Pertama,
interkoneksi (sambungan) yaitu kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan orang untuk
terhubung dan berkomunikasi satu sama lain melalui Internet of Things (IoT) atau Internet of
People (IoP). Prinsip ini membutuhkan kolaborasi, keamanan, dan standar. Kedua,
transparansi informasi merupakan kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan
virtual dunia fisik dengan memperkaya model digital dengan data sensor termasuk analisis
data dan penyediaan informasi. Ketiga, bantuan teknis yang meliputi; (a) kemampuan sistem
bantuan untuk mendukung manusia dengan menggabungkan dan mengevaluasi informasi
secara sadar untuk membuat keputusan yang tepat dan memecahkan masalah mendesak
dalam waktu singkat; (b) kemampuan sistem untuk mendukung manusia dengan melakukan
berbagai tugas yang tidak menyenangkan, terlalu melelahkan, atau tidak aman; (c) meliputi
bantuan visual dan fisik. Keempat, keputusan terdesentralisasi yang merupakan kemampuan
sistem fisik maya untuk membuat keputusan sendiri dan menjalankan tugas seefektif
mungkin. Secara sederhana, prinsip industri 4.0 menurut Hermann et al (2016) dapat
digambarkan sebagai berikut.

2022 Digital Ekonomi


2 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar 3.1 Prinsip Industri 4.0
Industri 4.0 telah memperkenalkan teknologi produksi massal yang fleksibel (Kagermann etal,
2013). Mesin akan beroperasi secara independen atau berkoordinasi dengan manusia (Sung,
2017). Industri 4.0 merupakan sebuah pendekatan untuk mengontrol proses produksi dengan
melakukan sinkronisasi waktu dengan melakukan penyatuan dan penyesuaian produksi
(Kohler dan Weisz,2016). Selanjutnya, Zesulka et al (2016) menambahkan, industri 4.0
digunakan pada tiga faktor yang saling terkait yaitu; 1) digitalisasi dan interaksi ekonomi
dengan teknik sederhana menuju jaringan ekonomi dengan teknik kompleks; 2) digitalisasi
produk dan layanan; dan 3) model pasar baru. Baur dan Wee (2015) memetakan industri 4.0
dengan istilah “kompas digital” sebagai berikut.

2022 Digital Ekonomi


3 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar 3.2 Level industri 4.0
Gambar 3.2 merupakan instrumen bagi perusahaan dalam mengimplementasikan industri 4.0
agar sesuai dengan kebutuhan mereka. Pada gambar 3.2 komponen tenaga kerja (labor),
harus memenuhi; 1) kolaborasi manusia dengan robot; 2) kontrol dan kendali jarak jauh; 3)
manajemen kinerja digital; dan 4) otomasi pengetahuan kerja. Demikian pula pada komponen
lainnya digunakan sebagai instrumen implementasi industri 4.0.

Revolusi digital dan era disrupsi teknologi adalah istilah lain dari industri 4.0. Disebut revolusi
digital karena terjadinya proliferasi komputer dan otomatisasi pencatatan di semua bidang.
Industri 4.0 dikatakan era disrupsi teknologi karena otomatisasi dan konektivitas di sebuah
bidang akan membuat pergerakan dunia industri dan persaingan kerja menjadi tidak linear.
Salah satu karakteristik unik dari industri 4.0 adalah pengaplikasian kecerdasan buatan atau
artificial intelligence (Tjandrawinata, 2016). Salah satubentuk pengaplikasian tersebut adalah
penggunaan robot untuk menggantikan tenaga manusia sehingga lebih murah, efektif, dan
efisien.

Tetapi yang paling berpengaruhi pada era industri 4.0 yaitu sejak istilah Internet of Things
(IoT) diperkenalkan oleh Kevin Ashton tahun 2002. Perkembangan teknologi intenet mulai
diterapkan pada proses-proses produksi di dunia industri pada negara-negara maju, terutama
Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa Barat. Keberadaan IoT dimulai membakukan
komputer agar dapat memahani dunia nyata dilingkungannya secara mandiri. Pada awal
perkembangannya, konsep IoT diaplikasikan kedalam penggunaan komputer diberbagai
bidang kebutuhan manusia, yang intinya yaitu penggunaan komputer dimana dan untuk apa

2022 Digital Ekonomi


4 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
saja (uniquitous computing). Tapi sejak tahun 2009 dibentuklah Komisi Negara-Negara Eropa
yang khusus dibentuk untuk merumuskan kembali definisi IoT, yang lebih lanjut didefinikan
sebagai sebuah tahap evolusi berikutnya dari internet, dengan hal yang paling mendasar yaitu
perubahan dari sekedar jaringan dari serangkaian komputer yang saling terhubung menjadi
jaringan dari serangkaian obyek atau benda yang saling terhubung (Commison of the
European Communities, Internet of Things-an Action Plan for Europe, 2009).

Pada intinya industri 4.0 didorong oleh 4 (empat) kelompok teknologi yang juga sedang
berkembang saat ini. Kelompok pertama terdiri dari data, daya komputasi, dan konektivitas;
kelompok kedua yaitu kelompok teknologi analisis data dan intelijen; kelompok ketiga adalah
interaksi manusia-mesin (teknologi antarmuka dan augmented reality); dan yang kelompok
keempat yaitu konversi dari digital ke fisik. Sistem robotika yang canggih serta teknologi 3D
printing (additive manufacturing) yaitu contoh dari teknologi yang ada pada kelompok keempat
tersebut. Jika keempat kelompok teknologi enable ini diintegrasikan, maka terbentuklah
sebuah era baru dalam teknologi proses manufaktur. Era baru terbut dengan munculnya
pabrikpabrik cerdas (smart factories), yang memungkinkan suatu pabrik tetap dapat
memenuhi permintaan khusus dari pelanggan dengan tetap menjaga tingkat keuntungannya.
Dalam industri 4.0, proses bisnis dan teknik bergerak sangat dinamis sehingga
memungkinkan terjadinya perubahan proses sangat cepat, bahkan saat-saat akhir sebuah
proses produksi. Sistem ini juga memiliki kemampuan untuk merespon terjadinya gangguan
dan kegagalan secara fleksibel, misalnya gangguan akibat terlambatnya pasokan dari
supplier. Transparansi proses dari awal hingg akhir tersedia selama proses manufaktur,
sehingga dapat memfasilitasi proses pengambilan keputusan secara optimal. Industri 4.0
akan menghasilkan metode-metode baru untuk menciptakan nilai dan model bisnis baru.
Secara khusus keadaan ini akan menciptakan banyak usaha start-up dan usaha kecil dengan
kesempatan untuk mengembangkan dan menyediakan layanan di sisi hilir produksi
(Kagermann et al, 2013).

Tantangan dan Peluang Industri 4.0

Kemajuan teknologi memungkinkan terjanya penerapan otomatisasi diseluruh bidang.


Teknologi dan peralatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi secara
fundamental akan mengubah tatanan, pola hidup dan interaksi manusia (Tjandrawinata,
2016).Industri 4.0 sebagai fase perubahan revolusi teknologi yang mengubah cara beraktifitas
manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari pengalaman hidup
sebelumnya. Manusia bahkan akan hidup dalam ketidakpastian (uncertainty) global, oleh
karena itu manusia harus memiliki kemampuan untuk memprediksi masa depan yang berubah

2022 Digital Ekonomi


5 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
sangat cepat. Tiap negara harus merespon perubahan tersebut secara terintegrasi dan
komprehensif. Respon tersebut dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan politik
global, mulai dari sektor publik, swasta, akademisi, militer, hingga masyarakat sipil sehingga
tantangan industri 4.0 dapat dikelola menjadi peluang.

Beberapa pakar dan industriawan mengidentifikasikan tantangan industri 4.0 sebagai berikut:
1) masalah keamanan teknologi informasi; 2) keandalan dan stabilitas peralatan, utilitas, dan
mesin produksi; 3) kurangnya keterampilan yang memadai; 4) keengganan untuk berubah
oleh para pemangku kepentingan; dan 5) hilangnya banyak pekerjaan karena berubah
menjadi otomatisasi (Sung, 2017).Untuk lebih jelas dan lebih spesifik, Hecklau et al (2016)
menjelaskan tantangan industri 4.0 sebagai berikut.

Tabel 3.1 Tantangan Industri 4.0

2022 Digital Ekonomi


6 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
2022 Digital Ekonomi
7 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Irianto (2017) menyederhanakan tantangan industri 4.0 yaitu; (1) kesiapan industri; (2) tenaga
kerja terpercaya; (3) kemudahan pengaturan sosial budaya; dan (4) diversifikasi dan
penciptaan lapangan kerja dan peluang industri 4.0 yaitu; (1) inovasi ekosistem; (2) basis
industri yang kompetitif; (3) investasi pada teknologi; dan (4) integrasi Usaha Kecil Menengah
(UKM) dan kewirausahaan.Pemetaan tantangan dan peluang industri 4.0 untuk mencegah
berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat, salah satunya adalah permasalahan
pengangguran. Work Employment and Social Outlook Trend 2017 memprediksi jumlah orang
yang menganggur secara global pada 2018 diperkirakan akan mencapai angka 204 juta jiwa
dengan kenaikan tambahan 2,7 juta. Hampir sama dengan kondisi yang dialami negara barat,
Indonesia juga diprediksi mengalami hal yang sama. Pengangguran juga masih menjadi
tantangan bahkan cenderung menjadi ancaman. Tingkat pengangguran terbuka Indonesia
pada Februari 2017 sebesar 5,33% atau 7,01 juta jiwa dari total 131,55 juta orang angkatan
kerja (BPS, 2017). Data BPS 2017 juga menunjukkan, jumlah pengangguran sumber daya
manusia dari lulusan pendidikan yang diterapkan di Indonesia yaitu Vokasi tingkat menengah
menduduki peringkat teratas yaitu sebesar 9,27%. Selanjutnya adalah lulusan Sekolah
Menengah Atas (SMA) sebesar 7,03%, Vokasi tingkat Diploma III (D3) sebesar 6,35%, dan
universitas 4,98%. Diidentifikasi, penyebab tingginya kontribusi pendidikan vokasi terhadap
jumlah pengangguran di Indonesia salah satunya disebabkan oleh rendahnya keahlian
khusus dan soft skill yang dimiliki.

2022 Digital Ekonomi


8 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Permasalahan pengangguran dan daya saing sumber daya manusia menjadi tantangan yang
nyata bagi Indonesia. Tantangan yang dihadapi Indonesia juga ditambah oleh tuntutan
perusahaan dan industri. Bank Dunia (2017) melansir bahwa pasar kerja membutuhkan multi-
skills lulusan yang ditempa oleh satuan dan sistem pendidikan, baik pendidikan menengah
maupun pendidikan tinggi. Indonesia juga diprediksi akan mengalami bonus demografi pada
tahun 2030-2040, yaitu penduduk dengan usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan
penduduk non produktif. Jumlah penduduk usia produktif diperkirakan mencapai 64% dari
total penduduk Indonesia yang diperkirakan mencapai 297 juta jiwa. Oleh sebab itu,
banyaknya penduduk dengan usia produktif harus diikuti oleh peningkatan kualitas, baik dari
sisi pendidikan, keterampilan, dan kemampuan bersaing di pasar tenaga kerja.

Tantangan dan peluang industri 4.0 mendorong inovasi dan kreasi dibidang industri.
Pemerintah perlu meninjau relevansi antara inovasi dan kreasi industri dan pekerjaan untuk
merespon perubahan, tantangan, dan peluang era industri 4.0 dengan tetap memperhatikan
aspek kemanusiaan (humanities). Untuk menghadapi permasalahan yang ditimbulkan
dengan penerapan industri 4.0 adalah mencetak sumber daya manusia yang handal dan siap
menghadapi tantangan di era industri 4.0. Dengan itu pemangku kepentingan harus
meningkatkan kualitas pendidikan yang lulusannya harus siap kerja diberbagai bidang untuk
menghadapi tantangan era industri 4.0.

Salah satunya yaitu menggenjot pendidikan vokasi yang kualitas lulusannya memahami,
paham, dan mahir apabila teknologi pendukung industri 4.0 diterapkan dalam pekerjaannya.
Agar pendidikan vokasi dapat menjawab tantangan industri 4.0, maka agar lebih terarah,
pendidikan vokasi harus melibatkan institusi atau pemangku kepentingan yang
menyelegarakan pendidikan vokasi, sebagai contoh Sekolah Sandi Negara yang merupakan
pendidikan kedinasan yang dikhususkan lulusannya sebagai ahli sandi dan siber untuk
kepentingan negara lulusannya harus menghadapi tantangan industri 4.0 untuk cyber physical
systems (CPS) yang diperuntukan untuk operasional institusi negara akan menerapkan
industri 4.0.

Menjawab tantangan industri 4.0 tersebut, Bukit (2014) menjelaskan bahwa pendidikan vokasi
sebagai pendidikan yang berbeda dari jenis pendidikan lainnya harus memiliki karakteristik
sebagai berikut; 1) berorientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja; 2) justifikasi khusus
pada kebutuhan nyata di lapangan; 3) fokus kurikulum pada aspek-aspek psikomotorik,
afektif, dan kognitif; 4) tolok ukur keberhasilan tidak hanya terbatas di sekolah; 5) kepekaan
terhadap perkembangan dunia kerja; 6) memerlukan sarana dan prasarana yang memadai;
dan 7) adanya dukungan masyarakat.

2022 Digital Ekonomi


9 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Brown, Kirpal, dan Rauner (2007) menambahkan bahwa pelatihan vokasi dan akuisisi
keterampilan sangat mempengaruhi pengembangan identitas seseorang terkait dengan
pekerjaan. Selanjutnya, Lomovtseva (2014), Edmond dan Oluiyi (2014) menjelaskan
pendidikan vokasi merupakan tempat menempa kematangan dan keterampilan seseorang
sehingga tidak bisa hanya dibebankan kepada suatu kelompok melainkan menjadi tanggung
jawab bersama.

Pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi memiliki tujuan yang sama yaitu pengembangan
pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan pembentukan kompetensi seseorang. Hal ini
telah dijelaskan oleh “Bapak Pendidikan vokasi Dunia” Prosser dan Quigley (1952),
menyatakan bahwa pendidikan vokasi menjadi bagian dari total pengalaman individu untuk
belajar dengan sukses agar dapat melakukan pekerjaan yang menguntungkan. Pendidikan
vokasi juga diarahkan untuk meningkatkan kemandirian individu dalam berwirausaha sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki (Kennedy, 2011). Penyiapan beberapa kompetensi harus
dilakukan karena pendidikan vokasi merupakan pendidikan menengah atau pendidikan tinggi
yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu (Sudira,
2012) dan menyiapkan lulusannya yang mampu dan mau bekerja sesuai dengan bidang
keahliannya (Usman, 2016; Yahya, 2015).

Pendidikan vokasi diselenggarakan pada suatu lembaga berupa institusi bidang pendidikan
baik sekunder, pos sekunder perguruan tinggi teknik yang dikendalikan pemerintah atau
masyarakat industri (Kuswana, 2013). Pendidikan vokasi difokuskan pada penyediaan tenaga
kerja terampil pada berbagai sektor seperti perindustiran, pertanian dan teknologi untuk
meningkatkan pembangunan ekonomi (Afwan, 2013).

Berdasarkan asumsi-asumsi yang ada, pendidikan vokasi merupakan jenis pendidikan yang
unik karena bertujuan untuk mengembangkan pemahaman, sikap dan kebiasaan kerja yang
berguna bagi individu sehingga dapat memenuhi kebutuhan sosial, politik, dan ekonomi
sesuai dengan ciri yang dimiliki. Pendidikan dan pelatihan vokasi merupakan pendekatan
pendidikan yang menekankan pada kebutuhan industri sehingga peningkatan dan
pengembangan individu dapat dilakukan di industri (Zaib dan Harun, 2014). Berdasar teori
yang ada, pendidikan vokasi berpeluang untuk menjawab tantangan industri 4.0. Tantangan
tersebut harus dijawab dengan cepat dan tepat agar tidak berkontribusi terhadap peningkatan
pengangguran. Pemerintah berupaya merespon tantangan industri 4.0, ancaman
pengangguran, dan bonus demografi dengan fokus meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui pendidikan vokasi di tahun 2018. Pemerintah melalui kebijakan lintas

2022 Digital Ekonomi


10 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
kementerian dan lembaga mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakan
pemerintah adalah revitalisasi pendidikan vokasi Indonesia. Dukungan dari pemerintah harus
mencakup, 1) sistem pembelajaran, 2) satuan pendidikan, 3) peserta didik, dan 4) pendidik
dan tenaga kependidikan juga dibutuhkan.

Revitalisasi sistem pembelajaran meliputi, 1) kurikulum dan pendidikan karakter, 2) bahan


pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, 3) kewirausahaan, 4)
penyelarasan, dan 5) evaluasi. Satuan pendidikan meliputi, 1) unit sekolah baru dan ruang
kelas baru, 2) ruang belajar lainnya, 3) rehabilitasi ruang kelas, 4) asrama siswa dan guru, 5)
peralatan, dan 6) manajemen dan kultur sekolah. Elemen peserta didik meliputi, 1) pemberian
beasiswa dan 2) pengembangan bakat minat. Elemen pendidik dan tenaga kependidikan
meliputi, 1) penyediaan, 2) distribusi, 3) kualifikasi, 4) sertifikasi, 5) pelatihan, 6) karir dan
kesejahteraan, dan 7) penghargaan dan perlindungan. Penguatan empat elemen yang ada
dalam sistem pendidikan membutuhkan gerakan kebaruan untuk merespon era industri 4.0.
Salah satu gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah adalah gerakan literasi baru sebagai
penguat bahkan menggeser gerakan literasi lama.

Gerakan literasi baru yang dimaksudkan terfokus pada tiga literasi utama yaitu, 1) literasi
digital, 2) literasi teknologi, dan 3) literasi manusia (Aoun, 2017). Tiga keterampilan ini
diprediksi menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan di masa depan atau di era industri
4.0. Literasi digital diarahkan pada tujuan peningkatan kemampuan membaca, menganalisis,
dan menggunakan informasi di dunia digital (Big Data), literasi teknologi bertujuan untuk
memberikan pemahaman pada cara kerja mesin dan aplikasi teknologi, dan literasi manusia
diarahkan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi dan penguasaan ilmu desain (Aoun,
2017). Literasi baru yang diberikan diharapkan menciptakan lulusan yang kompetitif dengan
menyempurnakan gerakan literasi lama yang hanya fokus pada peningkatan kemampuan
membaca, menulis, dan matematika. Adaptasi gerakan literasi baru dapat diintegrasi dengan
melakukan penyesuaian kurikulum dan sistem pembelajaran sebagai respon terhadap era
industri 4.0. Respon pembelajaran yang perlu dikembangkan untuk Vokasi adalah
pembelajaran abad 21.

2022 Digital Ekonomi


11 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar 3.3 Pembelajaran Abad 21

Trillling dan Fadel (2009), berpendapat pembelajaran abad 21 berorientasi pada gaya hidup
digital, alat berpikir, penelitian pembelajaran dan cara kerja pengetahuan (lihat Gambar 3.3).
Tiga dari empat orientasi pembelajaran abad 21 sangat dekat dengan pendidikan vokasi yaitu
cara kerja pengetahuan, penguatan alat berpikir, dan gaya hidup digital. Cara kerja
pengetahuan merupakan kemampuan berkolaborasi dalam tim dengan lokasi yang berbeda
dan dengan alat yang berbeda, penguatan alat berpikir merupakan kemampuan
menggunakan teknologi, alat digital, dan layanan, dan gaya hidup digital merupakan
kemampuan untuk menggunakan dan menyesuaikan dengan era digital (Trilling dan Fadel,
2009).Forum ekonomi dunia melansir, struktur keterampilan abad 21 akanmengalami
perubahan. Pada tahun 2015, struktur keterampilan sebagai berikut:
1) pemecahan masalah yang kompleks;
2) kerjasama dengan orang lain;
3) manajemen orang;
4) berpikir kritis;
5) negosiasi;
6) kontrol kualitas;
7) orientasi layanan;
8) penilaian dan pengambilan keputusan;

2022 Digital Ekonomi


12 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
9) mendengarkan secara aktif; dan
10); kreativitas.

Pada tahun 2020 struktur kerja berubah menjadi:


1) pemecahan masalah yang kompleks;
2) berpikir kritis;
3) kreativitas;
4) manajemen orang;
5) kerjasama dengan orang lain
6) kecerdasan emosional;
7) penilaian dan pengambilan keputusan;
8) orientasi layanan;
9) negosiasi; dan
10) fleksibilitas kognitif (Irianto, 2017).

Seluruh bentuk kecakapan dan keterampilan di abad 21 dan era industri 4.0 yang dibutuhkan
harus diintegrasikan ke dalam elemen pendidikan vokasi. Mulai dari sistem pembelajaran,
satuan pendidikan, peserta didik, hingga ke pendidik dan tenaga kependidikan.

Konsep Utama dan Komponen Industri 4.0

Baru beberapa tahun terakhir Industri 4.0 menarik perhatian besar dari beberapa perusahaan
manufakturing dan sistem pelayanan serta beberapa perusahaan lainnya ini tidak terlalu
penting, yang paling penting yaitu pengertian dari Industri 4.0. Industri 4.0 terdiri atas integrasi
dari fasilitas produksi, rantai pasok, dan sistem pelayanan untuk meningkat jaringan
penambahan nilai. Ini memunculkan beberapa teknologi seperti big data analytics,
autonomous (adaptive) robots, cyber physical infrastructure, simulation, horizontal and vertical
Integration, Industrial Internet, cloud systems, additive manufacturing, dan augmented reality
sangat diperlukan untuk perubahan. Titik terpenting adalah tersebarnya penggunaan dari
Industrial Internet dan hubungan alternatif dalam jaringan kerja yang tersebar. Konsekuensi
dari pengembangan dalam Industrial Internet, dalam kata lainnya yaitu Industrial Internet of
Things (IIoT), sistem pendistribusian, seperti wireless sensor networks, cloud systems,
embedded systems, autonomous robots dan additive manufacturing harus saling terhubung
satu sama lainnya. Selain itu, additive robots dan cyber physical systems untuk melengkapi
integrasi, lingkungan berbasis komputer akan didukung oleh simulasi dan 3D visualisasi dan
pencetakan. Semuanya, sistem keseluruhan melibatkan analisis data dan beberapa macam

2022 Digital Ekonomi


13 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
peralatan yang terkoordinasi pada pembuat keputusan real time dan otonomi pada
manufakturing dan proses pelayanan(Ustundag, 2017).

Sementara itu membangun kerangka kerja, sensor jaringan, peralatan pemprosesan real
time, dasar aturan, dan kelengkapan autonomous adalah antar penetrasi serta yang lainya
untuk pengumpulan real time dari manufakturing dan data sistem pelayanan. Dalam pemesan
pada usulan kerangka kerja yang mana alamat di dalam studi ini, bagian ini memberikan
informasi yang lengkap tentang teknologi pendukung dan prinsip perancangan perlu digaris
bawahi untukimplementasi industri 4.0 dengan kasus real time dan contohnya. Setelah itu
kerangka kerja yang diusulkan diperkenalkan pada prinsip perancangan dan teknologi
pendukung pada kontek sistem operasional termasuk smart product (produk pintar) dan smart
processes (prose pintar) (Ustundag, 2017).

Gambar 3.4 Komponen Smart Industry

2022 Digital Ekonomi


14 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Teknologi Pendukung Industri 4.0

Untuk keberhasilan suatu sistem beradaptasi pada Industri 4.0, tiga fitur akan dimasukan
didalamnya yaitu: (1) integrasi horizontal via rantai nilai, (2) integrasi vertikal dan nettworking
dari manufakturing atau sistem pelayanan, dan (3) antar rekayasa dari rantai nilai secara
keseluruhan (Wang et al, 2016). Integrasi vertikal membutuhkan kecerdasan silang yang
terkait dan digitalisasi unit bisnis dalam tingkatan hirarki organisasi yang berbeda. Oleh karena
itu, integrasi vertikal membolehkan transformasi pada pabrik pintar memproduksi produknya
secara fleksibel (berubah-rubah) untuk melayani banyak pelanggan dengan ukuran lot kecil
dengan tingkat keuntungan yang tinggi.

Industri 4.0 merupakan perpaduan atau integrasi dari beberapa teknologi yang sedang
berkembang saat ini. Terdapat 9 (sembilan) teknologi utama yang menjadi pilar penopang
dari kerangka konsep Industri 4.0 ( Rubmann et al, 2015 ) yaitu: 1) Internet of Things; 2) Cyber
Security (Keamanan Dunia Maya); 3) Cloud; 4) Additive Manufacturing; 5) Augmented realty;
6) Big Data and Analytics; 7) Autonomous Robots; 8) Simulation; dan 9) Integrasi Sistem, baik
secara horizotal maupun vertikal; Beberapa nama teknologi mungkin sudah akrab ditelinga,
namun ada juga yang belum. Karena itu akan diterangkan masing-masing teknologi tersebut
diatas.

1. Internet of Things (IoT)


Saat ini, belum banyak sektor produsen yang memproduksi mesin dan sensor untuk industri
yang menghasilkan sensor serta mesin yang mampu terkoneksi dengan jaringan dan
menggunakan komponen embedded computing. Namun dengan IoT, akan semakin banyak
sensor dan mesin yang dilengkapi kemampuan untuk terhubung ke jaringan internet. Selain
produk sensor dan mesin, bahan setengah jadi yang sedang dalam proses produksi dapat
ditempel atau ditanam dengan kemampuan komputasi. Menanamkan teknologi Radio-
Frequency Idebtification (RFID) pada sebuah mesin, sensor maupun produk dapat membuat
komponen-konponen tersebut “saling berkomunikasi”, dan juga dengan kendali proses
produksi didekatnya.

2022 Digital Ekonomi


15 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar 3.5 Teknologi Pendukung Utama Industri 4.0

Contoh aplikasi teknologi ini dapat dilihat pada fasilitas produksi perusahaan Bosch Rexroth,
Jerman yang melengkapi proses produksinya dengan teknologi RadioFrequency Identification
(RFID). Dengan teknologi ini, apabila sebuah komponen datang ke sebuah mesin, maka
mesin tersebut akan mengetahui proses apa saja yang harus dilakukan terhadap komponen
tersebut. Penerapan Industrial Internet of Things (IIoT) dalam proses manufaktur merupakan
langkah awal dalam mewujudkan sebuah pabrik pintar (smart factory), seperti yang
disyaratkan dalam kerangka industri 4.0.

Gambar 3.6 Integrated supply chain with RFID di Savi Technologies, a division of Lockheed

2022 Digital Ekonomi


16 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar 3.7 Proses Scanning RFID Pada Sebuah Produk

2. Cyber Security
Dengan digunakannya internet sebagai sarana komunikasi antara produk dengan proses, dan
juga komunikasi antara satu sistem dengan sistem lainnya, maka faktor-faktor keamanan
terhadap data juga harus diperkuat. Dengan meningkatnya konektivitas dan penggunaan
protokol komunikasi standar yang akan berlaku pada kerangka kerja Industri 4.0, maka
kebutuhan untuk perlindungan atas sistem industri dan proses manufaktur yang kritis juga
akan semakin meningkat. Untuk masa depan, kebutuhan akan sebuah sistem komunikasi
antar proses dan produk yang aman dan handal akan menjadi sebuah kebutuhan yang sangat
mendasar bagi sebuah industri.

Untuk antisipasi dalam ranah teknologi cyber security ini, beberapa perusahaan IT dan
manufaktur telah mengadakan kerjasama pengembangan. Cisco Systems sebagai salah
produsen hardware dan software jaringan IT, mengadakan kerjasama dengan Rockwell
Automation dan beberapa pihak lain untuk mengembangkan beberapa standar komunikasi
data untuk industri serta beberapa hardware pendukungnya ( Cisco System, 2018).

2022 Digital Ekonomi


17 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar 3.8 Contoh Kerangka Kerja Cyber Security Services

3. Cloud
Teknologi Cloud (Awan) merupakan salah satu teknologi informasi berbasis internet yang
menyediakan sumber daya pemrosesan komputer dan data bersama untuk kepentingan
informasi atau komputer serta perangkat lain sesuai permintaan. Ini adalah model untuk
memungkinkan sebuah proses komputasi dapat dilakukan dimana saja dan sesuai
permintaan (sebagai contoh: jaringan komputer, server, penyimpanan data, aplikasi dan
layanan). Dengan menggunakan teknologi cloud perusahaan yang tidak memiliki kemampuan
mengelola data dengan baik, tetap dapat memaksimalkan penggunaan data atau informasi
yang dimilikinya untuk mengoptimalkan tujuan bisnisnya, namun dengan upaya menajemen
data yang minimal. Teknologi cloud memberikan layanan bagi perusahaan dan atau pribadi
untuk menyimpan serta mengolah data mereka, baik milik pribadi, perusahaan ataupun data
pihak ketiga, yang secara fisik terpisah sangat jauh lokasinya.

2022 Digital Ekonomi


18 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar 3.9 Teknologi Cloud
Dengan kemampuan penyimpanan yang tak terbatas, para pengguna cloud akan dapat
mengolah semakin banyak informasi. Hal ini akan meningkatkan kebutuhan bagi perusahaan
untuk membuat informasi tersebut dapat diakses dan ditindaklanjuti. Industri 4.0 memerlukan
lalulintas data dan informasi besar, aman dan handal. Karena itu, perusahaan yang akan
mengaplikasikan konsep Industri 4.0 tidak mungkin dapat menangani kebutuhan pengolahan
datanya sendiri. Untuk perusahaan yang tidak mempunyai basis teknologi informasi yang
kuat, teknologi cloud merupakan salah satu solusi yang masuk akal. Kolaborasi merupakan
langkah terbaik anatar entitas usaha yang akan muncul dimasa mendatang, dalam
penyediaan data dan sumber daya komputasi bersama.

Untuk penyedia layanan teknologi cloud , ada beberapa perusahaan yang aktif dalam bisnis
tersebut diantaranya Oracle Corporation, dan General Electric (GE). Salah perusahaan
pengguna platform cloud Oracle, mengatakan teknologi cloud merupakan cara aman bagi

2022 Digital Ekonomi


19 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
perusahaan untuk menyimpan, mengolah dan menganalisis data dari perangkat industri
mereka. Dengan menggunakan platform cloud mereka mampu ‘mengoptimalkan proses
bisnisnya, memungkinkan rantai pasokan yang lebih efisien, dan menyediakan sistem
pemeliharaan yang preditif, bahkan preventif’ (Paige, 2017).

Penelitian yang dilakukan Oracle menemukan fakta bahwa 60% dari perusahaan bisnis di
Amarika Serikat memiliki infrastruktur IT yang kaku, yang justru menahan mereka untuk
melakukan inovasi lebih lanjut. Data yang sama juga menyatakan bahwa proses inovasi
terhambat karena pendekatan yang salah pada sistem cloud perusahaan tersebut.
Kesimpulanya walaupun perusahaan atau seseorang sudah memiliki kemampuan dibidang
IT (Teknologi Cloud) namun mereka belum tentu memiliki pengalaman dan wawasan dalam
memandang permasalahan yang terjadi di perusahaannya secara terpadu.

Kesalahan yang sering terjadi yaitu: pengembangan sistem IT hanya bersifat lokal dan
temporer (bersifat ad hoc) dan ada indikasi bahwa entitas bisnis menolak bekerja sama untuk
menerapkan standar yang diberlakukan di seluruh perusahaan ke lingkungan cloud, padahal
standar ini sangat diperlukan pada penyusunan infrastruktur, platform dan aplikasi perangkat
lunak (Oracle Corporation, 2016).Berdasarkan pengamatan, keadaan ini juga banyak terjadi
pada sebagian besar perusahaan di Indonesia. Ketidakmauan untuk membuka standar
perusahaan kepada konsultan ataupun IT solution provider menjadi kendala utama kenapa
banyak sistem IT di perusahaan tersebut gagal ataupun tidak optimal dalam penngunaannya.
Selain masih banyak yang belum percaya akan kemampuan teknologi IT dalam membantu
meningkatkan efisien, produktivitas, serta kinerja perusahaan.Sekarang ini, beberapa
perusahaan sudah menggunakan teknologi cloud pada proses bisnisnya. Namun dengan
adanya Industri 4.0, kebutuhan untuk berbagi data akan semakin meningkat serta bersifat
lintas lokasi dan lintas perusahaan. Pada saat yang sama, kinerja dari teknologi cloud juga
semakin meningkatkan kecepatan, keamanan, serta kehandalannya. Akibatnya akan adanya
peningkatan penggunaan cloud untuk menyimpan dan mengolah data dari proses produksi
(dari mesin, sensor, komponen, serta produk).

4. Additive Manufacturing
Teknologi additive manufacturing merupakan proses yang digunakan untuk memebangun
sebuah obyek berdimensi tiga secara berlapis, dimana proses pembentukannya dimulai dari
lapisan terbawah dan berturut-turut lapisan demi lapisan diatasnya. Bentuk benda yang dapat
dibuat menggunakan teknologi ini mencakup hampir semua model geometri, sejauh model
datanya dapat dibentuk menggunakan perangkat lunak desain 3D. Untuk segi bentuk,
teknologi ini mampu memproduksi sebuah benda yang sangat rumit bentuknya, bahkan

2022 Digital Ekonomi


20 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
mustahil dikerjakan dengan teknologi konvensional saat ini. Teknologi ini memungkinkan
sebuah benda diproduksi dari tempat yang jauh. Seorang pengguna dapat mengunduh file
desain 3 dimensi dari cloud dan kemudian mencetaknya menggunakan printer 3D. Teknologi
ini ditambah dengan internet, memungkinkan proses produksi dapat dilakukan dimana saja,
sejauh tersedia koneksi internet dan printer 3D. Dimasa depan, bengkel-bengkel tidak perlu
memiliki mesin-mesin produksi berbagai macam. Cukup mempunyai sebuah printer 3D dan
persediaan material yang sesuai serta koneksi internet. Sebuah pertanya muncul yaitu apakah
keahlian atau keterampilan tangan manusia dalam memproduksi sebuah produk akan
hilang?. Kemungkinan besar tidak akan langsung menghilang, namun sedikit demi sedikit
berkurang hingga disatu titik muncul keahlian baru yang menggabungkan keahlian tangan
dengan kemampuan mesin dalam mencetak produk. Sekali lagi, dalam teknologi digital ini,
ukuran dimensi produk bukan lagi menjadi masalah.

Gambar 3.10 Bentuk Obyek 3D Yang Mampu Dibentuk Menggunakan Teknologi


Additive Manufacturing dan Contoh Printer 3D

Kemudahan yang diberikan teknologi additive manufacturing dalam proses produksi inilah
yang akan mendorong proses implementasi Industri 4.0 semakin terlaksana.

5. Augemented Reality
Ada beberapa definisi mengenai augmented reality atau realitas tertambah, atau kadang
dikenal dengan singkatan bahasa Inggrisnya AR. AR merupakan teknologi yang
menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah
lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu
nyata (real time) (commoncraft.com, 2008). Selain itu berdasarkan Oxford Dictionaries,

2022 Digital Ekonomi


21 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Teknologi augmented reality (AR) merupakan sebuah teknologi yang menggabungkan citra
bentukan komputer dengan dunia nyata disekitarnya; biasanya dilakukan menggunakan
sebuah alat pandang yang dipasang dimata (virtual google).

Gambar 3.11 Augmented Reality di Manufaktur


Saat ini teknologi augmented reality masih dalam tahap permulaan, namun dimasa depan,
perusahaan dapat memanfaatkan teknologi ini sebagai pengganti buku manual yang mungkin
sangat rumit dipahami oleh seorang pekerja. Dengan menggunakan teknologi AR ini, pekerja
akan dapat diberikan informasi secara real time tentang langkah-langkah yang harus
dikerjakan, sehingga akan meningkatkan proses pengambilan keputusan dan prosedur kerja.
Dengan teknologi ini, proses belajar akan semakin menarik dan cepat dipahami.

Gambar 3.12 Augmented Reality di Animasi


Selain untuk membantu pekerjaan di tempat proses produksi, teknologi AR ini juga banyak
dikembangkan untuk dunia pendidikan. Pemahaman tentang terjadinya proses erupsi gunung
berapi misalnya, dapat mudah dipahami oleh siswa tingkat SD dengan hanya menggunakan

2022 Digital Ekonomi


22 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
AR google dan model 3D gunung berapi didepannya. Ilustrasi tentang naiknya lava ke puncak
gunung dan keluarnya lava tersaji di layar google dengan latar belakang model gunung apa
saja yang ada. Aplikasi lainnya adalah game. Tentu kita masih ingat akan dengan permainan
“Pokemon Go” yang sempat booming lima tahun lalu. Aplikasi game tersebut merupakan
salah satu aplikasi yang menggabungkan teknologi telekomunikasi bergerak, internet,
augmented reality serta big data. Semua teknologi tersebut secara apik tersaji dalam sebuah
aplikasi untuk sebuah gadget. Teknologi AR diprediksi akan merevolusi cara manusia belajar
dan berlatih. Dengan tersediannya koneksi internet dan cloud, maka data dapat diakses
darimana saja dan disajikan di google AR atau sistem AR lain yang dimiliki. Beberapa nama
besar di dunia digital seperti Google, Microsoft dan Apple sudah mengeluarkan beberapa
produknya saat ini, namun aplikasinya masih terbatas. Beberapa perusahaan otomotif juga
mengembangkan teknologi ini untuk proses reparasi produk-produknya.

Gambar 3.13 Google Glass dari Google

6. Big Data dan Analitik


Teknologi big data and Analytic ini mrupakan teknologi yang berkaitan dengan proses analisis
terhadap sejumlah data yang sangat besar. Sebenarnya teknologi ini muncul sudah lama di
dunia komputasi data, namun baru muncul belakangan ini di dunia manufaktur. Kebutuhan
analisis data yang sangat banyak mulai muncul ketika proses produksi membutuhkan
informasi yang sangat banyak dari proses mesin dan produk yang sedang dibuat. Singkat
kata, konsep smart factory tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya kemampuan mengolah
data dalam jumlah sangat banyak. Kemampuan mengolah big data akan mengoptimalkan
kualitas produksi, menghemat energi dan meningkatkan layanan peralatan. Dalam konteks
Industri 4.0, proses pengumpulan dan evaluasi komprehensif terhadap data dari berbagai
peralatan, material dan sistem produksi, bahkan sistem hubungan perusahaan-konsumen
akan menjadi standar dalam mendukung proses pengambilan keputusan yang real-time.

2022 Digital Ekonomi


23 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar 3.14 Pusat Data Facebook di Swedia

Sebagai contoh, perusahaan manufaktur infineon, berhasil menurunkan rasio kegagalan


produk dengan cara menghubungkan data yang diperoleh pada saat tahap uji produk ditahap
akhir produksi dengan data yang dikumpulkan selama proses produksi sebelumnya. Dengan
cara ini, infineon dapat mengidentifikasi pola-pola yang membatu melepaskan chip rusak pada
awal proses produksi dan meningkatkan kualitas produksi. Dimasa depan, para
matematikawan, fisikawan, dan insinyur IT akan makin bekerja sama untuk mengatasi
masalah-masalah yang sekarang belum terlihat. Karena semakin banyak data, maka waktu
pengolahan juga semakin meningkat, kemungkinan terjadi kesalahan pun juga meningkat.
Masih banyak celah yang terbuka untuk mengembangkan berbagai teori dan aplikasi dibidang
big data ini.

7. Autonomous Robot
Robot telah digunakan di banyak industri terutama untuk mengatasi tugas kompleks. Namun
teknologi robotik terus berkembang untuk makin meningkatkan utilitasnya. Sistem robot
menjadi lebih otonom, fleksibel, dan mampu bekerjasama. Robot mampu berinteraksi dengan
sesamanya dan bekerja-sama dengan manusia dengan aman dan memiliki kemampuan
belajar dari manusia. Seiring dengan waktu, biaya implementasi sistem robotik akan makin

2022 Digital Ekonomi


24 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
murah dengan kemampuan yang makin meningkat dibandingkan dengan kemampuannya
sekarang. Beberapa perusahaan pembuat robot sudah mengeluarkan robot yang mampu
bekerja-sama. Contohnya KUKA produsen robot dari Eropa, menawarkan robot otonom yang
mampu berinteraksi satu sama lainnya. Robot ini saling berhubungan sehingga mereka dapat
bekerja-sama dan secara otomatis menyesuaikan tindakan mereka agar sesuai dengan
produk yang belum selesai di lini produksi. Sistem sensor mutahir dan unit kendali
memungkinkan kerjasama yang aman dengan manusia. Tidak mau kalah dengan KUKA
rekannya di Jerman, pemasok robot-industri ABB meluncurkan robot YuMI. Robot ini
merupakan robot dengan dua lengan yang dirancang khusus untuk merakit produk (seperti
elektronik) bersama manusia. Material kedua lengan robot yang lunak serta adanya sistem
komputer visi memungkinkan robot ini aman berinteraksi dengan manusia.

Gambar 3.15 Interaksi antara robot YuMi dengan Manusia

8. Simulation
Simulasi dalam bidang teknik produksi dapat diartikan sebagai sebuah teknologi yang mampu
menampilkan dan meniru berbagai sifat dari sebuah produk atau proses kedalam layar
komputer. Pada tahapan perancangan sebuah produk, simulasi 3D dari produk, material dan
proses yang akan dilakukan sudah disimulasikan terlebih dahulu agar hasil yang diperoleh
pada saat implementasi lebih optimal. Namun dimasa depan, simulasi juga akan
diimplementasikan secara global di tahapan proses produksi. Simulasi pada tahap ini akan

2022 Digital Ekonomi


25 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
menggunakan data real-time dari lantai produksi dan kemudian ditampilkan secara virtual
kepada pengguna. Data yang mapu ditampilakan tidak hanya bentuk dan posisi material saja,
namun juga status dan posisi mesin dan manusia. Simulasi ini akan membantu seorang
operator untuk menguji dan mengoptimalkan pengaturan mesin dilingkungan virtual sebelum
diimplementasikan kedalam sistem nyatanya. Hal ini tentu akan mengurangi waktu setup
mesin dan meningkatkan kualitas produk.

Gambar 3.16 Simulasi Interaksi dari Hand Guide KUKA


LBR iiwa 14r820 dengan 6D Virtuose (KUKA) Di Jerman, KUKA, Siemens dan beberapa
perusahaan permesinan lainya, mengembangkan sebuah mesin vitual yang mampu
mensimulasikan proses permesinan dari sebuah produk dengan menggunakan data real-time
dari mesin fisiknya. Proses simulasi ini ternyata berhasil menurunkan waktu setup untuk
proses permesinan yang sebenarnya sebesar 80%.

9. Integrasi Sistem
Yang dimaksud dengan integrasi sistem disini yaitu integrasi sistem IT disebuah perusahaan
manufaktur. Saat ini, sebagian besar sistem IT tidak terintegrasi sepenuhnya. Perusahaan,
pemasok, dan pelanggan jarang terhubung erat. Bahkan banyak ditemui di sebuah
perusahaan, sistem IT antara departemen seperti departemen pemasaran dan pejualan,
engineering, produksi dan perencanaan produksi (PPIC) tidak terhubung satu sama lain
sistem IT-nya. Masing-masing fungsi berjalan sendiri-sendiri dan tidak mampu

2022 Digital Ekonomi


26 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
mengoptimalkan kemampuan sistem IT yang ada. Jika fungsi-fungsi horizontal antar
departemen saja tidak dapat tercapai, maka fungsi dari perusahaan ketingkat lantai produksi
dapat dipastikan juga tidak akan terintegrasi sepenuhnya. Selain itu jangankan fungsi antar
departemen, bahkan di departemen produksipun sering tidak mampu mengintegrasikan
proses-proses di dalamnya, dari produk ke proses produksi ke proses otomasi. Namun
dengan adanya konsep Industri 4.0. Integrasi sistem IT di dalam perusahaan, termasuk tiap-
tiap departemen, fungsi dan kemampuannya akan jauh lebih menyatu. Jika Integrasi data
antar-perusahaan, akan berkembang sebuah jaringan data universal yang memungkinkan
terciptanya rantai nilai yang benar-benar otomatis.

Gambar 3.17 Konsep Integrasi Sistem Logistik (DHL)

Contoh terciptanya integrasi sistem IT yaitu diluncurkanya platform kolaborasi desain untuk
industri dirgantara/penerbangan dan pertahanan Eropa yang disebut AirDesign. AirDesign
merupakan hasil kolaborasi dari Dassault Systemes dan BoostAeroSpace, yang berfungsi
sebagai ruang kerja bersama untuk melakukan desain dan kolaborasi manufaktur dan
tersedia layanan pada sistem cloud pribadi. Platform AirDesign ini mampu bertugas mengatur
pertukaran data produk dan produksi yang sangat kompleks di antara para mitra yang
memanfaatkan AirDesign ini.

2022 Digital Ekonomi


27 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Di masa depan, cikal bakal integrasi sistem IT seperti AirDesign ini akan semakin banyak
dilakukan. Hal ini akan mengarah pada pembentukan sebuah standar yang akan berlaku
secara universal dan global.

Gambar 3.21 Konsep Integrasi AirDesign (Dassault Systemes)

Referensi
1. Bartodziej Christoph Jan, 2017. The Concept Industry 4.0, An Empirical Analysis of
Technologies and Applications in Production Logistics. Springer Gabler, Germany
2. Baur, C. and Wee, D., 2015. Manufacturing's Next Act?. McKinsey & Company.
3. Commiddion of europen Communities ,2009. Internet of Things-an Action Plan for
Europe: Communication from the Commssion to the Eroupe Parliement, the Council,
the Eroupean Economic and Social Commitee and the Committee of the Regions.
Offece for Official Publications of the European Communities
4. DHL, 2013. Big data In Logsitics, A DHL Perspective on How to Move Beyond The
Hype. DHL Customer Solution & Innovation.
5. Dilchrist, Alasdair, 2016. Industry 4.0L The Industrial Internet of Things. Apress
6. Hermann, M., Pentek, T., and Otto, B., 2016. Design Principles for Industrie 4.0
Scenarios. Presented at the 49th Hawaiian International Conference on Systems
Science.
7. Irianto, D., 2017. Industry 4.0; The Challenges of Tomorrow. Disampaikan pada
Seminar Nasional Teknik Industri, Batu-Malang.
8. Jones Erick C., and Chung Christopher A., 2011. RFID and Auto ID in Planning and
Logistics A Practical Guide for Military UID Applications. CRC Press is an imprint of
Taylor & Francis Group, an Informa business.

2022 Digital Ekonomi


28 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
9. Kagermann, H., Wahlster, W., and Helbig, J., 2013. Recommendations for
Implementing the Strategic Initiative Industrie 4.0. Industrie 4.0 Working Group,
Germany.
10. Kohler, D, and Weisz, J.D., 2016. Industry 4.0: the challenges of the transforming
manufacturing. Germany: BPIFrance.
11. Lee, J., Lapira, E., Bagheri, B., Kao, H., 2013. Recent Advances and Trends in
Predictive Manufacturing Systems in Big Data Environment. Manuf. Lett. 1 (1), 38–41.
12. Liffler, M., and Tschiesner, A., 2013. The Internet of Things and the Future of
Manufacturing. McKinsey & Company.
13. Oracle, 2016. Cloud: Opening Up The Road to Industry 4.0. Project Report.
14. Oxford Dictionaries, Augmented Reality
15. Paige, 2017. Why Cloud Computing is Crucial for Industry 4.0. Edgy Labs.
16. Pascual, Diego Galar, Daponte, Pasquale, and Kumar, Uday, 2020. Handbook of
Industry 4.0 and Smart Systems. CRC Press, Taylor & Francis Group.
17. Plinta Dariusz, 2026. Advanced Industrial Engineering. i Bielsko-Biała.elsko-Bia
18. Sadiyoko, Ali, 2017. Industry 4.0, Ancaman, Tantangan, atau Kesempatan? Sebuah
Introspeksi Menyambut Kemajuan Teknologi saat ini. Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Katolik Parahyangan.
19. Smart2Zero, 2016. Augmented Reality Visualises Complex Production Processes,
[Online]. Available: http://www. smart2zero. com/news/augmented –reality – visualises
– complex – production - processes
20. Sung, T.K., 2017. Industri 4.0: a Korea perspective. Technological Forecasting and
Social Change Journal, 1-6.
21. Swedberg C., 2014. RFID Improves Efficiency and Transparency at Rehau’s Bumper
Factory. RFID Journal.
22. Symantec, 2018. Smarter Security for Manufacturing In The Industry 4.0 Era.
Whitepaper
23. Tjandrawina, R.R., 2016. Industri 4.0: Revolusi industri abad ini dan pengaruhnya pada
bidang kesehatan dan bioteknologi. Jurnal Medicinus, Vol 29, Nomor 1, Edisi April.
24. Ustundag Alp, and Cevikcan Emre, 2018. Industry 4.0: Managing The Digital
Transformation. ©Springer International Publishing Switzerland.
25. Wang S., Wan J., Zhang D., Li D., Zhang C., 2016. Towards smart factory for Industry
4.0: a self organized multi-agent system with big data based feedback and
coordination. Comput Netw 000:1.

2022 Digital Ekonomi


29 Tim Dosen DE
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Modul 5
(e) Digital Economy

Materi: Ekosistem ekonomi digital


(Infrastruktur TI, IT Skills dan
meningkatnya populasi digital)
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

5
Fakultas Ekonomi dan S1 Manajemen 02410003 Team Teaching Mata Kuliah Digital
Bisnis Ekonomi

Abstract Kompetensi
Materi perkuliahan ke-5 Digital Mahasiswa mampu mengerti,
Economy, menjelaskan secara detil memahami dan menjelaskan tentang
tentang: konsep Infrastruktur TI, IT Skills,
Konsep Ekosistem Ekonomi Digital dan Hal-hal yang mendasari adanya
yang dijabarkan dengan beberapa peningkatan populasi digital.
sub bab, antara lain: Infrastruktur
TI, IT Skilss, dan meningkatnya
populasi digital)
A. INFRASTRUKTUR TI

1. Pengertian
Infrastruktur TI menurut Kenned Th C Laudon dan Janne P Laudon (2012:34), adalah
terdiri dari sekumpulan perangkat keras dan aplikasi perangkat lunak yang diperlukan
untuk menjalankan suatu perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan menurut M. Raplh
Stair dan George W. Reynolds (2010:45), Infrastruktur TI adalah suatu kumpulan
komponen teknologi yang terdiri atas software, hardware, database, sumber daya
manusia, telekomunikasi dan prosedur”.
Infrastruktur Teknologi Informasi juga didefinisikan sebagai sumber daya teknologi
bersama yang menyediakan platform untuk aplikasi sistem informasi perusahaan yang
terperinci. Infrastruktur TI, meliputi; investasi dalam perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), dan layanan (service). Layanan ini, misalnya; konsultasi,
pendidikan, dan pelatihan, yang terbagi di seluruh perusahaan atau tersebar di seluruh
unit bisnis dalam perusahaan, (lihat Gambar 7.1). Layanan dari suatu perusahaan harus
mampu memberikan layanan kepada pelanggan, persediaan, dan karyawannya, itu
dikarenakan adanya sebuah fungsi langsung dari infrastruktur teknologi informasi.
Umumnya infrastruktur ini harus didukung perusahaan. Strategi sistem informasi,
teknologi informasi yang baru mempunyai kekuatan yang dapat mempengaruhi bisnis, dan
strategi teknologi informasi, maupun layanan yang diberikan kepada pelanggan.

Gambar 7.1. The relationship between companies, Information Technology


infrastructure, and business capabilities

‘20 (e) Digital Economy


2 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
2. Layanan pada Infrastruktur TI
Beberapa layanan yang disediakan melalui infrastruktur TI, adalah sebagai berikut:
a) Menghitung platform yang digunakan untuk menyediakan layanan komputasi
yang menghubungkan karyawan, pelanggan dan pemasok ke dalam lingkungan
digital yang terkoordinasi.
b) Jasa telekomunikasi menyediakan konektivitas data, suara dan video kepada
karyawan, pelanggan dan pemasok.
c) Layanan manajemen data menyimpan dan mengelola data korporat serta
memberikan kapabilitas untuk menganalisis data.
d) Layanan manajemen fasilitas fisik yang mengembangkan dan mengelola
instalasi fisik yang diperlukan untuk komputasi, telekomunikasi dan layanan
manajemen data.
e) Layanan manajemen IT yang merencanakan dan mengembangkan infrastruktur,
mengkoordinasikan berbagai layanan dan unit bisnis, manajemen akuntansi,
dan menyediakan manajemen layanan proyek.

3. Evolusi Infrastruktur TI
Infrastruktur TI dalam organisasi saat ini merupakan hasil dari evolusi lebih dari 50
tahun dalam platform komputasi. Ada lima tahap dalam evolusi, masing-masing mewakili
konfigurasi daya komputasi yang berbeda dan elemen infrastruktur (lihat Gambar 7.2).
Kelima era itu adalah mainframe dan minicomputer computing, personal computer, client/
server networks, enterprise computing, dan cloud and mobile computing. Berikut ini
pemaparannya:
1) Era Mainframe Umum dan Komputer Mini (1959-sekarang)
Pengenalan dari IBM 1401 dan 7090 yang dilengkapi dengan mesin transistor pada
1959 menandai permulaan dari penggunaan komersial yang meluas dari
computer mainframe. Era mainframe merupakan suatu periode komputasi yang sangat
terpusat dibawah kendali dari pemrograman professional dan operator sistem (biasanya
dalam pusat data korporat), dengan sebagian besar elemen dari infrastruktur disediakan oleh
pemasok tunggal, pabrikan dari perangkat keras dan perangkat lunak.

2) Era Komputer Pribadi (1981-sekarang)


Meskipun computer pribadi yang sesungguhnya muncul 1970, mesin-mesin tersebut hanya
didistribusikan secara terbatas diantara para penggemar komputer. Keberadaan dari PC IBM
pada 1981 mulai dianggap sebagai permulaan dari era PC, karena mesin ini adalah mesin
pertama yang digunakan perusahaan-perusahaan di AS.

‘20 (e) Digital Economy


3 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar 7.2 Evolution of Information Technology Infrastructure

‘20 (e) Digital Economy


4 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
3) Era Klien/Server (1983-sekarang)

Figure 7.3 Client/Server Era

Pada komputasi klien/server, desktop maupun laptop yang disebut klien terhubung
dengan sebuah komputer server prima yang menyediakan berbagai layanan dan kemampuan
bagi computer klien yang memungkinkan organisasi bisnis untuk mendistribusikan
pekerjaanya melalui rangkaian mesin yang lebih kecil dan hemat biaya, ketimbang
menggunakan sistem mainframe yang terpusat.

4) Era Komputasi Perusahaan (1992-sekarang)


Pada awal 1990-an, banyak perusahaan beralih ke perangkat standard aplikasi dan
jaringan yang memungkinkan mereka untuk mengintegrasikan jaringan dan aplikasi yang
terpisah di dalam perusahaannya ke dalam infrastruktur yang terdapat dalam perusahaannya,
dengan semakin berkembangnya internet sebagai area komunikasi yang terpercaya sejak
tahun 1995, organisasi bisnis mulai serius dalam menggunakan Transmission Control
Protocol/Internet Protocol (TCP/IP), untuk menggabungkan jaringan-jaringan mereka yang
terpisah.

5) Era Komputasi Cloud dan Mobile (2000-sekarang)


Pertumbuhan kapasitas bandwith internet telah mendorong model konfigurasi klien-
server lebih maju, menuju apa yang disebut “Model Clud Computing”. Cloud
Computing mengacu komputasi yang menyediakan akses ke dalam sumber daya komputasi
yang terintegrasi dan boleh dibagikan (computer, perangkat penyimpanan, aplikasi, dan
layanan) melalui sebuah jaringan yang biasanya adalah internet.

‘20 (e) Digital Economy


5 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
4. Komponen Infrastruktur TI
Infrastruktur TI saat ini terdiri dari tujuh komponen utama, yakni:

1) Platforms Hardware Komputer


Perusahaan A.S. telah menghabiskan sekitar $ 109 miliar pada tahun 2010 untuk
perangkat keras komputer. Ini Komponennya, meliputi; mesin klien (PC desktop, perangkat
komputasi mobile) seperti netbook dan laptop tapi tidak termasuk iPhone atau BlackBerry)
dan mesin server.

2) Perencanaan Sistem Operasi


Pada tahun 2010, Microsoft Windows terdiri dari sekitar 75 persen operasi server pasar
sistem, dengan 25 persen server perusahaan menggunakan beberapa bentuk sistem operasi
Unix atau Linux, yang murah dan open source yang relatif kuat dari Unix. Microsoft Windows
Server mampu menyediakan seluruh sistem operasi perusahaan dan layanan jaringan, dan
menarik bagi organisasi yang mencari Infrastruktur TI berbasis Windows (IDC, 2010).

3) Aplikasi Perangkat Lunak Enterprise


Selain perangkat lunak untuk aplikasi yang digunakan oleh kelompok atau unit bisnis
tertentu, perusahaan di A.S. telah menghabiskan sekitar $ 165 miliar pada tahun 2010 untuk
perangkat lunak kepada perusahaan aplikasi yang diperlakukan sebagai komponen
infrastruktur TI. Penyedia perangkat lunak aplikasi enterprise terbesar adalah SAP dan Oracle
(yang mengakuisisi PeopleSoft).

Figure 7.4 Infrastructure Components

‘20 (e) Digital Economy


6 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
4) Pengelolaan Data Dan Penyimpanan
Perangkat lunak manajemen basis data perusahaan bertanggung jawab untuk
mengatur dan mengelola data perusahaan, sehingga bisa diakses dan digunakan secara
efisien.

5) Platforms Jaringan/Telekomunikasi
Perusahaan di A.S. menghabiskan $ 100 miliar per tahun untuk jaringan dan
telekomunikasi perangkat keras dan sejumlah besar $ 700 miliar untuk layanan jaringan
(terutama terdiri dari biaya telekomunikasi dan telepon perusahaan untuk jalur suara dan
Akses internet).

6) Platforms Internet
Platform internet tumpang tindih dengan dan harus berhubungan dengan jaringan
umum infrastruktur perusahaan dan platform perangkat keras serta perangkat lunak.
Perusahaan di A.S. menghabiskan diperkirakan $ 40 miliar per tahun untuk infrastruktur yang
terkait dengan Internet. Ini tujuannya adalah untuk perangkat keras, perangkat lunak, dan
layanan manajemen untuk mendukung sebuah situs web perusahaan, termasuk layanan web
hosting, router, dan peralatan kabel atau nirkabel. Sebuah layanan web hosting memelihara
sebuah server Web besar, atau serangkaian server, dan menyediakan langganan berbayar
dengan ruang untuk memelihara situs web mereka.

7) Konsultasi dan Layanan Integrasi Sistem


Saat ini, bahkan perusahaan besar pun tidak memiliki staf, keterampilan, anggaran,
atau pengalaman yang diperlukan untuk menerapkan dan memelihara keseluruhan
infrastruktur TI-nya. Menerapkan infrastruktur baru perubahan signifikan dalam proses bisnis
dan prosedur, pelatihan dan pendidikan serta integrasi perangkat lunak.

B. IT SKILLS

1. Keterampilan Teknologi Fungsional dan Profesional


Terlepas dari pembatasan moneter, organisasi menghabiskan sebagian besar
anggaran mereka untuk pengadaan dan pengelolaan teknologi. Namun, produktivitas tidak
hanya seharusnya karena menggunakan teknologi tetapi juga terakreditasi dengan cara
mengintegrasikan inovasi tersebut dalam pengaturan organisasi, penyediaan keterampilan
fungsional teknologi yang dibutuhkan dan penilaian keterampilan yang diperoleh.

‘20 (e) Digital Economy


7 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Keterampilan teknologi fungsional mewakili sekelompok keterampilan yang identik
atau terpadu yang menandakan pekerjaan praktis utama yang menunjuk profesi. Perlu dicatat
bahwa keterampilan juga dilihat dari perspektif profesional dan pribadi. Dengan demikian,
diasumsikan bahwa teknologi dapat digunakan untuk tujuan pribadi maupun profesional.
Model kompetensi secara operasional mendefinisikan keterampilan fungsional dan
profesional teknologi sebagai teknologi informasi dan komunikasi, teknologi bantu, teknologi
informasi perusahaan, jaminan informasi dan keamanan, sistem manajemen konten, media
sosial, teknologi kolaboratif dan dinamis.
Keterampilan fungsional dan profesional teknologi memainkan peran penting dalam
produktivitas organisasi yang sukses (Ravari et al. (2012). Gera dan Gu (2004) menyatakan
bahwa penyediaan keterampilan teknologi memastikan peningkatan kinerja. Selain itu,
teknologi dianggap sebagai tantangan bagi kinerja organisasi tetapi sangat penting untuk
keunggulan kompetitif. Sayangnya, organisasi mengambil sedikit minat dalam
pengembangan keterampilan pekerja dan dengan demikian hasilnya adalah kinerja yang
buruk. Munculnya inovasi teknologi dan kemudian proliferasi yang cepat adalah pendorong
utama yang meningkatkan permintaan informasi pengguna. Karena itu para profesional
dituntut untuk memperoleh keterampilan teknologi yang dibutuhkan yang memastikan kinerja
yang optimal.

2. Program Orientasi Keterampilan oleh IT Training Institutes


IT Training Institutes di India menawarkan berbagai kurikulum kursus untuk siswa,
profesional dan kelas bisnis. Program utama yang ditawarkan oleh Industri Pendidikan TI
dalam kaitannya dengan lembaga pendidikan non-formal adalah:
a) Keterampilan Perangkat Keras dan Jaringan – Lembaga terkemuka seperti yang
dibahas di atas memfokuskan kursus mereka terutama menjaga siswa dan profesional
komputer diperbarui dengan teknologi terbaru dengan sertifikasi yang diakui. Lembaga
seperti IIHT, NIIT, CMC, Webel, Aptech, Brainware memiliki ikatan dengan RedHat,
CISCO, Microsoft yang merupakan penyedia solusi dalam teknologi jaringan.
Lembaga-lembaga seperti St Xaviers 'Computer Centre, IIHT, MicroPro, Webel, Youth
Computer Centre, ZedCA, Technolab meningkatkan keterampilan perangkat keras
para profesional yang tertarik untuk mengetahui perakitan, instalasi dan pemecahan
masalah perangkat komputer. Ini membantu siswa untuk memilih karir sebagai
insinyur perangkat keras dan jaringan di sektor perusahaan.
b) Database Skills – Database Management System adalah bidang studi yang dinamis
di mana ada permintaan untuk administrator database ahli dalam pembuatan,
pemeliharaan dan keamanan informasi yang disimpan dalam sistem. Ada berbagai
produk seperti Oracle, MS Access, Sybase dan Visual FoxPro, yang menyediakan

‘20 (e) Digital Economy


8 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
solusi database. Lembaga, yang menawarkan pelatihan dalam produk-produk ini,
adalah NIIT, Aptech, SQL Star International, CMC, Webel, Youth Computer Centre,
dan InfoUniv. Pelatihan ini membantu siswa untuk memberikan solusi di sektor
perbankan, asuransi, transportasi dan tele-komunikasi di mana ada sejumlah besar
data dan informasi yang akan diproses secara efisien.
c) Keterampilan Multimedia – Industri Animasi telah memperluas cakrawala di luar
ranah film kartun dan dengan berani membuat kehadirannya terasa di bidang yang
beragam seperti Gaming, Simulasi Arsitektur, Periklanan, Desain Web, Penerbitan
Desktop dan sebagainya. Peluang bagi siswa yang memilih kursus multimedia adalah
menjadi desainer grafis, pengembang halaman web, penulis konten, dan editor film.
Lembaga yang menawarkan jenis kursus seperti itu adalah ZedCA, Arena Multimedia,
Compucom, Webel. Para siswa mendapatkan dan membuat karir yang cerah dalam
multimedia dan animasi di mana ada persyaratan besar untuk tenaga kerja terampil.
d) Keterampilan Akuntansi Keuangan Terkomputerisasi – Di era yang kompetitif ini,
akuntan bekerja secara strategis dengan tim eksekutif dan manajemen dengan
memberikan saran keuangan ahli tentang dampak keputusan manajemen, kepatuhan
dan tata kelola dan penyebaran sistem, sumber daya dan proses di seluruh
perusahaan. Dengan meningkatnya jumlah lembaga keuangan India dan
Multinasional seperti ING Vysya, ICICI Prudential, Bharti Axa, HDFC Bank, Axis Bank,
Religare, India Bulls, Reliance Money memasuki pasar, dunia keuangan yang
bergerak cepat membutuhkan semakin banyak akun dan profesional keuangan yang
berprestasi. Seorang siswa dapat melamar manajer di rekening dan keuangan atau
manajer komersial atau backoffice eksekutif atau asisten audit tergantung pada
kompetensinya di lembaga keuangan. Lembaga terkenal yang menawarkan kursus
tentang Akuntansi Keuangan terkomputerisasi adalah Institute of Computer
Accountants, Tally Academy, Webel, St. Xaviers 'Computer Centre.
e) Soft Skills – Dengan potensi besar pekerjaan di Industri TI, lembaga terkenal seperti
Arena Multimedia, Institute of Computer Accountants, NIIT, Brainware, CMC
mempekerjakan eksekutif penempatan untuk pelatihan yang tepat dari siswa,
pengembangan keterampilan dan memenuhi persyaratan dunia usaha. Webel telah
memulai dua sekolah finishing di Bengal untuk merawat Kepribadian dan Bahasa
Inggris Lisan dari siswa yang melek komputer dan memelihara mereka sesuai
persyaratan industri.

‘20 (e) Digital Economy


9 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
3. Bentuk Pemanfaatan TI di Bidang Industri
Teknologi Informasi saat ini sangat dibutuhkan di berbagai sektor indutri sampai sektor
pelayanan di pemerintahan, berikut bentuk - bentuk pemanfaatan TI di bidang indutri, antara
lain:
a) Alat TI dalam Bisnis Ritel
Lingkungan ritel saat ini sangat kompetitif. Tekanan kompetitif memaksa pengecer
untuk merancang strategi untuk meningkatkan nilai produk dan layanan mereka sambil
mengurangi biaya, menetapkan tujuan bisnis baru untuk mengejar ketinggalan,
mengikuti atau tetap berada di depan persaingan. Alat TI, yang terlibat dalam
manajemen ritel terorganisir, dibahas di bawah ini:
i) Bar Coding: Inovasi baru dalam sensor barcode dan scanner sangat hemat
biaya, user-friendly dan memiliki fitur multi-faceted. Beberapa contoh perangkat
barcoding adalah teknologi CLV 405 dan Smart Label Technology.
ii) RFID: Radio Frequency Identification Device (RFID) Adalah teknologi
pengumpulan data yang menggunakan tag elektronik untuk menyimpan informasi
identifikasi dan perangkat nirkabel yang dikenal sebagai pembaca untuk
menangkap dan transit data. Organisasi besar yang menggunakan teknologi ini
adalah Gillette, Proctor &Gamble, Prada. Mereka melampirkan tag ke produk
mereka. Beberapa gerai ritel terkenal seperti Wal-Mart, Benetton, Esquel, Zara
Sears dan Target telah memasang teknologi RFID untuk jaminan kualitas,
manajemen stok, dan logistik terbalik.
iii) E-tailing: Hal ini dapat digambarkan sebagai transaksi yang dilakukan melalui
jaringan elektronik di mana pembeli dan penjual tidak berada di lokasi fisik yang
sama misalnya transaksi plastik melalui Internet.
iv) POS: Point of Sale (POS) adalah lokasi fisik di mana barang dijual kepada
pelanggan. Terminal perangkat lunak POS adalah pengganti komputer untuk
mesin kasir yang memiliki fungsi seperti melacak pesanan pelanggan, memproses
kartu kredit, dan mengelola inventaris.
v) Category Management: Ini adalah model di mana pengecer memilih jumlah
varian yang ditawarkan di setiap kategori dan konsumen yang membeli berbagai
produk dan layanan membuat pilihan antara toko dan alternatif luar eksogen
berdasarkan utilitas yang berasal dari keranjang belanja mereka. SAP dianggap
sebagai salah satu penyedia solusi manajemen kategori praktik terbaik dengan
solusi yang dibuat khusus.
vi) EDI: Electronic Data Interchange (EDI) Adalah proses mengirim dan menerima
pesan elektronik dalam format standar antara mitra bisnis. Hal ini memungkinkan

‘20 (e) Digital Economy


10 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
pengecer untuk melakukan transaksi bisnis sehari-hari dengan mitra melalui
pertukaran komputer-ke-komputer otomatis dokumen bisnis.

b) TI dalam Bisnis Hiburan dan Animasi


Industri animasi telah terutama diklasifikasikan menjadi dua cara yaitu animasi 2D dan
animasi 3D.animasi 2D sebagian besar dibantu komputer dan meningkatkan
produktivitas seniman dengan enam kali lipat atau lebih. Animasi 3D melibatkan
banyak perangkat lunak komputer canggih dan kekuatan pemrosesan. Dari sudut
pandang komersial, industri animasi dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu
film dan serial TV. Industri ini telah tampil mengesankan sejak 1990-an ketika Disney
telah meluncurkan beberapa blockbuster seperti The Lion King, The Beauty dan The
Beast. Berbagai tahap produksi animasi termasuk konseptualisasi, pra-produksi,
produksi, pasca produksi dan pengembangan alat perangkat lunak untuk fitur animasi
generasi berikutnya. Di antara berbagai aplikasi interaktif dan inovatif di industri
hiburan, sistem e-Ticketing Wide Angle Entertainment (WAE) telah menjadi populer di
kalangan pecinta film. Hal ini memungkinkan pemirsa untuk melihat alokasi kursi
mereka dan sudut pandang menuju layar teater. Beberapa teknologi terbaru, yang
mendukung industri hiburan untuk menjangkau massa, adalah Radio Internet (juga
dikenal sebagai e-Radio), IPTV (Internet Protocol Television) dan TV Seluler di mana
film ditangkap dan ditransmisikan di telepon seluler.

c) TI dalam Customer Relationship Management (CRM)


Teknologi CRM pada dasarnya memerlukan TI yang dirancang untuk mengelola
hubungan pelanggan. Ini termasuk aplikasi front-office yang mendukung penjualan,
pemasaran, layanan, penyimpanan data dan aplikasi back office yang membantu
dalam integrasi dan analisis data. Sekarang sehari-hari, bank melayani pelanggan
mereka menggunakan beberapa saluran pengiriman, yang meliputi Automated Teller
Machine (ATM), Internet Banking, Phone Banking, Mobile Banking, Electronic Fund
Transfer at Point of Sale (EFTPoS), Electronic Clearing System (ECS), Electronic
Fund Transfer (EFT), Smart Cards, EDI dan Kartu Debit / Kredit. Perangkat lunak
penambangan data memungkinkan pengguna untuk menganalisis database besar
untuk memecahkan masalah keputusan bisnis. Informasi yang dioperasikan oleh
proses penambangan data terkandung dalam database historis interaksi sebelumnya
dengan pelanggan dan fitur yang terkait dengan pelanggan seperti usia, preferensi,
dan alamat. Perangkat lunak penambangan data akan menggunakan informasi
historis ini untuk membangun model perilaku konsumen, yang memungkinkan untuk
memprediksi kemungkinan respons pelanggan terhadap produk baru. Marketing

‘20 (e) Digital Economy


11 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Customer Information File (MCIF) adalah data mart, yang dapat mengurangi rasa sakit
bank dengan memberikan laporan yang tersedia untuk pemasaran langsung dan
menyiapkan sistem CRM. Ini membantu dalam mencegah gesekan pelanggan. Dalam
beberapa tahun terakhir, teknologi CRM telah menjadi dapat diakses dan hemat biaya
bahkan untuk perusahaan yang sangat kecil karena solusi teknologi telah menjadi
kaya fitur dan harga telah turun. Berbagai opsi sekarang tersedia melalui aplikasi
berbasis web, yang tidak memerlukan pembelian atau instalasi perangkat lunak.
Berbagai sistem solusi eCRM ada dari sangat sederhana hingga kompleks. Sistem
eCRM sederhana dapat berupa penggunaan spreadsheet atau perangkat lunak
manajemen kontak untuk melacak interaksi pelanggan. Sistem solusi eCRM yang
paling efektif dan berteknologi tinggi adalah paket ERP dengan penyesuaian minimal
dan perusahaan yang menerapkan paket ERP mungkin harus mengarahkan kembali
proses bisnisnya agar sesuai dengan kebutuhan mereka. Industri Asuransi telah
mengadopsi lingkungan cerdas bisnis berdasarkan teknologi seperti pergudangan
data, pemrosesan analitik online (OLAP) dan penambangan data untuk melayani basis
pelanggannya.

d) Aplikasi E-Governance
E-Governance adalah penyampaian layanan pemerintah, skema, kebijakan, prosedur
dan informasi kepada publik dengan menggunakan sarana elektronik dan TI, terutama
melalui Internet dan situs web. Kehadiran e-governance dapat dirasakan dalam
perekonomian dunia sejak tahun 1999 ketika pemerintah Inggris telah membentuk e-
envoy dan kemudian digantikan oleh unit e-government pada tahun 2004. Lembaga
pembangunan seperti Bank Dunia telah memprakarsai sekretariat manajemen
pengetahuan (KM) dan menyampaikan metodologi penilaian pengetahuan (KAM).
Salah satu pencapaian terbesar e-governance adalah pengenalan teknologi informasi
dan komunikasi yang dikenal sebagai TIK dalam dekade terakhir. Portal eSeva
(www.esevaonline.com) yang didirikan oleh Pemerintah Andhra Pradesh, India
membantu orang untuk melakukan transaksi resmi seperti pembayaran tagihan listrik,
pendaftaran dan penerbitan akta kelahiran dan kematian dan SIM, pengadaan formulir
dan perintah pemerintah dan informasi lain yang berkaitan dengan departemen dan
kementerian pemerintah. Pemerintah Karnataka, India telah meluncurkan sebuah
proyek bernama "Bhoomi" dengan bantuan perangkat lunak yang dikembangkan oleh
National Informatics Centre (NIC) untuk komputerisasi semua catatan tanah pedesaan
berbasis kertas. ITC Ltd. bekerja sama dengan Pemerintah India telah meluncurkan
e-Choupal, aplikasi berbasis web yang dimaksudkan terutama bagi para petani untuk
memberikan informasi yang relevan dan real-time tentang harga pasar, teknik

‘20 (e) Digital Economy


12 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
manajemen pertanian ilmiah, berita, informasi logistik, saluran pemasaran untuk hasil
pertanian dan kondisi cuaca global. TIK dalam pemerintahan membantu
pembangunan pedesaan dan semi-perkotaan dengan memberikan informasi pasar,
memberdayakan masyarakat pedesaan, melatih dan mengembangkan bagian yang
lebih lemah dan akhirnya menghasilkan lapangan kerja. Anna University, Coimbatore
(India) telah memimpin dalam mengotomatisasi sistem manajemen ujian. Prosesnya
melibatkan aplikasi ujian online, pembayaran dan verifikasi biaya, entri kehadiran dan
persetujuan bertingkat (www.blonnet.com). ICT telah mempromosikan efisiensi,
akuntabilitas dan transparansi dalam layanan pemerintah. Ini telah memungkinkan
warga untuk membayar tagihan utilitas, pengadaan barang dan jasa dan untuk
memperoleh informasi intra pemerintah. Proyek Gyandoot adalah terobosan dalam e-
governance, yang telah berhasil diimplementasikan sebagai proyek percontohan di
antara penduduk suku Distrik Dhar di Madhya Pradesh (India). Di tengah semua
perkembangan ini, Indeks Kesiapan Akses Pengetahuan Bank Dunia menunjukkan
bahwa India berada di posisi ke-99 di antara 128 negara yang berpartisipasi di pasar
e-governance. Strategi berikut dapat dipertimbangkan untuk menyuntikkan dan
mempromosikan e-governance dalam skenario India:
i) Lebih baik untuk selang anggaran departemen daripada merekrut staf yang
tidak diinginkan.
ii) Upaya dapat dilakukan untuk melembagakan proyek daripada individualisasi.
iii) Cadangan yang cukup untuk melanjutkan proyek bahkan setelah individu
pergi.
iv) e-Government harus mengantisipasi teknologi yang akan datang dan
menanggapinya dengan cepat.
Area di mana e-governance telah diterapkan secara efektif di India adalah KM,
Internet, Geographical Information System (GIS), penggunaan Kartu Pintar,
Pemeriksaan Digital dan Sistem Perpustakaan dan Tele-medicine. Berbagai
departemen yang memberikan layanan e-governance adalah Pengaduan Publik,
Layanan Pedesaan, Informasi Publik, Pertanian, Penagihan Utilitas, Perdagangan,
Pendidikan dan sebagainya. Bengal Barat telah dinobatkan sebagai "e-Governed
State" terbaik di Timur untuk tahun 2006 oleh DATAQUEST untuk memperjuangkan
penyebab e-Governance di India.

C. POPULASI DIGITAL

Digitalisasi — dan Internet — telah mengubah bisnis dan masyarakat dalam 15 tahun
terakhir. Populasi yang terhubung ke Internet di dunia telah tumbuh dari nol pada dasarnya

‘20 (e) Digital Economy


13 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
pada tahun 1995 menjadi 2 miliar hari ini. Internet dan digitalisasi telah mengubah banyak
industri, termasuk ritel, media, dan produk hiburan. Jutaan orang menghabiskan berjam-jam
setiap hari mengakses dan membuat informasi secara online.
Teknologi digital baru yang diaktifkan telah memfasilitasi penerapan yang lebih luas
dari banyak strategi bisnis yang sebelumnya lebih menarik perhatian para ahli teori ekonomi
daripada praktisi bisnis. Praktik-praktik tersebut termasuk lelang, diskriminasi harga, dan
bundling produk. Meskipun mereka telah digunakan selama berabad-abad, mereka lebih
mudah digunakan dalam konteks digital. Perangkat lunak yang beroperasi pada platform telah
meningkatkan peran persaingan platform dan efek jaringan. Internet juga telah menyediakan
panggung bagi banyak fenomena yang akan sulit bagi para ekonom - atau yang lain - untuk
membayangkan beberapa dekade yang lalu: berbagi materi digital skala besar di situs-situs
seperti YouTube, Facebook, dan Wikipedia. Perangkat lunak sumber terbuka mencerminkan
perilaku terkait. Seiring dengan banyak peluang baru, Internet juga membawa beberapa
ancaman baru. Ini termasuk ancaman terhadap bisnis, seperti pembajakan dan keamanan
perangkat yang terhubung, serta ancaman terhadap individu, seperti masalah privasi.

1. Pengguna Internet dan Populasi Digital


Pengguna internet adalah mereka yang menggunakan Internet dari kondisi apapun.
Internet didefinisikan sebagai jaringan komputer publik di seluruh dunia yang menyediakan
akses ke sejumlah layanan komunikasi termasuk World Wide Web dan membawa email,
berita, hiburan dan file data. Akses internet mungkin melalui komputer, ponsel berkemampuan
Internet, TV digital, mesin game, dll. Lokasi penggunaan dapat merujuk ke lokasi mana pun,
termasuk pekerjaan.
Dari pengertian di atas, kumpulan dari pengguna internet dinamakan populasi digital.
Bentuknya dapat berupa kumpulan dari individu maupun dari individu tersebut membuat suatu
komunitas/kelompok.

2. Komunitas Virtual
Komunitas virtual adalah sekelompok orang di dunia maya yang memiliki minat yang
sama. Anggota dari komunitas ini secara bebas saling bertukar pikiran, pandangan, dan
informasi melalui berbagai medium seperti email, chatting, mailing list, atau bulletin boards.
Secara intens dan kontinyu sekelompok orang ini mendiskusikan berbagai hal dan topik
tertentu mulai dari yang bersifat non formal (misalnya masalah hobby, kegemaran, makanan,
dan lain sebagainya) hingga yang bersifat formal (misalnya masalah politik, sosial, agama,
dan lain sebagainya). Berbeda dengan di dunia nyata dimana untuk dapat bertemu
sekumpulan orang harus membuat janji terlebih dahulu untuk menentukan waktu dan

‘20 (e) Digital Economy


14 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
tempatnya, di dunia maya setiap orang dapat “bertemu” dengan orang lain bilamana saja dan
darimana saja.

3. Fenomena Pertumbuhan Populasi Digital


Hampir setengah miliar pengguna media sosial baru. 1,3 miliar tahun dihabiskan untuk
menggunakan internet. Triliunan dolar dihabiskan untuk e-commerce. Fenomena ini dapat
dilihat melalui pertumbuhan populasi digital dari sosial media. Teknologi yang terhubung
menjadi bagian yang lebih penting dari kehidupan masyarakat selama setahun terakhir,
dengan media sosial, e-commerce, konten streaming, dan video game semuanya melihat
pertumbuhan yang signifikan dalam 12 bulan terakhir. COVID-19 juga memperkenalkan
serangkaian tantangan dan peluang baru, sehingga digital pada tahun 2021 akan menjadi apa
pun kecuali 'bisnis seperti biasa'. Di sini kita akan membahas melalui dua perspektif, yang
pertama adalah “pengguna sosial media” dan “jumlah pengguna internet”.
Merujuk pada laporan statistik dan tren untuk 'State of Digital' global pada Januari 2021:
a) Populasi: populasi dunia mencapai 7,83 miliar pada awal 2021. PBB melaporkan
bahwa angka ini saat ini tumbuh sebesar 1 persen per tahun, yang berarti bahwa total
global telah meningkat lebih dari 80 juta orang sejak awal 2020.
b) Mobile: 5,22 miliar orang menggunakan ponsel hari ini, setara dengan 66,6 persen
dari total populasi dunia. Pengguna ponsel unik telah tumbuh sebesar 1,8 persen (93
juta) sejak Januari 2020, sementara jumlah total koneksi seluler telah meningkat
sebesar 72 juta (0,9 persen) untuk mencapai total 8,02 miliar pada awal 2021.
c) Internet: 4,66 miliar orang di seluruh dunia menggunakan internet pada Januari 2021,
naik 316 juta (7,3 persen) sejak saat ini tahun lalu. Penetrasi internet global sekarang
mencapai 59,5 persen.
d) Media sosial: sekarang ada 4,20 miliar pengguna media sosial di seluruh dunia.
Angka ini telah tumbuh sebesar 490 juta selama 12 bulan terakhir, memberikan
pertumbuhan tahun-ke-tahun lebih dari 13 persen. Jumlah pengguna media sosial
sekarang setara dengan lebih dari 53 persen dari total populasi dunia.

‘20 (e) Digital Economy


15 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar 7.5 Global Digital Growth

Pertumbuhan masivnya populasi digital juga erat sekali dengan pandemi COVID-19 yang
mengakibatkan penggunaan internet semakin menjadi kebutuhan pokok, berikut ini hasil dari
penelitian yang mendongkrak pertumbuhan pengguna internet pada saat pandemi:
a) Flexible Working: Bagi banyak pekerja kerah putih di seluruh dunia, 2020 adalah
tahun bekerja dari rumah, atau "WFH" seperti yang menjadi umum dikenal. WFH
sepertinya akan tetap menjadi bagian yang diberlakukan dari kehidupan kerja banyak
orang untuk masa mendatang juga, dengan banyak negara masih dalam pergolakan
tingkat infeksi COVID-19 yang tinggi pada awal 2021. Selain itu, banyak orang dapat
memilih untuk melanjutkan praktik kerja yang lebih fleksibel bahkan setelah pandemi
berlalu, dan banyak pengusaha mungkin secara aktif mendorong fleksibilitas seperti
itu juga. Dinamika tempat kerja yang berkembang telah mengilhami banyak perubahan
dalam perilaku digital profesional dunia, dari munculnya konferensi video hingga
ketergantungan yang lebih besar pada perangkat lunak yang membantu tim mengelola
pekerja jarak jauh.
b) Connected Healthcare: Telemedicine sudah menjadi topik hangat dalam perawatan
kesehatan sebelum wabah COVID, tetapi krisis coronavirus 2020 telah mempercepat
kemajuan industri dengan cara yang sama seperti mempercepat perpindahan orang
ke belanja online. Dokter di seluruh dunia sekarang menawarkan konsultasi 'jarak
jauh', dengan banyak yang beralih ke platform konferensi video dan bahkan aplikasi
messenger untuk memberikan diagnosis dan saran untuk pasien mereka. Solusi digital
yang dirancang untuk membantu kesehatan dan kesejahteraan juga telah melihat
pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir, dan tren menunjukkan

‘20 (e) Digital Economy


16 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
bahwa ini akan terus menjadi salah satu bidang pertumbuhan terpanas pada tahun
2021 juga.
c) Digital Finance: Harga Bitcoin yang terus berfluktuasi terus menjadi berita utama
media di seluruh dunia, tetapi jelas bahwa 'DeFi' – keuangan terdesentralisasi – telah
mulai mendapatkan penerimaan yang lebih utama. Untuk konteks, sangat sulit untuk
mengubah perilaku keuangan orang, dengan aksioma industri populer yang
menyatakan bahwa orang lebih cenderung mengubah pasangan mereka daripada
mengubah bank mereka. Namun, data menunjukkan bahwa semakin banyak orang
sekarang beralih ke solusi keuangan 'alternatif', terutama untuk produk seperti
asuransi. Sementara itu, platform pembayaran seluler dan ewallet mengubah cara
orang membayar untuk sesuatu. Ini paling jelas terlihat secara online, dengan
Worldpay melaporkan bahwa ewallets menyumbang bagian terbesar dari pembelian
online di seluruh dunia pada tahun 2019, dengan pangsa hampir dua kali lebih banyak
dari kartu kredit. Tetapi dengan banyak pengecer dan pembeli memprioritaskan
metode pembayaran nirsentuh dalam beberapa bulan terakhir karena masalah
kesehatan terkait COVID-19, layanan pembayaran seluler seperti Apple Pay dan
Google Pay juga muncul ke depan dalam ritel fisik. Saya tidak meramalkan 'revolusi
semalam' dalam keuangan konsumen tahun ini, tetapi saya berharap untuk melihat
percepatan adopsi orang dan penggunaan lebih banyak produk dan layanan digital di
sektor jasa keuangan.
d) Online Education: Lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia menghadapi semacam
gangguan pada pendidikan mereka pada tahun 2020 karena COVID-19, sehingga kita
dapat mengharapkan peningkatan penekanan pada inovasi digital di dunia
pembelajaran selama beberapa bulan mendatang juga. Beberapa di antaranya akan
berhubungan dengan bagaimana pendidik individu menyampaikan materi mereka,
dengan inovasi dalam solusi 'kelas digital' kemungkinan akan berlanjut pada tahun
2021. Diharapkan untuk melihat beberapa perubahan penting dalam kebijakan
pemerintah juga, dengan anggota parlemen di seluruh dunia menangani imperatif
sosial dan peluang potensial yang terkait dengan peningkatan pembelajaran online.
Inovasi ini kemungkinan akan meluas ke dunia usaha juga, dengan pelatihan jarak
jauh dan 'upskilling' tetap menjadi salah satu topik terpanas bagi para profesional SDM
pada tahun 2021. Dan mengingat pentingnya pendidikan, kita mungkin berharap untuk
melihat raksasa digital seperti Google dan Facebook menjadi lebih aktif terlibat dalam
bidang ini juga, bahkan berpotensi berkolaborasi untuk memberikan dukungan yang
sangat dibutuhkan kepada pemerintah dan pendidik di seluruh dunia.
e) Portable Digital Identities: Dengan privasi digital sekali lagi menjadi berita utama
pada awal 2021 berkat kehebohan lain seputar syarat dan ketentuan platform, 2021

‘20 (e) Digital Economy


17 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
mungkin menjadi tahun ketika 'identitas digital portabel' mulai mendapatkan daya tarik
yang lebih utama. Orang-orang di mana-mana semakin sadar - dan khawatir tentang
- berapa banyak 'data' mereka yang mereka bagikan, apakah sadar atau tidak.
Akibatnya, platform dan penerbit mungkin mulai menerima solusi masuk
terdesentralisasi, seperti yang ditawarkan oleh Inrupt. Perusahaan internet besar
kemungkinan akan menolak solusi pihak ketiga ini karena konsekuensi keuangan
yang tak terelakkan, tetapi jika cukup banyak pengguna memilih privasi daripada
konten yang didukung iklan.

DAFTAR PUSTAKA

Pustaka utama:
1) Laudon, Kenneth C., and Jane P. Laudon, 2012. Management Information Systems:
Managing The Digital Firm, Global Edition, Person Education Limited, Kendallville-United
States of America.

Pendukung:
1) Sawhney, Mohan, dan Jeff Zabin. 2001. The Seven Steps to Nirvana – Strategic Insights
into eBusiness Transformation, New York: McGraw-Hill.
2) Simon Kemp. 2021. “DIGITAL 2021: GLOBAL OVERVIEW REPORT” Date Reportal.
3) Sumber lain yang relevan dengan RPS.

‘20 (e) Digital Economy


18 Tim Penyusun
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

(e)Digital Economy

Ekosistem Ekonomi Digital II (Internet


of things, Cloud Computing, Cyber)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 02410003 Team Teaching Mata Kuliah Digital
Ekonomi

Abstract Kompetensi
Pertemuan ini membahas tentang Setelah menyelesaikan pokok
tranformasi / perubahan yang terjadi bahasan ini mahasiswa mampu
dari ekonomi rill (tradisional) menjelaskan tentang ekosistem
menjadi ekonomi digital ekonomi digital khususnya pada :
IoT (Internet of Things), cloud
computing, cyber, e-commerce dan
e-fin.
Pendahuluan
Dalam modul sebelumnya anda telah belajar mengenai konsep revolusi industry 4.0. Dalam
revolusi industry 4.0 dikenal dengan istilah “cyber physical system” ini sendiri merupakan
sebuah fenomena dimana terjadinya kolaborasi antara teknologi siber dengan teknologi
otomatisasi. Revolusi industry 4.0 mengutamakan digital teknologi dimana hal ini merupakan
kombinasi dari informasi, komputasi, komunikasi, dan teknologi konektivitas (Das & Dey,
2021). Dalam revolusi industry 4.0 inilah yang merupakan kebangkitan dari ekonomi digital
dimana dalam semua sektor lebih mengutamakan pemanfaatan penggunaan mesin teknologi
dalam menjalankan operasionalnya dan konsep penerapannya pada otomatisasi.
Sehingga kalau dapat kita lihat secara seksama di seluruh dunia proses revolusi ini
melahirkan konsep digitalisasi pada industry, konsumsi, dan lingkungan sosial (Baes et al.,
2020):
Gambar 1 – Dampak Digitalisasi pada Industri, Konsumen, dan Masyarakat

Gambar diadas merupakan salah satu dampak dari revolusi industry 4.0 dimana
mempengaruhi keseluruhan sektor yaitu pada industry, konsumsi, dan sosial. Pada industry
digital dapat kita lihat terjadinya peningkatan produktivitas yang tentunya ini dikarenakan
melibatkan penggunaan teknologi yang cukup besar pada manufaktur, kemudian tentunya
akan menimbulkan bisnis model yang baru dan juga akan ada peningkatan struktur karyawan.
Sektor yang berpengaruh pada digital industry adalah: manufaktur, agriculture, dan energy.
Pada digital konsumsi dapat kita lihat terjadi penghematan baik dari sisi biaya dan juga waktu
dan juga adanya stimulasi permintaan. Sektor industry yang terkait dengan digital konsumsi
adalah finance, retail, dan travel. Terakhir dari masyarakat digital (digital society) ini akan

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
berdampak pada kegiatan sosial, kemudian peningkatan dan berkelanjutan, dan efisiensi
pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat. Sektor insutri yang akan memberikan
dampak bagi digital society ini adalah: pemerintah, Pendidikan, dan kesehatan.

Dalam gambar tersebut dijelaskan juga untuk digital infrastruktur yang ada yaitu:

User interface (manusia atau mesin) dan layanan dan aplikasi digital.
Perangkat yang dioperasikan manusia (misalnya smartphone, PC, tablet,
dll.) dan perangkat yang dioperasikan mesin (misalnya perangkat IoT,
dll.), yang digunakan untuk menghubungkan pengguna dan konten
digital.

Fungsi/aplikasi yang menciptakan nilai tambah ekonomi sektor bisnis


dan pelanggan. Layanan & aplikasi adalah perangkat lunak (baik B2C
dan B2B), menggunakan perangkat dan infrastruktur data dan
konektivitas sebagai input (masukan).

Kekuatan komputasi untuk menjalankan layanan dan penyimpanan data


pengguna. Penyedia penyimpanan & pemrosesan data menawarkan
fasilitas untuk memanipulasi dan menyimpan data yang dihasilkan oleh
layanan dan pengguna. Termasuk pusat data dan layanan cloud.

Infrastruktur fisik yang membawa data digital antara perangkat,


infrastruktur data, dan layanan. Blok bangunan mendasar dari
Infrastruktur Digital. Negara membutuhkan infrastruktur konektivitas
internasional, regional, nasional dan lokal untuk mendukung aktivitas
lokal dan keterhubungan internasional.

Sehingga jika kita melihat segala hal yang terjadi diatas, dimana infrastruktur dan dampak
yang ditimbulkan dalam proses digitalisasi inilah sebagai satu proses akibat revolusi industry
4.0 yang mengarah pada berbagai sektor dan membuat rantai nilai yang saling terhubung
yang kita sebut dengan istilah ecosystem digital economy. Keterhubungan antara teknologi,
proses digitalisasi, dan sektor industry.

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Ecosystem Digital Economy

Setelah anda dapat memahami konsep dari revolusi industry 4.0, kita akan mengenal ada 9
pilar teknologi yang menjadi dasar utama dalam perkembangan industry ini:
Gambar 2 – 9 Pilar Teknologi Industri 4.0

Terdapat 9 (sembilan) teknologi utama yang menjadi pilar penopang dari kerangka konsep
Industri 4.0 ( Rubmann et al, 2015 ) yaitu: 1) Internet of Things; 2) Cyber Security
(Keamanan Dunia Maya); 3) Cloud; 4) Additive Manufacturing; 5) Augmented realty; 6) Big
Data and Analytics; 7) Autonomous Robots; 8) Simulation; dan 9) Integrasi Sistem.
Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing pilar teknologi tersebut:
1. Internet of Things (IoT)
Internet of Things atau disingkat IoT. IoT memungkinkan segala sesuatu terhubung
melalui jaringan internet tanpa diperlukan lagi yang namanya interaksi manusia.
Misal ketika kita lari kita menggunakan jam pintar untuk mengukur berapa kilometer
jarak yang sudah kita tempuh. Internet of Things atau IoT merupakan sebuah konsep
dimana sebuah objek yang memiliki kemampuan untuk dapat mentransfer data yang
ada melalui jaringan tanpa diperlukannya interaksi antar manusia. IoT sendiri
merupakan sebuah sistem yang menggunakan berbagai perangkat komputasi,
mekanis, serta mesin digital yang menjadi satu kesatuan yang terhubung. Sistem

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Internet of Things didalamnya sendiri terdapat empat komponen yang terdiri dari
perangkat sensor, konektivitas, pemrosesan data, serta antarmuka pengguna. Salah
satu contoh produk dari teknologi IoT ini adalah Gowes yang menggunakan IoT
untuk bike sharing, eFishery yang menggunakan IoT untuk memberi pakan ikan
secara otomatis, Qlue yang menggunakan IoT untuk smart city, serta Hara yang
menggunakan IoT untuk pangan serta pertanian.

2. Big Data
Teknologi yang kedua dalam pengembangan yang terjadi di revolusi industri 4.0
adalah Big Data. Big Data merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
volume data dalam jumlah yang besar, baik data yang terstruktur maupun tidak
terstruktur. Big data adalah tentang data yang luar biasa banyak, luar biasa besar baik
itu secara volume, variasi, dan berbagai parameter lainnya. Ada lima karakteristik
dalam Big Data yang dikenal dengan 5V yaitu volume, velocity, variety veracity,
dan value. Volume berarti data bisa dikategorikan ke dalam big data jika memiliki
ukuran yang besar. Velocity berarti big data memiliki karakteristik kecepatan yang
sangat tinggi. Variety berarti data bisa disebut sebagai big data jika memiliki variasi
berbagai jenis data yang besar sekali. Veracity berarti big data memiliki tingkat
kualitas data yang bermacam-macam. Value yang memiliki relevansi data di berbagai
macam tingkatan yang akan bernilai tinggi apabila diolah dengan cara yang tepat
guna.
Big Data sendiri telah digunakan pada banyak bisnis dan dapat membantu sebuah
perusahaan menentukan arah bisnisnya. Berikut beberapa penyedia layanan yang
termasuk ke dalam penggunaan teknologi Big Data di Indonesia, sebagai berikut:
Sonar Platform, Paques Platform, Warung Data, Dattabot

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
3. Augmented Reality
AR (Augmented Reality) merupakan sebuah teknologi dimana menggabungkan antara
benda dunia maya dua dimensi dengan benda tiga dimensi yang ada ke dalam sebuah
lingkungan nyata tersebut, kemudian memproyeksikan benda maya yang ada tersebut
ke dalam waktu nyata. Dalam industri 4.0 batas antara dunia fisik dan dunia maya itu
semakin tipis. AR adalah antarmuka atau interface software dan juga hardware yang
menjembatani dunia digital dan dunia fisik sehingga manusia bisa berpindah-pindah
dengan mudah dari dunia digital ke dunia fisik. Teknologi ini memiliki banyak
manfaat untuk dunia edukasi, pelatihan, perencanaan dan lain sebagainya.
Beberapa aplikasi yang menggunakan teknologi AR atau Augmented Reality ini
adalah aplikasi chatbot serta pengenalan wajah atau yang lebih dikenal face
recognition.

4. Cyber Security
Dunia digital juga sangat membutuhkan security. Ketika semakin banyak elemen
saling terhubung apalagi melalui internet maka security menjadi lebih penting. Aspek
security ini menjadi sisi yang tidak terhindarkan dan yang perlu diantisipasi dalam
menerapkan industri 4.0. Cyber Security yang merupakan sebuah bentuk upaya untuk
melindungi segala informasi yang dimiliki dari adanya cyber attack. Cyber attack
sendiri merupakan segala jenis tindakan yang sengaja dilakukan untuk mengganggu
kerahasiaan atau confidentiality, integritas atau integrity, serta ketersediaan atau
availability sebuah informasi. Banyak data yang dihasilkan di lingkungan Internet-of-
Things (IoT) akan berhubungan dengan warga negara dan penggunaan perangkat,
situs web, fasilitas medis, video, dan sebagainya (Lovelock, 2018). Pendekatan
tradisional untuk perlindungan privasi pribadi adalah dengan mewajibkan pengumpul
data untuk mendapatkan persetujuan, tetapi ini menjadi tidak praktis di dunia yang

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
dipenuhi dengan IoT, dan di mana kegunaan data seringkali tidak begitu banyak
dalam bentuk yang dikumpulkan mentah, tetapi dalam hasil yang disusun dan
dianalisis – menelusuri penggunaan tersebut kembali ke persetujuan asli dengan cepat
menjadi tidak praktis. Hal inilah yang membuat diperlukannya suatu pengamanan
yang ekstra dalam hal dunia cyber yang kemudian kita kenal dengan istilah cyber
security.
5. Additive manufacturing
Seringkali dikenal sebagai 3D Printing. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk
keperluan prototyping untuk mengembangkan suatu produk. Dengan kemajuan era
teknologi saat ini dan berkembangnya era digital saat ini, gambar atau desain digital
yang telah dibuat dapat dijadikan sebagai barang nyata dengan ukuran maupun bentuk
yang dapat disesuaikan. Salah satu perusahaan yang sudah memanfaatkan teknologi
ini adalah SpaceX, perusahaan pembuat roket milik Elon Musk.

6. Autonomous Robot
Dalam industri 4.0 banyak sekali sistem yang dibuat semakin cerdas dan lebih lanjut
lagi semakin otonom. Ketika satu elemen sistem berkomunikasi dengan elemen lain
secara mandiri maka mereka akan membangun suatu sistem yang otonom yang dapat
“bergerak sendiri”, contohnya yang sedang dikembangkan dan sudah mulai digunakan
adalah autonomous car. Demikian juga dengan robotik dimana kalau misalkan kita
melihat sistem robot sekarang menjadi lebih fleksibel, otonom, dan mampu
bekerjasama. Robot mampu berinteraksi dengan sesamanya dan juga manusia
sehingga manusi menjadi lebih aman.
7. Simulation
Simulasi ini sangat diperlukan untuk membangun suatu sistem baru maupun
meningkatkan sistem yang lama, biasanya dalam hal perencanaan. Berbagai macam
simulasi ini dilakukan untuk menghindari dampak-dampak negatif seperti dampak
biaya. Dalam industri 4.0, simulasi ini bahkan bisa terhubungkan dengan sistem

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
nyata jadi ketika simulator sudah selesai dilakukan kemudian itu dihubungkan dengan
sistem nyata sehingga simulasi bisa berjalan paralel dengan operasionalisasi sehingga
bisa didapatkan titik-titik peningkatan secara lebih tepat dan real-time. Simulation
yang merupakan bentuk perwakilan dari operasi waktu ke waktu. Simulasi seringkali
digunakan untuk berbagai konteks, seperti dalam simulasi teknologi yang digunakan
untuk optimalisasi kinerja, teknik keselamatan, pengujian, serta pelatihan.
8. System Integration
Sistem integrasi yang merupakan sebuah rangkaian penghubung antara beberapa
sistem baik secara fisik maupun fungsional. Sistem tersebut juga yang akan
menggabungkan antara komponen sub sistem yang ada dalam satu sistem sehingga
dapat menjamin setiap fungsi yang ada dapat bekerja dengan baik sebagai satu
kesatuan dari sistem yang ada. ndustri 4.0 memungkinkan semua fungsi perusahaan
menjadi lebih kohesif, terintegrasi secara otomatis. Terdapat dua bentuk sistem
integrasi yaitu horizontal dan vertical. Untuk integrasi horizontal contohnya adalah
aplikasi ojek online dan aplikasi e-commerce dimana saat ini sudah terintegrasi
dengan sistem pembayaran. Integrasi antar bisnis inilah yang kita sebut sebagai
integrasi horizontal. Kemudian untuk integrasi vertical kita bisa lihat contohnya di
pabrik yang telah mengintegrasikan data dari sensor di lapangan, dari mesin di plant
floor sampai ke tingkat bisnis, sampai ke tingkat ERP atau Enterprise Resource
Planning.
9. Cloud Computing
Cloud computing yang merupakan sebuah teknologi yang menjadikan internet saat ini
sebagai pusat pengelolaan data maupun aplikasi. Dengan adanya cloud computing ini,
para pengguna komputer diberikan hak akses untuk dapat masuk ke dalam server
virtual yang dapat digunakan sebagai konfigurasi server melalui internet. Terdapat
tiga jenis model layanan dari cloud computing atau komputasi awan ini sendiri, yang
terdiri sebagai berikut:
- SaaS yang merupakan singkatan dari Cloud Software as a Service merupakan
sebuah layanan yang diberikan untuk menggunakan aplikasi yang telah disediakan
oleh infrastruktur awan.
- PaaS yang merupakan singkatan dari Cloud Platform as a Service yang
merupakan sebuah layanan yang diberikan untuk menggunakan platform yang
telah diberikan, sehingga pengembang yang menggunakannya hanya perlu fokus
pada pengembangan sebuah aplikasi.

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
- IaaS yang merupakan singkatan dari Infrastructure as a Service yang
merupakan sebuah layanan yang diberikan untuk menggunakan infrastruktur yang
telah disediakan, dimana seseorang dapat memproses, menyimpan, berjaringan,
serta memakai sumber daya yang diperlukan..
Berikut ini beberapa aplikasi yang dihasilkan oleh penggunaan teknologi cloud
computing yang ada di Indonesia adalah K-Cloud, CloudKilat, Dewaweb, dan masih
banyak lagi.
Demikian tadi dapat kita lihat 9 pilar teknologi yang ada pada industry 4.0, mungkin
beberapa istilah diatas terasa awam di telinga kita namun sebenarnya secara tidak langsung
untuk keseharian kita beberapa teknologi tersebut kita gunakan dalam beraktivitas tanpa kita
sadari. Setelah membahas teknologi hal ini kemudian memunculkan seluruh aktivitas yang
terdigitalisasi dan termasuk dalam bisnis ataupun perdagangan yang kita kenal dengan istilah
e-commerce dan e-business. Mengapa? Karena dalam implementasinya seluruh hal ini saling
terkait dan berkesinambungan yang membentuk suatu rantai tersendiri atau kita mengenalnya
sebagai ekosistem ekonomi digital.
e-commerce
Merupakan transaksi yang menggunakan layanan internet dan web sebagai media transaksi
dimana, transaksinya dapat dilakukan antara organisasi maupun individu.
e-business
Merupakan seluruh aktivitas bisnis yang dibantu dengan menggunakan media elektronik
khususnya internet.
Perbedaan dari kedua istilah diatas adalah pada scopenya/cakupannya: kalau e-commerce
hanya ditahapan perdagangan saja yang didigitalisasi sehingga memungkinkan untuk fase
produksi (pengolahan dari input-output) itu masih dilakukan secara offline. Sedangkan
perbedaannya dengan e-business merupakan seluruh aktivitas bisnis (pengolahan dari input-
output dan sampai ke konsumen) seluruh aktivitas tersebut dibantu dengan menggunakan
media elektronik khususnya internet.
Adanya ekosistem baru ini pada ekonomi digital membuat munculnya berbagai perusahaan
yang melayani konsumennya secara e-commerce ataupun e-business. Ada beberapa alasan
yang membuat e-business ataupun e-commerce menjadi pilihan saat ini diantaranya:
• Ubiquity yaitu memungkinkan pengguna dapat melakukan transaksi dimana saja
• Global Reach yaitu mampu menjangkau secara menyeluruh
• Universal Standards yaitu sudah menjadi standar umum, dan bisa dijangkau siapa saja

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
• Information Richness yaitu informasi yang disajikan sangat banyak
• Interactivity yaitu kemampuan komunikasi yang baru, dimana penggunanya terdiri
dari individu yang terlibat dalam sebuah interaksi dan percakapan antar manusia dan
mesin.
• Information Density yaitu informasi yang disajikan berbobot
• Personalization / Customzation yaitu lebih aman juga kita dapat mengatur sesuai
keinginan kita. Kita sendiri dapat menjadi adminnya
• Social technology yaitu menjangkau beberapa media sosial sebagai media yang
membantu menjalankan kegiatannya

Gambaran Ekosistem Ekonomi Digital di Indonesia

Setelah mempelajari materi dalam pertemuan ini kita dapat melihat bahwa ekosistem
ekonomi digital adalah seluruh komponen yang saling berkaitan yang menunjang
terlaksananya kegiatan atau aktivitas dalam ekonomi digital. Dapat kita lihat komponen
pembentuknya seperti: teknologi, digitalisasi sektor industry, pemerintah dan kebijakannya,
produsen selaku penyedia, serta masyarakat. Semua komponen diatas memiliki hubungan
timbal balik dan saling berkesinambungan (Zhao, Wallis, & Singh, 2015).
Sekarang bagaimana kita melihat keseluruhan hal tersebut dalam implementasinya di
Indonesia?
Dalam (KOMINFO, 2021), Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa Indonesia saat ini
beradu dengan ekonomi digital. Maka hal utama yang perlu dipersiapkan adalah ketersediaan
sumber daya manusia dengan kemampuan dasar yang sudah berbasiskan digital. Sehinga
diharapkan SDM ini mampu menggunakan berbagai percepatan teknologi yang terjadi.
Demikian juga dengan pemerintahannya, jangan sampai percepatan teknologi tidak dibarengi
dengan percepatan pembuatan kebijakan. Sehingga nantinya tidak dapat berjalan selaras.
Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini Indonesia memang sudah memasuki fase ekonomi
digital, ditandai dengan terimplemntasinya berbagai teknologi yang mendukung setiap
aktivitas masyarakat. Disamping itu juga berbagai perusahaan baru telah hadir dalam
ekonomi digital Indonesia ini. Namun hal ini belum berjalan optimal karena masih belum
meratanya infrastruktur teknologi yang ada di Indonesia. Guna optimalnya implementasi
ekonomi digital, maka setiap komponen dari ekosistem ekonomi digital. Tidak dapat hanya
memperhatikan pada salah satu komponen saja. Melihat kondisi ini kemudian Presiden

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Indonesia meminta percepatan dalam implementasi ekonomi digital ini dengan memperkuat
komponen-komponennya.

References
Baes, K., Chen, J., Cheng, Q., Duneja, R., Iyer, S. P., Kanakamedala, V., … Yang, J. (2020).
Think differently. Think archetype . Your digital economy model. (July), 45.
Das, A., & Dey, S. (2021). Global manufacturing value networks: assessing the critical roles
of platform ecosystems and Industry 4.0. Journal of Manufacturing Technology
Management, 32(6), 1290–1311. https://doi.org/10.1108/JMTM-04-2020-0161
KOMINFO. (2021). Perkuat Ekosistem Ekonomi Digital, Presiden: Siapkan Kebutuhan SDM
Digital. Retrieved from Kominfo website:
https://www.kominfo.go.id/content/detail/38191/siaran-pers-no-403hmkominfo112021-
tentang-perkuat-ekosistem-ekonomi-digital-presiden-siapkan-kebutuhan-sdm-
digital/0/siaran_pers
Lovelock, P. (2018). Framing Policies for The Digital Economy.
Zhao, F., Wallis, J., & Singh, M. (2015). E-government development and the digital
economy: a reciprocal relationship. Internet Research, 25(5), 734–766.
https://doi.org/10.1108/IntR-02-2014-0055

Terimakasih dan selamat belajar!

‘20 Digital Economy Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Perusahaan di Era
Ekonomi Digital
(e)Digital Ekonomi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Fakultas Ekonomi dan S1 Manajemen MK190261004 Team Teaching MK Digital Ekonomi
Bisnis

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang : Mahasiswa memiliki
1. Perusahaan yang menerapkan kemampuan:
Transformasi Digital 1. Menjelaskan Perusahaan
2. Perusahaan yang yang menerapkan
mengalami penurunan Transformasi Digital
pada era Transformasi 2. Perusahaan yang
Digital. mengalami penurunan
pada era Transformasi
Digital.
(E) DIGITAL EKONOMI

PENGERTIAN TRANSFORMASI DIGITAL

Transformasi digital merupakan perubahan strategi perusahaan dengan memusatkan kegiatan


dan layanan bisnis berbasis teknologi. Peran teknologi ini dapat membantu manusia untuk
memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih cepat, mudah, dan praktis.

Transformasi Digital sendiri terbagi menjadi 2 arah, yaitu ke arah internal dan arah eksternal.
Internal adalah jika transformasi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas
dan kinerja perusahaan. Sedangkan eksternal adalah jika transformasi yang dilakukan
bertujuan untuk efektivitas pelayanan kepada pelanggan
Pengertian Komunikasi Pemasaran Menurut Para ahli :

Contoh Perusahaan yang Sukses Menerapkan Transformasi Digital

Mengapa perusahaan lain bisa sukses melakukan transformasi digital di bisnisnya, serta strategi
apa saja yang mereka terapkan? Berikut 5 cerita sukses perusahaan yang bisa Anda tiru!
Transformasi Digital bisa dibilang terobosan paling fenomenal pada abad ini. Dari yang semula
dilakukan secara manual, perlahan beralih secara otomatis. Mulai dari pembayaran, pencatatan
data, hingga marketing sekalipun semuanya terkena efek dari perkembangan dunia teknologi.

Anda, sebagai seorang pelaku bisnis, mungkin sudah mulai mempertimbangkan untuk
melakukan transformasi digital dan menyamakan irama bisnis dengan perkembangan dunia.
Namun, kami yakin Anda masih memiliki pertanyaan tentang bagaimana cara melakukan
transformasi digital, dan apa dampaknya terhadap bisnis Anda?

5 Perusahaan yang Sukses Karena Transformasi Digital Eksternal

Teori dan Konsep Bisnis


2022
2 Team Teaching Digital Economy
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Perusahaan - perusahaan yang Sukses Karena Transformasi Digital Eksternal, diantaranya :

1. Netflix
Siapa yang tidak tahu dengan layanan streaming film on-demand ini? Atau, bisa jadi Anda
telah berlangganan Netflix setiap bulannya?
Ya, Netflix menawarkan layanan entertainment selangkah lebih maju dengan
menghadirkannya lewat internet sehingga lebih mudah diakses, kapanpun dan dimanapun.
Hanya berbekal gadget serta biaya bulanan, Anda sudah bisa menikmati tayangan film dan
serial dari berbagai jenis kategori yang ada dari seluruh dunia.
Transformasi digital yang dilakukan oleh Netflix ini merupakan langkah yang tepat, bahkan
meningkatkan omzet perusahaan hingga 30x lipat!

2. Gojek
Anda tentu sudah sangat familiar dengan brand ini. Layanan ojek online pertama di
Indonesia ini menawarkan kemudahan mobilitas bagi orang-orang yang tidak memiliki
kendaraan pribadi.
Berbeda dengan kompetitor lain pada masanya, dimana kala itu orang harus berdiri di
pinggir jalan untuk mendapatkan transportasi yang mereka butuhkan. Gojek justru hadir
dengan mentransformasikan layanannya berupa aplikasi pemesanan hanya dengan satu
sentuhan.
Transformasi digital menghantarkan Gojek menjadi salah satu perusahaan Decacorn
pertama di Indonesia dengan valuasi lebih dari 142 triliun rupiah pada tahun 2019.

3. Jenius BTPN
BTPN dengan brand Jenius-nya berhasil mendefinisikan ulang pengertian banking kepada
masyarakat luas. Bagaimana tidak, Jenius disebut sebagai salah satu perusahaan banking
pertama yang memanfaatkan transformasi digital.
Jenius menghadirkan dobrakan baru dengan layanan buka akun secara online hanya dengan
satu aplikasi, sehingga memudahkan masyarakat tanpa harus bertatap muka dan dihadapkan
dengan birokrasi perbankan yang menyulitkan.
Jenius juga menyediakan berbagai layanan perbankan mulai dari cek saldo, mutasi, sampai
tarik tunai hanya dengan menggunakan aplikasi saja. Transformasi digital di sektor
perbankan yang begitu powerful ini pun kemudian diikuti oleh bank-bank lain saat ini.

Teori dan Konsep Bisnis


‘2022 Biro Akademik dan Pembelajaran
3 Team Teaching Digital Economy http://www.widyatama.ac.id
4. By.U Telkomsel
Transformasi digital juga terjadi di industri telekomunikasi dan jaringan seluler. By.U yang
merupakan salah satu sub-brand Telkomsel juga mendefinisikan ulang pengertian layanan
telekomunikasi bagi masyarakat.
Jika sebelumnya orang-orang harus kerepotan membeli SIM card di konter ataupun gerai
resmi operator, maka berbeda dengan By.U. Para pelanggan justru dimudahkan dengan
layanan pembelian sekaligus pendaftaran SIM card melalui aplikasi, dan nantinya SIM card
akan dikirim atau diambil oleh pelanggan di merchant terdekat.
Format bisnis ini semakin populer, terlebih ketika pandemi COVID-19 menyerang sejak
awal tahun 2020. Karenanya, By.U berhasil mendapatkan lebih dari 1 juta pelanggan hanya
dalam waktu kurang dari satu tahun!

5. Tokopedia
Membuka toko dan memasarkan barang jualan bukanlah pekerjaan mudah pada zaman
dulu. Selain toko fisik yang harus berada di lokasi strategis, penjual juga harus memikirkan
bagaimana caranya menjual barang tersebut agar laku.
Peluang ini tampaknya terbaca jelas oleh Tokopedia, sehingga muncul solusi berupa
transformasi digital dalam kegiatan jual beli secara online.
Saat ini, orang-orang tidak perlu lagi merasa kesulitan membuka toko ketika hendak
berjualan. Mereka hanya perlu membuka akun di aplikasi Tokopedia dan mulai berjualan.

6. IKEA
Perusahaan furnitur Swedia adalah salah satu contoh transformasi digital yang
menunjukkan bagaimana transformasi digital dapat mengubah organisasi tradisional. Berkat
teknologi baru, IKEA mengubah pengalaman berbelanja pelanggannya menjadi lebih baik
dan mengoptimalkan biayanya dalam prosesnya.
Pada 2017, IKEA mengakuisisi TaskRabbit. Ini adalah situs web yang memungkinkan
Anda mencari orang untuk membantu perakitan atau pengiriman furnitur yang dibeli di
IKEA ke apartemen Anda. Berkat ini, pelanggan yang tidak dapat melakukan hal ini sendiri
cenderung menggunakan layanan yang disediakan perusahaan.
Selain itu, IKEA memutuskan untuk mengimplementasikan proyek rumah pintar. Untuk
konglomerat di industri furnitur, hal ini termasuk peralatan dapur dan peralatan

Teori dan Konsep Bisnis


‘2022 Biro Akademik dan Pembelajaran
4 Team Teaching Digital Economy http://www.widyatama.ac.id
pencahayaan cerdas. Perusahaan juga menggunakan Augmented Reality di aplikasi IKEA
Place untuk memudahkan pelanggan memilih furnitur dan secara virtual “menyediakan”
simulasi apartemen sebelum melakukan pembelian di toko.
Contoh lain dari transformasi digital IKEA adalah proyek Space10, yang merupakan pusat
penelitian dan pusat pameran. Di sanalah perusahaan menghadirkan konsep mobil otonom
sebagai ruang hunian dan hiburan. Namun, IKEA tidak berencana memproduksi mobil
sendiri, hanya membuat konsep untuk interiornya.

7. LEGO
Contoh transformasi digital pertama di LEGO adalah pada tahun 1997 yaitu masuk ke pasar
video game. Sejak itu, game telah menjadi elemen penting dari promosi LEGO yang
memengaruhi penjualan blok mereka. Permainan ini sebagian besar gratis, yang selanjutnya
meningkatkan efek promosi produk.
LEGO juga mengeksplorasi opsi pencetakan 3D. Saat sebagian besar perusahaan takut
dengan teknologi ini karena memungkinkan pelanggan untuk membuat produk sendiri,
LEGO telah mengajukan permohonan paten untuk jenis pencetakan ini. Semua ini untuk
memungkinkan klien mereka menggunakan solusi inovatif.
LEGO juga telah membuat situs web yang mengumpulkan ide-ide pelanggan untuk set
blok. Jika ide tersebut mendapat banyak dukungan dan peminat, perusahaan akan
mempertimbangkan untuk meluncurkan kit tersebut. Tentunya hal ini akan merangsang
kreativitas para penggemar merek dan sekaligus menanamkan loyalitas pelanggan.
Mainan LEGO sendiri juga menjadi lebih modern. Blok terkadang dilengkapi dengan solusi
canggih seperti sensor. Perusahaan juga mencoba menggabungkan dunia game dan blok
fisik dengan meluncurkan proyek berdasarkan set yang dibuat dalam permainan virtual.
Yang perlu mereka lakukan hanyalah memotret mereka untuk memulai permainan.

8. NIKE
NIKE, raksasa di industri sepatu olahraga, mulai fokus pada perangkat seluler. Mereka
menggunakan teknologi canggih berdasarkan algoritme rekomendasi dan pembelajaran
mesin.
NIKE telah membuat, antara lain, aplikasi seluler yang membantu memilih jenis sepatu
terbaik berdasarkan pemindaian kaki. Dengan memindai kaki, aplikasi membuat peta
berdasarkan 13 titik data. Terlebih lagi, berkat aplikasi tersebut, perusahaan memperoleh

Teori dan Konsep Bisnis


‘2022 Biro Akademik dan Pembelajaran
5 Team Teaching Digital Economy http://www.widyatama.ac.id
informasi penting untuk menciptakan proyek alas kaki yang lebih baik di masa depan.
Proyek penting perusahaan adalah program NIKE +, yang memberikan penghargaan
kepada anggota program loyalitas paling aktif. Di Jepang, di mana solusi tersebut
diterapkan, hal itu menyebabkan peningkatan penjualan yang signifikan. Aplikasi NIKE
SNKRS juga berhasil, dimana NIKE mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 100%.
Transformasi digital NIKE menunjukkan bahwa inovasi juga dapat mengarah pada
modernisasi operasi internal perusahaan. Dengan mendigitalkan 6.000 bahan alas kaki, tim
desain perusahaan dapat bekerja lebih cepat dan lebih efisien. Hal ini secara langsung
mempengaruhi kecepatan respon terhadap kebutuhan pasar.

9. DISNEY
Selama ini taman Disney World dikenal sebagai hiburan paling “analog”. Namun, tanpa
diduga, Disney telah menjadi salah satu contoh perusahaan yang melakukan transformasi
digital dengan baik dan membuat pengalaman pengunjung yang sangat meningkat.
MagicBand telah diterapkan di taman, yang memungkinkan pengunjung taman melakukan
pembayaran, mengelola reservasi, dan mengakses kamar hotel mereka. Pada saat giliran
mereka, setiap tamu diidentifikasi dengan tali MyMagic+, yang memberi mereka
pengalaman individu yang menyenangkan. Sistem ini bekerja dengan menampilkan layar
interaktif yang dipersonalisasi di taman.
Contoh lain dari transformasi digital di Disney adalah platform streaming Disney+, yang
juga terbukti sukses besar akhir-akhir ini. Sebelumnya, Disney melisensikan kontennya,
termasuk di Netflix, tetapi akhirnya memutuskan untuk menjual kontennya sendiri.
Berkat ini, pengguna platform (10 juta pada hari peluncuran!) Memiliki akses ke produksi
terbaru Pixar, Marvel, dan kisah Star Wars. Platform ini juga berisi banyak produksi lain,
menjadikannya bersaing ketat dengan Netflix, Amazon Prime, atau HBO GO. Ini adalah
produk digital Disney yang paling sukses.

10. Microsoft
Microsoft adalah unggulan lain di antara contoh transformasi digital. Pemimpin penjualan
perangkat lunak ini sejauh ini mendasarkan kekuatannya pada sistem operasi Windows
yang dijual dalam versi BOX dan OEM, serta Microsoft Office yang diinstal secara
tradisional. Namun, perusahaan memutuskan untuk menanggapi perubahan kebutuhan
pelanggan tanpa mendasarkan strateginya hanya pada Windows.

Teori dan Konsep Bisnis


‘2022 Biro Akademik dan Pembelajaran
6 Team Teaching Digital Economy http://www.widyatama.ac.id
Pertama-tama, Microsoft membuka akses ke perangkat seluler, menyediakan, misalnya,
Office untuk iPad. Selain itu, perusahaan telah berinvestasi dalam cloud computing dengan
menjalin kerja sama dengan Dropbox dan mengembangkan layanan OneDrive-nya.
Microsoft juga telah bermitra dengan Red Hat, sebuah perusahaan perangkat lunak open
source, dan Amazon.
Pengenalan lebih banyak API non-komersial juga penting, agar pemrogram dapat lebih
mudah mengakses perangkat lunak Microsoft. Perusahaan juga membeli produk seperti
Minecraft, LinkedIn dan GitHub. Semua ini demi membuka pintu baru untuk kebutuhan
pasar di era digital.

11. Audi
Tampaknya sulit untuk menemukan industri yang lebih “analog” daripada industri otomotif.
Namun AUDI telah memutuskan untuk memasuki dunia digital dengan layanan barunya,
dan menjadi salah satu contoh transformasi digital yang paling sukses. Pada tahun 2012,
perusahaan memperkenalkan konsep showroom inovatif dengan nama Audi City. Hal ini
membuat pengguna dapat berkenalan dengan seluruh katalog model mobil Audi secara
digital di showroom mikro yang terletak di pusat kota. Showroom ini menyajikan dan
memamerkan banyak mobil, hal yang tidak bisa dilakukan di showroom tradisional. Ruang-
ruang pada showroom ini memungkinkan Anda menemukan dan membeli mobil sambil
menjelajahi toko di sekitar pusat kota, menjadikan pengalaman itu menyenangkan dan
mudah diakses. Selain itu, Audi City adalah tempat di mana forum diskusi dan pameran
berlangsung di malam hari, yang semakin meningkatkan positioning merek. Di showroom,
pelanggan dapat melakukankonfigurasi mobil tingkat lanjut menggunakan layar interaktif
di mana mobil terlihat dalam ukuran penuh. Anda dapat menggunakan tablet Anda sendiri
dan juga melihat ke dalam mobil atau bahkan mengamati pergerakannya dan mendengar
suara mesin yang sebenarnya.Berkat solusi ini di Audi City, di mana hanya ada 4 mobil
fisik yang dipamerkan secara permanen (penghematan untuk perusahaan!), penjualan
meningkat 60% dibandingkan dengan showroom tradisional.

Teori dan Konsep Bisnis


‘2022 Biro Akademik dan Pembelajaran
7 Team Teaching Digital Economy http://www.widyatama.ac.id
Perkembangan dunia digital yang sulit dicegah membuat sebagian besar industri offline
mengalami penurunan dan bahkan kematian. Banyak industri offline mulai tumbang karena
tidak mampu bersaing dengan arus bisnis online yang sangat pesat dan cepat.
Penutupan?toko seolah menjadi pilihan satu-satunya ketimbang merugi lebih besar karena
tidak adanya income, namun sewa toko harus selalu dibayar. Hal ini menjadi fakta di era
digitalisasi seperti saat ini. Berikut adalah delapan industri yang terpuruk karena era digitalisasi
atau bisnis :

1. Supermarket
Belum lama ini, kita dikejutkan dengan berita kebangkrutan salah satu pioneer supermarket
yang mengusung konsep supermarket dan coffee shop, yaitu Seven Eleven. Hal ini menjadi
salah satu bukti akan ketatnya persaingan bisnis di area tersebut.
Belum lagi gebrakan yang dilakukan Amazon melalui AmazonGo (supermarket yang
terintegrasi dengan aplikasi smartphone) yang bisa jadi akan masuk ke pasar Indonesia.
Dengan mengusung konsep No ines, No checkout?atau Tanpa antre, Tanpa bayar di kasir,
AmazonGo bisa jadi akan menjadi saingan berat untuk brand-brand supermarket ternama
seperti Carrefour, Hypermart, dan lain-lain.

2. Elektronik
Pasar elektronik Glodok menjadi salah satu pusat perdagangan elektronik terbesar di
Indonesia pada tahun 1990-an yang berlokasi di Jakarta Barat. Sejak 2-3 tahun belakangan,
Glodok menjadi sepi pembeli salah satu penyebabnya karena berkembangnya toko online.
Kebanyakan pedagang yang masih bertahan di Glodok karena memiliki toko online,
sedangkan pedagang yang tidak menjual online sudah bisa dipastikan tidak dapat bertahan di
Glodok.

3. Handphone
Indonesia sebagai salah satu pasar terbesar telpon genggam. Roxy Square menjadi salah satu
saksi bisu geliat di tahun 2000an di Jakarta.
Pembangunan fly over dilakukan sebagai solusi untuk mengurai kemacetan di daerah Roxy
Square dan maraknya penjualan melalui online disinyalir menjadi dua alasan terbesar
sepinya pembeli di Roxy Square saat ini. Belum lagi biaya sewa ruko Rp20 juta/tahun.

Teori dan Konsep Bisnis


‘2022 Biro Akademik dan Pembelajaran
8 Team Teaching Digital Economy http://www.widyatama.ac.id
4. Transportasi
Siapa yang tidak kenal GoJek, Grab, atau Uber? Tiga brand transportasi terbesar yang saat
ini ada di Indonesia. Anehnya, meski berpenghasilan ratusan juta setiap harinya,
perusahaan-perusahaan ini tidak memiliki aset transportasi sebagaimana layaknya bisnis
transportasi sebelumnya atau lebih dikenal sebagai share economy?atau peer economy.
Model bisnis tersebut, berdampak sangat besar bahkan hingga menimbulkan gejolak sosial
yang sebelumnya menggantungkan hidupnya pada jasa transportasi seperti ojek pangkalan
dan taksi.

5. Hotel
Hampir serupa dengan nasib transportasi offline, industri perhotelan terus berusaha keras
bertahan agar tingkat hunian (occupancy) tetap di angka yang menguntungkan. Salah satu
faktor penyebab menurunnya pendapatan pada industri ini yaitu online marketplace (seperti:
AirBnB) atau aplikasi budget hotel (seperti: Reddoorz dan Airy Room), perusahaan
website/aplikasi yang memungkinkan pemilih rumah, villa, apartemen, bahkan kamar kos,
agar dapat menyewakan propertinya kepada orang lain.
Tingkat hunian beberapa hotel dan villa di Bali kurang dari 50% bahkan 0% occupancy
selama berhari-hari, sesuatu yang jarang sekali terjadi di beberapa tahun sebelumnya.

6. Koran
Sinar Harapan, Harian Bola, Koran Tempo Minggu, dan Jakarta Globe adalah hanya
sebagian dari banyak media cetak yang terpaksa harus menutup bisnisnya karena tingginya
biaya cetak koran dan tidak mampu bersaing dengan media online (seperti detik.com,
okezone), meskipun sebagian media offline sudah beralih ke online.
Kejadian serupa juga terjadi di media-media cetak di Amerika Serikat, sebut saja The
Washington Post dan The New York Times.

7. Tekstil
Pasar Tanah Abang atau dulunya bernama Pasar Sabtu telah ada sejak tahun 1.735 yang
menjadi salah satu pusat penjualan tekstil terbesar se-Asia Tenggara yang berlokasi di
Jakarta Pusat. Menurut beberapa sumber, penurunan penjualan hingga mencapai lebih dari
50% dirasakan oleh penjual jika dibandingkan dengan tahun lalu hal ini dikarenakan
berkurangnya daya beli masyarakat dan persaingan dengan e-commerce (toko online) besar

Teori dan Konsep Bisnis


‘2022 Biro Akademik dan Pembelajaran
9 Team Teaching Digital Economy http://www.widyatama.ac.id
yang semakin digandrungi masyarakat.
Untungnya, sebagian pemilik toko di Tanah Abang masih terbantu dengan adanya pembeli
reseller yang menjual kembali barang dagangan mereka melalui online.

8. Ritel
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk mengakui penutupan delapan gerai dilakukan untuk
menyesuaikan penurunan pendapatan yang telah terjadi yang disebabkan salah satunya
karena maraknya marketplace?sehingga renovasi dilakukan untuk menyesuaikan tren yang
ada saat ini dengan mengubah layout dan format supermarketnya.
Beberapa bulan setelah pernyataan tersebut, sekitar 30 supplier Hypermart melakukan
mediasi dengan perwakilan MPPA yang diwadahi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam
Negeri Kementerian Perdagangan. Mereka mengeluh karena masih ada tunggakan yang
belum dibayarkan oleh manajemen Hypermart.

Menanggapi isu yang beredar, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo)
Roy Mandey mengatakan saat ini penjualan ritel mengalami penurunan karena daya beli
masyarakat yang melemah. Penjualan retail di luar belanja lewat online, hanya naik 5-6%
dibandingkan bulan lainnya. Padahal pada momen yang sama tahun lalu, naik hingga 16,3%.

PENUTUP DAN KESIMPULAN

Tak bisa dipungkiri, setiap bisnis di era sekarang memang diharuskan bertransformasi ke
arah digital dan mulai menggunakan teknologi secara efektif dalam menarik perhatian
pelanggan. Peranan internet tidak lagi hanya sekedar kepentingan pribadi, namun juga bisa
membuka kesempatan bagi bisnis untuk tumbuh menjadi lebih besar.
Hal penting yang harus Anda lakukan saat ini adalah Anda harus bisa melihat apa pain yang
dirasakan oleh pelanggan, dan apakah pain tersebut dapat terselesaikan dengan teknologi
yang bisnis Anda gunakan.

Teori dan Konsep Bisnis


‘2022 Biro Akademik dan Pembelajaran
10 Team Teaching Digital Economy http://www.widyatama.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

DIGITAL EKONOMI
Pertemuan 07
Dampak Sosial Ekonomi Digital

Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas


Widyatama

Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Bisnis Manajemen 07 Tim Dosen Digital Economy
Manajemen

Abstract Kompetensi

Perubahan lingkungan ekonomi ke Mahasiswa mampu memahami


arah digital telah memberikan mengenai dampak sosial dari
dampak yang begitu luas terutama ekonomi digital
pada konteks sosial. Bab ini akan
menjelaskan bagaimana dampak
ekonomi digital mempengaruhi
lingkungan sosial masyarakat
terutama pada konsumen.
Pengertian Ekonomi Digital

Ekonomi digital mengacu pada cara revolusioner masyarakat umum dan bisnis berinteraksi
dan terlibat dalam transaksi online. Ketika internet mulai meningkat popularitasnya, bisnis
beralih ke dunia online sebagai cara untuk mencapai pengakuan dan status merek dalam
industri mereka. Konsumen dan bisnis sama-sama beralih ke internet sebagai cara untuk
meneliti produk, membuat keputusan, dan membeli apa yang mereka butuhkan tanpa perlu
melakukan interaksi tatap muka.

Ekonomi digital juga dapat dipahami sebagai seluruh aktivitas perdagangan yang
memanfaatkan perangkat terhubung internet. Dalam perkembangannya, ekonomi digital erat
dengan artificial intelligence atau AI. Hal itu karena umumnya kegiatan digital marketing
akan memanfaatkan AI untuk pengumpulan data dan pemahaman karakteristik konsumen.

Ekonomi digital lebih unggul dalam efisiensi waktu dan ruang ketimbang ekonomi
konvensional. Dalam ekonomi digital, transaksi dapat dilakukan antar wilayah dan dapat
menggunakan metode pembayaran yang beragam. Namun, di sisi lain masalah
perlindungan konsumen menjadi faktor yang masih terus dibangun oleh pelaku ekonomi
digital.

Menimbang hal ini, penting bagi pemilik bisnis untuk memahami kenyamanan yang dialami
konsumen ketika sebuah merek menawarkan layanan, komunikasi, dan informasi
sepenuhnya secara online. Bisnis yang memanfaatkan kekuatan ekonomi digital
memberikan kemudahan ini kepada calon pelanggan dan klien saat ini, sehingga mereka
cenderung melihat pertumbuhan dan kesuksesan.

Dengan konektivitas yang lebih dekat dengan masyarakat umum, pengumpulan big data,
dan cara-cara tambahan untuk mencapai tujuan penjualan dan pemasaran, ekonomi digital
telah terbukti menjadi penting. Pergeseran ini juga memberikan cara yang lebih mudah
untuk berinteraksi dengan konsumen, tekanan untuk berinovasi dengan produk dan layanan
baru, serta prosedur yang efisien dan hemat waktu untuk pelayanan konsumen dan
penjualan.

Perkembangan Ekonomi Digital

Dalam bidang ekonomi konvensional maupun digital, Indonesia adalah pasar yang
potensial. Selain letaknya yang berada pada jalur perdagangan, jumlah masyarakat
Indonesia yang besar dan mampu menerima perkembangan teknologi menjadi faktor lain.

Perusahaan besar seperti Google bahkan berani memperkirakan bahwa Indonesia akan
mendapat keuntungan 100 miliar dolar pada tahun 2030. Perkiraan tersebut berkaca pada
nilai pasar ekonomi digital Indonesia pada tahun 2018 yang mencapai 27 miliar dolar.
Apabila perkiraan tersebut benar, maka Indonesia akan meraih posisi sebagai satu di antara
lima negara dengan ekonomi terkuat di dunia.

‘20 Digital Ekonomi Biro Akademik dan Pembelajaran


1 http://www.widyatama.ac.id
Tim Dosen Digital Economy
Di Indonesia, ekonomi digital lekat dengan e-commerce. Hal itu karena ekonomi digital di
Indonesia didominasi oleh e-commerce. Nama-nama platform besar seperti Tokopedia dan
Bukalapak adalah perusahaan yang populer di Indonesia, bahkan di tingkat Asia dan dunia.

Selain dari sektor e-commerce, potensi ekonomi digital Indonesia masih terbuka lebar.
Beberapa bidang seperti perbankan, agrikultur, tata kota, hingga bidang transportasi masih
terbuka lebar persaingannya.

Kemendag menyatakan bahwa sektor industri makanan dan minuman menjadi sektor yang
cukup berpotensi. Di tahun 2020 tercatat bahwa sektor industri makanan dan minuman dari
ekonomi digital hanya mampu melayani nilai Rp 18 triliun. Padahal, kebutuhannya adalah
Rp3.669 triliun.

Dengan jumlah pengguna internet yang banyak, Indonesia menjadi negara yang diprediksi
dengan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat Melansir Kemenkeu, ekonomi digital
Indonesia dipandang akan terus tumbuh bahkan hingga 8 kali lipat pada tahun 2030
mendatang. Dari banyak sektor yang akan membangun ekonomi digital Indonesia, sektor e-
commerce adalah yang paling berperan penting.

Dari ekonomi digital tersebut, Bank Indonesia mengukur bahwa pada tahun 2025 akan ada
10% produk domestik bruto yang disumbangkan. Meskipun begitu, sumber daya manusia
yang dimiliki Indonesia masih belum cukup mumpuni. Indonesia membutuhkan para ahli
untuk mengisi bidang AI, virtual reality, dan big data analyst.

Ada banyak faktor yang akan menentukan keberhasilan Indonesia dalam memanfaatkan
ekonomi digital 10 tahun mendatang. Beberapa teknologi yang harus dimanfaatkan oleh
Indonesia adalah seperti cloud computing, jaringan 5G, ioT (internet of things), blockchain,
dan artificial intelligence.

Tantangan Ekonomi Digital di Indonesia

Meskipun bukan fenomena baru dalam dunia ekonomi, tetapi ekonomi digital masih
mendapat tantangan untuk dapat diterima sepenuhnya di Indonesia, bahkan di dunia.
Beberapa tantangan tersebut di antaranya adalah:

1. Ketenagakerjaan dan Keterampilan

Saat ini, hilangnya pekerjaan akibat digitalisasi diperkirakan berkisar dari 2 juta
hingga 2 miliar pada tahun 2030. Ada ketidakpastian yang besar, yang diikuti
kekhawatiran tentang dampaknya terhadap upah dan kondisi kerja.

2. Keberlanjutan Lingkungan

Tren historis menyatakan bahwa untuk setiap 1% peningkatan PDB global, emisi
CO2e telah meningkat sekitar 0,5% dan intensitas sumber daya sebesar 0,4%.
Praktik bisnis saat ini akan berkontribusi pada kesenjangan global sebesar 8 miliar
ton antara pasokan dan permintaan sumber daya alam pada tahun 2030, yang
artinya dapat terjadi kehilangan pertumbuhan ekonomi sebesar $4,5 triliun pada
tahun 2030.²

3. Kepercayaan
‘20 Digital Ekonomi Biro Akademik dan Pembelajaran
2 http://www.widyatama.ac.id
Tim Dosen Digital Economy
Media sosial, tag identifikasi frekuensi radio (RFID), dan situs web buatan pengguna
seperti TripAdvisor telah berperan penting dalam meningkatkan transparansi dan
mengatasi asimetri informasi. Namun, menurut Edelman Trust Barometer,
kepercayaan di semua sektor berbasis teknologi menurun pada tahun 2015, dengan
kekhawatiran atas privasi dan keamanan data sebagai faktor kunci. Pertanyaan yang
lebih luas tentang cara organisasi menggunakan teknologi digital juga mengancam
untuk mengikis kepercayaan pada institusi tersebut.

Hal-hal yang harus ditingkatkan dalam membangun ekonomi digital

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus ditingkatkan untuk membangun ekonomi digital
Indonesia yang kuat.

1. Keamanan Siber

Salah satu faktor utama yang menyebabkan ekonomi digital sulit berkembang adalah
masalah keamanan. Masyarakat yang terbiasa melakukan transaksi secara tatap
muka harus mendapatkan jaminan keamanan untuk transaksi digital. Konsumen
harus memperoleh jaminan dalam transaksi, mulai dari jaminan atas produk asli
hingga keamanan membayar.

2. Kemampuan Sumber Daya Manusia

Harus diakui bahwa kebanyakan tenaga kerja di Indonesia tidak berada pada sektor
digital. Meskipun tersedia dalam jumlah banyak, tetapi kebanyakan lulusan
pendidikan Indonesia merupakan pekerja potensial di bidang pekerjaan fisik. Hal ini
tidak dihadapi oleh Indonesia sendiri, tetapi juga dialami oleh mayoritas negara di
wilayah Asia Tenggara. Revolusi digital telah menciptakan peran baru, jenis
organisasi baru, dan bahkan sektor ekonomi baru (keamanan digital dan data
science). Dampak digitalisasi juga berperan sebagai katalis pertumbuhan lapangan
kerja di perekonomian yang lebih luas. Ekonomi digital dapat membangun lebih dari
6 juta pekerjaan di seluruh dunia sepanjang tahun 2016 hingga 2025 pada industri
logistik dan kelistrikan. Automasi yang ada dalam ekonomi digital akan
menggantikan pekerjaan manusia. Maka, perusahaan perlu meningkatkan
kemampuan dan keterampilan karyawannya, sekaligus membentuk talenta generasi
selanjutnya yang diarahkan pada transformasi ekonomi digital.

3. Pembangunan Infrastruktur

Infrastruktur internet di Indonesia masih tersentral di beberapa wilayah saja.


Beberapa kota besar ibukota provinsi umumnya telah memiliki jaringan internet yang
stabil. Namun, tidak untuk beberapa wilayah kota kedua atau kota ketiga. Selain
internet, masalah transportasi juga mempengaruhi perkembangan ekonomi digital.
Meskipun transaksi dapat dilakukan secara online, tetapi pengiriman produk dan
sebagainya tetap dilakukan secara manual. Sebagai gambaran, ongkos kirim dari
Jakarta ke Lampung lebih mahal ketimbang ongkos kirim barang dari Jakarta menuju
Yogyakarta.

4. Persaingan Produk dari Luar Negeri

Ketertinggalan Indonesia untuk menghadapi ekonomi digital menjadi peluang besar


bagi beberapa pengembang yang berasal dari luar Indonesia. Di sisi lain, hal
‘20 Digital Ekonomi Biro Akademik dan Pembelajaran
3 http://www.widyatama.ac.id
Tim Dosen Digital Economy
tersebut menjadi tantangan besar bagi para pengembang dari dalam negeri. Pelaku
bisnis digital dalam negeri harus menghadapi pelaku bisnis digital dari luar negeri
yang sudah lebih dulu memulai.

5. Membangun Transisi Pada Konsep Berkelanjutan

Inisiatif digital dalam industri dapat menghasilkan sekitar 26 miliar ton emisi CO2
bersih yang dapat dihindari dari 2016 hingga 2025. Memastikan nilai potensial ini
dapat direalisasikan dan ditingkatkan berarti mengatasi rintangan yang berkaitan
dengan penerimaan model bisnis sirkular baru, adopsi pelanggan, dan dampak
lingkungan dari teknologi digital itu sendiri.

6. Membangun Kepercayaan pada Ekonomi Digital

Hasil dari berbagai perkembangan teknologi, seperti asuransi berbasis penggunaan


dan teknologi mengemudi (assisted driving technology) dapat mengurangi angka
kematian tahunan pada tahun 2025 yang diproyeksikan dari kecelakaan di jalan
lebih dari 2 juta sebesar 10%. Namun, hal itu telah menimbulkan kekhawatiran
tentang privasi data, keamanan, dan penggunaan data secara etis. Menetapkan
norma baru perilaku etis dengan teknologi digital dan mencapai tingkat kepercayaan
pelanggan yang lebih tinggi akan sangat penting dalam keberhasilan transformasi
digital.

Dampak ekonomi digital pada bisnis

Di era revolusi industri 4.0, ekonomi digital telah mengubah wajah dunia ekonomi di seluruh
negara, termasuk Indonesia. Biro Analisis Ekonomi AS (BEA) menghitung perkiraan tentang
bagaimana ekonomi digital cocok dengan ekonomi federal. Menurut BEA, nilai riil ekonomi
digital telah tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata 9,9% dari tahun 1998 hingga 2017.
Perkiraan ini juga mengklaim bahwa ekonomi digital menyumbang sekitar 5,9% dari PDB
pada tahun 1997, yang meningkat menjadi 6,9% pada tahun 2017. Tren kenaikan ini
menunjukkan pertumbuhan dan perluasan penjualan dan layanan online.

Selain itu, Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) membuat
perangkat untuk mengukur pertumbuhan yang lebih baik terkait dengan ekonomi digital.
Dengan pedoman dan metodologi universal ini, negara-negara di seluruh dunia dapat
secara pasti mengukur bagaimana ekonomi digital tumbuh dan di area spesifik apa yang
paling banyak mengalami pertumbuhan. Pengukuran ini memungkinkan pemerintah untuk
mengatur secara lebih memadai dan memberikan informasi yang dibutuhkan bisnis untuk
terus berinovasi dan berkembang secara online. Hal ini menciptakan peluang sekaligus
tantangan yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia.

Salah satu hal yang akan diterima Indonesia dengan berkembangnya ekonomi digital adalah
lapangan kerja yang melimpah. Di sisi lain, peluang untuk berniaga secara mandiri juga
terbuka lebar. Hingga saat ini, bisnis kelas UMKM adalah kalangan yang paling
mendapatkan keuntungan dari perkembangan ekonomi digital bidang marketplace.

Ekonomi digital memungkinkan Indonesia untuk dapat menembus pasar global secara lebih
mudah. Beberapa potensi seperti hasil kerajinan tangan hingga tanaman hias eksotis dapat
diperdagangkan hingga ke luar negeri. Begitu juga sebaliknya, masyarakat kini dapat
membeli dengan mudah barang-barang yang berasal dari luar negeri.

‘20 Digital Ekonomi Biro Akademik dan Pembelajaran


4 http://www.widyatama.ac.id
Tim Dosen Digital Economy
Kemudahan mendapatkan produk luar negeri dapat menguntungkan di satu sisi, tetapi juga
mengancam para pengusaha di bidang konvensional. Masuknya produk dari luar negeri
tanpa terkendali diklaim mengancam pengusaha kecil dalam negeri yang menawarkan
produk serupa dengan harga kurang bersaing.

Dengan pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan, bisnis harus mengembangkan


strategi dan proses baru yang merangkul cara konsumen melakukan penelitian, berinteraksi
dengan perusahaan, dan membeli barang dan jasa. Bisnis e-commerce telah didorong untuk
meningkatkan layanan mereka dan memastikan mereka menyediakan konsumen dengan
apa yang mereka cari.

Fokus dalam ekonomi digital

Karena konsumen telah mengubah cara mereka berbelanja dan mencari informasi, bisnis ini
harus mengubah cara mereka berinteraksi dengan konsumen ini. Untuk menjadi lebih ramah
digital, bisnis mungkin perlu fokus pada:

1. Sistem Pembayaran

Bisnis harus merangkul sistem pembayaran digital yang fokus pada kenyamanan
pelanggan. Dengan penagihan berlangganan, pelanggan ditagih secara teratur untuk
layanan yang sedang berlangsung. Ekonomi digital memudahkan para pelanggan ini
untuk menerima produk mereka, meminta bantuan, dan membayar tagihan bulanan
mereka. Penagihan otomatis dan opsi pembayaran yang berbeda memudahkan dan
memungkinkan pelanggan untuk membeli barang dan jasa secara online.

2. Kampanye Pemasaran

Beriklan di papan reklame mungkin sudah cukup bagi bisnis untuk mendapatkan
eksposur di masa lalu. Namun, dalam ekonomi digital, perusahaan-perusahaan ini
harus fokus pada mesin pencari, media sosial, kampanye email, dan strategi
pemasaran online lainnya untuk menjangkau pelanggan di mana pun mereka
berada.

3. Big Data

Dengan lebih banyak keterlibatan online, bisnis memiliki peluang untuk


mengumpulkan data besar tentang klien mereka, pola pembelian, dan keterlibatan.
Dengan data ini, bisnis dapat meningkatkan proses mereka, lebih memahami produk
dan layanan mana yang dicari klien mereka, dan memberikan pengalaman
pelanggan yang ditingkatkan berdasarkan apa yang mereka ketahui.

4. Machine Learning

Data besar digunakan secara efektif melalui pembelajaran mesin. Dengan algoritme
dan proses otomatis yang menganalisis data yang dikumpulkan, bisnis memperoleh
pengetahuan tentang bagaimana mereka dapat mengubah proses mereka saat ini
untuk menarik lebih banyak klien dan menjaga kepuasan pelanggan saat ini.

5. Artificial Intelligence

Chatbots, platform perdagangan online interaktif, dan bentuk AI lainnya juga penting
dalam pertumbuhan ekonomi digital. Kemajuan ini memastikan pengunjung dan
‘20 Digital Ekonomi Biro Akademik dan Pembelajaran
5 http://www.widyatama.ac.id
Tim Dosen Digital Economy
pembeli online menemukan apa yang mereka cari dan mendapatkan layanan yang
mereka harapkan, bahkan tanpa interaksi manusia.

Dampak sosial ekonomi digital

Transformasi pada ekonomi digital berdampak pada segalanya, mulai dari ekonomi, inovasi,
sains dan pendidikan, hingga kesehatan, keberlanjutan, tata kelola, dan gaya hidup.
Teknologi digital secara fundamental akan mengubah model bisnis, institusi, dan
masyarakat secara keseluruhan, seiring dengan munculnya ekosistem baru.

Pertama, Otomatisasi dan robotisasi sangat meningkatkan produktivitas. Namun,


peningkatan laba terkait tidak tercermin dalam pendapatan pekerja dan bahkan lebih sedikit
lagi dalam kontribusi yang diberikan perusahaan kepada masyarakat. Oleh karena itu,
kebijakan harus menyelaraskan peningkatan produktivitas dengan pendapatan, pajak dan
kontribusi sosial bisnis, untuk mengatasi pengangguran dan re-skilling.

Kedua, antisipasi efek AI & robotisasi untuk transisi sosial perlu memastikan bahwa setiap
orang mendapat manfaat dari kemajuan teknologi, bahwa pertumbuhan ekonomi juga
tercermin dalam pendapatan dan standar hidup semua warga negara. Di negara-negara
Eropa, terdapat pilar atau ketetapan yang mendukung pernyataan ini, sehingga transformasi
ekonomi digital dapat mengarah pada hal positif.

Ketiga, AI meningkatkan kecakapan dan juga dapat mengidentifikasi penggunaan


keterampilan terbaik pekerja, yang mungkin diabaikan oleh pekerjaan sehari-hari mereka
yang biasa. Misalnya. GE dan Shell telah menggunakan algoritme untuk pekerjaan
manajerial dan mencocokkan proyek dengan karyawan berdasarkan keahlian mereka.

Keempat, AI akan mengubah tempat kerja. Hal ini akan memungkinkan manajemen alur
kerja yang lebih baik, peningkatan produktivitas dan promosi berdasarkan prestasi, tetapi
juga memberi manajer kendali luar biasa atas karyawan mereka.

Kelima, terdapat kebutuhan untuk membangun strategi dan pendekatan kebijakan yang
koheren untuk menghindari potensi perubahan struktural yang mengganggu serta
memastikan bahwa digitalisasi bermanfaat bagi sebagian besar penduduk, mendorong
inovasi dan pengembangan lebih lanjut, dan membantu mengatasi tantangan global.

Keenam, kebijakan pemerintah harus mengatur aspek sosial dan ekonomi AI dan robotisasi
(termasuk perpajakan) untuk menjamin tingkat standar manfaat ekonomi dan keamanan
bagi masyarakat. Perlu ada pendekatan yang berorientasi pada peraturan dan investasi
dengan tujuan ganda untuk mempromosikan penggunaan AI dan mengatasi risiko yang
terkait dengan penggunaan tertentu dari teknologi baru ini.

Ketujuh, AI juga berdampak pada perkembangan smart-city bagi masyarakat. Hal yang perlu
diperhatikan adalah adanya AI diharapkan dapat memprioritaskan gaya hidup sehat dari
masyarakat yang semakin independent.

Ekonomi Digital dan Masyarakat

Ekonomi dan masyarakat digital mencakup semua aktivitas yang bergantung pada, atau
ditingkatkan secara signifikan oleh, penggunaan input digital termasuk:

Masyarakat Digital

‘20 Digital Ekonomi Biro Akademik dan Pembelajaran


6 http://www.widyatama.ac.id
Tim Dosen Digital Economy
Masyarakat digital mencerminkan hasil masyarakat modern dalam mengadopsi dan
mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi di rumah, tempat kerja, pendidikan
dan rekreasi.

Layanan berlangganan yang menyediakan perangkat lunak atau layanan online lainnya
melalui platform perdagangan digital adalah cara populer situs e-commerce menarik
konsumen. Model perangkat lunak sebagai layanan telah menjadi keuntungan bagi bisnis
yang ingin beralih dari sistem lama dan menikmati efisiensi dan penghematan yang terkait
dengan teknologi modern. Situs e-commerce khusus harus menonjol dari kerumunan bisnis
yang bersaing untuk mendapatkan perhatian konsumen secara online. Bisnis perdagangan
digital harus mengadopsi prosedur dan produk inovatif untuk menarik konsumen ini.

Inovasi digital membentuk kembali masyarakat, ekonomi, dan industri kita dengan skala dan
kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya. Teknologi seluler dan cloud, Big Data, dan
Internet of Things menawarkan peluang yang tak terbayangkan, mendorong pertumbuhan,
peningkatan kehidupan warga, dan efisiensi di banyak bidang termasuk layanan kesehatan,
transportasi, energi, pertanian, manufaktur, ritel, dan administrasi publik. Mereka juga dapat
meningkatkan proses pemerintahan dengan membantu pembuat kebijakan mengambil
keputusan yang lebih baik dan melibatkan masyarakat. Internet memiliki potensi yang cukup
besar untuk mempromosikan demokrasi, keragaman budaya dan hak asasi manusia seperti
kebebasan berekspresi dan kebebasan informasi.

Namun, perlu memahami dampak dari skala dan kecepatan perubahan ini pada konsumen,
pengguna, warga negara, dan pekerja, termasuk semua yang digabungkan menjadi satu
'manusia digital', serta bagaimana perubahan tersebut memengaruhi kehidupan sosial dan
pribadi, pendidikan, ilmu pengetahuan, pemerintahan, demokrasi dan bisnis. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengembangkan regulasi dan kebijakan, memberikan layanan dan alat
yang sesuai hukum, memperhatikan perbedaan budaya lintas batas dan penciptaan budaya
digital bersama, serta membangun masyarakat sub-digital khusus yang menjalankan
kebijakan dan manajemen bencana yang mungkin terjadi karena ICT.

‘20 Digital Ekonomi Biro Akademik dan Pembelajaran


7 http://www.widyatama.ac.id
Tim Dosen Digital Economy

Anda mungkin juga menyukai