Ilovepdf Merged
Ilovepdf Merged
(e)Digital Economy
01
Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 02410003 Team Teaching Mata Kuliah Digital
Ekonomi
Abstract Kompetensi
Pertemuan ini membahas tentang Setelah menyelesaikan pokok
tranformasi / perubahan yang terjadi bahasan ini mahasiswa mampu
dari ekonomi rill (tradisional) menjelaskan tentang transformasi
menjadi ekonomi digital ekonomi riil menjadi ekonomi
digital.
Indikator:
▪ Ketepatan menguraikan
kondisi ekonomi saat ini
▪ Ketepatan menguraikan
kondisi ekonomi digital
sistem yang berkualitas
Pendahuluan
Sebelum memasuki materi mengenai ekonomi digital ada baiknya kita mengingat kembali
konsep dari ekonomi. Ilmu ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yag tidak terbatas dengan alat pemuas
kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Maka dari itu timbullan yang kita sebut sebagai
kelangkaan (scarcity). Permasalahan kelangkaan ini muncul dikarenakan adanya keinginan
yang tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhannya (sumberdaya) yang terbatas.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sumberdaya yang terbatas/kelangkaan tersebut
adalah:
1. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan produksi
2. Ketersediaan sumber daya alam yang terbatas.
3. Terbatasnya kemampuan manusia.
4. Sifat serakah manusia.
5. Kurangnya tenaga-tenaga ahli.
Berbagai macam permasalahan ekonomi ini terjadi hampir di semua negara. Perbedaannya
terletak pada tingkatnya, negara maju memiliki berbagai sumber daya yang lebih memadai
dengan kebutuhan penduduknya sehingga dapat dikatakan sebagai negara maju, sedangkan
negara berkembang memiliki sumber daya yang lebih terbatas dalam pemenuhan kebutuhan
penduduknya. Memang tidak hanya hal tersebut yang digunakan sebagai tolak ukur sebutan
untuk negara maju dan negara berkembang adapun tolak ukur tersebut seperti kriteria IMF,
kriteria World Bank, dan kriteria dari United Nation Development Programme (UNDP). Hal
tersebut yang membuat ada klasifikasi negara di dunia walaupun sebutannya sekarang
mengalami perubahan yaitu: Most Economically Developed Country (MEDCs) – untuk
negara maju dan Less Economically Developed Country (LEDCs) untuk negara berkembang.
Hal diatas menunjukkan sudah terjadi banyak permasalahan ekonomi yang dialami negara-
negara di dunia, seperti masalah pengangguran, inflasi, pertumbuhan melambat, dsb. Saat ini
ditengah kemajuan teknologi yang terjadi didunia apakah hal tersebut masih
terjadi?jawabannya dalah tentu saja masih banyak terjadi ditambah permasalahan baru yang
terjadi yaitu kemampuan setiap negara dalam mengadopsi teknologi baru yang dapat
digunakan sebagai membantu untuk menyelesaikan setiap permasalahan ekonomi yang
terjadi. Hal inilah yang kemudian kita sebut dengan istilah ekonomi digital.
Sumber: www.oecd-ilibrary.org
Dalam gambar diatas dapat kita lihat mengenai berbagai macam sektor industry yang ada
pada ekonomi digital. Mungkin bisa kita lihat bahwa kondisi ini melahirkan banyak lini
bisnis terbaru. Kondisi Pademi COVID 19 membuat percepatan implementasi ekonomi
digital di seluruh dunia. Kondisi yang memungkinkan setiap orang didunia ini kemudian
mengakses internet untuk beraktivitas setiap harinya. Disamping itu kita bisa melihat
berbagai macam perbedaan antara ekonomi tradisional dan ekonomi digital dari tabel
dibawah ini:
Tabel 1 – Contoh Perbedaan Ekonomi Tradisional dan Digital
Ekonomi Tradisional Ekonomi Digital
Pabrik Cloud Computing
Belanja melalui toko-toko dan pasar Internet website
Promosi melalui koran / Word of mouth Promosi melalui social media review
Tranportasi menggunakan moda yang ada Melalui aplikasi
Transaksi keuangan melalui bank dan kas Melalui e-banking dan fintech
Belajar di sekolah dan dengan buku e-books dan e-learning
Perkembangan ekonomi digital begitu pesat dan eksponensial. Fenomena tersebut telah
merasuki seluruh sendi-sendi kehidupan kita. Pemahaman ekonomi digital tidak hanya e-
commerce, tetapi juga mencakup semua sektor seperti transportasi, edukasi, pertanian,
manufaktur, dan komunikasi. Ironisnya, banyak dari kita yang ternyata belum sepenuhnya
memahami ekonomi digital yang tumbuh pesat dan potensial di Indonesia.
Pemahaman mengenai ekonomi digital dapat diibaratkan seperti lari maraton, bukan lari jarak
pendek (sprint), yang membutuhkan waktu sangat cepat. Oleh karena itu, kita perlu
memahami posisi Indonesia saat ini. Indonesia berada dalam kategori break out, kategori
yang moderate dimana tingkat kemajuan digital rendah, pertumbuhan inovasi cepat. Maka
dari itu, perlu didorong kemajuan digital untuk naik kelas menjadi negara stand out. Posisi
Berdasarkan gambar diatas dapat kita lihat bahwa ada berbagai bidang industry bisnis yang
dihasilkan oleh anak negri kita. Berbagai hal inilah yang memicu percepatan implementasi
ekonomi digital yang terjadi di Indonesia dan tentunya sangat menopang kondisi
perekonomian di Indonesia.
02
Manajemen S1 02410003 Team Teaching Mata Kuliah
Digital Ekonomi
Abstract Kompetensi
Materi berkaitan mengenai peran Mahasiswa mampu menjelaskan
revolusi teknologi dalam ekonomi peran revolusi teknologi dalam
dunia ekonomi dunia
Case Study
Berdasarkan tabel di atas, coba saudara jelaskan revolusi teknologi yang sudah
terjadi di dunia.
1. Revolusi teknologi 1: Revolusi industri
2. Revolusi teknologi 2: Age of steam and railways
3. Revolusi teknologi 3: Age of steel, electricity and heavy engineering
4. Revolusi teknologi 4: Age of oil, automobiles, and mass production
5. Revolusi teknologi 5: Age of information and telecommunications
Berdasarkan pengetahuan saudara, bagaimana dampak revolusi industri terhadap
kehidupan ekonomi manusia?
Tentu salah satu aspek yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia adalah
teknologi. Hal ini berhubungan dengan bagaimana manusia memenuhi kebutuhan hidup
ditengah perubahan lingkungan yang terjadi disekitar manusia. Perkembangan teknologi
tidak bisa lepas dari kreativitas dan inovasi manusia dimana dengan akal fikiran yang dimiliki
manusia, mampu mengembangkan ide-ide untuk memecahkan masalah dalam kehidupan
2. Ekonomi
Kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka dan saat ini, pada revolusi teknologi ke lima, cara melakukan aktivitas
ekonomi menggunakan teknologi informasi atau digital berupa transaksi yang
dipermudah dengan tidak bertemu langsung antara penjual dan pembeli. Selain itu,
juga dilakukan setiap saat dengan tidak memperhatikan dimensi waktu dan tempat
sehingga manfaat yang dirasakan oleh manusia semakin efektif. Bisa dilihat
pembayaran dengan dompet digital, transaksi pembelian produk secara online
sampai dengan aktivitas promosi secara online. Padahal, dulu harus berpromosi
secara langsung. Hal ini mempermudah aktivitas ekonomi yang dijalankan oleh
manusia.
3. Kesehatan
Kegiatan layanan kesehatan yang merupakan salah satu kegiatan yang sangat
dibutuhkan oleh manusia. Bisa dilihat bagaimana teknologi yang digunakan dulu
dengan menggunakan cara tradisional seperti melalui dukun, pengobatan tradisional
yang berubah sekarang dengan pemanfaatan teknologi kedokteran yang semakin
maju dan bahkan saat ini, dengan dukungan teknologi informasi, layanan kedokteran
bisa dilakukan dengan tidak tatap muka dan obat bisa sampai kerumah. Inilah hasil
dari revolusi teknologi kesehatan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Hal ini
mempermudah manusia untuk mendapatkan layanan kesehatan.
5. Layanan Transportasi
Aspek ini sangat relevan dengan kehidupan manusia karena manusia butuh
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dan membutuhkan cara-cara terbaru
untuk bisa berpindah. Teknologi dapat membantu manusia untuk berpindah dan
salah satu bentuk revolusi teknologi ke 5 berupa layanan transportasi yang
menggunakan layanan internet untuk mendapatkan layanan transportasi. Lihat saja
go gek, grab dan lain-lain yang dapat memudahkan manusia untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Hal ini memberikan kemudahan bagi manusia dalam
mendapatkan layanan transportasi.
Kelima dimensi diatas memperlihatkan bagaimana manusia membutuhkan cara-cara
baru dan cara-cara terbaik serta berbagai alat yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga
dapat mengoptimasi nilai dalam kehidupan tersebut. Cara-cara baru dan alat-alat baru
tersebut merupakan konsep dasar teknologi.
Berdasarkan gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa teknologi menjadi
perhatian manusia saat ini, karena berhubungan dengan kehidupan. Apalagi kalau
dihubungkan dengan ekonomi yang menjadi salah satu dimensi dalam kehidupan manusia.
Masalah aktivitas ekonomi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia dan hal ini
membutuhkan berbagai cara baru dan alat baru untuk bisa memenuhinya.
Teknologi berasal dari kata technologia (bahasa Yunani) techno artinya „keahlian‟
dan logia artinya „pengetahuan‟. Pada awalnya makna teknologi terbatas pada benda-
benda berwujud seperti peralatan- peralatan atau mesin.
Seiring berjalannya waktu makna teknologi mengalami perluasan. ia tidak terbatas
pada benda berwujud, melainkan juga benda tak berwujud. semisal
a. perangkat lunak,
b. metode pembelajaran,
c. metode bisnis, pertanian dan lain sebagainya.
Revolusi Teknologi
Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia saat ini terus terjadi.
Perkembangan pesat dalam bidang teknologi ini terjadi lantaran kebutuhan manusia yang
semakin banyak. Mulai dari sarana komunikasi, transportasi, dan banyak lagi hal lainnya.
Tujuannya satu, memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya. Hal ini tentu saja
memacu kita untuk mengejar ketertinggalan dan dituntut untuk melek terhadap perubahan
saat ini dan mendorong adanya revolusi teknologi pada abad 21
Konsep revolusi teknologi yang disampaikan oleh Carlota Perez (2002) yaitu A
technological revolution is a cluster of new technologies, products, and industries that
causes an upheaval in the economy and propels a long-term surge in development.
Pendapat ini menyatakan bahwa revolusi teknologi adalah sekelompok teknologi, produk,
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Technological_Revolutions_and_Financial_Capital.
Kedua adalah zaman uap dan kereta api yang dimulai pada tahun 1929 di Inggris
dengan teknologi dan industri baru yang dihasilkan yaitu Mesin dan mesin uap,
pertambangan besi dan batubara, produksi rolling stock. Adapun Infrastruktur baru yang
dihasilkan adalah Kereta Api, pelabuhan, layanan Pos, gas kota.
Revolusi teknologi biasanyai akan memiliki input berbiaya rendah yang menyeluruh,
yang secara drastis akan mengurangi biaya produk dan layanan yang menggunakannya dan
akan menggerakkan produsen dan konsumen untuk menggunakannya secara intensif.
Saat ini, input berbiaya rendah adalah mikroelektronika, dan, akibatnya, informasi;
minyak, listrik dan bahan plastik merupakan input berbiaya rendah selama gelombang
keempat, yaitu produksi massal; baja input murah dari gelombang rekayasa ketiga atau
berat; batubara murah kedua, usia kereta api besi.
Elemen penting lainnya dari revolusi teknologi adalah munculnya infrastruktur baru,
yang sangat terhubung dengan input utama, yang mampu memperluas perbatasan dan
meningkatkan kecepatan dan keandalan transportasi dan komunikasi, sekaligus mengurangi
biayanya secara drastis.
Kanal adalah infrastruktur revolusioner dari gelombang pertama, mengubah
parameter geografis perdagangan; perkeretaapian nasional dan telegraf mengubah struktur
sosial-ekonomi negara-negara industri dalam detik; perkeretaapian lintas benua dan
pelayaran dan telegraf lintas samudera menandai gelombang pertama globalisasi di
Pernyataan Carlota Perez ini penegasan bagaimana pengaruh dari revolusi industri
terhadap aktivitas ekonomi dimana revolusi teknologi memberikan terobosan-terobosan
teknologi yang menyebar jauh melampaui industri dan sektor dari mana mereka berasal -
mereka menyebabkan lompatan besar dalam produktivitas untuk rentang kegiatan ekonomi
yang luas.
Secara ekonomi, teknologi membawa perubahan dalam struktur harga (seringkali
dengan membuat barang menjadi jauh lebih murah) yang memandu pelaku ekonomi ke arah
penggunaan teknologi baru. Karenanya Carlota Perez menyebut ini sebagai “paradigma
tekno-ekonomi.”
Peranan kedua dari revolusi teknologi adalah sebagai pendorong pertumbuhan
ekonomi negara. Hal ini disampaikan oleh Ricardo Hausmann and José Domínguez dalam
tulisannya yang berjudul Knowledge, Technology and Complexity in Economic Growth
menyatakan bahwa In economics, it is widely accepted that technology is the key driver of
economic growth of countries, regions and cities. Teknologi merupakan pendorong utama
pertumbuhan ekonomi negara, wilayah, dan kota.
https://www.slash.co/hak/the-role-of-financial-capital-in-technological-revolutions/
Franklin, Ursula. "Real World of Technology". House of Anansi Press. Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2007-09-28. Diakses tanggal 2007-02-13.
Perez, Carlota (2002). Technological Revolutions and Financial Capital: The Dynamics of
Bubbles and Golden Ages. Cheltenham: Edward Elgar.
Perez, Carlota, 2018, Second Machine Age or Fifth Technological Revolution? (Part 2),
https://medium.com/iipp-blog/second-machine-age-or-fifth-technological-revolution-
part-2-db42863a8df8
(e)Digital Ekonomi
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Ekonomi dan Manajemen S1 3 02410003 Team Teacing Matakuliah
Bisnis Digital Ekonomi
Abstract Kompetensi
Revolusi industri diawali dari industri 1.0, 2.0, 3.0, sampai dengan industri 4.0. Fase industri
merupakan real change dari perubahan yang ada. Industri 1.0 ditandai dengan mekanisasi
produksi untuk menunjang efektifitas dan efisiensi aktivitas manusia, industri 2.0 dicirikan oleh
produksi massal dan standarisasi mutu, industri 3.0 ditandai dengan penyesuaian massal dan
fleksibilitas manufaktur berbasis otomasi dan robot. Industri 4.0 selanjutnya hadir
menggantikan industri 3.0 yang ditandai dengan cyber fisik dan kolaborasi manufaktur
(Hermann et al, 2016; Irianto, 2017). Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek yang
diprakarsai oleh pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi manufaktur.
Lee et al (2013) berpendapat bahwa industri 4.0 ditandai dengan peningkatan digitalisasi
manufaktur yang didorong oleh empat faktor: 1) peningkatan volume data, kekuatan
komputasi, dan konektivitas; 2) munculnya analisis, kemampuan, dan kecerdasan bisnis; 3)
terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia dengan mesin; dan 4) perbaikan instruksi
transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika dan 3D printing. Lifter dan Tschiener (2013)
menambahkan, prinsip dasar industri 4.0 adalah penggabungan mesin, alur kerja, dan sistem,
dengan menerapkan jaringan cerdas di sepanjang rantai dan proses produksi untuk
mengendalikan satu sama lain secara mandiri.
Hermann et al (2016) menambahkan, ada empat desain prinsip industri 4.0. Pertama,
interkoneksi (sambungan) yaitu kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan orang untuk
terhubung dan berkomunikasi satu sama lain melalui Internet of Things (IoT) atau Internet of
People (IoP). Prinsip ini membutuhkan kolaborasi, keamanan, dan standar. Kedua,
transparansi informasi merupakan kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan
virtual dunia fisik dengan memperkaya model digital dengan data sensor termasuk analisis
data dan penyediaan informasi. Ketiga, bantuan teknis yang meliputi; (a) kemampuan sistem
bantuan untuk mendukung manusia dengan menggabungkan dan mengevaluasi informasi
secara sadar untuk membuat keputusan yang tepat dan memecahkan masalah mendesak
dalam waktu singkat; (b) kemampuan sistem untuk mendukung manusia dengan melakukan
berbagai tugas yang tidak menyenangkan, terlalu melelahkan, atau tidak aman; (c) meliputi
bantuan visual dan fisik. Keempat, keputusan terdesentralisasi yang merupakan kemampuan
sistem fisik maya untuk membuat keputusan sendiri dan menjalankan tugas seefektif
mungkin. Secara sederhana, prinsip industri 4.0 menurut Hermann et al (2016) dapat
digambarkan sebagai berikut.
Revolusi digital dan era disrupsi teknologi adalah istilah lain dari industri 4.0. Disebut revolusi
digital karena terjadinya proliferasi komputer dan otomatisasi pencatatan di semua bidang.
Industri 4.0 dikatakan era disrupsi teknologi karena otomatisasi dan konektivitas di sebuah
bidang akan membuat pergerakan dunia industri dan persaingan kerja menjadi tidak linear.
Salah satu karakteristik unik dari industri 4.0 adalah pengaplikasian kecerdasan buatan atau
artificial intelligence (Tjandrawinata, 2016). Salah satubentuk pengaplikasian tersebut adalah
penggunaan robot untuk menggantikan tenaga manusia sehingga lebih murah, efektif, dan
efisien.
Tetapi yang paling berpengaruhi pada era industri 4.0 yaitu sejak istilah Internet of Things
(IoT) diperkenalkan oleh Kevin Ashton tahun 2002. Perkembangan teknologi intenet mulai
diterapkan pada proses-proses produksi di dunia industri pada negara-negara maju, terutama
Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa Barat. Keberadaan IoT dimulai membakukan
komputer agar dapat memahani dunia nyata dilingkungannya secara mandiri. Pada awal
perkembangannya, konsep IoT diaplikasikan kedalam penggunaan komputer diberbagai
bidang kebutuhan manusia, yang intinya yaitu penggunaan komputer dimana dan untuk apa
Pada intinya industri 4.0 didorong oleh 4 (empat) kelompok teknologi yang juga sedang
berkembang saat ini. Kelompok pertama terdiri dari data, daya komputasi, dan konektivitas;
kelompok kedua yaitu kelompok teknologi analisis data dan intelijen; kelompok ketiga adalah
interaksi manusia-mesin (teknologi antarmuka dan augmented reality); dan yang kelompok
keempat yaitu konversi dari digital ke fisik. Sistem robotika yang canggih serta teknologi 3D
printing (additive manufacturing) yaitu contoh dari teknologi yang ada pada kelompok keempat
tersebut. Jika keempat kelompok teknologi enable ini diintegrasikan, maka terbentuklah
sebuah era baru dalam teknologi proses manufaktur. Era baru terbut dengan munculnya
pabrikpabrik cerdas (smart factories), yang memungkinkan suatu pabrik tetap dapat
memenuhi permintaan khusus dari pelanggan dengan tetap menjaga tingkat keuntungannya.
Dalam industri 4.0, proses bisnis dan teknik bergerak sangat dinamis sehingga
memungkinkan terjadinya perubahan proses sangat cepat, bahkan saat-saat akhir sebuah
proses produksi. Sistem ini juga memiliki kemampuan untuk merespon terjadinya gangguan
dan kegagalan secara fleksibel, misalnya gangguan akibat terlambatnya pasokan dari
supplier. Transparansi proses dari awal hingg akhir tersedia selama proses manufaktur,
sehingga dapat memfasilitasi proses pengambilan keputusan secara optimal. Industri 4.0
akan menghasilkan metode-metode baru untuk menciptakan nilai dan model bisnis baru.
Secara khusus keadaan ini akan menciptakan banyak usaha start-up dan usaha kecil dengan
kesempatan untuk mengembangkan dan menyediakan layanan di sisi hilir produksi
(Kagermann et al, 2013).
Beberapa pakar dan industriawan mengidentifikasikan tantangan industri 4.0 sebagai berikut:
1) masalah keamanan teknologi informasi; 2) keandalan dan stabilitas peralatan, utilitas, dan
mesin produksi; 3) kurangnya keterampilan yang memadai; 4) keengganan untuk berubah
oleh para pemangku kepentingan; dan 5) hilangnya banyak pekerjaan karena berubah
menjadi otomatisasi (Sung, 2017).Untuk lebih jelas dan lebih spesifik, Hecklau et al (2016)
menjelaskan tantangan industri 4.0 sebagai berikut.
Tantangan dan peluang industri 4.0 mendorong inovasi dan kreasi dibidang industri.
Pemerintah perlu meninjau relevansi antara inovasi dan kreasi industri dan pekerjaan untuk
merespon perubahan, tantangan, dan peluang era industri 4.0 dengan tetap memperhatikan
aspek kemanusiaan (humanities). Untuk menghadapi permasalahan yang ditimbulkan
dengan penerapan industri 4.0 adalah mencetak sumber daya manusia yang handal dan siap
menghadapi tantangan di era industri 4.0. Dengan itu pemangku kepentingan harus
meningkatkan kualitas pendidikan yang lulusannya harus siap kerja diberbagai bidang untuk
menghadapi tantangan era industri 4.0.
Salah satunya yaitu menggenjot pendidikan vokasi yang kualitas lulusannya memahami,
paham, dan mahir apabila teknologi pendukung industri 4.0 diterapkan dalam pekerjaannya.
Agar pendidikan vokasi dapat menjawab tantangan industri 4.0, maka agar lebih terarah,
pendidikan vokasi harus melibatkan institusi atau pemangku kepentingan yang
menyelegarakan pendidikan vokasi, sebagai contoh Sekolah Sandi Negara yang merupakan
pendidikan kedinasan yang dikhususkan lulusannya sebagai ahli sandi dan siber untuk
kepentingan negara lulusannya harus menghadapi tantangan industri 4.0 untuk cyber physical
systems (CPS) yang diperuntukan untuk operasional institusi negara akan menerapkan
industri 4.0.
Menjawab tantangan industri 4.0 tersebut, Bukit (2014) menjelaskan bahwa pendidikan vokasi
sebagai pendidikan yang berbeda dari jenis pendidikan lainnya harus memiliki karakteristik
sebagai berikut; 1) berorientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja; 2) justifikasi khusus
pada kebutuhan nyata di lapangan; 3) fokus kurikulum pada aspek-aspek psikomotorik,
afektif, dan kognitif; 4) tolok ukur keberhasilan tidak hanya terbatas di sekolah; 5) kepekaan
terhadap perkembangan dunia kerja; 6) memerlukan sarana dan prasarana yang memadai;
dan 7) adanya dukungan masyarakat.
Pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi memiliki tujuan yang sama yaitu pengembangan
pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan pembentukan kompetensi seseorang. Hal ini
telah dijelaskan oleh “Bapak Pendidikan vokasi Dunia” Prosser dan Quigley (1952),
menyatakan bahwa pendidikan vokasi menjadi bagian dari total pengalaman individu untuk
belajar dengan sukses agar dapat melakukan pekerjaan yang menguntungkan. Pendidikan
vokasi juga diarahkan untuk meningkatkan kemandirian individu dalam berwirausaha sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki (Kennedy, 2011). Penyiapan beberapa kompetensi harus
dilakukan karena pendidikan vokasi merupakan pendidikan menengah atau pendidikan tinggi
yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu (Sudira,
2012) dan menyiapkan lulusannya yang mampu dan mau bekerja sesuai dengan bidang
keahliannya (Usman, 2016; Yahya, 2015).
Pendidikan vokasi diselenggarakan pada suatu lembaga berupa institusi bidang pendidikan
baik sekunder, pos sekunder perguruan tinggi teknik yang dikendalikan pemerintah atau
masyarakat industri (Kuswana, 2013). Pendidikan vokasi difokuskan pada penyediaan tenaga
kerja terampil pada berbagai sektor seperti perindustiran, pertanian dan teknologi untuk
meningkatkan pembangunan ekonomi (Afwan, 2013).
Berdasarkan asumsi-asumsi yang ada, pendidikan vokasi merupakan jenis pendidikan yang
unik karena bertujuan untuk mengembangkan pemahaman, sikap dan kebiasaan kerja yang
berguna bagi individu sehingga dapat memenuhi kebutuhan sosial, politik, dan ekonomi
sesuai dengan ciri yang dimiliki. Pendidikan dan pelatihan vokasi merupakan pendekatan
pendidikan yang menekankan pada kebutuhan industri sehingga peningkatan dan
pengembangan individu dapat dilakukan di industri (Zaib dan Harun, 2014). Berdasar teori
yang ada, pendidikan vokasi berpeluang untuk menjawab tantangan industri 4.0. Tantangan
tersebut harus dijawab dengan cepat dan tepat agar tidak berkontribusi terhadap peningkatan
pengangguran. Pemerintah berupaya merespon tantangan industri 4.0, ancaman
pengangguran, dan bonus demografi dengan fokus meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui pendidikan vokasi di tahun 2018. Pemerintah melalui kebijakan lintas
Gerakan literasi baru yang dimaksudkan terfokus pada tiga literasi utama yaitu, 1) literasi
digital, 2) literasi teknologi, dan 3) literasi manusia (Aoun, 2017). Tiga keterampilan ini
diprediksi menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan di masa depan atau di era industri
4.0. Literasi digital diarahkan pada tujuan peningkatan kemampuan membaca, menganalisis,
dan menggunakan informasi di dunia digital (Big Data), literasi teknologi bertujuan untuk
memberikan pemahaman pada cara kerja mesin dan aplikasi teknologi, dan literasi manusia
diarahkan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi dan penguasaan ilmu desain (Aoun,
2017). Literasi baru yang diberikan diharapkan menciptakan lulusan yang kompetitif dengan
menyempurnakan gerakan literasi lama yang hanya fokus pada peningkatan kemampuan
membaca, menulis, dan matematika. Adaptasi gerakan literasi baru dapat diintegrasi dengan
melakukan penyesuaian kurikulum dan sistem pembelajaran sebagai respon terhadap era
industri 4.0. Respon pembelajaran yang perlu dikembangkan untuk Vokasi adalah
pembelajaran abad 21.
Trillling dan Fadel (2009), berpendapat pembelajaran abad 21 berorientasi pada gaya hidup
digital, alat berpikir, penelitian pembelajaran dan cara kerja pengetahuan (lihat Gambar 3.3).
Tiga dari empat orientasi pembelajaran abad 21 sangat dekat dengan pendidikan vokasi yaitu
cara kerja pengetahuan, penguatan alat berpikir, dan gaya hidup digital. Cara kerja
pengetahuan merupakan kemampuan berkolaborasi dalam tim dengan lokasi yang berbeda
dan dengan alat yang berbeda, penguatan alat berpikir merupakan kemampuan
menggunakan teknologi, alat digital, dan layanan, dan gaya hidup digital merupakan
kemampuan untuk menggunakan dan menyesuaikan dengan era digital (Trilling dan Fadel,
2009).Forum ekonomi dunia melansir, struktur keterampilan abad 21 akanmengalami
perubahan. Pada tahun 2015, struktur keterampilan sebagai berikut:
1) pemecahan masalah yang kompleks;
2) kerjasama dengan orang lain;
3) manajemen orang;
4) berpikir kritis;
5) negosiasi;
6) kontrol kualitas;
7) orientasi layanan;
8) penilaian dan pengambilan keputusan;
Seluruh bentuk kecakapan dan keterampilan di abad 21 dan era industri 4.0 yang dibutuhkan
harus diintegrasikan ke dalam elemen pendidikan vokasi. Mulai dari sistem pembelajaran,
satuan pendidikan, peserta didik, hingga ke pendidik dan tenaga kependidikan.
Baru beberapa tahun terakhir Industri 4.0 menarik perhatian besar dari beberapa perusahaan
manufakturing dan sistem pelayanan serta beberapa perusahaan lainnya ini tidak terlalu
penting, yang paling penting yaitu pengertian dari Industri 4.0. Industri 4.0 terdiri atas integrasi
dari fasilitas produksi, rantai pasok, dan sistem pelayanan untuk meningkat jaringan
penambahan nilai. Ini memunculkan beberapa teknologi seperti big data analytics,
autonomous (adaptive) robots, cyber physical infrastructure, simulation, horizontal and vertical
Integration, Industrial Internet, cloud systems, additive manufacturing, dan augmented reality
sangat diperlukan untuk perubahan. Titik terpenting adalah tersebarnya penggunaan dari
Industrial Internet dan hubungan alternatif dalam jaringan kerja yang tersebar. Konsekuensi
dari pengembangan dalam Industrial Internet, dalam kata lainnya yaitu Industrial Internet of
Things (IIoT), sistem pendistribusian, seperti wireless sensor networks, cloud systems,
embedded systems, autonomous robots dan additive manufacturing harus saling terhubung
satu sama lainnya. Selain itu, additive robots dan cyber physical systems untuk melengkapi
integrasi, lingkungan berbasis komputer akan didukung oleh simulasi dan 3D visualisasi dan
pencetakan. Semuanya, sistem keseluruhan melibatkan analisis data dan beberapa macam
Sementara itu membangun kerangka kerja, sensor jaringan, peralatan pemprosesan real
time, dasar aturan, dan kelengkapan autonomous adalah antar penetrasi serta yang lainya
untuk pengumpulan real time dari manufakturing dan data sistem pelayanan. Dalam pemesan
pada usulan kerangka kerja yang mana alamat di dalam studi ini, bagian ini memberikan
informasi yang lengkap tentang teknologi pendukung dan prinsip perancangan perlu digaris
bawahi untukimplementasi industri 4.0 dengan kasus real time dan contohnya. Setelah itu
kerangka kerja yang diusulkan diperkenalkan pada prinsip perancangan dan teknologi
pendukung pada kontek sistem operasional termasuk smart product (produk pintar) dan smart
processes (prose pintar) (Ustundag, 2017).
Untuk keberhasilan suatu sistem beradaptasi pada Industri 4.0, tiga fitur akan dimasukan
didalamnya yaitu: (1) integrasi horizontal via rantai nilai, (2) integrasi vertikal dan nettworking
dari manufakturing atau sistem pelayanan, dan (3) antar rekayasa dari rantai nilai secara
keseluruhan (Wang et al, 2016). Integrasi vertikal membutuhkan kecerdasan silang yang
terkait dan digitalisasi unit bisnis dalam tingkatan hirarki organisasi yang berbeda. Oleh karena
itu, integrasi vertikal membolehkan transformasi pada pabrik pintar memproduksi produknya
secara fleksibel (berubah-rubah) untuk melayani banyak pelanggan dengan ukuran lot kecil
dengan tingkat keuntungan yang tinggi.
Industri 4.0 merupakan perpaduan atau integrasi dari beberapa teknologi yang sedang
berkembang saat ini. Terdapat 9 (sembilan) teknologi utama yang menjadi pilar penopang
dari kerangka konsep Industri 4.0 ( Rubmann et al, 2015 ) yaitu: 1) Internet of Things; 2) Cyber
Security (Keamanan Dunia Maya); 3) Cloud; 4) Additive Manufacturing; 5) Augmented realty;
6) Big Data and Analytics; 7) Autonomous Robots; 8) Simulation; dan 9) Integrasi Sistem, baik
secara horizotal maupun vertikal; Beberapa nama teknologi mungkin sudah akrab ditelinga,
namun ada juga yang belum. Karena itu akan diterangkan masing-masing teknologi tersebut
diatas.
Contoh aplikasi teknologi ini dapat dilihat pada fasilitas produksi perusahaan Bosch Rexroth,
Jerman yang melengkapi proses produksinya dengan teknologi RadioFrequency Identification
(RFID). Dengan teknologi ini, apabila sebuah komponen datang ke sebuah mesin, maka
mesin tersebut akan mengetahui proses apa saja yang harus dilakukan terhadap komponen
tersebut. Penerapan Industrial Internet of Things (IIoT) dalam proses manufaktur merupakan
langkah awal dalam mewujudkan sebuah pabrik pintar (smart factory), seperti yang
disyaratkan dalam kerangka industri 4.0.
Gambar 3.6 Integrated supply chain with RFID di Savi Technologies, a division of Lockheed
2. Cyber Security
Dengan digunakannya internet sebagai sarana komunikasi antara produk dengan proses, dan
juga komunikasi antara satu sistem dengan sistem lainnya, maka faktor-faktor keamanan
terhadap data juga harus diperkuat. Dengan meningkatnya konektivitas dan penggunaan
protokol komunikasi standar yang akan berlaku pada kerangka kerja Industri 4.0, maka
kebutuhan untuk perlindungan atas sistem industri dan proses manufaktur yang kritis juga
akan semakin meningkat. Untuk masa depan, kebutuhan akan sebuah sistem komunikasi
antar proses dan produk yang aman dan handal akan menjadi sebuah kebutuhan yang sangat
mendasar bagi sebuah industri.
Untuk antisipasi dalam ranah teknologi cyber security ini, beberapa perusahaan IT dan
manufaktur telah mengadakan kerjasama pengembangan. Cisco Systems sebagai salah
produsen hardware dan software jaringan IT, mengadakan kerjasama dengan Rockwell
Automation dan beberapa pihak lain untuk mengembangkan beberapa standar komunikasi
data untuk industri serta beberapa hardware pendukungnya ( Cisco System, 2018).
3. Cloud
Teknologi Cloud (Awan) merupakan salah satu teknologi informasi berbasis internet yang
menyediakan sumber daya pemrosesan komputer dan data bersama untuk kepentingan
informasi atau komputer serta perangkat lain sesuai permintaan. Ini adalah model untuk
memungkinkan sebuah proses komputasi dapat dilakukan dimana saja dan sesuai
permintaan (sebagai contoh: jaringan komputer, server, penyimpanan data, aplikasi dan
layanan). Dengan menggunakan teknologi cloud perusahaan yang tidak memiliki kemampuan
mengelola data dengan baik, tetap dapat memaksimalkan penggunaan data atau informasi
yang dimilikinya untuk mengoptimalkan tujuan bisnisnya, namun dengan upaya menajemen
data yang minimal. Teknologi cloud memberikan layanan bagi perusahaan dan atau pribadi
untuk menyimpan serta mengolah data mereka, baik milik pribadi, perusahaan ataupun data
pihak ketiga, yang secara fisik terpisah sangat jauh lokasinya.
Untuk penyedia layanan teknologi cloud , ada beberapa perusahaan yang aktif dalam bisnis
tersebut diantaranya Oracle Corporation, dan General Electric (GE). Salah perusahaan
pengguna platform cloud Oracle, mengatakan teknologi cloud merupakan cara aman bagi
Penelitian yang dilakukan Oracle menemukan fakta bahwa 60% dari perusahaan bisnis di
Amarika Serikat memiliki infrastruktur IT yang kaku, yang justru menahan mereka untuk
melakukan inovasi lebih lanjut. Data yang sama juga menyatakan bahwa proses inovasi
terhambat karena pendekatan yang salah pada sistem cloud perusahaan tersebut.
Kesimpulanya walaupun perusahaan atau seseorang sudah memiliki kemampuan dibidang
IT (Teknologi Cloud) namun mereka belum tentu memiliki pengalaman dan wawasan dalam
memandang permasalahan yang terjadi di perusahaannya secara terpadu.
Kesalahan yang sering terjadi yaitu: pengembangan sistem IT hanya bersifat lokal dan
temporer (bersifat ad hoc) dan ada indikasi bahwa entitas bisnis menolak bekerja sama untuk
menerapkan standar yang diberlakukan di seluruh perusahaan ke lingkungan cloud, padahal
standar ini sangat diperlukan pada penyusunan infrastruktur, platform dan aplikasi perangkat
lunak (Oracle Corporation, 2016).Berdasarkan pengamatan, keadaan ini juga banyak terjadi
pada sebagian besar perusahaan di Indonesia. Ketidakmauan untuk membuka standar
perusahaan kepada konsultan ataupun IT solution provider menjadi kendala utama kenapa
banyak sistem IT di perusahaan tersebut gagal ataupun tidak optimal dalam penngunaannya.
Selain masih banyak yang belum percaya akan kemampuan teknologi IT dalam membantu
meningkatkan efisien, produktivitas, serta kinerja perusahaan.Sekarang ini, beberapa
perusahaan sudah menggunakan teknologi cloud pada proses bisnisnya. Namun dengan
adanya Industri 4.0, kebutuhan untuk berbagi data akan semakin meningkat serta bersifat
lintas lokasi dan lintas perusahaan. Pada saat yang sama, kinerja dari teknologi cloud juga
semakin meningkatkan kecepatan, keamanan, serta kehandalannya. Akibatnya akan adanya
peningkatan penggunaan cloud untuk menyimpan dan mengolah data dari proses produksi
(dari mesin, sensor, komponen, serta produk).
4. Additive Manufacturing
Teknologi additive manufacturing merupakan proses yang digunakan untuk memebangun
sebuah obyek berdimensi tiga secara berlapis, dimana proses pembentukannya dimulai dari
lapisan terbawah dan berturut-turut lapisan demi lapisan diatasnya. Bentuk benda yang dapat
dibuat menggunakan teknologi ini mencakup hampir semua model geometri, sejauh model
datanya dapat dibentuk menggunakan perangkat lunak desain 3D. Untuk segi bentuk,
teknologi ini mampu memproduksi sebuah benda yang sangat rumit bentuknya, bahkan
Kemudahan yang diberikan teknologi additive manufacturing dalam proses produksi inilah
yang akan mendorong proses implementasi Industri 4.0 semakin terlaksana.
5. Augemented Reality
Ada beberapa definisi mengenai augmented reality atau realitas tertambah, atau kadang
dikenal dengan singkatan bahasa Inggrisnya AR. AR merupakan teknologi yang
menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah
lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu
nyata (real time) (commoncraft.com, 2008). Selain itu berdasarkan Oxford Dictionaries,
7. Autonomous Robot
Robot telah digunakan di banyak industri terutama untuk mengatasi tugas kompleks. Namun
teknologi robotik terus berkembang untuk makin meningkatkan utilitasnya. Sistem robot
menjadi lebih otonom, fleksibel, dan mampu bekerjasama. Robot mampu berinteraksi dengan
sesamanya dan bekerja-sama dengan manusia dengan aman dan memiliki kemampuan
belajar dari manusia. Seiring dengan waktu, biaya implementasi sistem robotik akan makin
8. Simulation
Simulasi dalam bidang teknik produksi dapat diartikan sebagai sebuah teknologi yang mampu
menampilkan dan meniru berbagai sifat dari sebuah produk atau proses kedalam layar
komputer. Pada tahapan perancangan sebuah produk, simulasi 3D dari produk, material dan
proses yang akan dilakukan sudah disimulasikan terlebih dahulu agar hasil yang diperoleh
pada saat implementasi lebih optimal. Namun dimasa depan, simulasi juga akan
diimplementasikan secara global di tahapan proses produksi. Simulasi pada tahap ini akan
9. Integrasi Sistem
Yang dimaksud dengan integrasi sistem disini yaitu integrasi sistem IT disebuah perusahaan
manufaktur. Saat ini, sebagian besar sistem IT tidak terintegrasi sepenuhnya. Perusahaan,
pemasok, dan pelanggan jarang terhubung erat. Bahkan banyak ditemui di sebuah
perusahaan, sistem IT antara departemen seperti departemen pemasaran dan pejualan,
engineering, produksi dan perencanaan produksi (PPIC) tidak terhubung satu sama lain
sistem IT-nya. Masing-masing fungsi berjalan sendiri-sendiri dan tidak mampu
Contoh terciptanya integrasi sistem IT yaitu diluncurkanya platform kolaborasi desain untuk
industri dirgantara/penerbangan dan pertahanan Eropa yang disebut AirDesign. AirDesign
merupakan hasil kolaborasi dari Dassault Systemes dan BoostAeroSpace, yang berfungsi
sebagai ruang kerja bersama untuk melakukan desain dan kolaborasi manufaktur dan
tersedia layanan pada sistem cloud pribadi. Platform AirDesign ini mampu bertugas mengatur
pertukaran data produk dan produksi yang sangat kompleks di antara para mitra yang
memanfaatkan AirDesign ini.
Referensi
1. Bartodziej Christoph Jan, 2017. The Concept Industry 4.0, An Empirical Analysis of
Technologies and Applications in Production Logistics. Springer Gabler, Germany
2. Baur, C. and Wee, D., 2015. Manufacturing's Next Act?. McKinsey & Company.
3. Commiddion of europen Communities ,2009. Internet of Things-an Action Plan for
Europe: Communication from the Commssion to the Eroupe Parliement, the Council,
the Eroupean Economic and Social Commitee and the Committee of the Regions.
Offece for Official Publications of the European Communities
4. DHL, 2013. Big data In Logsitics, A DHL Perspective on How to Move Beyond The
Hype. DHL Customer Solution & Innovation.
5. Dilchrist, Alasdair, 2016. Industry 4.0L The Industrial Internet of Things. Apress
6. Hermann, M., Pentek, T., and Otto, B., 2016. Design Principles for Industrie 4.0
Scenarios. Presented at the 49th Hawaiian International Conference on Systems
Science.
7. Irianto, D., 2017. Industry 4.0; The Challenges of Tomorrow. Disampaikan pada
Seminar Nasional Teknik Industri, Batu-Malang.
8. Jones Erick C., and Chung Christopher A., 2011. RFID and Auto ID in Planning and
Logistics A Practical Guide for Military UID Applications. CRC Press is an imprint of
Taylor & Francis Group, an Informa business.
Modul 5
(e) Digital Economy
5
Fakultas Ekonomi dan S1 Manajemen 02410003 Team Teaching Mata Kuliah Digital
Bisnis Ekonomi
Abstract Kompetensi
Materi perkuliahan ke-5 Digital Mahasiswa mampu mengerti,
Economy, menjelaskan secara detil memahami dan menjelaskan tentang
tentang: konsep Infrastruktur TI, IT Skills,
Konsep Ekosistem Ekonomi Digital dan Hal-hal yang mendasari adanya
yang dijabarkan dengan beberapa peningkatan populasi digital.
sub bab, antara lain: Infrastruktur
TI, IT Skilss, dan meningkatnya
populasi digital)
A. INFRASTRUKTUR TI
1. Pengertian
Infrastruktur TI menurut Kenned Th C Laudon dan Janne P Laudon (2012:34), adalah
terdiri dari sekumpulan perangkat keras dan aplikasi perangkat lunak yang diperlukan
untuk menjalankan suatu perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan menurut M. Raplh
Stair dan George W. Reynolds (2010:45), Infrastruktur TI adalah suatu kumpulan
komponen teknologi yang terdiri atas software, hardware, database, sumber daya
manusia, telekomunikasi dan prosedur”.
Infrastruktur Teknologi Informasi juga didefinisikan sebagai sumber daya teknologi
bersama yang menyediakan platform untuk aplikasi sistem informasi perusahaan yang
terperinci. Infrastruktur TI, meliputi; investasi dalam perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), dan layanan (service). Layanan ini, misalnya; konsultasi,
pendidikan, dan pelatihan, yang terbagi di seluruh perusahaan atau tersebar di seluruh
unit bisnis dalam perusahaan, (lihat Gambar 7.1). Layanan dari suatu perusahaan harus
mampu memberikan layanan kepada pelanggan, persediaan, dan karyawannya, itu
dikarenakan adanya sebuah fungsi langsung dari infrastruktur teknologi informasi.
Umumnya infrastruktur ini harus didukung perusahaan. Strategi sistem informasi,
teknologi informasi yang baru mempunyai kekuatan yang dapat mempengaruhi bisnis, dan
strategi teknologi informasi, maupun layanan yang diberikan kepada pelanggan.
3. Evolusi Infrastruktur TI
Infrastruktur TI dalam organisasi saat ini merupakan hasil dari evolusi lebih dari 50
tahun dalam platform komputasi. Ada lima tahap dalam evolusi, masing-masing mewakili
konfigurasi daya komputasi yang berbeda dan elemen infrastruktur (lihat Gambar 7.2).
Kelima era itu adalah mainframe dan minicomputer computing, personal computer, client/
server networks, enterprise computing, dan cloud and mobile computing. Berikut ini
pemaparannya:
1) Era Mainframe Umum dan Komputer Mini (1959-sekarang)
Pengenalan dari IBM 1401 dan 7090 yang dilengkapi dengan mesin transistor pada
1959 menandai permulaan dari penggunaan komersial yang meluas dari
computer mainframe. Era mainframe merupakan suatu periode komputasi yang sangat
terpusat dibawah kendali dari pemrograman professional dan operator sistem (biasanya
dalam pusat data korporat), dengan sebagian besar elemen dari infrastruktur disediakan oleh
pemasok tunggal, pabrikan dari perangkat keras dan perangkat lunak.
Pada komputasi klien/server, desktop maupun laptop yang disebut klien terhubung
dengan sebuah komputer server prima yang menyediakan berbagai layanan dan kemampuan
bagi computer klien yang memungkinkan organisasi bisnis untuk mendistribusikan
pekerjaanya melalui rangkaian mesin yang lebih kecil dan hemat biaya, ketimbang
menggunakan sistem mainframe yang terpusat.
5) Platforms Jaringan/Telekomunikasi
Perusahaan di A.S. menghabiskan $ 100 miliar per tahun untuk jaringan dan
telekomunikasi perangkat keras dan sejumlah besar $ 700 miliar untuk layanan jaringan
(terutama terdiri dari biaya telekomunikasi dan telepon perusahaan untuk jalur suara dan
Akses internet).
6) Platforms Internet
Platform internet tumpang tindih dengan dan harus berhubungan dengan jaringan
umum infrastruktur perusahaan dan platform perangkat keras serta perangkat lunak.
Perusahaan di A.S. menghabiskan diperkirakan $ 40 miliar per tahun untuk infrastruktur yang
terkait dengan Internet. Ini tujuannya adalah untuk perangkat keras, perangkat lunak, dan
layanan manajemen untuk mendukung sebuah situs web perusahaan, termasuk layanan web
hosting, router, dan peralatan kabel atau nirkabel. Sebuah layanan web hosting memelihara
sebuah server Web besar, atau serangkaian server, dan menyediakan langganan berbayar
dengan ruang untuk memelihara situs web mereka.
B. IT SKILLS
d) Aplikasi E-Governance
E-Governance adalah penyampaian layanan pemerintah, skema, kebijakan, prosedur
dan informasi kepada publik dengan menggunakan sarana elektronik dan TI, terutama
melalui Internet dan situs web. Kehadiran e-governance dapat dirasakan dalam
perekonomian dunia sejak tahun 1999 ketika pemerintah Inggris telah membentuk e-
envoy dan kemudian digantikan oleh unit e-government pada tahun 2004. Lembaga
pembangunan seperti Bank Dunia telah memprakarsai sekretariat manajemen
pengetahuan (KM) dan menyampaikan metodologi penilaian pengetahuan (KAM).
Salah satu pencapaian terbesar e-governance adalah pengenalan teknologi informasi
dan komunikasi yang dikenal sebagai TIK dalam dekade terakhir. Portal eSeva
(www.esevaonline.com) yang didirikan oleh Pemerintah Andhra Pradesh, India
membantu orang untuk melakukan transaksi resmi seperti pembayaran tagihan listrik,
pendaftaran dan penerbitan akta kelahiran dan kematian dan SIM, pengadaan formulir
dan perintah pemerintah dan informasi lain yang berkaitan dengan departemen dan
kementerian pemerintah. Pemerintah Karnataka, India telah meluncurkan sebuah
proyek bernama "Bhoomi" dengan bantuan perangkat lunak yang dikembangkan oleh
National Informatics Centre (NIC) untuk komputerisasi semua catatan tanah pedesaan
berbasis kertas. ITC Ltd. bekerja sama dengan Pemerintah India telah meluncurkan
e-Choupal, aplikasi berbasis web yang dimaksudkan terutama bagi para petani untuk
memberikan informasi yang relevan dan real-time tentang harga pasar, teknik
C. POPULASI DIGITAL
Digitalisasi — dan Internet — telah mengubah bisnis dan masyarakat dalam 15 tahun
terakhir. Populasi yang terhubung ke Internet di dunia telah tumbuh dari nol pada dasarnya
2. Komunitas Virtual
Komunitas virtual adalah sekelompok orang di dunia maya yang memiliki minat yang
sama. Anggota dari komunitas ini secara bebas saling bertukar pikiran, pandangan, dan
informasi melalui berbagai medium seperti email, chatting, mailing list, atau bulletin boards.
Secara intens dan kontinyu sekelompok orang ini mendiskusikan berbagai hal dan topik
tertentu mulai dari yang bersifat non formal (misalnya masalah hobby, kegemaran, makanan,
dan lain sebagainya) hingga yang bersifat formal (misalnya masalah politik, sosial, agama,
dan lain sebagainya). Berbeda dengan di dunia nyata dimana untuk dapat bertemu
sekumpulan orang harus membuat janji terlebih dahulu untuk menentukan waktu dan
Pertumbuhan masivnya populasi digital juga erat sekali dengan pandemi COVID-19 yang
mengakibatkan penggunaan internet semakin menjadi kebutuhan pokok, berikut ini hasil dari
penelitian yang mendongkrak pertumbuhan pengguna internet pada saat pandemi:
a) Flexible Working: Bagi banyak pekerja kerah putih di seluruh dunia, 2020 adalah
tahun bekerja dari rumah, atau "WFH" seperti yang menjadi umum dikenal. WFH
sepertinya akan tetap menjadi bagian yang diberlakukan dari kehidupan kerja banyak
orang untuk masa mendatang juga, dengan banyak negara masih dalam pergolakan
tingkat infeksi COVID-19 yang tinggi pada awal 2021. Selain itu, banyak orang dapat
memilih untuk melanjutkan praktik kerja yang lebih fleksibel bahkan setelah pandemi
berlalu, dan banyak pengusaha mungkin secara aktif mendorong fleksibilitas seperti
itu juga. Dinamika tempat kerja yang berkembang telah mengilhami banyak perubahan
dalam perilaku digital profesional dunia, dari munculnya konferensi video hingga
ketergantungan yang lebih besar pada perangkat lunak yang membantu tim mengelola
pekerja jarak jauh.
b) Connected Healthcare: Telemedicine sudah menjadi topik hangat dalam perawatan
kesehatan sebelum wabah COVID, tetapi krisis coronavirus 2020 telah mempercepat
kemajuan industri dengan cara yang sama seperti mempercepat perpindahan orang
ke belanja online. Dokter di seluruh dunia sekarang menawarkan konsultasi 'jarak
jauh', dengan banyak yang beralih ke platform konferensi video dan bahkan aplikasi
messenger untuk memberikan diagnosis dan saran untuk pasien mereka. Solusi digital
yang dirancang untuk membantu kesehatan dan kesejahteraan juga telah melihat
pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir, dan tren menunjukkan
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka utama:
1) Laudon, Kenneth C., and Jane P. Laudon, 2012. Management Information Systems:
Managing The Digital Firm, Global Edition, Person Education Limited, Kendallville-United
States of America.
Pendukung:
1) Sawhney, Mohan, dan Jeff Zabin. 2001. The Seven Steps to Nirvana – Strategic Insights
into eBusiness Transformation, New York: McGraw-Hill.
2) Simon Kemp. 2021. “DIGITAL 2021: GLOBAL OVERVIEW REPORT” Date Reportal.
3) Sumber lain yang relevan dengan RPS.
(e)Digital Economy
06
Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 02410003 Team Teaching Mata Kuliah Digital
Ekonomi
Abstract Kompetensi
Pertemuan ini membahas tentang Setelah menyelesaikan pokok
tranformasi / perubahan yang terjadi bahasan ini mahasiswa mampu
dari ekonomi rill (tradisional) menjelaskan tentang ekosistem
menjadi ekonomi digital ekonomi digital khususnya pada :
IoT (Internet of Things), cloud
computing, cyber, e-commerce dan
e-fin.
Pendahuluan
Dalam modul sebelumnya anda telah belajar mengenai konsep revolusi industry 4.0. Dalam
revolusi industry 4.0 dikenal dengan istilah “cyber physical system” ini sendiri merupakan
sebuah fenomena dimana terjadinya kolaborasi antara teknologi siber dengan teknologi
otomatisasi. Revolusi industry 4.0 mengutamakan digital teknologi dimana hal ini merupakan
kombinasi dari informasi, komputasi, komunikasi, dan teknologi konektivitas (Das & Dey,
2021). Dalam revolusi industry 4.0 inilah yang merupakan kebangkitan dari ekonomi digital
dimana dalam semua sektor lebih mengutamakan pemanfaatan penggunaan mesin teknologi
dalam menjalankan operasionalnya dan konsep penerapannya pada otomatisasi.
Sehingga kalau dapat kita lihat secara seksama di seluruh dunia proses revolusi ini
melahirkan konsep digitalisasi pada industry, konsumsi, dan lingkungan sosial (Baes et al.,
2020):
Gambar 1 – Dampak Digitalisasi pada Industri, Konsumen, dan Masyarakat
Gambar diadas merupakan salah satu dampak dari revolusi industry 4.0 dimana
mempengaruhi keseluruhan sektor yaitu pada industry, konsumsi, dan sosial. Pada industry
digital dapat kita lihat terjadinya peningkatan produktivitas yang tentunya ini dikarenakan
melibatkan penggunaan teknologi yang cukup besar pada manufaktur, kemudian tentunya
akan menimbulkan bisnis model yang baru dan juga akan ada peningkatan struktur karyawan.
Sektor yang berpengaruh pada digital industry adalah: manufaktur, agriculture, dan energy.
Pada digital konsumsi dapat kita lihat terjadi penghematan baik dari sisi biaya dan juga waktu
dan juga adanya stimulasi permintaan. Sektor industry yang terkait dengan digital konsumsi
adalah finance, retail, dan travel. Terakhir dari masyarakat digital (digital society) ini akan
Dalam gambar tersebut dijelaskan juga untuk digital infrastruktur yang ada yaitu:
User interface (manusia atau mesin) dan layanan dan aplikasi digital.
Perangkat yang dioperasikan manusia (misalnya smartphone, PC, tablet,
dll.) dan perangkat yang dioperasikan mesin (misalnya perangkat IoT,
dll.), yang digunakan untuk menghubungkan pengguna dan konten
digital.
Sehingga jika kita melihat segala hal yang terjadi diatas, dimana infrastruktur dan dampak
yang ditimbulkan dalam proses digitalisasi inilah sebagai satu proses akibat revolusi industry
4.0 yang mengarah pada berbagai sektor dan membuat rantai nilai yang saling terhubung
yang kita sebut dengan istilah ecosystem digital economy. Keterhubungan antara teknologi,
proses digitalisasi, dan sektor industry.
Setelah anda dapat memahami konsep dari revolusi industry 4.0, kita akan mengenal ada 9
pilar teknologi yang menjadi dasar utama dalam perkembangan industry ini:
Gambar 2 – 9 Pilar Teknologi Industri 4.0
Terdapat 9 (sembilan) teknologi utama yang menjadi pilar penopang dari kerangka konsep
Industri 4.0 ( Rubmann et al, 2015 ) yaitu: 1) Internet of Things; 2) Cyber Security
(Keamanan Dunia Maya); 3) Cloud; 4) Additive Manufacturing; 5) Augmented realty; 6) Big
Data and Analytics; 7) Autonomous Robots; 8) Simulation; dan 9) Integrasi Sistem.
Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing pilar teknologi tersebut:
1. Internet of Things (IoT)
Internet of Things atau disingkat IoT. IoT memungkinkan segala sesuatu terhubung
melalui jaringan internet tanpa diperlukan lagi yang namanya interaksi manusia.
Misal ketika kita lari kita menggunakan jam pintar untuk mengukur berapa kilometer
jarak yang sudah kita tempuh. Internet of Things atau IoT merupakan sebuah konsep
dimana sebuah objek yang memiliki kemampuan untuk dapat mentransfer data yang
ada melalui jaringan tanpa diperlukannya interaksi antar manusia. IoT sendiri
merupakan sebuah sistem yang menggunakan berbagai perangkat komputasi,
mekanis, serta mesin digital yang menjadi satu kesatuan yang terhubung. Sistem
2. Big Data
Teknologi yang kedua dalam pengembangan yang terjadi di revolusi industri 4.0
adalah Big Data. Big Data merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
volume data dalam jumlah yang besar, baik data yang terstruktur maupun tidak
terstruktur. Big data adalah tentang data yang luar biasa banyak, luar biasa besar baik
itu secara volume, variasi, dan berbagai parameter lainnya. Ada lima karakteristik
dalam Big Data yang dikenal dengan 5V yaitu volume, velocity, variety veracity,
dan value. Volume berarti data bisa dikategorikan ke dalam big data jika memiliki
ukuran yang besar. Velocity berarti big data memiliki karakteristik kecepatan yang
sangat tinggi. Variety berarti data bisa disebut sebagai big data jika memiliki variasi
berbagai jenis data yang besar sekali. Veracity berarti big data memiliki tingkat
kualitas data yang bermacam-macam. Value yang memiliki relevansi data di berbagai
macam tingkatan yang akan bernilai tinggi apabila diolah dengan cara yang tepat
guna.
Big Data sendiri telah digunakan pada banyak bisnis dan dapat membantu sebuah
perusahaan menentukan arah bisnisnya. Berikut beberapa penyedia layanan yang
termasuk ke dalam penggunaan teknologi Big Data di Indonesia, sebagai berikut:
Sonar Platform, Paques Platform, Warung Data, Dattabot
4. Cyber Security
Dunia digital juga sangat membutuhkan security. Ketika semakin banyak elemen
saling terhubung apalagi melalui internet maka security menjadi lebih penting. Aspek
security ini menjadi sisi yang tidak terhindarkan dan yang perlu diantisipasi dalam
menerapkan industri 4.0. Cyber Security yang merupakan sebuah bentuk upaya untuk
melindungi segala informasi yang dimiliki dari adanya cyber attack. Cyber attack
sendiri merupakan segala jenis tindakan yang sengaja dilakukan untuk mengganggu
kerahasiaan atau confidentiality, integritas atau integrity, serta ketersediaan atau
availability sebuah informasi. Banyak data yang dihasilkan di lingkungan Internet-of-
Things (IoT) akan berhubungan dengan warga negara dan penggunaan perangkat,
situs web, fasilitas medis, video, dan sebagainya (Lovelock, 2018). Pendekatan
tradisional untuk perlindungan privasi pribadi adalah dengan mewajibkan pengumpul
data untuk mendapatkan persetujuan, tetapi ini menjadi tidak praktis di dunia yang
6. Autonomous Robot
Dalam industri 4.0 banyak sekali sistem yang dibuat semakin cerdas dan lebih lanjut
lagi semakin otonom. Ketika satu elemen sistem berkomunikasi dengan elemen lain
secara mandiri maka mereka akan membangun suatu sistem yang otonom yang dapat
“bergerak sendiri”, contohnya yang sedang dikembangkan dan sudah mulai digunakan
adalah autonomous car. Demikian juga dengan robotik dimana kalau misalkan kita
melihat sistem robot sekarang menjadi lebih fleksibel, otonom, dan mampu
bekerjasama. Robot mampu berinteraksi dengan sesamanya dan juga manusia
sehingga manusi menjadi lebih aman.
7. Simulation
Simulasi ini sangat diperlukan untuk membangun suatu sistem baru maupun
meningkatkan sistem yang lama, biasanya dalam hal perencanaan. Berbagai macam
simulasi ini dilakukan untuk menghindari dampak-dampak negatif seperti dampak
biaya. Dalam industri 4.0, simulasi ini bahkan bisa terhubungkan dengan sistem
Setelah mempelajari materi dalam pertemuan ini kita dapat melihat bahwa ekosistem
ekonomi digital adalah seluruh komponen yang saling berkaitan yang menunjang
terlaksananya kegiatan atau aktivitas dalam ekonomi digital. Dapat kita lihat komponen
pembentuknya seperti: teknologi, digitalisasi sektor industry, pemerintah dan kebijakannya,
produsen selaku penyedia, serta masyarakat. Semua komponen diatas memiliki hubungan
timbal balik dan saling berkesinambungan (Zhao, Wallis, & Singh, 2015).
Sekarang bagaimana kita melihat keseluruhan hal tersebut dalam implementasinya di
Indonesia?
Dalam (KOMINFO, 2021), Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa Indonesia saat ini
beradu dengan ekonomi digital. Maka hal utama yang perlu dipersiapkan adalah ketersediaan
sumber daya manusia dengan kemampuan dasar yang sudah berbasiskan digital. Sehinga
diharapkan SDM ini mampu menggunakan berbagai percepatan teknologi yang terjadi.
Demikian juga dengan pemerintahannya, jangan sampai percepatan teknologi tidak dibarengi
dengan percepatan pembuatan kebijakan. Sehingga nantinya tidak dapat berjalan selaras.
Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini Indonesia memang sudah memasuki fase ekonomi
digital, ditandai dengan terimplemntasinya berbagai teknologi yang mendukung setiap
aktivitas masyarakat. Disamping itu juga berbagai perusahaan baru telah hadir dalam
ekonomi digital Indonesia ini. Namun hal ini belum berjalan optimal karena masih belum
meratanya infrastruktur teknologi yang ada di Indonesia. Guna optimalnya implementasi
ekonomi digital, maka setiap komponen dari ekosistem ekonomi digital. Tidak dapat hanya
memperhatikan pada salah satu komponen saja. Melihat kondisi ini kemudian Presiden
References
Baes, K., Chen, J., Cheng, Q., Duneja, R., Iyer, S. P., Kanakamedala, V., … Yang, J. (2020).
Think differently. Think archetype . Your digital economy model. (July), 45.
Das, A., & Dey, S. (2021). Global manufacturing value networks: assessing the critical roles
of platform ecosystems and Industry 4.0. Journal of Manufacturing Technology
Management, 32(6), 1290–1311. https://doi.org/10.1108/JMTM-04-2020-0161
KOMINFO. (2021). Perkuat Ekosistem Ekonomi Digital, Presiden: Siapkan Kebutuhan SDM
Digital. Retrieved from Kominfo website:
https://www.kominfo.go.id/content/detail/38191/siaran-pers-no-403hmkominfo112021-
tentang-perkuat-ekosistem-ekonomi-digital-presiden-siapkan-kebutuhan-sdm-
digital/0/siaran_pers
Lovelock, P. (2018). Framing Policies for The Digital Economy.
Zhao, F., Wallis, J., & Singh, M. (2015). E-government development and the digital
economy: a reciprocal relationship. Internet Research, 25(5), 734–766.
https://doi.org/10.1108/IntR-02-2014-0055
Perusahaan di Era
Ekonomi Digital
(e)Digital Ekonomi
06
Fakultas Ekonomi dan S1 Manajemen MK190261004 Team Teaching MK Digital Ekonomi
Bisnis
Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang : Mahasiswa memiliki
1. Perusahaan yang menerapkan kemampuan:
Transformasi Digital 1. Menjelaskan Perusahaan
2. Perusahaan yang yang menerapkan
mengalami penurunan Transformasi Digital
pada era Transformasi 2. Perusahaan yang
Digital. mengalami penurunan
pada era Transformasi
Digital.
(E) DIGITAL EKONOMI
Transformasi Digital sendiri terbagi menjadi 2 arah, yaitu ke arah internal dan arah eksternal.
Internal adalah jika transformasi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas
dan kinerja perusahaan. Sedangkan eksternal adalah jika transformasi yang dilakukan
bertujuan untuk efektivitas pelayanan kepada pelanggan
Pengertian Komunikasi Pemasaran Menurut Para ahli :
Mengapa perusahaan lain bisa sukses melakukan transformasi digital di bisnisnya, serta strategi
apa saja yang mereka terapkan? Berikut 5 cerita sukses perusahaan yang bisa Anda tiru!
Transformasi Digital bisa dibilang terobosan paling fenomenal pada abad ini. Dari yang semula
dilakukan secara manual, perlahan beralih secara otomatis. Mulai dari pembayaran, pencatatan
data, hingga marketing sekalipun semuanya terkena efek dari perkembangan dunia teknologi.
Anda, sebagai seorang pelaku bisnis, mungkin sudah mulai mempertimbangkan untuk
melakukan transformasi digital dan menyamakan irama bisnis dengan perkembangan dunia.
Namun, kami yakin Anda masih memiliki pertanyaan tentang bagaimana cara melakukan
transformasi digital, dan apa dampaknya terhadap bisnis Anda?
1. Netflix
Siapa yang tidak tahu dengan layanan streaming film on-demand ini? Atau, bisa jadi Anda
telah berlangganan Netflix setiap bulannya?
Ya, Netflix menawarkan layanan entertainment selangkah lebih maju dengan
menghadirkannya lewat internet sehingga lebih mudah diakses, kapanpun dan dimanapun.
Hanya berbekal gadget serta biaya bulanan, Anda sudah bisa menikmati tayangan film dan
serial dari berbagai jenis kategori yang ada dari seluruh dunia.
Transformasi digital yang dilakukan oleh Netflix ini merupakan langkah yang tepat, bahkan
meningkatkan omzet perusahaan hingga 30x lipat!
2. Gojek
Anda tentu sudah sangat familiar dengan brand ini. Layanan ojek online pertama di
Indonesia ini menawarkan kemudahan mobilitas bagi orang-orang yang tidak memiliki
kendaraan pribadi.
Berbeda dengan kompetitor lain pada masanya, dimana kala itu orang harus berdiri di
pinggir jalan untuk mendapatkan transportasi yang mereka butuhkan. Gojek justru hadir
dengan mentransformasikan layanannya berupa aplikasi pemesanan hanya dengan satu
sentuhan.
Transformasi digital menghantarkan Gojek menjadi salah satu perusahaan Decacorn
pertama di Indonesia dengan valuasi lebih dari 142 triliun rupiah pada tahun 2019.
3. Jenius BTPN
BTPN dengan brand Jenius-nya berhasil mendefinisikan ulang pengertian banking kepada
masyarakat luas. Bagaimana tidak, Jenius disebut sebagai salah satu perusahaan banking
pertama yang memanfaatkan transformasi digital.
Jenius menghadirkan dobrakan baru dengan layanan buka akun secara online hanya dengan
satu aplikasi, sehingga memudahkan masyarakat tanpa harus bertatap muka dan dihadapkan
dengan birokrasi perbankan yang menyulitkan.
Jenius juga menyediakan berbagai layanan perbankan mulai dari cek saldo, mutasi, sampai
tarik tunai hanya dengan menggunakan aplikasi saja. Transformasi digital di sektor
perbankan yang begitu powerful ini pun kemudian diikuti oleh bank-bank lain saat ini.
5. Tokopedia
Membuka toko dan memasarkan barang jualan bukanlah pekerjaan mudah pada zaman
dulu. Selain toko fisik yang harus berada di lokasi strategis, penjual juga harus memikirkan
bagaimana caranya menjual barang tersebut agar laku.
Peluang ini tampaknya terbaca jelas oleh Tokopedia, sehingga muncul solusi berupa
transformasi digital dalam kegiatan jual beli secara online.
Saat ini, orang-orang tidak perlu lagi merasa kesulitan membuka toko ketika hendak
berjualan. Mereka hanya perlu membuka akun di aplikasi Tokopedia dan mulai berjualan.
6. IKEA
Perusahaan furnitur Swedia adalah salah satu contoh transformasi digital yang
menunjukkan bagaimana transformasi digital dapat mengubah organisasi tradisional. Berkat
teknologi baru, IKEA mengubah pengalaman berbelanja pelanggannya menjadi lebih baik
dan mengoptimalkan biayanya dalam prosesnya.
Pada 2017, IKEA mengakuisisi TaskRabbit. Ini adalah situs web yang memungkinkan
Anda mencari orang untuk membantu perakitan atau pengiriman furnitur yang dibeli di
IKEA ke apartemen Anda. Berkat ini, pelanggan yang tidak dapat melakukan hal ini sendiri
cenderung menggunakan layanan yang disediakan perusahaan.
Selain itu, IKEA memutuskan untuk mengimplementasikan proyek rumah pintar. Untuk
konglomerat di industri furnitur, hal ini termasuk peralatan dapur dan peralatan
7. LEGO
Contoh transformasi digital pertama di LEGO adalah pada tahun 1997 yaitu masuk ke pasar
video game. Sejak itu, game telah menjadi elemen penting dari promosi LEGO yang
memengaruhi penjualan blok mereka. Permainan ini sebagian besar gratis, yang selanjutnya
meningkatkan efek promosi produk.
LEGO juga mengeksplorasi opsi pencetakan 3D. Saat sebagian besar perusahaan takut
dengan teknologi ini karena memungkinkan pelanggan untuk membuat produk sendiri,
LEGO telah mengajukan permohonan paten untuk jenis pencetakan ini. Semua ini untuk
memungkinkan klien mereka menggunakan solusi inovatif.
LEGO juga telah membuat situs web yang mengumpulkan ide-ide pelanggan untuk set
blok. Jika ide tersebut mendapat banyak dukungan dan peminat, perusahaan akan
mempertimbangkan untuk meluncurkan kit tersebut. Tentunya hal ini akan merangsang
kreativitas para penggemar merek dan sekaligus menanamkan loyalitas pelanggan.
Mainan LEGO sendiri juga menjadi lebih modern. Blok terkadang dilengkapi dengan solusi
canggih seperti sensor. Perusahaan juga mencoba menggabungkan dunia game dan blok
fisik dengan meluncurkan proyek berdasarkan set yang dibuat dalam permainan virtual.
Yang perlu mereka lakukan hanyalah memotret mereka untuk memulai permainan.
8. NIKE
NIKE, raksasa di industri sepatu olahraga, mulai fokus pada perangkat seluler. Mereka
menggunakan teknologi canggih berdasarkan algoritme rekomendasi dan pembelajaran
mesin.
NIKE telah membuat, antara lain, aplikasi seluler yang membantu memilih jenis sepatu
terbaik berdasarkan pemindaian kaki. Dengan memindai kaki, aplikasi membuat peta
berdasarkan 13 titik data. Terlebih lagi, berkat aplikasi tersebut, perusahaan memperoleh
9. DISNEY
Selama ini taman Disney World dikenal sebagai hiburan paling “analog”. Namun, tanpa
diduga, Disney telah menjadi salah satu contoh perusahaan yang melakukan transformasi
digital dengan baik dan membuat pengalaman pengunjung yang sangat meningkat.
MagicBand telah diterapkan di taman, yang memungkinkan pengunjung taman melakukan
pembayaran, mengelola reservasi, dan mengakses kamar hotel mereka. Pada saat giliran
mereka, setiap tamu diidentifikasi dengan tali MyMagic+, yang memberi mereka
pengalaman individu yang menyenangkan. Sistem ini bekerja dengan menampilkan layar
interaktif yang dipersonalisasi di taman.
Contoh lain dari transformasi digital di Disney adalah platform streaming Disney+, yang
juga terbukti sukses besar akhir-akhir ini. Sebelumnya, Disney melisensikan kontennya,
termasuk di Netflix, tetapi akhirnya memutuskan untuk menjual kontennya sendiri.
Berkat ini, pengguna platform (10 juta pada hari peluncuran!) Memiliki akses ke produksi
terbaru Pixar, Marvel, dan kisah Star Wars. Platform ini juga berisi banyak produksi lain,
menjadikannya bersaing ketat dengan Netflix, Amazon Prime, atau HBO GO. Ini adalah
produk digital Disney yang paling sukses.
10. Microsoft
Microsoft adalah unggulan lain di antara contoh transformasi digital. Pemimpin penjualan
perangkat lunak ini sejauh ini mendasarkan kekuatannya pada sistem operasi Windows
yang dijual dalam versi BOX dan OEM, serta Microsoft Office yang diinstal secara
tradisional. Namun, perusahaan memutuskan untuk menanggapi perubahan kebutuhan
pelanggan tanpa mendasarkan strateginya hanya pada Windows.
11. Audi
Tampaknya sulit untuk menemukan industri yang lebih “analog” daripada industri otomotif.
Namun AUDI telah memutuskan untuk memasuki dunia digital dengan layanan barunya,
dan menjadi salah satu contoh transformasi digital yang paling sukses. Pada tahun 2012,
perusahaan memperkenalkan konsep showroom inovatif dengan nama Audi City. Hal ini
membuat pengguna dapat berkenalan dengan seluruh katalog model mobil Audi secara
digital di showroom mikro yang terletak di pusat kota. Showroom ini menyajikan dan
memamerkan banyak mobil, hal yang tidak bisa dilakukan di showroom tradisional. Ruang-
ruang pada showroom ini memungkinkan Anda menemukan dan membeli mobil sambil
menjelajahi toko di sekitar pusat kota, menjadikan pengalaman itu menyenangkan dan
mudah diakses. Selain itu, Audi City adalah tempat di mana forum diskusi dan pameran
berlangsung di malam hari, yang semakin meningkatkan positioning merek. Di showroom,
pelanggan dapat melakukankonfigurasi mobil tingkat lanjut menggunakan layar interaktif
di mana mobil terlihat dalam ukuran penuh. Anda dapat menggunakan tablet Anda sendiri
dan juga melihat ke dalam mobil atau bahkan mengamati pergerakannya dan mendengar
suara mesin yang sebenarnya.Berkat solusi ini di Audi City, di mana hanya ada 4 mobil
fisik yang dipamerkan secara permanen (penghematan untuk perusahaan!), penjualan
meningkat 60% dibandingkan dengan showroom tradisional.
1. Supermarket
Belum lama ini, kita dikejutkan dengan berita kebangkrutan salah satu pioneer supermarket
yang mengusung konsep supermarket dan coffee shop, yaitu Seven Eleven. Hal ini menjadi
salah satu bukti akan ketatnya persaingan bisnis di area tersebut.
Belum lagi gebrakan yang dilakukan Amazon melalui AmazonGo (supermarket yang
terintegrasi dengan aplikasi smartphone) yang bisa jadi akan masuk ke pasar Indonesia.
Dengan mengusung konsep No ines, No checkout?atau Tanpa antre, Tanpa bayar di kasir,
AmazonGo bisa jadi akan menjadi saingan berat untuk brand-brand supermarket ternama
seperti Carrefour, Hypermart, dan lain-lain.
2. Elektronik
Pasar elektronik Glodok menjadi salah satu pusat perdagangan elektronik terbesar di
Indonesia pada tahun 1990-an yang berlokasi di Jakarta Barat. Sejak 2-3 tahun belakangan,
Glodok menjadi sepi pembeli salah satu penyebabnya karena berkembangnya toko online.
Kebanyakan pedagang yang masih bertahan di Glodok karena memiliki toko online,
sedangkan pedagang yang tidak menjual online sudah bisa dipastikan tidak dapat bertahan di
Glodok.
3. Handphone
Indonesia sebagai salah satu pasar terbesar telpon genggam. Roxy Square menjadi salah satu
saksi bisu geliat di tahun 2000an di Jakarta.
Pembangunan fly over dilakukan sebagai solusi untuk mengurai kemacetan di daerah Roxy
Square dan maraknya penjualan melalui online disinyalir menjadi dua alasan terbesar
sepinya pembeli di Roxy Square saat ini. Belum lagi biaya sewa ruko Rp20 juta/tahun.
5. Hotel
Hampir serupa dengan nasib transportasi offline, industri perhotelan terus berusaha keras
bertahan agar tingkat hunian (occupancy) tetap di angka yang menguntungkan. Salah satu
faktor penyebab menurunnya pendapatan pada industri ini yaitu online marketplace (seperti:
AirBnB) atau aplikasi budget hotel (seperti: Reddoorz dan Airy Room), perusahaan
website/aplikasi yang memungkinkan pemilih rumah, villa, apartemen, bahkan kamar kos,
agar dapat menyewakan propertinya kepada orang lain.
Tingkat hunian beberapa hotel dan villa di Bali kurang dari 50% bahkan 0% occupancy
selama berhari-hari, sesuatu yang jarang sekali terjadi di beberapa tahun sebelumnya.
6. Koran
Sinar Harapan, Harian Bola, Koran Tempo Minggu, dan Jakarta Globe adalah hanya
sebagian dari banyak media cetak yang terpaksa harus menutup bisnisnya karena tingginya
biaya cetak koran dan tidak mampu bersaing dengan media online (seperti detik.com,
okezone), meskipun sebagian media offline sudah beralih ke online.
Kejadian serupa juga terjadi di media-media cetak di Amerika Serikat, sebut saja The
Washington Post dan The New York Times.
7. Tekstil
Pasar Tanah Abang atau dulunya bernama Pasar Sabtu telah ada sejak tahun 1.735 yang
menjadi salah satu pusat penjualan tekstil terbesar se-Asia Tenggara yang berlokasi di
Jakarta Pusat. Menurut beberapa sumber, penurunan penjualan hingga mencapai lebih dari
50% dirasakan oleh penjual jika dibandingkan dengan tahun lalu hal ini dikarenakan
berkurangnya daya beli masyarakat dan persaingan dengan e-commerce (toko online) besar
8. Ritel
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk mengakui penutupan delapan gerai dilakukan untuk
menyesuaikan penurunan pendapatan yang telah terjadi yang disebabkan salah satunya
karena maraknya marketplace?sehingga renovasi dilakukan untuk menyesuaikan tren yang
ada saat ini dengan mengubah layout dan format supermarketnya.
Beberapa bulan setelah pernyataan tersebut, sekitar 30 supplier Hypermart melakukan
mediasi dengan perwakilan MPPA yang diwadahi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam
Negeri Kementerian Perdagangan. Mereka mengeluh karena masih ada tunggakan yang
belum dibayarkan oleh manajemen Hypermart.
Menanggapi isu yang beredar, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo)
Roy Mandey mengatakan saat ini penjualan ritel mengalami penurunan karena daya beli
masyarakat yang melemah. Penjualan retail di luar belanja lewat online, hanya naik 5-6%
dibandingkan bulan lainnya. Padahal pada momen yang sama tahun lalu, naik hingga 16,3%.
Tak bisa dipungkiri, setiap bisnis di era sekarang memang diharuskan bertransformasi ke
arah digital dan mulai menggunakan teknologi secara efektif dalam menarik perhatian
pelanggan. Peranan internet tidak lagi hanya sekedar kepentingan pribadi, namun juga bisa
membuka kesempatan bagi bisnis untuk tumbuh menjadi lebih besar.
Hal penting yang harus Anda lakukan saat ini adalah Anda harus bisa melihat apa pain yang
dirasakan oleh pelanggan, dan apakah pain tersebut dapat terselesaikan dengan teknologi
yang bisnis Anda gunakan.
DIGITAL EKONOMI
Pertemuan 07
Dampak Sosial Ekonomi Digital
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Bisnis Manajemen 07 Tim Dosen Digital Economy
Manajemen
Abstract Kompetensi
Ekonomi digital mengacu pada cara revolusioner masyarakat umum dan bisnis berinteraksi
dan terlibat dalam transaksi online. Ketika internet mulai meningkat popularitasnya, bisnis
beralih ke dunia online sebagai cara untuk mencapai pengakuan dan status merek dalam
industri mereka. Konsumen dan bisnis sama-sama beralih ke internet sebagai cara untuk
meneliti produk, membuat keputusan, dan membeli apa yang mereka butuhkan tanpa perlu
melakukan interaksi tatap muka.
Ekonomi digital juga dapat dipahami sebagai seluruh aktivitas perdagangan yang
memanfaatkan perangkat terhubung internet. Dalam perkembangannya, ekonomi digital erat
dengan artificial intelligence atau AI. Hal itu karena umumnya kegiatan digital marketing
akan memanfaatkan AI untuk pengumpulan data dan pemahaman karakteristik konsumen.
Ekonomi digital lebih unggul dalam efisiensi waktu dan ruang ketimbang ekonomi
konvensional. Dalam ekonomi digital, transaksi dapat dilakukan antar wilayah dan dapat
menggunakan metode pembayaran yang beragam. Namun, di sisi lain masalah
perlindungan konsumen menjadi faktor yang masih terus dibangun oleh pelaku ekonomi
digital.
Menimbang hal ini, penting bagi pemilik bisnis untuk memahami kenyamanan yang dialami
konsumen ketika sebuah merek menawarkan layanan, komunikasi, dan informasi
sepenuhnya secara online. Bisnis yang memanfaatkan kekuatan ekonomi digital
memberikan kemudahan ini kepada calon pelanggan dan klien saat ini, sehingga mereka
cenderung melihat pertumbuhan dan kesuksesan.
Dengan konektivitas yang lebih dekat dengan masyarakat umum, pengumpulan big data,
dan cara-cara tambahan untuk mencapai tujuan penjualan dan pemasaran, ekonomi digital
telah terbukti menjadi penting. Pergeseran ini juga memberikan cara yang lebih mudah
untuk berinteraksi dengan konsumen, tekanan untuk berinovasi dengan produk dan layanan
baru, serta prosedur yang efisien dan hemat waktu untuk pelayanan konsumen dan
penjualan.
Dalam bidang ekonomi konvensional maupun digital, Indonesia adalah pasar yang
potensial. Selain letaknya yang berada pada jalur perdagangan, jumlah masyarakat
Indonesia yang besar dan mampu menerima perkembangan teknologi menjadi faktor lain.
Perusahaan besar seperti Google bahkan berani memperkirakan bahwa Indonesia akan
mendapat keuntungan 100 miliar dolar pada tahun 2030. Perkiraan tersebut berkaca pada
nilai pasar ekonomi digital Indonesia pada tahun 2018 yang mencapai 27 miliar dolar.
Apabila perkiraan tersebut benar, maka Indonesia akan meraih posisi sebagai satu di antara
lima negara dengan ekonomi terkuat di dunia.
Selain dari sektor e-commerce, potensi ekonomi digital Indonesia masih terbuka lebar.
Beberapa bidang seperti perbankan, agrikultur, tata kota, hingga bidang transportasi masih
terbuka lebar persaingannya.
Kemendag menyatakan bahwa sektor industri makanan dan minuman menjadi sektor yang
cukup berpotensi. Di tahun 2020 tercatat bahwa sektor industri makanan dan minuman dari
ekonomi digital hanya mampu melayani nilai Rp 18 triliun. Padahal, kebutuhannya adalah
Rp3.669 triliun.
Dengan jumlah pengguna internet yang banyak, Indonesia menjadi negara yang diprediksi
dengan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat Melansir Kemenkeu, ekonomi digital
Indonesia dipandang akan terus tumbuh bahkan hingga 8 kali lipat pada tahun 2030
mendatang. Dari banyak sektor yang akan membangun ekonomi digital Indonesia, sektor e-
commerce adalah yang paling berperan penting.
Dari ekonomi digital tersebut, Bank Indonesia mengukur bahwa pada tahun 2025 akan ada
10% produk domestik bruto yang disumbangkan. Meskipun begitu, sumber daya manusia
yang dimiliki Indonesia masih belum cukup mumpuni. Indonesia membutuhkan para ahli
untuk mengisi bidang AI, virtual reality, dan big data analyst.
Ada banyak faktor yang akan menentukan keberhasilan Indonesia dalam memanfaatkan
ekonomi digital 10 tahun mendatang. Beberapa teknologi yang harus dimanfaatkan oleh
Indonesia adalah seperti cloud computing, jaringan 5G, ioT (internet of things), blockchain,
dan artificial intelligence.
Meskipun bukan fenomena baru dalam dunia ekonomi, tetapi ekonomi digital masih
mendapat tantangan untuk dapat diterima sepenuhnya di Indonesia, bahkan di dunia.
Beberapa tantangan tersebut di antaranya adalah:
Saat ini, hilangnya pekerjaan akibat digitalisasi diperkirakan berkisar dari 2 juta
hingga 2 miliar pada tahun 2030. Ada ketidakpastian yang besar, yang diikuti
kekhawatiran tentang dampaknya terhadap upah dan kondisi kerja.
2. Keberlanjutan Lingkungan
Tren historis menyatakan bahwa untuk setiap 1% peningkatan PDB global, emisi
CO2e telah meningkat sekitar 0,5% dan intensitas sumber daya sebesar 0,4%.
Praktik bisnis saat ini akan berkontribusi pada kesenjangan global sebesar 8 miliar
ton antara pasokan dan permintaan sumber daya alam pada tahun 2030, yang
artinya dapat terjadi kehilangan pertumbuhan ekonomi sebesar $4,5 triliun pada
tahun 2030.²
3. Kepercayaan
‘20 Digital Ekonomi Biro Akademik dan Pembelajaran
2 http://www.widyatama.ac.id
Tim Dosen Digital Economy
Media sosial, tag identifikasi frekuensi radio (RFID), dan situs web buatan pengguna
seperti TripAdvisor telah berperan penting dalam meningkatkan transparansi dan
mengatasi asimetri informasi. Namun, menurut Edelman Trust Barometer,
kepercayaan di semua sektor berbasis teknologi menurun pada tahun 2015, dengan
kekhawatiran atas privasi dan keamanan data sebagai faktor kunci. Pertanyaan yang
lebih luas tentang cara organisasi menggunakan teknologi digital juga mengancam
untuk mengikis kepercayaan pada institusi tersebut.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus ditingkatkan untuk membangun ekonomi digital
Indonesia yang kuat.
1. Keamanan Siber
Salah satu faktor utama yang menyebabkan ekonomi digital sulit berkembang adalah
masalah keamanan. Masyarakat yang terbiasa melakukan transaksi secara tatap
muka harus mendapatkan jaminan keamanan untuk transaksi digital. Konsumen
harus memperoleh jaminan dalam transaksi, mulai dari jaminan atas produk asli
hingga keamanan membayar.
Harus diakui bahwa kebanyakan tenaga kerja di Indonesia tidak berada pada sektor
digital. Meskipun tersedia dalam jumlah banyak, tetapi kebanyakan lulusan
pendidikan Indonesia merupakan pekerja potensial di bidang pekerjaan fisik. Hal ini
tidak dihadapi oleh Indonesia sendiri, tetapi juga dialami oleh mayoritas negara di
wilayah Asia Tenggara. Revolusi digital telah menciptakan peran baru, jenis
organisasi baru, dan bahkan sektor ekonomi baru (keamanan digital dan data
science). Dampak digitalisasi juga berperan sebagai katalis pertumbuhan lapangan
kerja di perekonomian yang lebih luas. Ekonomi digital dapat membangun lebih dari
6 juta pekerjaan di seluruh dunia sepanjang tahun 2016 hingga 2025 pada industri
logistik dan kelistrikan. Automasi yang ada dalam ekonomi digital akan
menggantikan pekerjaan manusia. Maka, perusahaan perlu meningkatkan
kemampuan dan keterampilan karyawannya, sekaligus membentuk talenta generasi
selanjutnya yang diarahkan pada transformasi ekonomi digital.
3. Pembangunan Infrastruktur
Inisiatif digital dalam industri dapat menghasilkan sekitar 26 miliar ton emisi CO2
bersih yang dapat dihindari dari 2016 hingga 2025. Memastikan nilai potensial ini
dapat direalisasikan dan ditingkatkan berarti mengatasi rintangan yang berkaitan
dengan penerimaan model bisnis sirkular baru, adopsi pelanggan, dan dampak
lingkungan dari teknologi digital itu sendiri.
Di era revolusi industri 4.0, ekonomi digital telah mengubah wajah dunia ekonomi di seluruh
negara, termasuk Indonesia. Biro Analisis Ekonomi AS (BEA) menghitung perkiraan tentang
bagaimana ekonomi digital cocok dengan ekonomi federal. Menurut BEA, nilai riil ekonomi
digital telah tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata 9,9% dari tahun 1998 hingga 2017.
Perkiraan ini juga mengklaim bahwa ekonomi digital menyumbang sekitar 5,9% dari PDB
pada tahun 1997, yang meningkat menjadi 6,9% pada tahun 2017. Tren kenaikan ini
menunjukkan pertumbuhan dan perluasan penjualan dan layanan online.
Selain itu, Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) membuat
perangkat untuk mengukur pertumbuhan yang lebih baik terkait dengan ekonomi digital.
Dengan pedoman dan metodologi universal ini, negara-negara di seluruh dunia dapat
secara pasti mengukur bagaimana ekonomi digital tumbuh dan di area spesifik apa yang
paling banyak mengalami pertumbuhan. Pengukuran ini memungkinkan pemerintah untuk
mengatur secara lebih memadai dan memberikan informasi yang dibutuhkan bisnis untuk
terus berinovasi dan berkembang secara online. Hal ini menciptakan peluang sekaligus
tantangan yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Salah satu hal yang akan diterima Indonesia dengan berkembangnya ekonomi digital adalah
lapangan kerja yang melimpah. Di sisi lain, peluang untuk berniaga secara mandiri juga
terbuka lebar. Hingga saat ini, bisnis kelas UMKM adalah kalangan yang paling
mendapatkan keuntungan dari perkembangan ekonomi digital bidang marketplace.
Ekonomi digital memungkinkan Indonesia untuk dapat menembus pasar global secara lebih
mudah. Beberapa potensi seperti hasil kerajinan tangan hingga tanaman hias eksotis dapat
diperdagangkan hingga ke luar negeri. Begitu juga sebaliknya, masyarakat kini dapat
membeli dengan mudah barang-barang yang berasal dari luar negeri.
Karena konsumen telah mengubah cara mereka berbelanja dan mencari informasi, bisnis ini
harus mengubah cara mereka berinteraksi dengan konsumen ini. Untuk menjadi lebih ramah
digital, bisnis mungkin perlu fokus pada:
1. Sistem Pembayaran
Bisnis harus merangkul sistem pembayaran digital yang fokus pada kenyamanan
pelanggan. Dengan penagihan berlangganan, pelanggan ditagih secara teratur untuk
layanan yang sedang berlangsung. Ekonomi digital memudahkan para pelanggan ini
untuk menerima produk mereka, meminta bantuan, dan membayar tagihan bulanan
mereka. Penagihan otomatis dan opsi pembayaran yang berbeda memudahkan dan
memungkinkan pelanggan untuk membeli barang dan jasa secara online.
2. Kampanye Pemasaran
Beriklan di papan reklame mungkin sudah cukup bagi bisnis untuk mendapatkan
eksposur di masa lalu. Namun, dalam ekonomi digital, perusahaan-perusahaan ini
harus fokus pada mesin pencari, media sosial, kampanye email, dan strategi
pemasaran online lainnya untuk menjangkau pelanggan di mana pun mereka
berada.
3. Big Data
4. Machine Learning
Data besar digunakan secara efektif melalui pembelajaran mesin. Dengan algoritme
dan proses otomatis yang menganalisis data yang dikumpulkan, bisnis memperoleh
pengetahuan tentang bagaimana mereka dapat mengubah proses mereka saat ini
untuk menarik lebih banyak klien dan menjaga kepuasan pelanggan saat ini.
5. Artificial Intelligence
Chatbots, platform perdagangan online interaktif, dan bentuk AI lainnya juga penting
dalam pertumbuhan ekonomi digital. Kemajuan ini memastikan pengunjung dan
‘20 Digital Ekonomi Biro Akademik dan Pembelajaran
5 http://www.widyatama.ac.id
Tim Dosen Digital Economy
pembeli online menemukan apa yang mereka cari dan mendapatkan layanan yang
mereka harapkan, bahkan tanpa interaksi manusia.
Transformasi pada ekonomi digital berdampak pada segalanya, mulai dari ekonomi, inovasi,
sains dan pendidikan, hingga kesehatan, keberlanjutan, tata kelola, dan gaya hidup.
Teknologi digital secara fundamental akan mengubah model bisnis, institusi, dan
masyarakat secara keseluruhan, seiring dengan munculnya ekosistem baru.
Kedua, antisipasi efek AI & robotisasi untuk transisi sosial perlu memastikan bahwa setiap
orang mendapat manfaat dari kemajuan teknologi, bahwa pertumbuhan ekonomi juga
tercermin dalam pendapatan dan standar hidup semua warga negara. Di negara-negara
Eropa, terdapat pilar atau ketetapan yang mendukung pernyataan ini, sehingga transformasi
ekonomi digital dapat mengarah pada hal positif.
Keempat, AI akan mengubah tempat kerja. Hal ini akan memungkinkan manajemen alur
kerja yang lebih baik, peningkatan produktivitas dan promosi berdasarkan prestasi, tetapi
juga memberi manajer kendali luar biasa atas karyawan mereka.
Kelima, terdapat kebutuhan untuk membangun strategi dan pendekatan kebijakan yang
koheren untuk menghindari potensi perubahan struktural yang mengganggu serta
memastikan bahwa digitalisasi bermanfaat bagi sebagian besar penduduk, mendorong
inovasi dan pengembangan lebih lanjut, dan membantu mengatasi tantangan global.
Keenam, kebijakan pemerintah harus mengatur aspek sosial dan ekonomi AI dan robotisasi
(termasuk perpajakan) untuk menjamin tingkat standar manfaat ekonomi dan keamanan
bagi masyarakat. Perlu ada pendekatan yang berorientasi pada peraturan dan investasi
dengan tujuan ganda untuk mempromosikan penggunaan AI dan mengatasi risiko yang
terkait dengan penggunaan tertentu dari teknologi baru ini.
Ketujuh, AI juga berdampak pada perkembangan smart-city bagi masyarakat. Hal yang perlu
diperhatikan adalah adanya AI diharapkan dapat memprioritaskan gaya hidup sehat dari
masyarakat yang semakin independent.
Ekonomi dan masyarakat digital mencakup semua aktivitas yang bergantung pada, atau
ditingkatkan secara signifikan oleh, penggunaan input digital termasuk:
Masyarakat Digital
Layanan berlangganan yang menyediakan perangkat lunak atau layanan online lainnya
melalui platform perdagangan digital adalah cara populer situs e-commerce menarik
konsumen. Model perangkat lunak sebagai layanan telah menjadi keuntungan bagi bisnis
yang ingin beralih dari sistem lama dan menikmati efisiensi dan penghematan yang terkait
dengan teknologi modern. Situs e-commerce khusus harus menonjol dari kerumunan bisnis
yang bersaing untuk mendapatkan perhatian konsumen secara online. Bisnis perdagangan
digital harus mengadopsi prosedur dan produk inovatif untuk menarik konsumen ini.
Inovasi digital membentuk kembali masyarakat, ekonomi, dan industri kita dengan skala dan
kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya. Teknologi seluler dan cloud, Big Data, dan
Internet of Things menawarkan peluang yang tak terbayangkan, mendorong pertumbuhan,
peningkatan kehidupan warga, dan efisiensi di banyak bidang termasuk layanan kesehatan,
transportasi, energi, pertanian, manufaktur, ritel, dan administrasi publik. Mereka juga dapat
meningkatkan proses pemerintahan dengan membantu pembuat kebijakan mengambil
keputusan yang lebih baik dan melibatkan masyarakat. Internet memiliki potensi yang cukup
besar untuk mempromosikan demokrasi, keragaman budaya dan hak asasi manusia seperti
kebebasan berekspresi dan kebebasan informasi.
Namun, perlu memahami dampak dari skala dan kecepatan perubahan ini pada konsumen,
pengguna, warga negara, dan pekerja, termasuk semua yang digabungkan menjadi satu
'manusia digital', serta bagaimana perubahan tersebut memengaruhi kehidupan sosial dan
pribadi, pendidikan, ilmu pengetahuan, pemerintahan, demokrasi dan bisnis. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengembangkan regulasi dan kebijakan, memberikan layanan dan alat
yang sesuai hukum, memperhatikan perbedaan budaya lintas batas dan penciptaan budaya
digital bersama, serta membangun masyarakat sub-digital khusus yang menjalankan
kebijakan dan manajemen bencana yang mungkin terjadi karena ICT.