Pada praktikum teknologi fermentasi kali ini dilakukan praktikum
mengenai Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme Selama Proses Fermentasi Kombucha. Kombucha adalah minuman hasil fermentasi dari larutan teh dan gula dengan menggunakan starter mikroba kombucha. Bahan dasar pembuatan kombucha adalah teh. Teh yang digunakan pada praktikum kali ini adalah teh hijau karena pada saat pembuatannya, teh hijau tidak mengalami proses fermentasi hanya mengalami pelayuan saja. Teh digunakan sebagai media fermentasi karena teh adalah sumber mineral yang dapat digunakan untuk fermentasi oleh khamir dan bakteri. Selain itu teh juga berperan dalam memberikan aroma dan cita rasa yang khas dari kombucha. Pertama-tama air didihkan dahulu agar bakteri-bakteri yang tidak diinginkan mati. Setelah itu, masukkan teh sambil diaduk selama 10 menit agar menyebar rasa teh nya dan juga warnanya rata. Saring air dari ampas teh nya dengan menggunakan kain saring sehingga diperoleh filtratnya. Air teh ini dimasukkan ke dalam jar. Kemudian dimasukkan sukrosa sehingga diperoleh teh yang berasa manis. Diamkan filtratnya sampai mencapai suhu 30°C agar saat dimasukkan starter, starternya tidak mati karena suhu yang terlalu panas. Tutup mulut jar dengan kain saring sehingga tidak terkontaminasi oleh polutan yang berasal dari lingkungan sekitar. Setelah itu, dapat diinkubasi. Selama proses fermentasi, awalnya akan muncul jamur yang tumbuh meluas pada permukaan teh lalu menebal. Sukrosa yang dimasukkan akan digunakan oleh mikroba kombucha untuk menghasilkan zat-zat bermanfaat seperti asam glukuronat, asam laktat, vitamin, asam amino, antibiotik serta zat-zat lain. Asam-asam inilah yang mendominasi rasa kombucha. Selain itu, asam-asam ini dapat membantu menghambat pertumbuhan mikroorganisme asing yang bukan berasal dari jamur teh tersebut. Hasil yang timbul, rasanya akan berasa asam dan manis. Rasa asam ini berasal dari bakteri yang bekerja pada proses pembuatan kombucha tersebut. Jika ingin mendapatkan rasa kombucha yang agak sedikit manis, dapat dilakukan dengan menghentikan fermentasi lebih awal. Sedangkan untuk rasa yang lebih asam dapat diperoleh dengan memfermentasinya lebih lama lagi. Dari data hasil pengamatan, dapat dibuat kurva pertumbuhan mikroorganismenya. Pada pengamatan pertama nilai SPCnya adalah 2,6 x 106. Nilai ini menunjukkan bahwa kurva pertumbuhan mikroorganismenya berada pada fase pertumbuhan logaritmik. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya nilai SPC yang didapat karena sel mikroorganisme telah membelah dengan cepat dan konstan mengikuti kurva logaritmik. Selanjutnya, pada pengamatan kedua nilai SPCnya adalah 2,4 . 107. Pada pengamatan kedua ini peningkatan yang terjadi cukup besar. Hal ini menunjukkan kurva pertumbuhan mikroorganisme masih berada pada fase pertumbuhan logaritmik. Pada pengamatan ketiga, nilai SPCnya adalah 2,3 x 107. Hal ini menunjukkan kurva pertumbuhan mikroorganisme berasa pada fase stasioner dimana jumlah mikroorganisme yang tumbuh sama dengan jumlah mikroorganisme yang mati sehingga kurvanya dapat berupa garis lurus. Pada pengamatan keempat, nilai SPCnya adalah 1,9 . 107. Hal ini menunjukkan bahwa kurva pertumbuhan mikroorganisme berada pada fase menuju kematian . Pada pengamatan kelima, nilai SPCnya adalah 5,4 . 106 . Pada pengamatan kelima ini, terjadi penurunan nilai SPC yang cukup besar. Hal ini menunjukkan kurva pertumbuhan mikroorganisme berada pada fase kematian karena jumlah mikroorganisme yang tumbuh lebih sedikit daripada jumlah mikroorganisme yang mati yang ditunjukkan dengan adanya penurunan nilai SPC. Penurunan nilai SPC ini dapat disebabkan karena nutrisi dan energi didalam medium sudah mulai habis.. Kecepatan kematian pada fase ini dipengaruhi oleh lingkungan dan jenis mikroorganisme. Pada pengamatan keenam, nilai SPC yang didapat tetap menunjukkan penurunan, yaitu menjadi 2,4 .106 sehingga kurva pertumbuhan mikroorganisme masih tetap berada pada fase kematian. Khamir yang umum ditemui dalam sampel kombucha adalah Saccharomyces yang berperan dalam menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Kemudian sebagian glukosaa diubah menjadi ethanol dan sebagian lagi digunakan oleh bakteri asam asetat. Sementara fruktosa tetap berada dalam larutan dan digunakan oleh mikroorganisme dalam jumlah sedikit. Sedangkan bakteri yang terdapat pada kombucha adalah Acetobacer Xylinum yang merupakan bakteri asam asteat yang mempunyai ciri-ciri aerob obligat, gram negatif, berbentuk batang / bulat. A.Xylinum dapat menggunakan glukosa dan ethanol hasil peruraian oleh khamir. Bakteri ini mengeluarkan enzim polimerase yang mampu mempolimerisasi senyawa glukosa menjadi polisakarida yang disebut sebagai sellulosa.