240210120119
VI.
PEMBAHASAN
Teh merupakan minuman yang mengandung kafein dan dibuat dengan cara
menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daunnya yang dikeringkan dengan air
panas. Tanaman yang sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan teh adalah
Camelia Sinensis. Camellia sinensis adalah, spesies tanaman yang daun dan pucuk
daunnya digunakan untuk membuat teh. Tumbuhan ini termasuk genus Camellia,
suatu genus tumbuhan berbunga dari famili Theaceae. Teh putih, teh hijau, oolong
dan teh hitam semuanya didapat dari spesies ini, namun diproses secara berbeda
untuk memperoleh tingkat oksidasi yang berbeda. Kukicha (teh ranting) juga dipanen
dari Camellia sinensis, namun tidak memakai daun melainkan ranting.
Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh
oolong, teh hijau, dan teh putih. Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan
antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein yang mendekati nol persen.
Kandungan yang terkandung di dalam teh adalah
1. Polifenol
Polifenol pada teh berupa katekin dan flavanol. Senyawa ini berfungsi sebagai
antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh juga ampuh mencegah
berkembangnya sel kanker dalam tubuh. Radikal bebas ada di tubuh kita karena
lingkungan udara yang tercemar polusi dan juga dari makanan yang kita makan.
2. Vitamin E
Dalam satu cangkir teh mengandung vitamin E sebanyak sekitar 100-200 IU
yang merupakan kebutuhan satu hari bagi tubuh manusia. Jumlah ini berfungsi
menjaga kesehatan jantung dan membuat kulit menjadi halus.
3. Vitamin C
Vitamin ini berfungsi sebagai imunitas atau daya tahan bagi tubuh manusia.
Vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan yang diperlukan untuk ketahanan tubuh
manusia terhadap penyakit.
Rosaria Puspasari
240210120119
4. Vitamin A
Vitamin A yang ada pada teh berbentuk betakaroten, bekaroten merupakan
vitamin yang diperlukan oleh tubuh
5. Vitamin K
Teh mengandung vitamin K dengan kadar 300-500 IU setiap gramnya.
Vitamin K sangat penting dalam proses pembekuan darah, dan menurut penelitian
lain turut pula berperan dalam proses pembentukan tulang. Oleh karena itu,
kebutuhan intake vitamin K sebagian dapat terpenuhi dengan minum teh.
6. Mineral
Mineral yang terdapat dalam teh adalah magnesium, kalium, fluor, natrium,
kalsium, seng, mangan, tembaga, selenium
Praktikum kali ini melakukan suatu produk fermentasi yang berbahan dasar
teh, yaitu kombucha. Kombucha merupakan produk minuman tradisional hasil
fermentasi larutan teh dan gula dengan menggunakan starter mikroba kombucha
(Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir yang umumnya spesies
Brettanomyces
bruxellensis,
Candida
stellata,
Schizosaccharomyces
pombe,
Torulaspora delbrueckii, dan Zygosaccharomyces bailii.) dan di fermentasi selama 812 hari. Kombucha berfungsi sebagai penyembuh terhadap berbagai macam penyakit
ini telah di gunakan berulang kali dirumah tangga diberbagai negara Asia. Komposisi
kimia yang terdapat pada kombucha adalah :
Tabel 1. Komposisi Kimia Kombucha
Senyawa Organik
Asam glukonat
Asam glukonat
Asam glukonat
Asam glukonat
Asam glukonat
Fruktosa
Sukrosa
Vitamin
( B1, B2, B3, B6, B12 )
Alkohol
Sumber : Skinner, Emmos, dan Tsuchiya ( 1964 ) dikutip Kusnadi ( 2001 )
Kadar
6.2
0.1
0.07
0.04
0.02
2.8
0.2
0.9
1
Rosaria Puspasari
240210120119
6.1. Pembuatan Kombucha
Pembuatan kombucha menggunakan teh sebagai mediumnya. Teh berfungsi
sebagai sumber mineral bagi reaksi-reaksi sel khamir dan bakteri, disamping itu teh
berperan dalam memberikan aroma dan cita rasa yang khas dari kombucha. Proses
pembuatan kombucha dimulai dengan membuat larutan teh sebanyak 2600 ml. Air
putih sebanyak 2600 ml didihkan terlebih dahulu di atas kompor. Air ini digunakan
untuk mengekstraksi daun teh. Air yang telah mendidih lalu ditambahkan teh
sebanyak 1 %. Teh tersebut lalu disaring untuk memisahkan padatan daun teh dengan
larutan sehingga akan didapatkan ekstraksi yang bersih. Teh dibiarkan dinggin hingga
suhu 30oC. Pendinginan ini bertujuan agar inokulum yang ditambahakan tidak mati
karena inokulum atau mikroorganisme di dalamnya tidak tahan terhadap suhu yang
ekstrim.
Teh tersebut lalu dimasukkan ke dalam jar yang telah disterilisasi. Teh lalu
ditambahkan gula sebanyak 5 %, 1 0%, 15 %, dan 20 %. Penambahan gula ini
berguna sebagai makanan atau substrat untuk bakteri Acetobacter xylinum agar dapat
tetep tumbuh. Penambahn gula di setiap kelompoknya berbeda-beda, hal ini bertujuan
untuk mengetahui konsentrasi gula yang pas untuk mendapatkan kombucha dengan
hasil yang terbaik. Teh ditambahkan starter sebanyak 10 %. Penambahan starter
bertujuan untuk memperoleh mikroorganisme yang sudah berada pada fase logaritmik
atau eksponensial. Mikroorganisme pada masa ini sedang dalam masa pertumbuhan
sehingga lebih cepat menghasilkan metabolit dan produksinya maksimal. Pemberian
starter juga berfungsi untuk meningkatkan aktivitas enzim agar dapat memperkecil
waktu adaptasi mikroorganisme.
Mulut wadah lalu ditutup dengan kain saring yang sudah direndam air panas
terlebih dahulu, lalu diikat dengan karet, halini bertujuan untuk mecegah masuknya
kontaminan yang berasal dari lingkungan sekitar. Teh lalu diinkubasi pada 28o
30oC selama 14 hari. Berdasarkan literaure, Schandler (1959) dikutip Hanawati
(1987) menyatakan bahwa suhu optimum fermentasi untuk khamir berlangsung pada
suhu 22 - 27 C. Pada suhu yang lebih tinggi akan terjadi penguapan ethanol,
timbulnya cita rasa yang menyimpang karena pertumbuhan bakteri kontaminan, dan
Rosaria Puspasari
240210120119
terhambatnya pertumbuhan khamir ( Desrosier, 1987 ). Sejalan dengan pertumbuhan
khamir, kombucha menjadi sedikit berkabut, agak berbusa, dan terbentuk buih. Hal
ini terkait dengan perubahan karbondioksida menjadi karbonat ( Frank, 1989 ).
Larutan di saring untuk menghilangkan nata yang ada diatas permukaan. Nata
ini dihasilkan karena Acetobacter xylinum akan menghasilkan suatu nata dengan
memfermentasikan glukosa menjadi selulosa ekstraseluler. Larutan di aging selama 5
hari dengan suhu 100C.
Pengamatan pada kombucha dilakukan setiap dua hari. Isolasi pada kombucha
dilakukan melalui screening, pada tahap primer dilakukan dengan cara tuang.
Kombucha sebanyak 1 ml dipipet kedalam tabung reaksi yang telah berisi 9 ml
larutan pengencer NaCl fisiologis 0.85%. Pengenceran lalu dilakukan sampai tingkat
10-2. Kedua pengenceran tersebut masing-masing diplating kedalam cawan petri steril
kemudian dituangkan medium PCA
Hari KeH-0
H-4
H-7
H-11
H-14
H-0
10
H-4
H-7
Pengenceran
10-1
10-2
10-1
10-2
10-1
10-2
10-2
10-3
10-3
10-4
10-1
10-2
10-1
10-2
10-1
10-2
Jumlah
Kapang
1
1
-
Total
Koloni
72
68
2
1
1
1
170
60
1573
18
89
1
1
7
15
180
SPC
7.2 x 102
2 x 102
1 x 102
1.7 x 104
1.8 x 105
8.9 x
102
7 x 102
1.8 x 104
Rosaria Puspasari
240210120119
10-1
10-2
H-14
10-2
10-3
10-1
H-0
10-2
10-1
H-4
10-2
10-2
11
H-7
10-3
10-2
H-11
10-3
10-3
H-14
10-4
H-0
10-1
10-2
H-4
10-1
10-2
H-7
10-1
12
10-2
H-11
10-1
10-2
H-14
10-1
10-2
(sumber : dokumentasi pribadi, 2013)
H-11
Jumlah
mikroorganisme
pada
tabel
1
27
5
1
-
menunjukkan
7300
1184
40
37
55
98
21
11
256
155
>300
273
380
74
104
61
141
6
380
124
97
84
78
65
bahwa,
1.2 x 105
4.0 x 102
5,5 x 102
2,1 x 102
2,6 x 104
2,7 x 105
7,4 x 105
1,0 x 103
1,4 x 103
1,2 x 104
9,7 x 102
7,8 x 102
jumlah
mikroorganisme pada kombucha tidak menentu. Jumlah mikroorganisme dari hari ke0 menuju hari ke-4 dan ke-7, pada kebanyakan kelompok mengalami penurunan,
tetapi ketika menuju hari ke-11 dan ke-14, jumlah mikroorganisme mengalami
peningkatan yang cukup drastis.
Keadaan mikroorganisme pada kombucha sampai hari ke-14 belum memasuki
fase menuju kematian atau dengan kata lain masih dalam fase log menuju fase
stasioner. Mikroorganisme yang ada pada kombucha masih tumbuh, hal ini ditandai
dengan semakin banyaknya mikroba yang tumbuh pada hari ke-14. Mikroorganisme
pada kombucha lebih banyak yang mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan
yang mengalami kematian, hal ini dikarenakan nutrisi yang ada pada medium masih
Rosaria Puspasari
240210120119
mencukupi kebutuhan mikroorganisme tersebut dan belum terjadi kompetisi antara
mikroorganisme.
Mikroorganisme terbanyak terdapat pada kelompok 12 dengan gula yang
ditambahkan sebanyak 20 %, sedangkan jumlah mikroorganisme paling sedikit
terdapat pada kelompok 9 yang menggunakan gula sebanyak 5 %. Gula yang semakin
banyak membuat
semakin
banyak
makanan
yang dapat
digunakan oleh
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang biak, oleh karena itu semakin banyak
yang digunakan akan semakin banyak mikroorganisme yang tumbuh.
Pengamatan kombucha yang dilakukan menunjukkan bahwa terbentuk lapisan
pada permukaan kombucha yang mengapung. Selama fermentasi, oksigen
dipermukaan akan merangsang massa sel dan enzim pembentuk sellulos, akibatnya
produksi sellulosa meningkat. Gas karbondioksida akan menyebabkan lapisan
sellulosa mengapung dipermukaan, ketika sellulosa telah terbentuk dipermukaan
kombucha, oksigen yang tersedia tidak sebanyak sebelumnya karena permukaan
kombucha tertutup lapisan film. Bakteri asam asetat yang aerob obligat cenderung
ada dibagian permukaan karena membutuhkan oksigen, sedangkan khamir berada
dibagian bawah untuk kemudian beralih melakukan fermentasi anaerob yang
memproduksi ethanol yang akan digunakan oleh bakteri asam asetat.
Mikororganisme yang terkandung dalam kultur kombucha sendiri sangat
kompleks,
terdiri
dari
golongan
bakteri
dan
khamir.
Mikroorganisme-
12 CH3CHO + H2O
(Asetaldehid)
Rosaria Puspasari
240210120119
Bakteri asam laktat
12 C H3CHO + O2
CH3COOH
Khamir
Khamir
12 CO2 + 11 H2O
C 2H 5OH + 2 CO2
Etanol
H2O
H2CO3
Asam Askorbat
Jika nutrisi dalam medium telah habis dikonsumsi, kultur akan berhenti
tumbuh tetapi tidak mati. Kultur akan aktif lagi jika memperoleh nutrisi kembali.
Bakteri asam asetat memanfaatkan etanol untuk tumbuh dan memproduksi asam
asetat. Adanya asam asetat menstimulasi khamir untuk memproduksi etanol kembali.
Rosaria Puspasari
240210120119
Konsentrasi asam asetat dalam kombucha hanya meningkat sampai batas tertentu lalu
mengalami penurunan, hal ini terjadi karena pemanfaatan asam asetat lebih lanjut
oleh A.xylinum ketika jumlah gula dalam media teh mulai habis. Penurunan kadar
asam ini juga dikarenakan fermentasi etanol oleh khamir juga mengalami penurunan
dikarenakan pH yang sangat rendah serta mulai habisnya gula dalam larutan.
Fermentasi kombucha dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, seperti sukrosa
awal, jumlah inokulum, pH dan suhu fermentasi, serta lama pemeraman. Enzim yang
dihasilkan mikroorganisme sebanding dengan jumlah sukrosa dalam substrat.
Pemberian gula (sukrosa) yang sesuai akan mempercepat laju fermentasi, tetapi
apabila konsentrasi gula terus ditingkatkan (sampai 300 gram/liter) maka
pertumbuhan dan aktivitas khamir akan terhambat, hal ini disebabkan karena gula
mampu meningkatkan tekanan osmotik.
Jumlah inokulum harus diimbangi dengan ketersediaan nutrisi yang
melimpah. Jumlah inokulum yang terlalu banyak tanpa diimbangi ketesediaan nutrisi
yang cukup akan membuat khamir perlahan-lahan mati. pH dan suhu fermentasi
harus disesuaikan dengan pH dan suhu optimum khamir yang bekerja. pH dan suhu
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan produksi sel menurun
karena sebagian nutrisi digunakan untuk mempertahankan hidup. Lama pemeraman
kombucha berpengaruh terhadap kadar alkoholnya. Semakin lama pemeraman maka
kadar alkohol yang diproduksi semakin tinggi (Kusnadi, 2003).
Menurut Wiche (1992) suhu memegang peranan penting dalam menentukan
laju fermentasi, komposisi produk akhir, aroma, dan citarasa yang dihasilkan.
Kenaikan suhu selama fermentasi akan
alkohol yang dihasilkan dan meningkatkan kecepatan pembentukan asam asetat yang
bersifat racun.
Proses fermentasi kombucha yang berhasil akan menghasilkan berbagai zat
yang menguntungkan dan bermanfaat. Zat-zat tersebut diantaranya adalah asam
laktat, asam asetat, asam malat, asam oksalat, asam glukonat, asam butirat, asam
nukleat, asam amino, enzim-enzim, serta vitamin B kompleks dan vitamin C. Semua
zat ini bermanfaat bagi tubuh dan mempengaruhi flavor dari kombucha.
Rosaria Puspasari
240210120119
Mikroorganisme (Acetobacter xylinum, Saccharomyces cereviceae, dan lainlain) memegang peranana penting dalam mengubah komposisi kimia pada larutan teh
menjadi kombucha. Citarasa dan aromapun juga dihasilkan dari hasil metabolisme
mikroorganisme tersebut. Suatu produk juga harus memiliki batas cemaran mikroba
meskipun dalam pembuatannya memang dibutuhkan mikroba. Berikut batas cemaran
mikroba untuk kombucha yang digolongkan dalam kategori minuman beralkohol :
Tabel 3. Batas Cemaran Mikroba Pada Sampel
Kategori Pangan
Jenis Cemaran Mikroba
Minuman
beralkohol, ALT ( 30oC, 72 jam )
termasuk
minuman APM koliform
serupa bebas alkohol atau APM Escherichia coli
rendah alkohol
Salmonella sp.
Staphylococcus aureus
Kapang dan khamir
Batas Maksimum
2 x 102 koloni/ml
20/ml
< 3/ml
Negatif/25 ml
Negatif/ml
1 x 102 koloni/ml
Rosaria Puspasari
240210120119
VII.
KESIMPULAN
Rosaria Puspasari
240210120119
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2009. Batas Ceamaran Mikroba Pada Bahan Pangan.
Available online at http://bsn.sni.go.id (Diakses pada tanggal 18 Desember
2013 pukul 08.58)
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka : Jakarta
Hidayat, Nur dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Andi Offset : Yogyakarta
Wiche. 1992. Mempelajari Pembuatan Cider Nangka. Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor