Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

Hubungan Negara dan Warga Negara

Dosen Pengampu : Alpari Nopindra, S.Kom, MPd

CUT ERINA RISTI PO71340220056

EGA SYAFIRA EVAN PO71340220072

NIKITA HENDRI PO71340220064

RASITI LAYALIA HUSNA PO71340220078

WINDI ROMANGGITO SIMAMORA PO71340220079

AUFA RAISA PO71340220088

REVA PUTRI MEILANI PO71340220099

DANDYKA PUTRA PO71340220102

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

PROGRAM STUDY DIPLOMA III

2022/2023
KATA PENGANTAR

Pertama, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah “Hubungan Negara dan Warga

Negara” dapat terselesaikan. Kedua, shalawat serta salam kepada nabi kita Muhammad

SAW. Ketiga, kami juga mengucapkan terimakasih pihak yang sudah membantu dalam

menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini, baik dari

materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman

kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan untuk

memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan dan kesalahan tersebut. Terimakasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI………………………………………………………………...................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………….……......1

B. Rumusan Masalah…………………………………………….…………2

C. Tujuan……………………………………………………..……………..2

BAB I I PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara…………………………..4

B. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945…………….…5

C. Pelaksannan Hak dan Kewajiban Warga Negara di Negara Pancasila….22

BAB III PEMBAHASAN

A. Kesimpulan……………...………………………………………………27

B. Saran…………………………………………………………………….29

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan antara negara dan warga negara identik dengan adanya hak

dankewajiban, antara warga negara dengan negaranya ataupun sebaliknya.

Negaramemiliki kewajiban untuk memberikan keamanan,

kesejahteraan,perlindungan terhadap warga negaranya serta memiliki hak untuk dipatuhi

dandihormati. Sebaliknya warga negara wajib membela negara dan

berhakmendapatkan perlindungan dari negara. Di Indonesia seringkali terjadi

adanyakesenjangan antara peranan negara dengan kehidupan warga negara. Masalah-

masalah politik, sosial, ekonomi, dan budaya misalnya, seringkaliterjadi karena

adanya kesenjangan antara peranan negara serta kehidupanwarga negaranya.

Dalam deretan pasal-pasal beserta ayat-ayatnya, UUD 1945secara jelas

mencantumkan hak serta kewajiban negara atas rakyatnya yangsecara jelas juga

harus dipenuhi melalaui tangan-tangan trias politika alaMonteqeiu. Melalui

tangan legislatif suara rakyat tersampaikan, melaluitangan eksekuti' kewajiban

negara, hak rakyat dipenuhi, dan di tanganyudikati' aturan-aturan pelaksanaan

hak dan kewajiban di jelaskan. Idealnyabegitu, tapi apa daya sampai sekarang boleh di

hitung dengan sebelah tanganseberapa jauh negara menjalankan kewajibannya oleh

dihitung juga berapabanyak negara menuntut haknya. Bukan hal yang aneh ketika

1
sebagian rakyatmenuntut kembali haknya yang selama ini telah di berikan kepada

negarasebagai jaminan negara akan menjaga serta menjalankan kewajibannya.

Negara sebagai sebuah entitas dimana meliputi sebuah kawasan yang

diakuikedaulatan mempunyai pemerintahan, serta mempunyai rakyat.

Rakyatkemudian memberikan sebagian hak-nya kepada negara sebagi ganti negaraakan

melindunginya dari setiap mara bahaya, serta berkewajiban untukmengatur

rakyatnya. Hak-hak rakyat tadi adalah kewajiban bagi sebuahnegara. Hak untuk

hidup, hak untuk mendapatkan kerja serta hak-hak untukmendapatkan pelayanan

umum seperti kesehatan, rumah, dan tentunya hak untuk mendapatkan pendidikan.

Semuanya itu harus mampu dipenuhi olehnegara, karena itulah tanggung jawab

negara. Walau hal itu tak bisa dipenuhioleh sebuah negara maka tidak bisa disebut

sebuah negara.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian hak dan kewajiban warga negara?

2. Bagaimana hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945?

3. Bagaimana pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara di negara

Pancasila?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian hak dan kewajiban warga negara.

2
2. Mengetahui hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945.

3. Mengetahui pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara di negara

pancasila

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara

Sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 39

Tahun 1999 Pasal 1 yang menyebutkan “Hak asasi manusia adalahseperangkat hak yang

melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagaimakhluk Tuhan Yang Maha Esa

dan merupakan anugerah-Nya yang wajibdihormati, dijunjung tinggi dan

dilindungi oleh negara, hukum danpemerintahan, dan setiap orang demi

kehormatan serta perlindungan harkatdan martabat manusia.”

Adapun kewajiban asasi adalah kewajiban dasar yang harus dijalankanoleh

seseorang dalam kaitannya dengan kepentingan dirinya sendiri, alamsemesta,

masyarakat, bangsa, negara maupun kedudukannya sebagai makhlukTuhan.

Antara hak dan kewajiban harus dipenuhi manusia secara seimbang.Pada

masyarakat Barat hak asasi lebih menjadi wacana yang dominandaripada

kewajiban asasi. Hal ini dapat dipahami dari pandangan hidupmasyarakat

Barat yang individualis. Berbeda dengan masyarakat Indonesiayang dikenal sebagai

masyarakat Timur. Karakter masyarakat Timur lebihmenekankan hak orang lain

daripada hak dirinya sendiri. Hak diri sering kalidileburkan dalam hak kolektif/sosial.

Dalam kondisi masyarakat demikian kewajiban lebih menonjoldaripada hak,

karena orang lebih cenderung berbuat untuk orang lain daripadadiri sendiri. Ketika

seseorang berbuat untuk orang lain yang itu dipahamisebagai kewajibannya, maka

otomatis orang lain akan mendapatkan haknya,demikian pula ketika orang lain

4
menjalankan kewajibannya maka kita jugamendapatkan hak kita. Perdebatan hak dulu

atau kewajiban dulu bisa didekatidengan pendekatan yang lebis sosio-kultural dari

masyarakatnya, sehinggadapat lebih bijaksana dalam melihat persoalan hak dan

kewajiban.

B. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945

Manusia oleh Tuhan Yang Maha Kuasa diberi kemampuan akal, perasaandan indera

agar bisa membedakan benar dan salah, baik dan buruk, indah danjelek. Kemampuan-

kemampuan tersebut akan mengarahkan dan membimbingmanusia dalam kehidupannya.

Kemampuan tersebut juga menjadikan manusiamenjadi makhluk yang memiliki

kebebasan untuk menentukan pilihantindakannya. Oleh karena kebebasan yang

dimiliki oleh manusia itulah makamuncul konsep tentang tanggung jawab.

Kebebasan yang bertanggung jawab itu juga merupakan bagian dari hakasasi

manusia yang secara kodrati merupakan anugerah dari Tuhan Yang MahaEsa.

Pengingkaran akan kebebasan berarti pengingkaran pada martabatmanusia.

Oleh karena itu, semua orang termasuk negara, pemerintah danorganisasi

wajib kiranya mengakui hak asasi manusia. Hak asasi bisa menjadititik tolak dan

tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara

(Bakry, 2009: 228)

Sebelum berbicara tentang hak dan kewajiban negara dan warga negaramenurut

UUD 1945 perlu kiranya meninjau sedikit perkemhangan hak asasimanusia di Indonesia.

Bagir Manan (2001) banyak dikutip juga oleh Bakry(2009) membagi perkembangan

5
pemikiran HAM di Indonesia dalam duaperiode yaitu periode sebelum

kemerdekaan (1908-1945) dan periode setelahkemerdekaan (1945-sekarang). Periode

sebelum kemerdekaan dijumpai dalamorganisasi pergerakan seperti Boedi Oetomo,

Perhimpunan Indonesia, SarekatIslam, Partai Komunis Indonesia, Indische Partij, Partai

Nasional Indonesia,Pendidikan Nasional Indonesia dan Perdebatan dalam

BPUPKI. Adapunperiode setelah kemerdekaan dibagi dalam periode 1945-1950,

1950-1959,1959-1966, 1966-1998, 1998-sekarang.

Pada periode sebelum kemerdekaan (1908-1945), terlihal pada kesadaranberserikat

dan mengeluarkan pendapat yang digelorakan oleh Boedi Oetomomelalui petisi-petisi

yang ditujukan kepada pemerintah kolonial Belanda.Perhimpunan Indonesia

menitik beratkan pada hak untuk menentukan nasibsendiri (the right of self

determination), Sarekat Islam menekankan padausaha-usaha untuk memperoleh

penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan deskriminasi, Partai

Komunis Indonesia menekankan padahak sosial dan menyentuh isu-isu terkait

dengan alat-alat produksi, IndischePartij pada hak mendapatkan kemerdekaan serta

perlakukan yang sama, PartaiNasional Indonesia pada hak politik, yaitu hak

untuk menentukan nasibsendiri, mengeluarkan pendapat, hak berserikat dan

berkumpul, hakpersamaan dalam hukum dan hak turut dalam penyelengaraan negara

(Bakry,2009: 243-244).Dalam sidang BPUPKI juga terdapat perdebatan hak asasi

manusia antaraSoekarno, Soepomo, Mohammad Hatta dan Mohammad Yamin terkait

denganmasalah hak persamaan kedudukan di muka hukum, pekerjaan

danpenghidupan yang layak; memeluk agama dan kepercayaan,

6
berserikat,berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan. (Bakry,

2009:245). Dengan demikian, dinamika perkembangan hak asasi manusia memilikiakar

sejarah yang kuat di Indonesia karena berhimpitan dengan realitas konkrityang dialami

bangsa Indonesia dalam menghadapi kolonialisme danimperialisme.

Adapun setelah kemerdekaan, pada periode awal kemerdekaan (1945-

1950) hak asasi manusia sudah mendapatkan legitimasi yuridis dalam UUD1945

meskipun pelaksanaannya masih belum optimal. Atas dasar hakberserikat dan

berkumpul memberikan keleluasaan bagi pendirian partai-partaipolitik sebagaimana

termuat dalam Maklumat Pemerintah tanggal 3November 1945. Akan tetapi

terjadi perubahan mendasar terhadap sistempemerintahan Indonesia dari

Presidensial menjadi parlementer berdasarkanMaklumat Pemerintah tanggal 14

November 1945 (Bakry, 2009: 245).Pada periode 1950-1959 dalam situasi demokrasi

parlementer dan semangatdemokrasi liberal, semakin tumbuh partai politik dengan

beragam ideologi,kebebasan pers, pemilihan umum yang bebas, adil dan demokratis.

Pemikirantentang HAM juga memiliki ruang yang lebar hingga muncul

dalamperdebatan di Konstituante usulan bahwa keberadaan HAM mendahului bab-bab

UUD. Pada periode 1959-1966, atas dasar penolakan Soekarno terhadapdemokrasi

parlementer, sistem pemerintahan berubah menjadi sistem demokrasi terpimpin.

Pada era ini terjadi pemasungan hak asasi sipil danpolitik seperti hak untuk

berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pikirandengan tulisan (Bakry, 2009:

247).Periode 1966-1998 muncul gagasan tentang perlunya

pembentukanpengadilan HAM, pembentukan Komisi dan Pengadilan HAM untuk

7
wilayahAsia. Gagasan tersebut muncul dalam berbagai seminar tentang HAM

yangdilaksanakan tahun 1967. Pada awal 1970-an sampai akhir 1980-an

HAMmengalami kemunduran, terjadi penolakan terhadap HAM karena dianggapberasal

dari Barat dan bertentangan dengan paham kekeluargaan yang dianutbangsa Indonesia.

Menjelang tahun 1990 muncul sikap akomodatifpemerintah terhadap tuntutan

penegakan HAM yaitu dengan dibentuknyaKomisi Nasional Hak Asasi

Manusia (KOMNAS HAM) berdasarkanKEPRES No 50 tahun 1993 tanggal 7 Juni

1993 (Bakry, 2009: 249).Periode 1998-sekarang, setelah jatuhnya rezim Orde

Baru terjadiperkembangan luar biasa pada HAM. Pada periode ini dilakukan

pengkajianterhadap kebijakan pemerintah Orba yang berlawanan dengan kemajuan

danperlindungan HAM. Penyusunan peraturan perundang-undangan

yangberkaitan dengan pemberlakuan HAM berupa Amandemen UUD

1945,peninjauan TAP MPR, UU dan ketentuan perundang-undangan yang

lain.MPR telah melakukan amandemen UUD 1945 yaitu pada tahun 1999, 2000,2001

dan 2002, pasal-pasal yang terkait dengan HAM juga berkembang padatiap-tiap

amandemennya. Berikut akan disampaikan tabel berkenaan denganhak dan kewajiban

negara, dan hak dan kewajiban warga negara.

1. Kewajiban Negara 1. Melindungi segenap bangsa,

memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa

dan ikut melaksanakan ketertiban

dunia (Pembukaan UUD 1945,

8
alinea IV).

1. Melindungi segenap

bangsa,memajukan kesejahteraan

umum,mencerdaskan kehidupan

bangsadan ikut melaksanakan

ketertibandunia (Pembukaan UUD

1945,alinea IV).

2. Perlindungan, pemajuan penegakan

dan pemenuhan hakasasi manusia

adalah tanggungjawab negara,

terutamapemerintah (Pasal 281, ayat 4).

3. Menjamin kemerdekaan tiap-

tiappenduduk untuk

memelukagamanya masing-masing

danuntuk beribadat

menurutagamanya dan kepercayaannya

itu(Pasal 29, ayat 2).

4. Untuk pertahanan dan

keamanannegara dilaksanakan

melaluisistem pertahanan dan

keamananrakyat semesta oleh

TentaraNasional Indonesia

9
danKepolisian Negara

RepublikIndonesia, sebagai

kekuatanutama, dan rakyat,

sebagaikekuatan pendukung (Pasal

30,ayat 2).

5. Tentara Nasional Indonesia terdiratas

Angkatan Darat, AngkatanLaut, dan

Angkatan Udara sebagaialat negara

bertugasmempertahankan,

melindungi,dan memelihara keutuhan

dankedaulatan negara (Pasal 30, ayat3).

6. Kepolisian Negara

RepublikIndonesia sebagai alat

negarayang menjaga keamanan dan

ketertiban masyarakat

bertugasmelindungi,

mengayomi,melayani masyarakat,

sertamenegakkan hukum (Pasal

30,ayat 4).

7. Membiayai pendidikan dasar(Pasal

31, ayat 2).

8. Mengusahakan

10
danmenyelenggarakan satu

sistempendidikan nasional,

yangmeningkatkan keimanan

danketakwaan serta akhlak

muliadalam rangka

mencerdaskankehidupan bangsa (Pasal

31, ayat3).

9. Memprioritaskan anggaranpedidikan

sekurang-kurangnyadua puluh persen

dari anggaranpendapatan dan

belanja negaraserta dari anggaran

pendapatandan belanja daerah

untukmemenuhi

kebutuhanpenyelenggaraan

pendidikannasional (Pasal 31, ayat 4).

10. Memajukan ilmu pengetahuandan

teknologi dengan menjunjungtinggi

nilai-nilai agama danpersatuan

bangsa untuk kemajuanperadaban serta

kesejahteraanumat manusia (Pasal 31,

ayat 5).

11. Memajukan kebudayaan nasional

11
Indonesia di tengah peradabandunia

dengan menjaminkebebasan

masyarakat dalam memelihara dan

mengembangkannilai-nilai budayanya

(Pasal 32,ayat 1).

12. Menghormati dan

memeliharabahasa daerah sebagai

kekayaanbudaya nasional (Pasal 32,

ayat2).

13. Mempergunakan bumi dan air

dankekayaan alam untuk sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat(Pasal

33, ayat 3).

14. Memelihara fakir miskin

dananak-anak yang terlantar

(Pasal34, ayat 1).

15. Mengembangkan sistem

jaminansosial bagi seluruh rakyat

danmemberdayakan masyarakat

yanglemah dan tidak mampu

sesuaidengan martabat

kemanusiaan(Pasal 34, ayat 2).

12
16. Bertanggung jawab

ataspenyediaan fasilitas

pelayanankesehatan dan fasilitas

pelayananumum yang layak (Pasal 34,

ayat3).

2. Hak Warga Negara 1. Pekerjaan dan penghidupan

yanglayak (Pasal 27 ayat 2)

2. 2. Berserikat dan

berkumpul,mengeluarkan pikiran

denganlisan dan tulisan (Pasal 28)

3. Membentuk keluarga

danmelanjutkan keturunan

melaluiperkawinan yang sah (Pasal

28Bayat 1)

4. Hak anak atas

kelangsunganhidup, tumbuh dan

berkembangserta berhak atas

perlindungandari kekerasan dan

diskriminsasi(Pasal 28 B ayat 2)

5. Mengembangkan diri

meleluipemenuhan kebutuhan

dasamya,mendapat pendidikan

13
danmemperoleh manfaat dari

IPTEK,seni dan budaya (Pasal 28C

ayatI)

6. Memajukan dirinya

dalammemperjuangkan haknya

secarakolektif untuk membangun

masyarakat, bangsa

dannegaranya (Pasal 28C ayat 2)

7. Pengakuan, jaminan,

pelindungandan kepastian hukum

yang adilserta perlakuan yang

samadihadapan hukum (Pasal 28D

ayat1)

8. Bekerja serta mendapat

imbalandan perlakuan yang adil dan

layakdalam hubungan kerja (Pasal

28D ayat 2)

9. Memperoleh kesempatan

yangsama dalam pemerintahan

(Pasal28D ayat 3)

10. Status kewarganegaraan

(Pasal28D ayat 3)

14
11. Memeluk agama dan

beribadatmenurut agamanya,

memilihpendidikan dan

pengajaran,memilih pekerjaan,

memilihkewarganegaraan, memilih

tempattinggal di wilayah negara

danmeninggalkannya, serta

berhakkembali (Pasal 28E ayat 1)

12. Kebebasan meyakinikepercayaan,

menyatakan pikirandan sikap

sesuai dengan hatinuraninya

(Pasal 28E ayat 2)

13. Kebebasan berserikat,

berkumpuldan mengeluarkan

pendapat(Pasal 28E ayat 3)

14. Berkomunikasi dan

memperolehinformasi untuk

mengembangkanpribadi dan

lingkungan sosialnya,serta berhak

mencarimemperoleh,

memiliki,menyimpan, mengolah

danmenyampaikan informasi

15
denganmenggunakan segala jenis

saluranyang tersedia (Pasal 28F)

15. Perlindungan diri pribadi,

keluarga, kehormatan,

martabat,dan harta benda yang

dibawahkekuasaannya serta

berhak atasrasa aman dan

perlindungan dariancaman

ketakutan untuk berbuat atau tidak

berbuat sesuatu yangmerupakan

hak asasi (Pasal 28Gayat 1)

16. Bebas dari penyiksaan

atauperlakuan yang

merendahkanderajat martabat

manusia danberhak memperoleh

suaka politikdari negara lain (Pasal

28G ayat2)

17. Hidup sejahtera lahir dan

batin,bertempat tinggal,

danmendapatkan lingkungan

hidupyang baik dan sehat serta

berhakmemperoleh pelayanan

16
kesehatan(Pasal 28H ayat 1)

18. Mendapat kemudahan

danperlakuan khusus

untukmemperoleh kesempatan

danmanfaat Yang sama

gunamencapai persamaan dan

keadilan(Pasal 28H ayat 2)

19. Jaminan sosial

yangmemungkinkan

pengembangandirinya secara

utuh sebagaimanusia yang

bermartabat (Pasal28H, ayat 3)

20. Mempunyai hak milik pribadi

danhak milik tersebut tidak

bolehdiambil alih secara

sewenang-wenang oleh siapa pun

(Pasal 28Hayat 4)

21. Hidup, tidak

disiksa,kemerdekaan pikiran dan

hatinurani, beragama,

tidakdiperbudak, diakui

sebagaipribadi di hadapan hukum,

17
tidakdituntut atas dasar hukum

yangberlaku surut (Pasal 281 ayat

1)

22. Bebas dari perlakuan

yangbersifat diskriminatif atas

dasarapa pun dan berhak

mendapatkanperlindungan

terhadap perlakuanyang bersifat

diskriminatif itu(Pasal 281 ayat 2)

23. Identitas budaya dan

hakmasyarakat tradisional

dihormatiselaras dengan

perkembanganzaman dan

peradaban (Pasal 281ayat 3)

24. Ikut serta dalam usaha

pertahanandan keamanan negara

(Pasal 30ayat 1)

25. Mendapat pendidikan (Pasal

31ayat 1)

3. Kewajiban Warga Negara 1. Menjunjung hukum dan

pemerintahan itu dengan tidak ada

kecualinya (Pasal 27 ayat 1

18
1. Menjunjung hukum

danpemerintahan itu dengan tidak

adakecualinya (Pasal 27 ayat 1)

2. Menghomati hak asasi

manusiaorang lain dalam tertib

kehidupanbermasyarakat, berbangsa,

danbernegara (Pasal 28J ayat 1)

3. Tunduk kepada pembatasan

yangditetapkan dengan undang-

undangdengan maksud semata-

matauntuk menjamin pengakuan

sertapenghormatan atas hak

dankebebasan orang lain dan

untukmemenuhi tuntutan yang

adilsesuai dengan

pertimbanganmoral, nilai-nilai

agama,keamanan, dan ketertiban

umumdalam suatu

masyarakatdemokratis (Pasal 28J, ayat

2)

4. Ikut serta dalam usaha pertahanandan

keamanan negara (Pasal 30,ayat 1)

19
5. Untuk pertahanan dan

keamanannegara melaksanakan

sistempertahanan dan keamanan

rakyatsemesta (Pasal 30, ayat 2)

6. Mengikuti pendidikan dasar(Pasal

31, ayat 2)

Menganalisis tabel tersebut menggunakan pandangan para pemikir

tentanghubungan negara dan warga negara yang digolongkan menjadi tiga

yaituPluralis, Marxis, dan Sintesis dari keduanya. Negara dan warga

negarasebenarnya merupakan satu keping mata uang bersisi dua. Negara

tidakmungkin ada tanpa warga negara, demikian pula tidak ada warga negara tanpa

negara. Namun, persoalannya tidak sekedar masalah ontologis

keberadaankeduanya, namun hubungan yang lebih relasional, misalnya apakah

negarayang melayani warga negara atau sebaliknya warga negara yang

melayaninegara. Hal ini terlihat ketika pejabat akan mengunjungi suatu daerah,

makawarga sibuk menyiapkan berbagai macam untuk melayaninya. Pertanyaan

lain,apakah negara mengontrol warga negara atau warga negara mengontrol

negara?

1. Pluralis

20
Kaum pluralis berpandangan bahwa negara itu bagaikan sebuah

arenatempat berbagai golongan dalam masyarakat berlaga. Masyarakat

berfungsi sebagai arah pada kebijakan yang diambil negara. Pandanganpluralis

persis sebagaimana dikatakan Hobbes dan John Locke bahwamasyarakat itu

mendahului negara. Masyarakat yang menciptakan negaradan bukan sebaliknya,

sehingga secara normatif negara harus tundukkepada masyarakat (Wibowo, 2000:

11-12).

2. Marxis

Teori Marxis berpendapat bahwa negara adalah serangkaian institusi yangdipakai

kaum borjuis untuk menjalankan kekuasaannya. Dari pandanganini, sangat jelas

perbedaannya dengan teori pluralis. Kalau teori pluralismelihat dominasi kekuasan

pada warga negara, sedangkan teori Marxispada negara. Seorang tokoh Marxis

dari Italia, Antonio Gramsci, yangmemperkenalkan istilah 'hegemoni' untuk

menjelaskan bagaimana negaramenjalankan penindasan tetapi tanpa menyebabkan

perasaan tertindas,bahkan negara dapat melakukan kontrol kepada masyarakat

(Wibowo,2000: 15)

3. Sintesis

Pandangan yang menyatukan dua pandangan tersebut adalah

teoristrukturasi yang dikemukakan oleh Anthony Giddens. la melihat ada katakunci

untuk dua teori di atas yaitu struktur untuk teori Marxis dan agensiuntuk Pluralis.

Giddens berhasil mempertemukan dua kata kunci tersebutla berpandangan bahwa antara

struktur dan agensi harus dipandang sebagaidualitas (duality) yang selalu

21
berdialektik, saling mempengaruhi danberlangsung terus menerus. (Wibowo, 2000:

21).Tiga teori ini jika digunakan untuk melihat hubungan negara dan warganegara dalam

konteks hak dan kewajiban sebagaimana yang tertuang dalamUUD 1945, maka lebih

dekat dengan teori strukturasi. Meskipun dalam UUD1945 tidak secara eksplisit

menyebutkan hak negara, namun secara implisitterdapat dalam pasal-pasal tentang

kewajiban warga negara. Negara memilikihak untuk ditaati peraturannya dan hal itu

terlihat dalam social practice-nya.Negara dan warga negara masing-masing memilikı

hak dan kewajiban sesuaiporsinya. Negara memiliki kewenangan untuk mengatur

warga negaranya,namun warga negara juga memiliki fungsi kontrol terhadap negara.

Contoh yang bisa menggambarkan situasi tersebut adalah

kebijakanpemerintah untuk menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM). Beberapa

kalipemerintah menaikkan BBM karena alasan pertimbangan

menyelamatkanAPBN, namun pada kesempatan lain atas desakan kuat dari

masyarakatakhirnya kenaikan BBM dibatalkan

C. Pelaksannan Hak dan Kewajiban Warga Negara di Negara Pancasila

Dalam pelaksaannya hak asasi manusia di Indonesia mengalamipasang

surut. Wacana hak asasi manusia terus berkembang seiringdengan

berkembangnya pelanggaran-pelanggaran HAM yang semakinmeningkat intensitas

maupun ragamnya. Pelanggaran itu dilakukan olehnegara maupun warga negara, baik

di dalam negeri maupun di luar negeri Suatu hal tidak dapat dilaksanakan sebelum

mengetahui benarapa yang hendak dilaksanakan, untuk melaksanakannya diperlukan

22
pedoman,dan agar pelaksanaan bisa berjalan sesuai dengan harapan maka perlu

adainstitusi yang mengawal pelaksanaan tersebut. Dengan demikian ada tiga halpenting

dalam pelaksanaan hak dan kewajiban ini. Pertama, Pancasila perlu dimengerti secara

tepat dan benar baik daripengertian, sejarah, konsep, prinsip dan nilai-nilai yang

terkandungdi dalamnya. Tanpa mengerti hal-hal yang mendasar ini amat

sulitPancasila untuk diamalkan. Selain daripada itu, Pancasila akan cepatmemudar

dan dilupakan kembali. Kekuatan akar pemahaman ini amatpenting untuk

menopang batang, ranting, daun dan buah yang akantumbuh di atasnya.

Banyak hal yang terjadi ketika semangat untukmengamalkan Pancasila

sangat tinggi namun tidak didasari oleh pemahamankonsep dasar yang kuat, bukan

hanya mudah memudar, namun juga akankehilangan arah, seakan- akan sudah

melaksanakan Pancasila padahalyang dilaksanakan bukan Pancasila, bahkan

bertentangan denganPancasila. Hal ini amat mudah dilihat dalam praktek

perekonomian danperpolitikan Indonesia saat ini yang tanpa sadar sudah

mengekor pada sistem kapitalis-neoliberalis dan perpolitikan yang bernapaskan

individualis bukan kolektifis. Kedua, pedoman pelaksanaan. Semestinya kita tidak

perlu malumencontoh apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah Orde Baru

yangberusaha membuat Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila(P4).

Pedoman ini sangat diperlukan agar negara dan warganegaramengerti apa yang

musti dilakukan, apa tujuannya dan bagaimana strategimencapai tujuan tersebut.

Manakala tidak ada pedoman pelaksanaan,maka setiap orang berusaha

membuat pedoman sendiri-sendiri sehinggaterjadi absurditas (kebingungan).

23
Banyaknya kelemahan yang terjadi padapelaksanaan P4 perlu dievaluasi untuk

diperbaiki. Contoh kelemahan utamadalam pelaksanaan P4 adalah bahwa pedoman

tersebut bersifat kaku,tertutup dan doktriner, hanya pemerintah yang berhak

menerjemahkan danmenafsirkan Pancasila, sehingga tidak ada ruang yang

cukup untukdiskusi dan terbukanya konsep-konsep baru. Kelemahan tersebut

harusdiperbaiki tidak kemudian dibuang sama sekali.

Ketiga, perlunya lembaga yang bertugas mengawal pelaksanaanPancasila.

Lembaga ini bertugas antara lain memfasilitasi aktivitas-aktivitas yang bertujuan

untuk mensosialisasikan Pancasila. Membuka ruang-ruangdialog agar tumbuh

kesadaran ber-Pancasila baik di kalangan elit politik, pers, anggota legislatif,

eksekutif, yudikatif, dan masyarakat luas. Yangtak kalah penting adalah ikut

memberi masukan kepada lembaga-lembaganegara dalam melaksanakan tugas dan

membuat kebijakan serta ikutmengevaluasi setiap kebijakan yang dilakukan agar

terjamin tidakbertentangan dengan Pancasila.

Dalam konteks pelaksanaan hak dan kewajiban, maka tiga hal

pentingsebagaimana disebut di atas juga perlu ada, yaitu perlu

mengertiprinsip- prinsip dasar hak dan kewajiban negara dan warga negara,

terdapatpedoman pelaksanaannya dan ada lembaga yang mengawalnya. Tiga hal

initentu tidak berdiri sendiri khusus terkait dengan hak dan kewajiban negaradan

warga negara, namun merupakan kesatuan gerak besar revitalisasiPancasila dalam

semua bidang kehidupan.

24
Pelaksanaan hak dan kewajiban negara dan warga negara dalamnegara

Pancasila adalah sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945seperti tergambar

dalam klasifikasi di atas. Namun demikian, selain melihatklasifikasi tersebut perlu

juga memahami konsep, prinsip dan nilai Pancasiladalam pelaksanaan hak asasi

manusia. Penjelasan di bawah ini akanmemberikan gambaran tentang konsep,

prinsip dan nilai Pancasila yangdikutip dari Pedoman Umum Implementasi

Pancasila dalam KehidupanBernegara yang ditulis oleh Lembaga Pengkajian dan

PengembanganKehidupan Bernegara (2005: 93-94):

a. Manusia adalah makhluk Tuhan yang Maha Esa, berperan

sebagaipengelola dan pemelihara alam secara seimbang dan serasi

dalamkeimanan dan ketakwaan. Dalam mengelola alam,

manusiaberkewajiban dan bertanggung jawab menjamin kelestarian

eksistensi,harkat dan martabat, memuliakan serta menjaga keharmonisannyan.

b. Pancasila memandang bahwa hak asasi dan kewajiban asasi

manusiabersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, nilai

budayabangsa serta pengamalan kehidupan politik nasional.

c. . Hak asasi manusia meliputi hak hidup, hak berkeluarga,

hakmengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan,

hakberkomunikasi, hak keamanan dan hak kesejahteraan yang tidak

bolehdirampas atau diabaikan oleh siapapun.

25
d. Perumusan hak asasi manusia berdasarkan Pancasila dilandaskan

olehpemahaman bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari

hubungandengan Tuhan, sesama manusia, dan dengan lingkungannya.

e. Bangsa Indonesia menyadari, mengakui, menghormati dan menjaminhak

asasi orang lain sebagai suatu kewajiban. Hak dan kewajiban asasiterpadu

dan melekat pada diri manusia sebagai pribadi, anggotakeluarga,

anggota masyarakat, anggota suatu bangsa, dan anggotamasyarakat bangsa-

bangsa.

f. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai hak asasi

yangharus dihormati dan ditaati oleh setiap orang/warga negara.Bangsa dan

negara Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-bangsa

mempuyai tanggung jawab dan kewajiban menghormat iketentuan

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia tahun 1948 dengansemua

instrumen yang terkait, sepanjang tidak bertentangan denganPancasila.

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengertian hak dan kewajiban warga Negara

Hak adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaanmanusia

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakananugerah-Nya yang

wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi olehnegara, hukum dan pemerintahan,

dan setiap orang demi kehormatan sertaperlindungan harkat dan martabat

manusia.Adapun kewajiban adalah dasar yang harus dijalankan oleh

seseorangdalam kaitannya dengan kepentingan dirinya sendiri, alam

semesta,masyarakat, bangsa, negara maupun kedudukannya sebagai

makhlukTuhan.

2. Hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945

Manusia oleh Tuhan Yang Maha Kuasa diberi kemampuan akal, perasaandan

indera agar bisa membedakan benar dan salah, baik dan buruk, indahdan jelek.

Kemampuan-kemampuan tersebut akan mengarahkan danmembimbing manusia

dalam kehidupannya. Kemampuan tersebut jugamenjadikan manusia menjadi

makhluk yang memiliki kebebasan untukmenentukan pilihan tindakannya. Oleh

karena kebebasan yang dimilikioleh manusia itulah maka muncul konsep tentang

tanggung jawab. Kebebasan yang bertanggung jawab itu juga merupakan bagian dari

hakasasi manusia yang secara kodrati merupakan anugerah dari Tuhan YangMaha Esa.

Pengingkaran akan kebebasan berarti pengingkaran padamartabat manusia.

27
Oleh karena itu, semua orang termasuk negara,pemerintah dan organisasi wajib

kiranya mengakui hak asasi manusia. Hakasasi bisa menjadi titik tolak dan tujuan dalam

penyelenggaraan kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara

3. Pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara di negara Pancasila

Pertama, Pancasila perlu dimengerti secara tepat dan benar baikdari

pengertian, sejarah, konsep, prinsip dan nilai-nilai yangterkandung di

dalamnya. Tanpa mengerti hal-hal yang mendasar iniamat sulit Pancasila untuk

diamalkan. Selain daripada itu, Pancasilaakan cepat memudar dan dilupakan

kembali. Kekuatan akarpemahaman ini amat penting untuk menopang

batang, ranting,daun dan buah yang akan tumbuh di atasnya. Banyak hal

yangterjadi ketika semangat untuk mengamalkan Pancasila sangat tingginamun

tidak didasari oleh pemahaman konsep dasar yang kuat, bukanhanya mudah

memudar, namun juga akan kehilangan arah, seakan-akan sudah melaksanakan

Pancasila padahal yang dilaksanakanbukan Pancasila, bahkan bertentangan

dengan Pancasila. Hal ini amatmudah dilihat dalam praktek perekonomian dan

perpolitikan Indonesiasaat ini yang tanpa sadar sudah mengekor pada sistem

kapitalis-neoliberalis dan perpolitikan yang bernapaskan individualis

bukankolektifis.Kedua, pedoman pelaksanaan. Semestinya kita tidak perlu

malumencontoh apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah Orde Baruyang

berusaha membuat Pedoman Penghayatan dan PengalamanPancasila (P4).

Pedoman ini sangat diperlukan agar negara danwarganegara mengerti apa

yang musti dilakukan, apa tujuannya danbagaimana strategi mencapai tujuan

28
tersebut. Manakala tidak adapedoman pelaksanaan, maka setiap orang

berusaha membuatpedoman sendiri-sendiri sehingga terjadi absurditas

(kebingungan).Banyaknya kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan P4 perlu

dievaluasiuntuk diperbaiki. Contoh kelemahan utama dalam pelaksanaan P4adalah

bahwa pedoman tersebut bersifat kaku, tertutup dan doktriner,hanya pemerintah

yang berhak menerjemahkan dan menafsirkanPancasila, sehingga tidak ada ruang

yang cukup untuk diskusi danterbukanya konsep-konsep baru. Kelemahan

tersebut harus diperbaiki tidak kemudian dibuang sama sekali.Ketiga, perlunya

lembaga yang bertugas mengawal pelaksanaanPancasila. Lembaga ini bertugas

antara lain memfasilitasi aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mensosialisasikan

Pancasila. Membukaruang-ruang dialog agar tumbuh kesadaran ber-Pancasila

baik dikalangan elit polit ik, pers, anggota legislatif, eksekutif, yudikatif,

danmasyarakat luas. Yang tak kalah penting adalah ikut memberi masukankepada

lembaga-lembaga negara dalam melaksanakan tugas danmembuat kebijakan serta

ikut mengevaluasi setiap kebijakan yangdilakukan agar terjamin tidak bertentangan

dengan Pancasila.

B. Saran

Sebagai warga negara Indonesia kita harus menyeimbangkan antara hak

dankewajiban sebagai warga negara dengan cara melaksanakan hak

dankewajiban dalam kehidupan bernegara

29
DAFTAR PUSTAKA

Santoso, D. 2012. Buku Modul Kuliah Kewarganegaraan. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi

30

Anda mungkin juga menyukai