Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN IPS DI SD

Nama : Resa Andriani


NIM : 857523733
UPBJJ : Bandung (Pokjar Tasikmalaya)
Tugas : Resum dari kelompok 3 ( Modul 5 )
Sumber : PPT Kel 3 dan BMP Pendidikan Ips di SD
(Sardjijo dan Ischak)

MODUL 5 PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR


 Kegiatan Belajar 1: Pendekatan Kognitif dalam Pembelajaran IPS SD
1. Pendekatan Pembeajaran sebagai sudut pandang pada proses pembelajaran yang
mmerujuk pada pandangan terkait terjadinya suatu proses yang bersifat masih umum. Bank
(1997) terdapat dua jenis pendekatan yaitu:
a. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa
b. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru
2. Strategi Pembelajaran adalah seperangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang telaah
dikaitkan dengan factor yang menentukan warna atau strategi tersebut, yaitu:
a. Pemilihan materi pelajaran (guru atau peserta didik)
b. Penyajian materi pelajaran (perorangan atau kelompok)
c. Cara menyajikan materi pelajaran (induktif atau deduktif, analitis atau sintesis, dan
formal atau non-formal)
d. Sasaran penerima materi pelajaran (kelompok, individu, heterogen atau homogen)
3. Metode Pembelajaran, menurut Ruseffendi (1980) adalah cara mengajar guru secara
umum yang dapat diterapkan pada seua mata pelajaran.
Jenis-jenis nya seperti ceramah, ekspositori, tanya jawab, dsb.
4. Teknik Pembelajaran adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang
telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media
pembelajaran serta kesiapan peserta didik (Ruseffendi, 1980)
5. Model Pembelajaran adalah suatu disain yang menggambarkan proses rincian dan
penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan peserta didik berinteraksi sehingga
terjadi perkembangan pada peserta didik.
Menurut Ismail(2003) ciri khusus model pembelajaran:
a. Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya
b. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model dapat dilaksanakan berhasil
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

A. Tujuan Penelitaian
Tujuan utama dalam pendektan penelitian social adalah membangun teori atau
pengetahuan, maka perlu adanya fakta konsep dan generalisasi. Tujuan penedekatan
penelitian social di sd adalah memperkenalkan dan melatih anak cara berfikir ilmu social
yang dapat dibangun belum sampai paba teori pengetahuan social, tetapi berupa
pengetahuan social dengan kerangka keilmuan sederhana.
B. Proses Penelitian
Proses dan produk ilmu pengetahuan selalu bersifat interaktif. Bagi siswa SD proses
penelitian berfungsi sebagai media untuk mengenal gejala-gejala social dan perkembangan
masyarakat dengan menggunakan kaca mata ilmu social.
Barr, barth dan Shermis (1978) proses ini sebagai pengajaran social sebagai ilmu social.
C. Model-model Penelitian Sosial
Banks (1977) memperkenalkan model yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari
model dasar proses penelitian.
1. Masalah, ada dalam pikiran yang berkaitan dengan gejala yang tampak. Yang diamati
adalah fenomena atau gejala alam. Masalah pada dasarnya muncul dari rasa ingin tahu
terhadap suatu gejala yang bersifat individual. Sehingga masalah ini pada dasarnya hasil
rekayasa pkiran berkenaan dengan fenomena dan teori serta nilai yang ada dalam
pikiran.
2. Hipotesis, merupakan kesimpulan sementara yang masih memerlukan pengujian dan
pembuktian. Jika hipotesis telah diuji secara empiris maka hipotesis ini akan menjadi
kesimpulan. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan asumsi yaitu pernyataan mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan unsur yang dipermasalhkan yang diterima sebagi
kebenaran tanpa bukti. Apabila asumsinya berubah maka hipotesis pun akan berubah.
3. Pengumpulan dan Analisis Data, data ini dapat berbentuk informasi hasil pengukuran
atau perhitungan. Data diperlukan untuk menguji hipotesis, data yang dikumpulkann
dari sumber pertama disebut data primer, sedangkan data yang dikumpulkan dari
pengamat lain disebut adata sekunder.
Data primer ini dinilai lebih terpercaya dibandingkan dengan data sekunder karena
masih relative murni belum banyak tercampur dengan pemikiran. Untuk mendapatkan
data yang terpercaya diperlukan isntrumen dan teknik pengumpulan data yang memadai.
Instrument yang baik adalah alat yang dapat mengukur dan dikenal sebagai alat yang
valid. Data yang diperoleh dari instrument yang valid sangat menunjang pengujian
hipotesis.
4. Kesimpulan, adalah hipotesis yang telah diuji dan dibuktikan kebenarannya,
kesimpulan ini dapat juga disebut tesis. Apabila kesimpulan tersebut terus di uji dan
dibangun secar kait-mengait dalam suatu bidang akan lahir dari kesimpulan tersebut
suatu teori. Oleh karena itu teori dapat digunakan untuk memperkirakan keadaan dimasa
yang akan datang.
D. Konsep
Menurut Banks (1977:85) konsep merupakan suatu kata atau pernyataan abstrak yang
berguna untuk mengelompokan benda, ide atau peristiwa. Menurut Bruner (1966)
proses pembentukan konsep ini pada dasarnya adalah proses mengelompokan dan
memberi nama konsep serta merumuskan pengertian konsep tersebut.
Berdasarkan sifatnya, jenis-jenis konsep antara lain:
a. Konsep Teramati, konsep yang contohnya dapat ditangkap panca indra.
b. Konsep Tersimpul, konsep yang contohnya harus disimpulkan dari beberapa hasil
pengamatan
c. Konsep Relasional, konsep yang melibatkan jarak dan waktu
d. Konsep Ideal, konsep tersimpul yang lebih abstrak dan memerlukan pengumpulan
indicator yang lebih luas.
E. Generalisasi
Menurut Banks (1977:97) generalisasi adalah pernyataan mengenai keterkaitan dua
konsep atau lebih. Setiap generalisasi memiliki cakupan keberlakuan pernyataannya.
Menurut Banks (1977:99-100) generalisasi digolongkan dalam 3 aras, yaitu:
1. Generalisasi aras tinggi, berlaku secara universal
2. Generalisasi aras sedang, berlaku terbatas pada suatu wilayah budaya atau waktu
tertentu
3. Generalisasi aras rendah, berlaku lebih terbatas lagi pada lingkup yang lebih sempit.
F. Teori atau Konstruk
Teori adalah bentuk pengetahuan tertinggi yang dapat digunakan untuk menrangkan
dan memperkirakan perilaku manusia (Banks, 1977:103). Teori di bangun oleh
generalisasi aras tinggi yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Melukiskan hubungan antar konsep atau variable yang didefinisikan secara jernih
2. Mengandung system deduksi yang secara logis tetap
3. Merupakan sumber hipotesis yang sudah di uji kebenarannya.

 Kegiatan Belajar 2 : Pendekatan Sosial, Personal, dan Perilaku dalam


Pembelajaran IPS SD
A. Emosi, merupakan reaksi terhadap situasi tertentu yang dilakukan oleh tubuh.
Dalam pembelajaran emosi yang terjadi pada peserta didik sangat mempengaruhi
kegiatan belajar dan juga hasil belajar. Emosi tidak hanya dikaitkan dengan marah
tapi juga bias latar belakang dari peserta didik itu sendiri.
W.T. Grand Consortiums dalam Goleman (1996:426-427) menyatakan
keterampilan emosional mencakup beberapa hal:
1) Mengidentifikasi dan memberi nama-nama perasaan
2) Mengungkapkan perasaan
3) Memiliki intensitas perasaan
4) Mengelola perasaan
5) Menunda pemuasan
6) Mengendalikan golongan hati
7) Mengurangi stress
8) Mengetahui perbedaan antara perasaan dan tindakan
B. Nilai dan Sikap
Nilai adalah dasar pertimbangan bagi individu untuk melakukan sesuatu, dan
menurut Milton Rokeach dalam Banks (1977:407-408) bahwa nilai ini adalah jenis
kepercayaan yang ada dalam keseluruhan system kepercayaan seseorang mengenai
bagaimana seseorang seharusnya atau tidak seharusnya berperilaku atau perlu tidak
sesuatu dicapai. Nilai juga merupaka ukuran untuk menentukan sesuatu yang baik
dan buruk, yang benar dan salah, dsb.
Sedangkan sikap adalah kecenderungan individu untuk merespon terhadap suatu
objek sebagai perwujudan dari system nilai dan normal.
C. Perilaku Sosial
Menurut Hurlock (1995:262), bahwa perilaku social adalah aktivitas fisik dan psikis
seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau
orang lain yang sesuai dengan tuntutan social.
Didalam perilaku social di dalam pembelajaran di sekolah terdapat dua kategori
pembelajaran yaitu:
1. Pembelajaran formal, yang lebih menitikberatkan kepada pemahaman dan
analisis di dalam atau di luar kelas. Pembelajaran formal ini berorientasi kepada
nilai dan sikap sebagai berikut:
a) Transmisi nilai secara bebas
b) Penanaman nilai atau value inculcation
c) Suri teladan atau modeling model
d) Klarifikasi niali atau value clarification
e) Klarifikasi nilai terintergrasi struktur
2. Pembelajaran informal, yang lebih menitikberatkan kepada penghayatan,
pelibatan, dan penciptaan suasan yang mencerminkan komitmen terhadap nilai
dan sikap.

DAFTAR PUSTAKA

Ischak, Sadjojo. 2022. Pendidikan IPS di SD. Tangerang: Unversitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai