TESIS
Nama : Romeli (9109 201 306) Dosen Pembimbing : Dr.Ir.Janti Gunawan MEngSc,MCom IB Dr.Ir.Gembong Baskoro,Msc
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI Bidang Keahlian Manajemen Industri Program Pasca sarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember SURABAYA 2011
Outline Tesis
Latar Belakang
Perumusan Masalah Tujuan Peneltian Manfaat Penelitian
Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Data Penelitian Perancangan Sistem Pegukuran kinerja Penerapan dan Analisa
Tesis : Perbaikan berkelanjutan (Kaizen Teian)
PT. Smelting
Gresik Smelter & Refinery
- Continuous improvement penting untuk menjaga tingkat keunggulan - Pengukuran kinerja perbaikan penting (untuk pengelolaan) - Bagaimana Perbaikan diukur (sekarang) - CI perbaikan berkelanjutan model Jepang Kaizen - Bagaimana Metode pengukuran yang tepat
Perlu dilakukan analisis untuk menilai kinerja -Definisi Perbaikan berkelanjutan -Karakteristik -Pengelolaan yang sekarang -Penilaian kinerja
Batasan Masalah 1. Data yang digunakan kinerja kaizen 2010. 2. Data KPI Quality objective perusahaan KPI baru dari proses perbaikan
Latar Belakang Permasalahan Kaizen-Teian KaizenMasaaki Imai (1986) "KAIZEN, the Key to Japan's Competitive Success"
Pemeliharaan Mempertahankan kondisi /kelancaran /fungsi saat ini Inovasi Terobosan baru seperti membeli peralatan baru /pengembangan Kaizen Tindakan perbaikan fungsi yang sedang berlangsung, melibatkan langkah-langkah kecil yang dilakukan secara terus-menerus Tesis : Perbaikan berkelanjutan (Kaizen Teian)
PT. Smelting
Gresik Smelter & Refinery
February 7th Establishment of Company July 12th Earth Breaking Ceremony
August 31st
1996
May 5th Start of Commercial Production (Design Capacity: 200,000 TPY) August 25th Opening Ceremony by The President of Republic of Indonesia July 10th registered to LME Grade A
2001
2002
2004 2006
Japan West
1. Effect 2. Pace 3. Timeframe 4. Change 5. Involvement 6. Approach 7. Mode 8. Spark 9. Practical requirements 10. Effort orientation 11. Evaluation criteria 12. Advantage
KAIZEN Long-term and long-lasting but undramatic Small steps Continuous and incremental Gradual and constant Everybody Collectivism, group efforts, systems approach Maintenance and improvement Conventional know-how and state of the art Requires little investment but great effort to maintain it People Process and efforts for better results Works well in slow-growth economy
Innovation Short-term but dramatic Big steps Intermittent and nonincremental Abrupt and volatile Select few champions Rugged individualism, individual ideas and efforts Scrap and rebuild Technological break-throughs, new inventions, new theories Requires large investment but little effort to maintain it Technology Results for profits Better suited to fast-growth economy
Perlu prespektif lain selain financial Mengapa? Orientasi Motivasi, Pengetahuan, Pengembangan (Proses & Karyawan)
Tesis : Perbaikan berkelanjutan (Kaizen Teian)
PT. Smelting
Gresik Smelter & Refinery
Evaluasi Kaizen
EBSC
Kenapa dipilih? Komprehensif -Bukan hanya aspek financial -Untuk Development -Mudah identifikasi (hijau,merah) -Mng Jepang Vs Western (BSC)
Perumusan Masalah
1. Ukuran kinerja apakah yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan menganalisa proses perbaikan (improvement) yang sudah berlangsung secara komprehesif dan berkelanjutan? 2. Bagaimanakah kinerja program perbaikan berkelanjutan melalui kaizen teian di PT. Smelting ditinjau dari EBSC?
Tujuan Penelitian
Menganalisis proses perbaikan yang terjadi di PT. Smelting dan membandingkan dengan pendekatan BSC Merancang key performance indicator (KPI) kinerja perbaikan berkelanjutan perusahaan PT. Smelting secara seimbang dengan pendekatan BSC. Merancang kerangka kerja pengelolaan proses perbaikan berkelanjutan (kaizen-Teian) dengan pendekatan BSC sebagai strategi baru untuk mengelola Kaizen Teain.
2. Studi Pustaka
Berbagai teknik dan pendekatan untuk pengukuran kinerja pemeliharaan yang telah dilakukan oleh beberapa pakar
A literature review on Maintenance Performance Measurement (MPM) Teknik pengukuran kinerja perbaikan dengan beberapa variasi Value-based Performance measurement Systems Audit, Quality audit and DEA technique Performance measurement using MMIS The Balance scorecard technique
Penulis
(Sumber: : Raheel Farhat (2011) An insight into the value created and value creation process through maintenance performance measurement (MPM).
2. Studi Pustaka
Kategori penelitian
Kontek Teknis pengukuran Strategi pemeliharaan Kerangka kerja menciptakan nilai
Literatur Pintelon & Puyvelde(1997) Arts,Knapp& Mann (1998) Tsang (1999) Kutucuoglu,Irani & sharp (2001) Swanson(2001) Tsang (2002) Linyanage & Kumar (2003) Najjar & Alsyouf (2004) Groote(1995) Garg & Deshmukh (2006) Parida & Kumar (2006) Alsyouf (2006) Najjar (2007) Kans & Ingwald ( 2008) Muller,Marquez,Iung (2008) Iung & marquez (2008) J.F. Gmez Fernndez, C. Parra Mrquez, M. Lpez Campos, (2009) Parida & Kumar (2009) Penulis (2011) X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X
(Sumber: : Raheel Farhat (2011) An insight into the value created and value creation process through maintenance performance measurement (MPM).
Kaplan and Norton position the Balanced Scorecard as a tool for organizations to manage the demands of relevant stakeholders and to translate strategies into action
2. Studi Pustaka
Finance
Pendekatan apa yang ditunjukkan agar sukses secara financial?
Customer
Untuk mencapai visi, pendekatan apa untuk customer?
Internal processes
Untuk kepuasan shareholder & customer prosses bisnis mana yang harus dalam kondisi baik?
2. Studi Pustaka
Entended BSC
Alysouf(2006) : adopsi BSC dalam pengukuran
kinerja perbaikan menghasilkan 6 prespektif ( Financial, Customer, Society, Production, Maintenance, Innovation/Growth)
Item Consideration
Bieker (2001) Sustainability Balanced
Scorecard (SBSC) integrating ecological, social as well as economic aspects.
Top Management
(Sumber: Imad Alsyouf, (2006) "Measuring maintenance performance using a balanced scorecard approach", Journal of Quality in Maintenance Engineering, Vol. 12 Iss: 2, pp.133 149)
2. Studi Pustaka
Kreteria
Metode lain
BSC
X X X X X X X X X X X
Sumber: Muchiri, P., et al., Development of maintenance function performance measurement framework and indicators. International Journal of Production Economics (2010)
Key performance indicator (KPI) perbaikan dalam matrik Overall equipment efectiveness (OEE)
Sumber: Muchiri, P., et al., Development of maintenance function performance measurement framework and indicators. International Journal of Production Economics (2010)
3. Methodologi
Studi Pustaka
1. Model perbaikan Jepang (Pemeliharaan, Inovasi dan Kaizen). 2. Balance score card (BSC). 3. Key performance Indicator (KPI) 4. Analytic hierarchy process (AHP) 5. OMAX
1 Mereview penelitian sebelumnya 2 Melakukan evaluasi balance scorecard 3 Merancang KPI pengukuran kinerja
Perspektif Maintenance - Unschedule stop time -Optimal shutdown - Minimal failur - Minimal biaya pemeliharaan - Minimum accidents - Informasi Spare part - Jumlah usulan untuk pencegahan
Perspektif Inovasi dan Pertumbuhan -Planned maintenance -Keterlibatan karyawan -Kaizen-teian) poin -Kompetensi dan keahlian Rasio investasi yg relevan
Kuisioner pembobotan KPI dan Melakukan pembobotan terhadap KPI data tahun 2010( AHP) Melakukan skoring menggunakan OMAX (data tahun 2010) Validasi rancangan system pengukuran kinerja (tahun 2010) Menganalisa hasil Evaluasi kinerja perbaikan menggunakan pendekatan BSC dan membandingkan hasil pengukuran kinerja dengan metode yang lama (2010)
4. Data penelitian
Data yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah sebagai berikut: 1. KPI Kaizen teian dengan target poin 1485 dilaksanakan oleh departemen sumberdaya manusia. Cost reduction Penilaian kaizen 2. KPI pemeliharaan dilaksanakan oleh departemen pemeliharaan. Terdiri dari: Lama stop yang tidak terencana Penggunaan listrik Penggunaan air Biaya pemeliharaan 3. KPI perusahaan direct cost produksi. kualitas produksi. keluhan pelanggan untuk mutu dan pelayanan pelatihan kepada karyawan gas buang SO2 4. Kuisioner intensitas kepetingan dari masing masing perspektif EBSC 5. Diskusi dengan sekretariat Kaizen di perusahaan
5 Perancangan Sistem Penilaian Kinerja Perancangan sistem pengukuran kinerja dengan EBSC
- Mengidentifikasi visi dan misi masa depan perusahaan yang diinginkan. kata kunci sasaran strategis kondisi ideal-realistis yang ingin dicapai KPI
pemurnian tembaga yang memiliki reputasi dan terandal di dunia serta ramah terhadap lingkungan.
Dari Misi perusahaan
Sasaran strategis
Memperoleh reputasi Ramah terhadap lingkungan Menghasilkan Kualitas terbaik Mengutamakan kepuasan pelanggan Mengutamakan safety Terandal dalam proses produksi Beroperasi dengan biaya efisien
Menghasilkan katoda tembaga dan produk samping dengan kualitas terbaik dunia, dengan maksud untuk memberikan kepuasan tertinggi terhadap semua pelanggan, dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja melalui proses produksi dengan biaya yang efisien serta ramah lingkungan.
Tesis : Perbaikan berkelanjutan (Kaizen Teian)
Pemilihan KPI
Diturunkan dari strategi perusahaan atau lebih khusus pada strategi manufacturing quality objective dari bagian pemeliharaan quality objective dari kegiatan Kaizen quality objective dari bagian proses & sdm Kinerja peralatan produksi overall equipment effectivness (OEE) ( Nakajima, 1988 ) maintenance function performance measurement framework List semua KPI Evaluasi prinsip SMART-C1. Memiliki relevansi yang sangat kuat dengan Sasaran strategisnya
Tesis : Perbaikan berkelanjutan (Kaizen Teian)
3 4
Tujuan strategis
Pelaksanaa Training
KPI
Pencapaian training dibandingkan target tahunan Kebutuhan training Jumlah poin kaizen Biaya kantor Biaya kendaraan Jumlah komplain dari lingkungan
Referensi
measurement (Farhat 2010)
2 3 4 6
Usulan perbaikan Mengendalikan biaya operasional kantor Mengendalikan biaya operasional kendaraan Mengendalikan jumlah komplain dari lingkungan baik dampak lingkungan maupun dampak sosial
Ya Ya tidak tidak Ya
Tujuan strategis
Kesetabilan operasi Feed rate Good Anode Ratio Operating Cost CL-Slag Copper Loss Electrical Power Consumption Energy Consumption (Natural Gas & HSD) Casting Success Ratio
Efisiensi pemurnian Efisiensi waktu Kualitas deposit Biaya produksi Penggunaan listrik Kinerja pengolahan asam Penggunaan tenaga listrik Emisi Gas buang Biaya produksi Kandungan Arsenik
KPI
Availibility Feed rate Good Anode Ratio Operating Cost
Referensi
overall poduction effectiveness (Muchiri and Pintelon, 2008) overall poduction effectiveness (Muchiri and Pintelon, 2008) overall equipment effectivness (Nakajima,1988)
CL-Slag Copper Tidak Loss Electrical Power Tidak Consumption Energy Consumption Tidak Casting Ratio Success Tidak
Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak ya Ya Tidak
Current efisiensi Efisiensi waktu Kualitas deposit Biaya langsung Penggunaan listrik Availability Tenaga listrik Kandungan So2 gas buang Biaya langsung Kandungan arsenik
Tujuan strategis
Cost reduction
KPI
Cost reduction
Referensi
Alysouf (2006)
Effectiveness for Safety / Poin safety Contribution to Environment Efisiens Efficiency for Job Poin Efiensi (Efficiency, Work Easy, Circumstance) Maintenance (Degree of Contribution to Maintenance Free and Prevention of Troubles) Originality Difficulty Poin Maintenance
Ya
Ya
5 6
Tidak Tidak
Tidak ada
KPI baru
Keterlibatan Kualitas Keselamatan kerja Kompetensi Poin kaizen/ jumlah pengusul Kualitas =Poin kaizen/ jumlah usulan Jumlah kecelakaan Kompetensi level / kebutuhan Biekers (2001) Farhat (2011) G. Dixon and J. Swiler
Strategic objective
Mengurangi biaya (cost reduction) Meningkatkan profit margin Menjaga kepuasan pelanggan Menjaga lingkungan
Customer
Society
Meningkatkan keharmonisan Optimasi jadwal dan waktu operasional Meningkatkan rasio qood production
Meningkatkan mutu produk dan produktivitas Meningkatkan Effisiensi peralatan Optimal jumlah dan lama shutdown Meminimkan kecelakaan Meningkatkan kinerja peralatan Rencana perbaikan & Inovasi (planned) Continues improve (Kaizen teian) Melibatkan karyawan dalam pengembangan proses perbaikan Meningkatkan kompetensi dan kemampuan karyawan
Peta Strategi
arsitektur logik yang mendiskripsikan strategi dengan hubungan sebab akibat yang terintegrasi
Perspektif pelanggan
Menjaga kepuasan pelanggan No.of service complain No.of quality complain
Perspektif sosial
Menjaga lingkungan Emisi gas buang (so2) Meningkatkan keharmonisan No. of society complain
Perspektif pemeliharaan
Optimal jumlah dan lama shutdown Lama stop yang tidak terencana Minimum kecelakaan Jumlah kecelakaan Meningkatkan kinerja peralatan Jumlah kaizen poin pada Kontribusi safety, kemudahan pemeliharaan, dan memperpanjang umur
1. 2. 3. 4.
No
Perspective (A) Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan Pelanggan Pelanggan Pelanggan Pelanggan Sosial Sosial Sosial Proses bisnis internal Proses bisnis internal Pemeliharaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelanggan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sosial 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Proses bisnis internal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pemeliharaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Inovasi dan pertumbuhan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sosial 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Proses bisnis internal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pemeliharaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Inovasi dan pertumbuhan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Proses bisnis internal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pemeliharaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Inovasi dan pertumbuhan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pemeliharaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Inovasi dan pertumbuhan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Inovasi dan pertumbuhan
Perspektif Keuangan
Perspektif Pelanggan
Perspektif Pemeliharaan
Financial
Customer
Society
980
1400 (asumsi)
1032
26.06
24.88
25.87
Standart awal
Smelter=6.8 Acid=1.34 Ref=15.75
Target
Smelter=12 Acid=4.5 Ref=25
Pencapaian
Smelter=2.69 Acid=1.52 Ref=13.35
Omax= 5
Omax=10
Omax=6.34
Maintenance
Meminimkan kecelakaan
1.22
1.22
2.59
1010
1400 (asumsi)
1037
80 1485 2.66 2
Total kaizen poin submitted (poin per tahun) Rasio usulan /karyawan (usulan/450 orang) Kualitas dari usulan (poin kaizen/usulan) Training Execution Prosentasi (%) realisasi/ rencana Tingkat level competensi / kebutuhan (%)
81.54 78
80 80
89.17 78
15.78
200.00
15.09
98.00
20.00 Target Pencapaian Score Pencapaian Bobot Nilai Pencapaian Kinerja Kriteria Status EBSC 15.78 18.59 3.34 0.42
Reduction cost
Direct cost
Kuning
Hijau
Merah
96.97
91.67
95.59
89.8
980.00
95.00 Target Pencapaian Score Pencapaian Bobot Nilai Pencapaian Kinerja Kriteria Status EBSC 95.00
96.10
89.00
89 97.98
800.00 1400.00
1032
5.59
10.00
3.87
4.13
0.363
2.03 cukup baik Hijau
0.463
4.63 Sangat memuaskan Hijau
0.062
0.24 Standart
0.112
0.46 cukup baik Hijau
Kuning
10.00
5.01
0.00 Target Pencapaian Score Pencapaian Bobot Nilai Pencapaian Kinerja Kriteria Status EBSC 10.00 6.34 6.34 0.266 1.69 Baik Hijau Standart
Merah
1.74
1.22 2.59 0.00 0.422
0.00
Kuning
Kualitas usulan
1.50 1.51 1.00 1.5 1.27 5.40 0.292 1.58
100.00 1485.00
2.66
86.00
1479
2.18
80.00 1476.43 Target Pencapaian Score Pencapaian Bobot Nilai Pencapaian Kinerja Kriteria Status EBSC 80.00 84.00 2.00 0.211 0.42 1485 1483 7.67 0.109 0.84
Standart
Baik
Merah
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Kuning
Perspektif Pemeliharaan Keuangan Inovasi dan pertumbuhan Proses bisnis internal Pelanggan Lingkungan
0.79 1.06
Perspektif Pelanggan Proses bisnis internal Lingkungan Keuangan Inovasi dan pertumbuhan Pemeliharaan
Berdasarkan perhitungan nilai pencapaian masing masing KPI pada setiap perspektif untuk periode 1 tahun, maka diperoleh nilai indek pencapaian tunggal kinerja program berbaikan berkelanjutan =5.16 Pencapaian kinerja perspektif pemeliharaan dan KPI
jumlah kecelakaan dengan indikator merah dan statusnya buruk mendapat nilai 2.59 artinya rasio jumlah kecelakaan terhadap jumlah karyawan, masih sangat tinggi dan dibandingkan tahun sebelumnya adalah lebih buruk.
Tingkat Perbaikan =
Indeks Pencapaian Prespektif - Indeks rata - rata Prespektif Indeks rata - rata Prespektif
Kinerja rata-rata
Indeks rata-rata
Prespektif
Tingkat perbaikan
Bobot
Pemeliharaan Inovasi dan pertumbuhan Keuangan Lingkungan Proses bisnis internal Pelanggan
Terjadi kemunduran dalam prespektif pemeliharaan, dan Inovasi yang rendah. Leading Indikator Yang kurang baik
Prespektif
Target pemeliharaan, belum terpenuhi Perlu perbaikan dalam pemeliharaan dan inovasi
Indeks Pencapaian Target x100% Indeks Target
Pemeliharaan Inovasi dan pertumbuhan Keuangan Lingkungan Proses bisnis internal Pelanggan
Tujuan strategis
Lama stop yang tidak terjadwal Penggunaan power Penggunaan air Biaya pemeliharaan
KPI perusahaan
Waktu stop tidak terenacana Power Volume Jumlah biaya
Target
Smelter =12jam Refinery=25 jam Acid=4.5 jam 24.8 4.02/day 446KUS
Pencapaian
Smelter =2.69jam Refinery=15 jam Acid=13.5 jam 25.8 MW 4.07/day 771KUS
Hasil
Baik
Lama
2 3 4
Tujuan strategis
Koizen Poin
KPI perusahaan
Koizen Poin
Target
1483
Pencapaian
1485
Hasil
Baik
Baru
Perspektif Keuangan Pelanggan Lingkungan Proses bisnis internal Pemeliharaan Inovasi dan pertumbuhan
Sistem pengukuran kinerja model lama ini belum cukup untuk menilai kinerja dengan baik dan belum dapat dijadikan bahan acuan untuk melakukan perbaikan. Nilai indek kinerja belum berupa indikasi tunggal yang mudah dicerna sehingga perlu diperbaiki page 29
Nilai kinerja
Bobot
Kesimpulan
Penilaian kinerja menggunakan pendekatan extended balance scorecard sangat membantu memudahkan managemen dalam melakukan evaluasi kinerja dan mengendalikan perusahaan Pengukuran kinerja proses perbaikan yang ada di perusahaan sekarang menunjukkan bahwa Sasaran mutu departemen pemeliharaan hanya memperlihatkan indikator lagging saja. Artinya nilai capaian kinerja bagian pemeliharaan hanya berupa hasil proses perbaikan yang telah terjadi dan kurang dapat menunjukkan kinerja yang sedang berlangsung
Pendekatan (EBSC) berupa indikator lagging dan leading yang mampu menunjukkan kinerja perbaikan yang telah terjadi maupun kinerja perbaikan kedepan, sehingga koreksi terhadap sasaran mutu KPI dapat dilakukan dengan cepat. Adanya peta strategi mampu menunjukkan hubungan KPI dengan strategi perusahaan. Hasil capaian kinerja dapat ditunjukkan dengan nilai tunggal dan dengan indikator hijau, kuning dan merah sangat memudahkan managemen dalam menilai apakah kinerja dari program ini sudah baik atau belum. page 29
Saran-saran
Pemilihan KPI harus disesuiakan dengan wilayah kerja dan tidak saling tumpang tindih. Seperti contoh KPI penggunaan tenaga listrik, pada penelitian ini ditemukan bahwa KPI ini milik departemen pemeliharaan dan beberapa departemen lain. Seharusnya ini adalah milik departemen proses yang berkaitan dengan efisiensi produksi. Pengukuran kinerja masing masing KPI seharusnya dilakukan periodik dan satuan KPI sebisa mungkin dikonversi ke ukuran bulanan. Dengan demikian kemajuan dari sistem pengukuran kinerja ini menjadi lebih mudah dievaluasi. KPI yang sama untuk beberapa sub pabrik harus dibuat dalam skala yang sama. Misalnya KPI lama waktu stop yang tidak terjadwal
page 29