Anda di halaman 1dari 103

Persiapan Internsip 2024

Kumpulan Kasus Umum di Puskesmas


PERINGATAN

• Semua File Materi (PPT, PDF), File Try Out, dan Video Rekaman Kelas Mediko.Id Telah
terdaftar sebagai HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA dan
Dilindungi sepenuhnya oleh Hukum yang Berlaku
• Dilarang keras mengcopy atau memperbanyak Sebagian atau seluruh isi materi PT. MEDIKO
EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras mengupload ulang video rekaman kelas PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras membagikan atau memperjual-belikan akun Try Out maupun Video
PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Jika terjadi pelanggaran akan diproses sesuai Hukum yang Berlaku (Undang-Undang Hak
Cipta) di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
• Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
Aplikasi yang Mungkin Berguna
Neurologi
BELL’S PALSY

Definisi
Paralisis fasialis unilateral type LMN (perifer) yang bersifat akut, unilateral dan secara gradual
mengalami perbaikan pada 80-90% kasus.

4
BELL’S PALSY

Gejala dan Tanda

1. Merot atau kelumpuhan muskulus facialis.


2. Tidak mampu menutup mata
3. Nyeri tajam di telinga dan mastoid
4. Hiperakusis
5. Gangguan pengecapan
4
Pemeriksaan Fisik
1. Saat pemeriksaan terdapat distorsi pada
wajah berupa merot.
2. Hilangnya lipatan/kerutan pada dahi. Wajah Perot Hiperakusis
3. Peningkatan salivasi
4. Gangguan pengecapan
5. Lagoftalmus
BELL’S PALSY

Grade I Fungsi fasialis normal

Simetris saat istirahat,


Grade II (Ringan)
menutup mata normal dengan sedikit usaha

Simetris saat istirahat,


Grade III (Sedang) menutup mata normal dengan usaha 4
Simetris saat istirahat,
Grade IV (Sedang-berat)
menutup mata normal dengan usaha maksimal

Asimetris saat istirahat,


Grade V (Berat)
menutup mata tidak sempurna

Grade VI (Paralisis Total) Paralisis total


BELL’S PALSY Pasien dengan kelemahan wajah onset <48 jam

Menilai derajat paralisis

Antivirus : Derajat I-IV Derajat V-VI


• Asiklovir 400 mg PO 5x/hari
selama 10 hari 1. Kortikosteroid Rujuk
• Va r i c e l l a  8 0 0 m g P O 2.Proteksi dan obat pelindung mata
5x/hari selama 10 hari 3.Obat antivirus, 5-10 hari
4.Facial exercise 4
Kortikosteroid:
• Prednison 1 mg/kg atau 60 Evaluasi 2 minggu dan 4 minggu
mg/hari selama 6 hari dan Pemeriksaan fungsi n.fasialis
penurunan dosis bertahap (EMG/KHS/ENG)
hingga total selama 10 hari
• Tidak ada perbaikan
• Dan / atau terjadi perbaikan
• Dan / atau komplikasi
MIGRAINE

Definisi
Nyeri kepala primer dengan kualitas vaskular (berdenyut) , diawali unilateral yang diikuti oleh
mual, fotofobia, fonofobia, gangguan tidur dan depresi.

Migren klasik terdiri atas 4 fase:


1. fase prodromal 4
2. fase aura
3. fase nyeri kepala
4. fase postdromal
TATALAKSANA

Terapi Abortif Terapi Profilaksis

• Analgesik : NSAID Diberikan jika serangan 2-3x/bulan atau


• Triptan : sumatriptan 2x50-100 mg/hari terdapat serangan berat.
• Ergot : Ergotamin 1 mg, ulangi tiap setengah
jam, maksimal 3 mg/hari, 6 mg/minggu • Beta blocker : propanolol 2x40 mg/hari.
• CCB : verapamil, flunarizine.
• SSRI : fluoxetine
• Antidepresan : dapat diberikan amitriptilin
Tension Type Headache

Definisi
Bentuk sakit kepala yang berhubungan dengan jangka wakt u dan peningkatan st res .
Karakteristik : Bilateral, rasa menekan atau mengikat dengan intensitas ringan sampai sedang. Nyeri
tidak bertambah pada aktifitas fisik rutin, tidak didapatkan mual, terkadang diikuti fotofobia atau
fonofobia.

Anamnesis
• Nyeri difus (ringan – sedang) 3A
• Durasi : 30 menit – 1 minggu (nyeri sesaat atau terus
menerus)
• Lokasi : Leher belakang hingga kepala bagian depan.
Terkadang juga ke bahu
• Sensasi seperti berat di kepala seperti diikat
• Nyeri kepala tidak berdenyut, tidak disertai
mual dan muntah
TATALAKSANA

Farmakologi Non-farmakologi

Akut Kronik 1. Kontrol diet


Tidak diberikan lebih 1. Antidepresan 2. Terapi fisik
dari 2 hari/minggu Amytriptiline 3. Hindari pemakaian harian
1. Aspirin 1000 mg/hari 2. Antiansietas obat analgetik, sedatif, dan
2. Asetaminofen 100 Golongan Benzodiazepin ergotamine
mg/hari dan butalbutal 4. Behaviour treatment
3. NSAID (Ibuprofen 800
mg/hari, Diklofenak
50-100 mg/hari)
4. Kafein 65 mg
Cluster Type Headache
Definisi
Nyeri kepala klaster merupakan salah satu jenis nyeri kepala yang paling hebat dan
insidennya jarang, mempunyai gambaran klinis yang khas yaitu periodesitas serta gejala
otonom.

Anamnesis
• Nyeri kepala hebat
• Unilateral (orbita, supraorbital, temporal
atau kombinasi) 3A
• Durasi : 15 -180 menit
• Frekuensi : 1x/2 hari atau 8x/hari
• Penyerta :
Injeksi konjungtiva, lakrimasi, kongesti nasal,
rhinorrhea, berkeringat di kening dan wajah,
miosis, ptosis, edema palpebra.
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Banding
1. CT Scan 1. Migrain
2. MRI Kepala + kontras 2. Nyeri kepala klaster simtomatik :
INDIKASI Meningioma paraseler, adenoma
• Terdapat defisit neurologi pituitari, aneurisma arteri karotis.
• Tidak membaik setelah 3 bulan terapi 3. Trigeminal neuralgia
atau keluhan memberat 4. Temporal arteritis

Akut Profilaksis
1. Oksigen facemask 100% 7 liter/menit 1. Verapamil 120-160 mg 3-4x/hari
selama 15 menit 2. Nimodipin 240 mg/hari atau Nifedipin
2. Dyhidroergotamine 0,5-1,5 mg IV 40-120 mg/hari
3. Sumatriptan injeksi SC 6 mg (dapat 3. Kortikosteroid 50-75 mg setiap pagi
diulang setelah 24 jam)
NEURALGIA TRIGEMINAL (TIC DOULOREUX)

Definisi
• Nyeri hebat paroksisimal seperti terbakar, tertusuk, tajam pada
salah satu cabang dari n. trigeminus.
• Etiologi :
• Akibat kompresi dari nervus trigeminus.
• Demielinisasi pada n. trigeminus.
3A
A. Farmakologi
Anamnesis • Karbamazepine 200-1200 mg/hari
• Nyeri paroksismal (beberapa detik – menit) • Oxkarbazepine 600-3000 mg/hari
• Nyeri dirasakan di salah satu atau lebih cabang N. V • Gabapentine 300-3600 mg/hari
• Serangan nyeri tiba-tiba, berat, tajam Alodinia (stimulasi dengan • Phenitoin 100-200 mg/hari
menggosok gigi, mengunyah, mencukur, tiupan angin, dan • Phenobarbital 50-100 mg/hari
bicara) B. Non-farmakologi
• Terdapat periode bebas nyeri di antara dua serangan Rehabilitasi medik
CARPAL TUNNEL SYNDROME

Definisi
CTS merupakan kelainan neuropati perifer lokal yang sering terjadi akibat
tekanan di nervus medianus.

ANAMNESIS
1. Pada jari 1-3 dan setengah sisi radial jari 4 terasa 3A
kesemutan,kebas, dan nyeri.
2. Keluhan menonjol di malam hari
3. Keluhan berkurang ketika memijat atau mengibaskan
tangan (Flick’s sign)
4. Keluhan berkurang saat tangan diistirahatkan
Pemeriksaan Fisik
Phalen test
1. Pemeriksaan sensibilitas Phalen test

2. Pemeriksaan fungsi otonom


3. Pemeriksaan dengan tes provokasi

Reverse Phalen test Flick’s test


TERAPI KONSERVATIF
• Istirahatkan pergelangan tangan
• Obat antiinflamasi nonsteroid
• Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan.
Bidai dapat dipasang terus-menerus atau hanya pada malam
hari selama 2-3 minggu
• lnjeksi steroid
• Vitamin B6 (piridoksin)

Terapi Operatif
• Tindakan operasi pada CTS disebut neurolisis nervus medianus pada pergelangan tangan.
Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami perbaikan dengan terapi konservatif
atau bila terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya atrofi
otot-otot thenar.
GUYON TUNNEL SYNDROME

Definisi
• Merupakan kompresi dari nervus ulnaris saat
melewati guyon tunnel.
• Dapat juga terjadi pada cubital tunnel yang
disebut cubital tunnel syndrome
3A
Tanda dan Gejala
1. Nyeri dan kesemutan pada jari 4 dan 5
2. Atrofi otot hipotenar
3. Atrofi pada m. adductor pollicis
4. Atrofi m. interosseus
5. Terdapat gambaran claw hand.
Atrofi hipotenar
Mata
Anamnesis

Mata Merah Mata Merah Mata Tenang Mata Tenang


Visus Normal Visus Turun Visus Turun Mendadak Visus Turun Perlahan
Struktur bervaskuler : Media refraksi : Contoh Penyakit : Contoh Penyakit :
Sklera konjungtiva Kornea • Uveitis Posterior • Katarak
Uvea • Perdarahan Vitreous • Glaukoma (Kronik)
Contoh Penyakit : Seluruh mata • Ablasio retina • Retinopati penyakit
• Konjungtivitis • Oklusi arteri atau vena retinal sistemik
• Trakoma Contoh Penyakit : • Neuritis optic • Retinitis pigmentosa
• Mata kering • Keratitis • Neuropati optic akut karena • Kelainan Refraksi
• Xeroftalmia • Keratokonjungtivitis Obat (Misalnya etambutol)
• Pterigium • Ulkus kornea
• Pinguekula • Uveitis
• Episkleritis • Glaukoma akut
• Skleritis • Endoftalmitis
• Panoftalmitis
Blepharitis Anterior
Blefaritis Seboroik
Blefaritis Ulseratif
Blefaritis seboroik/skuamosa
Penumpukan sisik putih pada bulu mata Blefaritis ulseratif/stafilokokal
dengan dasar hiperemis (tanpa ulkus). Krusta kekuningan pada dasar bulu mata, bila diusap
biasanya meninggalkan keropeng atau ulkus yang
mudah berdarah.

Blefaritis ulseratif/stafilokokal
4
• Bersihkan krusta
• kompres hangat
Tatalaksana Seborroik • Antibiotik topical (eritromisin, basitrasin atau
• Bersihkan sisik dengan sabun atau gentamisin 12x2 tetes hingga gejala membaik)
salep salisil 1%. • Antibiotik oral (doksisiklin 1x100mg selama 2-4
• Kompres hangat. minggu atau azithromisin 1x500mg selama 5
• Antibiotik topikal (eritromisin, hari)
basitrasin atau gentamisin tetes mata)
Blefaritis Posterior

Definisi
• Gangguan pada kelenjar Meibom.
• Tanda : muara kelenjar Meibom tampak prominen dengan sekresi kental keputihan.

Blefaritis posterior
4
Gambaran hipertrofi pada kelenjar meibom.
Blefaritis anterior
Lebih ke gambaran seborrhoic/terdapat
krusta kekuningan
H O R D E O L U M V S
KALAZION
Indikator Definisi Etiologi Manifestasi Klinis
Kalazion P e r a d a n g a n Proliferasi dan reaksi Benjolan lunak-keras
granulomatosa kronis granulomatosa dari tidak nyeri
n o n i n f e k t i f p a d a dinding kelenjar
kelenjar meibom
Hordeolum Peradangan supuratif Infeksi Benjolan merah,
Eksterna akut kelenjar zeiz atau s t a p h y l o c o c c u s hangat, edema,
moll aureus nyeri
Hordeolum Peradangan supuratif Infeksi staphylococcus B e n j o l a n m e r a h ,
Interna akut kelenjar meibom aureus hangat edema, nyeri.
Lebih nyeri pada
hordeolum interna
disbanding eksterna
H O R D E O L U M V S
KALAZION
Tatalaksana Hordeolum
Tatalaksana Kalazion
• Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15
• Konservatif
menit
• Injeksi intralesi steroid (triamsinolon
• Jaga kebersihan kelopak mata
40 mg/ml sebanyak 0,10-0,20 ml)
• Antibiotik topical (salep oxytetrasiklin
• Ekokleasi kalazion
3x1; salep kloramfenikol 3x1; tetes mata
kloramfenikol 0,25%, antibiotik oral
(eritromisin 2x500mg atau dikloksasilin
4x1 selama 3 hari)
• Insisi dan drainase abses

• Hordeolum interna : insisi vertical


• Hordeolum eksterna : insisi horizontal
• Chalazion : Ekokleasi kalazion
Konjungtivitis

REAKSI KONJUNGITIVA
• Reaksi Folikular : dari jaringan limfoid, pada infeksi
virus dan klamidia.
• Reaksi papilar : dari epitel konjungtiva, pada infeksi
bakteri dan vernal
Papilar-
Cobblestone 4

MEMBRAN PSEUDOMEMBRAN
Eksudat bila dikelupas Eksudat bila dikelupas tidak
berdarah berdarah
Neisseria gonorrhea, difteri EKC, konjungitivitis allergi
Sekret Mata

Serosa Mukoid
Pada Infeksi VIRUS (disertai Misalnya pada ALERGI
demam) dan IRITASI.

Purulen Mukopurulen
Misalnya pada infeksi berat Pada infeksi Chlamidya
dan GONORRHEA
Contoh Penulisan Resep

Konjungtivitis Bakterial Konjungtivitis Viral


dr. X dr. X
Jl. X Jl. X
SIP. 1234 SIP. 1234
Semarang, … Agustus 2021 Semarang, … Agustus 2021

R/ Chloramphenicol 1% eye ointment tube No I R/ Artificial tears ED fl. No I


S 3ddue OD/OS/ODS S 6 dd gtt I OD/OS/ODS
R/ Vit C 500 mg tab No VII
Pro : Tn. X S 1dd tab I
Usia : … tahun R/ Paracetamol 500 mg tab No XXI
S 3dd tab I prn

Pro : Tn. X
Usia : … tahun
Perdarahan Conjungtiva

• Etiologi : trauma, kongesti vena mendadak.


• Tampak pewarnaan merah homogen dengan batas tegas pada
konjungtiva, darah akan direabsorbsi sempurna dalam 7-21 hari.

4
Terapi
• Terapi sesuai etiologi
• Reassurance
• Kompres dingin untuk menemkan titik perdarahan, kompres hangat
untuk membantu reabsorbsi
THT
Otitis Eksterna

1/3 luar  Sirkumsripta


MT masih bisa terlihat

Apabila terkena semuanya(difusa) ,


MT tidak dapat dinilai
Apabila terdapat gangguan NVII menjadi
maligna

Otitis Eksterna Sirkumsripta Otitis Eksterna Difusa Otitis Eksterna Maligna


Terkena 1/3 luar, MT Terlihat Terkena seluruhnya, MT tidak Terkena seluruhnya, MT tidak
terlihat terlihat

S. Aureus Pseudomonas Pseudomonas


Paralisis saraf (-) Paralisis saraf (-) Paralisis saraf (+)
Otitis Eksterna

Furunkulosa/sirkumkripta Difusa Maligna


Antibiotik salep seperti polymyxin dan Tampon antibiotika yang mengandung Antibiotik dan debridement agresif
bacitracin campuran polimiksin B, neomisin, Ciprofloxacin 400 mg IV/8 jam; 750 mg
hidrokortison dan anestesi topikal. PO/2 jam
Antibiotika PO pada infeksi berat. Dewasa : ampisillin 250 mg 4x1, eritromisin 250
4x1. Anak-anak Eritromisin 40-50 mg per/ kg BB.
Contoh Penulisan Resep
Infus Peroral
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ Infus Ciprofloxacin 400 mg vial no. III R/ Ciprofloxacin 750 mg tab No. XIV
S.i.m.m__________________ S.o.12.h tab I________________
R/ Infus set no. I
S.i.m.m__________________ Pro : Ny. X
Usia : X tahun
Pro : Ny. X
Usia : X tahun • 1 vial ciprofloxacin = 400 mg/200 ml
• 1 vial infus habis dalam 8 jam  1 hari 3 vial
Otomikosis

Gejala :
• GATAL
• Otalgia dan otorrhea
• Berkurangnya pendengaran

Faktor Resiko :
• Olahraga air
• Pemakaian steroid 4

TATALAKSANA : A. Candida : cotton wool


• Nistatin  efektif untuk candida
• Miconazole  Efektif untuk aspergillus
B. Aspergillus niger : newspaper
• Asam acetat 2% dalam alcohol  Keratolitik appearance
Serumen Prop

Gejala Utama
• Penurunan pendengaran  CHL TATALAKSANA
• Rasa penuh pada telinga • Serumen lembek  bersihkan dengan kapas
• Tinitus hingga vertigo yang dililitkan pada cotton applicator
• Batuk-batuk • Serumen yang keras  dikeluarkan dengan
cerumen hook/scoop
• Serumen yang tidak bisa dikeluarkan 
dilunakkan dengan tetes carbogliserin 10% 4
selama 3 hari
• Serumen yang terdorong jauh ke dalam liang
telinga  irigasi air hangat sesuai suhu tubuh
(KONTRAINDIKASI PADA MEMBRAN TIMPANI
PERFORASI)
Corpus alienum telinga
Instrumen Pengambilan

3A
TATALAKSANA
• Benda hidup : harus dimatikan terlebih dahulu,
dapat menggunakan coccos oil, atau tampon
basah ditetes dengan rivanol atau anestesi
lokal selama 10 menit.
• Ekstraksi dengan menggunakan alat (di slide
selanjutnya.
OTITIS MEDIA AKUT

STADIUM OKLUSI
• Gejala dan tanda : penurunan pendengaran, sensasi penuh di telinga, TIDAK ADA DEMAM,
membrane timpani retraksi dan suram
• Perbaiki fungsi tuba : tetes hidung HCl efedrin 0,5-1% / oksimetazolin 0,025 – 0,05%)

STADIUM HIPEREMIS/PRESUPPURATIVE
• Gejala stadium oklusi + demam tinggi, MT tampak hiperemis dan terdapat kongesti. 4
• Antibiotik 10 -14 hari: ampicillin 4x500 mg, amoxcicilin 3x500 mg, eritromisin 4x500 mg,
dosis anak menyesuaikan

STADIUM SUPURATIF
• Pus terbentuk di telinga tengah.
• Gejala semakin memberat, nyeri telinga hebat,demam, tampak bulging dan hiperemis.
• Miringotomi + grommet dilanjut antibiotik
OTITIS MEDIA AKUT

STADIUM PERFORASI
• Tekanan meningkat  ruptur MT
• Gejala dan tanda : nyeri telinga berkurang, demam berkurang, tampak
perforasi dan keluar cairan dari telinga.
• Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari, antibiotik adekuat yang
tidak ototoksik seperti ofloxacin tetes telinga sampai 3 minggu.
4

STADIUM RESOLUSI
• Cairna yang keluar berkurang, penurunan pendengaran tipe CHL.
• Perforasi semakin menutup
• Tx : cukup observasi
Contoh Penulisan Resep

Stadium Perforasi Stadium Presupuratif dan Supuratif anak-anak


dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ H2O2 3% fl no. I R/ Amoxicillin syr 125mg fl no. I
S.1.dd. gtt I_auric dextra (3 hari)______ S.o.8.h c.orig I (habiskan)___
R/ Ofloxacin ear drop 0.3% fl no. II
S.o.12.h. gtt V auric dextra (21 hari)___ Pro : An. Y
Usia : X tahun
Pro : Ny. X
Usia : X tahun C.orig  menggunakan sendok bawaan dari obat
syrupnya
BPPV

a. Gejala dipicu oleh beberapa perubahan


posisi kepala seperti :
- Berbaring atau
- Miring pada posisi supine
- atau minimal 2 dari manuver berikut :
• reclining the head
• rising up from supine position
4
• bending forward
b. Dx pemeriksaan : dix hallpike

Brandt-Daroff Exercise, semont


manuver, epley manuver
Terapi Simptomatik Vertigo
Anti kolinergik
• Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
• Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
Simpatomimetika
• Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
Menghambat aktivitas nucleus vestibuler
a. Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis adalah
i. Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam
ii. Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam
iii. Flunarizin
iv. Betahistine
b. Sedatif
i. Phenobarbital: 15-30 mg/ 6 jam
ii. Diazepam: 5-10 mg
iii. Chlorpromazin (CPZ): 25 mg
Contoh Penulisan Resep

dr. Mediko
SIP No. XXX dr. Mediko
Jalan X No. 123 Kota X SIP No. XXX
Telepon (021) 23456789 Jalan X No. 123 Kota X
Kota X, 17 Agustus 2020 Telepon (021) 23456789
R/ Flunarizine 5 mg tab no. XIV Kota X, 17 Agustus 2020
S.1.dd. tab I (malam hari)______ R/ Betahistine mesilate 12 mg tab no. X
S.3.dd. tab I_______________
Pro : Ny. X
Usia : X tahun Pro : Ny. X
Usia : X tahun
Flunarizine : menekan fungsi vestibular dan
dapat angular mengurangi respons terhadap
akselerasi dan linier
Corpus Alienum

KATA KUNCI : Anak-anak, unilateral dan discharge berbau


busuk
• 2 kategori :
ü Korpus alienum organik : lintah, larva lalat, dll
ü Korpus alienum anorganik : manik-manik, kerikil,
kertas, tisu, logam, baterai (berbahaya) dll 4
• Gejala utama :
Ø Hidung tersumbat unilateral, gangguan membau
Ø Ingus mukus, mukopurulen, berbau
Ø Benda organik dirasakan ada yg bergerak-gerak
DAPAT DIGENGGAM
Sponge, ABD, Ujung cotton TIDAK DAPAT DIGENGGAM
bud, plastik

Benda Rapuh
• Forcep Alligator Benda Solid
Kertas tissue, Serangga

CA berhasil • Microsuction Ruang


Ruang Tidak ada
dikeluarkan • Irigasi sekitar CA
sekitar CA ruang di
cukup
minimal sekitar CA
adekuat
CA berhasil
dikeluarkan • Ear hook • Rosen
• Ear loop needle
CA gagal CA gagal • Aplikator • Lasso
dikeluarkan dikeluarkan kapas method

CA berhasil CA berhasil
dikeluarkan dikeluarkan
CA gagal
CA berhasil CA gagal dikeluarkan
dikeluarkan dikeluarkan
Periksa
pasien
kembali

Rujuk ke
Sp.THT-KL
Tonsilitis

TONSILITIS AKUT
• Viral : rhinitis akut + nyeri telan, merah pada tonsil
• Bakterial : Detritus  Folikular, lacunar nyeri telan,
odinofagi dll

TONSILITIS KRONIS
• Nyeri telan, anorexia, disfagia
• Kelenjar limfoid diganti oleh jaringan fibrosis  KRIPTE MELEBAR,
berisi detritus
• Halitosis, rasa kering pada tenggorokan.
Tonsilitis Akut

Indikasi Tonsilektomi
Pembengkakan tonsil yang
menyebabkan obstruksi saluran nafas
(OSAS)
Abses peritonsil
Tonsilitis yang menimbulkan kejang
demam
Tonsilitis yang membutuhkan biopsy
karena curigan keganasan
Tonsilitis akut rekuren ( >5x dalam
setahun, min 5x serangan dalam 2
tahun berturut)
Kulit
Mikosis

Superfisial Intermediet Profunda

PVC Candidiasis Subkutis

Dermatofitosis/
Sistemik
Tinea
Pytiriasis Versicolor

Definisi

Penyakit infeksi oportunistik kulit epidermomikosis, disebabkan oleh jamur


Malassezia sp. (Pitryrosporum orbiculare/P.ovale) yang ditandai dengan
makula hipopigmentasi atau hiperpigmentasi.

Predileksi : 4
Bagian atas, leher, wajah, dan lengan atas

• Finger nail sign


• KOH : hifa pendek, spora berkelompok.
• Wood : kuning keemasan
Pytiriasis Versicolor
Gejala Tatalaksana
Bercak berskuama halus yang berwarna putih Topikal :
sampai coklat hitam. Gatal pada saat berkeringat. • Sampo ketokonazol 2% dioleskan pada
daerah yang terinfeksi/ seluruh badan, 5
menit sebelum mandi, sekali/hari selama 3
DDx/ hari
Vitiligo • Sampo selenium sulfide 2,5% sekali/hari
Pityriasis alba
15-20 menit selama 3 hari, kemudian
diulangi seminggu kemudian.
• Sampo zinc pyrithione 1% dioleskan 4
seluruh daerah yang terinfeksi

Sistemik :
• Itrakonazol 200 mg/hari selama 7 hari atau
100 mg/hari selama 2 minggu
• Flukonazol 400 mg dosis tunggal atau 300
mg/minggu selama 2-3 minggu.
Dermatofitosis

Definisi

Merupakan penyakit infeksi jamur superfisial yang disebabkan


oleh jamur kelompok dermatofita (Trichophyton sp. ,
Epidermophyton sp. dan Microsporum sp.)
• Terdapat central healing
Lokasi Nama • KOH : hifa panjang bersepta.
Capitis T. Capitis 4
Tinea kulit T. Corporis
Tangan T. Manuum
Kaki T. Pedis
Kuku T. Unguium
Janggut T. barbae
Tatalaksana Tinea

Tinea Kapitis
Topikal : Sampo selenium sulfide 1% dan 2,5% 2-4 kali/ minggu
Sampo ketokonazol 2% 2 hari sekali selama 2-4 minggu
Sistemik : Drug Of Choice Microsporum : Griseofulvin fine particle/ microsize 20-25 mg/kgBB/hari
atau ultramicrosize 10-15 mg/kgBB/hari selama 8 minggu
Drug Of Choice Trichophyton : terbinafine 62,5 mg/hari untuk BB 10-20 kg, 125 mg
untuk BB 20-40 kg dan 250 mg/hari untuk BB>40 kg selama 2-4 minggu.
Tinea Korporis dan Kruris
Topikal : Golongan allamin (Krim terbinafine, butenafine) sekali sehari selama 1-2 minggu
Alternatif : Golongan Azole
Sistemik : Terbinafin oral 1x250 mg/hari selama 2 minggu
Alternatif : Itrakonazol, griseofulvin, Ketokonazol
Tatalaksana Tinea

Tinea Pedis
Topikal : Golongan allamin (terbinafine, butenafine) sekali sehari selama 1-2 minggu
Alternatif : Golongan Azol
Sistemik : Terbinafin 250 mg/hari selama 2 minggu
Alternatif : Itrakonazol 2x 100 mg /hari
Tinea Unguium
Terbinafin 1 x 250 mg/hari selama 2 minggu
Alternatif : Itrakonazol 2x100 mg/hari selama 3 minggu
Tinea Imbrikata
Terbinafin 62,5-250 mg/hari (tergantung berat badan) selama 4-6 minggu
Griseofulvin microsize 10-20 mg/kgBB/hari selama 6-8 minggu
Kandidiasis

• Penyebab : candida albicans


• Makula patch eritema, membasah, erosi, lesi satelit
• Flexural (daerah lipatan)
• KOH : yeast, pseudohifa, dan blastospora

Tatalaksana
4
Topikal :
Krim imidazole (Mikonazol 2%, klotrimazol 1% selama 14-28 hari)
Bedak nystatin atau mikonazol
Sistemik :
Flukonazol 50 mg/hari atau 150 mg/minggu
Itrakonazol 100-200 mg/hari
Kandidiasis
Oral candidiasis, leukoplakia, apa perbedaanya?

Oral Candidiasis
larutan nistatin (100 000 unit/ml). Olesi 1–2 ml di dalam mulut sebanyak 4 kali sehari selama 7 hari.
Jika tidak tersedia, olesi dengan larutan gentian violet 1%.
Dermatitis Popok

• Iritasi akibat popok


• Urin dan oklusi  overhidrasi dan maserasi kulit  lembab 
resiko kandida berkembang.
• Faktor resiko : Riwayat atopi keluarga!! Apabila jarang diganti 
curiga kandidiasis.
• UKK : eritema batas tegas, edem, kering, mengelupas.
4
Terapi :
• Ganti popok lebih sering
• Jaga higienitas kulit
• Pelembab sebelum memakai popok
• Zinc oxide ointment 2x/hari selama 1 minggu
• Berat : hidrokortison 1-2.5% 2x/hari 3-7 hari
HERPES

Herpes Oral dan Genital

TATALAKSANA TZANCK TEST


• Asiklovir 5x200 mg atau 3x400 mg selama 7-10 hari. Multinucleated Giant Cell,
• Valasiklovir 2x500-1000 mg/hari selama 7-10 hari.
• Famciclovir 3x250 mg/hari 7-10 hari
sel datia langhans.
• Rekuren : menjadi 5 hari
Varicella/Chicken Pox

Transmisi secara aerogen


Gejala :
• Inkubasi selama 14-21 hari
• Gejala prodromal : demam, malaise, nyeri kepala
• Disusul erupsi papul eritematosa  dew drops  pustule  krusta
• Mengenai seluruh tubuh dan menyebar secara sentrifugal.

4
Dew Drop On Rose Petal Tzanck Test
TERAPI VARICELLA

Topikal :
Lesi Vesikular diberi bedak agar vesikel tidak pecah
Vesikel yang pecah/krusra : Salep antibiotic

Sistemik : 4
Asiklovir 4x10-20 mg/kg selama 7 hari (Bayi/anak)
Asiklovir 5x800 mg/hari selama 7 hari (Dewasa)
Valasiklovir : 3x 1 gram selama 7 hari (Dewasa)
Herpes Zooster

Definisi
Herpes zoster (HZ) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella zoster yang
laten endogen di ganglion sensoris radiks dorsalis setelah infeksi primer.

Ramsay-Hunt Syndrome
Herpes Zooster
TATALAKSANA
HERPES ZOOSTER

• Asiklovir oral 5 x 800 mg/hari selama 7-10 hari


• Valasiklovir 3x 1 gram/hari selama 7 hari
• Famsiklovir 3x250 mg/hari selama 7 hari
HERPES ZOSTER OFTALMIKUS
• Asiklovir/valasiklovir diberikan hingga 10 hari pada semua
pasien 4
• Rujuk ke spesialis mata.
NEURALGIA HERPERTIKA
• Nyeri ringan : paracetamol 3x500 mg atau NSAID
• Antidepresan trisklik (awal 10 mg/hari ditingkatkan 20 mg
setiap 7 hari 150 mg/hari)
• Gabapentin 300 mg/hari 4-6 minggu
• Pregabalin 2x75 mg/hari 2-4 minggu
Infeksi Bakteri
(Pioderma)

Folikulitis Ektima Impetigo Bulosa Erisapelas SSSS


Furunkel Vs Selulitis
Karbunkel Impetigo Krustosa Phlegmon

Superfisial Profunda
TATALAKSANA PIODERMA
TOPIKAL
• Bila banyak pus/krusta : kompres dengan permanganas kalikus 1/5000 atau atau rivanol 1% atau povidone
iodine 1%.
• Bila tidak : salep/krim asam fusidat 2%, mupirosin 2%. Dioleskan 2-3 kali sehari, selama 7-10 hari

SISTEMIK : Selama 5-7 hari, jika ada selulitis atau demam


• Kloksasilin/dikloksasilin : 4x250-500 mg/hari PO
• Amoksisilin + asam clavulanate : 3x250-500 mg/hari

ERITRASMA
• Disebabkan corynebacterium minutissimum
• Sering pada lipatan, UKK : makula eritema dengan skuama
halus dan berbatas tegas.
• Wood lamp : coral red
• Tx : (ERI obatnya ERI) Eritromisin 4x250 mg selama 7-14 hari
URTIKARIA / WHEALS

• Ditandai oleh UKK Urtika local / generalisata : edema bagian sentral timbul
mendadak berakhir cepat (<24 jam), berwarna pucat dan kemerahan, meninggi
di permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo  gatal
• Angioedema  edema kulit + mukosa (traktus respiratorius, GIT)

TATALAKSANA
Atasi keadaan akut terutama pada angioedema karena dapat terjadi
obstruksi saluran napas. 4
Utama Hindari faktor pencetus
Topikal Bedak kocok dibubuhi antipruritus mentol dan kamfer.

Sistemik • Antihistamin (AH-1) generasi dua (non-sedatif).


• Bila dengan AH nonsedatif tidak berhasil  AH-1 generasi satu
(sedatif).
DERMATITIS ECZEMA
JENIS KATA KUNCI

Dermatitis atopi Tergantung usia, lesi macula eritema terutama pada daerah malar

DKI Akibat benda iritan seperti detergen, sabun dll

DKA Alergi terdapat benda non iritan : emas, karet, hena dll

Dermatitis Akibat gigitan serangga, central necrosis dan kissing lesion


venenata

Dermatitis seborrhoik Lesi terutama batas rambut, skuama kuning dan berminyak

Dermatitis numularis Lesi berbentuk koin

Neurodermatitis Akibat stress, akibat digaruk dan pada lokasi yang sama, terdapat likenifikasi

Dermatitis statis Akibat stasis yang lama : berdiri dalam waktu yang lama

Pitriasis Alba Predileksi pada anak di daerah wajah. Hipopigmentasi / eritema berskuama halus
INFEKSI PARASIT
JENIS KATA KUNCI
Skabies Lesi berupa eritema, papul, vesikel pada tangan, perut, dan terowongan
pada jari. Gatal pada malam hari, kena massal (pesantren, satu keluarga)

Pedikulosis corporis, Macula cerulae, eritema pada rambut, badan atau daerah pubis.
pubis, capitis
Cutaneous larva Kontak dengan hewan seperti kucing dan anjing, bermain di pasir/pantai,
migrans serpiginosa. 4
SKABIES

• Disebabkan oleh sarcoptes scabiei var hominis.


• Diagnosis presumptif apabila terdapat trias :
• Lesi kulit : kunikulus, ujung papul/vesikel. Dapat
timbul pustule/nodul. Predileksi pada daerah
dengan stratum korneum tipis.
• Pruritus nocturnal.
• Te rd a p a t R i w aya t s a k i t s e r u p a d a l a m s a t u
rumah/kontak
4
PEMERIKSAAN
PENUNJANG TATALAKSANA

Ink burrow Dermoskopi

• Burrow ink test


• Skin scrapping
• Uji tetrasiklin
• Dermoskopi
PEDIKULOSIS

Sisir Serit

TATALAKSANA
4
First line: Permethrin cream 1% 2 jam
• Sky blue spot
• Makula serule Alternatif :
(pubis/rambut) • Malathion 0,5% lotion semalam
• Black dot (bercak hitam • Gamexan 1% 12 jam
pada pakaian dalam)

Pediculosis Capitis
CUTANEOUS LARVA MIGRANS : creeping
eruption

• Etiologi : Ancylostoma braziliense, caninum.


• UKK : Muncul dalam 1-5 hari setelah pajanan berupa plak
eritematosa, vesikular, linear dan serpiginosa.
• Predileksi pada kaki dan bokong.
INGAT! : apabila main di air (SWIMMER ITCH, schisostoma), apabila tidak pakai alas kaki
(GROUND ITCH : A. duodenale/N. americanus)

4
TATALAKSANA
• Topikal : salep albendazole 3% dioleskan 3x sehari selama 7-10 hari
• Sistemik : albendazole 400 mg selama 3-7 hari, thiabendazole 50 mg/kg/hari selama
2-4 hari.
• Kombinasi : bedah beku, klor etil.
Dermatoterapi

Bahan Dasar (Vehikulum)


TERAPI TOPIKAL
Terapi topikal memiliki pengaruh Bahan Dasar
fisik : mengeringkan, membasahi 1. Cairan
(hidrasi), melembutkan, lubrikasi,
2. Bedak
mendinginkan, memanaskan,
dan melindungi terhadap 3. Salep
pengaruh buruk dari luar. Campuran 2 atau lebih bahan dasar
4. Bedak kocok (lotion) : campuran cairan dan bedak
Prinsip obat topical secara umum
terdiri dari 2 bagian : 5. Krim : campuran cairan dan bedak
• Bahan dasar : vehikulum 6. Pasta : campuran salep dan bedak
• Bahan aktif 7. Linimen (pasta pendingin) : campuran cairan, bedak dan salep
Pedoman perawatan kulit :
• Dermatosis basah  digunakan
bahan dasar cair/basah,
misalnya kompres.
• Dermatosis kering  digunakan
bagan dasar padat/kering,
misalnya salep.

CAIRAN • Terdiri atas solusio (larut dalam air) dan tingtura (larut dalam alcohol)
• Solusio terdiri atas : kompres, rendam (bath) dan mandi (full batch)
• Prinsip : membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, krusta, dll) dam sisa obat topikal yang
pernah dipakai.
• Jenis kompres :
a. Kompres terbuka : penguapan cairan kompres disusul oleh absorbsi eksudat atau pus.
b. Kompres tertutup : bertujuan untuk vasodilatasi.
Bedak • Efeknya : mendinginkan, anti inflamasi ringan, anti pruritus lemah, mengurangi pergesekan pada
kulit yang berlipat, proteksi mekanis.
• Indikasi : dermatosis kering dan superfisial, mempertahankan vesikel dan bulla agar tidak pecah.
• KI : dermatitis yang basah dan infeksi sekunder.
Salep • Bahan dasar biasanya : vaselin, lanolin atau minyak.
• Indikasi : dermatosis kering dan kronik, dermatosis dalam dan kronik (daya penetrasi salep
paling kuat).
Bedak • Terdiri dari campuran air dan bedak yang ditambahkan dengan gliserin sebagai bahan perekat.
Kocok • Indikasi : dermatosis kering, superfisial dan luas
Krim • Merupakan campuran water, oil dan emulgator.
• Indikasi : indikasi kosmetik, dermatosis subakut dan luas, krim boleh pada daerah berambut.
Pasta • Merupakan campuran bedak + vaselin.
• Indikasi : dermatitis yang agak basah. (Pasta bersifat protektif dan mengeringkan)
Linimen • Merupakan campuran cairan, bedak dan salep
• Indikasi : dermatosis subakut
Sediaan Obat Stase DV

Antivirus Sistemik Antibiotik Topikal


Asiklovir Tab 200 mg, 400 mg Mupirocin 2% Krim salep 5 gr, 10 gr
Valasiklovir Tab 500 mg Gentamicin sulfat 0,1% Krim salep 5 gr, 10 gr
Asam fusidat 2% Krim salep 5 gr
Antijamur Sistemik
Clindamycin phosphate Larutan 30 ml, gel 15 gr
Ketoconazole Tab 200 mg
Itraconazole Caps 100 mg Antijamur Topikal
Fluconazole Caps 50 mg Permethrin 5% Krim 10 gr, 30 gr
Griseofulvin Caps 125 mg, 500 mg Gameksan 10 mg Krim 10 gr
Terbinafine Tab 250 mg
Nistatin Suspensi 100.000 IU Steroid Topikal
Hidrokortison asetat % Krim 5 gr
Antivirus Sistemik
Bethamethasone valerat Krim salep 5 gr, 10 gr
Pirantel Pamoat Tab 125 mg, 250 mg
Desonide 0,05% Krim 5 gr
Albendazole Tab 400 mg
Desoksimethasone 0,25% Krim 5 gr
Mebendazole Tab 500 mg
Sediaan Obat Stase DV

NAMA OBAT SEDIAAN


NAMA OBAT SEDIAAN
Amoxcicilin Tab 500 mg
Cotrimoxazole Tab 480 mg, 960 mg (Forte)
Amoxcicilin + As. Caps 625 mg
Klavulanat Ciprofloxacin Tab 500 mg
Cefadroxil Caps 500 mg, Syr 125 mg/5 ml Levofloxacin Tablet 500 mg, 750 mg
Ceftriaxone Injeksi vial 1 gr
Cefotaxime Injeksi vial 1 gr
Cefixime Caps 100 mg, syr 100 mg/5 ml
Metronidazole Tab 500 mg, Infus 500 mg
Klindamisin Caps 300 mg
Eritromisin Tab 500 mg
Azithromicin Caps 250 mg, 500 mg
Kanamisin Injeksi vial 1 gr
Doksisiklin Caps 100 mg
Minosklin Tab 50 mg, 100 mg
Penyakit Dalam
DIABETES MELITUS

DM tipe 1 Defisiensi insulin absolut  Autoimun / Idiopatik

DM tipe 2 Resistensi Insulin

DM Gestasional DM pada ibu hamil trimester II atau III

Tipe spesifik karna


Diabetes neonatal, MODY, Penyakit eksokrin pankreas
4
penyebab lain

MODY DM genetik autosomal dominan pada anak/remaja

LADA DM karena autoimun yang muncul pada usia dewasa


DIABETES MELITUS
Kriteria Diagnosis

• Keluhan klasik DM :
polyuria, polydipsia, polifagia dan penurunan berat
badan tanpa sebab yang jelas
• Keluhan lain :
lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi
ereksi pada pria, sera pruritus vulva pada wanita.
4
• GDP ≥126 mg/dL
• GDS ≥ 200 mg/dL dengan keluhan klasik
• TTGO ≥ 200 mg/dL
• HbA1c ≥ 6,5%
1. Edukasi 3. Latihan Fisik
Penyulit menahun DM Lakukan aktivitas fisik 3-5 x / minggu
Pemeliharaan dan perawatan kaki selama 30-45 menit.
Aktivitas fisik berupa aerobic intensitas
Mengenal dan mencegah penyakit akut
sedang : Jalan cepat, sepeda santai, jogging,
Rencana kegiatan khusus berenang.

2. Terapi Nutrisi Medis


Prinsip pengaturan makan pasien DM :
Makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi.
Perhitungan kebutuhan kalori basal Berat badan ideal (Rumus Broca)
25-30 kal/ KgBB Ideal 90% x (TB dalam cm – 100) x 1 kg
Karbohidrat : 45-65% Lemak : 20-25%
Protein : 10-20% Serat : 20-35 gram/ hari
4. Terapi Farmakologis

Target kendali glukosa darah : HbA1C <7%


Terapi Farmakologis Diabetes Mellitus
Terapi Farmakologis Diabetes Mellitus

INDIKASI
HbA1c >9% dengan dekompensasi metabolik,
penurunan BB yang cepat, komplikasi akut
hiperglikemi, gagal dengan OHO, stress berat,
DM gestational, gangguan ginjal/hepar yang
berat, kontraindikasi OHO
Terapi Farmakologis Diabetes Mellitus
Dislipidemia

Risiko Deskripsi
Rendah 0 FR
Sedang ≤2 FR, Risiko PJK <10% (10 tahun terakhir) Faktor resiko utama
kelainan LDL untuk
menentukan kadar yang
Tinggi ≥2 FR, Risiko PJK <10-20% (10 tahun terakhir )
ingin dicapai adalah :
Sangat Tinggi - Bukti klinik penyakit arteri koronaria, penyakt arteri karotis, 1. Merokok
PAD, PJK >20% (10 tahun risiko) atau baru saja menjalani 2. Hipertensi

4
perawatan jantung 3. Kolesterol HDL rendah
- DM + ≥1 FR 4. Riwayat PJK dini dalam
- CKD stage ¾ + ≥1 FR keluarga
- HF (Hiperkolestrolemia familial) 5. Umur pria ≥ 45 tahun,
Ekstream - PJK progresif (UAP dengan target LDL-K <70 tercapai) wanita ≥55 tahun.
- PJK + DM
- PJK+ CKD stage ¾
- PJK+ HF Kategori Risiko PJK
- Riw. PJK premature (Laki-laki <55 thn, Wanita <65 thn)

PERKENI DISLIPIDEMIA 2021


Tatalaksana
NO KELOMPOK RESIKO TARGET Klasifikasi Kadar Kolesterol
NCEP ATP III
1 Resiko rendah <160 mg/dL
KADAR KOLESTEROL KLASIFIKASI
2 Resiko sedang <130 mg/dL
KOLESTEROL LDL :
3 Resiko tinggi <100 mg/dL • <100 mg/dL Optimal
• 100-129 mg/dL Hampir optimal
4 Resiko sangat tinggi <70 mg/dL
• 130-159 mg/dL Borderline
Kelompok ini dikhususkan untuk pasien dengan • 160-189 mg/dL tinggi
Riwayat penyakit kardiovaskuler dengan : • ≥190 mg/dL Tinggi
• Diabetes Sangat tinggi
• Faktor resiko yang sulit dikendalikan (masih KOLESTEROL TOTAL
merokok) • <200 mg/dL Yang diinginkan
• Sindroma metabolic dengan faktor resiko • 200-239 mg/dL Borderline
multiple • ≥ 240 mg/dL tinggi
• Pasien dengan SKA Tinggi
KOLESTEROL HDL
• <40 mg/dL Rendah
Aktivitas Fisik Terapi nutrisi medis Berhenti Merokok • ≥60 mg/dL Tinggi
TERAPI STATIN

• Berdasarkan AHA 2013, merekomendasikan statin sebagai obat utama


pencegahan primer dan sekunder, obat lain hanya dipakai apabila
terdapat kontraindikasi atau keterbatasan dalam pemakaian statin.
• Pendekatan terapi trigliserida tinggi :
1. Obat penurun kadar kolesterol LDL.
2. Ditambah obat fibrat atau nikotinik acid, yang terdiri dari :
• Gemfibrozil 2x600 mg atau 1x900 mg
• Fenofibrat 1x200 mg
HIPTERTENSI

Tekanan darah ≥140 mmHg sistolik dan/atau ≥90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak
sedang makan obat antihipertensi.

Klasifikasi Sistole Diastole


Normal <120 DAN <80

Prehipertensi 120-139 ATAU 80-89


4
Hipertensi stage 1 140-159 ATAU 90-99

Hipertensi stage 2 160 ATAU 100

Hipertensi sistolik terisolasi >140 DAN <90


TATALAKSANA HIPERTENSI

Cara Kombinasi Antihipertensi


Obat Anti-hipertensi dan efek samping
DISPEPSIA

Apabila sudah
dilakukan EGD :
menjadi dispepsia
investigated

ALARM SYMPTOMS
•usia > 55 tahun
• perdarahan saluran cerna bagian atas
•Riwayat tukak peptic
•Keluarga penderita kanker dll

• Tanpa kelainan organik (dengan endoskopi) yang dapat menjelaskan


keluhan pasien.
• Kriteria harus setidaknya selama 3 bulan, dengan onset gejala setidaknya 6
bulan sebelum diagnosis
Ulkus Peptikum

3A

Ulkus Gaster Ulkus duodenum


Pain-Food-Pain Pain-food-relieve-pain
GERD : Gastrooesophageal Reflux Disease

Definisi
Refluks asam lambung karena sfingter esofagus tidak mampu menutup secara adekuat. Komplikasi
lanjutan GERD dapat menyebabkan esofagitis kronis, barret esofagus hingga karsinoma esofagus.

4
Tatalaksana

PPI Test
• Memberikan PPI dosis ganda selama 1-2 minggu
tanpa didahului pemeriksaan endoskopi.
• Jika gejala menghilang dengan pemberian PPI dan
muncul Kembali bila PPI dihentikan maka diagnosis
GERD dapat ditegakkan.

TERAPI NON-FARMAKOLOGIC
• Memodifikasi berat badan berlebih.
• Tinggikan bantal 15-20 cm saat tidur
• Hentikan rokok dan alcohol
• Kurangi obat dan makanan perangsang GERD
• Makan malam paling lambat 3 jam sebelum tidur
• Makan tidak boleh terlalu kenyang.
PELOR (Panto, Ome, Lanso, Esome, Rabe)
Demam Tifoid
Salmonella typhi atau salmonella paratyphi.

Bakteri gram (-), berflagel, dan tidak berspora. S


typhi mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H dan antigen Vi
MINGGU POLA DEMAM
1 Step-ladder
2 Continous
3 Pola berat,
terjadi perforasi

A. Komplikasi : sering terjadi di minggu ke-3 demam


1. Perforasi usus : datang dengan defans muskular.
2. Meningitis tifosa : penurunan kesadaran
3. Hepatitis dan cholecystitis typhosa  VF merupakan
tempat tinggal dari salmonella sp.
4. Perdarahan usus.
B. Tifoid toksik
C. Tifoid Karier
Salmonella (+) dalam feses pasien selama 1 tahun, tanpa gejala
klinis
Pemeriksaan Penunjang

Lab Rutin
LAB RUTIN : Leukopenia, limfositosis relative,
monositosis, trombositopenia ringan. Diakibatkan oleh
depresi sumsum tulang.

Widal
Deteksi antigen O(somatic) dan H(flagella), dilakukan
pada akhir minggu 1, positif apabila kenaikan titer 4x/
titer O 1:320

Tubex TF
Deteksi IgM terhadap antigen 09, nilai ≥4 positif
demam tifoid, ≥6 indikasi kuat tifoid, 3 : borderline.
Antibiotik pada tifoid

FLOROQUINOLONE
• Antibiotik LINI PERTAMA pada dewasa
• Ciprofloxacin 2x500 mg, ofloxacin 2x400 mg, norfloxacin
2x400 mg selama 7-14 hari.
CHLORAMPHENICOL
• Dosis 50-100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 14 hari.
• Efek samping  tidak boleh diberikan apabila leukosit
<2000
CEPHALOSPORIN GEN 3
IBU HAMIL • Terapi lini kedua, pada kondisi seperti MDR S.typhi,
• Amoxcicilin quinolone-resistant, nalidixic acid resistant
• Berikan sefotaksim 200 • Ceftriaxone 3-4 gr/hari (3-5 hari), cefixime 20
mg/kgBB IV per 24 jam mg/kgBB/hari (7-14 hari)
dibagi menjadi 3-4 dosis
• seftriakson 100 mg/kgBB IV
per 24 jam (maksimal 4
g/24 jam) dibagi menjadi 1-
2 dosis.
HEPATITIS A
Tatalaksana Hepatitis A
(Suportif dan Simtomatik)
Rehidrasi adekuat  Per oral atau Iv
Antipiretik : Ibuprofen 2-3 x 400 mg
Antiemetik : Domperidone 3 x 10 mg
PPI : Omeprazol 1x 20 mg
Hepatoprotektor : Curcumin (Suplementasi)

4
• Menular secara fecal-oral
• Replikasi pada orofaring
• Menyerang hepar dan menyebabkan
inflamasi sehingga
• Pada palpasi sudut menjadi palpasi
Infeksi Saluran Kemih

Tanda dan Gejala

Demam tinggi, nyeri pinggang,


mual-muntah, nyeri ketok CVA

Demam, urin keruh, nyeri daerah


abdomen.

Disuria, urgensi, frekuensi, NYERI


TEKAN SUPRAPUBIC.
TATALAKSANA

Antimikroba pada ISK Bawah tak berkomplikasi


Antimikroba Dosis Durasi Antimikroba pada ISK atas akut berkomplikasi
Terapi Antimikroba Dosis
Trimetoprim- 2 x 160/800 mg 3 hari Sefepim 2x1g
Sulfametoksazol Siprofloksasin 2 x 400 mg
Trimetoprim 2 x 100 mg 3 hari Levofloksasin 1 x 500 mg
Siprofloksasin 2 x 100-250 mg 3 hari Ofloksasin 2 x 400 mg
Levofloksasin 2 x 250 mg 3 hari Gentamisin (+ ampisilin) 1 x 3 - 5 mg/kgBB
3 x 1 mg/kgBB
Sefiksim 1 x 400 mg 3 hari
Ampisilin (+ gentamisin) 4x1–2g
Sefdopoksim proksetil 2 x 100 mg 3 hari
Tikarsilin-klavulanat 3 x 3,2 g
Nitrofurantoin makrokristal 4 x 50 mg 7 hari Piperasilin-tazabaktam 3 – 12 x 3,375 g

Nitrofurantoin monohidrat 2 x 100 mg 7 hari Iminepem-silastatin 3 – 4 x 250 – 500 mg


makrokristal

Amoksisilin/klavulanat 2 x 500 mg 7 hari

Anda mungkin juga menyukai