37 39598 1 10 20200703
37 39598 1 10 20200703
dengan dosis 50mg/kgBB (Eryuda & Soleha, Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kluwih
2016). Daun Kluwih kering sebanyak 1 Kg diekstraksi
Ekstrak etanol daun A. camansi Blanco dengan perendaman dalam pelarut etanol 96% pada
pada penelitian sebelumnya juga diketahui suhu ruang, dan dilakukan pengocokan 3 kali
pengulangan dalam sehari. Kemudian disaring dan
memiliki manfaat sebagai antioksidan dan
filtrat dikentalkan dengan cara diuapkan
aktivitas antibakteri yang cukup baik terhadap menggunakan rotary evaporator sampai dihasilkan
Staphilococcus aureus dengan nilai konsentrasi ekstrak kental yang bebas dari pelarut etanol.
hambat minimum (KHM) 25 mg/mL, Rendemen ekstrak etanol daun Kluwih dihitung
Escherechia coli 25 mg/mL,dan Pseudomonas secara gravimetri dengan cara membandingkan berat
aeruginosa 50 mg/mL (Vianney et al., 2018). awal simplisia dengan berat akhir ekstrak setelah
Aktivitas anti bakteri dari ekstrak daun diuapkan (Harvey, 1959).
Kluwih terhadap bakteri S. aureus, E. coli, dan Pemeriksaan Karakteristik Ekstrak Perhitungan
P. aeruginosa telah diketahui, namun Rendemen
pemanfaatan daun Kluwih sebagai inhibitor Nilai rendemen didapat dengan membagi berat hasil
pertumbuhan bakteri S. dysenteriae dan (ekstrak kental) dengan berat awal simplisia.
B. subtilis serta bagaimana mekanisme aksi Persentase rendemen diketahui dari perhitungan
nilai kesetaraan tiap gram sampel ekstrak kental.
penghambatannya belum dilaporkan. Oleh (Departemen Kesehatan RI, 2000).
karena itu, perlu dilakukan pencarian informasi
Kadar Air
tentang aktivitas penghambatan ekstrak etanol
Penetuan kadar air dilakukan dengan mengambil 3
daun Kluwih serta mekanisme gram sampel kemudian dikeringkan menggunakan
penghambatannya terhadap bakteri oven bersuhu ±105oC selama 4 jam. Sampel
S. dysenteriae dan B. subtilis. kemudian didinginkan dengan menempatkan sampel
kedalam desikator selama ±30 menit dan kemudian
METODE
sampel ditimbang. Proses ini dilakukan berulang
Bahan hingga didapatkan berat tetap (AOAC International,
Daun Kluwih (A. camansi) didapatkan dari Balai 1990).
Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Pemeriksaan bebas etanol
(BALITTRO). Bakteri uji diperoleh dari culture Uji bebas etanol pada ekstrak daun Kluwih
collection INACC LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan dilakukan dengan menambahkan larutan H2SO4
Indonesia), Cibinong. Penelitian ini menggunakan kedalam ekstrak lalu ditambahkan lagi dengan
beberapa bahan yang diantaranya adalah etanol CH3COOH, lalu dipanaskan. Ekstrak dikatakan
96%, H2SO4 (asam sulfat), NH4OH (ammonium sudah bebas dari pelarut etanol bila tidak tercium
hidroksida), HCl (asam klorida), FeCl3 (besi bau khas pelarut ester (Kurniawati, 2015).
klorida), logam Mg (magnesium), pelarut amil
alkohol, etil asetat, aquades, NaOH (natrium Pemeriksaan Senyawa Fitokimia Pemeriksaan
hidroksida), ciprofloxacin, NaCl (natrium klorida), Flavonoid
pereaksi Mayer, Dragendorf, Lieberman-Burchard, Sebanyak 2 mL ekstrak etanol daun Kluwih
BaCl2 1% (Barium klorida), Serbuk Zn (seng), ditambahkan ke dalam tabung kaca, kemudian 1 mL
Nutrient agar (NA), dan Nutrient Broth (NB). larutan HCl dan serbuk magnesium juga
ditambahkan dan dihomogenkan. Ekstrak etanol
Persiapan Simplisia daun Kluwih dinyatakan mengandung senyawa
Daun Kluwih diperoleh dari BALITTRO sedangkan fitokimia flavonoid jika terjadi perubahan warna
determinasi dilakukan di LIPI Biologi, Cibinong, endapan menjadi warna merah-jingga ataupun
Bogor. Simplisia yang telah dideterminasi, merah-ungu (Banu & Cathrine, 2015).
dikeringkan hingga diperoleh 1 Kg simplisia,
Pemeriksaan Alkaloid
kemudian dilakukan sortir dengan memilih daun
Ekstrak kental daun Kluwih sebanyak 1 gram
Kluwih yang masih hijau, tidak berlubang, tidak
ditambahkan dengan 5 mL pelarut kloroform, lalu
menguning dan tidak layu, kemudian daun terpilih
ditambahkan NH4OH, saring dan uapkan sampai
dibersihkan dengan cara dicuci bersih menggunakan
mengental, tambahkan dengan HCl 2N dan dikocok,
air mengalir, kemudian dikeringkan menggunakan
mengambil lapisan asam lalu dibagi menjadi 3
oven bersuhu 40ºC hingga tidak ada air dan terasa
bagian, dan memasukkan ke dalam tabung reaksi,
lembab. Simplisia kemudian dipotong kecil-kecil,
dan menambahkan beberapa tetes pereaksi
kemudian dihaluskan sampai membentuk serbuk
Dragendorf dan Mayer. Hasil positif akan
dengan ukuran 40 mesh (Departemen Kesehatan RI,
menghasilkan endapan berwarna jingga dan putih
2000).
pada masing-masing pereaksi (Departemen
Kesehatan RI, 2000).
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 21 No. 2, Juli 2020 : 105-114 107
terbentuk di sekitar kertas cakram (Sogandi et al., yang digunakan, akan menghindarkan dari
2015). timbulnya positif palsu pada perlakuan sampel
Analisis Kebocoran Sel nantinya (Kurniawati, 2015). Dari hasil
Suspensi bakteri B.s subtilis dan S. dysenteriae, yang pengujian diketahui bahwa sampel sudah bebas
berumur 18 jam ditambahkan ekstrak etanol daun dari etanol dengan ditandai tidak terciumnya
Kluwih dengan konsentrasi yang digunakan bau ester setelah mereaksikan ekstrak dengan
berdasarkan nilai KHM yang diperoleh sebelumnya.
asam sulfat dan asam asetat yang dipanaskan.
Terdiri atas 0 KHM sebagai kontrol, 1 KHM dan 2
KHM sebagai larutan uji. Kemudian disimpan dalam Skrining Fitokimia
inkubator dengan suhu konstan 37oC selama 24 jam. Berdasarkan pengujian senyawa fitokimia yang
Kultur bakteri uji kemudian disentrifugasi pada dilakukan, diketahui bahwa ekstrak etanol daun
kecepatan 6000 rpm dalam suhu ruang selama 5 Kluwih memiliki beberapa senyawa metabolit
menit, kemudian supernatant yang diperoleh
sekunder fitokimia yang dapat dilihat pada
dianalisis dengan spektrofotometri pada panjang
gelombang (λ) 260 nm dan 280 nm dengan tujuan Tabel 1.
melihat keberadaan asam nukleat (DNA dan RNA) Tabel 1. Kandungan fitokimia ekstrak daun
dan protein yang dikeluarkan sel bakteri ke media Kluwih
tumbuh sebagai akibat dari lisisnya sel bakteri uji.
Jika terjadi peningkatan nilai absorbansi setelah Metode Jenis Hasil
diberi perlakuan ekstrak etanol daun Kluwih, maka Pengujian Pemeriksaan Pemeriksaan
diasumsikan bahwa bakteri uji telah mengalami lisis Alkaloid +
dan kebocoran sehingga materi genetik berupa asam
nukleat dan protein terhambur dan keluar dari sel Saponin +
(Sogandi & Nilasari, 2019). Tanin +
HASIL DAN PEMBAHASAN Fenolik +
Kualitatif
Karakteristik Ekstrak Flavonoid +
Rendemen Ekstrak Triterpenoid +
Ekstrak etanol yang didapatkan dari hasil Steroid -
maserasi simplisia daun Kluwih sebanyak 33
Glikosida +
gram dengan rendemen sebesar 3,3%, nilai
rendemen didapat dengan membagi berat hasil Keterangan: (+) memberikan hasil positif, (-)
(ekstrak kental) dengan berat awal simplisia memberikan hasil negatif
(Departemen Kesehatan RI, 2000). Ekstraksi daun Kluwih pada penelitian ini
Kadar Air menggunakan metode maserasi dengan
Uji penentuan kadar air dilakukan di merendam serbuk simplisia daun Kluwih yang
BALITTRO yang dikerjakan dengan sudah dihaluskan ke dalam pelarut etanol yang
menggunakan serbuk daun Kluwih secara dapat masuk ke dalam dinding sel dan rongga
gravimetri. Menurut Nielsen (2010) kadar air sel tanaman. Senyawa yang ada dalam
dari suatu sampel dapat mempengaruhi sifat simplisia dapat ditarik keluar dari sel
fisik sampel berupa kekerasan, kekeringan, disebabkan oleh adanya perbedaan konsentrasi
perubahan kimia, kerusakan mikrobiologis dan di dalam sel dengan di luar sel. Hal ini terjadi
terjadinya perubahan enzimatis. Oleh karena berulang-ulang setiap kali larutan penyari
itu kadar air ditetapkan untuk dapat menjaga diganti sampai semua senyawa terekstraksi
kualitas ekstrak agar tidak terjadi perubahan keluar dari sel (Chan et al., 2013).Pemilihan
selama proses penyimpanan. Hasil penentuan pelarut yang digunakan dalam menarik
kadar air pada sampel daun Kluwih diperoleh senyawa metabolit sekunder adalah etanol 96%
sebesar 10,71%. atau absolute, karena untuk mengurangi
konsentrasi air yang terdapat di dalam sampel
Uji Bebas Etanol uji. Hal ini karena air bisa menjadi media
Hasil ekstraksi yang diperoleh dalam penelitian tempat pertumbuhan yang baik untuk
ini kemudian dilakukan uji bebas etanol untuk mikroorganisme. Penggunaan etanol 96% yang
memastikan bahwa ekstrak kental hasil hanya mengandung 4% air untuk membantu
maserasi yang akan digunakan sebagai sampel nutrisi masuk ke dalam sel, maka dapat
dalam pengujian aktivitas antibakteri ini sudah mengurangi kontaminasi pada ekstrak, pelarut
bebas dari etanol. Etanol diketahui memiliki etanol 96% juga bersifat lebih selektif dan
sifat sebagai antibakteri sehingga dengan tidak mampu melarutkan zat bersifat lebih polar
adanya kandungan etanol dalam sampel uji
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 21 No. 2, Juli 2020 : 105-114 109
maupun nonpolar, memiliki absorbs yang baik, etanol daun binahong diketahui memiliki KHM
membuat kapang dan khamir sulit tumbuh, dan 0,8 dan 0,2% untuk bakteri S. dysenteriae dan
etanol 96% mudah menguap sehingga ekstrak bakteri B. subtilis. Perbedaan nilai KHM ini
kental lebih cepat diperoleh dibandingkan dipengaruhi oleh banyak faktor dengan salah
menggunakan pelarut etanol 70% (Yulianti et satunya adalah struktur dinding sel bakteri. Jika
al., 2014). dilihat pada struktur penyusun dinding sel
bakteri Gram positif lebih sederhana
Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
dibandingkan dengan struktur penyusun
Ekstrak Etanol Daun Kluwih
dinding sel yang terdapat pada bakteri Gram
Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
negatif. Hal ini mempermudah senyawa
ditentukan dengan metode dilusi cairyaitu
antibakteri dari ekstrak daun Kluwih dapat
dilihat dari tingkat kekeruhan pada tabung
masuk ke dalam Gram positif dibandingkan
reaksi yang sudah berisi media, bakteri dan
dengan Gram negatif (Madduluri et al., 2013).
larutan ekstrak etanol daun Kluwih
menggunakan berbagai konsentrasi. Kontrol Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
yang digunakan adalah media NB yang berisi Kluwih
suspensi bakteri uji kemudian disimpan dalam Aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
inkubator shaker dengan suhu konstan 37oC Kluwih (A. camansi) terhadap bakteri uji S.
selama 24 jam. dysenteriae dan B. subtilis menggunakan
metode difusi cakram. Penentuan potensi
Tabel 2. Hasil pengukuran KHM
antibakteri ekstrak etanol daun Kluwih ini
Hasil Pengamatan dilihat dari luasnya diameter zona bening yang
Konsentrasi
Shigella Bacillus terbentuk untuk setiap konsentrasi ekstrak
(%)
dysenteriae subtilis dengan ciprofloxacin dan akuades sebagai
1,5 % +++ ++ kontrol positif dan negatif. Sebelum digunakan
3,125 % +++ + dalam pengujian aktivitas antibakteri, bakteri
uji ditanam ulang (preculture) terlebih dahulu
6,25 % ++ - selama 1x24 jam kerena diperlukan bakteri
12,5 % + - yang berada pada fase log sebagai starter
25 % - - (Adaramoye & Akanni, 2014).
30 % - - Uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri
S. dysenteriae maupun B. subtilis dilakukan
Keterangan :
dengan seri konsentrasi yang sama yaitu
(+) : larutan keruh
sebesar 20, 40, 60, 80 dan 100%. Ciprofloxacin
(++) : larutan lebih keruh
4µg/mL digunakan sebagai kontrol positif dan
(+++) : larutan paling keruh
akuades sebagai kontrol negatif, dengan media
(-) : larutan bening
adalah media NA. Bakteri yang telah
Hasil pengukuran KHM terhadap Bakteri diremajakan diambil dan diencerkan hingga
B. Subtilis berdasarkan pada (Tabel 2) diatas didapatkan kekeruhan yang setara dengan
pada konsentrasi 3,125% masih terlihat konsentrasi 1,5 x 108 CFU/mL bakteri uji,
aktivitas bakteri, namun pada konsentrasi kemudian diambil 2 mL dan ditambahkan 18
6,25% sudah mulai terhambat ditandai dengan mL media NA, kemudian dihomogenkan dan
warna kultur bakteri yang masih jernih, dimasukkan ke dalam cawan petri steril.
sehingga konsentrasi 6,25% ini merupakan
nilai KHM ekstrak etanol daun Kluwih
terhadap bakteri B. subtilis. Hasil penelitian ini
berbeda dengan nilai KHM ekstrak akar manis
terhadap bakteri B. Subtilis yang memiliki nilai
KHM 12,5% (Sogandi et al., 2019). Sedangkan
pada bakteri Shigella dysenteriae diketahui
memiliki nilai KHM 25%, hal ini ditunjukkan
(a) (b)
dengan ekstrak etanol daun kluwih mulai
menghambat pertumbuhan bakteri pada Gambar 1. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol
konsentrasi 25%, sehingga konsentrasi 25% ini Daun Kluwih terhadap Shigella
ditetapkan sebagai nilai KHM. Pada penelitian dysenteriae (a) dan Bacillus
sebelumnya (Sugumaran et al., 2013) ekstrak subtilis (b)
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 3 kontrol positif ciprofloxacin yang digunakan
didapatkan zona hambat S. dysenteriae dalam penelitian ini tergolong sangat kuat
konsentrasi 100% adalah 17±1,4 mm, pada dengan zona bening mencapai lebih dari 20
konsentrasi 80% adalah 9±1,4 mm, pada mm. Hasil pengukuran zona hambat dan
konsentrasi 60% adalah 7±1,2 mm, konsentrasi klasifikasi ini sesuai dengan standar dari Davis
40% dan 20% adalah 6,5± 0,7mm. Sedangkan dan Stout (Davis & Stout, 1971).
pada bakteri B. subtilis zona bening yang
Uji Kebocoran Sel
terbentuk pada konsentrasi 100% adalah
Hasil penelitian menunjukkan adanya
16±1,3 mm, konsentrasi 80% adalah 7±1,4 peningkatan absorbansi dari supernatan sel
mm, konsentrasi 60% adalah 7± 1,5 mm,
yang ditandai dengan meningkatnya
konsentrasi 40% adalah 6,5± 0,4 mm dan pada
konsentrasi asam nukleat dan protein dalam
konsentrasi 20% adalah 6±0 mm.
media pertumbuhan bakteri yang dapat terbaca
Terbentuknya daya hambat di sekitar pada panjang gelombang (λ) 260 nm dan 280
larutan uji diduga karena adanya aktivitas dari nm pada alat spektrofotometri. Peningkatan
metabolit sekunder yang dimiliki daun kluwih
absorbansi menunjukkan meningkatnya jumlah
diantaranya flavonoid, tanin, saponin, fenolik
molekul yang dikeluarkan oleh sel. Jenis
dan alkaloid (Inoue et al., 2018). Berdasarkan
senyawa yang dapat diserap oleh
hasil yang didapatkan bahwa dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang (λ)
bertambahnya konsentrasi ekstrak, maka
260 nm berupa asam nukleat (DNA dan RNA),
bertambah juga aktivitas antibakteri yang
sedangkan senyawa yang dapat diserap pada
ditandai dengan luasnya zona bening yang
280 nm adalah protein (Jiang et al., 2017).
dihasilkan ekstrak semakin melebar.
Kebocoran sel ditandai dengan adanya
Meningkatnya zona hambat yang terbentuk
kerusakan di membran sel bakteri uji atau
dikarenakan bertambahnya jumlah dan
terganggunya permeabilitas membran sel, yang
aktivitas ekstrak, hal tersebut menandakan mengakibatkan keluarnya senyawa asam
semakin banyak juga senyawa yang terkandung nukleat berupa DNA maupun RNA dan protein
dalam ekstrak yang berdifusi kedalam agar
dari bakteri yang telah diberikan ekstrak etanol
untuk membentuk zona hambat (Permata &
daun Kluwih. Hasil penelitian ini sejalan
Asben, 2017).
dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh
Ukuran suatu zona bening dapat
Suhendar et al., (2019) yang menjelaskan
memperlihatkan aktivitas dari suatu zat
penampakan permukaan sel bakteri ketika
terhadap bakteri uji, aktivitas antibakteri dapat
diberi perlakuan ekstrak metanol buah mangga
diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori
kasturi dapat membuat lubang atau melisis sel
berdasarkan diameter zona bening yang
bakteri berdasarkan hasil dari pengambilan
terbentuk. Menurut Davis & Stout (1971)
gambar permukaan sel uji menggunakan SEM
aktivitas eksrak etanol daun Kluwih terhadap
(Scanning Electron Microspe).
bakteri uji S. dysenteriae dan B. subtilis
tergolong kedalam kategori yang kuat dan
Tabel 3. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun Kluwih
Zona Hambat (mm)
Perlakuan (%)
Shigella dysenteriae Bacillus subtilis
K (+)ciprofloxacin 37 ± 1,4 24 ± 0,7
K (-) akuades 0 0
100 17± 1,4 16 ± 1,3
80 9± 1,4 7 ± 1,4
60 7± 1,2 7 ± 1,5
40 6,5 ± 0,7 6,5 ± 0,4
20 6,5± 0,7 6 ±0
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 21 No. 2, Juli 2020 : 105-114 111