Bab Ii-1
Bab Ii-1
Etiologi
asam, kebiasaan minum kopi, alkohol, minuman bersoda, pola makan yang tidak
atau psikis, dan Infeksi Helicobacter Pylori. Selain itu, faktor gaya hidup dan
4. Klasifikasi Dispepsia
a. Dispepsia organik
Sindrom dispepsia organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh
misalnya tukak (ulkus peptikum), gastritis, stomach cancer, gastro esophageal reflux
pada pemeriksaan fisik dan endoskopi, serta ditandai dengan nyeri atau tidak nyaman
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Merokok
d) Alcohol
h) Faktor psikologis
6. Pengobatan Dispepsia
a) Non Farmakologi
rendah lemak, kopi, alkohol, dan merokok. Selain itu, makanan kecil rendah lemak
menghindari makan yang terlalu banyak terutama dimalam hari dan membagii asupan
lain termasuk hipnoterapi, terapi relaksasi dan terapi perilaku (Pajala M, 2014.
Menurut (Fujiwara & Arakawa, 2014 dalam habibie, 2021) terapi farmakologi
3) Terapi dispepsia fungsional perlu dibedakan untuk subtipe nyeri atau distres
postprandial. Pada tipe nyeri epigastrium, lini pertama terapi bertujuan menekan
5) Bila ini pertama gagal, PPI dapat digunakan untuk tipe distres postprandial dan
hari, imipramin 50 mg/hari) selama 8-12 minggu cukup efektif untuk terapi
dispepsia fungsional, SSRI atau SNRI tidak lebih efektif dari plasebo (Chen et al,
7) Meskipun masih kontroversial, dapat dilakukan tes H. pylori pada kasus dispepsia
psikologis seperti cemas atau depresi dapat membantu pada kasus dispepsia sulit/
resisten. Terapi psikologis, akupunktur, suplemen herbal, probiotik psikologis
pada dispepsia fungsional masih belum terbukti (Phavichitr et al., 2012 dalam
habibie, 2021).
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji
penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis
pada penelitian penulis. Berikut ini merupakan penelitian terdahulu yang menjadi
Penelitian