PRODUK OLAHAN
Suarni
Balai Penelitian Tanaman Serealia, Jalan Dr. Ratulangi No. 274 Maros 90514, Kotak Pos 1173 Makassar
ABSTRAK
Pemanfaatan biji sorgum menjadi berbagai produk pangan olahan merupakan salah satu upaya untuk mendukung
diversifikasi pangan. Pemanfaatan sorgum dalam bentuk tepung lebih menguntungkan karena praktis serta mudah
diolah menjadi berbagai produk makanan seperti cake, cookies, roti, dan mi. Nilai nutrisi sorgum cukup memadai
dengan kandungan protein 811%, namun protein pembentuk glutennya tidak dapat menyamai terigu. Masalah
dalam pemanfaatan sorgum untuk pangan adalah adanya senyawa tanin (antinutrisi) dalam biji, namun hal ini dapat
diatasi dengan menerapkan teknologi pengolahan yang tepat. Makalah ini membahas teknologi pemanfaatan
tepung sorgum sebagai bahan substitusi terigu yang dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Serealia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kemampuan substitusi tepung sorgum terhadap tepung terigu cukup beragam, yaitu
untuk cookies 5075%, cake 3050%, roti 2025%, dan mi 1520%. Tekstur tepung sorgum belum dapat
menyamai tepung terigu. Olahan kerupuk tidak memerlukan gluten seperti olahan di atas, sehingga mempunyai
peluang untuk dikembangkan. Teknologi pengolahan sorgum cukup sederhana, murah, dan mudah dilakukan baik
oleh industri skala rumah tangga maupun industri kecil.
Kata kunci: Tepung sorgum, pangan olahan, pengolahan, nilai gizi
ABSTRACT
Utilization of sorghum flour for processed food
Sorghum utilization for various food products is an alternative way to support food diversification program.
Sorghum utilization as the flour form is more advantageous due to its practicality and easily to be processed into
various processed food products such as cake, cookies, bread, and noodle. Nutritional value of sorghum is quite good
with protein content 811%. One weakness of sorghum as a food source is its tannin content as antinutritional
compound. Tannin content can be reduced through appropriate processing technology. This paper discusses the
technology of sorghum flour utilization as wheat flour substitution. The results showed that the wheat flour can be
replaced by sorghum flour until 5075% in cookies, 3050% in cake, 2025% in bread, and 1520% in noodle.
The texture of sorghum flour is less proper than wheat flour. Crackers which require little gluten has a promising
opportunity to be developed. Sorghum processing technology is quite simple, easy, and cheap and it is available
either as household or small scale industries.
Keywords: Sorghum flour, processed foods, processing, nutritional value
Terigu
Sorgum
Beras
Jagung
Lemak (%)
Serat kasar (%)
Abu (%)
Protein (%)
Pati (%)
2,09
1,92
1,83
14,45
78,74
3,65
2,74
2,24
10,11
80,42
1,88
1,05
1,52
9,28
86,45
5,42
4,24
1,35
11,02
79,95
Kandungan nutrisi
Abu (%)
Protein (%)
Lemak (%)
Pati (%)
Serat kasar (%)
Terigu
UPCA-S1
Isiap Dorado
0,47
11,74
1,04
74,77
0,88
0,68
6,98
1,27
76,81
1,90
0,62
7,90
1,19
76,35
1,79
Tabel 3. Komposisi asam amino penyusun protein tepung sorgum dan terigu.
Asam amino
Alanin (%)
Arginin (%)
Asam aspartat (%)
Asam glutamat (%)
Glisin (%)
Isoleusin (%)
Lisin (%)
Fenilalanin (%)
Prolin (%)
Serin (%)
Treonin (%)
Tirosin (%)
Valin (%)
Leusin (%)
Sorgum
UPCA-S1
Isiap Dorado
0,82
0,29
0,63
1,39
0,29
0,34
0,16
0,27
0,24
0,33
0,16
0,19
0,53
1,31
0,85
0,32
0,69
1,58
0,26
0,28
0,18
0,27
0,29
0,38
0,15
0,22
0,49
1,39
Terigu
0,49
0,73
0,56
3,83
0,56
0,43
0,38
0,61
1,51
0,32
0,36
0,39
0,55
0,88
(kontrol)
90
80
70
60
50
Gluten
(%)
Nilai
Aktivitas diastatik
pengendapan
(mg maltosa/
(mm)
10 g tepung)
11,45
10,91
9,13
8,24
7,71
7
27,70
25,80
23,50
19,90
17,20
14,90
Konsistensi
gel (mm)
Amilosa
(%)
403
394
382
377
369
355
26,02
25,85
25,65
25,44
23,22
23,06
42,52
41,21
37,13
36,58
36,01
35,25
(sedang)
(sedang)
(sedang)
(sedang)
(sedang)
(sedang)
Tabel 5.
TEKNOLOGI PENGOLAHAN
SORGUM
Produk Setengah Jadi
Komponen
Air (%)
Tanin (%)
Protein (%)
Lemak (%)
Serat (%)
Karbohidrat (%)
Abu (%)
Amilosa (%)
Varietas (galur)
Jenis
biji
UPCA
IS-3259
Mandau
Manggarai
(Selayar)
TS
S
TS
S
TS
S
TS
S
TS
S
TS
S
TS
S
TS
S
11,90
11,60
3,98
1,72
9,86
8,62
2,12
1,65
4,02
1,98
68,72
77,18
2,28
0,99
19,18
23,42
11,40
11,10
1,82
0,36
8,96
7,69
2,31
1,69
3,16
1,61
78,76
82,93
1,79
0,71
25,04
29,18
11,60
11,20
3,76
1,58
9,98
8,60
1,99
1,48
3,98
1,99
69,40
77,20
2,16
0,81
19,11
23,17
12,10
11,80
1,71
0,30
8,42
7,90
3,02
1,99
3,19
1,52
79,12
83,12
1,83
0,62
25,69
30,06
147
(kontrol)
80
70
60
50
40
30
20
100
Nilai1
Tekstur
Aroma
Rasa
Warna
1,20
3,15
2,80
2,45
2,20
2,10
1,85
1,35
3,50
1,05
3,05
2,60
2,45
2,40
2,30
2,15
1,35
3,35
1,20
2,90
2,75
2,45
2,10
1,85
1,45
1,30
3,10
1,25
2,70
2,60
2,45
2,25
2,10
1,95
1,75
2,95
1
Nilai: 1 = sangat suka, 2 = suka, 3 = agak suka, 4 = biasa, 5 = tidak suka.
Sumber: Suarni (2000).
Tabel 7.
Substitusi (%)
terigu : sorgum
Protein
(%)
100 (kontrol)
20 : 80
30 : 70
40 : 60
50 : 50
60 : 40
70 : 30
80 : 20
0 : 100
16,12
11,88
12,35
12,98
13,42
13,78
14
15,26
11,09
Lemak
Serat
(%)
kasar (%)
3,12
6,18
5,99
5,01
4,76
4,39
4,18
4,06
7,88
2,18
3,22
3,01
3,09
3,14
3,21
3,39
3,66
2,55
Abu
(%)
Ca
(ppm)
Fe
(ppm)
1,98
1,37
1,51
1,54
1,62
1,71
1,88
1,91
1,42
599,10
622,80
621,90
618,70
615,80
912,50
611,60
608,90
627,30
29,70
54,50
52,80
50,90
48,70
46,80
45,90
38,90
57,80
P
(ppm)
1.277,50
1.296,40
1.289,80
1.281,20
1.276,70
1.271,10
1.268,30
1.261,70
1.308,80
Tabel 8. Volume kue basah dengan berbagai taraf substitusi tepung dan
hasil uji organoleptik.
Perlakuan 1
Volume (mm)
S:G:K 6:2:2
S:G:K 5:3:2
S:G:K 4:4:2
S:G:K 3:5:2
S:G:K 2:6:2
S:G:K 6:2:2
S:G:K 5:3:2
S:G:K 4:4:2
S:G:K 3:5:2
S:G:K 2:6:2
S:G 5:5
582.400
590.200
593.000
595.800
599.750
580.700
580.400
591.000
594.200
598.400
482.000
Nilai2
Warna
Aroma
Rasa
Tekstur
3,90
3,40
2,80
2,90
3,10
4,10
3,50
3,20
3,10
3,20
3,50
3,20
2,10
2,50
2,70
2,90
3,60
3,70
3,10
3,40
2,90
3,20
2,90
1,80
2,20
2,30
2,50
2,90
3,20
3,10
3,30
3,50
3,60
2,80
2,10
2,30
2,40
3,10
2,60
3,10
2,90
2,80
2,50
4,20
Roti tawar
Bahan dasar roti tawar adalah terigu,
namun terigu dapat disubstitusi dengan
tepung sorgum. Substitusi tepung sorgum 20% menghasilkan roti tawar
dengan volume adonan dan uji organoleptik yang mendekati terigu 100%. Pada
tingkat substitusi 30%, panelis masih
dapat menerimanya tetapi beberapa sifat
sensorisnya perlu diperbaiki. Substitusi
sorgum 40% belum dapat diterima terutama nilai rasa, tetapi warna dan aromanya
masih disukai.
Pembuatan roti tawar lebih mudah
bila menggunakan mixer khusus untuk
mengaduk adonan yang kenyal dan
memiliki elastisitas tinggi seperti pada
pembuatan mi dan roti. Adonan roti
memerlukan kandungan gluten tinggi,
sehingga taraf substitusi tepung sorgum
terhadap terigu hanya 1520%. Uji
organoleptik dan volume adonan roti
tawar dari tepung sorgum UPCA-S1 dan
Isiap Dorado disajikan pada Tabel 10.
Mi kering
Mi merupakan produk olahan sumber
karbohidrat yang diminati masyarakat
Indonesia. Walaupun bahan baku mi
adalah terigu, ternyata terigu dapat
disubstitusi dengan tepung sorgum.
Jurnal Litbang Pertanian, 23(4), 2004
Abu
(%)
Protein
(%)
Lemak
(%)
Karbohidrat
(%)
Energi (kal)
A
B
C
D
E
F
1,53
1,75
2,18
2,08
1,92
1,79
8,72
8,59
7,61
9,10
9,05
9,77
28,31
27,70
25,70
28,60
29,74
30,19
61,43
62,09
64,51
60,23
59,29
58,25
523,85
520,42
510,38
522,70
528,17
530,50
1
Perlakuan: A = terigu : sorgum lokal Muneng = 50% : 50%, B = terigu : sorgum UPCA-S1
= 50% : 50%, C = terigu : sorgum ICSV 233 : jagung = 20% : 40% : 40%, D = terigu : sorgum
lokal Lamongan : ubi jalar = 20% : 40% : 40%, E = terigu : sorgum Isiap Dorado : jagung =
20% : 40% : 40%, F = terigu = 100% (kontrol).
Sumber: Ginting dan Kusbiantoro (1995).
Tabel 10. Uji organoleptik dan volume adonan roti tawar hasil substitusi
tepung sorgum dan terigu.
Substitusi (%) sorgum UPCASI : sorgum ID : terigu
Rasa
Warna
Aroma
Tekstur
Volume
adonan
(ml/g)
0
50
40
0
30
0
20
0
100
0
0
4,50
5
4,40
4,20
3,40
2
1,80
1,70
5,50
5,10
1,30
3,90
4,30
3,50
2,60
2,50
1,90
1,90
1,60
4,70
4,40
1,20
3,30
3,50
2,70
2,50
2,30
2
1,50
1,50
4,70
4,60
1,40
4
4
3,60
3,20
2,70
2,30
1,80
1,70
5,10
4,90
1,30
1,75
1,79
2,31
2,36
2,68
2,72
2,92
3,08
1,72
1,74
3,86
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
50
0
0
40
0
30
0
20
0
100
0
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
50
50
60
60
70
70
80
80
0
0
100
Nilai1
Nilai: 1 = amat sangat disukai, 2 = sangat disukai, 3 = disukai, 4 = biasa, 5 = tidak disukai,
6 = sangat tidak disukai, 7 = amat sangat tidak disukai.
Sumber: Suarni dan Patong (1999).
1
Air
Abu
Komposisi (%)
Protein
0
10
20
30
40
50
: 100
: 90
: 80
: 70
: 60
: 50
7,62
7,46
7,69
7,76
7,82
7,91
0,92
0,99
1,02
1,17
1,21
1,32
13,78
12,75
12,58
11,86
11,78
10,95
74,89
75,68
76,09
76,26
76,69
76,88
0,32
0,61
0,72
0,99
1,02
1,14
Rata-rata
7,71
1,11
12,28
76,08
0,80
Pati
Serat kasar
149
Penyimpanan (bulan)
0
Isiap Dorado
Air (%)
Abu (%)
Protein (%)
Serat kasar (%)
Pati (%)
8,15
1,22
7,76
1,62
73,18
8,31
1,15
7,74
1,60
73,09
8,56
1,19
7,50
1,52
72,98
9,98
1,10
7,07
1,42
69,99
Lokal Jeneponto
Air (%)
Abu (%)
Protein (%)
Serat kasar (%)
Pati (%)
8,15
1,26
7,08
1,78
69,56
8,22
1,19
6,98
1,74
69,23
8,43
1,28
6,39
1,68
68,99
9,70
1,14
6,13
1,55
67,17
DAFTAR PUSTAKA
Ahza, A.B. 1998. Aspek pengetahuan material
dan diversifikasi produk sorgum sebagai
substitutor terigu/pangan alternatif. Dalam
Laporan Lokakarya Sehari Prospek Sorgum
sebagai Bahan Substitusi Terigu. PT. ISM
Bogasari Flour Mills, Jakarta.
Colas, A. 1994. Defining flour quality according
to use. In B. Godon and C. Williem (Eds.).
150
151