Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK

Standar Operasional Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Tahap Arsitektur


Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah

SI – 314 Anggaran & Pelaksanaan Bangunan

Dosen: Ir. Hazairin, M.T.

Disusun oleh:

Agy Miftahul Anwar 22-2009-073


Yully Santi Eka Putri 22-2011-006

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya laporan ini dapat terselesaikan.
Tugas 3 ini merupakan tugas yang memuat Standar Operasional
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Bidang Arsitektur untuk bangunan
gedung.Tugas ini disusun untuk memenuhi syarat dalam kuliah Anggaran
Pelaksanaan Bangunan (APB).
Akhir kata penyusun menerima kritik dan saran dengan lapang dada atas
kekurangan pada penyusunan laporan ini, serta berharap agar laporan ini
bermanfaat bagi pembacanya di masa yang akan datang.

Bandung, Mei 2014

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................................................... ii

Bab 1 PENDAHULUAN
1.1 Pemasangan Dinding Bata. ................................................................................................. 1
1.2 Pemasangan Lantai. ............................................................................................................ 4
1.3 Pemasangan Kusen. ............................................................................................................ 8
1.4 Pemasangan Plafond ........................................................................................................... 9
1.5 Pemasangan Atap ............................................................................................................. 10
1.6 Pemasangan Instalasi Listrik ............................................................................................. 11
1.7 Pemasangan Instalasi Sanitasi........................................................................................... 12
1.8 Pekerjaan Finishing ........................................................................................................... 13

ii
APB Tugas 3 – Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

4. Pemasangan Dinding Bata


Pemasangan bata sebagai dinding rumah merupakan pekerjaan yang perlu mendapatkan
perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk pembuatan dinding.
Dalam pemasangannya, disamping kerapian pekerjaan harus diperhatikan dari
segi kekuatan, kelurusan pasangan, ketegakan dan pengaruh kesikuan terhadap ruangan dan
yang perlu diperhatikan juga adalah keamanan sewaktu pemasangan dan juga efisiensi
pemakaian material. Untuk mendapatkan hasil maksimal terhadap hal tersebut beberapa
faktor yang harus diperhatikan saat pelaksanaan pekerjaan pasangan bata adalah sebagai
berikut:

1. Sebelum dipasang lakukan pengecekan kekedapan air pada bata. Jika bata terlalu kering
lakukan perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga tercapai jenuh permukaan kering
pada bata, hal ini dilakukan supaya tingkat penyerapan bata terhadap air campuran
adukan/ mortar tidak terlalu cepat, karena pengeringan yang terlalu cepat
mengakibatkan kekuatan ikatan tidak baik. Jika bata dalam keadaan basah jangan terlalu
dipaksakan untuk dipasang, tunggu permukaan bata agak kering. Permukaan yang
terlalu basah mengakibatkan bata akan jenuh menyerap adukan mortar sehingga akan
memungkinkan adukan akan meleleh dan air semen akan terbuang dari pasangan. Dan
jika bata terlalu kering maka akan menimbulkan penyerapan yang terlalu cepat, yang
akan menimbulakn pengikatan tidak terlalu bagus.

2. Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi pondasi
penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.

3. Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara sloof ke
pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus dibersihkan supaya
pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan baik. Demikian juga halnya pada kolom
harus dipastikan tersedia angkur untuk pengikatan ke dinding (biasanya angkur
menggunakan besi 10 mm yang ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul
dengan panjang antara 15 – 20 cm).

1
Pemasangan Dinding Bata
APB Tugas 3 – Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

4. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis benang
pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara horizontal
dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan
dipasang, dilakukan dengan penarikan benang dari ujung ke ujung dinding. Untuk
ketegakan dibuat garis tegak lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang
sudah dibuat, pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun
pembuatan mal batu dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan.

5. Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudiann mulai
memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan, kemudian
dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung keujung.
Lakukan pengecekan leveling diatas batu bata yang sudah terpasang dan
pastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini
adalah menjadi panduan untuk memasang ketingakt berikutnya. Harus dipasikan
ketebal mortar harus tetap sama dan demikian juga pengisian mortar antar bata harus
sama.

6. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk mendapatkan
kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan pelan sampai bata tetap
rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih dalam keadaan basah.
Jika adukan/ mortar sudah kering maka mortar harus diambil dan diganti dengan
adukan/mortar baru.

7. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada
yang berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika itu terjadi
adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya
permukaan tetap rata , jangan biarkan sempat mengering karena hal ini sangat
mempengarui kerapian dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.

8. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang
telah terhubung dari ujung keujung bagian didnding ayng dipasangkan, kemudian harus
2
Pemasangan Dinding Bata
APB Tugas 3 – Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk
mendapatkan ketegakan dinding. Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn
setiap 50 cm. Pastikan tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang
yang dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi
pasangan tetap rapi sampai posisi atas.

3
Pemasangan Dinding Bata
APB Tugas 3 - Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

2. Pemasangan Lantai
Lantai keramik menawarkan alternatif yang sangat menarik dan tahan lama dibandingkan
dengan material lainnya untuk finishing lantai. Keramik didapatkan dalam berbagai ukuran
dan warna untuk dicocokkan dengan dekorasi ruangan yang akan dipasangkan, dan keramik
dapat memberikan perawatan yang mudah dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Selain
itu, keramik juga cukup mudah untuk dipasangkan.
Lantai keramik memiliki satu prasyarat utama yaitu lapisan dasar harus halus dan kuat untuk
mendukung instalasi keramik. Keramik tidak fleksibel, sehingga mereka bisa retak jika
terpasang diatas permukaan yang kasar atau tipis. Untuk mendapatkan hasil maksimal
terhadap hal tersebut beberapa faktor yang harus diperhatikan saat pelaksanaan pekerjaan
pasangan bata adalah sebagai berikut:

1. Pastikan lantai dasar sudah kuat dan rata, biasanya untuk lantai sudah terpasang dengan
rabat beton atau cor beton. Jika sudah merasa lantai sudah kuat, selanjutnya langkah
awal pemasangan keramik adalah pembuatan garis bantu sebagai pedoman
pemasangan keramik di lantai yang akan dipasangkan. Pembuatan garis bantu bisa
dilakukan dengan pembuatan benang atau garis kapur. Pembuatan garis siku pada dua
arah sumbu yang merupakan titik awal pemasangan keramik biasanya ditempatkan
pada sudut pintu masuk ruangan. Jika sudah mendapatkan garis siku, tarik garis benang
pada kedua arah sumbu tersebut pada ketinggian permuakaan keramik yang akan
dipasangkan. Pastikan ketingggian benang dari permukaan lantai dasar sesuai dengan
ketebalan adukan dan ketebalan keramik. Hindari ketinggian yang terlalu besar dimana
akan membutuhkan adukan semen yang terlalu banyak. Peletakan titik awal biasanya
dilakukan pada – peletakan keramik tanpa perekat untuk memastikan keramik sudah
sesuai.

2. Pasanglah keramik mulai dari dinding dekat pintu diatas permukaan lantai yang kosong
(belum ada adukan spesi/mortar), pasanglah keramik dalam satu baris dan
gunakan spacer di antara setiap keramik untuk mendapatkan setiap sisi keramik
menjadi seragam dan untuk untuk menjaga jarak yang sama pada semua keramik yang
pasang. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan jumlah keramik penuh dalam 1 barisan.

4
Pemasangan Lantai
APB Tugas 3 - Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

3. Ketika mencapai ujung lain ruangan dan tidak bisa lagi memasang 1 lembar keramik
ukuran penuh, gunakan sebuah balok panjang dan meletakkannya tegak lurus ke baris
keramik. Pemberian balok ini ditujukan supaya keramik tidak bergeser. Gunakan pistol
sekrup untuk memakukan balok tersebut pada sisi keramik.

4. Berdasarkan panjang ruang yang tersisa di sisi ruangan, tentukan berapa banyak perlu
menggeser baris untuk mencapai perbatasan yang sama pada kedua sisi ruangan,
sehingga potongan pada pinggir kiri dan kana akan dapatkan pada lebar yang sama. Jika
tidak menginginkan jumlah potongan yang terlalu banyak, tidak perlu menggeser titik
awal, dimana hanya akan melakukan pemotongan sisa keramik pada salah satu sisi
saja. Tapi jika menginginkan sisa keramik pada kedua sisi kiri dan kanan, harus
memindahkan garis bantu pada titik yang sudah terukur dan garis bantu pertama adalah
tidak lagi diperlukan.

5. Setelah mendapatkan garis pemasangan keramik selanjutnya adalah memulai


pemasangan keramik diatsa perekat atau adukan spesi/mortar. Penuangan perekat
harus dilakukan secara teratur dan tidak boleh dilakuakn pada luasan yang terlalu lebar.
Dianjurkan meletakkan adukan pada pemasangan luasan keramik antara 4-5 lembar
keramik. Jika meletakkan adukan terlalu lebar hal ini dikhawatirkan akan membuat
adukan akan cepat mengering sehingga rekatan tidak terlalu baik. Disamping itu juga
akan mengganggu gerakan untuk memasangkan keramik tersebut. Gunakan sekop
berlekuk untuk meratakan adukan permukaan perekat disetiap luasan yang akan
pasang. Setelah merasa permukaan adukan secara rata, letakkan keramik dipermukaan
perekat dengan perlahan dan atur posisi ketegakannya pada garis benang bantu yang
sudah dibuat.

6. Ketika mulai memasang keramik, dimana akan memulai memasang perekat adukan
mortar. Gunakan spacer untuk memastikan ubin spasi merata. Gunakan waterpass
untuk memastikan permukaan keramik benar benar rata. dapat menggunakan palu
karet atau balok kayu untuk mengetok atau menekan keramik ke bawah , lakukan secara
lembut dan perlahan hingga permukaan benar benar rata, dan saat itu juga harus tetap

5
Pemasangan Lantai
APB Tugas 3 - Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

mencek ketegakan pada bidang rata berdasarkan garis bantu yang ada. Jika saat
mengetok keramik, jika mendengar suara dengung, harus memeriksa apakah ada
kemungkinan keramik tidak merekat pada adukan, kemungkinan hal ini disebabkan
kurangnya adukan sehingga tidak mengikat ke dasar keramik. Lakukan perbaikan
dengan mengangkat keramik secara perlahan kemudian tambahkan adukan pada
permukaan adukan sampai merata, kemudian pasang keramik kembali. Jika adukan
sebelumnya sudah sempat mengering, juga harus mengangkat semua adukan dan
menggantinya dengan adukan yang baru.Cara ini lakukan setiapa pemasangan tiap
lembar keramik. Untuk barisan selanjutnya, akan lebih mudah untuk mengecek
kelurusan dan jarak antara spacer dengan mengikuti ujung keramik yang ada didepan
dan disampingnya.

7. Jika pada ujung barisan perlu memotong keramik, untuk mendapatkan harus melakuan
pemotongan keramik, lakukan dengan cara meletakkan keramik tepat di atas keramik
penuh terakhir dan atur penempatannya ke batas dinding sehinggga mendapatkan
batas keramik yang akan dipotong. Tandai pada keramik yang akan dipotong dan
buatlah garis potongnya. Jika merasa potongan akan sama pada barisan selanjutnya
(potongan yang seragam), ukuran ini bisa digunakan untuk acuan pemotongan
selanjutnya. Maksudnya tidak perlu menunggu ukuran setiap akan melakukan
pemotongan.

8. Untuk memotong keramik, dapat menggunakan pemotong ubin atau


glasscutter. Lakukan pemotongan keramik pada tempat yang aman. Jangan pernah
memotong keramik pada permukaan pasangan keramik yang baru dipasangkan. Pilih
meja yang aman untuk melaksanakan pemotongan keramik tersebut.
9. Setelah semua ubin diletakkan dan perekat telah ditetapkan, dapat melanjutkan ke fase
grouting. Campur nat sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Terapkan nat dengan
pelampung karet pada sudut 45 derajat, bekerja ke dalam sisi keramik.
10. Bersihkan setiap kelebihan nat pada permukaan keramik dengan spons. Hati-
hati jangan sampai nat keluar dari ruang sisi antar keramik. Setelah nat telah rapi, dapat
kembali membersihkan permukaan keramik dari sisa nat dengan menggunakan residu.
Untuk menjaga permukaan keramik tetap padat dan kuat, lakukan pengepelan

6
Pemasangan Lantai
APB Tugas 3 - Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

permukaan lantai keramik 3 hari pertama dengan obat keramik, setelah itu sikat nat
dengan sealer silicon.

7
Pemasangan Lantai
APB Tugas 3 – Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

3. Pemasangan Kusen
Konstruksi sambungan kayu Kusen pintu dan jendela (kayu) harus rapi, tidak longgar, ikatan
perkuatan harus menggunakan pen kayu keras yang sebelumnya bidang sambungan ini harus
dilumuri dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dangan baik.

1. Setiap kusen pintu harus dilengkapi dengan angker minimal 3 buah untuk kiri kanan
kusen yang melekat ke tembok. Khusus untuk kusen pintu dibawah kusen dilengkapi
dengan dork yang angker kedalam neut beton. Semua bidang kusen yang bersinggungan
dengan dinding beton dibuat alur-alur kapur, kemudian bidang tersebut diawetkan
dengan cat meni 2 (dua) kali.

2. Daun pintu/jendela dan ventilasi daun pintu panil petak dibuat dengan kayu kualitas
baik, dan diisyaratkan agar kontraktor membeli langsung pada took dengan kualitas
rumah tinggal (bukan kualitas bangunan yang diborongkan). Khusus untuk pintu
KM/WC pada bagian dalam dilapisi dengan seng plat aluminium. Pelapisan seng plat
aluminium ini harus rapi. Pada sudut-sudut daun pintu tidak boleh ada penonjolan seng
plat.

3. Ventilasi jalusi dibuat dari papan klas II dengan ukuran ukuran tertentu missal (1.5 x 3
m) dan diketam halus serta dipasang dengan rapi. Lesplank dibuat dari papan lebar
sesuai gambar. Pemasangannya dipakukan langsung pada groding. Pemasangan harus
rapi dan lurus.

8
Pemasangan Kusen
APB Tugas 3 – Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

 Pemasangan Plafond
Plafond digunakan sebagai penutup langit – langit atap sehingga memberikan keindahan dan
menimbulkan rasa aman ketika melintas dibawahnya. untuk mendapat hasil pekerjaan
plafond yang maksimal, diperlukan metode kerja pemasangan plafond yang tepat diantaranya
sebagai berikut:
1. Membersihkan langit – langit yang akan dipasang plafond. Material yang tidak terpakai
seperti multriplek bekas bekisting lantai beton ada kemungkinan suatu saat dapat
terlepas dan merusak plafond dibawahnya, selain itu pembersihan lokasi juga dapat
mempermudah proses pemasangan plafond.

2. Memasang penggantung plafond. pengecekan harus terus dilakukan untuk memastikan


setiap penggantung terikat kuat dan berada pada posisi yang aman karena plafond
harus terpasang dalam keadaan kuat tanpa mengalami kerobohan sehingga
membahayakan aktifitas didalam sebuah ruangan

3. Tes beban gantung menggunakan beban pemberat. sebelum material plafond diikat
pada penggantung perlu di lakukan tes pembebanan terlebih dahulu untuk memastikan
material penggantung yang digunakan kuat untuk menahan beban plafond secara
keseluruhan.

4. Mengukur kedataran tiang penggantung dengan waterpass dan rambu ukur. posisi yang
datar diperlukan agar hasil akhir pemasangan plafond rapi tidak bergelombang.
Menentukan batas- batas pemasangan dengan bantuan benang ukur.

5. Memasang rangka plafond untuk rang kayu. contoh pemasangan rangka plafond yang
menggunakan rangka kayu.

6. Pemasangan rangka plafond untuk rangka baja. penggunaan baja sebagai rangka
plafond.

7. Pemasangan triplek plafond yang sudah dipabrikasi sebelumnya.

8. Mengecek kembali kedataran plafond yang sudah di pasang.

9
Pemasangan Plafond
APB Tugas 3 – Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

5. Pemasangan Atap
Rangka atap khusus baja ringan( Multi Trust) dan dipasang dengan ukuran yang ditetapkan
dalam gambar, dan ukuran baja untuk rangka badan Multi trust ( C75/100) cm. kontruksi
sambungan baja harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan harus mengunakan sekrup. Akhir
dari pasangan harus rata dan tidak bergelombang

10
Pemasangan Atap
APB Tugas 3 – Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

6. Pemasangan Instalasi Listrik


Pemasangan Pekerjaan Instalasi listrik berikut penggunaan bahan atau komponen-
komponennya harus disesuaikan dengan system tegangan local. Daya yang digunakan
amperan untuk seluruh bangunan. Untuk pekerjaan Pekerjaan Instalasi listrik, bisa menunjuk
pihak ketiga dalam hal ini selaku Perusahaan Listrik Negara (PLN).

11
Pemasangan Instalasi Litrik
APB Tugas 3 – Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

7. Pemasangan Intalasi Sanitasi


Plafond digunakan sebagai penutup langit – langit atap sehingga memberikan keindahan dan
menimbulkan rasa aman ketika melintas dibawahnya. untuk mendapat hasil pekerjaan
plafond yang maksimal, diperlukan metode kerja pemasangan plafond yang tepat diantaranya
sebagai berikut:
1. Membersihkan langit – langit yang akan dipasang plafond. Material yang tidak terpakai
seperti multriplek bekas bekisting lantai beton ada kemungkinan suatu saat dapat
terlepas dan merusak plafond dibawahnya, selain itu pembersihan lokasi juga dapat
mempermudah proses pemasangan plafond.

2. Memasang penggantung plafond. pengecekan harus terus dilakukan untuk memastikan


setiap penggantung terikat kuat dan berada pada posisi yang aman karena plafond
harus terpasang dalam keadaan kuat tanpa mengalami kerobohan sehingga
membahayakan aktifitas didalam sebuah ruangan

3. Tes beban gantung menggunakan beban pemberat. sebelum material plafond diikat
pada penggantung perlu di lakukan tes pembebanan terlebih dahulu untuk memastikan
material penggantung yang digunakan kuat untuk menahan beban plafond secara
keseluruhan.

12
Pemasangan Plafond
APB Tugas 3 – Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

8. Pekerjaan Finishing
8.1 Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan plesteran dinding batu bata maupun batako merupakan pekerjaan mudah, namun
memerlukan perhatian dan metode cara plesteran dinding yang baik sehingga dapat
dihasilkan pekerjaan plesteran yang baik, rata dan rapi, berikut metode cara plesteran dinding
yang baik:

1. Pasang dinding batu bata / atau batako sesuai dengan rencana dinding yang sudah
dibuat sebelumnya, pastikan dinding benar-benar tegak dan rapi karena akan
menghemat pekerjaan plesteran.
2. Basahi permukaan dinding batu bata/batako dengan menggunakan air sampai basah
dan rata dalam kondisi jenuh air.
3. Buat adukan untuk plesteran sesuai dengan perbandingan material yang direncanakan.
4. Pasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertikal untuk keperluan
penggunaan caplakan atau kepalaan plesteran dan cek kembali ketegakan dan
kerataanya, ketebalan kepalaan plesteran disesuaikan dengan rencana ketebalan
plesteran yaitu sekitar 1.5 cm s/d 3 cm.
5. Tentukan letak instalasi mekanikal elektrikal yang tertanam dalam plesteran , pastikan
instalasi sudah terpasang semua agar tidak terjadi pekerjaan bobok pasang dikemudian
hari.
6. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan, selalu mengecek kerataannya dengan
menggunakan alat jidar.
7. Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama +/- 7 hari agar tidak
terjadi keretakan dinding.
8. Pekerjaan acian dinding baru bisa dimulai setelah plesteran dinding benar-benar kering,
kuat, karena jika terlalu terburu-buru melakukan pekerjaan acian maka terjadi
pemanasan pada dinding yang menyebabkan finishing dinding menjadi retak-retak
rambut.

8.2 Pekerjaan Pengecatan


a. Pengecatan Dinding Batu

13
Pemasangan Plafond
APB Tugas 3 – Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

1. Biarkan permukaan kering sempurna +_ 1 (satu) bulan setelah plesteran sempurna


dikerjakan
2. Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kape dan
amplas
3. Perbaiki bagian-bagian yang retak dan kurang rata dengan plamir dan biarkan
mongering
4. Haluskan permukaan dengan amplas dan bersihkan dengan debu, kemudian ulaskan cat
tembok emulasi
5. Untuk permukaan yang sangat menyerap, cat tembok emulasi agar diencerkan dengan
air bersih 30% – 50%
b. Dinding tembok yang pernah dicat dengan cat emulasi.
1. Bila cat lama dalam keadaan baik dan masih kuat daya lekatnya, maka bersihkanlah
permukaan dari debu dan kotoran
2. Perbaiki bagian - bagian yang retak dan kurang rata dengan plamir dan biarkan
mongering
3. Haluskan permukaan dengan amplas dan bersihkan dari debu, kemudian ulaskan cat
tembok emulasi
4. Bila cat lama dalam keadaan kurang baik, mudah mengelupas dan adanya bercak maka:
5. Cat lama dikerok sampai habis
6. Permukaan tembok tersebut diamplas dan dibersihkan dari debu dan kotoran
7. Bila dinding timbul lumut dan jamur maka:
8. Harus diperbaiki terlebih dahulu kondisi dinding temboknya
9. Bila perlu plesteran diganti dengan plesteran yang kedap air
c. Pengecatan dengan Plamir
1. Dinding dihaluskan permukaannya dengan amplas kasar dan dibersihkan
2. Untuk menutup pori-pori pada permukaan digunakan plamir
3. Permukaan diratakan lagi dengan amplas halus setelah kering
4. Dianjurkan tidak mempergunakan bahan plamir pada pengecatan dinding yang
berhubungan langsung dengan cuaca luar
5. Pengecetan
6. Tahap pengecetan
7. Penggunaan plamir

14
Pemasangan Plafond
APB Tugas 3 – Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

8. Penggunaan cat penutup (cat emulasi)


9. Pengecatan ulang setelah kering sampai rata (30 – 40 mikro), atau sesuai petunjuk
yang terdapat pada kemasan masing -masing produk
10. Pengecatan yang dilakukan sekaligus tebal, hasilnya akan kurang baik
11. Diusahakan sebelum umur pengecatan 1 hari tidak terkena air / hujan

1
Pemasangan Plafond

Anda mungkin juga menyukai