KULIAH OPTEK
STAF PENGAJAR
BEDAH TORAKS KARDIOVASKULAR
Prof.Dr.med. Puruhito, SpB(K)TKV Setiono Basuki, SpB(K)TKV Prof.DR. Paul Tahalele, SpB(K)TKV Agung Prasmono, SpB(K)TKV Heru Koesbianto, SpB(K)TKV Heroe Soebroto, SpB(K)TKV
PATOFISIOLOGI
Alat pernafasan normalnya bekerja atas dasar perbedaan tekanan udara (tekanan dalam rongga lebih rendah dari pada tekanan udara luar) udara bergerak masuk kedalam paru-paru, selama menarik nafas.
Bilamana rongga dada terbuka, sebab apapun perbedaan tekanan udara akan hilang, yang dapat menyebabkan paru-paru menjadi tidak berfungsi (collapse).
Terkumpulnya: Udara Cairan Benda2lain didalam rongga dada bahaya dari fungsi jantung dan paru, bahkan menyebabkan paru-paru tidak berfungsi lagi karena benda-benda tersebut memenuhi rongga paru.
Benda2/ zat2 yang mengumpul didalam paru tersebut harus dikeluarkan Mengosongkan rongga dada.
PENGERTIAN
PEMASANGAN DRAINAGE TORAKS TINDAKAN INFASIF DENGAN CARA MEMASUKKAN SELANG ATAU TUBE KEDALAM RONGGA TORAKS MENEMBUS MUSKULUS INTERKOSTALIS.
Menyalirkan zat berupa zat padat, cairan dan gas/ udara dari rongga dada atau mediastinum. Cairan : serous, nanah, darah, gas atau cairan yang lain.
Membuat pengembangan kembali dari paru & memperbaiki fungsi cardiopulmoner, setelah pembedahan, trauma atau sebab lain.
Pneumotoraks lebih 1/3 (daerah yang kolaps kurang 30%) Hematotoraks : Moderat ( 300-800 cc) Severe (lebih 800 cc) Perlu diperhatikan kapan trauma terjadi; dan klinis penderita bagaimana. Chylotoraks Empyema toraks setelah terapi pungsi tidak berhasil/ pus kental Pasca Torakotomi
DRAINAGE TORAKS
Drainage steril dengan satu, dua/ tiga botol Suction Selang transparan
Spuit & jarum steril Lidokain 2 % Betadin & alkohol 70 %
OBAT-OBATAN
ALAT-ALAT STERIL Klem desinfeksi, doek klem Kasa, doek lobang Gunting, pincet Trocar Scapel/ bisturi Beberapa klem Jarum jahit, benang & pemegang jarum Sarung tangan
ALAT-ALAT NON STERIL Bengkok Ember/kom Plester/ hipafyx Gunting plester, perlak & pengalas
PERSIAPAN PASIEN
Beritahu pasien Alat2 didekatkan ke pasien Amati pernafasan & tekanan darah Atur pasien menentukan posisi yang enak Beritahu pasien bila dokter lokal anestesi Anjurkan pasien nafas panjang trocar Selang yang sudah dipasang disambung ke botol drainage yang telah siap Tempat tusukan ditutup kasa steril Drainage difiksasi
DOKTER
Penderita harus dipasang infus life line Jangan tinggalkan penderita setelah pemasangan, perhatikan tanda-tanda vitalnya
Atur posisi duduk 45 derajad Perawatan secara aseptik Pipa-pipa & botol harus rapi Selang harus difiksasi kuat Drainage lancar / tidak milking Kontrol foto toraks Fisioterapi Terapi oksigen Kolaborasi analgetik
PERHATIKAN : 3K 1R
KLINIS KUALITAS CAIRAN KUANTITAS CAIRAN RADIOLOGIS
Klem pipa
Pipa ke Px. Konektor Pipa drainage ke arah sistem WSD / alat
Jaga selang agar tidak tertekuk Botol drainage lebih rendah dari pasien Beri tekanan sesuai advis Letak pipa drainage : Bullau ke arah lateral Monaldi ke arah kontra lateral Cek tekanan dewasa 18 20 cm Anak 8 12 cm Pompa hisapan 100 cm H2O Cara fiksasi drainage Pastikan drainage berfungsi baik Obs produksi drainage Obs tanda vital Obs lokasi tusukan
Dewasa prod < 100 cc/ 24 jam Anak prod < 25 50 cc/ 24 jam klinis suara paru kanan = kiri evaluasi foto toraks 3 K 1R
Paru mengembang
Alat-alat steril Pinset dan gunting Kasa dan sarung tangan 2. Obat-obat yang diperlukan Betadin Alkohol 70 % 3. Alat-alat non steril Klem Perlak & pengalasnya Bengkok Ember/ kom
1.
THORAKOTOMI :
baik dicabut (3K 1R) b. Post Op kedua kriteria di cabut c. Post pneumonektomi hari ke 3 baik dicabut (3K 1R)
Sekret > 200 cc / 24 jam, dipertahankan Bila < 100 cc / 24 jam, klem dicabut (sesuai kriteria 3k 1R) Chylotoraks warna putih seperti susu
* Posisi Px setengah duduk. * Letak alat WSD harus tampak jelas & bebas seluruh panjang pipa harus nampak & transparan. * Cairan / sekret toraks harus dapat jatuh lurus tanpa terjadi belokan oleh tekukan pipa.