Makalah Kelompok 3 Hak Dan Kewajiban Warganegara
Makalah Kelompok 3 Hak Dan Kewajiban Warganegara
Bismillahirrohmaanirrohiim
Penyusun
1
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................. 12
B. Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga
negara guna melakukan sesuatu sesuai peraturan perundangundangan. Dengan
kata lain hak warga negara merupakan suatu keistimewaan yan menghendaki agar
warga negara diperlakukan sesuai keistimewaan tersebut.
Selain itu, sesuai dengan pasal 1 UU No. 22/1958 dinyatakan bahwa
warga Negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan
perundangundangan, perjanjian-perjanjian atau peraturan-peraturan yang berlaku
sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga Negara republik
Indonesia.1
Kewajiban warga negara adalah suatu keharusan yang tidak boleh
ditinggalkan oleh warga negara dalam kehidupan bermasyarkat berbangsa dan
bernegara. Kewajiban warga negara dapat pula diartikan sebagai suatu sikap atau
tindakan yang harus diperbuat oleh seseorang warga negara sesuai keistimewaan
yang ada pada warga lainnya.
Sementara yang dimaksud dengan peran warga negara adalah aspek
dinamis dari kedudukan warga negara. Apabila seorang warga negara
melaksanakan hak dan kewajiban sesuai kedudukannya maka warga tersebut
menjalankan suatu peranan. Istilah peranan itu lebih banyak menunjuk pada
fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses.
1 Drs. H. Mahpudin Noor M.Si, Suparman M.Ag., Pancasila, jln.BKR (lingkar selatan), 2016.
5
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan
oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan dapat juga dikatakan sebagai perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat.
Dari pengertian di atas tersirat suatu makna bahwa hak dan kewajiban
warga negara itu timbul atau bersumber dari negara. Maksudnya negaralah yang
memberikan ataupun membebankan hak dan kewajiban itu kepada warganya.
Pemberian/pembebanan dimaksud dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan sehingga warga negara maupun penyelenggara negara memiliki peranan
yang jelas dalam pengaplikasian dan penegakkan hak serta kewajiban tersebut.
Dalam konteks Indonesia hak warga Negara terhadap negaranya telah
diatur dalam undang-undang dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya yang
merupakan derivasi dari hak-hak umum yang di gariskan dalam UUD 1945.
Dalam Pasal 1 ayat 1 undang-undang nomor 39/1999 tentang hak asasi
manusia menyebutkan,”hak asasi manusia adalah sebagai perangkat yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugrahnya yang wajib dihormati dan dijunjung tinggi dan di
lindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demin kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.2
a) Pasal 27 ayat (1), menetapkan hak warga Negara yang sama dalam hukum
dan pemerintah, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan
pemerintahan.
b) Pasal 27 ayat (2), menetapkan hak warga Negara atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
2 Drs. Abdul Latief, S.Pd, M.Pd. Drs. Ahmad Al Yakin, S.Ag, M.Pd. Drs. Herlina
Ahmad, S.Pd, M.Pd., Pendidikan Kewarganegaraan, Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia
(Sulawesi Selatan), 2019, Cetakan Pertama.
6
c) Pasal 27 ayat (3), dalam perubahan UUD 1945 menetapkan hak dan
kewajiban warga Negara untuk ikut serta dalam pembelaan Negara.
d) Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warga negaranya untuk berserikat,
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.
e) Pasal 29 ayat (2), menyebutkan adanya hak kemerdekaan warga Negara
untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut
agamnya.
f) Pasal 30 ayat (1), dalam perubahan kedua UUD 1945 menyebutkan hak
dan kewajiban warga Negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan Negara.
g) Pasal 31 ayat (1), bahwa tiap-tiap warga Negara berhak mendapat
pengajaran.
7
Kekuasaan MK, sebagai pemegang kekuasaan kehakiman yang mandiri
dan bebas dari intervensi siapapun, ternyata juga tidak dapat melaksanakan
fungsinya dengan baik karena semua urusan administratif, keuangan, maupun
pengangkatan dan pemberhentian hakim tidak dilakukan oleh Mahkamah Agung,
melainkan ditentukan oleh Presiden melalui Departemen Kehakiman.
Begitu juga penegakan hukum yang cenderung represif mengakibatkan
tidak terlindunginya hak-hak warga negara sebagaimana yang telah dijamin dan
diatur dalam UUD 1945. Pembangunan yang tidak merata dan diskriminatif di
daerah terjadi karena kebijakan yang sentralistik sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974. Kondisi birokrasi yang tidak kondusif juga
bisa dicermati dari jajaran Eksekutif mulai dari Menteri-Menteri sebagai
pembantu Presiden sampai dengan aparatur pemerintah di daerah juga
dikondisikan monoloyalitas pada golongan tertentu.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Kepegawaian menentukan
bahwa seluruh Pegawai negari Sipil (PNS) berkewajiban untuk loyal pada
Pemerintah melalui sebuah wadah tunggal yaitu Korpri sebagai mekanisme
pembinaan yang muaranya pada saat Pemilihan Umum, semua PNS diarahkan
untuk memilih Golongan Karya. untuk mempertahankan kekuasaan. Hal tersebut
ditandai dengan dibentuknya organisasi Korpri sebagai wadah tunggal bagi PNS,
PGRI sebagai wadah bagi guru-guru. Lambang dari organisasi-organisasi tersebut
adalah beringin yang tidak lain merupakan lambang dari Golongan Karya
(Golkar). Akibatnya potret birokrasi yang buruk, tidak profesional dan praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) terjadi di semua bidang dan sektor.
8
dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta oleh TNI dan Polri sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung.”
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) dan (2) tersebut, ada beberapa
hal yang mesti kita pahami, yaitu:
Adapun konsep bela negara diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat (3)
bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.” Ikut serta dalam pembelaan negara diwujudkan dalam kegiatan
penyelenggaraan pertahanan negara, sebagaimana ditegaskan dalam Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2002, Pasal 9 ayat (1) bahwa “setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara.” Kemudian dalam Undang-Undang No. 3
Tahun 2002 bagian menimbang huruf (c) ditegaskan, antara lain “dalam
penyelenggaraan pertahanan negara setiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara …” Pertahanan negara
adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Kata “wajib” yang diatur dalam Pasal 27 UUD 1945 ayat (3) dan UU No.
3 Tahun 2002 mengandung makna bahwa setiap warga negara dalam keadaan
tertentu dapat dipaksakan oleh negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara.
9
Namun demikian, di negara kita sampai saat ini belum ada keharusan warga
negara Indonesia untuk mengikuti wajib militer (wamil) bagi segenap warga
negara Indonesia seperti diberlakukan di beberapa negara.
Menurut Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang
pertahanan negara, keikutsertaan warga negara dalam usaha pembelaan negara
diselenggarakan melalui:
1. Pendidikan Kewarganegaraan;
2. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
3. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela
atau secara wajib, dan
4. Pengabdian sesuai dengan profesi.
10
Dengan demikian, dalam kaitannya dengan bela negara, pendidikan
kewarganegaraan merupakan wahana untuk membina kesadaran peserta didik ikut
serta dalam pembelaan negara.
Dengan demikian, pembinaan kesadaran bela negara melalui pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan untuk membina dan meningkatkan usaha
pertahanan negara. Pendidikan kewarganegaraan mendapat tugas untuk
menanamkan komitmen kebangsaan, termasuk mengembangkan nilai dan perilaku
demokratis dan bertanggung jawab sebagai warga negara Indonesia. Selain TNI,
salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar militer adalah
unsur mahasiswa yang tersusun dalam organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa)
atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bela Negara. Memasuki organisasi
resimen mahasiswa merupakan hak warga bagi setiap mahasiswa, namun setelah
memasuki organisasi tersebut mereka harus mengikuti latihan dasar kemiliteran.
Anggota resimen mahasiswa merupakan komponen bangsa yang telah memiliki
pemahaman dasar-dasar kemiliteran dan bisa didayagunakan dalam kegiatan
pembelaan negara.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak dan kewajiban warga negara itu timbul atau bersumber dari negara.
Maksudnya negaralah yang memberikan ataupun membebankan hak dan
kewajiban itu kepada warganya. Pemberian/pembebanan dimaksud dituangkan
dalam peraturan perundang-undangan sehingga warga negara maupun
penyelenggara negara memiliki peranan yang jelas dalam pengaplikasian dan
penegakkan hak serta kewajiban tersebut.
Penegakan hukum di masa orde baru yang cenderung represif
mengakibatkan tidak terlindunginya hak-hak warga negara sebagaimana yang
telah dijamin dan diatur dalam UUD 1945.
Pembinaan kesadaran bela negara melalui pendidikan kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membina dan meningkatkan usaha pertahanan negara.
Pendidikan kewarganegaraan mendapat tugas untuk menanamkan komitmen
kebangsaan, termasuk mengembangkan nilai dan perilaku demokratis dan
bertanggung jawab sebagai warga negara Indonesia.
B. Saran
12
pendidikan mulai dari yang paling dini hingga diperguruan tinggi agar dapat
menghasilkan penerus-penerus bangsa yang berkompeten dan siap menjalankan
hidup berbangsa dan bernegara.
13
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Abdul Latief, S.Pd, M.Pd. Drs. Ahmad Al Yakin, S.Ag, M.Pd. Drs. Herlina
Ahmad, S.Pd, M.Pd., Pendidikan Kewarganegaraan, Yayasan Ahmar Cendekia
Indonesia (Sulawesi Selatan), 2019, Cetakan Pertama.
Filah, N. (2020). Hak dan kewajiban warga negara.
Haifarashin, R., Furnamasari, Y. F., & Dewi, D. A. (2021). Pemahaman Siswa
Tentang Kewajiban dan Hak Warga Negara. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 5(3), 7261-7265.
Kaelan. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Paradigma. Yogyakarta
14